SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
ANXIETY DISORDER
(From The Textbook: “THE MEDICAL BASIS OF PSYCHIATRY
THIRD EDITION”)
ABSTRAK
KECEMASAN
melibatkan beberapa DAERAH
OTAK (amigdala, lokus seruleus,
dan korteks frontal) dan
beberapa TRANSMITER OTAK
yang mengatur tingkat
keparahan kecemasan (asam
gamma aminobutyric, serotonin,
dan dopamin, serta
neuropeptida, termasuk
corticotrophin-releasing
hormone, substansi P,
neuropeptida Y, cholecystokinin,
dan vasopresin)
VARIABEL PREDISPOSISI meliputi faktor-faktor genetik, trauma
emosional, dan faktor lain yang dimediasi secara psikologis.
JENIS GANGGUAN KECEMASAN
I. GANGGUAN PANIK DAN FOBIA
II. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
III. FOBIA SPESIFIK DAN SOSIAL
IV. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
1. Pendahuluan
• Gangguan kecemasan menjadi serius dikaitkan
dengan:
1. MORBIDITAS (misalnya: PTSD)
2. KOMORBIDITAS dengan gangguan mental lainnya
• Prevalensi gangguan kecemasan selama 12-bulan adalah
sekitar 12% dan prevalensi seumur hidup hampir 20%.
• Fobia spesifik dan sosial adalah yang paling umum, dengan
tingkat prevalensi seumur hidup 6,7% dan 12,1%.
amygdala
Antisipasi
negatif
(kecemasan)
Ketakutan
akut
1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan
1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan
Ketakutan
akut
lokus
seruleus, dan
amygdala
mengaktifkan
insting untuk
"melawan
atau lari"
1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan
Ketakutan
akut
KORTEKS,
terutama
dorsolateral
dan daerah
frontal
orbital
Pengaktifan
sistem saraf
simpatik
takikardia,
takipnea,
tremor,
dan
diaforesis
1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan
Asam gamma
aminobutyric
(GABA),
serotonin dan
hormon
corticotrophin
efek menjaga
keseimbangan
aktivasi dan
inhibisi
kecemasan dan
ketakutan
dalam situasi
mengancam
terganggunya
keseimbangan
satu atau lebih
dari
modulator
menyebabkan
atau
mempertahankan
gangguan
kecemasan
• Pengobatan farmakologi  mengaktifkan atau
menambah mekanisme alami penghambatan saraf.
Contoh: benzodiazepin.
• SEROTONIN dari nukleus Raphe di batang otak
berperan memediasi kecemasan.
• Serotonin adalah transmiter yang kompleks dalam
SSP, dengan subtipe reseptor yang memiliki
beberapa fungsi yang berlawanan.
• Aktivasi lokus seruleus (di batang otak): mekanisme
mediasi yang signifikan, dan lokus seruleus
merupakan struktur otak yang penting dalam
kecemasan akut.
rangsangan
mengancam
mendorong
ketakutan
aktivasi pola
saraf dan
menghasilkan
pengkodean
memori
Paparan ulang
Respon
perilaku lebih
cepat
Rangsangan
permusuhan
berulang
modifikasi perilaku yang
lebih luas (antisipasi
kecemasan)
MODEL PSIKOLOGI
Tripartit Gangguan Mood
dan Kecemasan
• Mencerminkan kecenderungan gejala kecemasan dan
depresi, dilihat sebagai keseluruhan, untuk
menghubungkan bersama-sama dalam tiga kelompok:
• afek negatif (NA) : merenung, khawatir,ketegangan
• afek positif ( PA) : minat motivasi,
• kecemasan somatik (SA)
I. GANGGUAN PANIK
Adanya gangguan
tidak terkontrol
Berulang
Mendadak
Disertai timbulnya kecemasan
yang dikaitkan dengan
gangguan, atau penghindaran
dari situasi khusus dikarenakan
serangan tersebut
Gangguan
panik
GANGGUAN
PANIK
DITANDAI
Ketakutan yang
sangat
mendadak
Gejala dari
aktivasi otonom
(mis: takikardi
dan takipneu)
Gejala kecemasan
lain (mis:
depersonalisasi)
Ketakutan akan
hilangnya
kontrol atau
kematian
Sebuah periode terpisah dari rasa takut yang sangat atau rasa tidak
nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala berikut terjadi tiba-tiba dan
mencapai puncaknya dalam waktu 10 menit:
• Palpitasi
• Berkeringat
• Gemetar atau bergetar
• Sensasi sesak napas atau
mencekik
• Merasa tersedak
• Nyeri dada atau
ketidaknyamanan
• Mual atau tekanan perut
• Merasa pusing, goyah, pusing,
atau pingsan
• Derealisasi atau
depersonalisasi
• Parestesia
• Menggigil atau hot flushes
• Takut kehilangan kontrol
• Takut mati
KRITERIA DIAGNOSIS SERANGAN PANIK(DSM-IV-TR)
KRITERIA DAN DIAGNOSIS
KRITERIA DIAGNOSIS GANGGUAN
PANIK TANPA AGORAFOBIA (DSM-IV-TR)
A. Memenuhi kriteria (1) dan (2):
1. Serangan panik berulang yang tak terduga
2. Setidaknya salah satu serangan telah diikuti oleh satu (atau
lebih) hal-hal sebagai berikut:
(a) Kekhawatiran menetap akan mendapat serangan kembali
(b) Khawatir tentang akibat dari serangan atau konsekuensinya
(mis:kehilangan kendali, memiliki serangan jantung, "gila")
(c) Perubahan yang signifikan dalam perilaku terkait dg serangan
Cont…..
B. Serangan panik yang tidak langsung disebabkan oleh efek
fisiologis dari suatu zat atau kondisi medis umum
(mis:hipertiroidisme)
C. Serangan panik yang tidak dijelaskan oleh gangguan mental lain,
seperti fobia sosial (mis: takut situasi sosial), fobia spesifik (mis:,
fobia tertentu), OCD (mis: paparan kotoran pada seseorang
dengan obsesi tentang pencemaran), PTSD (mis: dalam
menanggapi rangsangan yang berhubungan dengan stres yang
parah), atau gangguan kecemasan perpisahan (mis: berada jauh
dari rumah atau kerabat dekat)
AGORAFOBIA
• DSM IV :
Ketakutan untuk berada didalam suatu keadaan dimana tidak
mungkin untuk melarikan diri dan juga tidak ada bantuan.
• Gangguan panik yang sering disertai dengan penghindaran situasi
dengan ciri tertentu. Pada tempat dan keadaan :
1) dimana serangan panik yang dahulu terjadi
2) dimana sulit untuk melarikan diri
3) dimana tidak ada bantuan
4) dimana terjadinya serangan panik tersebut akan memalukan
• Paparan situasi tsb  peningkatan kecemasan  serangan panik.
AGORAFOBIA
• Agorafobia juga dapat didiagnosis tanpa gangguan
panik, walaupun hal ini tidak lazim.
• Biasanya terjadi ketika ada serangan yang relatif lebih
ringan atau gangguan dengan kurang dari empat
gejala tipikal serangan panik.
• penghindaran agorafobia dapat terjadi tanpa bukti
serangan sama sekali  namun sangat jarang 
biasanya berhubungan dan akan didiagnosis sebagai
gangguan mental lainnya, seperti fobia sosial.
EPIDEMIOLOGI
• Gangguan panik:
- Tingkat prevalensi 1-tahun: 2,1%,
- prevalensi seumur hidup : 5%
• Gangguan Panik dengan agoraphobia lebih sering
ditemui daripada gangguan panik tanpa
agoraphobia pada prevalensi 1 tahun nya (tingkat
prevalensi 0,6 vs 1,6%) dan usia (1,1% dibanding
4%)
FAKTOR GENETIK DAN BIOLOGI
• Gangguan panik bersifat herediter-diwariskan.
• Serotonin, norepinefrin, dan GABA terlibat aktif
dalam patofisiologi gangguan
• Serangan panik melibatkan aktivasi daerah kortikal,
subkortikal, & peningkatan aktivitas simpatis
FAKTOR PSIKOLOGIS
• Pasien menunjukkan respon nyata atas kecemasan
yang berhubungan dengan serangan panik
• Kecemasan, perilaku penghindaran dan perilaku
cenderung semakin membangun suatu sikap tertentu,
berpuncak pada terjadinya agoraphobia
• Tingkat prevalensi gangguan panik lebih tinggi pada
wanita
DIFERENSIAL DIAGNOSIS DAN KOMORBIDITAS
• Gangguan panik sering muncul sebagai
komorbiditas dari gangguan mood dan kecemasan
lainnya.
• Pola kekerasan yang meningkat akan membuat
reaksi withdrawal yang sulit dibedakan dengan
serangan panik
• Ada gambaran khas yang spesifik membedakan
gangguan panik dengan kepanikan yang jarang
terjadi dalam kondisi medis lainnya
DIFERENSIAL DIAGNOSIS DAN KOMORBIDITAS
• Hasil pemeriksaan medis pada pasien dengan
gangguan panik harus ditegakkan melalui beberapa
diferensial diagnosis.
• Tes laboratorium lain harus seminimal mungkin,
kecuali jika ada indikasi faktor fisik lainnya
Pengobatan
• Untuk Farmakoterapi, ada banyak obat yang dapat
digunakan untuk mengobati kecemasan.
• Secara garis besar di bagi menjadi 2 kategori dasar:
1. antidepresan dengan sifat antipanic
2. benzodiazepin.
• Target utama pengobatan antidepresan adalah supresi total atas
serangan panik.
• SSRI: Untuk pengobatan gangguan panik, SSRI adalah yang paling
umum digunakan tingkat kesembuhan relatif tinggi, efek samping
minimal
• Antidepresan lain( seperti trisiklik dan Monoamine Oxidase
Inhibitor (MAOI)), juga sangat efektif dalam mengurangi panik.
Namun, efek samping yang lebih besar sehingga MAOI dijadikan
opsi kedua setelah SSRI.
ANTI DEPRESAN
• Ada beberapa kegunaan benzodiazepin dalam terapi gg.panik.
• obat-obatan dengan potensi yang lebih rendah (mis:oxazepam)
 dapat digunakan pada awal pengobatan untuk mengurangi
kecemasan awal, termasuk gejala cemas yang diinduksi oleh
antidepresan.
• Untuk serangan yang lebih berat, benzodiazepin potensi kuat ,
seperti alprazolam dan clonazepam sangat efektif untuk
menekan serangan panik
• ESO: sedasi berlebihan dan ataksia (gg.motorik)
BENZODIAZEPIN
Benzodiazepin
• penggunaan secara terus menerus  ketergantungan fisik dan
cenderung mengalami reaksi withdrawal saat dilakukan
penghentian tiba-tiba atau pengurangan dosis.
• gejala withdrawal maliputi : mual, ataksia, pusing, diaforesis,
kecemasan, tekanan darah tinggi, bahkan kejang (pada
penghentian tiba-tiba dari dosis tinggi)
• potensi ketergantungan dan kesulitan menghentikan obat harus
dijelaskan kepada pasien sebelum dimulainya terapi
• Benzodiazepin umumnya digunakan sebagai upaya terakhir
setelah obat kelas lainnya telah digunakan.
`
Psikoterapi
• Merupakan suatu terapi perubahan perilaku, yang klasik, salah
satunya dilakukan suatu penilaian terhadap RTA pasien.
terapis sec.
bertahap
mengarahkan
& memandu
pasien untuk
menafsirkan
