Dokumen tersebut membahas tentang peluang transformasi perlindungan anak berbasis masyarakat (PATBM) menjadi lembaga kemasyarakatan desa (LKD). Ia menjelaskan tentang sejarah Save the Children, visi dan misi, area program, dan jenis kekerasan terhadap anak. Dokumen ini juga membahas tentang dasar hukum PATBM dan LKD serta peran masyarakat dalam perlindungan anak di desa.
2. • Sejarah kami dimulai pada tahun 1919, ketika
Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund
di London setelah Perang Dunia I – pada era yang
sama ketika pandemi influenza 1918 melanda. Aksi
Jebb segera menjadi gerakan global pertama untuk
anak-anak.
• Sebagai orang yang blak-blakan bicara tentang anak-
anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis:
merancang Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian
diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa pada 1924.
Dokumen ini diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai
Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini menjadi
perjanjian hak asasi manusia yang paling universal
dalam sejarah.
PROFIL SAVE THE CHILDREN INDONESIA
Di Indonesia, Save the Children telah beroperasi sejak
1976. Pada tahun 2021, Yayasan Sayangi Tunas Cilik
sebagai entitas lokal Save the Children Indonesia resmi
berubah menjadi Yayasan Save the Children Indonesia
sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-
0001042.AH.01.05 TAHUN 2021. Upaya ini adalah
langkah strategis organisasi agar kebermanfaatan Save
the Children di Indonesia lebih luas dan
berkesinambungan untuk anak-anak Indonesia.
Kami adalah bagian dari gerakan global Save the
Children yang bekerja di lebih dari 120 negara dan
enam benua.
SEJARAH
3. • Visi kami adalah membangun
dunia di mana setiap anak
memiliki hak hidup,
perlindungan, tumbuh kembang,
dan partisipasi.
• Misi kami adalah menginspirasi
munculnya terobosan tentang
bagaimana seharusnya dunia
memperlakukan anak sehingga
tercipta perubahan yang cepat
dan bertahan lama dalam hidup
mereka.
VISI DAN MISI KAMI
4. • BERTAHAN HIDUP
• Tidak boleh ada anak yang
meninggal karena sebab
yang bisa dicegah sebelum
ulang tahun kelima
mereka.
AMBISI KAMI
AMBISI KAMI UNTUK ANAK-ANAK DI TAHUN 2030
BELAJAR
Semua anak bisa mendapat
pendidikan dasar yang
berkualitas.
TERLINDUNGI
Kekerasan terhadap anak
tidak lagi mendapat
toleransi.
7. PERLINDUNGAN ANAK
1. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi (UU No. 23 Tahun 2002 Pasal 1).
2. Sistem Perlindungan Anak mencakup:
a) Pencegahan
b) Respon/Penanganan kasus
c) Promosi hak-hak anak dan perlindungan anak.
8. Apakah perlindungan anak hanya menjadi
tanggung jawab Pemerintah?
“Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”
Jawabannya: Tidak
UU No. 35 tahun 2014 Pasal 20
9. Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat
(PATBM) :
1. sebuah gerakan dari jaringan atau kelompok warga pada tingkat
masyarakat yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai
tujuan perlindungan anak.
2. merupakan inisiatif masyarakat sebagai ujung tombak untuk
melakukan upaya-upaya pencegahan dengan membangun
kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan pemahaman,
sikap dan perilaku yang memberikan perlindungan kepada anak.
3. Kelompok tersebut dapat dikelola dengan menggunakan dan
mengembangkan fungsi struktur kelembagaan yang sudah ada
atau jika diperlukan dengan membangun struktur kelembagaan
baru.
11. Undang-Undang Perlindungan Anak No 35
tahun 2014
a. Pasal 72
(1) Masyarakat berperan serta dalam Perlindungan Anak, baik secara perseorangan
maupun kelompok.
(3) Peran Masyarakat dalam penyelenggaran Perlindungan Anak dilakukan dengan
cara:
a) memberikan informasi melalui sosialisasi dan edukasi mengenai Hak Anak dan peraturan
perundang-undangan tentang Anak;
b) memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait Perlindungan Anak;
c) melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran Hak Anak;
d) berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi Anak;
e) melakukan pemantauan, pengawasan dan ikut bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak;
f) menyediakan sarana dan prasarana serta menciptakan suasana kondusif untuk tumbuh
kembang Anak;
g) berperan aktif dengan menghilangkan pelabelan negatif terhadap Anak korban
h) memberikan ruang kepada Anak untuk dapat berpartisipasi dan menyampaikan pendapat.
