1. Linguistik mempelajari bahasa secara umum, tidak hanya satu bahasa tertentu. Sosiolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, termasuk variasi bahasa yang dipengaruhi faktor sosial.
2. Kedua ilmu tersebut memiliki kaitan, namun linguistik lebih fokus pada struktur bahasa sementara sosiolinguistik melihat bahasa dalam konteks sosial dan budaya.
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
Dokumen ini membahas tentang sosiolinguistik dan dialek sosial dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi sosiolinguistik, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dialek sosial seperti taraf pendidikan, latar belakang sosial, dan fungsi bahasa. Dokumen ini juga membahas cabaran-cabaran bahasa Melayu saat ini seperti pengaruh media, kerancuan bahasa remaja, sikap masyarakat,
Jika suatu kelompok orang atau suatu masyarakat mempunyai verbal repertoire yang relatif sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu, maka kelompok orang tsb adalah sebuah masyarakat bahasa/tutur (Speech Commnunity)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep linguistik dan sosiolinguistik serta bidang-bidang kajian utama linguistik
2) Linguistik didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap bahasa yang mencakupi berbagai bidang seperti fonetik, morfologi, dan sintaksis
3) Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang sosiolinguistik dan variasi bahasa. Variasi bahasa dapat terjadi karena keragaman penutur dan fungsi bahasa, serta dipengaruhi oleh faktor penutur seperti latar belakang sosial, jenis kelamin, dan situasi penggunaan bahasa. Variasi bahasa dapat dibedakan berdasarkan penutur, penggunaan, tingkat keformalannya, dan sarana yang digunakan.
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
Dokumen ini membahas tentang sosiolinguistik dan dialek sosial dalam bahasa Melayu. Ia menjelaskan definisi sosiolinguistik, faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dialek sosial seperti taraf pendidikan, latar belakang sosial, dan fungsi bahasa. Dokumen ini juga membahas cabaran-cabaran bahasa Melayu saat ini seperti pengaruh media, kerancuan bahasa remaja, sikap masyarakat,
Jika suatu kelompok orang atau suatu masyarakat mempunyai verbal repertoire yang relatif sama serta mereka mempunyai penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di dalam masyarakat itu, maka kelompok orang tsb adalah sebuah masyarakat bahasa/tutur (Speech Commnunity)
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas konsep linguistik dan sosiolinguistik serta bidang-bidang kajian utama linguistik
2) Linguistik didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap bahasa yang mencakupi berbagai bidang seperti fonetik, morfologi, dan sintaksis
3) Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat, meliputi
Dokumen tersebut membahas tentang sosiolinguistik dan variasi bahasa. Variasi bahasa dapat terjadi karena keragaman penutur dan fungsi bahasa, serta dipengaruhi oleh faktor penutur seperti latar belakang sosial, jenis kelamin, dan situasi penggunaan bahasa. Variasi bahasa dapat dibedakan berdasarkan penutur, penggunaan, tingkat keformalannya, dan sarana yang digunakan.
Bahasa didefinisikan sebagai sistem komunikasi yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait secara tetap. Bahasa memiliki karakteristik seperti bersifat abritrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Bahasa berfungsi untuk berkomunikasi pribadi, mengarahkan tingkah laku orang lain, serta menghubungkan dan memelihara hubungan sosial.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas tentang sistem sapaan bahasa Muna. Bab ini menjelaskan latar belakang masalah tentang pentingnya mempelajari sistem sapaan bahasa daerah untuk melestarikan budaya, tujuan penelitian untuk mendeskripsikan variasi bentuk dan fungsi sapaan bahasa Muna, serta manfaat penelitian bagi masyarakat dan penelitian selanjutnya.
Sosiolinguistik adalah bidang yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat, terutama variasi bahasa yang dipengaruhi oleh faktor sosial. Antropologi linguistik mempelajari hubungan antara bahasa, budaya, dan kelompok etnik dengan menggunakan metode observasi partisipan untuk melihat penggunaan bahasa dalam konteks sosial budaya. Teori-teori antropologi linguistik memperhatikan tingkah laku manus
Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut pemakainya, yang berbeda-beda berdasarkan topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta medium pembicaraan.
Dokumen tersebut membahas pengertian sosiolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari variasi bahasa dan fungsinya serta pemakai bahasa dalam interaksinya. Dokumen juga menjelaskan komponen-komponen peristiwa tutur menurut Dell Hymes.
Ada dua pendekatan dalam mempelajari bahasa yaitu linguistik sinkronik dan diakronik. Linguistik sinkronik mempelajari bahasa pada masa tertentu sedangkan linguistik diakronik mempelajari evolusi bahasa dari masa ke masa. Ferdinand de Saussure membedakan kedua pendekatan ini dalam bukunya yang menjadi dasar linguistik modern.
