Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum 2013 dengan menjelaskan beberapa poin penting seperti:
1) Rasionalisasi perubahan kurikulum berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta permasalahan KTSP 2006;
2) Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dengan mengubah orientasi dari guru ke siswa dan pendekatan dari teori ke praktik;
3) Penguatan proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian ber
2. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
RASIONAL KURIKULUM 2013
PPT - 1.1
3. Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
3
4. Permasalahan Kurikulum 2006
No Permasalahan
1 Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran
dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan
usia anak.
2 Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
3 Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
4 Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5 Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat
lokal, nasional, maupun global.
6 Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
7 Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap,
keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara
berkala.
8 Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan
multi tafsir.
5. Hakekat Kurikulum
5
Kurikulum merupakan rancangan dan proses pendidikan
yang dikembangkan oleh pengembang kurikulum
sebagai jawaban terhadap permasalahan (tantangan)
masa kini dan tantangan kualitas masa depan dari suatu
komunitas, masyarakat, ataupun bangsa.
(Sumber: Prof. Dr. Said Hamid Hasan, 2004)
6. Tantangan Yang Harus Dijawab oleh
Kurikulum 2013
Tantangan Internal :
Terkait dengan: tuntutan pendidikan yang mengacu
kepada 8 Standar Nasional Pendidikan dan terkait
faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif.
Tantangan Eksternal :
Antara lain terkait dengan: tantangan masa depan,
kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi,
serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
6
7. Tantangan Internal
Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi : Standar
Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi,
Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar
Kompetensi Lulusan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif.
7
8. 8
STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah
STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)
STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
STANDAR ISI
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR (PROSES)
PENILAIAN
STANDAR PROSES
(PEMBELAJARAN)
PESERTADIDIK
LULUSAN
KURIKULUM 2013
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar
9. Perkembangan Penduduk sebagai Modal
SDM
Usia Produktif
(2020-2035)
Melimpah
Kompeten
Tidak
Kompeten
Beban
Pembangunan
Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan
Kurikulum
PTK
Sarpras
Pendanaan
Pengelolaan
9
10. Tantangan Eksternal
Tantangan Masa Depan
• Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA
• Masalah lingkungan hidup.
• Kemajuan teknologi informasi.
• Konvergensi ilmu dan teknologi.
• Ekonomi berbasis pengetahuan.
• Kebangkitan industri kreatif dan budaya.
• Pergeseran kekuatan ekonomi dunia.
• Pengaruh dan imbas teknosains.
• Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan.
• Materi TIMSS dan PISA.
10
11. Tantangan Eksternal
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi.
• Kemampuan berpikir jernih dan kritis.
• Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan.
• Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.
• Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda.
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal.
• Memiliki minat luas dalam kehidupan.
• Memiliki kesiapan untuk bekerja.
• Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya.
• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.
11
12. Fenomena Negatif yang Mengemuka
• Perkelahian pelajar
• Narkoba
• Korupsi
• Plagiarisme
• Kecurangan dalam Ujian (Nyontek)
• Gejolak masyarakat (social unrest)
Persepsi Masyarakat
• Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif
• Beban siswa terlalu berat
• Kurang bermuatan karakter
Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi
• Neurologi
• Psikologi
• Observation based [discovery] learning dan Collaborative Learning
Tantangan Eksternal
12
13. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
KBK 2004
KTSP 2006
KURIKULUM
2013
1. Penataan Pola
Pikir dan Tata
Kelola
2. Pendalaman dan
Perluasan Materi
3. Penguatan Proses
4. Penyesuaian Beban
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
1313
14. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
2
Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan
Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan
Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari
Standar Kompetensi Lulusan
melalui Kompetensi Inti yang
bebas mata pelajaran
3
Pemisahan antara mata pelajaran
pembentuk sikap, pembentuk keterampilan,
dan pembentuk pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan,
4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
5
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,
seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat
oleh kompetensi inti (tiap kelas)
14
15. Penyempurnaan Pola Pikir
1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa
2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi
diajarkan)
Perilaku Khas Memberdayakan
Kaidah Keterikatan
8
Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)
Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)
9
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
Menuju
15
16. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11 Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)
Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai dgn
ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)
Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)
13 Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)
Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)
14 Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)
Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari
guru ke siswa)
Pertukaran Pengetahuan (antara
guru dan siswa, siswa dan siswa
lainnya)
Menuju
16
17. Proses Karakteristik Penguatan
Pembelajaran
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
[discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,
pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.