12. • b. Pasal 21 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan nasional dalam perlindungan anak.
• c. Pasal 23 yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk menjamin dan
mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak, termasuk pencegahan
kekerasan terhadap anak.
2. UU RI Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
a. Pasal 18 memuat pengaturan bahwa kewenangan desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
b. Pasal 94 Undang-Undang Desa bahwa pelaksanaan program dan kegiatan baik
yang bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah maupun lembaga
nonpemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga
kemasyarakatan yang sudah ada di desa sebagai mitra pemerintah dan wadah
partisipasi masyarakat.
13. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang
Kelurahan
yang memuat pengaturan bahwa Lurah mempunyai fungsi
pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pemberdayaan
masyarakat,pelayanan masyarakat, penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana
dan fasilitas umum, serta pembinaan kelembagaan.
Oleh karena itu, pemerintahan desa/kelurahan wajib
menjamin dan mengawasi penyelenggaraan perlindungan
anak, termasuk pencegahan kekerasan terhadap anak.
15. Fungsi dan tugas PATBM
1. Pencegahan kekerasan terhadap anak
• Contoh: sosialisasi tentang perlindungan anak terhadap anak, orang tua dan
masyarakat, Melatih warga dan mengajak warga melaksanakan deteksi dini serta
melaporkan kasus kekerasan terhadap anak dengan menghargai prinsip kerahasiaan
identitas agar tidak dipublikasikan
2. Penanganan kekerasan terhadap anak
Contoh:
• Menerima pengaduan kasus/masalah anak dari anak dan keluarga
• Memberikan layanan pendampingan dan Dukungan Psikologis Awal
• Merujuk dan menginformasikan adanya lembaga tertentu yang dapat menangani
anak dan keluarga
• Memantau kasus kekerasan terhadap anak di desa
• Memonitor perkembangan layanan kasus oleh lembaga dan dinas
• Membuat dan mendokumentasikan pencatatan kasus yang ditangani dan menjaga
kerahasiaannya
16. Pengertian Kekerasan terhadap Anak
Setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
(Pasal 15a UU 35/2014).
17. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak
Kekerasan Fisik Kekerasan Seksual
Penelantaran (Neglect)
Eksploitasi (Ekonomi &
Seksual)
Kekerasan Emosional
Kekerasan Lainnya
18. KEKERASAN FISIK
Perbuatan yang
dilakukan oleh
seseorang yang
mengakibatkan
rasa sakit, jatuh
sakit atau luka
pada tubuh anak
• Memukul
• Membanting
• Mencakar
• Membenturkan kepala
• Menggigit
• Mengguncang-
guncangkan tubuh
• Melempar
• Membakar
• Memaksa makan cabe
• Meracuni
• Dan lain-lain
KEKERASAN PSIKIS
Perbuatan yang
mengakibatkan rasa tidak
nyaman, termasuk
merendahkan martabat
dan mempermalukan
anak, bahkan menimbulkan
trauma yang
berkepanjangan terhadap
anak. Kekerasan ini sering
terjadi berulang-ulang
tanpa disadari pelaku
• Sering mengkritik
• Meremehkan
• Membentak
• Mempermalukan di
depan umum
• Tidak mencintai atau
tidak menunjukkan
kasih sayang
• Mengancam
• Menghukum
• Mengabaikan
• Meninggalkan anak
• Menjadikan anak
sasaran kemarahan
• Dan lain-lain
19. KEKERASAN SEKSUAL
1. Dengan Kontak
Setiap aktivitas seksual yang melibatkan
anak baik dengan bujuk rayu, iming-iming,
tanpa paksaan, paksaan, cara yang tidak
wajar, maupun aktivitas seksual untuk
tujuan komersial ataupun tujuan tertentu
• Meraba alat kelamin, payudara
• Mencium
• Memaksa melakukan hubungan seksual
• Pemerkosaan
• Promosi pornografi yang melibatkan anak
• Pelibatan anak dalam pertunjukan seksual
2. Non Kontak
Kekerasan seksual yang dilakukan secara
tidak langsung
• Mempertontonkan gambar atau video porno
• Memotret atau memvideo anak dalam keadaan
tidak senonoh
• Mengucapkan dan/atau mengirimkan kata-kata
atau istilah yang mengandung unsur seks
• Menunjukan perilaku provokatif secara seksual
• Memperjualbelikan dan/atau menyebarluaskan
dan/atau meminta gambar, foto, video anak
dalam keadaan tidak senonoh
20. PENELANTARAN ANAK
Merupakan tindakan yang
dilakukan orang tua yang
mengabaikan kebutuhan anak dan
melakukan pembiaran jika anak
