SlideShare a Scribd company logo
1 of 90
LANSKAP LINGUISTIK:
Pengenalan dan Aplikasinya
Kuliah Umum Magister Linguistik, FIB UNDIP
23 September 2022
oleh
Ketut Artawa & Ketut Widya Purnawati
Program Studi Linguistik Program Doktor
FIB Universitas Udayana
OUTLINE
PEMAPARAN
APLIKASI LL
ARAH PENELITIAN
PENUTUP
PEMAPARAN
PENGENALAN
ASAL USUL
DEFINISI
ASPEK METODOLOGIS DALAM LL
LINGUISTIC LANDSCAPE
LANSKAP
LINGUISTIK
VS
• LINGUISTIK
LANSKAP
TIPOLOGI
LINGUISTIK VS
• LINGUISTIK
TIPOLOGI
ANTROPLOGI
LINGUISTIK VS
• LINGUISTIK
ANTROPOLOGI
Landscape
A large area of countryside, especially in relation to
its appearance (Cambridge)
A picture representing a view of natural inland
scenery (Webster)
All the features that are important in a particular
situation ( Collins).
A picture representing an area of countryside.
(Oxford)
SCAPE
Suffix is used to form
nouns referring to a wide
view of a place, often
one represented in
a picture.
a view or picture of
a scene —usually
used in combination
TANAH KELAHIRAN LL
Studi awal dengan objek ‘public
signs’ dilakukan oleh Rosenbaum,
dkk (1977) dan Spolsky & Cooper
(1991) di Israel.
Rosenbaum, dkk (1977)
memberikan dasar klasifikasi
‘public signs’ yang penting :
‘private signs’ dan ‘public signs’
TANAH KELAHIRAN LL
Rodrigue Landry and Richard Y. Bourhis. 1997
menulis ‘Linguistic landscape and ethnolinguistic
vitality: An empirical study’
Penelitian ini dilakukan di Kanada
Kedua penulis inilah yang dikenal sebagai
pencetus studi LL: definisi dan fungsi LL
DEFINISI
Pada artikel Landry and Bourhis tersebut
terdapat definisi LL dengan dua versi.
Gorter (2018) mengklasifikasikan definisi LL
yang terdapat dalam artikel Laundry dan
Bourhis menjadi:
(1)versi singkat’ dan
(2)‘versi daftar
DEFINISI
DEFINISI SINGKAT:
Pada definisi singkat dikatakan bahwa: ‘LL mengacu pada
visibilitas serta ciri khas bahasa pada tanda-tanda publik
dan komersial di suatu wilayah tertentu’ (Landry &
Bourhis 1997: 23).
DEFINISI DAFTAR:
LL merupakan bahasa yang terdapat pada rambu-rambu
jalan umum, papan iklan, nama jalan, nama tempat,
tanda toko komersial, dan papan informasi publik di
gedung-gedung pemerintah yang bergabung membentuk
LL suatu wilayah atau aglomerasi perkotaan tertentu’
(Landry & Bourhis 1997: 25).
DEFINISI RANGKUMAN
Gorter (2006: 2) merangkum
dan memberikan definisi
singkat lainnya untuk LL, yaitu
‘penggunaan bahasa dalam
bentuk tertulis di ruang
publik’.
Definisi journal of linguistic landscape
“ Field of linguistic landscape attempts to
understand the motives, uses, ideologies,
language varieties, and contestations of
multiple forms of languages as they
displayed in public spaces”
Pilihan terhadap kedua definisi
 Dari dua definisi tersebut: definisi daftar cukup
menarik perhatian
 karena memiliki item umum yang terkait dengan
tanda-tanda tekstual di ruang publik.
 karena ketika diperhatikan lebih cermat, definisi
daftar ini memberi peluang untuk menambahkan
jenis tanda lainnya di ruang publik.
Nama Alternatif
Huebner 2006 "environmental print”
Ben-Rafael,
dkk. 2006
“the decorum of the public
life”
Gorter, 2006 “multilingual cityscape”
Jaworski &
Thurlow, 2010)
“semiotic landscape”
FUNGSI LL
1 fungsi informasional:
dipahami sebagai kapasitas LL untuk
"berfungsi sebagai penanda khas wilayah
geografis yang dihuni oleh komunitas bahasa
tertentu"
2. fungsi simbolik:
dipahami untuk menunjukkan kekuatan atau
dominasi simbolik yang dipegang oleh satu
komunitas linguistik atas komunitas lainnya.
Information function
 The information function of the availability of out-door
signs found is to inform the readers that communication
and service can be carried out using the languages used in
the out-door signs.
Symbolic Function
 The texts making up the LL may be monolingual,
bilingual or multilingual, reflecting the diversity
of the language groups present in a given territory
or region. However, language or code preference
is never the result of an arbitrary decision.
 The linguistic code choices in the public sphere
serve to index broader societal and governmental
attitudes towards different languages and their
speakers.
LL Fisik (LLF) vs Virtual (LLV)
 Sejalan dengan perkembangan teknologi tanda
luar ruang tidak hanya mencakup tanda luar ruang
yang dipasang di suatu daerah, tetapi juga
mencakup media publik seperti website, yang
juga menyajikan bahasa yang ditujukan kepada
pembaca umum dan diistilahkan LL virtual
(Ivkovic & Lotherington, 2009).
LLF
 LL adalah visibilitas dan arti penting (salience) bahasa-
bahasa pada tanda luar ruang publik dan komersial pada
suatu wilayah tertentu (Landry & Bourhis, 1997: 23).
 Malinowski (2015) mengadopsi pandangan Trumper-Hecht
(2010) yang menyatakan bahwa dalam LL terdapat relasi
spasial yang terdiri atas tiga tipe hubungan yaitu: 1) ruang
yang terlihat (perceived space), 2) ruang yang dipahami
(conceived space), (3) ruang dimensi eksperiensial guyub
tutur (lived space).
LLF
 Ruang yang terlihat (perceived space) adalah aktualisasi peraturan dalam
media luar ruang yang bisa dilihat dan didokumentasikan dengan kamera
dalam bentuk foto.
 Ruang yang dipahami (conceived space) dapat diartikan bahwa konsep media
luar ruang yang dibuat dan dikembangkan berasal dari aturan pemegang
kekuasaan melalui penerapan peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
 Dimensi eksperiensial guyub tutur (lived space) menyangkut sudut pandang
dan pengalaman para aktor LL sehubungan dengan keberadaan media luar
ruang.
LLF VS LLV
 LL fisik memiliki beberapa perbedaan dasar apabila
dibandingkan dengan LLV. Tanda luar ruang fisik relatif
stabil dari waktu ke waktu. Hal ini tentunya mengacu
pada tanda luar ruang yang dipasang secara permanen.
 Perbaikan atau perubahan tanda tersebut memerlukan
tenaga, biaya, dan bahan yang relatif banyak. Di lain
pihak, konten website bisa di-update setiap waktu tanpa
memerlukan biaya dan usaha tinggi seperti yang dilakukan
pada LL fisik.
LLF VS LLV
 Konten linguistik yang menunjukkan kepemilikan,
identitas, dan peraturan yang digunakan pada tanda luar
ruang fisik bersifat lebih permanen dan stabil
dibandingkan dengan LLV.
 lanskap linguistik menyatu dengan pembaca dalam
aktivitas sehari-hari karena dipasang di tempat-tempat
umum, sedangkan LLV bersifat delokalisasi, yaitu tidak
adanya batasan wilayah untuk melihat tanda yang
ditampilkan pada dunia maya, kecuali dibatasi dengan
membership atau keanggotaan.
lanskap linguistik Virtual (LLV)
 LLV adalah penggunaan bahasa pada komunikasi virtual yang
pada umumnya dilakukan melalui website, online software,
yang memiliki ciri tersendiri, tetapi analog dengan LL fisik, yang
juga berperan sebagai penanda semiotik, serta indikasi
sosiolinguistik dan hubungan sosio-politik (Ivkovic &
Lotherington, 2009: 18).
 lanskap linguistik virtual mendeskripsikan linguistik dunia maya
(cyberspace) sama seperti LL mendeskripsikan fenomena
linguistik suatu daerah yang di antaranya berfokus pada
penanda identitas, penyediaan pilihan akses tekstual dan
ekspresi (Ivkovic & Lotherington, 2009).
LLV
 Berbagai fitur media online dari berbagai platforms
tersedia dan memberikan paparan multilingualisme
kepada pemakai LLV. lanskap linguistik virtual merupakan
sebuah kekuatan yang penting dalam ekologi bahasa
global di masa internet seperti sekarang (Ivkovic &
Lotherington, 2009: 17).
LLV
 lanskap linguistik virtual secara garis besar analog
dengan LL fisik yang menggambarkan masyarakat
linguistik di suatu wilayah dan untuk menandai
status bahasa dalam hubungan kekuasaan di
antara pilihan-pilihan linguistik yang ada dalam
dunia maya.
LLV
 lanskap linguistik virtual mendeskripsikan
linguistik dunia maya (cyberspace) sama seperti
LL mendeskripsikan fenomena linguistik suatu
daerah yang di antaranya berfokus pada penanda
identitas, penyediaan pilihan akses tekstual dan
ekspresi (Ivkovic & Lotherington, 2009).
Lanskap Linguistik
 Secara teoritis, keberadaan bahasa dalam media luar ruang sejak tahun 1997
dikenal dengan nama lanskap linguistik (selanjutnya disingkat LL) (Landry &
Bourhis, 1997).
 Kajian LL utamanya bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi
pola sistematis tentang kehadiran dan ketidakhadiran suatu bahasa di ruang
publik dan untuk menggali motif, tekanan, ideologi, reaksi dan keputusan
aktor pembuat tanda (Shohamy, 2012: 538).
 LL tidaklah arbitrer dan acak karena di dalamnya terdapat hubungan
sistematis antara LL dan masyarakat, politik, ideologi, ekonomi, kebijakan,
kelas, identitas, multilingualisme, multimodalitas dan berbagai bentuk
presentasinya (Shohamy, 2012: 538).
Fokus LL
 Menurut Gorter (2006) dalam bukunya yang berjudul ‘Linguistic Landscape: A