suatu sensasi
secara benar
Menyebab-
kan
hilangnya
rasa
kekhawatiran
batin
dilakukan
paparan
bertahap
atas
kecemasan
terhadap
lingkungan,
dan atas
fobia
mereka
pada
akhirnya
rasa cemas
dan panik
saat
menghadapi
situsi
tersebut
dapat hilang
II. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
CIRI
UTAMA
Rasa
khawatir
ketakutan
berlebih
mengenai
kehidupan
pasien
Konsentrasi
dan daya
ingat
menurun
Sulit tidur
Gejala
somatik
KRITERIA DIAGNOSIS
A. Kekhawatiran dan kecemasan berlebih mengenai satu
atau lebih aktivitas beberapa hari sampai 6 bulan
B. Kesulitan mengontrol kekhawatiran
C. Kecemasan dan kekhwatiran yang berhubungan dengan 3
atau lebih hal berikut ini: - Kegelisahan
- Mudah capek
- Sulit konsentrasi
- Mudah tersinggung
- Kaku otot
- Gangguan tidur
Cont….
D. Fokus dari kecemasan dan kekhawatiran tidak
terbatas pada gejala gangguan Axis I
E. Kekhawatiran dan kecemasan menyebabkan gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan dan lainnya.
F. Kerusakan ini tidak disebabkan oleh langsung oleh
suatu zat seperti obat-obatan dan tidak terjadi secara
eksklusiv selama gangguan mood, gangguan psikotik.
Epidemiologi
• Prevalensi : 2-5% dari seluruh gangguan jiwa.
(Kadang tidak terdiagnosa)
• Wanita>pria
• Sering berkomplikasi dengan :
Ggn depresi
Ggn kecemasan lain
Dan Ggn psikosomatik
ETIOLOGI
• Kecenderungan untuk diturunkan dgn
pengaruh besar tetap pada faktor
lingkungan
• Terjadi sebagian besar pada orang
yang emosional
• Disregulasi serotonin dan GABA
Faktor genetik
dan biologi
• adanya antisipasi terhadap
kemungkinan kejadian buruk pada
masa depan disertai dengan rencana-
rencana untuk menghadapi hal yang
dipikirkan tersebut
Faktor
Psikologi
Penatalaksanaan
Jenis Obat Dosis Awal Dosis harian
SSRIs
 Paroxetine
 Escilatopram
10 mg qd (once
daily)
10 mg qd
20-50 mg
10-20 mg
Buspirone 7,5 mg bid (twice
daily)
20-30 mg div bid/tid
SNRI/SSRI
 Venlafaxine XR 37,5 mg qd 75-225 mg
TERAPI PSIKOLOGIS
PSIKO
EDUKASI
PSIKO
TERAPI
Gangguan depresi
Gangguan obsesif kompulsif
Serangan panik
Fobia spesifik
PTSD
Penyakit fisik
Penggunaan zat
DIAGNOSIS BANDING
Berat
penyakit
Intervensi
terapetik
Prognosis
PROGNOSIS
III. GANGGUAN FOBIA SPESIFIK
PENDAHULUAN
FOBIA
SPESIFIK
Stimulus
terbatas 
panik
PENGARUH
LIFE STYLE
TDK
BERMAKNA
Pria = wanita
25%: gx ringan
8% memenuhi
kriteria secaa
komplit
PILIHAN
PEKERJAAN
DAN
PENCAPAIAN
HASIL
Objek tertentu
Segera menyebabkan respon kecemasan
Menyadari rasa takutnya adalah berlebihan
Penghindaran situasi fobia mengganggu rutinitas normal
Umur < 18 thn  durasi minimal 6 bulan
Gejala tidak cenderung pada diagnosis gangguan lain
DD
Skizofrenia
OCD
Gangguan
Panik
PENGOBATAN
• Tidak terdapat pengobatan tertentu untuk fobia spesifik.
• Obat-obatan seperti benzodiazepine dapat mengurangi gejala,
ketika penampakannya dapat diantisipasi.
• Meskipun demikian, pengobatan pilihan untuk fobia spesifik adalah
terapi perilaku, khususnya pemaparan (exposure) dan desensitasi.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
• Fobia dapat berkembang sepanjang hidup.
• Fobia yang berkembang saat masa anak-anak dapat secara
spontan muncul kembali saat dewasa, walaupun pada umumnya
lebih sering terjadi secara persisten.
• Hasil yang lebih buruk telah dihubungkan dengan fobia multiple
dan kurangnya motivasi atau partisipasi dalam terapi.
FOBIA SOSIAL
GAMBARAN UMUM DAN PRESENTASI
• Definisi: Fobia sosial adalah ketakutan berlebihan terhadap
situasi dimana seseorang dapat dinilai secara negatif oleh orang
lain atau dapat melakukan sesuatu yang memalukan.
• Ketakutan ini dapat muncul bersama dengan ketakutan
terhadap ketidakmampuan menghindari atau melarikan diri.
• Fobia sosial biasanya terbatas pada ketakutan akan rasa malu.
• Gejala yang berhubungan dengan ketakutan, seperti pernafasan
dangkal, takiakrdi, tremor, sebenarnya memperburuk
kecemasan itu sendiri.
KRITERIA DIAGNOSTIK
• Adanya ketakutan yang berhubungan dengan paparan yang
terlihat oleh orang lain.
• takut menunjukkan kecemasan dan mendapat rasa malu.
• takut untuk mengucapkan sesuatu yang bodoh, atau
memalukan, sehingga menghindari interaksi sosial.
• Ketakutan itu terasa menyusahkan dan seringkali
menyebabkan masalah signifikan pada kehidupan,
mengganggu berbagai hal berhubungan dg interaksi sosial.
• Untuk memenuhi kriteria diagnostik, tidak terdapat
spesifikasi batasan waktu tertentu pada orang dewasa
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi wanita > pria
• Pengobatan wanita = pria.
• Onset umur biasanya selama masa remaja
ETIOLOGI
• Genetika dan biologi
• faktor-faktor lingkungan
• distorsi kognitif
• interaksi lingkungan
DIAGNOSIS BANDING DAN KOMORBIDITAS
• Diagnosis diferensial yang paling penting adalah
dengan gangguan kecemasan yang lain.
• Orang-orang dengan PTSD dapat memiliki kecemasan
sosial dan aversi, tapi ini spesifik untuk trauma yang
lebih awal.
• Berbagai gangguan kepribadian dapat memiliki
komponen signifikan penghindaran sosial.
• Gangguan psikotik seperti skizofrenia hendaknya
dipertimbangkan.
• Penghindaran sosial jarang terjadi sebagai akibat
langsung zat atau kondisi medis lainnya.
SSRI paroxetine, sertraline,
tipe lepas lambat dari SNRI:
venlafaxine.
Benzodiazepin
seperti: lorazepam,
clonazepam, atau alprazolam
dosis relatif kecil
Buspirone dan MAOI
Beta blocker
seperti propranolol
atau atenolol
PENATALAKSANAAN
Psikoterapi
Terapi tingkah laku dan CBT
Metode kognitif termasuk elemen
pengujian ulang dan uji hipotesis.
Medikasi dengan indikasi kelainan
kecemasan sosial.
Catatan: qd: sekali sehari.
tabel ini digunakan pada dosis dewasa. Dosis pediatri dan lanjut usia
berbeda dan mungkin tidak diindikasikan.
Medikasi Dosis Awal Rekomendasi Dosis
Harian
SSRI
 Paroxetine
 Paroxetine CR
 Sertraline
10 mg qd
12,5 mg
25 mg qd
20 – 50 mg
12,5 – 37,5 mg
50 – 200 mg
SSRI/ SNRI
 Venlafaxine XR
37,5 – 75 mg qd 75 – 225 mg
PERJALANAN DAN PROGNOSIS
Depresi  faktor resiko bebas,
memperburuk perkembangan secara
keseluruhan.
Perjalanan perkembangan dari fobia
sosial biasanya kronis jika tanpa
penatalaksanaan yang spesifik.
Keadaan kronis ini mungkin
menyebabkan gangguan pada bidang
sosial dan pekerjaan yang signifikan.
Banyak orang mengalami gejala yang
ringan tanpa kerusakan yang signifikan.
IV. GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF(OCD)
• Kelainan kecemasan dimana seseorang mengalami
gangguan pikiran yang tidak terkendali dan memaksa
(obsesif) dan tingkah laku yang berulang–ulang dan
bersifat ritual (kompulsi).
OCD
• Rasa takut terhadap kontaminasi.
• Keraguan patologis mengenai hal–hal seperti
mematikan kompor, mengunci pintu.
• Kebutuhan adanya keadaan simetris.
• Ketakutan akan hilangnya kendali seksual atau kuasa
agresif.
Obsesi
• Obsesi seringkali terjadi bersamaan dengan tingkah
laku kompulsif
• OCD  1 jam atau lebih per hari,atau menyebabkan
kerusakan atau tekanan yang signifikan
Obsesi dapat
muncul dari
hal yang tidak
jelas atau
mungkin
dirangsang
oleh sesuatu
dari
lingkungan.
Ketakutan
adanya
kontaminasi
dapat
menjadi
bersifat
keseluruhan.
perilaku
meng-
hindar.
Hidup
menjadi
lebih
ter-
batas.
• Gangguan fungsional biasanya terjadi sebagai akibat dari
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tingkah laku
yang mengurangi kecemasan  gangguan signifikan.
• Perasaan cemas atau ketidaksukaan akan berkurang
setelah melakukan perilaku kompulsi.
• Jika tingkah laku ini tidak dilakukan, mereka seringkali
mengalami ansietas, antipati, rasa tidak puas, bahkan
reaksi seperti panik.
KRITERIA DIAGNOSIS OCD
• Obsesi atau kompulsi
Obsesi dapat ditentukan dengan (1), (2), (3), dan (4)
1) Pikiran, impuls, atau gambaran yang menetap dan
kambuhan yang mereka alami, pada saat gangguan,
sebagai hal yang tidak tepat dan tidak menyenangkan
dan menyebabkan mereka tertekan dan cemas
2) Pikiran, impuls atau gambaran tidak sekedar rasa
khawatir berlebihan mengenai masalah kehidupan
yang nyata.
3) Orang tersebut berusaha mengabaikan atau menekan
pikiran, impuls atau gambaran yang demikian, atau
untuk menetralkannya dengan pemikiran atau
tindakan lain.
4) Orang tersebut menyadari bahwa pikiran, impuls atau
gambaran obsessional mereka merupakan hasil dari
pemikiran mereka sendiri (bukan dari luar seperti pada
sisipan)
• Kompulsi ditentukan dengan (1) dan (2):
1. Tingkah laku berulang–ulang atau tindakan mental
dimana orang tersebut merasa terpaksa untuk
melakukannya sebagai respon terhadap obsesi atau
sesuai dengan aturan harus dilakukan dengan tepat.
2. Tindakan mental atau tingkah laku ditujukan untuk
menghindari atau mengurangi tekanan atau
menghindari kejadian atau situasi menakutkan
A. Pada beberapa titik selama perjalanan dari
kelainan ini, orang tersebut harus menyadari
bahwa obsesi dan kompulsi mereka berlebihan
dan tidak beralasan.
B. Obsesi atau kompulsi menyebabkan tekanan yang
jelas, menghabiskan waktu (lebih dari 1 jam
perhari), atau mempengaruhi rutinitas normal,
fungsi bekerja (atau belajar), atau aktivitas sosial
dan relasi orang tersebut secara signifikan,
C. Jika terdapat kelainan Axis I lainnya, isi dari obsesi
dan kompulsi tidak terbatas pada hal tersebut.
D. Kelainan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis
langsung dari zat (misalnya penyalahgunaan obat
atau medikasi) atau keadaan medis secara umum