melakukan sesuatu yang
membahayakan
• Tidak memberi makanan sehat & bergizi
• Tidak memberikan pakaian dan tempat tinggal yang layak
• Tidak diberi kesempatan bermain
• Tidak diijinkan sekolah
• Tidak memberikan imunisasi
• Tidak mendukung pendidikan
• Tidak memberikan kasih sayang
• Tidak memberikan perhatian
• Tidak mendengar pendapat anak
• Meninggalkan anak yang masih kecil sendirian di rumah
tanpa pengasuh
• Dan lain-lain
22. 1. UU No 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan
2. UU No 6/2014 tentang Desa
3. UU No. 35/2014 tentang Perubahan UU No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak
4. PP No 43/2014 tentang Pelaksanaan UU Desa, jo. PP 11/2019
5. Permendagri No 44/2016 tentang Kewenangan Desa
6. Permendagri No 47/2016 tentang Administrasi Pemerintahan
Desa
7. Permendagri No. 18/2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan
dan Lembaga Adat Desa
8. Permendesa No 16/2019 tentang Musyawarah Desa
Dasar Hukum
23. Kedudukan Peraturan Desa
Pasal 8 ayat (1) & ayat (2) UU No 12 Tahun
2011: “(Peraturan Desa) diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan.”
Pasal 7 UU No 12 Tahun 2011:
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan;
a. Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
24. Jenis Kewenangan Desa meliputi:
1. kewenangan berdasarkan hak asal-usul;
2. kewenangan lokal berskala Desa;
3. kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
4. kewenangan lain yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Kewenangan Desa (Permendagri 44/2016 & Permendesa 1/2015)
Bidang kewenangan desa meliputi:
a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. pembinaan kemasyarakatan Desa;
d. pemberdayaan masyarakat Desa.
28. Definisi
• Lembaga Kemasyarakatan Desa
(LKD) adalah wadah partisipasi masyarakat,
sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan, serta
meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.
• Lembaga Adat Desa (LAD) adalah lembaga
yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat
dan menjadi bagian dari susunan asli Desa
yang tumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat Desa.
31. Pasal 6
Permendagri No
18/2018
(1)Jenis LKD paling sedikit meliputi:
a. Rukun Tetangga;
b. Rukun Warga;
c. Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga;
d. Karang Taruna;
e. Pos Pelayanan Terpadu; dan
f. Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat.
32. Pasal 6
Permendagri No
18/2018
(2) Pemerintah Desa dan masyarakat
Desa dapat membentuk LKD selain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
jenis LKD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan
Desa.
33. 33
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
transformasi PATBM menjadi LKD baru
34. Tujuan
Pengaturan
• Terbentuknya Lembaga Kemasyarakat Desa tentang PATBM
• Terbangunnya sistem dukungan pada tingkat komunitas dan
keluarga untuk mewujudkan Upaya pencegahan termasuk
pengasuhan yang mendukung relasi yang aman untuk mencegah
kekerasan
• Meningkatnya keterampilan hidup dan ketahanan diri anak dalam
mencegah kekerasan;
• Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk
mendeteksi dini anak-anak korban kekerasan;
• Tersedia layanan untuk menerima laporan dan membantu agar anak
korban segera mendapatkan pertolongan yang diperlukan yang
mudah dan aman diakses oleh korban atau keluarga korban;
• Terbangunnya jejaring kerja dengan berbagai lembaga pelayanan
yang berkualitas dan mudah dijangkau untuk mengatasi korban
maupun pelaku, dan menangani anak dalam risiko.
35. Prinsip LKD
PATBM
• Non Diskriminasi
• Berpihak pada Kepentingan Terbaik bagi
anak;
• Kelangsungan hidup dan perkembangan Anak
menjadi perhatian Utama
• Bisa bekerjasama dengan anak dan
mendukung pemenuhan hak partisipasi anak;
• Bersinergi dan Berkaloborasi;
• Bertanggungjawab, tulus dan bekerja secara
sukarela mendukung perlindungan anak;
• Memastikan hak hidup anak dihargai dan
dilindungi dalam perkembangan dan
kehidupan bermasyarakat;
• Membangun sinergitas dengan lembaga desa,
perangkat desa dan mitra masyarakat lainnya,
dan
• Memperkuat sistem perlindungan anak.
