SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Anak
1. Pengertian perkembangan
Banyak ahli memberikan pengertian perkembangan yang berbeda
secara redaksional dan sudut pandang, namun dalam unsur-unsur
perkembangannya mereka tetap mengacu pada inti yang sama. Ikatan
Dokter Anak Indonesia memberikan pengertian perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Menurut Harlimsyah (2007) perkembangan anak adalah segala
perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai aspek antara
lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana
anak berinteraksi dengan lingkungan).
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko, fisik
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada
anak ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam masa
waktu tertentu, menuju kedewasaan (Zein, 2005).
Perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya
9
kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan
(maturation), dan Pembelajaran (learning) (Wong, 2000).
Dari berbagai pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam perkembangan terjadi proses perubahan yang teratur, hanya
kecepatan tiap individu berlainan bergantung pada faktor pendukung yang
ada dari proses perkembangan.
2. Ciri-ciri perkembangan
Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan
memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut
menurut Soetjiningsih (1995) sebagai berikut:
a. Perkembangan adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai
maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan
setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat
dengan mudah diamati.
b. Dalam periode tertentu ada masa percepatan atau masa perlambatan.
Terdapat 3 (tiga) periode perumbuhan cepat adalah pada masa janin,
masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas.
c. Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi
kecepatannya berbeda.
d. Perkembangan dipengaruhi maturasi system saraf pusat. Bayi akan
menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat
sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya
hanya tertawa atau meraih benda tersebut.
10
e. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
f. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
3. Faktor-faktor perkembangan
Menurut Nursalam (2005) ada dua faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan, yakni faktor intern dan ekstern.
a. Faktor Intern (alami)
Faktor intern adalah faktor yang diperoleh dari dalam individu itu
sendiri (Perry & Potter, 2005).
1). Genetika / Herediter
Faktor herediter merupakan faktor turunan secara genetik dari
orang tua kepada anak. Contoh faktor herediter adalah jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan
adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan berhentinya
pertumbuhan tulang (Hidayat, 2006).
2). Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu saat
janin berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang
cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar
tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang,
gigi, dan otak (Nursalam, 2005).
11
3). Temperamen
Temperamen ditandai dengan alam perasaan psikologis dimana
anak dilahirkan dan termasuk tipe perilaku mudah, lambat sampai
hangat, dan sulit. Hal tersebut mempengaruhi interaksi antara
individu dan lingkungan (Kozier, 2004)
b. Faktor Eksernal (Lingkungan)
Faktor lingkungan merupakan faktor yang diperoleh dari luar
individu.
1). Keluarga
Keluarga memberi pengaruh melalui nilai, kepercayaan, adat
istiadat dan pola spesifik dari interaksi dan komunikasi. Fungsi
keluarga meliputi keinginan untuk bertahan hidup, rasa aman,
bantuan terhadap perkembangan emosi dan sosial, bantuan
dengan mempertahankan hubungan, penjelasan mengenai
masyarakat dan dunia serta bantuan dalam mepelajari peran dan
perilaku (Perry & Potter, 2005).
2). Kelompok teman sebaya
Kelompok teman sebaya memberi pelajaran lingkungan yang baru
dan berbeda. Kelompok teman sebaya memberi pola dan struktur
yang berbeda dalam hal interaksi dan komunikasi, memerlukan
gaya perilaku yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya
termasuk membiarkan individu belajar mengenai kesuksesan dan
kegagalan; untuk memvalidasi dan menantang pemikiran, perasaan
12
dan konsep; untuk mendapatkan penerimaan, dukungan, dan
penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari
keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan, tekanan dan harapan (Kozier, 2004).
3). Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu
berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari
pada kebutuhan yang perlu dipelajari. Proses pembelajaran
meliputi beberapa tahapan: mengenali kebutuhan untuk
mengetahui tugas; penguasaan keterampilan untuk menjalankan
tugas; penguasaan tugas: penguasaan dalam menjalankan tugas,
yang membutuhkan kemampuan yang lebih meluas; integrasi ke
dalam seluruh fungsi; dan menggunakan keterampilan yang
diakumulasi serta pengalaman untuk mengembangkan penampilan
perilaku efektif (Perry & Potter, 2005).
4). Kesehatan lingkungan
Tingkat kesehatan mempengaruhi respons individu terhadap
lingkungan dan respons orang lain pada individu tersebut.
Sehingga proses perkembangan dapat terganggu bila kesehatan
lingkungan tidak kondusif (Perry & Potter, 2005).
5). Nutrisi
Pertumbuhan diatur oleh faktor makanan. Nutrisi yang adekuat
mempengaruhi apa dan bagaimana kebutuhan fisiologis, maupun
13
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dipenuhi
(Nursalam, 2005).
6). Istirahat, tidur dan olah raga
Keseimbangan antara istirahat atau tidur dan olahraga merupakan
hal yang penting untuk memudahkan tubuh. Gangguan yang
menghambat pertumbuhan, sedangkan keseimbangan mendorong
kesehatan fisiologis dan psikologis (Perry & Potter, 2005).
7). Status kesehatan
Sakit atau luka berpotensi mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan. Sifat dan durasi masalah kesehatan
mempengaruhi dampaknya. Sakit atau cedera yang
berkepanjangan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk
mengatasi dan menjawab kebutuhan dan tugas tahap
perkembangan (Hidayat, 2005).
8). Iklim/Cuaca
Iklim atau cuaca menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak.
Pada musim tertentu, makanan bergizi dapat mudah diperoleh,
atau sebaliknya justru menjadi sulit diperoleh (Hidayat, 2006).
4. Uji skrining
Uji skrining perkembangan anak adalah suatu tes atau prosedur
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar anak.
Ada berbagai macam jenis tes perkembangan diantaranya tes IQ
(Intelegensi Questions), Tes Prestasi, Tes Psikomotorik, Tes Proyeksi,
14
Tes Perilaku Adaptif, DDST /Denver II (Denver Development Scrining
Test) dan lain sebagainya.
Denver Development Screning Test (DDST)/Denver II, yaitu salah
satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai
perkembangan anak mulai usia 1 (satu) bulan sampai 6 (enam) tahun.
DDST/Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.
DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode
skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-29 menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa
penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat
mengidentifikasikan antara 85 – 100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan.
5. Penilaian Perkembangan Anak
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat
faktor diantaranya penilaian tehadap personal sosial, motorik kasar,
motorik halus, dan bahasa, dengan persyaratan tes ada lembar formulir
DDST II dan alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manik-
manik, kubus warna merah kuning hijau dan biru, permaianan anak bola
kecil, bola tenis kertas dan pensil. (Soetjiningsih, 1995)
