Sistem sertifikasi BNSP membahas tiga hal utama:
1. Peran dan tanggung jawab BNSP dalam mengatur dan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja di Indonesia
2. Prinsip-prinsip dasar pengembangan sistem sertifikasi kompetensi kerja Indonesia yang terukur, obyektif, dan terlacak
3. Keterkaitan antara standar kompetensi (SKKNI), skema sertifikasi, dan lembaga sertifikasi profesi yang melaksanakan
5. S
E
L
E
K
S
I
PROGRAM
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)
Sarana/Prasarana
Tenaga Pendidik
Biaya
Manajemen
PENDIDIKAN VOKASI
AKREDITASI
T
U
K
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
(UU.20/2004, UU. 12/2012, PERPRES.8/2012, PP.23/2004)
KKNI
SKKNI
CALON PESERTA
DIDIK
LULUSAN
NAKER
KOMPETEN
SERTIFI-
KASI
NAKER
PENGLAMAN
BNSP
LSP
Std.Itl.& Khs
BAN-PT
D U D I
7. Acuan Normatif
Regulasi teknis:
UU No. 13/2003 tentang KETENAGAKERJAAN
UU No. 20/2003 tentang SISDIKNAS
UU No. 12/2012 tentang PENDIDIKAN TINGGI
PP 23/2004 tentang BNSP
PP 31/2006 tentang SISLATKERNAS
PERPRES 8/2012 tentang KKNI
PERMENAKERTRANS 05/2012 tentang SKKNI
diperbaharui dengan PERMENAKER No.03 Thun 2016
Standar:
Unit Kompetensi Asesmen
Pedoman-pedoman BNSP terkait.
SRN - IMT2015
8.
9. Bab II Pasal 2 Ayat 2
BNSP merupakan lembaga yang INDEPENDEN dalam melaksanakan tugasnya dan
bertanggung jawab kepada PRESIDEN
Bab II Pasal 3
BNSP mempunyai tugas melaksanakan SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA
Fungsi BNSP :
a) Pelaksanaan dan pengembangan sistem sertifikasi kompetensi kerja
b) Pelaksanaan dan pengembangan sisitem sertifikasi pendidikan dan pelatihan
vokasi
c) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan sistem sertifikasi kompetensi kerja
nasional
d) Pengembangan pengakuan sertifikasi kompetensi kerja nasional dan
internasional
e) Pelaksanaan dan pengembangan kerja sama antar lembaga, baik nasional dan
internasional dibidang sertifikasi profesi, dan
f) Pelaksanaan dan pengembangan sistem data dan informasi sertifrkasi
kompetensi kerja yang terintegrasi.
PP NO. 10 TAHUN 2018 tentang BNSP
(atas amanat UU no 13 tahun 2003 tentang KETENAGAKERJAAN)
10. LANJUTAN BNSP
Pasal 4 : BNSP memberikan lisensi kepada LSP yang
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan
sertifikasi kompetensi.
BAB VII, Pasal 23 : Pelaksanaan sistem sertifikasi
kompetensi kerja yang selama ini sudah berjalan di
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang –
Undang dan / atau telah diakui lembaga internasional,
tetap berlaku dan disesuaikan dengan sistem
sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh BNSP.
