SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
PELUANG
TRANSFORMASI
PATBM
Menjadi
LKD
Renvi Liasari
Child Protection Specialist
Save the Children
081270930680
• Sejarah kami dimulai pada tahun 1919, ketika
Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund
di London setelah Perang Dunia I – pada era yang
sama ketika pandemi influenza 1918 melanda. Aksi
Jebb segera menjadi gerakan global pertama untuk
anak-anak.
• Sebagai orang yang blak-blakan bicara tentang anak-
anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis:
merancang Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian
diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa pada 1924.
Dokumen ini diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai
Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini menjadi
perjanjian hak asasi manusia yang paling universal
dalam sejarah.
PROFIL SAVE THE CHILDREN INDONESIA
Di Indonesia, Save the Children telah beroperasi sejak
1976. Pada tahun 2021, Yayasan Sayangi Tunas Cilik
sebagai entitas lokal Save the Children Indonesia resmi
berubah menjadi Yayasan Save the Children Indonesia
sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-
0001042.AH.01.05 TAHUN 2021. Upaya ini adalah
langkah strategis organisasi agar kebermanfaatan Save
the Children di Indonesia lebih luas dan
berkesinambungan untuk anak-anak Indonesia.
Kami adalah bagian dari gerakan global Save the
Children yang bekerja di lebih dari 120 negara dan
enam benua.
SEJARAH
• Visi kami adalah membangun
dunia di mana setiap anak
memiliki hak hidup,
perlindungan, tumbuh kembang,
dan partisipasi.
• Misi kami adalah menginspirasi
munculnya terobosan tentang
bagaimana seharusnya dunia
memperlakukan anak sehingga
tercipta perubahan yang cepat
dan bertahan lama dalam hidup
mereka.
VISI DAN MISI KAMI
• BERTAHAN HIDUP
• Tidak boleh ada anak yang
meninggal karena sebab
yang bisa dicegah sebelum
ulang tahun kelima
mereka.
AMBISI KAMI
AMBISI KAMI UNTUK ANAK-ANAK DI TAHUN 2030
BELAJAR
Semua anak bisa mendapat
pendidikan dasar yang
berkualitas.
TERLINDUNGI
Kekerasan terhadap anak
tidak lagi mendapat
toleransi.
AREA PROGRAM KAMI
AREA PROGRAM KAMI TAHUN 2021: 18 PROVINSI DAN 135 KABUPATEN/KOTA
• SIAPA ANAK ?
• APA PERLINDUNGAN ANAK ITU ?
PERLINDUNGAN ANAK
1. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi (UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 1).
2. Sistem Perlindungan Anak mencakup:
a) Pencegahan
b) Respon/Penanganan kasus
c) Promosi hak-hak anak dan perlindungan anak.
Apakah perlindungan anak hanya menjadi
tanggung jawab Pemerintah?
“Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”
Jawabannya: Tidak
UU No. 35 tahun 2014 Pasal 20
Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
(PATBM) :
1. sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat
masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai
tujuan perlindungan anak.
2. merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung tombak untuk
melakukan upaya-upaya pencegahan dengan membangun
kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman,
sikap dan perilaku yang memberikan perlindungan kepada anak.
3. Kelompok tersebut dapat dikelola dengan menggunakan dan
mengembangkan fungsi struktur kelembagaan yang sudah ada
atau jika diperlukan dengan membangun struktur kelembagaan
baru.
Dasar Hukum PATBM
Undang-Undang Perlindungan Anak No 35
tahun 2014
a. Pasal 72
(1) Masyarakat berperan serta dalam Perlindungan Anak, baik secara perseorangan
maupun kelompok.
(3) Peran Masyarakat dalam penyelenggaran Perlindungan Anak dilakukan dengan
cara:
a) memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai Hak Anak dan peraturan
perundang-undangan tentang Anak;
b) memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait Perlindungan Anak;
c) melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak Anak;
d) berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak;
e) melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak;
f) menyediakan sarana dan prasarana serta menciptakan suasana kondusif untuk tumbuh
kembang Anak;
g) berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak korban
h) memberikan ruang kepada Anak untuk dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapat.
• b. Pasal 21 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan nasional dalam perlindungan anak.
• c. Pasal 23 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk menjamin dan
mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak, termasuk pencegahan
kekerasan terhadap anak.
2. UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
a. Pasal 18 memuat pengaturan bahwa kewenangan desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
b. Pasal 94 Undang-Undang Desa bahwa pelaksanaan program dan kegiatan baik
yang bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah maupun lembaga
nonpemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga
kemasyarakatan yang sudah ada di desa sebagai mitra pemerintah dan wadah
partisipasi masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang
Kelurahan
yang memuat pengaturan bahwa Lurah mempunyai fungsi
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pemberdayaan