Dokumen ini membahas ciri-ciri perbedaan dialek, termasuk perbedaan fonetik, semantik, morfologis, dan leksikal antar daerah. Perbedaan-perbedaan ini dapat menentukan variasi subdialek dan dialek di suatu wilayah.
Teks tersebut membahas tentang kepentingan pengetahuan linguistik bagi guru bahasa. Ia menjelaskan bahwa meskipun awalnya banyak guru meragukan manfaat linguistik, namun ilmu tersebut sebenarnya telah digunakan oleh guru melalui tatabahasa tradisional. Linguistik modern juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui pemahaman struktur bahasa. Teks tersebut menyarankan agar g
Improving a boiler's combustion efficiency can save energy and money. Combustion efficiency is maximized by maintaining the optimal excess air level during combustion. Excess air that is too low causes incomplete combustion, while excess air that is too high wastes heat up the stack. Monitoring flue gas composition, such as oxygen levels, allows operators to tune boiler air levels for maximum efficiency. Reducing excess air from 45% to 10% on a natural gas boiler improved its combustion efficiency from 78% to 83%, saving over $235,000 annually in fuel costs. Handheld flue gas analyzers allow periodic monitoring, while online oxygen sensors provide automatic optimization of air levels.
The document discusses coal combustion in boilers. It describes the different types of coal and their properties, including anthracite, dry Welsh steam coal, and bituminous coal. It also covers the combustion process, including the roles of primary and secondary air, and the products of incomplete versus complete combustion such as carbon monoxide and carbon dioxide. Key goals are achieving sufficient oxygen supply, high temperatures, and complete combustion to extract maximum heat from the fuel.
Nitric acid is manufactured industrially using the Ostwald process. The process involves reacting ammonia and oxygen gas over a platinum or rhodium catalyst at high temperatures and pressures to produce nitric oxide. The nitric oxide further reacts with oxygen to form nitrogen dioxide, which then reacts with water to produce nitric acid and nitric oxide in a cycle. The nitric acid is separated through distillation. One major use of nitric acid is in producing ammonium nitrate for nitrogen-based fertilizers.
The combustion chamber is the area inside the engine where the fuel-air mixture is compressed and ignited. It is located between the cylinder head and the piston. Different combustion chamber designs include hemispherical, wedge-shaped, and bathtub chambers. The shape of the chamber affects power, efficiency, and emissions by influencing factors like fuel-air mixing, flame propagation, and heat transfer.
Bahasa didefinisikan sebagai sistem komunikasi yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait secara tetap. Bahasa memiliki karakteristik seperti bersifat abritrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Bahasa berfungsi untuk berkomunikasi pribadi, mengarahkan tingkah laku orang lain, serta menghubungkan dan memelihara hubungan sosial.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas tentang sistem sapaan bahasa Muna. Bab ini menjelaskan latar belakang masalah tentang pentingnya mempelajari sistem sapaan bahasa daerah untuk melestarikan budaya, tujuan penelitian untuk mendeskripsikan variasi bentuk dan fungsi sapaan bahasa Muna, serta manfaat penelitian bagi masyarakat dan penelitian selanjutnya.
Sosiolinguistik adalah bidang yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat, terutama variasi bahasa yang dipengaruhi oleh faktor sosial. Antropologi linguistik mempelajari hubungan antara bahasa, budaya, dan kelompok etnik dengan menggunakan metode observasi partisipan untuk melihat penggunaan bahasa dalam konteks sosial budaya. Teori-teori antropologi linguistik memperhatikan tingkah laku manus
Variasi bahasa atau ragam bahasa adalah penggunaan bahasa menurut pemakainya, yang berbeda-beda berdasarkan topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan serta medium pembicaraan.
Dokumen tersebut membahas pengertian sosiolinguistik, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam masyarakat. Sosiolinguistik mempelajari variasi bahasa dan fungsinya serta pemakai bahasa dalam interaksinya. Dokumen juga menjelaskan komponen-komponen peristiwa tutur menurut Dell Hymes.
Ada dua pendekatan dalam mempelajari bahasa yaitu linguistik sinkronik dan diakronik. Linguistik sinkronik mempelajari bahasa pada masa tertentu sedangkan linguistik diakronik mempelajari evolusi bahasa dari masa ke masa. Ferdinand de Saussure membedakan kedua pendekatan ini dalam bukunya yang menjadi dasar linguistik modern.
Dokumen ini membahas ciri-ciri perbedaan dialek, termasuk perbedaan fonetik, semantik, morfologis, dan leksikal antar daerah. Perbedaan-perbedaan ini dapat menentukan variasi subdialek dan dialek di suatu wilayah.