11. PRINSIP DASAR :
Pengembangan Sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja Indonesia
TERUKUR
OBYEKTIF
TERTELUSURI
KEBERTERIMAAN
(ACCEPTABLE)
ACCOUNTABLE
Mengacu pada SKKNI, STANDAR
INTERNASIONAL, STANDAR KHUSUS
Tidak terjadi konflik
kepentingan
Keseluruhan proses
terdokumentasi dan terkendali
Dapat diterima semua stakeholders
Tanggung jawab dan tanggung gugat
12. Certification
Verification
Asesor Kompetensi
SKKNI
BNSP Guidelines
Fasilitasi
Koordinasi
KETELUSURAN SISTEM SERTIFIKASI
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, ISO 17011
BNSP Guidelines 201 & 202
Licensing
Accreditation
LSP
(PROFESSIONAL CERTIFICATION BODY)
ISO 17024, BNSP Guidelines
Instansi Teknis,
KADIN, BKSP dll
TUK
BNSP Guidelines, QMS
ASESI
SKKNI/International Standard/
Harmonised Standard
Asesor Lisensi
ISO 19011, ISO 17024, Specific Standard
BNSP Guidelines
BNSP
(INDONESIAN PROFESSIONAL CERTIFICATION
AUTHORITY)
PP, ISO 17011, BNSP Guidelines
SRN - IMT2015
13. KLASIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP)
LSP-P3 LSP-P2 LSP-P1 ind LSP-P1 Pend
Profesi:
•Memenuhi bukti
kompetensi &
terpelihara
•Memenuhi permintaan
klien
•Memenuhi regulasi
Profesi di perusahaan
& Jejaring
•Memenuhi
permintaan asesmen
dari klien
Profesi di perusahaan
tempat kerja :
•Memastikan &
memelihara
kompetensi tenaga
kerjanya
Peserta didik , Alumni
dan Profesi
•Memastikan &
memelihara
kompetensi peserta
didikmya
L i s e n s i
S e r t i f i k a s i K o m p e t e n s i
14. PENERAPAN SERTIFIKASI
Wajib (Compulsary):
Pemerintah boleh mewajibkan sertifikasi bila
berkaitan dengan sefety, security, dan
mempunyai potensi perselisihan besar
dimasyarakat.
Disarankan (advisory):
Biasanya diterapkan untuk mendorong
penerapan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pengembangan SDM, atau transisi
menuju wajib.
Sukarela (Voluntary)
Pemberlakuan:
16. PENGERTIAN DASAR SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan suatu proses untuk
mendapatkan pengakuan resmi
(keabsahan) atas produk, proses,
keterangan, kepemilikian barang, atau
orang
17. SERTIFIKASI dan SERTIFIKAT
• SERTIFIKASI kepemilikan, misalnya untuk
mendapatkan bukti pengakuan kepemilikan atas
sebidang tanah. Bila pengakuan ini didapatkan,
maka keluarlah SERTIFIKAT TANAH tersebut.
• SERTIFIKASI produk, misalnya untuk
mendapatkan pengakuan HALAL atas produk
makanan tertentu. Bila pengakuan ini
didapatkan, maka keluarlah SERTIFIKAT HALAL
atas produk makanan tersebut.
18. Lanjutan ….
Sertifikasi dan Sertifikat
• SERTIFIKASI keterangan , misalnya untuk
mendapatkan pengakuan atas tanggal kelahiran.
Bila pengakuan ini didapatkan, maka keluarlah
SERTIFIKAT (Akte) KELAHIRAN.
• Selain dari itu, sertifikasi keterangan bisa juga
untuk mendapatkan pengakuan atas adopsi anak.
Bila pengakuan ini didapatkan, maka keluarlah
SERTIFIKAT Adopsi Anak.
19. Lanjutan ….
Sertifikasi dan Sertifikat
• SERTIFIKASI untuk orang diberikan karena yang
bersangkutan mempunyai KOMPETENSI atas suatu
tugas/pekerjaan/jabatan.
• Proses ini dikenal juga dengan SERTIFIKASI
KOMPETENSI
• Bila yang bersangkutan telah mendapatkan
pengakuan atas kompetensinya, maka ia akan
mendapatkan SERTIFIKAT KOMPETENSI
20. SERTIFIKASI KOMPETENSI
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk
menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan
kompetensi yang ditetapkan, mencakup :
pendaftaran,
asesmen,
keputusan sertifikasi,
survailen,
sertifikasi ulang, dan
penggunaan sertifikat.