New Approach to Multilingualism’ LL adalah bentuk kajian relatif baru yang
berfokus pada penggunaan bahasa pada ranah publik yang sering dihubungkan
dengan kajian sosiolinguistik dan linguistik terapan.
Perkembangan Penelitial LL
 Penelitian LL berkembang sangat pesat meliputi berbagai tempat dan situasi
bahasa di seluruh dunia. Penelitian LL paling banyak dilakukan di kota-kota
besar (sebagai contoh Papen (2012), Shang dkk., (2017), Hires-László (2019),
Karam dkk. (2020).
 Kemudian, kajian LL juga dilakukan di daerah-daerah pusat pertemuan orang
dari berbagai negara seperti tempat wisata dan bandara (misalnya Bilá dkk.,
(2019), Prasert dkk. (2019), Woo dkk. (2020), Artawa dkk. (2020).
LL Kampus
 Penelitian LL kampus sudah pernah dilaksanakan di beberapa negara. Wang
(2015) meneliti tiga dimensi LL kampus di Jepang yaitu dimensi konstruksi
fisik LL, dimensi regulasi, dan dimensi perspektif pembaca.
 penelitian ini meliputi multilingualisme yang terdapat di kampus, yang
merupakan bagian dari program internasionalisasi kampus. Para mahasiswa,
baik asing maupun lokal, menunjukkan sikap yang positif terhadap
penggunaan papan nama multilingual di kampus.
LL Kampus
 . Penelitian lain dilaksanakan oleh Keles dkk. (2020) tentang konten bilingual
LL virtual sebuah kampus di Turki dari sudut pandang kebijakan bahasa secara
de jure dan de facto.
 Temuan penelitian ini adalah terdapatnya ketidaklinearan kebijakan bahasa di
kampus tersebut dengan implementasinya. Penelitian lain dilakukan oleh Im
(2020) pada media promosi pendidikan di jurusan Kajian Asia Timur di sebuah
universitas di Amerika.
LL Kampus
 Penelitian LL kampus sudah pernah dilaksanakan di beberapa negara. Wang
(2015) meneliti tiga dimensi LL kampus di Jepang yaitu dimensi konstruksi
fisik LL, dimensi regulasi, dan dimensi perspektif pembaca.
 Temuan penelitian ini meliputi multilingualisme yang terdapat di kampus,
yang merupakan bagian dari program internasionalisasi kampus. Para
mahasiswa, baik asing maupun lokal, menunjukkan sikap yang positif
terhadap penggunaan papan nama multilingual di kampus.
ASPEK METODOLOGIS
PENENTUAN
UNIT ANALISIS
PENDEKATAN
UNIT ANALISIS
Secara umum peneliti LL menjadikan berbagai
bentuk bahasa yang dikategorikan sebagai ‘tanda’
yang ditampilkan di ruang publik sebagai titik awal
penyelidikan.
Backhaus (2007: 4-9; 61) menyatakan bahwa tanda di
ruang publik bersifat alami dan merefleksikan bahasa,
untuk itu tanda dapat dijadikan sebagai ‘unit analisis’
dalam kajian LL.
Menurut Mensel, dkk (2016), pemilihan pendekatan
untuk pengumpulan data sebagai unit analisis LL
adalah dengan cara mendefinisikan fenomena bahasa
di ruang publik yang dapat dan akan diamati.
UNIT ANALISIS
Sejak penelitian LL pertama oleh Spolsky dan Cooper
(1991), ‘rambu-rambu jalan’ telah menempati bagian
yang signifikan dan terus menjadi bidang penyelidikan
yang penting dalam LL (lihat Amos, 2015).
Sifat unit analisis dalam LL telah berkembang secara
dramatis, dan sekarang mencakup sejumlah besar tanda
yang dapat ditemukan di ruang publik.
Landry dan Bourhis (1997: 25) mengidentifikasi enam
jenis tanda dalam LL, yaitu: ‘tanda jalan umum’, ‘papan
iklan’, ‘nama jalan’, ‘nama tempat’, ‘tanda toko
komersial’, dan ‘tanda publik di gedung-gedung
pemerintah’
Unit Analisis
Tanda pada LL juga termasuk:
objek yang memiliki mobilitas (tidak tetap)
atau sesuatu yang tidak stabil dan bergerak
seperti:
‘selebaran (leaflet)’ yang didistribusikan
(barangkali dicampakkan), ‘iklan pada truk
atau bus’ yang berlalu-lalang di jalan raya,
di kereta ataupun pesawat, dan di semua
tempat lainnya yang berpotensi terbaca
oleh banyak orang (Torkington, 2009:124).
Unit Analisis
Upaya untuk penyeleksian tanda-tanda ini
biasanya mengarah pada pengadopsian
definisi 'unit analisis'.
Bagaimana menentukan tanda untuk
dijadikan unit analisis?
Bukankah banyak sekali bentuk tanda
yang terbentang di ruang publik?
Apakah semuanya itu harus
dimasukkan sebagai unit analisis?
LL PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 Sehubungan dengan pendapat itu, Barni & Bagna (2015: 7) dalam artikelnya
yang berjudul ‘The Critical Turn in LL’ menyatakan pendapat senada yaitu LL
harus dilihat dari pendekatan interdisipliner yang meliputi pendekatan
semiotik, sosiologis, politis, geografis, dan ekonomis. lanskap linguistik tidak
bisa dikaji secara kuantitatif semata tetapi harus dipandang secara kualitatif
yang mempertimbangkan aspek bahasa verbal dan tulis, manusia sebagai
penulis, aktor, dan pengguna.
APLIKASI LL
Multilingualism
Global English
Minority Languages
Language attitudes and ideology
Identity
Language Policy and Planning
Education
The linguistic landscape of
Internet
Kajian LL
 lanskap linguistik mengkaji visibilitas dan pengutamaan
bahasa pada tanda luar ruang (public signs) pada suatu
daerah. Public signs mengungkapkan informasi dan
simbol-simbol pemegang kekuasaan dan status linguistik
komunitas yang tinggal di daerah tertentu (Nash, 2016).
 Public signs membantu menciptakan dan menyampaikan
hal-hal yang berhubungan dengan tempat di mana mereka
terpasang, pencerminan masyarakat, kekuasaan,
kontestasi dan negosiasi (Huebner, 2016).
LL Bukan Sekedar Kuantifikasi Bahasa
 lanskap linguistik tidak hanya meliputi
kuantifikasi bahasa dalam suatu wilayah tetapi
terus berkembang dengan analisis tanda-tanda
semiotik yang mengindeks vitalitas etnolinguistik,
konstruksi dan representasi identitas,
penyampaian ideologi yang dilakukan melalui
textual/ linguistic/semiotic artifacts.
Kebijakan berkaitan dengan Bahasa
1. UUD 1945 Pasal 36: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia
2. UU RI NO. 24 TAHUN 2009 Pasal 1 ayat 2: Bahasa Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Lanjut
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta
Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia
BAB II Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Pasal 4
1) Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi
negara.
2) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
berkedudukan sebagai Bahasa Daerah.
3) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah
berkedudukan sebagai Bahasa asing
Lanjut
 4. Perpres RI No 63 tahun 2019, bagian 12, pasal 33.
Dalam politik bahasa nasional, bahasa Indonesia adalah bahasa yang utama.
Bahasa Indonesia digunakan untuk nama perhotelan, penginapan, pabrik, tempat
usaha, dsb. Apabila memiliki nilai sejarah, dapat ditulis dalam bahasa daerah,
tetapi bahasa daerah tersebut harus ditulis dengan huruf latin dan dapat disertai
dengan aksara daerah
Lanjut
 5.Peraturan Pemerintah Daerah, misalnya Peraturan Gubernur Bali Nomor
80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa.
 Penggunaan aksara Bali yang ditempatkan di atas huruf latin dalam penulisan
nama tempat persembahyangan umat Hindu, lembaga adat, prasasti
peresmian gedung, gedung, lembaga pemerintahan, lembaga swasta, jalan,
sarana pariwisata, fasilitas umum lainnya
Trigatra Bangun Bahasa
Utamakan bahasa Indonesia
Lestarikan bahasa Daerah
Kuasai bahasa Asing
LL Wujud dari Politik/kebijakan bahasa
 Secara lebih eksplisit, Shohamy (2006: 112) menyatakan
bahwa LL adalah sebuah ‘bukti perwujudan dari politik
bahasa’ dan merupakan mekanisme yang memengaruhi
kebijakan bahasa secara de facto atau sebagai mekanisme
utama dalam rekayasa bahasa (language manipulation
 Kebijakan bahasa dituangkan pada tanda luar ruang
seperti rambu dan petunjuk jalan, papan reklame, nama
jalan, nama tempat, nama toko, papan nama kantor
pemerintah dalam suatu wilayah (Landry & Bourhis, 1997).
LL dan Perencanaan Bahasa
 Landry & Bourhis (1997), menyebut suatu hubungan yang sangat dekat antara
LL dan politik bahasa dengan memakai istilah ‘language planning’
(perencanaan bahasa) yang tidak dibedakan secara jelas dengan ‘language
policy’ atau kebijakan bahasa (Du Plessis, 2012).
 Salah satu temuan Landry dan Bourhis adalah para pemegang kebijakan dan
aktivis bahasa tidak mampu menghindari isu LL sebagai alat untuk mendukung
pemertahanan bahasa dan mencegah pergeseran bahasa (Du Plessis, 2012:
265).
LL dan Multilingulisme
 lanskap linguistik dan multilingualisme berhubungan sangat erat. Kajian
tentang bahasa-bahasa yang dipakai dalam tanda luar ruang memberikan
warna tersendiri dalam kajian multilingualisme, sehingga banyak kajian LL
menyangkut keberadaan bahasa-bahasa dan persilangannya di ruang publik
(Shohamy, 2012). Selain pilihan bahasanya, kajian LL juga menelusuri
representasi, motif, dan reaksi dari penggunaan berbagai bahasa pada tanda
luar ruang.
LL adalah Kajian Sosiolinguistik?