Penilaian
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi.
Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran
mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Langkah Penguatan Proses
17
18. Pelaku Beban Penyelesaian
Guru
Menyusun Silabus.
Disediakan buku pegangan guru
Mencari buku yang sesuai.
Mengajar beberapa mata pelajaran
dengan cara berbeda.
Pendekatan tematik terpadu
menggunakan satu buku untuk
semua mata pelajaran sehingga
dapat selaras dengan
kemampuan Bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge.
Mengajar banyak mata pelajaran.
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran yang lain
sehingga selaras.
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembahasan.
Murid
Mempelajari banyak mapel.
Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda.
Membeli buku. Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.Membeli lembar kerja siswa.
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD
18
19. Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1
SD
SMP
SMA/SMK
PT
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).
1919
21. Model Konsep Kurikulum
Pola Managemen
Kurikulum
Sentralistik
Desentralistik
Dekonsentratif
1. Subyek Akademik
2. Humanistik
3. Rekonstruksi Sosial
4. Kompetensi
Pend. Pribadi
Pend. Klasik
P Interaksional
Teknologi Pdk
Progresif, Romantik
Perenialis, Esensialis
Rekonstruksi Sosial
Progresif, esensialis
22. a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan
dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan
yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat
dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik
agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk
hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme,
essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami
kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran
ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa
pengalaman itu ?
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
23. d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani
perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi
pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran
progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia
masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan
tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini
akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan
masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini
menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
24. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme,
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
mendasari terhadap pengembangan Model
Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat Romantik dan Progresivisme
memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi.
Filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam
pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
25. Kurikulum Subyek Akademik: menekankan bahan ajar
bersumber dari disiplin ilmu, guru sbg ekspert-model,
pembelajaran ekspositori,
Kurikulum Humanistik: menekankan minat, kebutuhan,
kemampuan siswa, guru sbg fasilitator-motivator,
pembelajaran diskaveri-inkuiri,
Kurikulum Rekonstruksi sosial: menekankan masalah
sosial, guru sbg partner belajar, belajar kooperatif,
Kurikulum kompetensi: menekankan kompetensi, keca-
kapan, ketrampilan, guru sbg pengendali belajar, pem-
belajaran aplikatif dibantu media elektronik-non elektron
27. Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban dunia.
27
TUJUAN KURIKULUM 2013
28. Landasan Filosofis.
Pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa,
kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Proses pendidikan mrpk proses pengembangan potensi peserta didik agar
mampu mjd pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Kemempuan itu akan mereka miliki apabila pengetahuan, kemampuan
intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar
untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota
masyarakat, warganegara, dan anggota ummat manusia
Keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus
dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade
dari sekarang.
Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi
Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi
peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan
mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang
produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.
29. Landasan Empiris
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat sejak 2005 perlu
dipertahankan, shg kurikulum harus mampu mendidik generasi muda yang
berjiwa wirausaha, tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri.
Implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan
keterkungkungan peserta didik diruang belajarnya dg kegiatan kurang
menantang, disinyalir menjadi salah satu sebab maraknya tindak
kekerasan dikalangan pelajar.
Banyaknya mata pelajaran disiplin ilmu yang harus dikuasai siswa
khususnya SD telah menyebabkan tingginya beban belajar siswa. Oleh
karena itu kurikulum SD perlu diarahkan kepada 3 peningkatan
kemampuan dasar: baca, tulis, dan hitung, serta pembentukan karakter.
30. Landasan Empiris
Berbagai kasus yg berkaitan dg penyalahgunaan
wewenang, manipulasi termasuk masih adanya
kecurangan UN, mendesak upaya menumbuhkan budaya
jujur dan anti korupsi melalalui kegiatan pembelajaran.
Upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam spt
ketahanan pangan & pemanasan global, juga perlu upaya
membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda
thp lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan
untuk memecahkannya secara kreatif.
