SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
TATALAKSANA GANGGUAN
CEMAS
DR IRA SAVITRI TANJUNG,SPKJ (K)
RS MM, BOGOR
PIT IDI BOGOR , 31 OKTOBER 2015
PENDAHULUAN
o Simtom ansietas menjadi bagian dari kehidupan manusia
o Gambaran utama ansietas adalah rasa takut (fear) dan khawatir (worry)  semua
spektrum subtipe gangguan ansietas.
o Rasa takut (fear) dan ansietas sering tertukar
o Rasa takut adalah respons emosi normal terhadap ancaman yang nyata (harimau)
o Ansietas adalah antisipasi terhadap ancaman yang akan datang (tak jelas)
o Rasa takut dikaitkan dengan keterjagaan otonom  penting untuk fight/flight, pikiran
tentang bahaya yang mengancam dan perilaku melarikan diri (menyelamatkan diri)
o Ansietas dikaitkan dengan ketegangan otot, kewaspadaan terhadap bahaya yang akan
datang dan perilaku menghindar
Pendahuluan.
o Ada beberapa keadaan  keberadaan ansietas maladaptif dan merupakan
gangguan psikiatri
o Dinyatakan gangguan bila ketakutan dan kekawatiran sangat berlebihan.
Individu dengan gangguan ansietas estimasinya berlebihan terhadap bahaya
yang mereka takutkan
o Adakalanya derajat ketakutan atau ansietas berkurang karena perilaku
menghindar pervasif
o Amigdala berperan dalam respons rasa takut sedangkan cortico-striato-
thalamo-cortical (CSTC) berperanan dalam simtom khawatir
o Berbagai neurotransmiter terlibat dalam mengatur sirkit yang mendasari
gangguan ansietas tersebut
4
Amigdala Pusat Pengolahan Rasa Takut Amigdala pusat pengolahan rasa takut. Ia
terletak dalam sistem limbik, di dasar
lobus temporal di masing-masing sisi
otak.
Berkembang sempurna pada bulan ke-8
gestasi (sebelum lahir). Amigdala
merupakan korteks pertama kita,
memainkan peranan penting dalam
jaringan yang terlibat dalam pembelajaran
emosi.
Ia berfungsi dalam menilai bahaya, keamanan,
kebiasaan dan penghindaran terhadap
situasi tertentu.
Seseorang dapat mengalami perubahan
fisiologik yang intens akibat ketakutan
Elliot R, dkk. European Journal of Neuroscience 2008; 77: 2213-
2218
Pendahuluan..
oMasing-masing gangguan ansietas bertumpang tindih dengan simtom
gangguan ansietas lainnya
oGangguan ansietas berkmorbid dengan gangguan ansietas lainnya (dua atau
tiga gangguan ansietas bersamaan)
oGangguan ansietas berkomorbid dengan gangguan jiwa lainnya, misalnya
penyalahgunaan zat, ADHD, gangguan nyeri, gangguan tidur
oGangguan ansietas memiliki simtom yang tumpang tindih dengan depresi
(gangguan tidur, gangguan konsentrasi, fatig, simtom keterjagaan/psikomtor)
oPenggunaan pelayanan kesehatan 
oKronik  kematian akibat penyakit kardiovaskular 
oKomorbiditas keluaran klinis dan prognosis buruk
oHendaya psikologik dan sosial 
Epidemiologi
oDitemui pada 9% populasi AS (Reggie et al, 1988)
oPada wanita 19.5% dan pada laki-laki 8% (Robins et al, 1984)
oSekitar 20%–65% pasien dengan gangguan cemas  depresi
oSekitar 95% penderita depresi memiliki paling sedikit satu simtom
cemas; 29% mengalami serangan panik dan 42% gejala somatik
gangguan cemas
oGangguan cemas yang paling sering disertai depresi yaitu gangguan
panik, gangguan cemas menyeluruh dan gangguan cemas sosial
(Fawcett and Kravitz, 1993)
DIAGNOSIS GANGGUAN ANSIETAS (DSM VTM)
o Gangguan Ansietas
Perpisahan
o Mutisme Selektif
o Fobia Spesifik
o Gangguan Ansietas Sosial
o Gangguan Panik
o Agorafobia
American Psychiatric Association, DSM-5TM:189-234
o Gangguan Ansietas
menyeluruh
o Gangguan Ansietas Diinduksi
Zat atau medikasi (obat)
o Gangguan Ansietas Akibat
Kondisi Medik Lain
o Gangguan Ansietas Spesifik
Lain
o Gangguan Ansietas Tak
Spesifik
Spectrum Of Anxiety Disorders (DSM IV)
Specific
Phobia
Social
Anxiety
Disorder
OCD PTSDGADPanic
Disorder
Panic Disorder
with
Agoraphobia
Panic Disorder
without
Agoraphobia
Agoraphobia
without Panic
Disorder
Substance-
induced
Anxiety
Disorder
Anxiety
Disorder not
otherwise
specified
Anxiety
Disorder due
to general
medical
condition