 Kajian LL mencakup rentangan yang luas dari bahasa media luar ruang
tertentu yang berperan sebagai bahasa nasional, bahasa daerah, bahasa
resmi, bahasa warisan yang bukan secara langsung merefleksikan bahasa yang
dipakai oleh masyarakat pada wilayah tersebut dalam komunikasi verbal
(Shohamy, 2012:539).
 lanskap linguistik adalah sebuah konsep sosiolinguistik yang mencakup
hubungan kekuasaaan, penandaan identitas pada pewujudan linguistik di
ruang publik, terutama daerah perkotaan (Ivkovic & Lotherington, 2009).
LL dan Multilingulisme
 Multilingualisme merupakan salah satu permasalahan penelitian LL yang dikaji
dalam penelitian LL, sehingga disebut sebagai sebuah pendekatan baru dalam
kajian multilingualisme (Gorter, 2006; Ivkovic & Lotherington, 2009).
 Dalam kajian LL, bahasa yang dipakai dalam publik signs merupakan studi
literal terhadap bahasa-bahasa tersebut dan juga merupakan representasi
bahasa-bahasa yang berhubungan dengan identitas dan globalisasi budaya
sebagai dampak perkembangan bahasa Inggris dan revitalisasi bahasa-bahasa
minoritas (Gorter, 2006).
LL sebagai Puncak Gunung Es
 Kajian LL merupakan sebuah puncak gunung es yang terlihat dari banyak
fenomena di masyarakat (Shohamy, 2012). lanskap linguistik mencerminkan
banyak kepentingan yang ada di masyarakat. Kepentingan tersebut
berkompetisi dan bernegosiasi untuk muncul dalam ruang publik.
 lanskap dibangun dengan berbagai diskursus masyarakat dengan ideologi yang
beragam dan sering bertentangan satu dengan yang lainnya, pada suatu
wilayah yang sama.
Bahasa dan Ideologi
 Ketika berbicara tentang perbedaan ideologi, tentu saja tidak ada lagi ruang
publik yang bersifat netral, semua dibangun dengan ideologi tertentu
(Shohamy, 2012). Dalam konteks multilingualisme, terdapat bahasa yang
berhubungan dengan ideologi tertentu sehingga bahasa tersebut banyak
digunakan di ruang publik yang diistilahkan dengan situasi diglosik (Artawa &
Sartini, 2018).
Public Signs
Global English
Translation
Semiotics
Power
Language learning
Bahasa Inggris Global
Misalnya, keberadaan bahasa Inggris di papan nama
toko, selain bersifat informatif karena bahasa Inggris
secara fungsional digunakan sebagai lingua franca,
dapat berfungsi simbolis karena dapat melambangkan
selera, mode, atau asosiasi asing dengan budaya
berbahasa Inggris. Ini juga dapat menandai persepsi
bahasa Inggris sebagai "lebih modern dan bergengsi
daripada bahasa lokal" (Torkington, 2009: hal.124)
• Sayer (2009) mencatat enam arti bahasa Inggris di LL (Oaxaca,
Meksiko): “Bahasa Inggris bahasa maju dan canggih”, “Bahasa
Inggris adalah mode”, “Bahasa Inggris adalah keren”, “Bahasa
Inggris adalah seksi”, “Bahasa Inggris untuk ekspresi cinta",
dan "Bahasa Inggris untuk mengekspresikan identitas
subversif"
• m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di
lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme,
kecanggihan, atau modernitas (misa
lnya, Ben Rafael et al. 2006 ; Huebner 2006 ; Leeman dan Modan 2010b ; Papen 2015
Lanjut
• DalaAkan tetapi, tidak realistis untuk berasumsi bahwa
• Lanskap Linguistik sebagai Ruang Penerjemahan
Ruang publik selalu menjadi ruang yang ramah
untuk mentransmisikan informasi bilingual dan
multibahasa, terutama di lingkungan perkotaan di
mana komunitas multibahasa dan multietnis ada
• m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di
lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme,
kecanggihan, atau modernitas (misa
lnya, Ben Rafael et al. 2006 ; Huebner 2006 ; Leeman dan Modan 2010b ; Papen 2015
).
Penerjemahan
• Teks tertulis multibahasa tentang tanda-tanda
publik telah dijelaskan dan dianalisis dari perspektif
yang berbeda. Misalnya, Reh (2004) mengusulkan
tipologi strategi penulisan multibahasa yang
berorientasi pada pembaca: duplicating,
fragmentary, overlapping, and complementary.,
(menduplikasi terpisah-pisah, tumpang tindih, dan
saling melengkapi).
• m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di
lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme,
Lanjut
• d
• Edeleman (2010) proposed a more translation
oriented model in which ‘duplicating’ is divided into
two translation strategies: word-for-word
translation’ and ‘free translation’; fragmentary
strategies relabelled as ‘partial translation’, and
complementary multilingual writing as ‘no
translation’ (omission) due to lack of translational
content iulang (diterjemahkan) dalam bahasa
Lanjut
• d
• From a traditional perspective, signs have been
divided into three main categories: icons (pictures),
indexes (signs pointing to meaning), and symbols
(written text). It is through the use of such signs or a
combination of them that meaning is interpreted
and made.
• iulang (diterjemahkan) dalam bahasa lain.
Semiotika
• Preferensi kode/bahasa: dalam tanda bilingual atau
Preferensi kode: dalam tanda bilingual atau multilingual,
urutan susunan bahasa dan hubungan posisi spasial satu
sama lain mencerminkan status bahasa dalam komunitas
linguistiknya.
• Dalam tata letak horizontal, kode penting menempati bagian
atas, dan kode sekunder menempati bagian bawah; dalam
tata letak potret, kode penting ada di sebelah kiri dan kode
sekunder di sebelah kanan; atau kode penting berada di
tengah, dan kode sekunder berada di tepi.
•
Lanjut
• Warna
• Cendekiawan Cina Qian Chaoyang (2007) percaya
bahwa merah proaktif dan mewakili warna
dominan dari semua emosi kehidupan yang positif;
putih adalah warna yang sempurna dari semua
warna, melambangkan kemurnian, ketenangan,
kesucian, dan kesempurnaan;
Lanjut
Makna simbolis kuning adalah positif, dan emosi
indah yang terkait dengannya adalah: mulia, cerah,
cemerlang, dan kegembiraan; emas sering dikaitkan
erat dengan kehormatan, kecemerlangan,
keberhargaan, pencapaian, dan keberuntungan;
Lanjut
Hitam memiliki emosi simbolis keanggunan dan
kemewahan, stabilitas, kedalaman, keseriusan,
ketekunan, otoritas, dan kemuliaan; biru mewakili
kepintaran, ketepatan, ketepatan waktu,
pengetahuan, dan merupakan warna simbolis dari
pekerjaan dan kualitas spiritual; hijau adalah simbol
vitalitas muda
Lanjut
Karena lanskap berisi beragam teks dalam
format yang berbeda, studi tentang aspek
linguistik lingkungan mereka memberi siswa
kesempatan untuk mengembangkan
pengetahuan mereka tentang genre, dan
kesesuaian penggunaan bahasa dalam domain
aktivitas sosial.
Pembelajaran
Penggunaan bahasa dapat dilihat sebagai sistem
semiotik yang beroperasi sebagai sistem
pemosisian sosial dan hubungan kekuasaan
karena tidak ada pilihan yang netral dalam
dunia sosial.
LL dapat memberikan cara untuk melihat
hubungan kekuasaan dalam komunitas tertentu
dan juga mencerminkan kekuatan relatif dan
status bahasa yang berbeda dalam konteks
Power
Dinamika multibahasa menyebabkan
kontestasi. Pavlenko dan Blackledge (2004)
menekankan bahwa negosiasi identitas selalu
terkait dengan dimensi kekuasaan di ruang
publik.
Lanjut
Salah satu perspektif tentang kekuasaan
adalah cara atau bagaimana kekuasaan
diberlakukan, diekspresikan, dijelaskan,
disembunyikan, atau dilegitimasi oleh
teks/wacana yang direpresentasikan dalam
bentu public signs dalam konteks sosial.
Lanjut
Riset LL di Bali
 1. LL Kawasan Heritage
 2. LL Kawasan Destinasi Wisata
Language and power
Current Research (2019)
Kawasan heritage
Kawasan Wisata (Button Up) AKOMODASI
PENGINAPAN
Button Up
AKOMODASI PENGINAPAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Button Up
AKOMODASI PENGINAPAN
Button Up
AKOMODASI PENGINAPAN
Button Up
AKOMODASI PENGINAPAN
Button Up
AKOMODASI PENGINAPAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Button Up
RUMAH MAKAN
Publikasi
 Words and images of Covid-19 prevention (A case study of tourism new normal
protocols signs) I Wayan Mulyawan & Ketut Artawa (2021)
Publikasi
 Analysis of the grammatical errors of English public signs translations in Ubud,
Bali, Indonesia
 Ni Made Ariani , Ketut Artawa
Publikasi
 The Application of Translation Procedures in Translating Five Public Signs in
Ubud
 Ni Made Ariani &Ketut Artawa
 Faculty of Humanities, Udayana University, Bali, Indonesi
Publikasi
 Linguistic Landscape of Jalan Gajah Mada Heritage Area in Denpasar City
Ketut Widya Purnawati , Ketut Artawa , Made Sri Satyawati 2022
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Enfoque comunicativos y socioculturales
Enfoque comunicativos y socioculturalesEnfoque comunicativos y socioculturales
Enfoque comunicativos y socioculturalesnatalia_ocampo
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasakunmartih
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafNaFis NaFis
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
 