Penilaian DDST meliputi apakah lulus (Passed = P), gagal (fail =
F), kemudian ditarik garis berdasarkan umur, kronologis yang
memotong garis lurus horizontal tugas perkembagan pada formulir
15
DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P
dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes
diklasifikasikan ke dalam normal dan abnormal.
a. Abnormal
Bila didapat dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih
dan bila dalam satu sektor atau lebih didapat dua atau lebih
keterlambatan.
b. Normal
Dikatakan normal bila minimal hanya ada satu keterlambatan dalam
satu sektor dari empat sektor yang ada.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu
ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari dalam
satu bulan, 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur
kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan bila sama atau lebih dari 15
hari dibulatkan keatas.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui
adanya masalah pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis
pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur
rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat
memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian.
Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang
teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosis dapat dibuat,
supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
16
2. Anak Usia Prasekolah
Masa prasekolah merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai
memasuki taman kanak-kanak. Batasan karakteristik anak usia prasekolah
adalah antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) tahun. (Hidayat, 2006). Pada
tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai
berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya
diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya (Harlock, 1998)
Anak prasekolah menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka
dan merasa cemas menunggu awal pendidikan formal. Banyak orang
menyadari hal ini merupakan masa yang paling menarik untuk orang tua
karena anak-anak menjadi kurang negatif, dapat lebih secara akurat membagi
pemikiran meraka, dan dapat lebih secara efektif berinteraksi dan
berkomunikasi. Perkembangan fisik terus berlangsung menjadi lambat dimana
perkembangan kognitif dan psikososial terjadi cepat (Perry & Potter, 2005)
Tahap perkembangan anak usia prasekolah dapat dilihat dari berbagai
aspek toeri. Wong (2000) dalam bukunya Wong`s Essential of Pediatric
Nursing memaparkan teori-teori perkembangan usia prasekolah sebagai
berikut:
a. Teori psikoseksual
Teori psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud
(1939), yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan
pertambahan pematangan fungsi struktur serta kejiwaan yang dapat
menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara
17
umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa. Perkembangan
psikoseksual yang terjadi pada usia prasekolah adalah tahap
oedipal/phalik. Pada tahap ini kepuasan pada anak terletak pada
rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari
beberapa daerah erogennya, serta suka pada lawan jenis. Anak laki-laki
cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak
perempuan suka pada ayahnya.
b. Teori psikososial
Perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson (1963) bahwa anak dalam
perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Pada usia
prasekolah perkembangan yang terjadi adalah tahap inisiatif dan rasa
bersalah. Pada tahap ini anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari
pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila
tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah
pada diri anak.
c. Teori perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif pada anak menurut Piaget (1952) membagi dengan
empat tahap, diantaranya tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap
konkret, dan tahap formal operasional. Anak usia prasekolah menurut teori
ini berada pada tahap praoperasional. Anak belum mampu
mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam
penelitian Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik seperti anak akan
18
memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini
sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti
seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran
yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda
mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan
memukulnya kearah benda tersebut.
d. Teori perkembangan psikomoral
Perkembangan psikomoral ini dikemukakan oleh Kohlberg (1968) dalam
memandang tumbuh kembang anak yang ditinjau segi moralitas anak
dalam menghadapi kehidupan. Pada usia prasekolah anak berada pada
tahap premoral. Tahap ini memiliki ciri-ciri terdapat sedikit kewaspadaan
mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku moral yang bisa diterima
secara sosial. Kontrol didapatkan dari luar dirinya. Anak menyerah
kepada kekuatan dan kepemilikan, dan hidup dinilai untuk jumlah dan
kekuatan dari kepemilikan.
Menurut Harlock (1998) ciri-ciri anak usia prasekolah, meliputi:
2. Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar
dan keras, dan gigi masih gigi susu.
3. Secara motorik anak mampu memanipulasi obyek kecil (puzzle)
menggunakan balok-balok dalam berbagai ukuran dan bentuk.
4. Secara intelektual, anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki
oleh teman sebayanya.
19
5. Secara sosial, anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang
yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk
bermain pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung di dalam
keluarga.
C. Personal Sosial Anak
Personal sosial anak terdapat suatu aspek yang saling berhubungan
dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Tingkah laku sosial diartikan bagaimana
seorang anak bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya, pengaruh hubungan
itu pada dirinya dan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan (suryanah,
1996).
Perkembangan personal sosial misalnya anak mampu untuk mematuhi
aturan permainan sesuai dengan tingkat usianya. Pada perkembangan ini
permulaannya pengaruh terbesar dari ibu, tetapi kemudian bertambah banyak
orang dan pengalaman-pengalaman mempengaruhi perilaku anak-anak
(Harlock, 1998).
1. Faktor-Faktor Personal Sosial
Personal sosial prasekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor
perkembangan diantaranya faktor komunikasi ibu dan anak, stimulasi,
lingkungan, status gizi, faktor posisi anak dalam keluarga, status
kesehatan, kelompok teman sebaya (Soetjiningsih, 1995).
Orang tua (ibu) memiliki peranan sangat penting dalam
perkembangan personal sosial anak. Peran orangtua (ibu) yang dimaksud
20
adalah usaha langsung terhadap anak melalui komunikasi baik verbal
maupun nonverbal dan peran lain yang penting adalah dalam menciptakan
lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama dialami oleh
anak. Usaha langsung orangtua adalah dengan berkomunikasi dan
interaksi disetiap kesempatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari
(Suherman, 2000).
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan
luar individu (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak mendapatkan
stimulasi cenderung lebih cepat berkembanga. Stimulasi juga berfungsi
sebagai penguat(reinforcement). Memberikan stimlasi yang berulang dan
terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah
memberikan kesempatan paa anak untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal (Suherman, 2000).
Lingkungan memiliki peranan yang penting bagi perkembangan
personal sosial anak. Faktor ini melipuati musim, iklim, kehidupan sehari-