Acute Stress
SIMPTOM GANGGUAN ANSIETAS
ANSIETAS
(TAKUT /
FEAR)
KHAWATIR
FATIG
Ketegangan /
Psikomotor
TIDUR
SERANGAN
PANIK
KONSENTRASI
PENGHINDARAN FOBIK
KOMPULSI
KETEGANGAN
OTOT
Gg Ansietas yg berkomorbit dg Gg
Ansietas lain
11
Fatig
Psiko
motor
Rasa
bersalah
/tak
berguna
selera/ berat
badan
Bunuh
diri
Tidur
Konsentra
si
Fatig
Keterjag
aan
Serangan
panik
penghin
daran
fobik
kompul
si
Ketegang
an otot
tidur
konsentra
si
GAM
GP
FS
GOK
PTSD
2 atau 3 Gangguan Ansietas
Koen N, dkk. Dialogues Clin Neurosci. 2011; 13 (4):423-437
Gangguan Ansietas Berkomorbid Dengan Gangguan Jiwa
Lainnya
12
Fatig
Psiko
motor
Rasa
bersalah
/tak
berguna
selera/ berat
badan
Bunuh
diri
Tidur
Konsentra
si
Fatig
Keterjag
aan
Serangan
panik
penghin
daran
fobik
kompul
si
Ketegang
an otot
tidur
konsentra
si
ADHD
GB
Gangguan
ansietas
Gangguan
Depresi
Penyalah
gunaan
Zat
Memperberat Gangguan Ansietas
Koen N, dkk. Dialogues Clin Neurosci. 2011; 13 (4):423-437
Gangguan
nyeri
Komorbiditas Depresi Mayor dan Gangguan
Ansietas
Kondisi Medik Umum/Obat Dikaitkan
dengan Gangguan Cemas Menyeluruh
Endokrin
• Hipertiroid
• Hiperparatiroid
• Hipoparatiroid
• Hipoglikemia
• Sinrom Cushing
Obat-obatan
• Agonis adrenergik
• Kafein: toksik/putus zat
• Bronkodilator
• Kortikosteroid
• Suplemen tiroid
• Antihipertensi
• Digoksin
• SSRIs (terutama fluoksetin)
• Alkohol dan putus sedatif
Neurologi
• Kejang parsial
kompleks
• Tumor intrakranial
• Stroke
• Iskemia serebri
Peran Neurotransmiter
oNoradrenergik berperan pada gangguan cemas
oSSRI merupakan antipanik potensial  serotonin berperan dalam
gangguan cemas
oSerotonin mempengaruhi sistem GABA rafe nukleus dan media di
batang otak, serotonin dan noradrenergik memiliki interkoneksi
kompleks di LC. Fakta ini, efikasi SSRI pada gangguan cemas
mendukung hipotesis bahwa disfungsi serotonin merupkanan
patologi utama pada gangguan cemas (Bell and Nutt, 1998).
16 Jakarta, 03 Mai 2008
Ketidakseimbangan Biogenik Amin
TERAPI ANSIETAS
 Terapi Suportif
 Relaksasi
 Psikoedukasi
 Cognitive Behavioral Therapy
 Psikofarmaka
18 Jakarta, 03 Mai 2008
Prinsip Umum
Terapi Farmakologik
◦ Ketidakseimbangan neurokimia dapat diperbaiki dengan obat-obat yang
mempengaruhi neurokimia tsb
◦ Karena simtom, sirkit, neurotransmiter yang terkait dengan gangguan
ansietas bertumpang tindih dengan GDM  obat antidepresan terbukti
efektif untuk GA
◦ Obat perlu agar pasien dapat berpartisipasi dalam psikoterapi
(farmakoterapi + psikoterapi  efekterapeutik )
◦ Penggunaan obat  beberapa efek samping dapat terlihat
◦ Hati-hati pada kondisi medik
◦ Pertimbangkan pada kehamilan
19 Jakarta, 03 Mai 2008
Benzodiazepin
Obat psikiatri paling banyak diresepkan
Alprazolam (XANAX®)  BZ pertama disetujui FDA (AS) untuk
gangguan panik (GP)  1981
Alprazolam  31 juta resep di AS, tahun 2001
Tahun 1990  tempatnya digantikan oleh SSRIs
BZ efektif untuk pengobatan cemas
BZ
BZ menyebakan;
• Sedasi
• Mengganggu atensi, psikomotor, kognitif, memori
• Dikaitkan dengan agresi
• Tidak mengobati komorbiditas (depresi)
Penggunaan jangka panjang menyebabkan:
• Ketergantungan fisik
• Eskalasi dosis
• Adanya gejala putus zat
Tingginya angka kekambuhan pada enam bulan setelah diskotinu
Berpotensi disalahgunakan (rekreasi)
21 Jakarta, 03 Mai 2008
SSRIs
SSRIs  pilihan pertama untuk gangguan cemas
SSRIs  lebih aman dan ditoleransi lebih baik : TCA
efektif untuk berbagai gangguan cemas (GP, GCM, GOK, PTSD)
Tidak ada efek ketergantungan, putus obat, interaksi alkohol, kecenderungan
disalahgunakan
Penggunaan BZ  berkurang dari 11,1% -8,3%
BZ sering digunakan sebagai terapi tambahan pada SSRIs
Efektif pada berbagai gangguan cemas
22 Jakarta, 03 Mai 2008
SSRI
Meningkatkan serotonin
Serotonin  proyeksi ke amigdala (cemas )
Menghentikannya lebih mudah
Fluoxetine, sertraline , paroxetine, fluvoxamine, dll
Dapat digabung dengan BZ
Jenis – Jenis SSRI
MOIs
• Effexor XR®
(venlafaxine)