31. Landasan Empiris
Hasil studi PISA (Program for International Student
Assessment), yaitu studi yang memfokuskan pada literasi
bacaan, matematika, dan IPA, menunjukkan peringkat
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65
negara.
Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada
ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami
informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan
masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan
masalah dan (4) melakukan investigasi.
Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi
kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan
konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang
diperlukan untuk dapat berperanserta dalam membangun
negara pada masa mendatang.
32. Model Kurikulum 2013
Sama dengan KTSP, menggunakan kerangka model
kurikulum kompetensi.
KTSP (2006) lebih mendasarkan pada aliran filsafat
perenialis dan esensialis yang mengedepankan
penguasaan materi yang bersumber dari disiplin ilmu.
Kurikulum 2013 mendasarkan pada berbagai aliran
filsafat secara eklektik: rekonstruksi sosial, progresif,
perenialis, esensialis.
Sehingga, nama dan isi mata pelajaran pada kurkl 2013
tidak hanya bersumber dari disiplin ilmu
33. Karakteristik Kurikulum 2013
Pola managemen kurikulum 2013 lebih sentralistik,
dimana dokumen kurikulum, silabus, & buku ajar dibuat
oleh pusat, dg harapan guru bisa fokus merancang
pelaksanaan proses pembelajaran dg lebih baik
Ada pengurangan jumlah mata pelajaran, tetapi ada
penambahan jam mengajar, shg memungkinkan guru
untuk meningkatkan proses pembelajaran yang lebih
baik.
Untuk SD/MI kepedulian utama kurikulum adalah
pembentukan sikap.
Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan tematik
integratif dari kelas I - kelas VI
34. Isi kurikulum, yaitu kompetensi dirumuskan dalam kompetensi inti
kelas, dan dirinci lebih lanjut dalam KD Mapel.
Kompetensi Inti mrpk gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
(kognitif & psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik.
Kompetensi Inti mrpk kualitas yg harus dimiliki seorang peserta
didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yg diorganisasikan
dalam proses pembelajaran siswa aktif
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling
terkait yaitu berkenaan dengan: 1) sikap keagamaan, 2) sikap sosial,
3) pengetahuan, dan 4) penerapan pengetahuan
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara
integratif.
Karakteristik Kurikulum 2013
35. Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi
(pengikat) kompetensi dasar.
Kompetensi dasar mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi inti , shg rumusannya tidak hanya
bersumber pada disiplin ilmu, tapi bersifat terbuka.
Penilaian hasil belajar mencakup selurus aspek
kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti
dg pembelajaran remedial untuk memastikan
ketercapaian KKM.
36. KTSP
Pengembangan isi kurikulum dimulai dari penyusunan
Standar ISI (SKL Mapel, SK Mapel, KD Mapel) baru SKL,
Standar Proses, dan Standar Penilaian.
SKL, SK, KD miliknya setiap mata pelajaran, atau SKL jenjang
Sekolah langsung mengacu kepada mata pelajaran.
Kurikulum 2013
• SKL – Standar isi (Kompetensi Inti Kelas & KD Mapel),
Standar Proses, dan Standar Penilaian.
• Semua mata pelajaran berkiblat pada kompetensi inti.
• Kompetensi inti: sikap keagamaan, sikap sosial,
pengetahuan, dan ketrampilan (penerapan
pengetahuan)
37. Standar Isi
Pendekatan dalam Penyusunan SKL
pada KBK 2004 dan KTSP 2006
Mapel 1
SKL Mapel 1
SK-KD Mapel
1
Mapel 2
SKL Mapel 2
SK-KD Mapel
2
Mapel 3
SKL Mapel 3
SK-KD Mapel
3
Mapel n
SKL Mapel n
SK-KD Mapel
n
....
....
....