24. DIMENSI KOMPETENSI
SRN - IMT2015
TASK SKILL (TS)
Melaksanakan tugas individu
TASK MANAGEMENT
SKILL (TMS)
Mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam satu
pekerjaan
CONTINGENCY
MANAGEMENT SKILL
(CMS)
Kemampuan merespon dan mengelola ketidakteraturan dan
masalah-masalah dalam pekerjaan rutin
JOB ROLE/ ENVIRONMENT
SKILL (JRES)
Kemampuan menyesuaikan dengan tanggung jawab dan
harapan lingkungan kerja
TRANSFER SKILL (TRS) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan maupun alat yang
baru
25. DIMENSI SDM Kompeten
KEMAMPUAN MENGATASI MASALAH
CONTIGENCY MANAGEMEN SKILL
Kemampuan memenuhi tuntutan
lingkungan (Akurasi)
ENVIRONMENT TASK SKILL
KEMAMPUAN
MENGELOLA
SEJUMLAH
TUGAS
MANAGEMEN
TASK
SKILL
(efisiensi, dan tingkat kesulitan)
Kemampuan melaksanakan tugas (keterampilan Dasar)
TASK SKILL
26. SDM KOMPETEN
A
S K
PENERAPAN
EFEKTIF DI
TEMPAT KERJA
A = ATTITUDE
S = SKILL
K = KNOWLEDGE
STANDAR
KOMPETENSI
STANDAR
KINERJA
A = ACCOUNTABILITY
E = EXPERIENCE
R = RESPONSIBILITY
E R A
SDM
KOMPETEN
Aspek Pencapaian hasil
kerja ( pertanggungjawab )
Hasil Dapat
dipertagungjawabkan
27. THE SIX RINGS OF
COMPETENCY BASED PERFORMANCE
E
A
S
R A
K
A S K E R A’s
A = ACCOUNTABILITY
A = ATTITUDE
S = SKILLS
K = KNOWLEDGE
E = EXPERIENCE
R = RESPONSIBILITY
29. STANDAR KOMPETENSI dari PERSPEKTIF BAHASA
Standar Ukuran yang disepakati
Didiskripsikan kemampuan yang
dilandasi oleh pengetahuan,
ketarampilan dan sikap kerja untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan
Kompetensi
30. Adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang
relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Apa yang dimaksud Standar Kompetensi
Kerja
31. SRN - IMT2015
Penerapan Standar Kompetensi di Indonesia
Mengacu pada :
1. SKKNI
2. STANDAR INTERNASIONAL
3. STANDAR KHUSUS
32. Unit – unit
kompetensi
Elemen
Kompetensi
Kriteria Unjuk
Kerja
Batasan
Variabel
Panduan
Penilaian
Aktifitas
Pekerjaan/fungsi
dasar
Rincian
Langkah – langkah
Dapat berupa proses manajemen
atau proses produksi
Produk / Jasa
Instruksi Kerja pada
Industri yang Terukur
dan dapat
diobservasi
Kontekstual di
tempat kerja
Deskripsi aspek kritis
pengetahuan dan
ketrampilan penting
untuk asesmen
SRN - IMT2015
33. KODEUNIT :
JUDUL UNIT :
DESKRIPSI UNIT :
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. 1.1
1.2
2. 2.1
2.2
BATASAN VARIABEL
(Konteks variabel, Peralatan dan perlengkapan, Peraturan yang diperlukan, Norma dan
Standar)
PANDUAN PENILAIAN
(Konteks penilaian, Persyaratan kompetensi, Pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan, Sikap kerja yang diperlukan, Aspek kritis
FORMAT SKKNI
34. SKEMA SERTIFIKASI & STANDAR
KOMPETENSI
STANDAR
KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
DIKEMAS /
DIPAKETKAN
SKEMA SERTIFIKASI
35. PEMAHAMAN SKKNI- BT-SK-001 44
SKEMA SERTIFIKASI
DARI PERSPEKTIF BAHASA
SKEMA POLA/BENTUK/CARA
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP untuk menetapkan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang
ditetapkan, mencakup :
pendaftaran,
asesmen,
keputusan sertifikasi,
survailen,
sertifikasi ulang, dan
penggunaan sertifikat
SERTIFIKASI
36. SKEMA SERTIFIKASI
Skema Sertifikasi adalah: Persyaratan sertifikasi spesifik yang
berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan
menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta
prosedur yang sama.
Standar Kompetensi dalam pengembangan Skema sertifikasi
harus diverifikasi: SKKNI, Standar khusus, Standar
Internasional.
Dikembangkan oleh Komite Skema.
o Skema KKNI dan Okupasi Nasional: oleh Komite Skema
Otoritas Kompeten.
o Skema Sertifikasi Klaster, unit dan profisiensi: oleh Komite
Skema LSP.