hari, dan status sosial ekonomi. Lingkungan yang kondusif akan
menciptakan keadaan yang aman dan nyaman bagi anak untuk
mengeksplorasi perilaku sosialnya. (Perry & Potter, 2005).
Setiowati (2006) mengemukakan bahwa anak yang memiliki
keadaan kekurangan gizi cenderung terganggu dalam perkembangan
personal sosialnya. Gizi merupakan sumber utama yang dibutuhkan anak
untuk mendukung aktivitas yang optimal sehingga keadaan gizi yang
21
sempurna akan memberikan kesempatan lebih besar bagi anak untuk
melakukan aktivitas dengan lingkungannya (Hidayat, 2006).
Faktor posisi anak dalam keluarga mempengaruhi perkembangan
personal sosial anak. Anak posisi pertama lebih cenderung menonjol pada
kemampuan kognitif akan tetapi cenderung terhambat pada
perkembangan motorik dan personal sosialnya. Hal ini dikarenakan
orangtua belum beradaptasi secara maksimal terhadap aspek-aspek
perkembangan anak. Disisi lain anak tidak mendapat stimulasi yang biasa
dilakukan saudara kandungnya. Tapi kecenderungan tersebut bergantung
pada keluarga (Hidayat, 2006).
Anak yang dalam keadaan sakit akan terganggu dalam proses
tumbuh kembangnya. Anak dengan sindrom down akan bermasalah
dengan kemampuan personal sosialnya. Anak dengan kondisi tubuh yang
sehat, percepatan untuk tmbuh kembangan sangat mudah. Namun
sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik akan terjadi
perlambatan (Nursalam, 2005).
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan
teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk
memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Teman-teman sebaya
adalah dunia anak untuk bermain sehingga kemampuan dalam
pemenuhan kebutuhan pribadi dan perilaku sosial dapat terstimulasi
dengan optimal (Soetjiningsih, 1995).
22
2. Parameter Personal sosial
Menurut Hidayat (2005) ada 4 (empat) aspek perkembangan yang
menjadi perhatian dalam tahap tumbuh kembang anak. Perkembangan
tersebut meliputi perkembangan motorik kasar, motorik halus,
perkembangan bahasa, dan perkembangan personal sosial.
Perkembangan personal sosial, anak dapat bermain dengan
permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan
sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan
terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga (Nursalam, 2005)
Perkembangan personal sosial memiliki parameter dalam tingkat
perkembangannya diantaranya : (1) menatap muka, (2) membalas
senyum pemeriksa, (3) tersenyum spontan, (4) mengamati tangannya, (5)
berusaha mencapai uraian, (6) makan sendiri, (7) tepuk tangan, (8)
menyatakan keinginan, (9) dag-dag dengan tangan, (10) main bola
dengan pemeriksa, (11) memainkan kegiatan, (12) minum dari cangkir,
(13) membantu dirumah, (14) menggunakan sendok atau garpu, (15)
membuka pakaian, (16) menyuapi boneka, (16) memakai baju, (17)
gosok gigi tanpa bantuan, (18) memakai t Shirt, (19) berpakaian tanpa
bantuan, (20) bermain ular tangga atau kartu (Soetjiningsih, 1995).
3. Stimulasi Perkembangan Personal Sosial
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk
membantu anak mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Stimulasi dilakukan oleh orang tua (keluarga)
23
setiap ada kesempatan atau dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi
disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi. Tindakan pemberian
stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan untkapan
rasa kasih sayang, berimain dengan anak,dan berbahagia bersama.
Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan. Stimulasi yang
diperlukan untuk perkembangan personal sosial sebagai berikut:
D. Memberi kesempatan pada anak untuk mencoba melepas pakaian
sendiri.
E. Melatih anak agar mau ditinggal untuk sementara waktu.
F. melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri.
G. Melatih anak untuk mengenal sopan santun, berterima kasih, mencium
tangan dan lain-lain.
H. Melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ketetangga.
I. Melatih anak untuk bercakap-cakap, bergaul dengan teman sebaya.
4. Personal Sosial Anak Prasekolah
Dunia anak prasekolah meluas di luar keluarga ke dalam
lingkungan tetangga dimana anak-anak bertemu dengan anak-anak lain
dan orang dewasa. Keingintahuan mereka dan inisiatif yang berkembang
mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan perkembangan
keterampilan baru dan membuat taman baru. Anak prasekolah memiliki
kelebihan energi yang memungkinkan mereka untuk merencanakan dan
mencoba banyak kegiatan yang mungkin berada diluar kemampuan
24
mereka, seperti menuangkan susu dari tempatnya ke dalam mangkuk
sereal (Perry & Potter, 2005).
Rasa bersalah muncul dalam diri anak-anak pada saat mereka
berada diluar batasan kemampuan mereka dan merasa mereka tidak
berperilaku dengan benar. Erickson (1963) memberi rekomendasi bahwa
orang tua membantu anak-anak mereka mencapai keseimbangan
kesehatan antara inisiatif dan rasa bersalah dengan membiarkan mereka
melakukan hal-hal pada diri mereka sendiri sementara itu menetapkan
batasan yang tegas (Wong, 2000).
Permaianan anak prasekolah menjadi lebih sosial setelah mereka
berusia tiga tahun pada saat permainan tersebut berganti dari bermain
paralel ke bermain asosiatif. Kebanyakan anak usia 3 tahun bisa bermain
dengan satu anak yang lain dalam perilaku kerjasama dimana mereka
membuat sesuatu atau bermain peran seperti ibu dan anak. Pada usia
empat tahun, anak bermain dalam kelompok yang berisikan dua atau tiga
orang dan pada usia 5 tahun kelompok memiliki pemimpin sementara
untuk setiap kegiatan (Perry & Potter, 2005)
Dalam banyak aktivitas bermain, anak prasekolah memperlihatkan
kewaspadaan terhadap bentuk sosial. Anak memiliki kemampuan untuk
bermain secara sederhana, menangis bila dimarahi, membuat permintaan
sederhana dengan gaya tubuhnya, menunjukkan peningkatan kecemasan
terhadap perpisahan , dan mengenali anggota keluarga. Anak-anak sering
meniru atau mengulangi pengalaman sosial. Anak pada usia ini
25
mendapatkan bahasa dan perluasan hubungan sosial, belajar standar
peran, meningkatkan kontrol diri dan penguasaan, kemandirian, dan mulai
mengembangkan konsep diri (Hidayat, 2006).
D. Komunikasi Ibu
Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung, mandiri dan saling
terkait dengan orang lain di lingkungannya (keluarga). Untuk menciptakan
hubungan atau interaksi dengan lingkungannya, manusia membutuhkan
komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal (Monica, 1998).
Ibu adalah individu pertama yang berkomunikasi dengan bayi atau anak
yang dikandungnya (Latipun, 2002). Ibu dalam keluarga tidak hanya berperan
sebagai istri, teman hidup dan pasangan seksual bagi suami, tetapi bersama-
sama degan suami sebagai pengatur keluarga, pendidik anak-anaknya dan
sebagai makhluk sosial yang berperan aktif dalam lingkungan sosial. Ibu
merupakan guru pertama bagi anak.
Komunikasi merupakan suatu proses tukar menukar perasaan,
keinginan, kebutuhan dan pendapat (Arwani, 2002). Sedangkan menurut
William Ablig (dalam Purwanto, 1994) mendefinisikan komunikasi sebagai
proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung pengertian antar
individu.
Davis (1981) memberikan definisi tentang komunikasi sebagai
pemindahan informasi atau pengertian dari satu orang ke orang lain. Galvin
dan Brommel (1986) mendefinisikan komunikasi keluarga sebagai suatu
26
proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan
pengertian dalam keluarga.
Keluarga sebagai bentuk penyatuan dua individu atau lebih memiliki
tujuan yang sama. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan interaksi yang kondusif
melalui komunikasi yang efektif dalam keluarga (ibu dan anak).
1. Komponen Dalam Komunikasi
Gates (1999) dalam bukunya komunikasi interpersonal dalam