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi umum : 2-3%.
• Onset : usia 20-30 tahun. Akan tetapi, OCD
dapat terlihat pada anak–anak.
• Insidensi laki–laki sebanding dengan perempuan.
Genetik
Sindrom Gilles de la
Tourette
setelah infeksi
streptokokus pada masa
kanak–kanak
Keterlibatan sejumlah
sistem neurotransmitter
(serotonin,dopamin)
ETIOLOGI
DIAGNOSIS BANDING &
KOMORBIDITAS
• Depresi berat
• Gangguan panik, fobia atau PTSD
• Skizofrenia atau gangguan psikotik lain
• Body Dismorphic Disorder (BDD)
• Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD)
• OCD dapat muncul pada sindrom Tourette, kelainan
tic, dan penggunaan kokain. Dapat juga terjadi
setelah terjadi serangan pada otak seperti trauma,
encephalitis, multiple sclerosis, atau tumor otak.
PENATALAKSANAAN
• SSRI
• MAO-Inhibitor
• Terapi perilaku
• Diberikan paparan rangsangan yang
membangkitkan obsesi dan kompulsi, secara
bertahap meningkatkan jumlah waktu yang
dibutuhkan mendekati maksimal.
Medikasi dengan Indikasi bagi OCD
Medikasi Dosis Awal Dosis Rekomendasi
SSRI
 Fluoxetine
 Paroxetine
 Sertraline
 Fluvoxamine
TCA
 Clomipramine
20 mg qd
20 mg qd
50 mg qd
50 mg qd
25 mg qd
20 – 80 mg
40 mg
50 – 200 mg
50 – 150 mg bid
50 – 150 mg qhs
Catatan: Qd = sekali sehari; qhs = tiap empat jam; bid= dua kali sehari
digunakan untuk dosis dewasa yang umum. Dosis pediatric dan lanjut
usia berbeda dan mungkin tidak diindikasikan.
PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS
• gg.kronis  kualitas hidup <<  gg.fungsional
• sering tidak disadari , sering tjd kesalahan diagnosis
diagnosis dan terapi dini sangatlah penting.
OCD
• Gejala mereda , kadang msh ada sedikit gejala sisa.
• dapat terjadi kekambuhan  intervensi baru.
• Obat-obatan serotoninergik (SSRI)  efektif
Terapi
• akses terapi sulit (kurang dana, asuransi, terapi yang
terjangkau)
Kendala
GANGGUAN TERKAIT TRAUMA
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
dan
Acute Stress Disorder (ASD)
Gambaran dan presentasi
ASD dan PTSD :
kondisi akibat kejadian traumatik yang ekstrim dan
emosional (ancaman bagi kehidupan)
Presdiposisi:
• Perang
• Penyiksaan
• Serangan
• kekerasan seksual
• bencana alam
Diagnosis
• ASD dan PTSD menunjukkan banyak kesamaan karakteristik,
namun memiliki beberapa ciri perbedaan yang khas.
Persamaan
• membutuhkan paparan
dari suatu kejadian
traumatik ekstrim
• memiliki simptomatologi
yang sama
Perbedaan:
onset dan durasi
gejalanya.
•ASD : min. 2 hari dari kejadian
traumatik dan harus
mereda max. 1 bulan.
•PTSD: gejala >1bulan
• PTSD kronis: gejala > 6 bulan
• “pengalaman berulang” (re-experiencing):
Pertama
• perasaan dan pengalaman yang mendalam
 membangkitkan respon fisiologis.
Kedua
• penderita menghindari factor pencetus dari
kecemasannya (hal yg mengingatkan)
Terakhir
Diagnosis membutuhkan tiga gejala yang
berlangsung secara bersamaan:
Epidemiologi
• secara langsung berhubungan dengan paparan
trauma.
• 20-30% orang yang mengalami situasi yang
mengancam jiwa akan mengalami gejala yang
menetap.
• Prevalensi PTSD seumur hidup: 8%
• Prevalensi >>: wanita, anak, orang tua
KRITERIA DIAGNOSIS UNTUK ASD (DSM-IV)
1. Seseorang telah mengalami suatu kejadian traumatik
2. Saat/ setelah kejadian memiliki min. 3 gejala disosiatif
3. Kejadian traumatik terasa menetap dan terjadi kembali
4. Penghindaran terhadap sesuatu yg membangkitkan kenangan
5. Gejala kecemasan dan aktivitas yang meningkat
6. Menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau
terganggunya fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
7. Gangguan terjadi min. 2 hari, berlangsung max. 4 minggu.
8. Gangguan tidak disebabkan zat atau kondisi medik.
KRITERIA DIAGNOSIS UNTUK PTSD (DSM-IV)
1. Seseorang telah mengalami suatu kejadian traumatik
2. Kejadian traumatik terasa menetap dan terjadi kembali
3. Penghindaran menetap dari suatu hal yang berhubungan
dengan trauma
4. Gejala persisten dari bangkitan yang meningkat (tidak tampak
sebelum trauma)
5. Durasi dari gangguan tersebut (1-4) terjadi lebih dari 1 bulan.
6. Menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau
terganggunya fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
Kriteria spesifik
• gejala berlangsung < 3 bulan
Akut
• gejala berlangsung ≥ 3 bulan
Kronis
• onset dari gejala muncul setidaknya 6
bulan dari kejadian yang menyebabkan
stressor
Onset
lambat
ETIOLOGI
ASD &
PTSD
Trauma
Faktor
familial
Faktor
lingkungan
Faktor
genetik
Kecenderungan PTSD dapat berkaitan dengan faktor genetik
yang melibatkan axis stress. Perubahan regulasi axis
hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) adalah bukti dari PTSD.
Pada PTSD, abnormalitas axis HPA berupa kadar kortisol
dibawah normal dan meningkatnya inhibisi feedback kortisol
(atau analog seperti dexamethason).
Pola yang berlawanan terlihat pada depresi tanpa komorbid
PTSD, dimana terjadi peningkatan kortisol secara persisten dan
supresi feedback axis HPA. Oleh karena itu, PTSD muncul
berkaitan dengan menurunnya respon terhadap axis HPA.
Disregulasi
sistem
saraf
serotonin
Nor-
epinefrin
Cortico-
trophin
releasing
hormone
Neuro-
peptida Y
substansi
P (neuro-
kinin)
DD dan Komorbiditas
• Gangguan kecemasan atau depresi lainnya dengan riwayat trauma
yang serius termasuk kejadian yang mengancam jiwa
• Insomnia yang berkaitan dengan ASD dan PTSD ditemukan pada
berbagai kondisi lain seperti depresi berat
• Hiperarousal berulang sering didapatkan pada kondisi yang lain:
-Gangguan panik atau phobia
-Gangguan obsesif kompulsif
• Malingering (pura-pura sakit)
• Gangguan Disosiatif
• Penyakit Medis dan Reaksi Obat
• Gangguan psikotik (skizofrenia, gangguan waham)
• Diagnosis psikotik tidak menghalangi diagnosis ASD atau
PTSD namun dengan adanya psikosis, pertimbangkan
beberapa faktor (3):
1) cerita yang masuk akal;
2) stressor yang dekat—dimana seseorang
sebenarnya menunjukkan lokasi spesifik pada
waktu kejadian trauma
3) adanya bukti-bukti yang menguatkan secara
signifikan lainnya, terutama anggota keluarga.
TERAPI
• Terapi ASD atau PTSD tergantung pada keparahan dan
keluasan gejala
farmakologis
psikoterapi
Intervensi
psikoedukasi
Manajemen
krisis
Keterlibatan jaringan
sosial yang luas
seperti anggota
keluarga
TERAPI FARMAKOLOGIS
• Dua jenis SSRI-sertraline dan paroxetine indikasi untuk
terapi PTSD  terapi lini pertama
• Manajemen terapi ASD difokuskan berdasarkan gejala,
seperti penggunaan temporer sedative (misalnya zolpidem)
atau obat-obat antianxietas seperti benzodiazepine.
• Namun jika respon akut yang terjadi parah, atau jika depresi
serius merupakan komorbid, maka antidepressant
diindikasikan.
• Dosis diatas digunakan untuk dosis dewasa. Dosis anak dan
lansia berbeda dan mungkin tidak diindikasikan
Terapi Dosis awal Dosis harian yang
direkomendasikan
SSRI
Paroxetine 10 mg 1x/hari 20-50 mg
Sertraline 25 mg 1x/hari 50-200 mg
• Dosis yang direkomendasikan ditampilkan pada tabel
berikut,walaupun dosis yang lebih tinggi sering digunakan.
Terapi lainnya telah diteliti diantaranya:
• ditemukan efektif untuk PTSD
Antidepressant
trisiklik dan
MAOI
• menjanjikan untuk terapi PTSD sedang sampai
berat, terutama psikosis yang terjadi
bersamaan, namun bukti yang ada masih
terbatas
Antipsikotik
atipikal
• digunakan untuk memperbaiki gejala spesifik
PTSD seperti anxietas dan insomnia.
Terapi lain
secara khusus
• Intervensi psikoterapi
Pendekatan yang paling efektif adalah terapi yang ditargetkan pada
trauma itu sendiri.
Terapi efektif yang secara khusus menggunakan teknik paparan
contohnya mengekspos pasien PTSD yang berhubungan dengan
pertempuran dengan suara tembakan.
Terapi agresif awal khususnya setelah kedaruratan ASD membantu
mencegah timbulnya PTSD.
Teknik khusus seperti terapi paparan membuat pasien belajar
menghadapi dan mengembangkan strategi manajamen rasa takut.
Eye Movement Desensitization and
Reprocessing (EMDR).
Salah satu metode kontroversial untuk gangguan mental
terkait trauma
mengkombinasikan latihan gerak mata spesifik dengan
psikoterapi yang difokuskan trauma
tidak menunjukkan manfaat yang lebih besar dibanding
metode psikoterapi lainnya bukan suatu terapi yang
menambah manfaat.
Perjalanan Klinis dan Prognosis
• berhubungan dengan kejadian trauma yang baru
saja terjadi.
• Perjalanan ASD :self limited atau sembuh sendiri,
dengan gejala bertahan tidak lebih dari 4 minggu
• bisa berkembang menjadi pola simptomatologi
yang lebih kronik.
Onset
ASD
• dapat terjadi setiap saat selama hidup masing-
masing individu.
• Onset gejala yang terlambat dapat memprediksi
siapa yang mengalami kesulitan simptomatologi
dan banyak orang mengalami presentasi subklinis.
Onset
PTSD
• Diperkirakan kurang lebih 30% pasien mengalami remisi
spontan tanpa terapi.
• Kurang lebih 1/3 dari seluruh pasien tidak pernah sembuh
sempurna walaupun sudah diberi intervensi.
• Banyak penderita PTSD gejalanya terus berlanjut dari ringan
ke sedang walaupun diterapi.
• Waktu rata-rata sampai penyembuhan yang signifikan
adalah 24- 36 bulan(dengan tx) dan 64 bulan (tanpa tx).
Prognosis yang lebih baik berhubungan dengan:
onset gejala yang cepat
durasi yang pendek
fungsi premorbid yang baik
dukungan sosial yang kuat.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutJoni Iswanto
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organikfikri asyura
 
Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Bu Lan
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwadadadony
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikLena Setianingsih
 
PPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggaraPPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggarapeteranggaraputra
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialdadadony
 
Patofisiologi batuk
Patofisiologi batukPatofisiologi batuk
Patofisiologi batukAmi Febriza
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Ade Wijaya
 
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatGangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatdadadony
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
 

What's hot (20)

skizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akutskizofrenia & psikosis akut
skizofrenia & psikosis akut
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Gangguan mental organik
Gangguan mental organikGangguan mental organik
Gangguan mental organik
 
PPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan JiwaPPDGJ Keperawatan Jiwa
PPDGJ Keperawatan Jiwa
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Klassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwaKlassifikasi ggn. jiwa
Klassifikasi ggn. jiwa
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
PPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggaraPPT Bipolar Disorder peter anggara
PPT Bipolar Disorder peter anggara
 
depresi
depresidepresi
depresi
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Diagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksialDiagnosa multiaksial
Diagnosa multiaksial
 
ppt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresippt psikologi Depresi
ppt psikologi Depresi
 
Patofisiologi batuk
Patofisiologi batukPatofisiologi batuk
Patofisiologi batuk
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zatGangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 

Similar to ANXIETY DISORDER

Psikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotikPsikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotikDymas Feisal
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanNazmi Bachmid
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...gex'z windha suardika
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)Nova Rizky
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)andre habib
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasJoni Iswanto
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,LisaSofitriana
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikJoni Iswanto
 
3.1.5.3 ansietas agorafobia unand
3.1.5.3   ansietas agorafobia unand3.1.5.3   ansietas agorafobia unand
3.1.5.3 ansietas agorafobia unandAhmad Muhtar
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniaJoni Iswanto
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiSyarifah Merisa Dewi
 
FARTER DEPRESI.pptx
FARTER DEPRESI.pptxFARTER DEPRESI.pptx
FARTER DEPRESI.pptxLIKE43
 