SRN - IMT2015
37. Jenis-jenis Skema Sertifkasi
SRN - IMT2015
Skema Sertifikasi Kualifikasi Kerja
Nasional Indonesia
Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi
Nasional
Skema Sertifikasi berdasar Paket
Kompetensi (cluster)
39. TUGAS 1
1. AKSES SKEMA SERTIFIKASI SESUAI PROFESI /
BIDANG DI LSP MASING MASING
2. AKSES STANDAR KOMPETENSI / UNIT-UNIT
KOMPETENSI YANG ADA DALAM SKEMA
SERTIFIKASI
3. PRINTOUT SKEMA SERTIFIKASI DAN STANDAR
KOMPETENSI TERSEBUT
42. SERTIFIKASI KOMPETENSI
Kegiatan lembaga sertifikasi profesi dalam menentukan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan sertifikasi,
yang mencakup (Istilah Klausal 3.6):
- pendaftaran,
- Penilaian/asesmen,
- keputusan sertifikasi,
- pemeliharaan sertifikasi,
- sertifikasi ulang, dan
- penggunaan sertifikat
TUGAS
ASESOR
43. PROSES SERTIFIKASI ( PBNSP 201)
Sesuai dengan Pedoman BNSP Klausal 9
1. Pendaftaran,
2. asesmen
3. Proses Uji Kompetensi
4. Keputusan Sertifikasi,
5. Survailen (Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi, Penambahan
dan Pengurangan Lingkup Sertifikasi )
6. Sertifikasi ulang
7. Penggunaan sertifikat.
8. Banding atas keputusan Sertifikasi
9. Keluhan
TUGAS
ASESOR
ISO :17024 tahun 2012
Pedoman BNSP 201, Klausal 9
44. PENGERTIAN ASESMEN
• MENGUMPULKAN BUKTI-BUKTI,
• kemudian MEMBANDINGKAN BUKTI
dengan STANDAR KOMPETENSI/ ACUAN
PEMBANDING
• MEMBUAT KEPUTUSAN apakah seseorang
telah mencapai kompetensi.
Asesmen adalah sebuah proses yang sistematis untuk,
45. Asesmen dilakukan oleh ASESOR KOMPETENSI
ASSESSOR
MEASURABLE
CRITERIA
CRITERIA, e.g.:
• Competency
Standards
• SOP
• Work Instructions
EVIDENCE (Bukti)
EVIDENCES, e.g.:
• 3rd party workplace
report
• Review portfolios
evidences
• Observation
• Interviews, etc
membandingkan
46. ASPEK KUNCI ASESMEN :
1. ADANYA BUKTI BERKUALITAS untuk
membuat Keputusan asesmen
2. BAGAIMANAN Cara Mengumpulkan
BUKTI
47. BUKTI /EVIDENCE
Bukti adalah suatu bahan yang
dikumpulkan dalam rangka membuktikan
pencapaian kompetensi asesi
sebagaimana dipersyaratkan unit/sejumlah
unit standar kompetensi.
48. BUKTI BERKUALITAS
Bukti kompetensi yang dapat dijadikan
acuan untuk membuat keputusan asesmen
KOMPETEN, yaitu bilamana BUKTI
memenuhi :
–Aspek / Aturan Pengumpulan Bukti
(VATM)
–Dimensi Kompetensi (TS, TMS, CMS, JRES,
TRS)
49. ATURAN PENGUMPULAN BUKTI
Dalam rangka menjamin kualitas bukti-bukti yang dikumpulkan selama pelaksanaan asesmen, maka
alat bukti tersebut harus memenuhi 4 prinsip aturan pengumpulan bukti, yaitu :
1. Sahih (valid), apabila bukti :
2. Asli/Otentik (Authentic), apabila bukti :
3. Terkini/ Terbaru (Current), apabila bukti :
4. Memadai/ Cukup (Sufficient), apabila bukti :
• memperhatikan elemen dan kriteria unjuk kerja
• merefleksikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
• memperlihatkan penggunaan sebagaimana dikemukakan pada batasan variabel
• mendemonstrasikan kinerja keterampilan dan pengetahuan yang digunakan, baik pada kondisi
kerja real ataupun simulasi
• asesi pernah mengerjakan pekerjaan dimaksud
• dapat diakui/diverifikasi
• mendemonstrasikan keterampilan dan pengetahuan terkini asesi
• memenuhi standar keterkinian
• mendemonstrasikan kompetensi setiap saat
• mendemonstrasikan kompetensi secara berulang
• tidak berkurang kemampuan/persyaratan bahasa, literasi, numerasi
50. DIMENSI KOMPETENSI
SRN - IMT2015
TASK SKILL (TS)
Melaksanakan tugas individu
TASK MANAGEMENT
SKILL (TMS)
Mengelola sejumlah tugas yang berbeda dalam satu
pekerjaan
CONTINGENCY
MANAGEMENT SKILL
(CMS)
Kemampuan merespon dan mengelola ketidakteraturan dan
masalah-masalah dalam pekerjaan rutin
JOB ROLE/ ENVIRONMENT
SKILL (JRES)
Kemampuan menyesuaikan dengan tanggung jawab dan
harapan lingkungan kerja
TRANSFER SKILL (TRS) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan maupun alat yang
baru
53. BUKTI
DIKUMPULKAN
PESERTA
• Adalah bukti kompetensi
diperoleh/dikumpulkan oleh
peserta dari laporan pihak
ketiga.