Analisis novel pdktn mimesis
Analisis novel pdktn mimesisAnalisis novel pdktn mimesis
Analisis novel pdktn mimesisSri Rejeki Manalu
 
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxPPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxQANITATRIANA
 
semantics the study of meaning
 semantics the study of meaning semantics the study of meaning
semantics the study of meaningYoshinta Debbi A
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanfikri_muh
 
A word and its forms inflection
A word and its forms inflectionA word and its forms inflection
A word and its forms inflectionJazzyzee
 
CIRI PEMBEDA DIALEK
CIRI PEMBEDA DIALEKCIRI PEMBEDA DIALEK
CIRI PEMBEDA DIALEKLita Tania
 
Lexical Relations in Semantic
Lexical Relations in SemanticLexical Relations in Semantic
Lexical Relations in SemanticAyu Monita
 

What's hot (20)

Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Enfoque comunicativos y socioculturales
Enfoque comunicativos y socioculturalesEnfoque comunicativos y socioculturales
Enfoque comunicativos y socioculturales
 
Morfologi bahasa
Morfologi bahasaMorfologi bahasa
Morfologi bahasa
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
 
Ppt sintaksis
Ppt sintaksisPpt sintaksis
Ppt sintaksis
 
4 figurative language
4  figurative language4  figurative language
4 figurative language
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
 
Analisis novel pdktn mimesis
Analisis novel pdktn mimesisAnalisis novel pdktn mimesis
Analisis novel pdktn mimesis
 
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptxPPT B.Indo Kelompok 4.pptx
PPT B.Indo Kelompok 4.pptx
 
KLAUSA
KLAUSAKLAUSA
KLAUSA
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Morphology
MorphologyMorphology
Morphology
 
KALIMAT
KALIMATKALIMAT
KALIMAT
 
semantics the study of meaning
 semantics the study of meaning semantics the study of meaning
semantics the study of meaning
 
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahanPermasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
Permasalahan padanan kata dan beberapa pendekatan penerjemahan
 
Semantics
Semantics Semantics
Semantics
 
A word and its forms inflection
A word and its forms inflectionA word and its forms inflection
A word and its forms inflection
 
CIRI PEMBEDA DIALEK
CIRI PEMBEDA DIALEKCIRI PEMBEDA DIALEK
CIRI PEMBEDA DIALEK
 
Lexical Relations in Semantic
Lexical Relations in SemanticLexical Relations in Semantic
Lexical Relations in Semantic
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 

Similar to NEW PPT - UNDIP.pptx

Linguistik pembentangan
Linguistik pembentanganLinguistik pembentangan
Linguistik pembentanganWatak Bulat
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
 
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....Zukét Printing
 
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdf
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdfHubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdf
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdfZukét Printing
 
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdf
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdfBAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdf
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdfzulaikha zubir
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
 
pengantar linguistik
pengantar linguistikpengantar linguistik
pengantar linguistikfitri norlida
 
Definisi linguistik
Definisi linguistikDefinisi linguistik
Definisi linguistikmyraabdraof
 

Similar to NEW PPT - UNDIP.pptx (20)

Linguistik pembentangan
Linguistik pembentanganLinguistik pembentangan
Linguistik pembentangan
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
Ruj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistikRuj lingusosilinguistik
Ruj lingusosilinguistik
 
Sosio 1
Sosio 1Sosio 1
Sosio 1
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 
Teori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kotaTeori pertumbuhan kota
Teori pertumbuhan kota
 
Concepts of Society
Concepts of SocietyConcepts of Society
Concepts of Society
 
Sosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).pptSosiolinguistik (1).ppt
Sosiolinguistik (1).ppt
 
Studi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tandaStudi bahasa sebagai sistem tanda
Studi bahasa sebagai sistem tanda
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
Kuliah a1
Kuliah a1Kuliah a1
Kuliah a1
 
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....
 
