Dokumen tersebut membahas strategi untuk memperkuat budaya toleransi dan kebinekaan di sekolah, melalui (1) memperkuat budaya sekolah dengan nilai-nilai toleransi, (2) memperkuat budaya kelas dengan menanamkan nilai toleransi di pembelajaran, dan (3) merencanakan program kebinekaan seperti seni, budaya, dan agama.
2. Keragaman apakah yang dimiliki oleh sekolah Anda?
Praktik-praktik apa sajakah yang dilakukan di sekolah yang
mencerminkan penghargaan untuk keragaman tersebut?
Tantangan apakah yang dihadapi dalam mewujudkan budaya
damai dan toleransi di sekolah?
3. K1: Sekolah Anda adalah sekolah Islam. Ada sekolah Kristen yang ingin melakukan
kunjungan. Apakah akan diterima? Apa yang akan dilakukan?
KII: Sekolah Anda diajak oleh sebuah organisasi untuk terlibat dalam program Jelajah
Bineka, yaitu mengajak siswa untuk keliling beragam rumah ibadah. Apakah sekolah
Anda akan ikut?
KIII: Sekolah Anda relatif homogen. Ada calon siswa dari aliran agama atau
kepercayaan minoritas yang oleh sebagian orang dituduh sesat. Apakah akan
diterima?
KIV: Pemilihan ketua OSIS. Salah satu kandidat kuat adalah siswa dari agama minoritas.
Beberapa orang keberatan dan menginginkan ketua OSIS itu berasal dari agama
mayoritas.
STUDI KASUS
BERMAIN PERAN
4. Apakah sekolah Bapak Ibu cenderung homogen atau
heterogen?
Apakah ditemukan cukup banyak unsur kebinekaan dalam
sekolah yang Bapak Ibu pimpin?
Apakah sekolah Bapak Ibu pada umumnya menjadi tempat
menumbuhkan penghargaan pada kebinekaan atau
sebaliknya?
REFLEKSI
5. Ada 2 (dua) strategi yang bisa dilakukan oleh Sekolah:
(1). Memperkuat budaya sekolah (school culture) dengan nilai-nilai
moderasi (toleransi), dan
(2). memperkuat budaya kelas (classroom culture) dengan nilai-
nilai moderasi (toleransi).
Konsep 1: Implementasi nilai toleransi di Sekolah
6. strategi memperkuat budaya sekolah (school culture)
dengan nilai-nilai moderasi, kunci sukses strategi ini ada di
kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan, kepala
sekolah berperan sangat vital dalam mewujudkan nilai-nilai
toleransi melalui beragam aktivitas dan program yang
mainstreaming 5 (lima) nilai-nilai moderasi. Kelima nilai-
nilai moderasi tersebut adalah (1). Komitmen kebangsaan
(2). Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku
mengedepankan nilai-nilai moderasi/adil. (3). Kesetaraan
dan Kemanusiaan (4). Berpikiran terbuka/kritis. (5).
Akomodatif terhadap nilai-nilai lokal.
7. Konsep 2: Memperkuat budaya Sekolah dengan aktivitas
kebinekaan
Merayakan Batik
Festifal Budaya
Project Local Wisdom Festifal Agama-agama
8.
9. penanaman nilai moderasi melalui penguatan budaya kelas
(classroom culture). Strategi ini dilakukan dengan cara
memperkuat nilai-nilai moderasi include toleransi ke dalam
mata pelajaran melalui pengayaan materi ajar,
menyisipkan nilai-nilai moderasi di RPP, masuk pada
capaian pembelajaran, maupun pada tugas-tugas
terstruktur
Konsep 3: Area memasukkan nilai toleransi di kelas
10. Bentuk intervensi lainnya adalah pada adanya aturan kelas
(tata tertib) yang mengandung nilai-nilai yang menghargai
adanya perbedaan dalam aspek SARA, alat peraga atau
toolkit pembelajaran yang mendorong penguatan budaya
damai di kelas
11. Rencana program dalam bentuk aktivitas kebinekaan baik di
lingkup sekolah
memperkuat komitmen kebangsaan
menumbuhkan budaya berpikiran terbuka dan kritis
menghargai nilai - nilai budaya lokal
Tujuannya
1.
2.
3.