keperawatan membagi komponen komunikasi kedalam empat komponen
yaitu pengirim, pesan, penerima dan umpan balik.
Sementara Friedman (1987) membagi kedalam empat komponen:
pengirim, saluran, penerima, dan umpan balik. Sedangkan Potter & Perry
(1987) membagi komponen komunikasi menjadi enam kategori yaitu
referent, sender, message, receiver, channel, dan feedback. Referent
diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi individu berkomunikasi
dengan orang lain. Hal ini bisa berbentuk objek atau benda tertentu,
pengalaman, emosi dan ide (Arwani, 2002).
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Komunikator
1). Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan.
2). Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau
nonverbal.
27
3). Menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi dan
menggunakan metode tertentu.
4). Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui
keberhasilan komunikasi.
b. Komunikan
1) Menerima lambang-lambang yang disampaikan oleh
komunikator.
2) Membaca atau menyandi lambang verbal atau nonverbal yang
disampaikan oleh komunikator.
3) Menggunakan pesan yang telah disampaikan.
4) Memberikan umpan balik kepada komunikator (Purwanto, 1994)
3. Pola Komunikasi ibu dan anak
Komunikasi dalam keluarga (ibu dan anak) dibagi menjadi dua
yaitu verbal dan nonverbal. Kegiatan komunikasi verbal berbentuk
bahasa baik antar ibu dan anak maupun komunikasi dalam kelompok
(keluarga) sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau perasaan.
Sedangkan komunikasi nonverbal biasa terbaca dari isyarat, gerak-
gerik, perilaku, gambar, lambang, dan sebagainya untuk menyampaikan
pesan maupun keinginan.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan teliti dan afektif
dalam sebuah keluarga (ibu dan anak) adalah penting, hal ini karena
komunikasi merupakan bagian yang integral dalam kehidupan sehari-
hari keluarga. Komunikasi berfungsi dalam penyelesaian keluarga
28
terhadap fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan anggota
keluarga (Clemen, 1998).
Kozier (2004) dalam bukunya Fundamental of nursing
mengungkapkan bahwa dalam keluarga terdapat dua bentuk pola
komunikasi, yakni komunikasi yang disampaikan melalui lisan dan
komunikasi yang disampaikan melalui bahasa tubuh baik disadari atau
tidak oleh anggota keluarga.
Menurut friedman (1998) komunikasi dalam keluarga (ibu dan
anak) dibagi menjadi dua, yaitu :
3. Komunikasi fungsional
Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah
keluarga yang berhasil dan sehat, transmisi langsung dan
penyambutan terhadap pesan, komunikasi yang efektif adalah
mencocokkan arti, mencapai konsistensi dan mencapai kesesuaian
antara pesan yang diterima dan diharapkan. Komunikasi fungsional
dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pengirim fungsional
Sarif (1967) dalam Friedman menyatakan bahwa pengirim yang
berkomunikasi dalam suatu acara fungsional dapat; (1) Secara
tegas menyatakan masalah atau kasusnya. (2) Pada saat yang
sama ia menjelaskan dan mengubah apa yang ia katakan,
misalnya :adik, nanti kalau main sama temen jangan rebutan
mainan ya biar temannya banyak. (3) Dan meminta umpan
29
balik. (4) Bersikap menerima umpan balik ketika ia
mendapatkannya
2) Penerima fungsional
Orang yang menerima pesan harus mampu membuat kajian
yang akurat terhadap maksud dari pesan. Penerima memahami
dan memberikan respons kepada pengirim pesan secara lebih
penuh. Penerima fungsional paling tidak dapat mendengar,
umpan balik dan validasi akan pesen yang diterima.
4. Komunikasi disfungsional
Komunikasi disfungsional dapat didefinisikan sebagai
pengirim dan penerima isi dan instruksi dari pesan yang tidak jelas/
tidak langsung dan atau ketidaksepadanan antara tingkat isi dan
perintah dari pesan. Komunikasi disfungsional dibagi menjadi dua
yiatu :
1) Pengirim disfungsional
Komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional seingkali
tidak efektif. Komunikasi dari seorang pengirim yang
disfungsional bersifat defensif secara pasif maupun aktif,
seringkali menghapuskan kemungkinan untuk mencari umpan
balik yang jelas. Komunikasi yang tidak jelas pada pengirim
terdiri dari lima kategori ”Asumsi-asumsi, ungkapan perasaan
yang tidak jelas, ekspresi yang menghakimi, ketidakmampuan
30
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, komunikasi yang tidak
cocok”
2) Penerima disfungsional
Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan
komunikasi karena pesan tidak diterima sebagaimana yang
diharapkan, penerima gagal dalam mendengar, memberi respon
yang tidak sepenuh hati, gagal menggali pesan-pesan pengirim
dan gagal memvalidasi pesan yang diterima.
E. Komunikasi Pada Anak Usia Prasekolah
Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan nada suara, bicara lambat tidak terburu-buru, jika tidak dijawab
harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap
mendesak terhadap anak, berilah waktu kepada anak untuk merasa nyaman,
memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan perhatian atau
ketakutan mereka (Wong, 2000)
Kita dapat memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak
mudah diajak komunikasi dan mengurangi rasa tidak nyaman, mengatur jarak
interaksi dengan anak. Gunakan berbagai teknik komunikasi, seperti salaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas (Dewit ,
2001)
Komunikasi dengan anak membutuhkan sikap tertentu sehingga anak
dapat menerima kehadiran kita.
31
1. Sikap berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap
muka atau berhadapan langsung dengan anak (seseorang yang diajak
komunikasi), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk
berkomunikasi.
2. Sikap mempertahankan kontak.
Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan
menghargai anak dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap
berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang
diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang
dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya.
3. Sikap terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak
melipat. Tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang
dilakukan selama dalam proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan
diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan.
4. Sikap tetap relaks
Merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada anak selama
komunikasi. Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan
berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan
(Hidayat, 2008)
32
Dari pemaparan diatas dapat diketahui indikator pengukuran
keberhasilan komunikasi yaitu intensitas komunikasi, bentuk komunikasi dan
kualitas komunikasi.
33
F. KERANGKA TEORI
Gambar. 1. Skema Landasan Teori modifikasi dari :
(Perry & potter, 2005 ; Wong, 2000)
Komunikasi ibu dan
anak
Stimulasi
Lingkungan
Teman sebaya
Posisi anak dalam
keluarga
Status kesehatan
Gizi anak
Keturuanan
Perkembangan Personal
Sosial Anak Usia
Prasekolah
Usia anak
Pola Asuh orang tua
34
G. KERANGKA KONSEP
Berdasarkan uraian kerangka toeri tersebut dapat ditarik kerangka konsep
berikut :
H. VARIABEL PENELITIAN
Area yang diteliti sebagai berikut :
1. Variable Terikat (Dependent)
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah perkembangan
personal sosial anak usia prasekolah
2. Variable Bebas (Independent)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah komunikasi ibu.
I. HIPOTESIS
Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha = “ada
hubungan antara komunikasi dalam keluarga (ibu dan anak) dengan
perkembangan personal sosial anak usia prasekolah”.
Komunikasi ibu dan
anak
Perkembangan personal
social anak usia
prasekolah (TK)
Gambar. 2. Skema Kerangka Konsep penelitian
35