Teks tersebut membahas tentang kepentingan pengetahuan linguistik bagi guru bahasa. Ia menjelaskan bahwa meskipun awalnya banyak guru meragukan manfaat linguistik, namun ilmu tersebut sebenarnya telah digunakan oleh guru melalui tatabahasa tradisional. Linguistik modern juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui pemahaman struktur bahasa. Teks tersebut menyarankan agar g
Improving a boiler's combustion efficiency can save energy and money. Combustion efficiency is maximized by maintaining the optimal excess air level during combustion. Excess air that is too low causes incomplete combustion, while excess air that is too high wastes heat up the stack. Monitoring flue gas composition, such as oxygen levels, allows operators to tune boiler air levels for maximum efficiency. Reducing excess air from 45% to 10% on a natural gas boiler improved its combustion efficiency from 78% to 83%, saving over $235,000 annually in fuel costs. Handheld flue gas analyzers allow periodic monitoring, while online oxygen sensors provide automatic optimization of air levels.
The document discusses coal combustion in boilers. It describes the different types of coal and their properties, including anthracite, dry Welsh steam coal, and bituminous coal. It also covers the combustion process, including the roles of primary and secondary air, and the products of incomplete versus complete combustion such as carbon monoxide and carbon dioxide. Key goals are achieving sufficient oxygen supply, high temperatures, and complete combustion to extract maximum heat from the fuel.
Nitric acid is manufactured industrially using the Ostwald process. The process involves reacting ammonia and oxygen gas over a platinum or rhodium catalyst at high temperatures and pressures to produce nitric oxide. The nitric oxide further reacts with oxygen to form nitrogen dioxide, which then reacts with water to produce nitric acid and nitric oxide in a cycle. The nitric acid is separated through distillation. One major use of nitric acid is in producing ammonium nitrate for nitrogen-based fertilizers.
The combustion chamber is the area inside the engine where the fuel-air mixture is compressed and ignited. It is located between the cylinder head and the piston. Different combustion chamber designs include hemispherical, wedge-shaped, and bathtub chambers. The shape of the chamber affects power, efficiency, and emissions by influencing factors like fuel-air mixing, flame propagation, and heat transfer.
Here we describing about different types of gas burners.Which gas burners are described in slides are listed in trade India business directory.If you knowing information about gas burners manufacturers you feel free to contact with trade India.
This lecture provided an overview of combustion in boilers including general boiler designs, applications of different boiler configurations, types of fuels used and related combustion systems, burner designs, and emission control methods. Key topics covered included heat balances and transfers, excess air calculations, sizing of combustion chambers, gas, liquid, and solid fuel burning systems, and techniques for reducing emissions like NOx, CO2, and particulate matter.
An explosion occurred at a utility boiler, injuring three personnel who were attempting to restart it. The investigation found they had used an unauthorized temporary bypass method for lighting the boiler that involved opening bypass valves without first closing block valves downstream, allowing LPG to enter the furnace. Non-compliance with safety procedures on management of change and control of equipment defects contributed to the accident. Lessons included following safe operating procedures, obtaining authorization for changes, and ensuring all personnel are properly trained.
A CASE STUDY OF THE BOILER ACCIDENT, Process Safety Management SystemHashim Badat
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
A $1.6 million settlement was reached in a boiler explosion case where a man suffered severe injuries. Boiler explosions and fires have injured many people in the last ten years due to lack of safety training. A 1999 explosion at a power plant killed 6 people and injured 30. Proper boiler safety requires management leadership, hazard prevention, education and training programs. The top causes of accidents are issues with maintenance, lockout procedures during startup, falls, and carbon monoxide exposure.
Improving Efficiency for Boiler and Steam SystemKamlesh Hariyani
In Steam Generation system, Cost of steam depends on Boiler efficiency. These slides are focusing on various aspects which plays important role in steam generation system.
GMR Warora Energy monitors boiler performance using online and offline tools to identify losses and improve efficiency. Key performance indicators like dry flue gas loss and unburnt carbon are tracked. Corrective actions include optimizing excess air, mill performance, air preheater cleaning, and chemical treatment. This approach helps reduce fuel costs and improve availability. Monitoring tools help detect issues and 1% increased efficiency saves $82 million annually for a 600 MW plant.
The document discusses different types of combustion chamber designs used in internal combustion engines. It describes T-head, L-head, overhead valve (I-head), and F-head combustion chamber designs. The T-head design uses separate camshafts but has low compression ratios. The L-head is a modified T-head but uses a single camshaft. The overhead valve design allows for higher compression ratios and better engine performance. Within the overhead valve design, bath tub and wedge shaped combustion chambers are discussed. The F-head design has valves in both the head and block. A divided combustion chamber uses a smaller pre-chamber for initial combustion before flames spread to the main chamber.
Fireball Formation and Combustion of Coal in a BoilerZalak Shah
The document discusses coal combustion in boilers and fireball formation. It describes the combustion process and reactions, factors that influence combustion efficiency like excess air and temperature. Pulverized coal is used to increase surface area and combustion efficiency. A fireball forms when pulverized coal and air are mixed and ignited in the boiler furnace. Controls and optimization techniques help maintain combustion efficiency and reduce harmful emissions like NOx.