• Cymbalta®
(duloxetine)
Lain-lainSSRIs:TCAs
Zoloft Product Training
Jenis SSRI Dosis (mg/hari) Nama Dagang
Fluoksetin 5-60 Prozac 
Sertralin 25-100 Zoloft®
Paroksetin 20-40 Xeroxat®
Fluvoksamin 50-300 Luvox
Escitalopram 10-20 Cipralex®
11/6/2015 23
Gangguan Panik
NON FARMAKOTERAPI
Diam ditempat sampai
serangan panic berlalu
Rileks, latihan pernafasan
Identifikasi rasa takut
selama serangan
Diskusikan cara menghadapi
rasa takut “saya tidak
mengalami serangan jantung,
hanya panic , akan berlalu”
FARMAKOTERAPI
◦ Alprazolam  (kisaran dosis 1-10
mg/hari)
◦ Perbaikan terlihat pada minggu I
(serangan panik, ketakutan dan
penghindaran fobik, cemas antisipatori,
disabilitas)
◦ Kedudukannya diganti oleh SSRIs
◦ Awali dengan kedua obat (SSRI dan BZ),
setelah 6 minggu hentikan BZ  SSRI
monoterapi
◦ BZ  klonazepam & alprazolam
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
NON FARMAKOTERAPI
 CBT
 Relaksasi
FARMAKOTERAPI
Antidepresan terbukti efektif untuk mengatasi GCM
Antidepresannya yaitu SSRI dan SNRI
Pada RCT dilaporkan beberapa BDZ efektif pada GAM:
Diazepam ,Klorazepat , Klobazam ,Alprazolam ,
Lorazepam  Cepat, aman pada dosis besar dan
memerbaiki tidur dengan cepat
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
antidepresan efektifitasnya sebanding dengan atau
lebih baik dari BDZ
FOBIA SOSIAL
NON FARMAKOTERAPI
CBT: memodifikasi bias dari
pemrosesan informasi dan beliefs
yang disfungsi
‘Self-soothing techniques’: Self
affirmation: belajar berkata pada
diri sendiri untuk menenangkan diri
akan sangat efektif
Baik untuk sesekali di luar zona
nyaman kita. Akan memberi bahan
bakar dalam kehidupan kita
Mau mengambil risiko untuk
melakukan hal-hal baru
FARMAKOTERAPI
◦Penelitian 12 minggu: 69% fenelzin,
38% alprazolam, 20% plasebo 
berespons
◦Efikasi alprazolam terbatas
◦Pada minggu 10, 78% klonazepam &
20% plasebo  berespons (dosis 2-4
mg/hari)
◦Kebanyakan klinikus menggunakan
SSRIs sebagai pilihan utama
GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
NON FARMAKOTERAPI
 RELAKSASI
 TERAPI PERILAKU
FARMAKOTERAPI
◦ BZ  tidak efektif (klonazepam ?)
◦ Klomipramin, fluvoxamine, fluoxetine,
paroxetine, and sertraline  efektif
◦ Dosis harus besar (klomipramin 250 mg;
fluvoxamine 300 mg; fluoxetine 80 mg;
paroxetine 60 mg; sertralinee 200 mg atau
>>)
◦ Kombinasi SSRI dengan dosis rendah
antipsikotika lebih baik
Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)
NON FARMAKOTERAPI
 Memberikan dukungan, dorongan
untuk mendiskusikan pristiwa tsb
 Psikoedukasi
 Relaksasi
 Terapi perilaku
FARMAKOTERAPI
◦ SSRI  efektivitasnya 
◦ Imipramine  efektif untuk pikiran intrusif
◦ Alprazolam mempunyai efek sedang terhadap
cemas
◦ Fluvoxamine and sertraline mengurangi
keterjagaan , intrusi, dan explosiveness
◦ Propranolol dapat digunakan sebagai tambahan
pada SSRI dengan mimpi buruk dan flashback
◦ SSRI sebagai terapi lini pertama
06/11/2015 29
• Tekniknya bervariasi
• latihan relaksasi,
restrukturisasi kognitif
• Terapi keterpajanan
• Formatnya terstruktur, 12-16
sesi
PR di antara sesi
• Membaca materi edukasi
• Mencatat dan memantau
pikiran dan perilakunya
• Latihan relaksasi
Latihan relaksasi
Nafas di perut, lambat, ritmik,
8-10x/menit
•  simtom keterjagaan fisiologi
•  ansietas antisipatori dan
perilaku menghindar
• memperbaiki kebiasaan
terhadap ansietas selama
keterpaparan
• Meningkatkan kemampuan
pengolahan informasi
Hiperventilasi  SP (50%-80%).
Cognitive Behavioral Treatment
30 Jakarta, 03 Mai 2008
Simpulan
Gangguan jiwa yang sering ditemui
Ditemui pada sekitar 9% populasi AS (Reggie et al, 1988)
19.5% pada wanita dan 8% pada laki-laki (Robins et al, 1984)
Depresi sering bersamaan dengan gangguan cemas
20%–65% penderita gangguan cemas  depresi
Pemberian farmakoterapi dan psikoterapi  efek terapeutik
SSRIs  pilihan pertama untuk gangguan cemas
Hati-hati dalam penggunaan golongan BZ
Gangguan Ansietas