masyarakat,pelayanan masyarakat, penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas umum, serta pembinaan kelembagaan.
Oleh karena itu, pemerintahan desa/kelurahan wajib
menjamin dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan
anak, termasuk pencegahan kekerasan terhadap anak.
BAGAIMANA PATBM YANG IDEAL MENURUT ANDA ?
Fungsi dan tugas PATBM
1. Pencegahan kekerasan terhadap anak
• Contoh: sosialisasi tentang perlindungan anak terhadap anak, orang tua dan
masyarakat, Melatih warga dan mengajak warga melaksanakan deteksi dini serta
melaporkan kasus kekerasan terhadap anak dengan menghargai prinsip kerahasiaan
identitas agar tidak dipublikasikan
2. Penanganan kekerasan terhadap anak
Contoh:
• Menerima pengaduan kasus/masalah anak dari anak dan keluarga
• Memberikan layanan pendampingan dan Dukungan Psikologis Awal
• Merujuk dan menginformasikan adanya lembaga tertentu yang dapat menangani
anak dan keluarga
• Memantau kasus kekerasan terhadap anak di desa
• Memonitor perkembangan layanan kasus oleh lembaga dan dinas
• Membuat dan mendokumentasikan pencatatan kasus yang ditangani dan menjaga
kerahasiaannya
Pengertian Kekerasan terhadap Anak
Setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
(Pasal 15a UU 35/2014).
Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak
Kekerasan Fisik Kekerasan Seksual
Penelantaran (Neglect)
Eksploitasi (Ekonomi &
Seksual)
Kekerasan Emosional
Kekerasan Lainnya
KEKERASAN FISIK
Perbuatan yang
dilakukan oleh
seseorang yang
mengakibatkan
rasa sakit, jatuh
sakit atau luka
pada tubuh anak
• Memukul
• Membanting
• Mencakar
• Membenturkan kepala
• Menggigit
• Mengguncang-
guncangkan tubuh
• Melempar
• Membakar
• Memaksa makan cabe
• Meracuni
• Dan lain-lain
KEKERASAN PSIKIS
Perbuatan yang
mengakibatkan rasa tidak
nyaman, termasuk
merendahkan martabat
dan mempermalukan
anak, bahkan menimbulkan
trauma yang
berkepanjangan terhadap
anak. Kekerasan ini sering
terjadi berulang-ulang
tanpa disadari pelaku
• Sering mengkritik
• Meremehkan
• Membentak
• Mempermalukan di
depan umum
• Tidak mencintai atau
tidak menunjukkan
kasih sayang
• Mengancam
• Menghukum
• Mengabaikan
• Meninggalkan anak
• Menjadikan anak
sasaran kemarahan
• Dan lain-lain
KEKERASAN SEKSUAL
1. Dengan Kontak
Setiap aktivitas seksual yang melibatkan
anak baik dengan bujuk rayu, iming-iming,
tanpa paksaan, paksaan, cara yang tidak
wajar, maupun aktivitas seksual untuk
tujuan komersial ataupun tujuan tertentu
• Meraba alat kelamin, payudara
• Mencium
• Memaksa melakukan hubungan seksual
• Pemerkosaan
• Promosi pornografi yang melibatkan anak
• Pelibatan anak dalam pertunjukan seksual
2. Non Kontak
Kekerasan seksual yang dilakukan secara
tidak langsung
• Mempertontonkan gambar atau video porno
• Memotret atau memvideo anak dalam keadaan
tidak senonoh
• Mengucapkan dan/atau mengirimkan kata-kata
atau istilah yang mengandung unsur seks
• Menunjukan perilaku provokatif secara seksual
• Memperjualbelikan dan/atau menyebarluaskan
dan/atau meminta gambar, foto, video anak
dalam keadaan tidak senonoh
PENELANTARAN ANAK
Merupakan tindakan yang
dilakukan orang tua yang
mengabaikan kebutuhan anak dan
melakukan pembiaran jika anak
melakukan sesuatu yang
membahayakan
• Tidak memberi makanan sehat & bergizi
• Tidak memberikan pakaian dan tempat tinggal yang layak
• Tidak diberi kesempatan bermain
• Tidak diijinkan sekolah
• Tidak memberikan imunisasi
• Tidak mendukung pendidikan
• Tidak memberikan kasih sayang
• Tidak memberikan perhatian
• Tidak mendengar pendapat anak
• Meninggalkan anak yang masih kecil sendirian di rumah
tanpa pengasuh
• Dan lain-lain
21
1. UU No 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan
2. UU No 6/2014 tentang Desa
3. UU No. 35/2014 tentang Perubahan UU No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak
4. PP No 43/2014 tentang Pelaksanaan UU Desa, jo. PP 11/2019
5. Permendagri No 44/2016 tentang Kewenangan Desa
6. Permendagri No 47/2016 tentang Administrasi Pemerintahan
Desa
7. Permendagri No. 18/2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan
dan Lembaga Adat Desa
8. Permendesa No 16/2019 tentang Musyawarah Desa
Dasar Hukum
Kedudukan Peraturan Desa
Pasal 8 ayat (1) & ayat (2) UU No 12 Tahun
2011: “(Peraturan Desa) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan.”
Pasal 7 UU No 12 Tahun 2011:
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan;
a. Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Jenis Kewenangan Desa meliputi:
1. kewenangan berdasarkan hak asal-usul;
2. kewenangan lokal berskala Desa;
3. kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kewenangan Desa (Permendagri 44/2016 & Permendesa 1/2015)
Bidang kewenangan desa meliputi:
a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. pembinaan kemasyarakatan Desa;
d. pemberdayaan masyarakat Desa.
Pasal 94 UU No. 6
Tahun 2014
Definisi
• Lembaga Kemasyarakatan Desa
(LKD) adalah wadah partisipasi masyarakat,
sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
• Lembaga Adat Desa (LAD) adalah lembaga
yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat
dan menjadi bagian dari susunan asli Desa
yang tumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat Desa.