More Related Content

What's hot

Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanUnnes
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuAriefiandra Ariefiandra
 
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseHakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseRamona Siregar
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikfajar riansyah
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikfajar riansyah
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanIr. Zakaria, M.M
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismeIr. Zakaria, M.M
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakNur Syamimi Ahmad Othman
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAALphind's Adaadaaja
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 

What's hot (19)

Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Perkembangan Individu
Perkembangan IndividuPerkembangan Individu
Perkembangan Individu
 
Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]Prinsip prinsip perkembangan[1]
Prinsip prinsip perkembangan[1]
 
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan IndividuPengertian dan Ciri Perkembangan Individu
Pengertian dan Ciri Perkembangan Individu
 
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan faseHakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
Hakikat, ciri ciri, prinsip-prinsip, dan fase
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didik
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
 
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGAPRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN STAIN SALATIGA
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 

Viewers also liked

Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanIkak Waysta
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistemIjal Mustofa
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Operator Warnet Vast Raha
 
Metode penelitian sastra
Metode penelitian sastraMetode penelitian sastra
Metode penelitian sastraAbrori Rozaq
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapPengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapRas Moammar
 

Viewers also liked (12)

Presentasi seminar
Presentasi seminarPresentasi seminar
Presentasi seminar
 
Pendidikan IPS yang Terpuruk
Pendidikan IPS  yang TerpurukPendidikan IPS  yang Terpuruk
Pendidikan IPS yang Terpuruk
 
Hakikat Pendidikan
Hakikat PendidikanHakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
Adakah hubungan antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan ber...
 
hardy
hardyhardy
hardy
 
Metode penelitian sastra
Metode penelitian sastraMetode penelitian sastra
Metode penelitian sastra
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapPengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
 
Susah makan
Susah makanSusah makan
Susah makan
 
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua
 

Similar to Anak

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNyesintabella
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembanganalaminyanto
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembanganalaminyanto
 
Kb1 konsep dasar tumbuh kembang
Kb1 konsep dasar tumbuh kembangKb1 konsep dasar tumbuh kembang
Kb1 konsep dasar tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSanisa rauf
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantikaIr. Zakaria, M.M
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Ir. Zakaria, M.M
 
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...WiwikSriPamularsih
 
PPT dan Makalah WIWIT.pdf
PPT dan Makalah WIWIT.pdfPPT dan Makalah WIWIT.pdf
PPT dan Makalah WIWIT.pdfwiwit69
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakSantiKartini
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 

Similar to Anak (20)

Profil Perkembangan Anak - PBPD
Profil Perkembangan Anak - PBPDProfil Perkembangan Anak - PBPD
Profil Perkembangan Anak - PBPD
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUNPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-3 TAHUN
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan
 
Makalah efsi
Makalah efsiMakalah efsi
Makalah efsi
 
Kb1 konsep dasar tumbuh kembang
Kb1 konsep dasar tumbuh kembangKb1 konsep dasar tumbuh kembang
Kb1 konsep dasar tumbuh kembang
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
PPT Daspen
PPT DaspenPPT Daspen
PPT Daspen
 
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUSASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
 
Pengertian anak
Pengertian anakPengertian anak
Pengertian anak
 
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
TINGKAT PENCAPAIAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN BERDASARKAN STANDAR...
 
PPT dan Makalah WIWIT.pdf
PPT dan Makalah WIWIT.pdfPPT dan Makalah WIWIT.pdf
PPT dan Makalah WIWIT.pdf
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
EK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdfEK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdf
 