There are three main types of combustion chambers discussed in the document: multiple, annular, and tubo-annular. The multiple type has individual burner cans that are easier to dismantle but take up more space. The annular type is more compact and efficient. The tubo-annular type combines aspects of the annular and multiple types for maintenance and efficiency benefits. It discusses the basic design and benefits of each type.
Energy performance assessment of boilersUtsav Jain
The document discusses performance testing of boilers. It describes various factors that affect boiler performance over time such as poor combustion, heat transfer fouling, and deteriorated fuel and water quality. Boiler efficiency testing is important to evaluate how efficiency changes from the design value and identify problems. The direct method and indirect method of testing are described. The indirect method involves calculating different heat losses in the boiler system to determine efficiency. Various measurements, instruments, test conditions and computational procedures for conducting boiler performance tests are outlined.
Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas tentang sistem sapaan bahasa Muna. Bab ini menjelaskan latar belakang masalah tentang pentingnya mempelajari sistem sapaan bahasa daerah untuk melestarikan budaya, tujuan penelitian untuk mendeskripsikan variasi bentuk dan fungsi sapaan bahasa Muna, serta manfaat penelitian bagi masyarakat dan penelitian selanjutnya.
Dokumen tersebut membahas tentang linguistik umum yang mencakup tiga tahap perkembangan ilmu bahasa yaitu tahap spekulasi, observasi, dan perumusan teori. Selanjutnya membahas subdisiplin ilmu bahasa berdasarkan objek kajian seperti linguistik umum, khusus, sinkronik, diakronik, mikro, serta sosiolinguistik, psikolinguistik, dan antropolinguistik. Terakhir membahas hakikat b
Dokumen tersebut membahas definisi linguistik, kontekstual, dan bidang-bidang linguistik seperti sosiolinguistik dan antropologi linguistik. Ia menjelaskan bahawa linguistik adalah kajian saintifik tentang bahasa, manakala linguistik kontekstual berinteraksi dengan disiplin akademik lain untuk melihat hubungan antara bahasa dan dunia. Dokumen ini juga membincangkan sosiolinguistik yang meneliti hubungan antara bahasa
Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial (Keterkaitan Bahasa dengan Masyarakat)....Zukét Printing
Makalah ini membahas tentang hubungan bahasa dengan konteks sosial dan masyarakat. Bahasa dipengaruhi oleh masyarakat karena merupakan hasil budaya manusia yang digunakan untuk berinteraksi. Bahasa juga memengaruhi cara berpikir masyarakat. Hubungan bahasa dan konteks sosial dipelajari dalam sosiolinguistik, sedangkan wacana dan psikolinguistik juga terkait.
Makalah ini membahas tiga topik utama yaitu unsur-unsur linguistik yang terdiri dari bentuk dan makna, subdisiplin linguistik yang meliputi linguistik umum, sinkronik, dan diakronik, serta analisis linguistik yang mencakup struktur, distribusi, dan analisis bawahan.
Dokumen tersebut membahas tentang bidang-bidang linguistik dan sifat-sifat bahasa. Ia menjelaskan empat bidang utama linguistik yaitu linguistik umum, linguistik sejarah, linguistik perbandingan dan linguistik kontekstual serta karakteristik bahasa seperti sistem, dinamis, arbitrari dan fungsinya sebagai alat komunikasi.
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Rina Fadhali
Teks tersebut membahas tentang fonologi bahasa Melayu Sambas di SMPN 7 Makrampai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Teks menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan, dan metode penelitian untuk menganalisis fonem dan alofon bahasa Melayu Sambas yang digunakan di sekolah tersebut.
This document lists the names of several teachers and students. It includes the names Ustaz Rukimin Bin Jafari, Ustazah Wan Mazni Wan Majid, and 16 students ranging from Nurul Husna Binti Mazlan to Nurul Hanan Binti Mazlan. The students are grouped by level (T1, T2, T3) with multiple students listed under each level.
The document discusses the extraction of various metals from their ores. It describes how very reactive metals like sodium and aluminum require electrolysis to extract them from molten ores due to their high reactivity. Less reactive metals like iron can be extracted by heating their ores with carbon to reduce the metal oxides. Specific examples discussed include the extraction of aluminum from bauxite using electrolysis, tin from cassiterite by heating with carbon, and iron from iron oxide in a blast furnace. The extraction of lead through electrolysis of molten lead bromide is also summarized.
Phenols are chemical compounds that contain a hydroxyl group attached to an aromatic hydrocarbon group. Phenols are hydroxyl derivatives of hydrocarbons where a hydrogen on the benzene ring is replaced by a hydroxyl group. Phenols react in various ways including forming salts with bases, undergoing oxidation, and reacting with bromine water, nitric acid, iron chloride, and other compounds. Phenols have medical uses as keratolytics, antipruritics, and disinfectants due to their caustic effects on tissues.