POTENSI TRANSFORMASI PATBM MENJADI
LKD BARU
Pembentukan
LKD
Pasal 6
Permendagri No
18/2018
(1)Jenis LKD paling sedikit meliputi:
a. Rukun Tetangga;
b. Rukun Warga;
c. Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga;
d. Karang Taruna;
e. Pos Pelayanan Terpadu; dan
f. Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat.
Pasal 6
Permendagri No
18/2018
(2) Pemerintah Desa dan masyarakat
Desa dapat membentuk LKD selain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
jenis LKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan
Desa.
33
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
transformasi PATBM menjadi LKD baru
Tujuan
Pengaturan
• Terbentuknya Lembaga Kemasyarakat Desa tentang PATBM
• Terbangunnya sistem dukungan pada tingkat komunitas dan
keluarga untuk mewujudkan Upaya pencegahan termasuk
pengasuhan yang mendukung relasi yang aman untuk mencegah
kekerasan
• Meningkatnya keterampilan hidup dan ketahanan diri anak dalam
mencegah kekerasan;
• Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk
mendeteksi dini anak-anak korban kekerasan;
• Tersedia layanan untuk menerima laporan dan membantu agar anak
korban segera mendapatkan pertolongan yang diperlukan yang
mudah dan aman diakses oleh korban atau keluarga korban;
• Terbangunnya jejaring kerja dengan berbagai lembaga pelayanan
yang berkualitas dan mudah dijangkau untuk mengatasi korban
maupun pelaku, dan menangani anak dalam risiko.
Prinsip LKD
PATBM
• Non Diskriminasi
• Berpihak pada Kepentingan Terbaik bagi
anak;
• Kelangsungan hidup dan perkembangan Anak
menjadi perhatian Utama
• Bisa bekerjasama dengan anak dan
mendukung pemenuhan hak partisipasi anak;
• Bersinergi dan Berkaloborasi;
• Bertanggungjawab, tulus dan bekerja secara
sukarela mendukung perlindungan anak;
• Memastikan hak hidup anak dihargai dan
dilindungi dalam perkembangan dan
kehidupan bermasyarakat;
• Membangun sinergitas dengan lembaga desa,
perangkat desa dan mitra masyarakat lainnya,
dan
• Memperkuat sistem perlindungan anak.
Tatakelola LKD PATBM
• Pembentukan LKD Perlindungan Anak Tepadu Berbasis Masyarakat, harus
memperhatikan:
• Regulasi dan tata kelola organisasi
• Pendanaan
• Sumber daya manusia
• Perlengkapan/ logistik
• Partisipasi Masyarakat
• Monitoring dan Evaluasi
APA YANG KAMI LAKUKAN ?
Workshop
Penyusunan PerDes
LKD PATBM di Level
District
Musyawarah Desa PerDes LKD
/LKD PATBM
Peserta merupakan perwakilan
Pemerintah Desa dan Ketua PATBM
Narasumber STC dan Akademisi
Fakultas Hukum
Tujuan: meningkatkan keterampilan
penyusunan PerDes, meningkatkan
“ownership” atas PerDes LKD PATBM
yang disusun langsung oleh peserta,
Isi draft PerDes sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang dimiliki
oleh Desa dalam mendukung
berfungsinya system perlindungan
anak
BPD dan Kepala Desa mengundang
Masyarakat dalam MusDes untuk
membahas Draft PerDes yang telah
disusun
Draft tersebut di revisi sesuai masukan
dari Masyarakat
Menyepakai Draft PerDes PATBM menjadi
PerDes LKD PATBM
Rangkaian Kegiatan Mendorong Transformasi PATBM
menjadi LKD PATBM
Konsultatif Meeting di
Level District dengan
Pemangku
Kepentingan Kunci
Desa
• Peserta terdiri atas
pemangku
kepentingan di
desa/Pekon/Nagari,
perwakilan Dinas
terkait dan dan TA
P3MD
• Narasumber : Save
The Children,
Akademisi Fakultas
Hukum
WEST SUMATERA
SOUTH SULAWESI
6 dari total 19
KPAN yang
didampingi sudah
LKD
20 dari 27 PATBM yang
di dampingi sudah
menjadi LKD PATBM
APA HASILNYA ?
LAMPUNG
34 dari total
66 PATBM
yang
didampingi
sudah jadi LKD
PATBM
Pra-Syarat
PATBM menjadi
LKD PATBM
( 1) Pemerintah Desa memberikan
dukungan kepada PATBM
(2) PATBM sudah berfungsi dengan
baik (Tata Kelola PATBM, fungsi
pencegahan, penanganan kasus sudah
berjalan)
(3) Keberadaan PATBM “di rasakan “
manfaatnya oleh Masyarakat
Praktik Baik Tranformasi
PATBM menjadi LKD
• Jaminan Keberlanjutan Lembaga PATBM
PerDes LKD PATBM menjadi dasar hukum
keberfungsian dan pengalokasian anggaran
untuk PATBM
• Pemerintah Desa memiliki mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan desa terutama
untuk memastikan tujuan perlindungan
anak di desa dapat tercapai
• Usulan program perlindungan anak dapat
diberikan oleh PATBM langsung .
• Memiliki hubungan setara dengan LKD
lainnya di desa.
• Rencana Kerja PATBM terintegrasi dengan
rencana Kerja Pemerintah Desa
• Dinas Terkait terlibat aktif dalam proses
transformasi PATBM menjadi LKD PATBM
Tantangan
Transformasi PATBM
menjadi LKD
• SDM di desa yang masih sangat
terbatas
• Kurang berpihaknya pemerintah
desa untuk menjadikan PATBM
sebagai LKD
• Kebingungan pemerintah desa
untuk mengalokasikan anggaran
khusus bagi PATBM meski sudah
LKD
Terima Kasih
TESTIMONI
• Perubahan apa yang dirasa setelah ada PATBM di Desa?
• Apa saja yang masih harus ditingkatkan untuk memperkuat PATBM di
desa?
• Dukungan apa yang SUDAH desa berikan untuk PATBM selama ini ?
• Bentuk dukungan apa yang AKAN diberikan oleh desa untuk
memastikan peran dan fungsi PATBM bisa berjalan dengan baik?
• Bagaimana peluang peralihan status hukum PATBM menjadi LKD
PATBM di desa anda? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk
perubahan status ini menurut anda?