36. Tatakelola LKD PATBM
• Pembentukan LKD Perlindungan Anak Tepadu Berbasis Masyarakat, harus
memperhatikan:
• Regulasi dan tata kelola organisasi
• Pendanaan
• Sumber daya manusia
• Perlengkapan/ logistik
• Partisipasi Masyarakat
• Monitoring dan Evaluasi
37. APA YANG KAMI LAKUKAN ?
Workshop
Penyusunan PerDes
LKD PATBM di Level
District
Musyawarah Desa PerDes LKD
/LKD PATBM
Peserta merupakan perwakilan
Pemerintah Desa dan Ketua PATBM
Narasumber STC dan Akademisi
Fakultas Hukum
Tujuan: meningkatkan keterampilan
penyusunan PerDes, meningkatkan
“ownership” atas PerDes LKD PATBM
yang disusun langsung oleh peserta,
Isi draft PerDes sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang dimiliki
oleh Desa dalam mendukung
berfungsinya system perlindungan
anak
BPD dan Kepala Desa mengundang
Masyarakat dalam MusDes untuk
membahas Draft PerDes yang telah
disusun
Draft tersebut di revisi sesuai masukan
dari Masyarakat
Menyepakai Draft PerDes PATBM menjadi
PerDes LKD PATBM
Rangkaian Kegiatan Mendorong Transformasi PATBM
menjadi LKD PATBM
Konsultatif Meeting di
Level District dengan
Pemangku
Kepentingan Kunci
Desa
• Peserta terdiri atas
pemangku
kepentingan di
desa/Pekon/Nagari,
perwakilan Dinas
terkait dan dan TA
P3MD
• Narasumber : Save
The Children,
Akademisi Fakultas
Hukum
38. WEST SUMATERA
SOUTH SULAWESI
6 dari total 19
KPAN yang
didampingi sudah
LKD
20 dari 27 PATBM yang
di dampingi sudah
menjadi LKD PATBM
APA HASILNYA ?
LAMPUNG
34 dari total
66 PATBM
yang
didampingi
sudah jadi LKD
PATBM
39. Pra-Syarat
PATBM menjadi
LKD PATBM
( 1) Pemerintah Desa memberikan
dukungan kepada PATBM
(2) PATBM sudah berfungsi dengan
baik (Tata Kelola PATBM, fungsi
pencegahan, penanganan kasus sudah
berjalan)
(3) Keberadaan PATBM “di rasakan “
manfaatnya oleh Masyarakat
40. Praktik Baik Tranformasi
PATBM menjadi LKD
• Jaminan Keberlanjutan Lembaga PATBM
PerDes LKD PATBM menjadi dasar hukum
keberfungsian dan pengalokasian anggaran
untuk PATBM
• Pemerintah Desa memiliki mitra kerja
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan desa terutama
untuk memastikan tujuan perlindungan
anak di desa dapat tercapai
• Usulan program perlindungan anak dapat
diberikan oleh PATBM langsung .
• Memiliki hubungan setara dengan LKD
lainnya di desa.
• Rencana Kerja PATBM terintegrasi dengan
rencana Kerja Pemerintah Desa
• Dinas Terkait terlibat aktif dalam proses
transformasi PATBM menjadi LKD PATBM
41. Tantangan
Transformasi PATBM
menjadi LKD
• SDM di desa yang masih sangat
terbatas
• Kurang berpihaknya pemerintah
desa untuk menjadikan PATBM
sebagai LKD
• Kebingungan pemerintah desa
untuk mengalokasikan anggaran
khusus bagi PATBM meski sudah
LKD
43. TESTIMONI
• Perubahan apa yang dirasa setelah ada PATBM di Desa?
• Apa saja yang masih harus ditingkatkan untuk memperkuat PATBM di
desa?
• Dukungan apa yang SUDAH desa berikan untuk PATBM selama ini ?
• Bentuk dukungan apa yang AKAN diberikan oleh desa untuk
memastikan peran dan fungsi PATBM bisa berjalan dengan baik?
• Bagaimana peluang peralihan status hukum PATBM menjadi LKD
PATBM di desa anda? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk
perubahan status ini menurut anda?