Thermoplastics and thermosetting plastics are the two main types of plastics. Thermoplastics soften when heated and harden when cooled, allowing them to be reshaped and recycled. They have linear polymer chains and weak van der Waals bonds holding them together. Common thermoplastics include polyethylene, polypropylene, PVC, and nylon. Thermosetting plastics form irreversible chemical bonds when heated and hardened, preventing melting and reshaping. They have highly cross-linked polymer chains. Bakelite and fiberglass are examples. Plastics are processed using different methods depending on their type, such as injection molding, extrusion, and blow molding. Additives are often included
Natural rubber is a natural polymer obtained from the latex of the rubber tree Hevea brasiliensis. It is composed of polyisoprene, which is a long chain of the monomer isoprene. Latex is a white fluid that is coagulated to form solid natural rubber through the addition of bacteria or acids that lower the pH. Vulcanization improves the properties of natural rubber by adding sulfur to form cross-links between polymer chains, making the rubber more durable and elastic.
This document discusses three natural polymers: silk, cotton, and wool. Silk is a protein produced by silkworms and spiders that is spun into fibers with remarkable strength. Cotton consists of nearly pure cellulose and grows as a soft fiber around cotton plant seeds; it is widely used to make breathable textiles. Wool is the fiber from animal fur, mainly sheep, and contains the protein keratin. It has crimped fibers that retain heat and bulk. All three natural polymers are processed and have various properties making them useful textile materials.
Soaps are salts of fatty acids made by saponifying fats or oils with alkalis like sodium hydroxide. They effectively clean in soft water but form scums in hard water due to insoluble precipitates. Detergents are made from petroleum sources and contain sulphonic acid groups which allow them to clean equally well in hard or soft water without scum formation. Both agents work by reducing surface tension to suspend dirt in water for removal.
The document describes a procedure for fractionally distilling petroleum. It involves heating petroleum and collecting its fractions in separate flasks at increasing temperature ranges. The fractions are then analyzed based on color, viscosity, and flammability. Higher boiling fractions are darker, more viscous, and burn less easily with more soot. Biodiesel is also discussed as an alternative fuel produced from vegetable oils and animal fats that has advantages over petroleum such as reduced emissions.
Pemuliharaan ex-situ melibatkan pengambilan spesies tumbuhan dari habitat asalnya untuk disimpan di luar habitat asal bagi tujuan memelihara sumber genetik yang terancam, penyelidikan biologi, dan penyimpanan sumber biologi untuk masa depan. Pemuliharaan in-situ melibatkan pemeliharaan spesies di habitat asalnya, namun menjadi lebih sukar kerana perubahan habitat semula jadi dan pembangunan. Us
This document discusses how some animals live in groups to defend against predators, more easily find food and shelter, and find mates. It provides examples of group-living animals like zebras, buffaloes, elephants, and horses that live together for most of their lives to access resources like food, living space, and mates.
Communication is defined as conveying meaning through a variety of skills including listening, speaking, and evaluating to create shared understanding across interpersonal and intrapersonal interactions. These communication processes develop over time and are essential for collaboration in all areas of life from home, school, and community to the workplace. If there is one overarching theme across disciplines, it is communication, as it provides the foundation for literacy and academic excellence while cultivating potential in students and possibilities for the future through mastery of formal English expression.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Ruj lingusosilinguistik
1. http://ardiansyahbs.blogspot.com/2014/03/hubungan-linguistik-dan-sosiolinguistik.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai dua aspek mendasar, yaitu bentuk, baik bunyi dan tulisan maupun
strukturnya, dan makna, baik leksikal maupun fungsional dan struktural. Jikalau kita
memperhatikan bahasa dengan terperinci dan teliti, kita akan melihat bahwa bahasa itu dalam
bentuk dan maknanya menunujukkan perbedaan-perbedaan kecil besar antara pengungkapannya
yang satu dengan pengungkapan lainnya.
Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakannya dari
makhluk-makhluk yang lain. Ilmu yang mempelajari hakikat dan ciri-ciri bahasa ini disebut ilmu
linguistik
Bahasa ini dapat dikaji dari berbagai sudut dan memberikan perhatian khusus pada unsur-
unsur bahasa yang berbeda-beda dan pada hubungan-hubungan (atau struktur) yang berbeda-
beda pula. Dengan begitulah lahir beberapa cabang linguistik, salah satunya adalah dialektologi,
yaitu ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan ragam-ragam sesuatu bahasa
dalam hubungan daerah pemakaian bahasa itu, dan seterusnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah linguistik itu?
2. Apakah sosiolinguistik itu?
3. Apa hubungan antara linguistik dan sosiolinguistik itu?
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Linguistik
Kata linguistik berasal dari kata lain lingua yang artinya bahasa. Kemudian dalam bahasa
Prancis langue dan langage. Sedangkan dalam bahasa Inggris yaitu linguistic, dan dalam bahasa
Indonesianya yaitu linguistik.