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdf
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdfHubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdf
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat).pdf
 
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdf
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdfBAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdf
BAB 3_KEPELBAGAIAN BAHASA DAN BUDAYA.pdf
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
Implikatur shintia
Implikatur shintiaImplikatur shintia
Implikatur shintia
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
 
pengantar linguistik
pengantar linguistikpengantar linguistik
pengantar linguistik
 
Definisi linguistik
Definisi linguistikDefinisi linguistik
Definisi linguistik
 
Semiotika
SemiotikaSemiotika
Semiotika
 

More from ssuserb18c39

How to write an Opinion Paragraph writing.ppt
How to write an Opinion Paragraph writing.pptHow to write an Opinion Paragraph writing.ppt
How to write an Opinion Paragraph writing.pptssuserb18c39
 
Academic writing - cause and effect essay.ppt
Academic writing - cause and effect essay.pptAcademic writing - cause and effect essay.ppt
Academic writing - cause and effect essay.pptssuserb18c39
 
Active-and-Passive-Voice-1.ppt
Active-and-Passive-Voice-1.pptActive-and-Passive-Voice-1.ppt
Active-and-Passive-Voice-1.pptssuserb18c39
 
The Past Perfect.ppt
The Past Perfect.pptThe Past Perfect.ppt
The Past Perfect.pptssuserb18c39
 
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptx
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptxGRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptx
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptxssuserb18c39
 
Vocabulary list - Describing people.pptx
Vocabulary list - Describing people.pptxVocabulary list - Describing people.pptx
Vocabulary list - Describing people.pptxssuserb18c39
 

More from ssuserb18c39 (6)

How to write an Opinion Paragraph writing.ppt
How to write an Opinion Paragraph writing.pptHow to write an Opinion Paragraph writing.ppt
How to write an Opinion Paragraph writing.ppt
 
Academic writing - cause and effect essay.ppt
Academic writing - cause and effect essay.pptAcademic writing - cause and effect essay.ppt
Academic writing - cause and effect essay.ppt
 
Active-and-Passive-Voice-1.ppt
Active-and-Passive-Voice-1.pptActive-and-Passive-Voice-1.ppt
Active-and-Passive-Voice-1.ppt
 
The Past Perfect.ppt
The Past Perfect.pptThe Past Perfect.ppt
The Past Perfect.ppt
 
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptx
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptxGRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptx
GRAMMAR SECONDARY 2_direct-and-indirect-speech-ppt.pptx
 
Vocabulary list - Describing people.pptx
Vocabulary list - Describing people.pptxVocabulary list - Describing people.pptx
Vocabulary list - Describing people.pptx
 

Recently uploaded

PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptxAvivThea
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxMeilianiPuspitaSari
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 

Recently uploaded (20)

PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptxPpt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
Ppt kelompok 6 (preeklamsia ringan).pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 