More Related Content

What's hot

Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariakristanto djuwahir
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoidfikri asyura
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusAULIA SHARA
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikAulia Amani
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxaditya romadhon
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 

What's hot (20)

Shock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi CairanShock dan Resusitasi Cairan
Shock dan Resusitasi Cairan
 
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinariaAnatomi & fisiologi sistem urinaria
Anatomi & fisiologi sistem urinaria
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Skizofrenia
Skizofrenia Skizofrenia
Skizofrenia
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Cara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infusCara menghitung pemberian cairan infus
Cara menghitung pemberian cairan infus
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 

Viewers also liked (9)

Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
 
Anxiety Disorders
Anxiety DisordersAnxiety Disorders
Anxiety Disorders
 
Kp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmakaKp 3.1.35 psikofarmaka
Kp 3.1.35 psikofarmaka
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)
 
Anxiety disorders DSM-5
Anxiety disorders DSM-5Anxiety disorders DSM-5
Anxiety disorders DSM-5
 
Anxiety disorder
Anxiety disorderAnxiety disorder
Anxiety disorder
 
Anxiety: causes, symptoms and treatments
Anxiety: causes, symptoms and treatmentsAnxiety: causes, symptoms and treatments
Anxiety: causes, symptoms and treatments
 
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
Anxiety Disorder: Symptoms, Diagnostic Criteria N Treatment
 
Pathophysiology presentation
Pathophysiology presentationPathophysiology presentation
Pathophysiology presentation
 

Similar to Gangguan Ansietas

Similar to Gangguan Ansietas (20)

Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
Anxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder pptAnxiety Disorder ppt
Anxiety Disorder ppt
 
Anxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.pptAnxiety-Disorder.ppt
Anxiety-Disorder.ppt
 
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasiGangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
 
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptxPPT PATOLOGI SSP 3.pptx
PPT PATOLOGI SSP 3.pptx
 
Emergency psichiatri
Emergency psichiatriEmergency psichiatri
Emergency psichiatri
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
Makalah psikofarmaka
Makalah psikofarmakaMakalah psikofarmaka
Makalah psikofarmaka
 
Ptsd.pptx ptsd
Ptsd.pptx ptsdPtsd.pptx ptsd
Ptsd.pptx ptsd
 
SIstem Saraf Pusat II
SIstem Saraf Pusat IISIstem Saraf Pusat II
SIstem Saraf Pusat II
 
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptxINSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
INSOMNIA READY BANGET SALIM 2.pptx
 
Psikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotikPsikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotik
 
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.pptBeberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
Beberapa Jenis-Gangguan Jiwa Dan Tata-tata Laksananya.ppt
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth
 
Mengenal anxiety { ansietas} (kecemasan)
Mengenal anxiety { ansietas}  (kecemasan)Mengenal anxiety { ansietas}  (kecemasan)
Mengenal anxiety { ansietas} (kecemasan)
 
konsep DEpresi
konsep DEpresikonsep DEpresi
konsep DEpresi
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Suharti Wairagya

Management of NSAID gastropathy
Management of NSAID gastropathyManagement of NSAID gastropathy
Management of NSAID gastropathySuharti Wairagya
 
Penanganan Neurointervensi pada kasus kasus Stroke
Penanganan Neurointervensipada kasus kasus StrokePenanganan Neurointervensipada kasus kasus Stroke
Penanganan Neurointervensi pada kasus kasus StrokeSuharti Wairagya
 