Recently uploaded

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 

Anak

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak 1. Pengertian perkembangan Banyak ahli memberikan pengertian perkembangan yang berbeda secara redaksional dan sudut pandang, namun dalam unsur-unsur perkembangannya mereka tetap mengacu pada inti yang sama. Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan pengertian perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). Menurut Harlimsyah (2007) perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan). Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko, fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam masa waktu tertentu, menuju kedewasaan (Zein, 2005). Perkembangan adalah perubahan secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan meluasnya 9
  • 2. kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan Pembelajaran (learning) (Wong, 2000). Dari berbagai pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perkembangan terjadi proses perubahan yang teratur, hanya kecepatan tiap individu berlainan bergantung pada faktor pendukung yang ada dari proses perkembangan. 2. Ciri-ciri perkembangan Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut menurut Soetjiningsih (1995) sebagai berikut: a. Perkembangan adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati. b. Dalam periode tertentu ada masa percepatan atau masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode perumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun, dan masa pubertas. c. Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda. d. Perkembangan dipengaruhi maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut. 10
  • 3. e. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal. f. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. 3. Faktor-faktor perkembangan Menurut Nursalam (2005) ada dua faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan, yakni faktor intern dan ekstern. a. Faktor Intern (alami) Faktor intern adalah faktor yang diperoleh dari dalam individu itu sendiri (Perry & Potter, 2005). 1). Genetika / Herediter Faktor herediter merupakan faktor turunan secara genetik dari orang tua kepada anak. Contoh faktor herediter adalah jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan berhentinya pertumbuhan tulang (Hidayat, 2006). 2). Pengaruh hormon Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu saat janin berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak (Nursalam, 2005). 11
  • 4. 3). Temperamen Temperamen ditandai dengan alam perasaan psikologis dimana anak dilahirkan dan termasuk tipe perilaku mudah, lambat sampai hangat, dan sulit. Hal tersebut mempengaruhi interaksi antara individu dan lingkungan (Kozier, 2004) b. Faktor Eksernal (Lingkungan) Faktor lingkungan merupakan faktor yang diperoleh dari luar individu. 1). Keluarga Keluarga memberi pengaruh melalui nilai, kepercayaan, adat istiadat dan pola spesifik dari interaksi dan komunikasi. Fungsi keluarga meliputi keinginan untuk bertahan hidup, rasa aman, bantuan terhadap perkembangan emosi dan sosial, bantuan dengan mempertahankan hubungan, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia serta bantuan dalam mepelajari peran dan perilaku (Perry & Potter, 2005). 2). Kelompok teman sebaya Kelompok teman sebaya memberi pelajaran lingkungan yang baru dan berbeda. Kelompok teman sebaya memberi pola dan struktur yang berbeda dalam hal interaksi dan komunikasi, memerlukan gaya perilaku yang berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya termasuk membiarkan individu belajar mengenai kesuksesan dan kegagalan; untuk memvalidasi dan menantang pemikiran, perasaan 12
  • 5. dan konsep; untuk mendapatkan penerimaan, dukungan, dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan, tekanan dan harapan (Kozier, 2004). 3). Pengalaman hidup Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari pada kebutuhan yang perlu dipelajari. Proses pembelajaran meliputi beberapa tahapan: mengenali kebutuhan untuk mengetahui tugas; penguasaan keterampilan untuk menjalankan tugas; penguasaan tugas: penguasaan dalam menjalankan tugas, yang membutuhkan kemampuan yang lebih meluas; integrasi ke dalam seluruh fungsi; dan menggunakan keterampilan yang diakumulasi serta pengalaman untuk mengembangkan penampilan perilaku efektif (Perry & Potter, 2005). 4). Kesehatan lingkungan Tingkat kesehatan mempengaruhi respons individu terhadap lingkungan dan respons orang lain pada individu tersebut. Sehingga proses perkembangan dapat terganggu bila kesehatan lingkungan tidak kondusif (Perry & Potter, 2005). 5). Nutrisi Pertumbuhan diatur oleh faktor makanan. Nutrisi yang adekuat mempengaruhi apa dan bagaimana kebutuhan fisiologis, maupun 13
  • 6. kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dipenuhi (Nursalam, 2005). 6). Istirahat, tidur dan olah raga Keseimbangan antara istirahat atau tidur dan olahraga merupakan hal yang penting untuk memudahkan tubuh. Gangguan yang menghambat pertumbuhan, sedangkan keseimbangan mendorong kesehatan fisiologis dan psikologis (Perry & Potter, 2005). 7). Status kesehatan Sakit atau luka berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Sifat dan durasi masalah kesehatan mempengaruhi dampaknya. Sakit atau cedera yang berkepanjangan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi dan menjawab kebutuhan dan tugas tahap perkembangan (Hidayat, 2005). 8). Iklim/Cuaca Iklim atau cuaca menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak. Pada musim tertentu, makanan bergizi dapat mudah diperoleh, atau sebaliknya justru menjadi sulit diperoleh (Hidayat, 2006). 4. Uji skrining Uji skrining perkembangan anak adalah suatu tes atau prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar anak. Ada berbagai macam jenis tes perkembangan diantaranya tes IQ (Intelegensi Questions), Tes Prestasi, Tes Psikomotorik, Tes Proyeksi, 14
  • 7. Tes Perilaku Adaptif, DDST /Denver II (Denver Development Scrining Test) dan lain sebagainya. Denver Development Screning Test (DDST)/Denver II, yaitu salah satu tes atau metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak mulai usia 1 (satu) bulan sampai 6 (enam) tahun. DDST/Denver II adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-29 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85 – 100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan. 5. Penilaian Perkembangan Anak Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam empat faktor diantaranya penilaian tehadap personal sosial, motorik kasar, motorik halus, dan bahasa, dengan persyaratan tes ada lembar formulir DDST II dan alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manik- manik, kubus warna merah kuning hijau dan biru, permaianan anak bola kecil, bola tenis kertas dan pensil. (Soetjiningsih, 1995) Penilaian DDST meliputi apakah lulus (Passed = P), gagal (fail = F), kemudian ditarik garis berdasarkan umur, kronologis yang memotong garis lurus horizontal tugas perkembagan pada formulir 15
  • 8. DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan ke dalam normal dan abnormal. a. Abnormal Bila didapat dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih dan bila dalam satu sektor atau lebih didapat dua atau lebih keterlambatan. b. Normal Dikatakan normal bila minimal hanya ada satu keterlambatan dalam satu sektor dari empat sektor yang ada. Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari dalam satu bulan, 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan bila sama atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosis dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya. 16
  • 9. 2. Anak Usia Prasekolah Masa prasekolah merupakan masa-masa untuk bermain dan mulai memasuki taman kanak-kanak. Batasan karakteristik anak usia prasekolah adalah antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) tahun. (Hidayat, 2006). Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai berbagai ketrampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri untuk mengeksplorasi kemandiriannya (Harlock, 1998) Anak prasekolah menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka dan merasa cemas menunggu awal pendidikan formal. Banyak orang menyadari hal ini merupakan masa yang paling menarik untuk orang tua karena anak-anak menjadi kurang negatif, dapat lebih secara akurat membagi pemikiran meraka, dan dapat lebih secara efektif berinteraksi dan berkomunikasi. Perkembangan fisik terus berlangsung menjadi lambat dimana perkembangan kognitif dan psikososial terjadi cepat (Perry & Potter, 2005) Tahap perkembangan anak usia prasekolah dapat dilihat dari berbagai aspek toeri. Wong (2000) dalam bukunya Wong`s Essential of Pediatric Nursing memaparkan teori-teori perkembangan usia prasekolah sebagai berikut: a. Teori psikoseksual Teori psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud (1939), yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi struktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara 17