NEW PPT - UNDIP.pptx

  • 1. LANSKAP LINGUISTIK: Pengenalan dan Aplikasinya Kuliah Umum Magister Linguistik, FIB UNDIP 23 September 2022 oleh Ketut Artawa & Ketut Widya Purnawati Program Studi Linguistik Program Doktor FIB Universitas Udayana
  • 4. LINGUISTIC LANDSCAPE LANSKAP LINGUISTIK VS • LINGUISTIK LANSKAP TIPOLOGI LINGUISTIK VS • LINGUISTIK TIPOLOGI ANTROPLOGI LINGUISTIK VS • LINGUISTIK ANTROPOLOGI
  • 5. Landscape A large area of countryside, especially in relation to its appearance (Cambridge) A picture representing a view of natural inland scenery (Webster) All the features that are important in a particular situation ( Collins). A picture representing an area of countryside. (Oxford)
  • 6. SCAPE Suffix is used to form nouns referring to a wide view of a place, often one represented in a picture. a view or picture of a scene —usually used in combination
  • 7. TANAH KELAHIRAN LL Studi awal dengan objek ‘public signs’ dilakukan oleh Rosenbaum, dkk (1977) dan Spolsky & Cooper (1991) di Israel. Rosenbaum, dkk (1977) memberikan dasar klasifikasi ‘public signs’ yang penting : ‘private signs’ dan ‘public signs’
  • 8. TANAH KELAHIRAN LL Rodrigue Landry and Richard Y. Bourhis. 1997 menulis ‘Linguistic landscape and ethnolinguistic vitality: An empirical study’ Penelitian ini dilakukan di Kanada Kedua penulis inilah yang dikenal sebagai pencetus studi LL: definisi dan fungsi LL
  • 9. DEFINISI Pada artikel Landry and Bourhis tersebut terdapat definisi LL dengan dua versi. Gorter (2018) mengklasifikasikan definisi LL yang terdapat dalam artikel Laundry dan Bourhis menjadi: (1)versi singkat’ dan (2)‘versi daftar
  • 10. DEFINISI DEFINISI SINGKAT: Pada definisi singkat dikatakan bahwa: ‘LL mengacu pada visibilitas serta ciri khas bahasa pada tanda-tanda publik dan komersial di suatu wilayah tertentu’ (Landry & Bourhis 1997: 23). DEFINISI DAFTAR: LL merupakan bahasa yang terdapat pada rambu-rambu jalan umum, papan iklan, nama jalan, nama tempat, tanda toko komersial, dan papan informasi publik di gedung-gedung pemerintah yang bergabung membentuk LL suatu wilayah atau aglomerasi perkotaan tertentu’ (Landry & Bourhis 1997: 25).
  • 11. DEFINISI RANGKUMAN Gorter (2006: 2) merangkum dan memberikan definisi singkat lainnya untuk LL, yaitu ‘penggunaan bahasa dalam bentuk tertulis di ruang publik’.
  • 12. Definisi journal of linguistic landscape “ Field of linguistic landscape attempts to understand the motives, uses, ideologies, language varieties, and contestations of multiple forms of languages as they displayed in public spaces”
  • 13. Pilihan terhadap kedua definisi  Dari dua definisi tersebut: definisi daftar cukup menarik perhatian  karena memiliki item umum yang terkait dengan tanda-tanda tekstual di ruang publik.  karena ketika diperhatikan lebih cermat, definisi daftar ini memberi peluang untuk menambahkan jenis tanda lainnya di ruang publik.
  • 14. Nama Alternatif Huebner 2006 "environmental print” Ben-Rafael, dkk. 2006 “the decorum of the public life” Gorter, 2006 “multilingual cityscape” Jaworski & Thurlow, 2010) “semiotic landscape”
  • 15. FUNGSI LL 1 fungsi informasional: dipahami sebagai kapasitas LL untuk "berfungsi sebagai penanda khas wilayah geografis yang dihuni oleh komunitas bahasa tertentu" 2. fungsi simbolik: dipahami untuk menunjukkan kekuatan atau dominasi simbolik yang dipegang oleh satu komunitas linguistik atas komunitas lainnya.
  • 16. Information function  The information function of the availability of out-door signs found is to inform the readers that communication and service can be carried out using the languages used in the out-door signs.
  • 17. Symbolic Function  The texts making up the LL may be monolingual, bilingual or multilingual, reflecting the diversity of the language groups present in a given territory or region. However, language or code preference is never the result of an arbitrary decision.  The linguistic code choices in the public sphere serve to index broader societal and governmental attitudes towards different languages and their speakers.
  • 18. LL Fisik (LLF) vs Virtual (LLV)  Sejalan dengan perkembangan teknologi tanda luar ruang tidak hanya mencakup tanda luar ruang yang dipasang di suatu daerah, tetapi juga mencakup media publik seperti website, yang juga menyajikan bahasa yang ditujukan kepada pembaca umum dan diistilahkan LL virtual (Ivkovic & Lotherington, 2009).
  • 19. LLF  LL adalah visibilitas dan arti penting (salience) bahasa- bahasa pada tanda luar ruang publik dan komersial pada suatu wilayah tertentu (Landry & Bourhis, 1997: 23).  Malinowski (2015) mengadopsi pandangan Trumper-Hecht (2010) yang menyatakan bahwa dalam LL terdapat relasi spasial yang terdiri atas tiga tipe hubungan yaitu: 1) ruang yang terlihat (perceived space), 2) ruang yang dipahami (conceived space), (3) ruang dimensi eksperiensial guyub tutur (lived space).
  • 20. LLF  Ruang yang terlihat (perceived space) adalah aktualisasi peraturan dalam media luar ruang yang bisa dilihat dan didokumentasikan dengan kamera dalam bentuk foto.  Ruang yang dipahami (conceived space) dapat diartikan bahwa konsep media luar ruang yang dibuat dan dikembangkan berasal dari aturan pemegang kekuasaan melalui penerapan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah.  Dimensi eksperiensial guyub tutur (lived space) menyangkut sudut pandang dan pengalaman para aktor LL sehubungan dengan keberadaan media luar ruang.
  • 21. LLF VS LLV  LL fisik memiliki beberapa perbedaan dasar apabila dibandingkan dengan LLV. Tanda luar ruang fisik relatif stabil dari waktu ke waktu. Hal ini tentunya mengacu pada tanda luar ruang yang dipasang secara permanen.  Perbaikan atau perubahan tanda tersebut memerlukan tenaga, biaya, dan bahan yang relatif banyak. Di lain pihak, konten website bisa di-update setiap waktu tanpa memerlukan biaya dan usaha tinggi seperti yang dilakukan pada LL fisik.
  • 22. LLF VS LLV  Konten linguistik yang menunjukkan kepemilikan, identitas, dan peraturan yang digunakan pada tanda luar ruang fisik bersifat lebih permanen dan stabil dibandingkan dengan LLV.  lanskap linguistik menyatu dengan pembaca dalam aktivitas sehari-hari karena dipasang di tempat-tempat umum, sedangkan LLV bersifat delokalisasi, yaitu tidak adanya batasan wilayah untuk melihat tanda yang ditampilkan pada dunia maya, kecuali dibatasi dengan membership atau keanggotaan.
  • 23. lanskap linguistik Virtual (LLV)  LLV adalah penggunaan bahasa pada komunikasi virtual yang pada umumnya dilakukan melalui website, online software, yang memiliki ciri tersendiri, tetapi analog dengan LL fisik, yang juga berperan sebagai penanda semiotik, serta indikasi sosiolinguistik dan hubungan sosio-politik (Ivkovic & Lotherington, 2009: 18).  lanskap linguistik virtual mendeskripsikan linguistik dunia maya (cyberspace) sama seperti LL mendeskripsikan fenomena linguistik suatu daerah yang di antaranya berfokus pada penanda identitas, penyediaan pilihan akses tekstual dan ekspresi (Ivkovic & Lotherington, 2009).
  • 24. LLV  Berbagai fitur media online dari berbagai platforms tersedia dan memberikan paparan multilingualisme kepada pemakai LLV. lanskap linguistik virtual merupakan sebuah kekuatan yang penting dalam ekologi bahasa global di masa internet seperti sekarang (Ivkovic & Lotherington, 2009: 17).
  • 25. LLV  lanskap linguistik virtual secara garis besar analog dengan LL fisik yang menggambarkan masyarakat linguistik di suatu wilayah dan untuk menandai status bahasa dalam hubungan kekuasaan di antara pilihan-pilihan linguistik yang ada dalam dunia maya.
  • 26. LLV  lanskap linguistik virtual mendeskripsikan linguistik dunia maya (cyberspace) sama seperti LL mendeskripsikan fenomena linguistik suatu daerah yang di antaranya berfokus pada penanda identitas, penyediaan pilihan akses tekstual dan ekspresi (Ivkovic & Lotherington, 2009).
  • 27. Lanskap Linguistik  Secara teoritis, keberadaan bahasa dalam media luar ruang sejak tahun 1997 dikenal dengan nama lanskap linguistik (selanjutnya disingkat LL) (Landry & Bourhis, 1997).  Kajian LL utamanya bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi pola sistematis tentang kehadiran dan ketidakhadiran suatu bahasa di ruang publik dan untuk menggali motif, tekanan, ideologi, reaksi dan keputusan aktor pembuat tanda (Shohamy, 2012: 538).  LL tidaklah arbitrer dan acak karena di dalamnya terdapat hubungan sistematis antara LL dan masyarakat, politik, ideologi, ekonomi, kebijakan, kelas, identitas, multilingualisme, multimodalitas dan berbagai bentuk presentasinya (Shohamy, 2012: 538).