Bagi de Saussure, langue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Prancis, bahasa
Inggris, atau bahasa Indonesia) sebagai suatu sistem. Sebaliknya, langage berarti bahasa sebagai
sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ucapan “Manusia memiliki bahasa, binatang tidak
memiliki bahasa”.
Dalam bahasa Indonesia ahli linguistik disebut “linguis”, yang dipinjam dari kata
Inggrislinguist. Linguist berarti ‘seseorang yang fasih dalam berbagai bahasa’.[1]
Ilmu linguistik sering disebut “linguistik umum”. Artinya ilmu linguistik tidak hanya
menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa Inggris atau bahasa Indonesia), tetapi
linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya. Jika kita pakai istilah dari de Saussure, dapat
kita rumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi
juga langageitu, yaitu bahasa pada umumnya.
Meskipun bahasa-bahasa di dunia ini berbeda satu sama lain, ada persamaannya juga.
Kedua hal itu diteliti oleh ahli linguistik, dan oleh karena itu linguistik itu sering dikatakan
bersifat umum.
B. Objek Linguistik
Jelasnya objek linguistik adalah bahasa. Akan tetapi pengertian istilah “bahasa” itu belum
tentu jelas.
Pertama, istilah bahasa sering dipakai dalam arti kiasan, seperti dalam ungkapan seperti
“bahasa tari”, “bahasa alam”, “bahasa tubuh”, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa arti
kiasan seperti itu tidak termasuk arti istilah “bahasa” dalam ilmu linguistik.
Kedua, ada pengertian istilah bahasa dalam arti harafiah. Arti itu yang kita temukan dalam
ungkapan seperti “ilmu bahasa”, “bahasa Indonesia”, “bahasa Inggris”, semestaan bahasa”, dan
lain sebagainya.
Hanya dalam pengetian kedua inilah bahasa itu menjadi objek ilmu linguistik. Di samping
itu, kita juga membedakan bahasa tutur dan bahasa tulis. Bahasa tulis dapat disebut “turunan”
dari bahasa tutur. Bahasa tutur merupakan objek primer ilmu linguistik, sedangkan bahasa tulis
merupakan objek sekunder linguistik.
Perlu diperhatikan bahwa menguasai suatu bahasa (dalam arti dapat memakai secara
lancar) tidak sama dengan mampu menerangkan kaidah-kaidahnya. Tambahan pula, belajar suatu
bahasa tidak sama dengan belajar tentang bahasa tersebut. Misalnya, anda menguasai bahasa
Indonesia, tetapi tanpa keahlian khusus anda tidak dapat menerangkan tata bahasa Indonesia.
Dengan perkataan lain, apa yang anda kuasai memang merupakan objek penelitian linguistik
terhadap bahasa Indonesia, tetapi cara menguasai bahasa tersebut bukanlah objek linguistik.
Lingustik lebih memusatkan perhatiannya kepada bahasa sebagai medium komunikasi
daripada sebagai hal-hal lain, apakah dalam bentuk lisannya ataukah dalam bentuk tertulisnya.
Oleh karena ada ahli-ahli lain yang mempelajari manusia dari berbagai aspek, dan sering kali
ahli-ahli itu mempergunakan juga linguistik sebagai alat untuk menganalisis bahasa dalam
bidang mereka, maka terjadi semacam gabungan pendekatan dalam studi itu. Seorang sarjana
sosiologi dapat mengadakan studi tentang keadaan sosial sehubungan dengan penguasaan
3. bahasa. Umpamanya orang-orang desa yang terpaksa pindah ke kota-kota dapat diselidiki
tentang penguasaan bahasa pertama mereka, karena waktu di desa mereka itu khusus memakai
bahasa pertama. Setelah tinggal di kota dan karena keadaan masyarakat, mau tak mau mereka
terpaksa “belajar” dan memakai BI. Oleh karena keadaan ini seorang sarjana sosial dapat
mempelajari dengan bantuan linguistik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Dimana
saja orang-orang desa itu memakai bahasa pertama BI? Dengan siapa saja mereka itu
menggunakan bahasa-bahasa ini masing-masing? Untuk keperluan apa saja mereka itu memakai
bahasa itu masing-masing? Dan sebagainya. Studi antar disiplin semacam itu biasa
disebut linguistik sosiologi.[2]
Jadi yang menjadi objek linguistik bukanlah ujar, melainkan bahasa, tetapi karena bahasa
itu hanya ada di dalam kesadaran pembicara-pembicara, linguistik harus menggalinya untuk
diformulasikan, melalui penyelidikan-penyelidikan ujar itu.[3]
C. Pengertian Sosiolinguistik
Istilah sosiolinguistik jelas terdiri dari unsur: sosio dan linguistik. Kita mengetahui arti
linguistik, yaitu ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur
bahasa (fonem, morfem, kata, kalimat) dan hubungan antara unsur-unsur itu (struktur), termasuk
hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu. Unsur sosio adalah seakar dengan sosial, yaitu yang
berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat, dan fungsi-fungsi
kemasyarakatan. Jadi sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan
dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa
sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya
perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor
kemasyarakatan (sosial).