More Related Content

Similar to PPT PATBM_LKD_RL new.pptx

Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)ECPAT Indonesia
 
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.ppt
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.pptKampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.ppt
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.pptssuser486fb6
 
BUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxBUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxHayati71
 
BUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxBUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxHayati71
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anakJurnalis
 
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalIdnJournal
 
Salinan pp nomor 78 tahun 2021
Salinan pp nomor 78 tahun 2021Salinan pp nomor 78 tahun 2021
Salinan pp nomor 78 tahun 2021CIkumparan
 
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptx
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptxPERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptx
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptxAi Maryati Solihah
 
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatPanduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatIntan Nuraini
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...iniPurwokerto
 
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptx
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptxstop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptx
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptxdiana309362
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptxChoirunnisa93
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakDudi Aprillianto
 
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptxSDNSENGON04
 

Similar to PPT PATBM_LKD_RL new.pptx (20)

Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)Modul 2  - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
Modul 2 - Eksploitasi Seksual Anak (KPPPA)
 
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.ppt
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.pptKampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.ppt
Kampanye Aliansi PKTA-by Lenny-ringkas.ppt
 
MATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptxMATERI KHA.pptx
MATERI KHA.pptx
 
BUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxBUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docx
 
BUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docxBUKU AJAR NUR kespro.docx
BUKU AJAR NUR kespro.docx
 
Kekerasan
KekerasanKekerasan
Kekerasan
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anak
 
Analisis uu
Analisis uu Analisis uu
Analisis uu
 
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journalUu no. 4 tahun 1979 idn journal
Uu no. 4 tahun 1979 idn journal
 
Salinan pp nomor 78 tahun 2021
Salinan pp nomor 78 tahun 2021Salinan pp nomor 78 tahun 2021
Salinan pp nomor 78 tahun 2021
 
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptx
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptxPERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptx
PERAN KAMPUS DALAM PERLINDUNGAN ANAK.pptx
 