  • 28. Fokus LL  Menurut Gorter (2006) dalam bukunya yang berjudul ‘Linguistic Landscape: A New Approach to Multilingualism’ LL adalah bentuk kajian relatif baru yang berfokus pada penggunaan bahasa pada ranah publik yang sering dihubungkan dengan kajian sosiolinguistik dan linguistik terapan.
  • 29. Perkembangan Penelitial LL  Penelitian LL berkembang sangat pesat meliputi berbagai tempat dan situasi bahasa di seluruh dunia. Penelitian LL paling banyak dilakukan di kota-kota besar (sebagai contoh Papen (2012), Shang dkk., (2017), Hires-László (2019), Karam dkk. (2020).  Kemudian, kajian LL juga dilakukan di daerah-daerah pusat pertemuan orang dari berbagai negara seperti tempat wisata dan bandara (misalnya Bilá dkk., (2019), Prasert dkk. (2019), Woo dkk. (2020), Artawa dkk. (2020).
  • 30. LL Kampus  Penelitian LL kampus sudah pernah dilaksanakan di beberapa negara. Wang (2015) meneliti tiga dimensi LL kampus di Jepang yaitu dimensi konstruksi fisik LL, dimensi regulasi, dan dimensi perspektif pembaca.  penelitian ini meliputi multilingualisme yang terdapat di kampus, yang merupakan bagian dari program internasionalisasi kampus. Para mahasiswa, baik asing maupun lokal, menunjukkan sikap yang positif terhadap penggunaan papan nama multilingual di kampus.
  • 31. LL Kampus  . Penelitian lain dilaksanakan oleh Keles dkk. (2020) tentang konten bilingual LL virtual sebuah kampus di Turki dari sudut pandang kebijakan bahasa secara de jure dan de facto.  Temuan penelitian ini adalah terdapatnya ketidaklinearan kebijakan bahasa di kampus tersebut dengan implementasinya. Penelitian lain dilakukan oleh Im (2020) pada media promosi pendidikan di jurusan Kajian Asia Timur di sebuah universitas di Amerika.
  • 32. LL Kampus  Penelitian LL kampus sudah pernah dilaksanakan di beberapa negara. Wang (2015) meneliti tiga dimensi LL kampus di Jepang yaitu dimensi konstruksi fisik LL, dimensi regulasi, dan dimensi perspektif pembaca.  Temuan penelitian ini meliputi multilingualisme yang terdapat di kampus, yang merupakan bagian dari program internasionalisasi kampus. Para mahasiswa, baik asing maupun lokal, menunjukkan sikap yang positif terhadap penggunaan papan nama multilingual di kampus.
  • 34. UNIT ANALISIS Secara umum peneliti LL menjadikan berbagai bentuk bahasa yang dikategorikan sebagai ‘tanda’ yang ditampilkan di ruang publik sebagai titik awal penyelidikan. Backhaus (2007: 4-9; 61) menyatakan bahwa tanda di ruang publik bersifat alami dan merefleksikan bahasa, untuk itu tanda dapat dijadikan sebagai ‘unit analisis’ dalam kajian LL. Menurut Mensel, dkk (2016), pemilihan pendekatan untuk pengumpulan data sebagai unit analisis LL adalah dengan cara mendefinisikan fenomena bahasa di ruang publik yang dapat dan akan diamati.
  • 35. UNIT ANALISIS Sejak penelitian LL pertama oleh Spolsky dan Cooper (1991), ‘rambu-rambu jalan’ telah menempati bagian yang signifikan dan terus menjadi bidang penyelidikan yang penting dalam LL (lihat Amos, 2015). Sifat unit analisis dalam LL telah berkembang secara dramatis, dan sekarang mencakup sejumlah besar tanda yang dapat ditemukan di ruang publik. Landry dan Bourhis (1997: 25) mengidentifikasi enam jenis tanda dalam LL, yaitu: ‘tanda jalan umum’, ‘papan iklan’, ‘nama jalan’, ‘nama tempat’, ‘tanda toko komersial’, dan ‘tanda publik di gedung-gedung pemerintah’
  • 36. Unit Analisis Tanda pada LL juga termasuk: objek yang memiliki mobilitas (tidak tetap) atau sesuatu yang tidak stabil dan bergerak seperti: ‘selebaran (leaflet)’ yang didistribusikan (barangkali dicampakkan), ‘iklan pada truk atau bus’ yang berlalu-lalang di jalan raya, di kereta ataupun pesawat, dan di semua tempat lainnya yang berpotensi terbaca oleh banyak orang (Torkington, 2009:124).
  • 37. Unit Analisis Upaya untuk penyeleksian tanda-tanda ini biasanya mengarah pada pengadopsian definisi 'unit analisis'. Bagaimana menentukan tanda untuk dijadikan unit analisis? Bukankah banyak sekali bentuk tanda yang terbentang di ruang publik? Apakah semuanya itu harus dimasukkan sebagai unit analisis?
  • 38. LL PENDEKATAN INTERDISIPLINER  Sehubungan dengan pendapat itu, Barni & Bagna (2015: 7) dalam artikelnya yang berjudul ‘The Critical Turn in LL’ menyatakan pendapat senada yaitu LL harus dilihat dari pendekatan interdisipliner yang meliputi pendekatan semiotik, sosiologis, politis, geografis, dan ekonomis. lanskap linguistik tidak bisa dikaji secara kuantitatif semata tetapi harus dipandang secara kualitatif yang mempertimbangkan aspek bahasa verbal dan tulis, manusia sebagai penulis, aktor, dan pengguna.
  • 39. APLIKASI LL Multilingualism Global English Minority Languages Language attitudes and ideology Identity Language Policy and Planning Education The linguistic landscape of Internet
  • 40. Kajian LL  lanskap linguistik mengkaji visibilitas dan pengutamaan bahasa pada tanda luar ruang (public signs) pada suatu daerah. Public signs mengungkapkan informasi dan simbol-simbol pemegang kekuasaan dan status linguistik komunitas yang tinggal di daerah tertentu (Nash, 2016).  Public signs membantu menciptakan dan menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan tempat di mana mereka terpasang, pencerminan masyarakat, kekuasaan, kontestasi dan negosiasi (Huebner, 2016).
  • 41. LL Bukan Sekedar Kuantifikasi Bahasa  lanskap linguistik tidak hanya meliputi kuantifikasi bahasa dalam suatu wilayah tetapi terus berkembang dengan analisis tanda-tanda semiotik yang mengindeks vitalitas etnolinguistik, konstruksi dan representasi identitas, penyampaian ideologi yang dilakukan melalui textual/ linguistic/semiotic artifacts.
  • 42. Kebijakan berkaitan dengan Bahasa 1. UUD 1945 Pasal 36: Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia 2. UU RI NO. 24 TAHUN 2009 Pasal 1 ayat 2: Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • 43. Lanjut 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II Kedudukan dan Fungsi Bahasa Pasal 4 1) Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. 2) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing berkedudukan sebagai Bahasa Daerah. 3) Bahasa-bahasa di Indonesia selain Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah berkedudukan sebagai Bahasa asing
  • 44. Lanjut  4. Perpres RI No 63 tahun 2019, bagian 12, pasal 33. Dalam politik bahasa nasional, bahasa Indonesia adalah bahasa yang utama. Bahasa Indonesia digunakan untuk nama perhotelan, penginapan, pabrik, tempat usaha, dsb. Apabila memiliki nilai sejarah, dapat ditulis dalam bahasa daerah, tetapi bahasa daerah tersebut harus ditulis dengan huruf latin dan dapat disertai dengan aksara daerah
  • 45. Lanjut  5.Peraturan Pemerintah Daerah, misalnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa.  Penggunaan aksara Bali yang ditempatkan di atas huruf latin dalam penulisan nama tempat persembahyangan umat Hindu, lembaga adat, prasasti peresmian gedung, gedung, lembaga pemerintahan, lembaga swasta, jalan, sarana pariwisata, fasilitas umum lainnya
  • 46. Trigatra Bangun Bahasa Utamakan bahasa Indonesia Lestarikan bahasa Daerah Kuasai bahasa Asing
  • 47. LL Wujud dari Politik/kebijakan bahasa  Secara lebih eksplisit, Shohamy (2006: 112) menyatakan bahwa LL adalah sebuah ‘bukti perwujudan dari politik bahasa’ dan merupakan mekanisme yang memengaruhi kebijakan bahasa secara de facto atau sebagai mekanisme utama dalam rekayasa bahasa (language manipulation  Kebijakan bahasa dituangkan pada tanda luar ruang seperti rambu dan petunjuk jalan, papan reklame, nama jalan, nama tempat, nama toko, papan nama kantor pemerintah dalam suatu wilayah (Landry & Bourhis, 1997).
  • 48. LL dan Perencanaan Bahasa  Landry & Bourhis (1997), menyebut suatu hubungan yang sangat dekat antara LL dan politik bahasa dengan memakai istilah ‘language planning’ (perencanaan bahasa) yang tidak dibedakan secara jelas dengan ‘language policy’ atau kebijakan bahasa (Du Plessis, 2012).  Salah satu temuan Landry dan Bourhis adalah para pemegang kebijakan dan aktivis bahasa tidak mampu menghindari isu LL sebagai alat untuk mendukung pemertahanan bahasa dan mencegah pergeseran bahasa (Du Plessis, 2012: 265).