  • 10. umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa. Perkembangan psikoseksual yang terjadi pada usia prasekolah adalah tahap oedipal/phalik. Pada tahap ini kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, serta suka pada lawan jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan suka pada ayahnya. b. Teori psikososial Perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson (1963) bahwa anak dalam perkembangannya selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Pada usia prasekolah perkembangan yang terjadi adalah tahap inisiatif dan rasa bersalah. Pada tahap ini anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak. c. Teori perkembangan kognitif Perkembangan kognitif pada anak menurut Piaget (1952) membagi dengan empat tahap, diantaranya tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap konkret, dan tahap formal operasional. Anak usia prasekolah menurut teori ini berada pada tahap praoperasional. Anak belum mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukkan egosentrik seperti anak akan 18
  • 11. memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah ayah, pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut. d. Teori perkembangan psikomoral Perkembangan psikomoral ini dikemukakan oleh Kohlberg (1968) dalam memandang tumbuh kembang anak yang ditinjau segi moralitas anak dalam menghadapi kehidupan. Pada usia prasekolah anak berada pada tahap premoral. Tahap ini memiliki ciri-ciri terdapat sedikit kewaspadaan mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku moral yang bisa diterima secara sosial. Kontrol didapatkan dari luar dirinya. Anak menyerah kepada kekuatan dan kepemilikan, dan hidup dinilai untuk jumlah dan kekuatan dari kepemilikan. Menurut Harlock (1998) ciri-ciri anak usia prasekolah, meliputi: 2. Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras, dan gigi masih gigi susu. 3. Secara motorik anak mampu memanipulasi obyek kecil (puzzle) menggunakan balok-balok dalam berbagai ukuran dan bentuk. 4. Secara intelektual, anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri dan cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya. 19
  • 12. 5. Secara sosial, anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung di dalam keluarga. C. Personal Sosial Anak Personal sosial anak terdapat suatu aspek yang saling berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995). Tingkah laku sosial diartikan bagaimana seorang anak bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya, pengaruh hubungan itu pada dirinya dan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan (suryanah, 1996). Perkembangan personal sosial misalnya anak mampu untuk mematuhi aturan permainan sesuai dengan tingkat usianya. Pada perkembangan ini permulaannya pengaruh terbesar dari ibu, tetapi kemudian bertambah banyak orang dan pengalaman-pengalaman mempengaruhi perilaku anak-anak (Harlock, 1998). 1. Faktor-Faktor Personal Sosial Personal sosial prasekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan diantaranya faktor komunikasi ibu dan anak, stimulasi, lingkungan, status gizi, faktor posisi anak dalam keluarga, status kesehatan, kelompok teman sebaya (Soetjiningsih, 1995). Orang tua (ibu) memiliki peranan sangat penting dalam perkembangan personal sosial anak. Peran orangtua (ibu) yang dimaksud 20
  • 13. adalah usaha langsung terhadap anak melalui komunikasi baik verbal maupun nonverbal dan peran lain yang penting adalah dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama dialami oleh anak. Usaha langsung orangtua adalah dengan berkomunikasi dan interaksi disetiap kesempatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari (Suherman, 2000). Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan luar individu (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak mendapatkan stimulasi cenderung lebih cepat berkembanga. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat(reinforcement). Memberikan stimlasi yang berulang dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti telah memberikan kesempatan paa anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Suherman, 2000). Lingkungan memiliki peranan yang penting bagi perkembangan personal sosial anak. Faktor ini melipuati musim, iklim, kehidupan sehari- hari, dan status sosial ekonomi. Lingkungan yang kondusif akan menciptakan keadaan yang aman dan nyaman bagi anak untuk mengeksplorasi perilaku sosialnya. (Perry & Potter, 2005). Setiowati (2006) mengemukakan bahwa anak yang memiliki keadaan kekurangan gizi cenderung terganggu dalam perkembangan personal sosialnya. Gizi merupakan sumber utama yang dibutuhkan anak untuk mendukung aktivitas yang optimal sehingga keadaan gizi yang 21
  • 14. sempurna akan memberikan kesempatan lebih besar bagi anak untuk melakukan aktivitas dengan lingkungannya (Hidayat, 2006). Faktor posisi anak dalam keluarga mempengaruhi perkembangan personal sosial anak. Anak posisi pertama lebih cenderung menonjol pada kemampuan kognitif akan tetapi cenderung terhambat pada perkembangan motorik dan personal sosialnya. Hal ini dikarenakan orangtua belum beradaptasi secara maksimal terhadap aspek-aspek perkembangan anak. Disisi lain anak tidak mendapat stimulasi yang biasa dilakukan saudara kandungnya. Tapi kecenderungan tersebut bergantung pada keluarga (Hidayat, 2006). Anak yang dalam keadaan sakit akan terganggu dalam proses tumbuh kembangnya. Anak dengan sindrom down akan bermasalah dengan kemampuan personal sosialnya. Anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tmbuh kembangan sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik akan terjadi perlambatan (Nursalam, 2005). Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Teman-teman sebaya adalah dunia anak untuk bermain sehingga kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan pribadi dan perilaku sosial dapat terstimulasi dengan optimal (Soetjiningsih, 1995). 22
  • 15. 2. Parameter Personal sosial Menurut Hidayat (2005) ada 4 (empat) aspek perkembangan yang menjadi perhatian dalam tahap tumbuh kembang anak. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan motorik kasar, motorik halus, perkembangan bahasa, dan perkembangan personal sosial. Perkembangan personal sosial, anak dapat bermain dengan permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga (Nursalam, 2005) Perkembangan personal sosial memiliki parameter dalam tingkat perkembangannya diantaranya : (1) menatap muka, (2) membalas senyum pemeriksa, (3) tersenyum spontan, (4) mengamati tangannya, (5) berusaha mencapai uraian, (6) makan sendiri, (7) tepuk tangan, (8) menyatakan keinginan, (9) dag-dag dengan tangan, (10) main bola dengan pemeriksa, (11) memainkan kegiatan, (12) minum dari cangkir, (13) membantu dirumah, (14) menggunakan sendok atau garpu, (15) membuka pakaian, (16) menyuapi boneka, (16) memakai baju, (17) gosok gigi tanpa bantuan, (18) memakai t Shirt, (19) berpakaian tanpa bantuan, (20) bermain ular tangga atau kartu (Soetjiningsih, 1995). 3. Stimulasi Perkembangan Personal Sosial Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Stimulasi dilakukan oleh orang tua (keluarga) 23
  • 16. setiap ada kesempatan atau dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan untkapan rasa kasih sayang, berimain dengan anak,dan berbahagia bersama. Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan. Stimulasi yang diperlukan untuk perkembangan personal sosial sebagai berikut: D. Memberi kesempatan pada anak untuk mencoba melepas pakaian sendiri. E. Melatih anak agar mau ditinggal untuk sementara waktu. F. melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri. G. Melatih anak untuk mengenal sopan santun, berterima kasih, mencium tangan dan lain-lain. H. Melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ketetangga. I. Melatih anak untuk bercakap-cakap, bergaul dengan teman sebaya. 4. Personal Sosial Anak Prasekolah Dunia anak prasekolah meluas di luar keluarga ke dalam lingkungan tetangga dimana anak-anak bertemu dengan anak-anak lain dan orang dewasa. Keingintahuan mereka dan inisiatif yang berkembang mengarah pada eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan perkembangan keterampilan baru dan membuat taman baru. Anak prasekolah memiliki kelebihan energi yang memungkinkan mereka untuk merencanakan dan mencoba banyak kegiatan yang mungkin berada diluar kemampuan 24
  • 17. mereka, seperti menuangkan susu dari tempatnya ke dalam mangkuk sereal (Perry & Potter, 2005). Rasa bersalah muncul dalam diri anak-anak pada saat mereka berada diluar batasan kemampuan mereka dan merasa mereka tidak berperilaku dengan benar. Erickson (1963) memberi rekomendasi bahwa orang tua membantu anak-anak mereka mencapai keseimbangan kesehatan antara inisiatif dan rasa bersalah dengan membiarkan mereka melakukan hal-hal pada diri mereka sendiri sementara itu menetapkan batasan yang tegas (Wong, 2000). Permaianan anak prasekolah menjadi lebih sosial setelah mereka berusia tiga tahun pada saat permainan tersebut berganti dari bermain paralel ke bermain asosiatif. Kebanyakan anak usia 3 tahun bisa bermain dengan satu anak yang lain dalam perilaku kerjasama dimana mereka membuat sesuatu atau bermain peran seperti ibu dan anak. Pada usia empat tahun, anak bermain dalam kelompok yang berisikan dua atau tiga orang dan pada usia 5 tahun kelompok memiliki pemimpin sementara untuk setiap kegiatan (Perry & Potter, 2005) Dalam banyak aktivitas bermain, anak prasekolah memperlihatkan kewaspadaan terhadap bentuk sosial. Anak memiliki kemampuan untuk bermain secara sederhana, menangis bila dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuhnya, menunjukkan peningkatan kecemasan terhadap perpisahan , dan mengenali anggota keluarga. Anak-anak sering meniru atau mengulangi pengalaman sosial. Anak pada usia ini 25