Ada dua aspek yang mendasar dalam pengertian masyarakat. Pertama, anggota-anggota
suatu masyarakat hidup dan berusaha bersama secara berkelompok-kelompok. Kedua, anggota-
anggota dan kelompok-kelompok masyarakat ini dapat hidup bersama karena ada suatu
perangkat hukum dan adat kebiasaan yang mengatur kegiatan dan tindak laku mereka, termasuk
tindak laku berbahasa. Dalam sosiolinguistik, kedua aspek ini dibicarakan, tetapi umumnya lebih
banyak tekanan diberikan pada aspek kekelompokan itu.
D. Masalah-masalah Sosiolinguistik
Masalah utama yang dibahas oleh, atau dikaji dalam sosiolinguistik ialah:
1. Mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan;
2. Menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta
faktor-faktor sosial dan budaya;
3. Mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa dalam masyarakat.
Topik-topik umum dalam pembahasan sosiolinguistik ialah:
1. Bahasa, dialek, idiolek, dan ragam bahasa;
2. Repertoar bahasa;
3. Masyarakat bahasa;
4. Kedwibahasaan dan kegandabahasaan;
5. Fungsi kemasyarakatan bahasa dan profil sosiolinguistik.
E. Kegunaan
4. Sosiolinguistik timbul dalam tahun1960 an setelah semakin terasa bahwa pandangan
linguistik mengenai bahasa, walaupun esensial sebagai dasar pembicaraan atau pengkajian
bahasa, adalah terlalu sempit untuk menerangkan tindak laku berbahasa manusia.
Hasil-hasil pengkajian masalah-masalah sosiolinguistik telah membuat guru-guru bahasa
lebih berhati-hati dalam mencap salah satu bentuk bahasa sebagai kesalahan, karena perlu
disadari bahwa bahasa bukanlah mempunyai hanya satu bentuk saja dan bahwa, dalam
berbahasa, sesuatu masyarakat bahasa bukan homogeny, sebabakan selalu terdapat variasi-
variasi berdasarkan daerah, tingkat sosial, pekerjaan penutur, dan sebagainya. Hasil-hasil
pengkajian sosiolinguistik membuat kita semakin mengerti hubungan antara perencanaan bahasa
sebagai sesuatu kegiatan sosiolinguistik dengan pengajaran bahasa khususnya dan pendidikan
umumnya.
Mungkin, hasil pengkajian sosiolinguistik yang akan lebih penting dan relevan untuk
pengajaran bahasa ialah pembedaan antara kemampuan tata bahasa dan kemampuan
komunikatif. Maksud dari kemapuan tata bahasa ialah kemampuan untuk membentuk satuan-
satuan bahasa (kata, frase, dan kalimat) sesuai aturan-aturan tata bahasa. Kemampuan
komunikatif ialah kemampuan untuk memilih dan menggunakan satuan-satuan bahasa itu sesuai
dengan aturan-aturan penggunaan bahasa dengan keadaan sosiolinguistik.[4]
F. Hubungan Sosiolinguistik dengan Linguistik
Ada dua orientasi yang secara fundamental berbeda, dan itu tergantung pada kuatnya
dukungan masing-masing ahlinya:
1. Dukungan lemah dalam sosiolinguistik yang melihat satu kajian yang masih bergantung pada
dan menjadi bagian dari kajian tentang tata bahasa.
2. Dukungan kuat yang menyanggah sudah cukupnya deskripsi linguistik yang kini ada dan
menyarankan dibuatnya rumusan tujuan baru dan metode linguistik agar dapat mencakup data-
data sosial yang relevan dalam penggunaan bahasa.
Dalam usaha mengkorelasikan linguistik dan struktur sosial, ahli linguistik memilih
orientasi pada data yang mencakup ciri-ciri yang dipaksa melihat kenyataan yang tidak sesuainya
model dedukatif yang ada sekarang, yaitu kalimat oleh kalimat itu sendiri, pengetahuan internal
tentang kode yang sudah dimiliki di dalam diri pembicara pendengar; antara lain seperti
menciptakan suatu grammar yang’…bukan merupakan model bagi seorang pembicara atau
pendengar’ tapi merupakan karakterisasi dari’…dalam istilah yang paling netral disebut
pengetahuan bahasa yang memberikan dasar bagi penggunaan bahasa itu secara nyata oleh
pembicara-pendengar. Seperti halnya sosiologi, ia akan tertarik pada’…kompetensi dan aksi
yang merupakan hal pokok dalam memahami kegiatan sehari-hari.