Uu 04 1979
Uu 04 1979Uu 04 1979
Uu 04 1979
 
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakatPanduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
Panduan penanganan abk bagi pendamping orang tua keluarga dan masyarakat
 
HAK PENGUNGSI ANAK
HAK PENGUNGSI ANAKHAK PENGUNGSI ANAK
HAK PENGUNGSI ANAK
 
Uu 23 2002
Uu 23 2002Uu 23 2002
Uu 23 2002
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
 
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptx
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptxstop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptx
stop perundungan terhadap teman di sekolahBullying.pptx
 
1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx1 kebijakan KLA 1.pptx
1 kebijakan KLA 1.pptx
 
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan AnakUndang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Republik Indonesia No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
14.10.2020 PAPARAN SRA + Covid - standardisasi.pptx
 

More from ssuser1519bc

buli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptxbuli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptxssuser1519bc
 
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptx
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptxMateri Penyerapan BOKB Dumai.pptx
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptxssuser1519bc
 
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptx
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptxMATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptx
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptxssuser1519bc
 
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....ssuser1519bc
 
paparan-pprg-versi-2.ppt
paparan-pprg-versi-2.pptpaparan-pprg-versi-2.ppt
paparan-pprg-versi-2.pptssuser1519bc
 
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptx
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptxdataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptx
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptxssuser1519bc
 
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptx
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptxMB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptx
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptxssuser1519bc
 
paparan-data-wawasan.ppt
paparan-data-wawasan.pptpaparan-data-wawasan.ppt
paparan-data-wawasan.pptssuser1519bc
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfssuser1519bc
 
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptxssuser1519bc
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptxssuser1519bc
 
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptxssuser1519bc
 

More from ssuser1519bc (13)

buli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptxbuli pringsewu.pptx
buli pringsewu.pptx
 
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptx
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptxMateri Penyerapan BOKB Dumai.pptx
Materi Penyerapan BOKB Dumai.pptx
 
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptx
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptxMATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptx
MATERI_PERLINDUNGAN_ANAK (1).pptx
 
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....
Deputi Dalduk BKKBN_Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (Program DASHAT)....
 
PPRG_TII avi.pptx
PPRG_TII avi.pptxPPRG_TII avi.pptx
PPRG_TII avi.pptx
 
paparan-pprg-versi-2.ppt
paparan-pprg-versi-2.pptpaparan-pprg-versi-2.ppt
paparan-pprg-versi-2.ppt
 
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptx
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptxdataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptx
dataterpilahprofilgender2-PRINGSEWU.pptx
 
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptx
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptxMB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptx
MB14 - Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual.pptx
 
paparan-data-wawasan.ppt
paparan-data-wawasan.pptpaparan-data-wawasan.ppt
paparan-data-wawasan.ppt
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
 
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx
- Dr. D.S. Dewi - Mengadili Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.pptx
 
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
01. SISTEM SERTIFIKASI NASIONAL REV1.pptx
 
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
#1 Kebijakan HR, Komponen 10 Hanum.pptx
 

