Best Practice Praktek Mengajar Narrative Drama Kelas 8 SMP (Fase D) Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) di SMP Muhammadiyah Pleret Bantul
1. CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE) MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN PESERTA
DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Bahasa Inggris
Disusun oleh:
Nama : NURWANTO
Nomor UKG : 01503159646
Prodi : Bahasa Inggris
Kelas : A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
TAHUN 2023
2. MENYUSUN CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE) MENGGUNAKAN
METODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI, REFLEKSI HASIL DAN
DAMPAK) TERKAIT PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN
Meningkatkan kemampuan speaking peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah
Pleret dalam belajar Bahasa Inggris pada materi Narrative text.
Penulis: Nurwanto, M.Pd.
SMP Muhammadiyah Pleret
SITUASI:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan,
apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1) Latar Belakang
Berdasarkan pengamatan pendidik tentang permasalahan pembelajaran dalam Bahasa
Inggris yang ada di sekolah, pendidik mendapati bahwa permasalahan mendasar yang
perlu segera diatasi yaitu kemampuan speaking pada pelajaran Bahasa Inggris peserta
didik kelas VIII masih sangat rendah. Beberapa hal yang mendasari permasalahan
tersebut, diantaranya:
a) Peserta didik kurang porsi latihan praktek berbicara Bahasa Inggris, baik di kelas
maupun di luar kelas.
b) Peserta disik kurang termotivasi untuk berbicara Bahasa Inggris ketika di kelas.
c) Peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris utamanya
bagian speaking
d) Beberapa peserta didik belum memahami apa yang akan disampaikan saat berbicara
Bahasa Inggris
e) Metode yang digunakan dalam pembelajaran belum membuat aktif siswa di kelas.
f) Materi yang disampaikan juga kurang menarih sehingga kurang memberikan
pemahaman siswa dan kurang memotivasi siswa
Oleh karena itu, pendidik perlu melakukan pembelajaran inovatif sehingga kemampuan
berbicara Bahasa Inggris peserta didik dapat meningkat. Setelah mempertimbangkan
dengan matang, pendidik memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) dalam materi Narrative dengan metode Role Play (Drama
Performance).
2) Alasan praktik ini penting untuk dibagikan
Pendidik menganggap pengalaman mengajar ini penting untuk dibagikan kepada teman-
teman guru lainnya karena model pembelajaran yang digunakan berdasarkan pada masalah
yang berkaitan dengan penggunaan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dan saya
yakin banyak guru lain mengalaminya. Sedangkan metode yang digunakan melibatkan
3. keaktifan peserta didik dalam diskusi dan meningkatkan mental peserta didik pada
kegiatan drama. Dengan gambaran diatas, harapannya pengalaman mengajar ini mampu
menambah referensi model mengajar bagi guru lainnya yang disesuaikan dengan keadaan
masing-masing sekolah dan kebutuhan peserta didik tentunya.
3) Peran dan tanggungjawab pendidik
Pendidik harus menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TPACK untuk
meningkatkan pemahaman, motivasi, keterampilan dan keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran.
Pendidik menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan media
pembelajaran yang tepat serta inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
TANTANGAN:
Dalam pelaksanaan PPL tentang Materi Narrative Drama ini, pendidik menemui beberapa
tantangan, diantaranya:
1) Meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik dengan memilih strategi dan
cara yang menarik, variatif dan menyenangkan.
2) Beberapa peserta didik masih belum bisa menyampaikan banyak hal dalam Bahasa
Inggris ketika di kelas karena kosakata yang masih sangat minim.
3) Penyusunan perangkat pembelajaran yang mengandung unsur literasi, numerasi,
HOTS, TPACK dan ICT disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
4) Penggunaan model dan metode pembelajaran inovatif yang efektif dan sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
5) Pembuatan bahan dan media ajar yang menarik.
6) Alokasi waktu untuk model pembelajaran PjBL tersebut sangat terbatas dan kurang jika
diterapkan dalam 4 x 40 jpl.