Similar to ANXIETY DISORDER (20)

Psikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotikPsikologi gangguan neurotik
Psikologi gangguan neurotik
 
Anxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasanAnxietas = kecemasan
Anxietas = kecemasan
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
antidepresiva (Farmakologi PPT)
antidepresiva  (Farmakologi PPT)antidepresiva  (Farmakologi PPT)
antidepresiva (Farmakologi PPT)
 
Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)Anxietas (gangguan cemas)
Anxietas (gangguan cemas)
 
Ppt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietasPpt 03 gangguan ansietas
Ppt 03 gangguan ansietas
 
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
MIGRAIN, Sakit kepala sebelah, headache,
 
psikofarma4.pptx
psikofarma4.pptxpsikofarma4.pptx
psikofarma4.pptx
 
Gangguan panik
Gangguan panikGangguan panik
Gangguan panik
 
kedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrikkedaruratan psikiatrik
kedaruratan psikiatrik
 
Emergency psichiatri
Emergency psichiatriEmergency psichiatri
Emergency psichiatri
 
Gangguan Tidur.pptx
Gangguan Tidur.pptxGangguan Tidur.pptx
Gangguan Tidur.pptx
 
3.1.5.3 ansietas agorafobia unand
3.1.5.3   ansietas agorafobia unand3.1.5.3   ansietas agorafobia unand
3.1.5.3 ansietas agorafobia unand
 
psikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofreniapsikosis akut& skizofrenia
psikosis akut& skizofrenia
 
Gangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresiGangguan campuran anxietas dan depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
 
Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 
FARTER DEPRESI.pptx
FARTER DEPRESI.pptxFARTER DEPRESI.pptx
FARTER DEPRESI.pptx
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 

More from ashrafkhairulAzam

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptashrafkhairulAzam
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfashrafkhairulAzam
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptashrafkhairulAzam
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxashrafkhairulAzam
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfashrafkhairulAzam
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfashrafkhairulAzam
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxashrafkhairulAzam
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptashrafkhairulAzam
 

More from ashrafkhairulAzam (20)

meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptxmeledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
meledakkan personal branding lewat-digital-marketing.pptx
 
marketing and branding.pptx
marketing and branding.pptxmarketing and branding.pptx
marketing and branding.pptx
 
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.pptSEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
SEJARAH PSIKOLOGI ABNORMAL.ppt
 
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptxPERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
PERSPEKTIF HISTORIS PERILAKU ABNORMAL.pptx
 
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdfAZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
AZ-EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL.pdf
 
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdfAZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
AZ-KOMUNIKASI MASSA DAN EFEK MEDIA TERHADAP INDIVIDU.pdf
 
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.pptAZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
AZ- KOMUNIKASI INTRAPERSONAL.ppt
 
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.pptAGRESI DAN ALTRUISME.ppt
AGRESI DAN ALTRUISME.ppt
 
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.pptEfektivitas Kepemimpinan.ppt
Efektivitas Kepemimpinan.ppt
 
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptxKeterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
Keterampilan Pemimpin Memotivasi dan Melatih Anggota.pptx
 
kepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.pptkepemimpinan-1.ppt
kepemimpinan-1.ppt
 
KEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptxKEPEMIMPINAN.pptx
KEPEMIMPINAN.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdfAZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
AZ-PENGANTAR KOMUNIKASI MASSA.pdf
 
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdfmemulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
memulai-kampanye-kampanyepdfjelajah-indie-komunikasi-jlkom-brings-idea-for.pdf
 
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptxmemenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
memenangkan pemilu dengan political marketing.pptx
 
Social influence.pdf
Social influence.pdfSocial influence.pdf
Social influence.pdf
 
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.pptprinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
prinsip-dan-strategi-kepemimpinan.ppt
 
the winning election.pptx
the winning election.pptxthe winning election.pptx
the winning election.pptx
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