Recently uploaded

PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 

PPT PATBM_LKD_RL new.pptx

  • 2. • Sejarah kami dimulai pada tahun 1919, ketika Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund di London setelah Perang Dunia I – pada era yang sama ketika pandemi influenza 1918 melanda. Aksi Jebb segera menjadi gerakan global pertama untuk anak-anak. • Sebagai orang yang blak-blakan bicara tentang anak- anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis: merancang Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa pada 1924. Dokumen ini diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini menjadi perjanjian hak asasi manusia yang paling universal dalam sejarah. PROFIL SAVE THE CHILDREN INDONESIA Di Indonesia, Save the Children telah beroperasi sejak 1976. Pada tahun 2021, Yayasan Sayangi Tunas Cilik sebagai entitas lokal Save the Children Indonesia resmi berubah menjadi Yayasan Save the Children Indonesia sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU- 0001042.AH.01.05 TAHUN 2021. Upaya ini adalah langkah strategis organisasi agar kebermanfaatan Save the Children di Indonesia lebih luas dan berkesinambungan untuk anak-anak Indonesia. Kami adalah bagian dari gerakan global Save the Children yang bekerja di lebih dari 120 negara dan enam benua. SEJARAH
  • 3. • Visi kami adalah membangun dunia di mana setiap anak memiliki hak hidup, perlindungan, tumbuh kembang, dan partisipasi. • Misi kami adalah menginspirasi munculnya terobosan tentang bagaimana seharusnya dunia memperlakukan anak sehingga tercipta perubahan yang cepat dan bertahan lama dalam hidup mereka. VISI DAN MISI KAMI
  • 4. • BERTAHAN HIDUP • Tidak boleh ada anak yang meninggal karena sebab yang bisa dicegah sebelum ulang tahun kelima mereka. AMBISI KAMI AMBISI KAMI UNTUK ANAK-ANAK DI TAHUN 2030 BELAJAR Semua anak bisa mendapat pendidikan dasar yang berkualitas. TERLINDUNGI Kekerasan terhadap anak tidak lagi mendapat toleransi.
  • 5. AREA PROGRAM KAMI AREA PROGRAM KAMI TAHUN 2021: 18 PROVINSI DAN 135 KABUPATEN/KOTA
  • 6. • SIAPA ANAK ? • APA PERLINDUNGAN ANAK ITU ?
  • 7. PERLINDUNGAN ANAK 1. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 1). 2. Sistem Perlindungan Anak mencakup: a) Pencegahan b) Respon/Penanganan kasus c) Promosi hak-hak anak dan perlindungan anak.
  • 8. Apakah perlindungan anak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah? “Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak” Jawabannya: Tidak UU No. 35 tahun 2014 Pasal 20
  • 9. Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) : 1. sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan perlindungan anak. 2. merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung tombak untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dengan membangun kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman, sikap dan perilaku yang memberikan perlindungan kepada anak. 3. Kelompok tersebut dapat dikelola dengan menggunakan dan mengembangkan fungsi struktur kelembagaan yang sudah ada atau jika diperlukan dengan membangun struktur kelembagaan baru.
  • 11. Undang-Undang Perlindungan Anak No 35 tahun 2014 a. Pasal 72 (1) Masyarakat berperan serta dalam Perlindungan Anak, baik secara perseorangan maupun kelompok. (3) Peran Masyarakat dalam penyelenggaran Perlindungan Anak dilakukan dengan cara: a) memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai Hak Anak dan peraturan perundang-undangan tentang Anak; b) memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait Perlindungan Anak; c) melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak Anak; d) berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak; e) melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak; f) menyediakan sarana dan prasarana serta menciptakan suasana kondusif untuk tumbuh kembang Anak; g) berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak korban h) memberikan ruang kepada Anak untuk dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapat.
  • 12. • b. Pasal 21 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan kebijakan nasional dalam perlindungan anak. • c. Pasal 23 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk menjamin dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak, termasuk pencegahan kekerasan terhadap anak. 2. UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa a. Pasal 18 memuat pengaturan bahwa kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. b. Pasal 94 Undang-Undang Desa bahwa pelaksanaan program dan kegiatan baik yang bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah maupun lembaga nonpemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di desa sebagai mitra pemerintah dan wadah partisipasi masyarakat.
  • 13. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan yang memuat pengaturan bahwa Lurah mempunyai fungsi pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pemberdayaan masyarakat,pelayanan masyarakat, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum, serta pembinaan kelembagaan. Oleh karena itu, pemerintahan desa/kelurahan wajib menjamin dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak, termasuk pencegahan kekerasan terhadap anak.