7) Sarana dan prasarana penunjang untuk pementasan drama peserta didik juga sedikit
belum memadai dibandingkan dengan persiapan peserta didik yang maksimal ketika
akan tampil drama
8) Ketidakhadiran Siswa
Pada waktu bermain drama, ketidakhadiran salah satu siswa sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan penampilan kelompok. Naskah yang sudah dibagi ke setiap
pemeran ditambah sebelumnya sudah latihan, tiba-tiba pada hari H ada yang tidak hadir
sangat mempengaruhi penampilan tim.
AKSI:
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi
yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini.
Langkah-langkah:
1) Menyusun Modul Ajar yang mengandung unsur literasi, numerasi, HOTS, TPACK dan
ICT yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
2) Menyusun modul ajar yang baik yang terdiri atas materi, bahan ajar, media
pembelajaran, LKPD, assessment.
4. 3) Menentukan model pembelajaran yang sesuai yaitu Project Based Learning (PjBL).
4) Menentukan jadwal pelaksanaan PPL dan menghubungi pihak-pihak yang terlibat.
5) Mempersiapkan sarana dan fasilitas penunjang pembelajaran seperti laptop, proyektor,
speaker, video pembelajaran dan internet dengan jaringan yang stabil
6) Melaksanakan pembelajaran, melakukan assessment, evaluasi dan refleksi.
Strategi:
1) Menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran
2) Menggunakan proyektor dan speaker active dalam menayangkan video dan power
point.
3) Memotivasi peserta didik dengan memberikan apresiasi berupa rewards seperti kalimat
pujian, gerakan memuji, nilai positif yang dapat menumbuhkan semangat belajar
peserta didik.
4) Membiasakan peserta didik dengan English exposure selama proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru mengusahakan untuk menyampaikan materi dan intruksi
pembelajaran dalam Bahasa Inggris. Hal ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi peserta
didik terhadap English exposure, sehingga Bahasa Inggris tidak lagi terlalu asing bagi peserta
didik. Dalam menyampaikan materi dan intruksi pembelajaran menggunakan Bahasa Inggris
bisa juga dibantu dengan menggunakan mimicry, gesture atau menggunakan ungkapan yang
lebih sederhana agar peserta didik memahami dan mampu menanggapi intruksi yang diberikan
oleh guru.
Proses Pelaksanaan Aksi:
Pendidik melaksanakan aksi dengan urutan yang sesuai modul ajar yang sudah dibuat, yaitu:
1) Melakukan persiapan:
a) Mengkondisikan kelas agar kondusif.
b) Mengecek proyektor dan speaker.
c) Mengatur letak kursi dan meja peserta didik.
d) Menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan sepeti Laptop dan perekaman
video.
2) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru melakukan pembukaan dengan salam dan berdoa.
b) Guru memeriksa kehadiran/presensi peserta didik.
c) Guru memberikan motivasi dengan mengajak peserta didik menyanyi
d) Guru bertanya jawab untuk mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik.
e) Guru meminta peserta didik membacakan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung
yang ditayangkan melalui PPT.
3) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan materi dasar tentang narrative text
b) Guru mengecek kemampuan peserta didik terhadap materi menggunakan aplikasi
Bamboozle yang dikerjakan secara berkelompok
c) Guru menyiapkan 4 tema narrative text dalam bentuk video dan gambar berseri
d) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan memberikan gambar
berseri yang berbeda pada setiap kelompok
5. e) Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan rencana pembuatan naskah drama
tentang narrative text dengan bantuan gambar berseri yang telah diberikan guru
f) Peserta didik menentukan pemeran dan ide drama dalam cerita yang telah dipilih
g) Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek meliputi pembagian
tugas, persiapan naskah, alat, kostum dan media pendukung.
h) Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek
dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama
i) Guru melakukan observasi penilaian elemen-elemen profil pelajar Pancasila.
j) Peserta didik dari tiap kelompok menyampaikan rancangan jadwal masing-masing.
k) Peserta didik dari kelompok lain memberikan masukan dan komentar.