ANXIETY DISORDER

  • 1. ANXIETY DISORDER (From The Textbook: “THE MEDICAL BASIS OF PSYCHIATRY THIRD EDITION”)
  • 2. ABSTRAK KECEMASAN melibatkan beberapa DAERAH OTAK (amigdala, lokus seruleus, dan korteks frontal) dan beberapa TRANSMITER OTAK yang mengatur tingkat keparahan kecemasan (asam gamma aminobutyric, serotonin, dan dopamin, serta neuropeptida, termasuk corticotrophin-releasing hormone, substansi P, neuropeptida Y, cholecystokinin, dan vasopresin) VARIABEL PREDISPOSISI meliputi faktor-faktor genetik, trauma emosional, dan faktor lain yang dimediasi secara psikologis.
  • 3. JENIS GANGGUAN KECEMASAN I. GANGGUAN PANIK DAN FOBIA II. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH III. FOBIA SPESIFIK DAN SOSIAL IV. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
  • 4. 1. Pendahuluan • Gangguan kecemasan menjadi serius dikaitkan dengan: 1. MORBIDITAS (misalnya: PTSD) 2. KOMORBIDITAS dengan gangguan mental lainnya • Prevalensi gangguan kecemasan selama 12-bulan adalah sekitar 12% dan prevalensi seumur hidup hampir 20%. • Fobia spesifik dan sosial adalah yang paling umum, dengan tingkat prevalensi seumur hidup 6,7% dan 12,1%.
  • 6. 1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan Ketakutan akut lokus seruleus, dan amygdala mengaktifkan insting untuk "melawan atau lari"
  • 7. 1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan Ketakutan akut KORTEKS, terutama dorsolateral dan daerah frontal orbital Pengaktifan sistem saraf simpatik takikardia, takipnea, tremor, dan diaforesis
  • 8. 1.1. Para Substrat Neural dari Kecemasan Asam gamma aminobutyric (GABA), serotonin dan hormon corticotrophin efek menjaga keseimbangan aktivasi dan inhibisi kecemasan dan ketakutan dalam situasi mengancam terganggunya keseimbangan satu atau lebih dari modulator menyebabkan atau mempertahankan gangguan kecemasan
  • 9. • Pengobatan farmakologi  mengaktifkan atau menambah mekanisme alami penghambatan saraf. Contoh: benzodiazepin. • SEROTONIN dari nukleus Raphe di batang otak berperan memediasi kecemasan. • Serotonin adalah transmiter yang kompleks dalam SSP, dengan subtipe reseptor yang memiliki beberapa fungsi yang berlawanan. • Aktivasi lokus seruleus (di batang otak): mekanisme mediasi yang signifikan, dan lokus seruleus merupakan struktur otak yang penting dalam kecemasan akut.
  • 10. rangsangan mengancam mendorong ketakutan aktivasi pola saraf dan menghasilkan pengkodean memori Paparan ulang Respon perilaku lebih cepat Rangsangan permusuhan berulang modifikasi perilaku yang lebih luas (antisipasi kecemasan) MODEL PSIKOLOGI
  • 11. Tripartit Gangguan Mood dan Kecemasan • Mencerminkan kecenderungan gejala kecemasan dan depresi, dilihat sebagai keseluruhan, untuk menghubungkan bersama-sama dalam tiga kelompok: • afek negatif (NA) : merenung, khawatir,ketegangan • afek positif ( PA) : minat motivasi, • kecemasan somatik (SA)
  • 13. Adanya gangguan tidak terkontrol Berulang Mendadak Disertai timbulnya kecemasan yang dikaitkan dengan gangguan, atau penghindaran dari situasi khusus dikarenakan serangan tersebut Gangguan panik
  • 14. GANGGUAN PANIK DITANDAI Ketakutan yang sangat mendadak Gejala dari aktivasi otonom (mis: takikardi dan takipneu) Gejala kecemasan lain (mis: depersonalisasi) Ketakutan akan hilangnya kontrol atau kematian
  • 15. Sebuah periode terpisah dari rasa takut yang sangat atau rasa tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala berikut terjadi tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam waktu 10 menit: • Palpitasi • Berkeringat • Gemetar atau bergetar • Sensasi sesak napas atau mencekik • Merasa tersedak • Nyeri dada atau ketidaknyamanan • Mual atau tekanan perut • Merasa pusing, goyah, pusing, atau pingsan • Derealisasi atau depersonalisasi • Parestesia • Menggigil atau hot flushes • Takut kehilangan kontrol • Takut mati KRITERIA DIAGNOSIS SERANGAN PANIK(DSM-IV-TR)
  • 16. KRITERIA DAN DIAGNOSIS KRITERIA DIAGNOSIS GANGGUAN PANIK TANPA AGORAFOBIA (DSM-IV-TR) A. Memenuhi kriteria (1) dan (2): 1. Serangan panik berulang yang tak terduga 2. Setidaknya salah satu serangan telah diikuti oleh satu (atau lebih) hal-hal sebagai berikut: (a) Kekhawatiran menetap akan mendapat serangan kembali (b) Khawatir tentang akibat dari serangan atau konsekuensinya (mis:kehilangan kendali, memiliki serangan jantung, "gila") (c) Perubahan yang signifikan dalam perilaku terkait dg serangan
  • 17. Cont….. B. Serangan panik yang tidak langsung disebabkan oleh efek fisiologis dari suatu zat atau kondisi medis umum (mis:hipertiroidisme) C. Serangan panik yang tidak dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti fobia sosial (mis: takut situasi sosial), fobia spesifik (mis:, fobia tertentu), OCD (mis: paparan kotoran pada seseorang dengan obsesi tentang pencemaran), PTSD (mis: dalam menanggapi rangsangan yang berhubungan dengan stres yang parah), atau gangguan kecemasan perpisahan (mis: berada jauh dari rumah atau kerabat dekat)
  • 18. AGORAFOBIA • DSM IV : Ketakutan untuk berada didalam suatu keadaan dimana tidak mungkin untuk melarikan diri dan juga tidak ada bantuan. • Gangguan panik yang sering disertai dengan penghindaran situasi dengan ciri tertentu. Pada tempat dan keadaan : 1) dimana serangan panik yang dahulu terjadi 2) dimana sulit untuk melarikan diri 3) dimana tidak ada bantuan 4) dimana terjadinya serangan panik tersebut akan memalukan • Paparan situasi tsb  peningkatan kecemasan  serangan panik.
  • 19. AGORAFOBIA • Agorafobia juga dapat didiagnosis tanpa gangguan panik, walaupun hal ini tidak lazim. • Biasanya terjadi ketika ada serangan yang relatif lebih ringan atau gangguan dengan kurang dari empat gejala tipikal serangan panik. • penghindaran agorafobia dapat terjadi tanpa bukti serangan sama sekali  namun sangat jarang  biasanya berhubungan dan akan didiagnosis sebagai gangguan mental lainnya, seperti fobia sosial.
  • 20. EPIDEMIOLOGI • Gangguan panik: - Tingkat prevalensi 1-tahun: 2,1%, - prevalensi seumur hidup : 5% • Gangguan Panik dengan agoraphobia lebih sering ditemui daripada gangguan panik tanpa agoraphobia pada prevalensi 1 tahun nya (tingkat prevalensi 0,6 vs 1,6%) dan usia (1,1% dibanding 4%)
  • 21. FAKTOR GENETIK DAN BIOLOGI • Gangguan panik bersifat herediter-diwariskan. • Serotonin, norepinefrin, dan GABA terlibat aktif dalam patofisiologi gangguan • Serangan panik melibatkan aktivasi daerah kortikal, subkortikal, & peningkatan aktivitas simpatis
  • 22. FAKTOR PSIKOLOGIS • Pasien menunjukkan respon nyata atas kecemasan yang berhubungan dengan serangan panik • Kecemasan, perilaku penghindaran dan perilaku cenderung semakin membangun suatu sikap tertentu, berpuncak pada terjadinya agoraphobia • Tingkat prevalensi gangguan panik lebih tinggi pada wanita
  • 23. DIFERENSIAL DIAGNOSIS DAN KOMORBIDITAS • Gangguan panik sering muncul sebagai komorbiditas dari gangguan mood dan kecemasan lainnya. • Pola kekerasan yang meningkat akan membuat reaksi withdrawal yang sulit dibedakan dengan serangan panik • Ada gambaran khas yang spesifik membedakan gangguan panik dengan kepanikan yang jarang terjadi dalam kondisi medis lainnya
  • 24. DIFERENSIAL DIAGNOSIS DAN KOMORBIDITAS • Hasil pemeriksaan medis pada pasien dengan gangguan panik harus ditegakkan melalui beberapa diferensial diagnosis. • Tes laboratorium lain harus seminimal mungkin, kecuali jika ada indikasi faktor fisik lainnya
  • 25. Pengobatan • Untuk Farmakoterapi, ada banyak obat yang dapat digunakan untuk mengobati kecemasan. • Secara garis besar di bagi menjadi 2 kategori dasar: 1. antidepresan dengan sifat antipanic 2. benzodiazepin.
  • 26. • Target utama pengobatan antidepresan adalah supresi total atas serangan panik. • SSRI: Untuk pengobatan gangguan panik, SSRI adalah yang paling umum digunakan tingkat kesembuhan relatif tinggi, efek samping minimal • Antidepresan lain( seperti trisiklik dan Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)), juga sangat efektif dalam mengurangi panik. Namun, efek samping yang lebih besar sehingga MAOI dijadikan opsi kedua setelah SSRI. ANTI DEPRESAN
  • 27. • Ada beberapa kegunaan benzodiazepin dalam terapi gg.panik. • obat-obatan dengan potensi yang lebih rendah (mis:oxazepam)  dapat digunakan pada awal pengobatan untuk mengurangi kecemasan awal, termasuk gejala cemas yang diinduksi oleh antidepresan. • Untuk serangan yang lebih berat, benzodiazepin potensi kuat , seperti alprazolam dan clonazepam sangat efektif untuk menekan serangan panik • ESO: sedasi berlebihan dan ataksia (gg.motorik) BENZODIAZEPIN
  • 28. Benzodiazepin • penggunaan secara terus menerus  ketergantungan fisik dan cenderung mengalami reaksi withdrawal saat dilakukan penghentian tiba-tiba atau pengurangan dosis. • gejala withdrawal maliputi : mual, ataksia, pusing, diaforesis, kecemasan, tekanan darah tinggi, bahkan kejang (pada penghentian tiba-tiba dari dosis tinggi) • potensi ketergantungan dan kesulitan menghentikan obat harus dijelaskan kepada pasien sebelum dimulainya terapi • Benzodiazepin umumnya digunakan sebagai upaya terakhir setelah obat kelas lainnya telah digunakan. `