  • 49. LL dan Multilingulisme  lanskap linguistik dan multilingualisme berhubungan sangat erat. Kajian tentang bahasa-bahasa yang dipakai dalam tanda luar ruang memberikan warna tersendiri dalam kajian multilingualisme, sehingga banyak kajian LL menyangkut keberadaan bahasa-bahasa dan persilangannya di ruang publik (Shohamy, 2012). Selain pilihan bahasanya, kajian LL juga menelusuri representasi, motif, dan reaksi dari penggunaan berbagai bahasa pada tanda luar ruang.
  • 50. LL adalah Kajian Sosiolinguistik?  Kajian LL mencakup rentangan yang luas dari bahasa media luar ruang tertentu yang berperan sebagai bahasa nasional, bahasa daerah, bahasa resmi, bahasa warisan yang bukan secara langsung merefleksikan bahasa yang dipakai oleh masyarakat pada wilayah tersebut dalam komunikasi verbal (Shohamy, 2012:539).  lanskap linguistik adalah sebuah konsep sosiolinguistik yang mencakup hubungan kekuasaaan, penandaan identitas pada pewujudan linguistik di ruang publik, terutama daerah perkotaan (Ivkovic & Lotherington, 2009).
  • 51. LL dan Multilingulisme  Multilingualisme merupakan salah satu permasalahan penelitian LL yang dikaji dalam penelitian LL, sehingga disebut sebagai sebuah pendekatan baru dalam kajian multilingualisme (Gorter, 2006; Ivkovic & Lotherington, 2009).  Dalam kajian LL, bahasa yang dipakai dalam publik signs merupakan studi literal terhadap bahasa-bahasa tersebut dan juga merupakan representasi bahasa-bahasa yang berhubungan dengan identitas dan globalisasi budaya sebagai dampak perkembangan bahasa Inggris dan revitalisasi bahasa-bahasa minoritas (Gorter, 2006).
  • 52. LL sebagai Puncak Gunung Es  Kajian LL merupakan sebuah puncak gunung es yang terlihat dari banyak fenomena di masyarakat (Shohamy, 2012). lanskap linguistik mencerminkan banyak kepentingan yang ada di masyarakat. Kepentingan tersebut berkompetisi dan bernegosiasi untuk muncul dalam ruang publik.  lanskap dibangun dengan berbagai diskursus masyarakat dengan ideologi yang beragam dan sering bertentangan satu dengan yang lainnya, pada suatu wilayah yang sama.
  • 53. Bahasa dan Ideologi  Ketika berbicara tentang perbedaan ideologi, tentu saja tidak ada lagi ruang publik yang bersifat netral, semua dibangun dengan ideologi tertentu (Shohamy, 2012). Dalam konteks multilingualisme, terdapat bahasa yang berhubungan dengan ideologi tertentu sehingga bahasa tersebut banyak digunakan di ruang publik yang diistilahkan dengan situasi diglosik (Artawa & Sartini, 2018).
  • 55. Bahasa Inggris Global Misalnya, keberadaan bahasa Inggris di papan nama toko, selain bersifat informatif karena bahasa Inggris secara fungsional digunakan sebagai lingua franca, dapat berfungsi simbolis karena dapat melambangkan selera, mode, atau asosiasi asing dengan budaya berbahasa Inggris. Ini juga dapat menandai persepsi bahasa Inggris sebagai "lebih modern dan bergengsi daripada bahasa lokal" (Torkington, 2009: hal.124)
  • 56. • Sayer (2009) mencatat enam arti bahasa Inggris di LL (Oaxaca, Meksiko): “Bahasa Inggris bahasa maju dan canggih”, “Bahasa Inggris adalah mode”, “Bahasa Inggris adalah keren”, “Bahasa Inggris adalah seksi”, “Bahasa Inggris untuk ekspresi cinta", dan "Bahasa Inggris untuk mengekspresikan identitas subversif" • m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme, kecanggihan, atau modernitas (misa lnya, Ben Rafael et al. 2006 ; Huebner 2006 ; Leeman dan Modan 2010b ; Papen 2015 Lanjut
  • 57. • DalaAkan tetapi, tidak realistis untuk berasumsi bahwa • Lanskap Linguistik sebagai Ruang Penerjemahan Ruang publik selalu menjadi ruang yang ramah untuk mentransmisikan informasi bilingual dan multibahasa, terutama di lingkungan perkotaan di mana komunitas multibahasa dan multietnis ada • m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme, kecanggihan, atau modernitas (misa lnya, Ben Rafael et al. 2006 ; Huebner 2006 ; Leeman dan Modan 2010b ; Papen 2015 ). Penerjemahan
  • 58. • Teks tertulis multibahasa tentang tanda-tanda publik telah dijelaskan dan dianalisis dari perspektif yang berbeda. Misalnya, Reh (2004) mengusulkan tipologi strategi penulisan multibahasa yang berorientasi pada pembaca: duplicating, fragmentary, overlapping, and complementary., (menduplikasi terpisah-pisah, tumpang tindih, dan saling melengkapi). • m hal tanda komersial, banyak analis telah mencatat bahwa bahasa Inggris di lanskap yang tidak berbahasa Inggris melambangkan kosmopolitanisme, Lanjut
  • 59. • d • Edeleman (2010) proposed a more translation oriented model in which ‘duplicating’ is divided into two translation strategies: word-for-word translation’ and ‘free translation’; fragmentary strategies relabelled as ‘partial translation’, and complementary multilingual writing as ‘no translation’ (omission) due to lack of translational content iulang (diterjemahkan) dalam bahasa Lanjut
  • 60. • d • From a traditional perspective, signs have been divided into three main categories: icons (pictures), indexes (signs pointing to meaning), and symbols (written text). It is through the use of such signs or a combination of them that meaning is interpreted and made. • iulang (diterjemahkan) dalam bahasa lain. Semiotika
  • 61. • Preferensi kode/bahasa: dalam tanda bilingual atau Preferensi kode: dalam tanda bilingual atau multilingual, urutan susunan bahasa dan hubungan posisi spasial satu sama lain mencerminkan status bahasa dalam komunitas linguistiknya. • Dalam tata letak horizontal, kode penting menempati bagian atas, dan kode sekunder menempati bagian bawah; dalam tata letak potret, kode penting ada di sebelah kiri dan kode sekunder di sebelah kanan; atau kode penting berada di tengah, dan kode sekunder berada di tepi. • Lanjut
  • 62. • Warna • Cendekiawan Cina Qian Chaoyang (2007) percaya bahwa merah proaktif dan mewakili warna dominan dari semua emosi kehidupan yang positif; putih adalah warna yang sempurna dari semua warna, melambangkan kemurnian, ketenangan, kesucian, dan kesempurnaan; Lanjut
  • 63. Makna simbolis kuning adalah positif, dan emosi indah yang terkait dengannya adalah: mulia, cerah, cemerlang, dan kegembiraan; emas sering dikaitkan erat dengan kehormatan, kecemerlangan, keberhargaan, pencapaian, dan keberuntungan; Lanjut
  • 64. Hitam memiliki emosi simbolis keanggunan dan kemewahan, stabilitas, kedalaman, keseriusan, ketekunan, otoritas, dan kemuliaan; biru mewakili kepintaran, ketepatan, ketepatan waktu, pengetahuan, dan merupakan warna simbolis dari pekerjaan dan kualitas spiritual; hijau adalah simbol vitalitas muda Lanjut
  • 65. Karena lanskap berisi beragam teks dalam format yang berbeda, studi tentang aspek linguistik lingkungan mereka memberi siswa kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan mereka tentang genre, dan kesesuaian penggunaan bahasa dalam domain aktivitas sosial. Pembelajaran
  • 66. Penggunaan bahasa dapat dilihat sebagai sistem semiotik yang beroperasi sebagai sistem pemosisian sosial dan hubungan kekuasaan karena tidak ada pilihan yang netral dalam dunia sosial. LL dapat memberikan cara untuk melihat hubungan kekuasaan dalam komunitas tertentu dan juga mencerminkan kekuatan relatif dan status bahasa yang berbeda dalam konteks Power
  • 67. Dinamika multibahasa menyebabkan kontestasi. Pavlenko dan Blackledge (2004) menekankan bahwa negosiasi identitas selalu terkait dengan dimensi kekuasaan di ruang publik. Lanjut
  • 68. Salah satu perspektif tentang kekuasaan adalah cara atau bagaimana kekuasaan diberlakukan, diekspresikan, dijelaskan, disembunyikan, atau dilegitimasi oleh teks/wacana yang direpresentasikan dalam bentu public signs dalam konteks sosial. Lanjut
  • 69. Riset LL di Bali  1. LL Kawasan Heritage  2. LL Kawasan Destinasi Wisata
  • 73.
  • 74. Kawasan Wisata (Button Up) AKOMODASI PENGINAPAN
  • 86. Publikasi  Words and images of Covid-19 prevention (A case study of tourism new normal protocols signs) I Wayan Mulyawan & Ketut Artawa (2021)
  • 87. Publikasi  Analysis of the grammatical errors of English public signs translations in Ubud, Bali, Indonesia  Ni Made Ariani , Ketut Artawa
  • 88. Publikasi  The Application of Translation Procedures in Translating Five Public Signs in Ubud  Ni Made Ariani &Ketut Artawa  Faculty of Humanities, Udayana University, Bali, Indonesi
  • 89. Publikasi  Linguistic Landscape of Jalan Gajah Mada Heritage Area in Denpasar City Ketut Widya Purnawati , Ketut Artawa , Made Sri Satyawati 2022