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World Data
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World DataAchieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World Data
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World DataSuharti Wairagya
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...Suharti Wairagya
 
Pencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderPencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderSuharti Wairagya
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidSuharti Wairagya
 
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANPERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANSuharti Wairagya
 
Micro and Macrovascular Disorder the Role of Lumbrokinase
Micro and Macrovascular Disorder the Role of LumbrokinaseMicro and Macrovascular Disorder the Role of Lumbrokinase
Micro and Macrovascular Disorder the Role of LumbrokinaseSuharti Wairagya
 
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaPemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaSuharti Wairagya
 
Atrial Fibrillation Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatment
Atrial Fibrillation  Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatmentAtrial Fibrillation  Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatment
Atrial Fibrillation Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatmentSuharti Wairagya
 
Controversy: the role of immunomodulator in allergic case
Controversy: the role of immunomodulator in allergic caseControversy: the role of immunomodulator in allergic case
Controversy: the role of immunomodulator in allergic caseSuharti Wairagya
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikSuharti Wairagya
 
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpSDementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpSSuharti Wairagya
 
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option Dr olly tr...
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option  Dr olly tr...Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option  Dr olly tr...
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option Dr olly tr...Suharti Wairagya
 
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL FOR MANAGING CV RISK by dr hendro
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL          FOR MANAGING CV RISK by dr hendroTHE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL          FOR MANAGING CV RISK by dr hendro
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL FOR MANAGING CV RISK by dr hendroSuharti Wairagya
 

More from Suharti Wairagya (20)

Management of NSAID gastropathy
Management of NSAID gastropathyManagement of NSAID gastropathy
Management of NSAID gastropathy
 
Penanganan Neurointervensi pada kasus kasus Stroke
Penanganan Neurointervensipada kasus kasus StrokePenanganan Neurointervensipada kasus kasus Stroke
Penanganan Neurointervensi pada kasus kasus Stroke
 
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World Data
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World DataAchieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World Data
Achieving Blood Pressure Goal: From Clinical Trial into Real-World Data
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...
Achieving Treatment Outcome With DPP4i for Diabetic Patient "Efficacy Beyond ...
 
Pencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunderPencegahan stroke sekunder
Pencegahan stroke sekunder
 
Tata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haidTata laksana praktis gangguan haid
Tata laksana praktis gangguan haid
 
Pain management
Pain managementPain management
Pain management
 
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERANPERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
PERAN MKEK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
 
Micro and Macrovascular Disorder the Role of Lumbrokinase
Micro and Macrovascular Disorder the Role of LumbrokinaseMicro and Macrovascular Disorder the Role of Lumbrokinase
Micro and Macrovascular Disorder the Role of Lumbrokinase
 
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana InsomniaPemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
Pemilihan Benzodiazepin dalam Tata laksana Insomnia
 
Atrial Fibrillation Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatment
Atrial Fibrillation  Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatmentAtrial Fibrillation  Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatment
Atrial Fibrillation Epidemiology, pathogenesis, diagnosis and treatment
 
Penatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan LukaPenatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan Luka
 
Controversy: the role of immunomodulator in allergic case
Controversy: the role of immunomodulator in allergic caseControversy: the role of immunomodulator in allergic case
Controversy: the role of immunomodulator in allergic case
 
Manajemen Luka Bakar
Manajemen Luka BakarManajemen Luka Bakar
Manajemen Luka Bakar
 
Neuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetikNeuropati perifer non diabetik
Neuropati perifer non diabetik
 
Aterosclerosis
AterosclerosisAterosclerosis
Aterosclerosis
 
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpSDementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
Dementia alzheimer by dr Banon Suko, SpS
 
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option Dr olly tr...
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option  Dr olly tr...Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option  Dr olly tr...
Early Treatment to Manage Hyperglycemia: Do We Have Enough Option Dr olly tr...
 
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL FOR MANAGING CV RISK by dr hendro
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL          FOR MANAGING CV RISK by dr hendroTHE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL          FOR MANAGING CV RISK by dr hendro
THE IMPORTANCE OF 24-HOUR BP CONTROL FOR MANAGING CV RISK by dr hendro
 

Recently uploaded

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (19)

SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

Gangguan Ansietas

  • 1. TATALAKSANA GANGGUAN CEMAS DR IRA SAVITRI TANJUNG,SPKJ (K) RS MM, BOGOR PIT IDI BOGOR , 31 OKTOBER 2015
  • 2. PENDAHULUAN o Simtom ansietas menjadi bagian dari kehidupan manusia o Gambaran utama ansietas adalah rasa takut (fear) dan khawatir (worry)  semua spektrum subtipe gangguan ansietas. o Rasa takut (fear) dan ansietas sering tertukar o Rasa takut adalah respons emosi normal terhadap ancaman yang nyata (harimau) o Ansietas adalah antisipasi terhadap ancaman yang akan datang (tak jelas) o Rasa takut dikaitkan dengan keterjagaan otonom  penting untuk fight/flight, pikiran tentang bahaya yang mengancam dan perilaku melarikan diri (menyelamatkan diri) o Ansietas dikaitkan dengan ketegangan otot, kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang dan perilaku menghindar
  • 3. Pendahuluan. o Ada beberapa keadaan  keberadaan ansietas maladaptif dan merupakan gangguan psikiatri o Dinyatakan gangguan bila ketakutan dan kekawatiran sangat berlebihan. Individu dengan gangguan ansietas estimasinya berlebihan terhadap bahaya yang mereka takutkan o Adakalanya derajat ketakutan atau ansietas berkurang karena perilaku menghindar pervasif o Amigdala berperan dalam respons rasa takut sedangkan cortico-striato- thalamo-cortical (CSTC) berperanan dalam simtom khawatir o Berbagai neurotransmiter terlibat dalam mengatur sirkit yang mendasari gangguan ansietas tersebut
  • 4. 4 Amigdala Pusat Pengolahan Rasa Takut Amigdala pusat pengolahan rasa takut. Ia terletak dalam sistem limbik, di dasar lobus temporal di masing-masing sisi otak. Berkembang sempurna pada bulan ke-8 gestasi (sebelum lahir). Amigdala merupakan korteks pertama kita, memainkan peranan penting dalam jaringan yang terlibat dalam pembelajaran emosi. Ia berfungsi dalam menilai bahaya, keamanan, kebiasaan dan penghindaran terhadap situasi tertentu. Seseorang dapat mengalami perubahan fisiologik yang intens akibat ketakutan Elliot R, dkk. European Journal of Neuroscience 2008; 77: 2213- 2218
  • 5. Pendahuluan.. oMasing-masing gangguan ansietas bertumpang tindih dengan simtom gangguan ansietas lainnya oGangguan ansietas berkmorbid dengan gangguan ansietas lainnya (dua atau tiga gangguan ansietas bersamaan) oGangguan ansietas berkomorbid dengan gangguan jiwa lainnya, misalnya penyalahgunaan zat, ADHD, gangguan nyeri, gangguan tidur oGangguan ansietas memiliki simtom yang tumpang tindih dengan depresi (gangguan tidur, gangguan konsentrasi, fatig, simtom keterjagaan/psikomtor) oPenggunaan pelayanan kesehatan  oKronik  kematian akibat penyakit kardiovaskular  oKomorbiditas keluaran klinis dan prognosis buruk oHendaya psikologik dan sosial 
  • 6. Epidemiologi oDitemui pada 9% populasi AS (Reggie et al, 1988) oPada wanita 19.5% dan pada laki-laki 8% (Robins et al, 1984) oSekitar 20%–65% pasien dengan gangguan cemas  depresi oSekitar 95% penderita depresi memiliki paling sedikit satu simtom cemas; 29% mengalami serangan panik dan 42% gejala somatik gangguan cemas oGangguan cemas yang paling sering disertai depresi yaitu gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh dan gangguan cemas sosial (Fawcett and Kravitz, 1993)
  • 7. DIAGNOSIS GANGGUAN ANSIETAS (DSM VTM) o Gangguan Ansietas Perpisahan o Mutisme Selektif o Fobia Spesifik o Gangguan Ansietas Sosial o Gangguan Panik o Agorafobia American Psychiatric Association, DSM-5TM:189-234 o Gangguan Ansietas menyeluruh o Gangguan Ansietas Diinduksi Zat atau medikasi (obat) o Gangguan Ansietas Akibat Kondisi Medik Lain o Gangguan Ansietas Spesifik Lain o Gangguan Ansietas Tak Spesifik
  • 8. Spectrum Of Anxiety Disorders (DSM IV) Specific Phobia Social Anxiety Disorder OCD PTSDGADPanic Disorder Panic Disorder with Agoraphobia Panic Disorder without Agoraphobia Agoraphobia without Panic Disorder Substance- induced Anxiety Disorder Anxiety Disorder not otherwise specified Anxiety Disorder due to general medical condition Acute Stress