l) Guru memberikan konfirmasi dan masukan untuk rancangan jadwal masing- masing
kelompok.
m) Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau
realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
n) Guru memanggil kelompok sesuai undian untuk tampil drama tentang narrative text.
o) Peserta didik secara berkelompok tampil drama (role play) sesuai cerita yang telah
disusun sebelumnya.
p) Guru membimbing proses praktek peran peserta didik
q) Guru dan peserta didik merefleksi
r) Peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan
hasil proyek
4) Kegiatan Penutup
a) Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi pembelajaran
c) Guru memberikan penugasan belajar narrative text
d) Guru memberikan informasi terkait kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
e) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan meberikan pesan dan motivasi
semangat belajar kemudain penutup (salam)
REFLEKSI:
Manfaat:
(Hal-hal baik/manfaat apakah yang dirasakan oleh Anda dan siswa/i Anda saat inovasi
pembelajaran berlangsung? Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi yang dipelajari
pada MK Pendalaman Materi)
a) Soal menggunakan game Bamboozle sangat menarik untuk siswa. Mereka antusias dan
senang untuk menjawab soal secara berkelompok.
b) Penerapan Role Play (Drama Performance) sangat bermanfaat dan memenuhi tujuan
pembelajaran. Beberapa manfaat diantaranya:
- Mengaktifkan speaking siswa
Semua siswa aktif berbicara sesuai perannya dan mampu berkreasi maksimal. Mereka
berusaha tampil maksimal agar kelompoknya tampil baik.
- Mengaktifkan diskusi
Pelaksanaan proyek berjalan baik. Para siswa aktif berdiskusi menyiapkan naskah dan
pementasan drama.
- Memahami cerita
6. Para siswa mampu memahami cerita karena mereka bermain peran. Disamping itu,
persiapan yang berualang-ulang membuat mereka hafal dan menghayati ketika tampil
drama
- Inovasi dari siswa
Siswa mampu mengembangkan kreatifitas (berinovasi) saat persiapan dan tampil
drama.
Rencana Tidak Lanjut:
a) Role Play (Drama Performance) ini sangat baik untuk dilanjutkan. Terbukti siswa mampu
aktif dan antusias.
b) Untuk lebih maksimal dalam pembelajaran, kedepan perlu persiapan lebih matang dalam
hal tempat dan alat. Selain itu pada waktu penampilan, siswa perlu gladi resik dulu untuk
menentukan alokasi waktu yang diperlukan saat pentas. Kemudian, sebelum siap tampil
baiknya dipastikan dulu anggota kelompok lengkap.
c) Guru perlu menerapkan pembelajaran model PjBL lagi kedepannya agar semakin paham
dan terbiasa.
d) Guru perlu belajar dalam menyusun Modul Ajar dan manajemen waktu pada pembelajaran
berikutnya, khususnya menggunakan model PjBL.
DAFTAR PUSTAKA
Arto, M. B. (2020). Using Drama Activities in Teaching Speaking Narrative text for
Senior High School. Jurnal Retain, 8(2), 76-81.
Hasanah, H. (2019). Project-Based Learning in Teaching Speaking Skills at the Seventh-
Grade Students of SMP NU 14 (Doctoral dissertation, IAIN Jember).
KURNIAWATI, E. C. The Implementation of Unscripted Role play in Teaching
Speaking Of Narrative Text To The Eleventh Graders of SMA Negeri 17 Surabaya.
Puspitasari, E. Y. (2014). The use of picture series to improve the writing skills of tenth
grade students of SMA N 1 Srandakan in writing narrative text in the academic year of
2013/2014. Yogyakarta: Yogyakarta State University.
Sitanggang, L., Sinaga, M. K., Sembiring, Y. P., & Sembiring, H. (2022). THE USE OF
ROLE PLAY METHOD TO IMPROVE STUDENT COMPREHENSION IN
READING NARRATIVE TEXT AT. INTERNATIONAL JOURNAL OF MULTI
SCIENCE, 2(10), 52-62.