• Contohnya :
– Pengalaman kerja
– Sertifikat pelatihan
– Sertifikat/surat keterangan
pengalaman kerja
• Bukti diluar yang tercantum
pada dokumen skema
sertifikasi Klausul 6
Persyaratan Peserta.
JENIS BUKTI :
BUKTI TIDAK
LANGSUNG
(TL)
BUKTI DIKUMPULKAN
55. KESIMPULAN , ADA 3 JENIS BUKTI
• BUKTI TIDAK LANGSUNG ( TL)
• BUKTI LANGSUNG ( L )
• BUKTI TAMBAHAN ( T )
56. • BUKTI TIDAK LANGSUNG
Bukti kompetensi asesi
diperoleh/dikumpulkan dari laporan
pihak ketiga.
• Contohnya :
Mengkaji laporan pihak ketiga dari
sejumlah sumber
Jenis Bukti Langsung ( TL )
57. Jenis Bukti Langsung ( L )
• BUKTI LANGSUNG
Bukti yang diperoleh /dikumpulkan
dari hasil pengamatan/observasi
langsung selama asesi melakukan
aktifitas kerja baik pada saat sedang
bekerja di tempat kerja yang
sebenarnya ataupun yang
disimulasikan.
Contoh :
Pengamatan pada saat Asesi bekerja di
tempat kerjanya. Pengamatan pada saat
asesi mendemontrasikan,
mempraktekan,
mensimulasikan.Pengamatan terhadap
hasil kerja yang sedang dilakukannya.
59. Jenis Bukti Tambahan ( T )
• BUKTI TAMBAHAN
– Bukti yang diperoleh/dikumpulkan sebagai bukti
pendukung dari kinerja yang telah ditunjukkan
oleh asesi .
– Contohnya :
– Hasil tanya jawab yang dikembangkan
berdasarkan pengetahuan kompetensi yang
digali dari :
• Kriteria unjuk kerjanya
• Kompetensi terkait dari pengalaman asesi baik
pengalaman pendidikan/pelatihan, pengalaman
kerja dan pengalaman hidup
60. KEBIJAKAN SISTEM EVALUASI KOMPETENSI 201 (9.)
Konsultasi Pra Asesmen
Asesmen uji
kompetensi (9.3)
Asesmen porto folio
(9.2)
KOMPETEN
FR.APL-01
FR.APL-02
FR.MMA
FR.MPA
FR.MAK
VATM VATM
VAT
ASESMEN
Rencana & Perangkat
Asesmen (TL-T)
Pelaksanaan
Asesmen
Diterima sebagai peserta sertifikasi
Verifikasi permohonan berdasarkan
persyaratan skema sertifikasi (9.1)
Berkas permohonan
Rencana & Perangkat
Asesmen (L-T)
Pelaksanaan Asesmen
SKEMA
SKKNI
61. PRINSIP-PRINSIP ASESMEN
Asesmen dianggap valid bila asesmen tersebut menilai apa yang
diperlukan untuk dinilai.
Asesmen dianggap dapat dipercaya bila hasil-hasilnya dinterpretasikan
secara konsisten dari konteks ke konteks dan dari orang ke orang.
Asesmen dianggap fleksibel bila dapat memenuhi kebutuhan
serangkaian konteks. Suatu asesmen dianggap tidak fleksibel jika hal
itu menolak hasil belajar sebelumnya atau gagal memberi kesempatan
seorang peserta kesempatan kedua atau ketiga untuk diases.
Suatu asesmen dianggap adil bila tidak merugikan peserta tertentu,
terbuka, bebas dari penyimpangan, mendukung peserta.