  • 9. SIMPTOM GANGGUAN ANSIETAS ANSIETAS (TAKUT / FEAR) KHAWATIR FATIG Ketegangan / Psikomotor TIDUR SERANGAN PANIK KONSENTRASI PENGHINDARAN FOBIK KOMPULSI KETEGANGAN OTOT
  • 10. Gg Ansietas yg berkomorbit dg Gg Ansietas lain 11 Fatig Psiko motor Rasa bersalah /tak berguna selera/ berat badan Bunuh diri Tidur Konsentra si Fatig Keterjag aan Serangan panik penghin daran fobik kompul si Ketegang an otot tidur konsentra si GAM GP FS GOK PTSD 2 atau 3 Gangguan Ansietas Koen N, dkk. Dialogues Clin Neurosci. 2011; 13 (4):423-437
  • 11. Gangguan Ansietas Berkomorbid Dengan Gangguan Jiwa Lainnya 12 Fatig Psiko motor Rasa bersalah /tak berguna selera/ berat badan Bunuh diri Tidur Konsentra si Fatig Keterjag aan Serangan panik penghin daran fobik kompul si Ketegang an otot tidur konsentra si ADHD GB Gangguan ansietas Gangguan Depresi Penyalah gunaan Zat Memperberat Gangguan Ansietas Koen N, dkk. Dialogues Clin Neurosci. 2011; 13 (4):423-437 Gangguan nyeri
  • 12. Komorbiditas Depresi Mayor dan Gangguan Ansietas
  • 13. Kondisi Medik Umum/Obat Dikaitkan dengan Gangguan Cemas Menyeluruh Endokrin • Hipertiroid • Hiperparatiroid • Hipoparatiroid • Hipoglikemia • Sinrom Cushing Obat-obatan • Agonis adrenergik • Kafein: toksik/putus zat • Bronkodilator • Kortikosteroid • Suplemen tiroid • Antihipertensi • Digoksin • SSRIs (terutama fluoksetin) • Alkohol dan putus sedatif Neurologi • Kejang parsial kompleks • Tumor intrakranial • Stroke • Iskemia serebri
  • 14. Peran Neurotransmiter oNoradrenergik berperan pada gangguan cemas oSSRI merupakan antipanik potensial  serotonin berperan dalam gangguan cemas oSerotonin mempengaruhi sistem GABA rafe nukleus dan media di batang otak, serotonin dan noradrenergik memiliki interkoneksi kompleks di LC. Fakta ini, efikasi SSRI pada gangguan cemas mendukung hipotesis bahwa disfungsi serotonin merupkanan patologi utama pada gangguan cemas (Bell and Nutt, 1998).
  • 15. 16 Jakarta, 03 Mai 2008 Ketidakseimbangan Biogenik Amin
  • 16. TERAPI ANSIETAS  Terapi Suportif  Relaksasi  Psikoedukasi  Cognitive Behavioral Therapy  Psikofarmaka
  • 17. 18 Jakarta, 03 Mai 2008 Prinsip Umum Terapi Farmakologik ◦ Ketidakseimbangan neurokimia dapat diperbaiki dengan obat-obat yang mempengaruhi neurokimia tsb ◦ Karena simtom, sirkit, neurotransmiter yang terkait dengan gangguan ansietas bertumpang tindih dengan GDM  obat antidepresan terbukti efektif untuk GA ◦ Obat perlu agar pasien dapat berpartisipasi dalam psikoterapi (farmakoterapi + psikoterapi  efekterapeutik ) ◦ Penggunaan obat  beberapa efek samping dapat terlihat ◦ Hati-hati pada kondisi medik ◦ Pertimbangkan pada kehamilan
  • 18. 19 Jakarta, 03 Mai 2008 Benzodiazepin Obat psikiatri paling banyak diresepkan Alprazolam (XANAX®)  BZ pertama disetujui FDA (AS) untuk gangguan panik (GP)  1981 Alprazolam  31 juta resep di AS, tahun 2001 Tahun 1990  tempatnya digantikan oleh SSRIs BZ efektif untuk pengobatan cemas
  • 19. BZ BZ menyebakan; • Sedasi • Mengganggu atensi, psikomotor, kognitif, memori • Dikaitkan dengan agresi • Tidak mengobati komorbiditas (depresi) Penggunaan jangka panjang menyebabkan: • Ketergantungan fisik • Eskalasi dosis • Adanya gejala putus zat Tingginya angka kekambuhan pada enam bulan setelah diskotinu Berpotensi disalahgunakan (rekreasi)
  • 20. 21 Jakarta, 03 Mai 2008 SSRIs SSRIs  pilihan pertama untuk gangguan cemas SSRIs  lebih aman dan ditoleransi lebih baik : TCA efektif untuk berbagai gangguan cemas (GP, GCM, GOK, PTSD) Tidak ada efek ketergantungan, putus obat, interaksi alkohol, kecenderungan disalahgunakan Penggunaan BZ  berkurang dari 11,1% -8,3% BZ sering digunakan sebagai terapi tambahan pada SSRIs Efektif pada berbagai gangguan cemas
  • 21. 22 Jakarta, 03 Mai 2008 SSRI Meningkatkan serotonin Serotonin  proyeksi ke amigdala (cemas ) Menghentikannya lebih mudah Fluoxetine, sertraline , paroxetine, fluvoxamine, dll Dapat digabung dengan BZ