  • 14. BAGAIMANA PATBM YANG IDEAL MENURUT ANDA ?
  • 15. Fungsi dan tugas PATBM 1. Pencegahan kekerasan terhadap anak • Contoh: sosialisasi tentang perlindungan anak terhadap anak, orang tua dan masyarakat, Melatih warga dan mengajak warga melaksanakan deteksi dini serta melaporkan kasus kekerasan terhadap anak dengan menghargai prinsip kerahasiaan identitas agar tidak dipublikasikan 2. Penanganan kekerasan terhadap anak Contoh: • Menerima pengaduan kasus/masalah anak dari anak dan keluarga • Memberikan layanan pendampingan dan Dukungan Psikologis Awal • Merujuk dan menginformasikan adanya lembaga tertentu yang dapat menangani anak dan keluarga • Memantau kasus kekerasan terhadap anak di desa • Memonitor perkembangan layanan kasus oleh lembaga dan dinas • Membuat dan mendokumentasikan pencatatan kasus yang ditangani dan menjaga kerahasiaannya
  • 16. Pengertian Kekerasan terhadap Anak Setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum (Pasal 15a UU 35/2014).
  • 17. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak Kekerasan Fisik Kekerasan Seksual Penelantaran (Neglect) Eksploitasi (Ekonomi & Seksual) Kekerasan Emosional Kekerasan Lainnya
  • 18. KEKERASAN FISIK Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka pada tubuh anak • Memukul • Membanting • Mencakar • Membenturkan kepala • Menggigit • Mengguncang- guncangkan tubuh • Melempar • Membakar • Memaksa makan cabe • Meracuni • Dan lain-lain KEKERASAN PSIKIS Perbuatan yang mengakibatkan rasa tidak nyaman, termasuk merendahkan martabat dan mempermalukan anak, bahkan menimbulkan trauma yang berkepanjangan terhadap anak. Kekerasan ini sering terjadi berulang-ulang tanpa disadari pelaku • Sering mengkritik • Meremehkan • Membentak • Mempermalukan di depan umum • Tidak mencintai atau tidak menunjukkan kasih sayang • Mengancam • Menghukum • Mengabaikan • Meninggalkan anak • Menjadikan anak sasaran kemarahan • Dan lain-lain
  • 19. KEKERASAN SEKSUAL 1. Dengan Kontak Setiap aktivitas seksual yang melibatkan anak baik dengan bujuk rayu, iming-iming, tanpa paksaan, paksaan, cara yang tidak wajar, maupun aktivitas seksual untuk tujuan komersial ataupun tujuan tertentu • Meraba alat kelamin, payudara • Mencium • Memaksa melakukan hubungan seksual • Pemerkosaan • Promosi pornografi yang melibatkan anak • Pelibatan anak dalam pertunjukan seksual 2. Non Kontak Kekerasan seksual yang dilakukan secara tidak langsung • Mempertontonkan gambar atau video porno • Memotret atau memvideo anak dalam keadaan tidak senonoh • Mengucapkan dan/atau mengirimkan kata-kata atau istilah yang mengandung unsur seks • Menunjukan perilaku provokatif secara seksual • Memperjualbelikan dan/atau menyebarluaskan dan/atau meminta gambar, foto, video anak dalam keadaan tidak senonoh
  • 20. PENELANTARAN ANAK Merupakan tindakan yang dilakukan orang tua yang mengabaikan kebutuhan anak dan melakukan pembiaran jika anak melakukan sesuatu yang membahayakan • Tidak memberi makanan sehat & bergizi • Tidak memberikan pakaian dan tempat tinggal yang layak • Tidak diberi kesempatan bermain • Tidak diijinkan sekolah • Tidak memberikan imunisasi • Tidak mendukung pendidikan • Tidak memberikan kasih sayang • Tidak memberikan perhatian • Tidak mendengar pendapat anak • Meninggalkan anak yang masih kecil sendirian di rumah tanpa pengasuh • Dan lain-lain
  • 21. 21
  • 22. 1. UU No 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan 2. UU No 6/2014 tentang Desa 3. UU No. 35/2014 tentang Perubahan UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak 4. PP No 43/2014 tentang Pelaksanaan UU Desa, jo. PP 11/2019 5. Permendagri No 44/2016 tentang Kewenangan Desa 6. Permendagri No 47/2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa 7. Permendagri No. 18/2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa 8. Permendesa No 16/2019 tentang Musyawarah Desa Dasar Hukum
  • 23. Kedudukan Peraturan Desa Pasal 8 ayat (1) & ayat (2) UU No 12 Tahun 2011: “(Peraturan Desa) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.” Pasal 7 UU No 12 Tahun 2011: Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan; a. Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
  • 24. Jenis Kewenangan Desa meliputi: 1. kewenangan berdasarkan hak asal-usul; 2. kewenangan lokal berskala Desa; 3. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Kewenangan Desa (Permendagri 44/2016 & Permendesa 1/2015) Bidang kewenangan desa meliputi: a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. pelaksanaan Pembangunan Desa; c. pembinaan kemasyarakatan Desa; d. pemberdayaan masyarakat Desa.
  • 25. Pasal 94 UU No. 6 Tahun 2014
  • 26.
  • 27.
  • 28. Definisi • Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) adalah wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa. • Lembaga Adat Desa (LAD) adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.
  • 29. POTENSI TRANSFORMASI PATBM MENJADI LKD BARU