  • 29. Psikoterapi • Merupakan suatu terapi perubahan perilaku, yang klasik, salah satunya dilakukan suatu penilaian terhadap RTA pasien. terapis sec. bertahap mengarahkan & memandu pasien untuk menafsirkan suatu sensasi secara benar Menyebab- kan hilangnya rasa kekhawatiran batin dilakukan paparan bertahap atas kecemasan terhadap lingkungan, dan atas fobia mereka pada akhirnya rasa cemas dan panik saat menghadapi situsi tersebut dapat hilang
  • 30. II. GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
  • 32. KRITERIA DIAGNOSIS A. Kekhawatiran dan kecemasan berlebih mengenai satu atau lebih aktivitas beberapa hari sampai 6 bulan B. Kesulitan mengontrol kekhawatiran C. Kecemasan dan kekhwatiran yang berhubungan dengan 3 atau lebih hal berikut ini: - Kegelisahan - Mudah capek - Sulit konsentrasi - Mudah tersinggung - Kaku otot - Gangguan tidur
  • 33. Cont…. D. Fokus dari kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gejala gangguan Axis I E. Kekhawatiran dan kecemasan menyebabkan gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan dan lainnya. F. Kerusakan ini tidak disebabkan oleh langsung oleh suatu zat seperti obat-obatan dan tidak terjadi secara eksklusiv selama gangguan mood, gangguan psikotik.
  • 34. Epidemiologi • Prevalensi : 2-5% dari seluruh gangguan jiwa. (Kadang tidak terdiagnosa) • Wanita>pria • Sering berkomplikasi dengan : Ggn depresi Ggn kecemasan lain Dan Ggn psikosomatik
  • 35. ETIOLOGI • Kecenderungan untuk diturunkan dgn pengaruh besar tetap pada faktor lingkungan • Terjadi sebagian besar pada orang yang emosional • Disregulasi serotonin dan GABA Faktor genetik dan biologi • adanya antisipasi terhadap kemungkinan kejadian buruk pada masa depan disertai dengan rencana- rencana untuk menghadapi hal yang dipikirkan tersebut Faktor Psikologi
  • 36. Penatalaksanaan Jenis Obat Dosis Awal Dosis harian SSRIs  Paroxetine  Escilatopram 10 mg qd (once daily) 10 mg qd 20-50 mg 10-20 mg Buspirone 7,5 mg bid (twice daily) 20-30 mg div bid/tid SNRI/SSRI  Venlafaxine XR 37,5 mg qd 75-225 mg
  • 38. Gangguan depresi Gangguan obsesif kompulsif Serangan panik Fobia spesifik PTSD Penyakit fisik Penggunaan zat DIAGNOSIS BANDING
  • 41. PENDAHULUAN FOBIA SPESIFIK Stimulus terbatas  panik PENGARUH LIFE STYLE TDK BERMAKNA Pria = wanita 25%: gx ringan 8% memenuhi kriteria secaa komplit PILIHAN PEKERJAAN DAN PENCAPAIAN HASIL
  • 42. Objek tertentu Segera menyebabkan respon kecemasan Menyadari rasa takutnya adalah berlebihan Penghindaran situasi fobia mengganggu rutinitas normal Umur < 18 thn  durasi minimal 6 bulan Gejala tidak cenderung pada diagnosis gangguan lain
  • 44. PENGOBATAN • Tidak terdapat pengobatan tertentu untuk fobia spesifik. • Obat-obatan seperti benzodiazepine dapat mengurangi gejala, ketika penampakannya dapat diantisipasi. • Meskipun demikian, pengobatan pilihan untuk fobia spesifik adalah terapi perilaku, khususnya pemaparan (exposure) dan desensitasi.
  • 45. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS • Fobia dapat berkembang sepanjang hidup. • Fobia yang berkembang saat masa anak-anak dapat secara spontan muncul kembali saat dewasa, walaupun pada umumnya lebih sering terjadi secara persisten. • Hasil yang lebih buruk telah dihubungkan dengan fobia multiple dan kurangnya motivasi atau partisipasi dalam terapi.
  • 47. GAMBARAN UMUM DAN PRESENTASI • Definisi: Fobia sosial adalah ketakutan berlebihan terhadap situasi dimana seseorang dapat dinilai secara negatif oleh orang lain atau dapat melakukan sesuatu yang memalukan. • Ketakutan ini dapat muncul bersama dengan ketakutan terhadap ketidakmampuan menghindari atau melarikan diri. • Fobia sosial biasanya terbatas pada ketakutan akan rasa malu. • Gejala yang berhubungan dengan ketakutan, seperti pernafasan dangkal, takiakrdi, tremor, sebenarnya memperburuk kecemasan itu sendiri.
  • 48. KRITERIA DIAGNOSTIK • Adanya ketakutan yang berhubungan dengan paparan yang terlihat oleh orang lain. • takut menunjukkan kecemasan dan mendapat rasa malu. • takut untuk mengucapkan sesuatu yang bodoh, atau memalukan, sehingga menghindari interaksi sosial. • Ketakutan itu terasa menyusahkan dan seringkali menyebabkan masalah signifikan pada kehidupan, mengganggu berbagai hal berhubungan dg interaksi sosial. • Untuk memenuhi kriteria diagnostik, tidak terdapat spesifikasi batasan waktu tertentu pada orang dewasa
  • 49. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi wanita > pria • Pengobatan wanita = pria. • Onset umur biasanya selama masa remaja ETIOLOGI • Genetika dan biologi • faktor-faktor lingkungan • distorsi kognitif • interaksi lingkungan
  • 50. DIAGNOSIS BANDING DAN KOMORBIDITAS • Diagnosis diferensial yang paling penting adalah dengan gangguan kecemasan yang lain. • Orang-orang dengan PTSD dapat memiliki kecemasan sosial dan aversi, tapi ini spesifik untuk trauma yang lebih awal. • Berbagai gangguan kepribadian dapat memiliki komponen signifikan penghindaran sosial. • Gangguan psikotik seperti skizofrenia hendaknya dipertimbangkan. • Penghindaran sosial jarang terjadi sebagai akibat langsung zat atau kondisi medis lainnya.
  • 51. SSRI paroxetine, sertraline, tipe lepas lambat dari SNRI: venlafaxine. Benzodiazepin seperti: lorazepam, clonazepam, atau alprazolam dosis relatif kecil Buspirone dan MAOI Beta blocker seperti propranolol atau atenolol PENATALAKSANAAN
  • 52. Psikoterapi Terapi tingkah laku dan CBT Metode kognitif termasuk elemen pengujian ulang dan uji hipotesis.
  • 53. Medikasi dengan indikasi kelainan kecemasan sosial. Catatan: qd: sekali sehari. tabel ini digunakan pada dosis dewasa. Dosis pediatri dan lanjut usia berbeda dan mungkin tidak diindikasikan. Medikasi Dosis Awal Rekomendasi Dosis Harian SSRI  Paroxetine  Paroxetine CR  Sertraline 10 mg qd 12,5 mg 25 mg qd 20 – 50 mg 12,5 – 37,5 mg 50 – 200 mg SSRI/ SNRI  Venlafaxine XR 37,5 – 75 mg qd 75 – 225 mg
  • 54. PERJALANAN DAN PROGNOSIS Depresi  faktor resiko bebas, memperburuk perkembangan secara keseluruhan. Perjalanan perkembangan dari fobia sosial biasanya kronis jika tanpa penatalaksanaan yang spesifik. Keadaan kronis ini mungkin menyebabkan gangguan pada bidang sosial dan pekerjaan yang signifikan. Banyak orang mengalami gejala yang ringan tanpa kerusakan yang signifikan.
  • 55. IV. GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF(OCD) • Kelainan kecemasan dimana seseorang mengalami gangguan pikiran yang tidak terkendali dan memaksa (obsesif) dan tingkah laku yang berulang–ulang dan bersifat ritual (kompulsi). OCD • Rasa takut terhadap kontaminasi. • Keraguan patologis mengenai hal–hal seperti mematikan kompor, mengunci pintu. • Kebutuhan adanya keadaan simetris. • Ketakutan akan hilangnya kendali seksual atau kuasa agresif. Obsesi
  • 56. • Obsesi seringkali terjadi bersamaan dengan tingkah laku kompulsif • OCD  1 jam atau lebih per hari,atau menyebabkan kerusakan atau tekanan yang signifikan Obsesi dapat muncul dari hal yang tidak jelas atau mungkin dirangsang oleh sesuatu dari lingkungan. Ketakutan adanya kontaminasi dapat menjadi bersifat keseluruhan. perilaku meng- hindar. Hidup menjadi lebih ter- batas.
  • 57. • Gangguan fungsional biasanya terjadi sebagai akibat dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tingkah laku yang mengurangi kecemasan  gangguan signifikan. • Perasaan cemas atau ketidaksukaan akan berkurang setelah melakukan perilaku kompulsi. • Jika tingkah laku ini tidak dilakukan, mereka seringkali mengalami ansietas, antipati, rasa tidak puas, bahkan reaksi seperti panik.
  • 58. KRITERIA DIAGNOSIS OCD • Obsesi atau kompulsi Obsesi dapat ditentukan dengan (1), (2), (3), dan (4) 1) Pikiran, impuls, atau gambaran yang menetap dan kambuhan yang mereka alami, pada saat gangguan, sebagai hal yang tidak tepat dan tidak menyenangkan dan menyebabkan mereka tertekan dan cemas 2) Pikiran, impuls atau gambaran tidak sekedar rasa khawatir berlebihan mengenai masalah kehidupan yang nyata.
  • 59. 3) Orang tersebut berusaha mengabaikan atau menekan pikiran, impuls atau gambaran yang demikian, atau untuk menetralkannya dengan pemikiran atau tindakan lain. 4) Orang tersebut menyadari bahwa pikiran, impuls atau gambaran obsessional mereka merupakan hasil dari pemikiran mereka sendiri (bukan dari luar seperti pada sisipan)
  • 60. • Kompulsi ditentukan dengan (1) dan (2): 1. Tingkah laku berulang–ulang atau tindakan mental dimana orang tersebut merasa terpaksa untuk melakukannya sebagai respon terhadap obsesi atau sesuai dengan aturan harus dilakukan dengan tepat. 2. Tindakan mental atau tingkah laku ditujukan untuk menghindari atau mengurangi tekanan atau menghindari kejadian atau situasi menakutkan
  • 61. A. Pada beberapa titik selama perjalanan dari kelainan ini, orang tersebut harus menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka berlebihan dan tidak beralasan. B. Obsesi atau kompulsi menyebabkan tekanan yang jelas, menghabiskan waktu (lebih dari 1 jam perhari), atau mempengaruhi rutinitas normal, fungsi bekerja (atau belajar), atau aktivitas sosial dan relasi orang tersebut secara signifikan,
  • 62. C. Jika terdapat kelainan Axis I lainnya, isi dari obsesi dan kompulsi tidak terbatas pada hal tersebut. D. Kelainan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis langsung dari zat (misalnya penyalahgunaan obat atau medikasi) atau keadaan medis secara umum