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Satuan Pendidikan
SK-KD: Standar Kompetensi (Strand/Bidang) dan Kompetensi Dasar 37
38. 38
1
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
KERANGKADASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KTSP 2006
Oleh Satuan Pendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKADASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
KI KELAS& KD MAPEL
(STANDAR ISI)
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN (KTSP)
PANDUAN
GURU
BUKU TEKS
SISWA
KESIAPAN PESERTA DIDIK KEBUTUHAN
Oleh Satuan
Pendidikan
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR ISI (SKL MAPEL, SK MAPEL, KD MAPEL)
KERANGKADASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
STANDAR
PROSES
STANDAR
PENILAIAN
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
PEDOMAN
Kerangka Kerja Penyusunan KBK 2004
Oleh Satuan Pendidikan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
SILABUS
39. STANDAR KOMPTENSI LULUSAN
DOMAIN SD SMP SMA/SMK
SIKAP Menerima+ Menanggapi+ Menghargai+ Menghayati +
Mengamalkan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETRAMPILAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
PENGETAHUAN Mengetahui+ Memahami+ Menerapkan+ Menganalisa+
Mengevaluasi
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, BUDAYA YANGBERWAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
40. STRUKTUR KURIKULUM SD/MI
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4
3 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya
(termasuk muatan lokal)*
4 4 4 6 6 6
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
4 4 4 3 3 3
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
41. Struktur Kurikulum SD
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan
orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif
Kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan
pada aspek afektif dan psikomotor.
Untuk kelas I, II, dan III Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS
didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi
Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri
sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema
yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
Pramuka menjadi ektra kurikuler wajib
42. Organisasi Kompetensi Dasar
dalam Mata Pelajaran di SD
Organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan
melalui pendekatan terintegrasi (integrated
curriculum).
Struktur kurikulum SD lebih sederhana karena jumlah
mata pelajaran berkurang.
Adanya penyederhanaan Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran dengan menghilangkan Kompetensi Dasar
yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antar mata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang
dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan
psikologis peserta didik.
43. KELAS
I II III IV V VI
• Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya.
• Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya.
• Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang dianutnya.
• Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
• Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
• Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
• Memiliki perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru.
• Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru.
• Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru
• Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya serta
cinta tanah air.
• Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya serta
cinta tanah air.
• Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru,
dan tetangganya serta
cinta tanah air.
• Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan
di sekolah
• Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan
di sekolah
• Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan
di sekolah
• Memahami pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di
sekolah dan tempat
bermain
• Memahami pengetahuan
faktual dan konseptual
dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin
tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya
di rumah, di sekolah dan
tempat bermain
• Memahami
pengetahuan faktual
dan konseptual dengan
cara mengamati,
menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat
bermain
• Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
• Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
• Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
• Menyajikan pengetahuan
faktual dan konseptual
dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis,
dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
• Menyajikan
pengetahuan faktual
dan konseptual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan
kritis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
KOMPETENSI INTI SD
43
44. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
PPT - 1.2
46. 46
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi
Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan
(ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu
dalam semua
mata pelajaran
Mata
pelajaran
Mata pelajaran Vokasinal
47. 47
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Struktur
Kurikulum
(Mata pelajaran
dan alokasi
waktu)
(ISI)
• Holistik berbasis
sains (alam,
sosial, dan
budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10 menjadi 6
• Jumlah jam
bertambah 4
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• TIK menjadi media
semua
matapelajaran
• Pengembangan diri
terintegrasi pada
setiap
matapelajaran dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran dari
12 menjadi 10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Perubahan
sistem: ada
matapelajaran
wajib dan ada
matapelajaran
pilihan
• Terjadi
pengurangan
matapelajaran
yang harus
diikuti siswa
• Jumlah jam
bertambah 1
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran
• Penambahan jenis
keahlian
berdasarkan
spektrum
kebutuhan (6
program keahlian,
40 bidang keahlian,
121 kompetensi
keahlian)
• Pengurangan
adaptif dan
normatif,
penambahan
produktif
• produktif
disesuaikan
dengan trend
perkembangan di
Industri
Elemen Perubahan
48. 48
Elemen Perubahan
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Proses
pembelajar-
an
• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah
dan masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
• Tematik dan
terpadu
• IPA dan IPS
masing-
masing
diajarkan
secara
terpadu
• Adanya mata
pelajaran wajib
dan pilihan
sesuai dengan
bakat dan
minatnya
• Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan standar
industri
49. 49
Elemen
Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Penilaian hasil
belajar
• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib)
• UKS
• PMR
• Bahasa Inggris
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
• Pramuka (wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll
Elemen Perubahan
50. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan]
Semua
Jenjang
Mata pelajaran dirancang
berdiri sendiri dan
memiliki kompetensi
dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat
oleh kompetensi inti tiap kelas
Semua
Jenjang
Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain
[sikap dan keterampilan berbahasa}
SD
Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda
Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....