  • 18. mendapatkan bahasa dan perluasan hubungan sosial, belajar standar peran, meningkatkan kontrol diri dan penguasaan, kemandirian, dan mulai mengembangkan konsep diri (Hidayat, 2006). D. Komunikasi Ibu Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung, mandiri dan saling terkait dengan orang lain di lingkungannya (keluarga). Untuk menciptakan hubungan atau interaksi dengan lingkungannya, manusia membutuhkan komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal (Monica, 1998). Ibu adalah individu pertama yang berkomunikasi dengan bayi atau anak yang dikandungnya (Latipun, 2002). Ibu dalam keluarga tidak hanya berperan sebagai istri, teman hidup dan pasangan seksual bagi suami, tetapi bersama- sama degan suami sebagai pengatur keluarga, pendidik anak-anaknya dan sebagai makhluk sosial yang berperan aktif dalam lingkungan sosial. Ibu merupakan guru pertama bagi anak. Komunikasi merupakan suatu proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan dan pendapat (Arwani, 2002). Sedangkan menurut William Ablig (dalam Purwanto, 1994) mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung pengertian antar individu. Davis (1981) memberikan definisi tentang komunikasi sebagai pemindahan informasi atau pengertian dari satu orang ke orang lain. Galvin dan Brommel (1986) mendefinisikan komunikasi keluarga sebagai suatu 26
  • 19. proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga. Keluarga sebagai bentuk penyatuan dua individu atau lebih memiliki tujuan yang sama. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan interaksi yang kondusif melalui komunikasi yang efektif dalam keluarga (ibu dan anak). 1. Komponen Dalam Komunikasi Gates (1999) dalam bukunya komunikasi interpersonal dalam keperawatan membagi komponen komunikasi kedalam empat komponen yaitu pengirim, pesan, penerima dan umpan balik. Sementara Friedman (1987) membagi kedalam empat komponen: pengirim, saluran, penerima, dan umpan balik. Sedangkan Potter & Perry (1987) membagi komponen komunikasi menjadi enam kategori yaitu referent, sender, message, receiver, channel, dan feedback. Referent diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi individu berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini bisa berbentuk objek atau benda tertentu, pengalaman, emosi dan ide (Arwani, 2002). 2. Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut : a. Komunikator 1). Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan. 2). Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau nonverbal. 27
  • 20. 3). Menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi dan menggunakan metode tertentu. 4). Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan komunikasi. b. Komunikan 1) Menerima lambang-lambang yang disampaikan oleh komunikator. 2) Membaca atau menyandi lambang verbal atau nonverbal yang disampaikan oleh komunikator. 3) Menggunakan pesan yang telah disampaikan. 4) Memberikan umpan balik kepada komunikator (Purwanto, 1994) 3. Pola Komunikasi ibu dan anak Komunikasi dalam keluarga (ibu dan anak) dibagi menjadi dua yaitu verbal dan nonverbal. Kegiatan komunikasi verbal berbentuk bahasa baik antar ibu dan anak maupun komunikasi dalam kelompok (keluarga) sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau perasaan. Sedangkan komunikasi nonverbal biasa terbaca dari isyarat, gerak- gerik, perilaku, gambar, lambang, dan sebagainya untuk menyampaikan pesan maupun keinginan. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan teliti dan afektif dalam sebuah keluarga (ibu dan anak) adalah penting, hal ini karena komunikasi merupakan bagian yang integral dalam kehidupan sehari- hari keluarga. Komunikasi berfungsi dalam penyelesaian keluarga 28
  • 21. terhadap fungsinya untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan anggota keluarga (Clemen, 1998). Kozier (2004) dalam bukunya Fundamental of nursing mengungkapkan bahwa dalam keluarga terdapat dua bentuk pola komunikasi, yakni komunikasi yang disampaikan melalui lisan dan komunikasi yang disampaikan melalui bahasa tubuh baik disadari atau tidak oleh anggota keluarga. Menurut friedman (1998) komunikasi dalam keluarga (ibu dan anak) dibagi menjadi dua, yaitu : 3. Komunikasi fungsional Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci bagi sebuah keluarga yang berhasil dan sehat, transmisi langsung dan penyambutan terhadap pesan, komunikasi yang efektif adalah mencocokkan arti, mencapai konsistensi dan mencapai kesesuaian antara pesan yang diterima dan diharapkan. Komunikasi fungsional dibagi menjadi dua yaitu: 1) Pengirim fungsional Sarif (1967) dalam Friedman menyatakan bahwa pengirim yang berkomunikasi dalam suatu acara fungsional dapat; (1) Secara tegas menyatakan masalah atau kasusnya. (2) Pada saat yang sama ia menjelaskan dan mengubah apa yang ia katakan, misalnya :adik, nanti kalau main sama temen jangan rebutan mainan ya biar temannya banyak. (3) Dan meminta umpan 29
  • 22. balik. (4) Bersikap menerima umpan balik ketika ia mendapatkannya 2) Penerima fungsional Orang yang menerima pesan harus mampu membuat kajian yang akurat terhadap maksud dari pesan. Penerima memahami dan memberikan respons kepada pengirim pesan secara lebih penuh. Penerima fungsional paling tidak dapat mendengar, umpan balik dan validasi akan pesen yang diterima. 4. Komunikasi disfungsional Komunikasi disfungsional dapat didefinisikan sebagai pengirim dan penerima isi dan instruksi dari pesan yang tidak jelas/ tidak langsung dan atau ketidaksepadanan antara tingkat isi dan perintah dari pesan. Komunikasi disfungsional dibagi menjadi dua yiatu : 1) Pengirim disfungsional Komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional seingkali tidak efektif. Komunikasi dari seorang pengirim yang disfungsional bersifat defensif secara pasif maupun aktif, seringkali menghapuskan kemungkinan untuk mencari umpan balik yang jelas. Komunikasi yang tidak jelas pada pengirim terdiri dari lima kategori ”Asumsi-asumsi, ungkapan perasaan yang tidak jelas, ekspresi yang menghakimi, ketidakmampuan 30
  • 23. mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, komunikasi yang tidak cocok” 2) Penerima disfungsional Jika penerimanya tidak berfungsi maka akan terjadi kegagalan komunikasi karena pesan tidak diterima sebagaimana yang diharapkan, penerima gagal dalam mendengar, memberi respon yang tidak sepenuh hati, gagal menggali pesan-pesan pengirim dan gagal memvalidasi pesan yang diterima. E. Komunikasi Pada Anak Usia Prasekolah Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan nada suara, bicara lambat tidak terburu-buru, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak terhadap anak, berilah waktu kepada anak untuk merasa nyaman, memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan perhatian atau ketakutan mereka (Wong, 2000) Kita dapat memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dan mengurangi rasa tidak nyaman, mengatur jarak interaksi dengan anak. Gunakan berbagai teknik komunikasi, seperti salaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas (Dewit , 2001) Komunikasi dengan anak membutuhkan sikap tertentu sehingga anak dapat menerima kehadiran kita. 31
  • 24. 1. Sikap berhadapan Berhadapan merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak (seseorang yang diajak komunikasi), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk berkomunikasi. 2. Sikap mempertahankan kontak. Mempertahankan kontak mata merupakan kegiatan yang bertujuan menghargai anak dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya. 3. Sikap terbuka Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat. Tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan. 4. Sikap tetap relaks Merupakan sikap yang menunjukkan adanya keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada anak selama komunikasi. Sikap ini sangat diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan (Hidayat, 2008) 32
  • 25. Dari pemaparan diatas dapat diketahui indikator pengukuran keberhasilan komunikasi yaitu intensitas komunikasi, bentuk komunikasi dan kualitas komunikasi. 33
  • 26. F. KERANGKA TEORI Gambar. 1. Skema Landasan Teori modifikasi dari : (Perry & potter, 2005 ; Wong, 2000) Komunikasi ibu dan anak Stimulasi Lingkungan Teman sebaya Posisi anak dalam keluarga Status kesehatan Gizi anak Keturuanan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah Usia anak Pola Asuh orang tua 34
  • 27. G. KERANGKA KONSEP Berdasarkan uraian kerangka toeri tersebut dapat ditarik kerangka konsep berikut : H. VARIABEL PENELITIAN Area yang diteliti sebagai berikut : 1. Variable Terikat (Dependent) Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah perkembangan personal sosial anak usia prasekolah 2. Variable Bebas (Independent) Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah komunikasi ibu. I. HIPOTESIS Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha = “ada hubungan antara komunikasi dalam keluarga (ibu dan anak) dengan perkembangan personal sosial anak usia prasekolah”. Komunikasi ibu dan anak Perkembangan personal social anak usia prasekolah (TK) Gambar. 2. Skema Kerangka Konsep penelitian 35