  • 63. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi umum : 2-3%. • Onset : usia 20-30 tahun. Akan tetapi, OCD dapat terlihat pada anak–anak. • Insidensi laki–laki sebanding dengan perempuan.
  • 64. Genetik Sindrom Gilles de la Tourette setelah infeksi streptokokus pada masa kanak–kanak Keterlibatan sejumlah sistem neurotransmitter (serotonin,dopamin) ETIOLOGI
  • 65. DIAGNOSIS BANDING & KOMORBIDITAS • Depresi berat • Gangguan panik, fobia atau PTSD • Skizofrenia atau gangguan psikotik lain • Body Dismorphic Disorder (BDD) • Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) • OCD dapat muncul pada sindrom Tourette, kelainan tic, dan penggunaan kokain. Dapat juga terjadi setelah terjadi serangan pada otak seperti trauma, encephalitis, multiple sclerosis, atau tumor otak.
  • 66. PENATALAKSANAAN • SSRI • MAO-Inhibitor • Terapi perilaku • Diberikan paparan rangsangan yang membangkitkan obsesi dan kompulsi, secara bertahap meningkatkan jumlah waktu yang dibutuhkan mendekati maksimal.
  • 67. Medikasi dengan Indikasi bagi OCD Medikasi Dosis Awal Dosis Rekomendasi SSRI  Fluoxetine  Paroxetine  Sertraline  Fluvoxamine TCA  Clomipramine 20 mg qd 20 mg qd 50 mg qd 50 mg qd 25 mg qd 20 – 80 mg 40 mg 50 – 200 mg 50 – 150 mg bid 50 – 150 mg qhs Catatan: Qd = sekali sehari; qhs = tiap empat jam; bid= dua kali sehari digunakan untuk dosis dewasa yang umum. Dosis pediatric dan lanjut usia berbeda dan mungkin tidak diindikasikan.
  • 68. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS • gg.kronis  kualitas hidup <<  gg.fungsional • sering tidak disadari , sering tjd kesalahan diagnosis diagnosis dan terapi dini sangatlah penting. OCD • Gejala mereda , kadang msh ada sedikit gejala sisa. • dapat terjadi kekambuhan  intervensi baru. • Obat-obatan serotoninergik (SSRI)  efektif Terapi • akses terapi sulit (kurang dana, asuransi, terapi yang terjangkau) Kendala
  • 69. GANGGUAN TERKAIT TRAUMA Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dan Acute Stress Disorder (ASD)
  • 70. Gambaran dan presentasi ASD dan PTSD : kondisi akibat kejadian traumatik yang ekstrim dan emosional (ancaman bagi kehidupan) Presdiposisi: • Perang • Penyiksaan • Serangan • kekerasan seksual • bencana alam
  • 71. Diagnosis • ASD dan PTSD menunjukkan banyak kesamaan karakteristik, namun memiliki beberapa ciri perbedaan yang khas. Persamaan • membutuhkan paparan dari suatu kejadian traumatik ekstrim • memiliki simptomatologi yang sama Perbedaan: onset dan durasi gejalanya. •ASD : min. 2 hari dari kejadian traumatik dan harus mereda max. 1 bulan. •PTSD: gejala >1bulan • PTSD kronis: gejala > 6 bulan
  • 72. • “pengalaman berulang” (re-experiencing): Pertama • perasaan dan pengalaman yang mendalam  membangkitkan respon fisiologis. Kedua • penderita menghindari factor pencetus dari kecemasannya (hal yg mengingatkan) Terakhir Diagnosis membutuhkan tiga gejala yang berlangsung secara bersamaan:
  • 73. Epidemiologi • secara langsung berhubungan dengan paparan trauma. • 20-30% orang yang mengalami situasi yang mengancam jiwa akan mengalami gejala yang menetap. • Prevalensi PTSD seumur hidup: 8% • Prevalensi >>: wanita, anak, orang tua
  • 74. KRITERIA DIAGNOSIS UNTUK ASD (DSM-IV) 1. Seseorang telah mengalami suatu kejadian traumatik 2. Saat/ setelah kejadian memiliki min. 3 gejala disosiatif 3. Kejadian traumatik terasa menetap dan terjadi kembali 4. Penghindaran terhadap sesuatu yg membangkitkan kenangan 5. Gejala kecemasan dan aktivitas yang meningkat 6. Menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau terganggunya fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya. 7. Gangguan terjadi min. 2 hari, berlangsung max. 4 minggu. 8. Gangguan tidak disebabkan zat atau kondisi medik.
  • 75. KRITERIA DIAGNOSIS UNTUK PTSD (DSM-IV) 1. Seseorang telah mengalami suatu kejadian traumatik 2. Kejadian traumatik terasa menetap dan terjadi kembali 3. Penghindaran menetap dari suatu hal yang berhubungan dengan trauma 4. Gejala persisten dari bangkitan yang meningkat (tidak tampak sebelum trauma) 5. Durasi dari gangguan tersebut (1-4) terjadi lebih dari 1 bulan. 6. Menyebabkan penderitaan yang signifikan secara klinis atau terganggunya fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi lainnya.
  • 76. Kriteria spesifik • gejala berlangsung < 3 bulan Akut • gejala berlangsung ≥ 3 bulan Kronis • onset dari gejala muncul setidaknya 6 bulan dari kejadian yang menyebabkan stressor Onset lambat
  • 78. Kecenderungan PTSD dapat berkaitan dengan faktor genetik yang melibatkan axis stress. Perubahan regulasi axis hipotalamus-pituitary-adrenal (HPA) adalah bukti dari PTSD. Pada PTSD, abnormalitas axis HPA berupa kadar kortisol dibawah normal dan meningkatnya inhibisi feedback kortisol (atau analog seperti dexamethason). Pola yang berlawanan terlihat pada depresi tanpa komorbid PTSD, dimana terjadi peningkatan kortisol secara persisten dan supresi feedback axis HPA. Oleh karena itu, PTSD muncul berkaitan dengan menurunnya respon terhadap axis HPA.
  • 80. DD dan Komorbiditas • Gangguan kecemasan atau depresi lainnya dengan riwayat trauma yang serius termasuk kejadian yang mengancam jiwa • Insomnia yang berkaitan dengan ASD dan PTSD ditemukan pada berbagai kondisi lain seperti depresi berat • Hiperarousal berulang sering didapatkan pada kondisi yang lain: -Gangguan panik atau phobia -Gangguan obsesif kompulsif • Malingering (pura-pura sakit) • Gangguan Disosiatif • Penyakit Medis dan Reaksi Obat • Gangguan psikotik (skizofrenia, gangguan waham)
  • 81. • Diagnosis psikotik tidak menghalangi diagnosis ASD atau PTSD namun dengan adanya psikosis, pertimbangkan beberapa faktor (3): 1) cerita yang masuk akal; 2) stressor yang dekat—dimana seseorang sebenarnya menunjukkan lokasi spesifik pada waktu kejadian trauma 3) adanya bukti-bukti yang menguatkan secara signifikan lainnya, terutama anggota keluarga.
  • 82. TERAPI • Terapi ASD atau PTSD tergantung pada keparahan dan keluasan gejala farmakologis psikoterapi Intervensi psikoedukasi Manajemen krisis Keterlibatan jaringan sosial yang luas seperti anggota keluarga
  • 83. TERAPI FARMAKOLOGIS • Dua jenis SSRI-sertraline dan paroxetine indikasi untuk terapi PTSD  terapi lini pertama • Manajemen terapi ASD difokuskan berdasarkan gejala, seperti penggunaan temporer sedative (misalnya zolpidem) atau obat-obat antianxietas seperti benzodiazepine. • Namun jika respon akut yang terjadi parah, atau jika depresi serius merupakan komorbid, maka antidepressant diindikasikan.
  • 84. • Dosis diatas digunakan untuk dosis dewasa. Dosis anak dan lansia berbeda dan mungkin tidak diindikasikan Terapi Dosis awal Dosis harian yang direkomendasikan SSRI Paroxetine 10 mg 1x/hari 20-50 mg Sertraline 25 mg 1x/hari 50-200 mg • Dosis yang direkomendasikan ditampilkan pada tabel berikut,walaupun dosis yang lebih tinggi sering digunakan.
  • 85. Terapi lainnya telah diteliti diantaranya: • ditemukan efektif untuk PTSD Antidepressant trisiklik dan MAOI • menjanjikan untuk terapi PTSD sedang sampai berat, terutama psikosis yang terjadi bersamaan, namun bukti yang ada masih terbatas Antipsikotik atipikal • digunakan untuk memperbaiki gejala spesifik PTSD seperti anxietas dan insomnia. Terapi lain secara khusus
  • 86. • Intervensi psikoterapi Pendekatan yang paling efektif adalah terapi yang ditargetkan pada trauma itu sendiri. Terapi efektif yang secara khusus menggunakan teknik paparan contohnya mengekspos pasien PTSD yang berhubungan dengan pertempuran dengan suara tembakan. Terapi agresif awal khususnya setelah kedaruratan ASD membantu mencegah timbulnya PTSD. Teknik khusus seperti terapi paparan membuat pasien belajar menghadapi dan mengembangkan strategi manajamen rasa takut.
  • 87. Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR). Salah satu metode kontroversial untuk gangguan mental terkait trauma mengkombinasikan latihan gerak mata spesifik dengan psikoterapi yang difokuskan trauma tidak menunjukkan manfaat yang lebih besar dibanding metode psikoterapi lainnya bukan suatu terapi yang menambah manfaat.
  • 88. Perjalanan Klinis dan Prognosis • berhubungan dengan kejadian trauma yang baru saja terjadi. • Perjalanan ASD :self limited atau sembuh sendiri, dengan gejala bertahan tidak lebih dari 4 minggu • bisa berkembang menjadi pola simptomatologi yang lebih kronik. Onset ASD • dapat terjadi setiap saat selama hidup masing- masing individu. • Onset gejala yang terlambat dapat memprediksi siapa yang mengalami kesulitan simptomatologi dan banyak orang mengalami presentasi subklinis. Onset PTSD
  • 89. • Diperkirakan kurang lebih 30% pasien mengalami remisi spontan tanpa terapi. • Kurang lebih 1/3 dari seluruh pasien tidak pernah sembuh sempurna walaupun sudah diberi intervensi. • Banyak penderita PTSD gejalanya terus berlanjut dari ringan ke sedang walaupun diterapi. • Waktu rata-rata sampai penyembuhan yang signifikan adalah 24- 36 bulan(dengan tx) dan 64 bulan (tanpa tx).
  • 90. Prognosis yang lebih baik berhubungan dengan: onset gejala yang cepat durasi yang pendek fungsi premorbid yang baik dukungan sosial yang kuat.