Semua
Jenjang
Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan
terkait dan terpadu satu sama lain [cross
curriculum atau integrated curriculum]
SD
Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya
SD
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
50
51. KTSP 2006 Kurikulum 2013 Ket
Tematik untuk kelas I – III
[belum integratif]
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI SD
TIK adalah mata
pelajaran sendiri
TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain
SMP
Bahasa Indonesia
sebagai pengetahuan
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan
carrier of knowledge
SMP/
SMA/SMK
Untuk SMA, ada
penjurusan sejak kelas XI
Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman
minat
SMA/SMK
SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi
SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang
sama terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
SMA/SMK
Penjurusan di SMK
sangat detil [sampai
keahlian]
Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan
peminatan dan pendalaman
SMA/SMK
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
51
52. Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disusun untuk
memberikan
pengetahuan kepada
siswa
Materi disusun seimbang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2
Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu tentang
materi yang harus
dihafal [siswa diberi
tahu].
Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar
[siswa mencari tahu]
3
Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian
Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan
portofolio.
52
53. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Sosial
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.
2
Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.
3
Diajarkan oleh guru
berbeda (team teaching)
dengan sertifikasi
berdasarkan mata kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan
wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga
siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar
mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara
terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya
53
54. Perubahan pada Ilmu Pengetahuan Alam
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Materi disajikan terpisah antara
Fisika, Kimia, dan Biologi
Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika,
Kimia, Biologi
2 Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar
Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan
benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut.
Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika,
kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil.
3 Materi ilmu bumi dan anta-riksa
masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]
Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan
standar internasional
4 Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan
Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis
dan analitis sesuai dengan standar internasional
5 Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian
Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut
sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam
pada jenjang selanjutnya 54
55. Perubahan pada Matematika
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Langsung masuk ke materi abstrak
Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian
ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan
2
Banyak rumus yang harus dihafal
untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)
Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)
3
Permasalahan matematika selalu
diasosiasikan dengan [direduksi
menjadi] angka
Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa
angka [gambar, grafik, pola, dsb]
4
Tidak membiasakan siswa untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis]
Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
menyelesaikan permasalahan yang diajukan
5
Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur
Membiasakan siswa berfikir algoritmis
6
Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja
Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data,
dan statistik sejak kelas VII serta materi lain sesuai dengan
standar internasional
7 Matematika adalah eksak Mengenalkan konsep pendekatan dan perkiraan 55
56. Perubahan pada Bahasa Indonesia/Inggris
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa
Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan
gagasan dan pengetahuan
2
Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan
Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri
3
Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif
Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis,
dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks
4
Siswa tidak dikenalkan
tentang aturan-aturan teks
yang sesuai dengan
kebutuhan
Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks
(sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)
5
Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam
berbahasa
Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya
dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan
secara spontan 56
57. Perubahan pada
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran
No Implementasi
Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1
Materi disajikan
berdasarkan empat pilar
dengan pembahasan yang
terpisah-pisah
Materi disajikan tidak berdasarkan pada
pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan
tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa
2
Materi disajikan
berdasarkan pasokan yang
ada pada empat pilar
kebangsaan
Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma,
asas, dan aturan)
3
Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai
warga negara yang baik
Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untuk
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara yang
baik
4
Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata
dan sikap keseharian.
57
58. PROSES
PEMBELAJARAN
PROSES PENILAIAN
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing [mengamati]
Questioning [menanya]
Associating [menalar]
Experimenting [mencoba]
Networking [Membentuk jejaring]
Proses yang Mendukung Kreativitas
Pendekatan saintifik dan
kontekstual
penilaian berbasis portofolio
pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
penilaian spontanitas/ekspresif,
dll
Penilaian Otentik
58