  • 31. Pasal 6 Permendagri No 18/2018 (1)Jenis LKD paling sedikit meliputi: a. Rukun Tetangga; b. Rukun Warga; c. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga; d. Karang Taruna; e. Pos Pelayanan Terpadu; dan f. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
  • 32. Pasal 6 Permendagri No 18/2018 (2) Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk LKD selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis LKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Desa.
  • 33. 33 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan transformasi PATBM menjadi LKD baru
  • 34. Tujuan Pengaturan • Terbentuknya Lembaga Kemasyarakat Desa tentang PATBM • Terbangunnya sistem dukungan pada tingkat komunitas dan keluarga untuk mewujudkan Upaya pencegahan termasuk pengasuhan yang mendukung relasi yang aman untuk mencegah kekerasan • Meningkatnya keterampilan hidup dan ketahanan diri anak dalam mencegah kekerasan; • Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mendeteksi dini anak-anak korban kekerasan; • Tersedia layanan untuk menerima laporan dan membantu agar anak korban segera mendapatkan pertolongan yang diperlukan yang mudah dan aman diakses oleh korban atau keluarga korban; • Terbangunnya jejaring kerja dengan berbagai lembaga pelayanan yang berkualitas dan mudah dijangkau untuk mengatasi korban maupun pelaku, dan menangani anak dalam risiko.
  • 35. Prinsip LKD PATBM • Non Diskriminasi • Berpihak pada Kepentingan Terbaik bagi anak; • Kelangsungan hidup dan perkembangan Anak menjadi perhatian Utama • Bisa bekerjasama dengan anak dan mendukung pemenuhan hak partisipasi anak; • Bersinergi dan Berkaloborasi; • Bertanggungjawab, tulus dan bekerja secara sukarela mendukung perlindungan anak; • Memastikan hak hidup anak dihargai dan dilindungi dalam perkembangan dan kehidupan bermasyarakat; • Membangun sinergitas dengan lembaga desa, perangkat desa dan mitra masyarakat lainnya, dan • Memperkuat sistem perlindungan anak.
  • 36. Tatakelola LKD PATBM • Pembentukan LKD Perlindungan Anak Tepadu Berbasis Masyarakat, harus memperhatikan: • Regulasi dan tata kelola organisasi • Pendanaan • Sumber daya manusia • Perlengkapan/ logistik • Partisipasi Masyarakat • Monitoring dan Evaluasi
  • 37. APA YANG KAMI LAKUKAN ? Workshop Penyusunan PerDes LKD PATBM di Level District Musyawarah Desa PerDes LKD /LKD PATBM Peserta merupakan perwakilan Pemerintah Desa dan Ketua PATBM Narasumber STC dan Akademisi Fakultas Hukum Tujuan: meningkatkan keterampilan penyusunan PerDes, meningkatkan “ownership” atas PerDes LKD PATBM yang disusun langsung oleh peserta, Isi draft PerDes sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh Desa dalam mendukung berfungsinya system perlindungan anak BPD dan Kepala Desa mengundang Masyarakat dalam MusDes untuk membahas Draft PerDes yang telah disusun Draft tersebut di revisi sesuai masukan dari Masyarakat Menyepakai Draft PerDes PATBM menjadi PerDes LKD PATBM Rangkaian Kegiatan Mendorong Transformasi PATBM menjadi LKD PATBM Konsultatif Meeting di Level District dengan Pemangku Kepentingan Kunci Desa • Peserta terdiri atas pemangku kepentingan di desa/Pekon/Nagari, perwakilan Dinas terkait dan dan TA P3MD • Narasumber : Save The Children, Akademisi Fakultas Hukum
  • 38. WEST SUMATERA SOUTH SULAWESI 6 dari total 19 KPAN yang didampingi sudah LKD 20 dari 27 PATBM yang di dampingi sudah menjadi LKD PATBM APA HASILNYA ? LAMPUNG 34 dari total 66 PATBM yang didampingi sudah jadi LKD PATBM
  • 39. Pra-Syarat PATBM menjadi LKD PATBM ( 1) Pemerintah Desa memberikan dukungan kepada PATBM (2) PATBM sudah berfungsi dengan baik (Tata Kelola PATBM, fungsi pencegahan, penanganan kasus sudah berjalan) (3) Keberadaan PATBM “di rasakan “ manfaatnya oleh Masyarakat
  • 40. Praktik Baik Tranformasi PATBM menjadi LKD • Jaminan Keberlanjutan Lembaga PATBM PerDes LKD PATBM menjadi dasar hukum keberfungsian dan pengalokasian anggaran untuk PATBM • Pemerintah Desa memiliki mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan desa terutama untuk memastikan tujuan perlindungan anak di desa dapat tercapai • Usulan program perlindungan anak dapat diberikan oleh PATBM langsung . • Memiliki hubungan setara dengan LKD lainnya di desa. • Rencana Kerja PATBM terintegrasi dengan rencana Kerja Pemerintah Desa • Dinas Terkait terlibat aktif dalam proses transformasi PATBM menjadi LKD PATBM
  • 41. Tantangan Transformasi PATBM menjadi LKD • SDM di desa yang masih sangat terbatas • Kurang berpihaknya pemerintah desa untuk menjadikan PATBM sebagai LKD • Kebingungan pemerintah desa untuk mengalokasikan anggaran khusus bagi PATBM meski sudah LKD
  • 43. TESTIMONI • Perubahan apa yang dirasa setelah ada PATBM di Desa? • Apa saja yang masih harus ditingkatkan untuk memperkuat PATBM di desa? • Dukungan apa yang SUDAH desa berikan untuk PATBM selama ini ? • Bentuk dukungan apa yang AKAN diberikan oleh desa untuk memastikan peran dan fungsi PATBM bisa berjalan dengan baik? • Bagaimana peluang peralihan status hukum PATBM menjadi LKD PATBM di desa anda? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk perubahan status ini menurut anda?