Keluasan bidang masalah yang akan dipilih untuk mendefinisikan oleh ahli sosiolinguistik
bergantung pada pengertian dan pemikirannya tentang sistem apakah bahasa itu menurut
keyakinannya serta pada besarnya unit yang ia cari untuk analisisnya. Secara ekstrim dapat
dikatakan bahwa yang menjadi perhatian ahli itu adalah mikroproses interaksi antara setiap
anggota kelompok kecil.[5]
5. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Ilmu linguistik sering disebut “linguistik umum”. Artinya ilmu linguistik tidak hanya
menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa Inggris atau bahasa Indonesia), tetapi
linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya. Jika kita pakai istilah dari de Saussure, dapat
kita rumuskan bahwa ilmu linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi
juga langage itu, yaitu bahasa pada umumnya.
2. Lingustik lebih memusatkan perhatiannya kepada bahasa sebagai medium komunikasi daripada
sebagai hal-hal lain, apakah dalam bentuk lisannya ataukah dalam bentuk tertulisnya. Oleh
karena ada ahli-ahli lain yang mempelajari manusia dari berbagai aspek, dan sering kali ahli-ahli
itu mempergunakan juga linguistik sebagai alat untuk menganalisis bahasa dalam bidang mereka,
maka terjadi semacam gabungan pendekatan dalam studi itu.
3. Istilah sosiolinguistik jelas terdiri dari unsur: sosio dan linguistik. Kita mengetahui arti
linguistik, yaitu ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur
bahasa (fonem, morfem, kata, kalimat) dan hubungan antara unsur-unsur itu (struktur), termasuk
hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu. Unsur sosio adalah seakar dengan sosial, yaitu yang
berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat, dan fungsi-fungsi
kemasyarakatan. Jadi sosiolinguistik ialah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan
dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa
sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya
perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor
kemasyarakatan (sosial).
4. Masalah utama yang dibahas oleh, atau dikaji dalam sosiolinguistik ialah:
a. Mengkaji bahasa dalam konteks sosial dan kebudayaan;
b. Menghubungkan faktor-faktor kebahasaan, ciri-ciri, dan ragam bahasa dengan situasi serta
faktor-faktor sosial dan budaya;
c. Mengkaji fungsi-fungsi sosial dan penggunaan bahasa dalam masyarakat.
Topik-topik umum dalam pembahasan sosiolinguistik ialah:
a. Bahasa, dialek, idiolek, dan ragam bahasa;
b. Repertoar bahasa;
c. Masyarakat bahasa;
d. Kedwibahasaan dan kegandabahasaan;
e. Fungsi kemasyarakatan bahasa dan profil sosiolinguistik.
5. Mungkin, hasil pengkajian sosiolinguistik yang akan lebih penting dan relevan untuk pengajaran
bahasa ialah pembedaan antara kemampuan tata bahasa dan kemampuan komunikatif. Maksud
dari kemapuan tata bahasa ialah kemampuan untuk membentuk satuan-satuan bahasa (kata,
frase, dan kalimat) sesuai aturan-aturan tata bahasa. Kemampuan komunikatif ialah kemampuan
untuk memilih dan menggunakan satuan-satuan bahasa itu sesuai dengan aturan-aturan
penggunaan bahasa dengan keadaan sosiolinguistik.
6. Keluasan bidang masalah yang akan dipilih untuk mendefinisikan oleh ahli sosiolinguistik
bergantung pada pengertian dan pemikirannya tentang sistem apakah bahasa itu menurut
keyakinannya serta pada besarnya unit yang ia cari untuk analisisnya. Secara ekstrim dapat
dikatakan bahwa yang menjadi perhatian ahli itu adalah mikroproses interaksi antara setiap
anggota kelompok kecil.
6.
7. DAFTAR PUSTAKA
J. W. M. Verhaar. Asas-asas Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
2004.
Lehmann, Wilfred P. Historical Linguistic, Holt, Reinhart and Winston, New York. 1962.
Samsuri. Analisis Bahasa. Erlangga. Jakarta. 1987.
P. W. J. Nababan. Sosiolinguistik. PT. Gramedia. Jakarta. 1986.
Abd. Syukur Ibrahim. Sosiolinguistik. Usaha Nasional. Surabaya. 1995.
[1] J. W. M. Verhaar. Asas-asas Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 2004. Hal. 3
[2] Lehmann, Wilfred P. Historical Linguistic, Holt, Reinhart and Winston, New York. 1962.
[3] Samsuri. Analisis Bahasa. Erlangga. Jakarta. 1987. Hal. 69
[4] P. W. J. Nababan. Sosiolinguistik. PT. Gramedia. Jakarta. 1986. Hal.1-9
[5] Abd. Syukur Ibrahim. Sosiolinguistik. Usaha Nasional. Surabaya. 1995. Hal. 48 dan 51