  • 22. Jenis – Jenis SSRI MOIs • Effexor XR® (venlafaxine) • Cymbalta® (duloxetine) Lain-lainSSRIs:TCAs Zoloft Product Training Jenis SSRI Dosis (mg/hari) Nama Dagang Fluoksetin 5-60 Prozac  Sertralin 25-100 Zoloft® Paroksetin 20-40 Xeroxat® Fluvoksamin 50-300 Luvox Escitalopram 10-20 Cipralex® 11/6/2015 23
  • 23. Gangguan Panik NON FARMAKOTERAPI Diam ditempat sampai serangan panic berlalu Rileks, latihan pernafasan Identifikasi rasa takut selama serangan Diskusikan cara menghadapi rasa takut “saya tidak mengalami serangan jantung, hanya panic , akan berlalu” FARMAKOTERAPI ◦ Alprazolam  (kisaran dosis 1-10 mg/hari) ◦ Perbaikan terlihat pada minggu I (serangan panik, ketakutan dan penghindaran fobik, cemas antisipatori, disabilitas) ◦ Kedudukannya diganti oleh SSRIs ◦ Awali dengan kedua obat (SSRI dan BZ), setelah 6 minggu hentikan BZ  SSRI monoterapi ◦ BZ  klonazepam & alprazolam
  • 24. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH NON FARMAKOTERAPI  CBT  Relaksasi FARMAKOTERAPI Antidepresan terbukti efektif untuk mengatasi GCM Antidepresannya yaitu SSRI dan SNRI Pada RCT dilaporkan beberapa BDZ efektif pada GAM: Diazepam ,Klorazepat , Klobazam ,Alprazolam , Lorazepam  Cepat, aman pada dosis besar dan memerbaiki tidur dengan cepat • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antidepresan efektifitasnya sebanding dengan atau lebih baik dari BDZ
  • 25. FOBIA SOSIAL NON FARMAKOTERAPI CBT: memodifikasi bias dari pemrosesan informasi dan beliefs yang disfungsi ‘Self-soothing techniques’: Self affirmation: belajar berkata pada diri sendiri untuk menenangkan diri akan sangat efektif Baik untuk sesekali di luar zona nyaman kita. Akan memberi bahan bakar dalam kehidupan kita Mau mengambil risiko untuk melakukan hal-hal baru FARMAKOTERAPI ◦Penelitian 12 minggu: 69% fenelzin, 38% alprazolam, 20% plasebo  berespons ◦Efikasi alprazolam terbatas ◦Pada minggu 10, 78% klonazepam & 20% plasebo  berespons (dosis 2-4 mg/hari) ◦Kebanyakan klinikus menggunakan SSRIs sebagai pilihan utama
  • 26. GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF NON FARMAKOTERAPI  RELAKSASI  TERAPI PERILAKU FARMAKOTERAPI ◦ BZ  tidak efektif (klonazepam ?) ◦ Klomipramin, fluvoxamine, fluoxetine, paroxetine, and sertraline  efektif ◦ Dosis harus besar (klomipramin 250 mg; fluvoxamine 300 mg; fluoxetine 80 mg; paroxetine 60 mg; sertralinee 200 mg atau >>) ◦ Kombinasi SSRI dengan dosis rendah antipsikotika lebih baik
  • 27. Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) NON FARMAKOTERAPI  Memberikan dukungan, dorongan untuk mendiskusikan pristiwa tsb  Psikoedukasi  Relaksasi  Terapi perilaku FARMAKOTERAPI ◦ SSRI  efektivitasnya  ◦ Imipramine  efektif untuk pikiran intrusif ◦ Alprazolam mempunyai efek sedang terhadap cemas ◦ Fluvoxamine and sertraline mengurangi keterjagaan , intrusi, dan explosiveness ◦ Propranolol dapat digunakan sebagai tambahan pada SSRI dengan mimpi buruk dan flashback ◦ SSRI sebagai terapi lini pertama
  • 28. 06/11/2015 29 • Tekniknya bervariasi • latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif • Terapi keterpajanan • Formatnya terstruktur, 12-16 sesi PR di antara sesi • Membaca materi edukasi • Mencatat dan memantau pikiran dan perilakunya • Latihan relaksasi Latihan relaksasi Nafas di perut, lambat, ritmik, 8-10x/menit •  simtom keterjagaan fisiologi •  ansietas antisipatori dan perilaku menghindar • memperbaiki kebiasaan terhadap ansietas selama keterpaparan • Meningkatkan kemampuan pengolahan informasi Hiperventilasi  SP (50%-80%). Cognitive Behavioral Treatment
  • 29. 30 Jakarta, 03 Mai 2008 Simpulan Gangguan jiwa yang sering ditemui Ditemui pada sekitar 9% populasi AS (Reggie et al, 1988) 19.5% pada wanita dan 8% pada laki-laki (Robins et al, 1984) Depresi sering bersamaan dengan gangguan cemas 20%–65% penderita gangguan cemas  depresi Pemberian farmakoterapi dan psikoterapi  efek terapeutik SSRIs  pilihan pertama untuk gangguan cemas Hati-hati dalam penggunaan golongan BZ