SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Berikut ini adalah pengertian dan definisi anak:
# Definisi anak menurut UU Kesejahteraan, Perlindungan, dan Pengadilan anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang amsih dalma
kandungan
# Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979:
Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21
tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan
pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.
# Majalah Dharma Wanita, No. 92, 1993:
Anaka adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena
kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala
sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya
# Dra. Suryana:
Anak adalah sebagai rahmat Allah, amanat Allah, barang gadean, penguji iman, media beramal,
bekal di akherat, unsur kebahagiaan, tempat bergantung di hari tua, penyambung cita-cita, dan
sebagai makhluk yang harus dididik.
# Nurhayati Pujiastuti
Anak adalah buah hati orang tuanya, tempat orang tua menaruh harapan ketika tua dan tidak
mampu kelak
# Mzm 127:3-5)
Anak adalah berkah dari Allah dan jaminan kemakmuran sehingga seseorang yang tidak
mempunyai anak akan merasa medapatkan kutukan
# Family DISCovery
Anak adalah pemegang peran utama dalam film perjalanan sukses kehidupannya, jadi
bertindaklah sebagai sutradara yang baik
# ANONIM
Anak adalah subjek yang penting. Kita tidak boleh mendidik anak dan mengarahkannya menjadi
seperti apa yang kita inginkan, melainkan kita harus menolong anak-anak menjadi maksimal
sesuai potensi yang ada dalam diri mereka
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap
tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami
sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam
rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak-
anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak
terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka akan
berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar
dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang
sesuai dengan umur mereka.
1. B. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu?
3. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah?
4. Bagaimana kriteria anak matang sekolah?
5. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah?
6. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan?
1. C. Tujuan
2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu.
3. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah.
4. Memahami kriteria anak matang sekolah.
5. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah.
6. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
2. 1. Pertumbuhan
1. a. Pengertian
 Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam
perjalanan waktu tertentu.[1]
 Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secara berkesinambungan.[2] Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis)
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua
melalui gen-gen.[3]
 Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-
perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi
badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang.
1. 2. Perkembangan
2. a. Pengertian
 Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam
organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.[4]
 Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini
dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif
meliputi:
1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.[5]
 Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan
arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanisfestasi pada kemampuan organ fisiologis.
 Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya
perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.[6]
1. 3. Aspek-aspek Perkembangan
1. a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang
pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar
berbagai kemampuan akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan
dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi
jantung, penglihatan dan sebagainya).[7]
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan
gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan
untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu
penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan
berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola
dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak.
1. b. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang
dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat
yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir
(usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
perkembangan kognitif anak, diantaranya[8]:
1) Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar
secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan
secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya
tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang
terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu
pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi
terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema
mereka dengan lingkungannya.
4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran
yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu
tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
1. c. Perkembangan bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan komunikasi
lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja
yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau
menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga
memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa
adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
 Perkembangan bicara[9]
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak
menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai
bentuk latihan verbal.
 Minat membaca[10]
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera khayal
seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian
membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah
anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain.
1. d. Perkembangan moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan
etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang
tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak
terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari
perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah.
Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi
anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar
bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong
tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral
yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat
yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.[11]
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi
pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:[12]
1) Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang
budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari
sudut akibat fisik suatu tindakan.
2) Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap
sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-
akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal,
ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban.
3) Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-
nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
1. e. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga
dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang.
Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan
masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan
kasih sayang.[13]
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:[14]
1) Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan
sifatnya tiba-tiba.
2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang
bersendau gurau.
3) Emosi anak mudah berubah.
4) Emosi anak nampak berulang-ulang.
5) Respon emosi anak berbeda-beda.
6) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
7) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.
8) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
1. f. Perkembangan sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi
oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1) Kegiatan bermain[15]
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman
berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.
2) Teman sebaya[16]
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif
maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri,
membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
1. B. Masa Perkembangan Usia Sekolah
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti pola
umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo perkembangan.
Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya
pada usia sekolah.
1. 1. Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah
Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar[17]
1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
2. Suka memuji diri sendiri
3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu
dianggap tidak penting
4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
5. Suka meremehkan orang lain
6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
9. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
10. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
1. 2. Kematangan sekolah
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Akan
tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan
karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap
individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan-
perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan
jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan biologis.
Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.[18]
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia
anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah
adalah :
1. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti
matematika dan angka-angka.[19]
2. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
3. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri,
mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
4. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan
pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan
kegiatan fisik[20]
1. 3. Tugas perkembangan
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai
dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah[21]
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai
diri sendiri
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan
keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan
kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan
agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus.
Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah, yaitu:[22]
1. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran
beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu
menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan
dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek
kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan
keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara
hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru,
siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik,
begitupun peserta didik kepada guru.
3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan
kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias
berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode
pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan
kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/
akademik, maupun karier (sekolah lanjutan atau dunia kerja).
1. 4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada
kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan
hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan
berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan
suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi
pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja.
Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang
berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari
banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan
konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya
bagaimana siswa berpikir.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif.
Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif.
Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan perkembangan sosial
1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu
 Emosi masih labil
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
 Menganggap sesuatu tidak penting
1. Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria
/ kategori kematangan sekolah adalah :
 Anak dapat menangkap masalah
 Anak dapat menggambar dengan rapi
 Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari
1. Tugas perkembangan meliputi,
 Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
 Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu
sendiri,
 Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar
1. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-
hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya
bagaimana siswa berpikir.
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap
tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami
sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam
rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak-
anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak
terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka akan
berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar
dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang
sesuai dengan umur mereka.
1. B. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu?
3. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah?
4. Bagaimana kriteria anak matang sekolah?
5. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah?
6. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan?
1. C. Tujuan
2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu.
3. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah.
4. Memahami kriteria anak matang sekolah.
5. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah.
6. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
2. 1. Pertumbuhan
1. a. Pengertian
 Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam
perjalanan waktu tertentu.[1]
 Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secara berkesinambungan.[2] Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis)
yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua
melalui gen-gen.[3]
 Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-
perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi
badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang.
1. 2. Perkembangan
2. a. Pengertian
 Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam
organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.[4]
 Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini
dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif
meliputi:
1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu
yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.[5]
 Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi
organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan
arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
termanisfestasi pada kemampuan organ fisiologis.
 Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya
perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.[6]
1. 3. Aspek-aspek Perkembangan
1. a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang
pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar
berbagai kemampuan akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan
dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan
tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu
dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan
perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi
jantung, penglihatan dan sebagainya).[7]
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan
gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan
untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu
penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan
berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola
dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak.
1. b. Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang
dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir
lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat
yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir
(usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat
perkembangan kognitif anak, diantaranya[8]:
1) Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar
secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan
secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya
tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang
terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu
pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi
terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema
mereka dengan lingkungannya.
4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran
yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu
tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan.
1. c. Perkembangan bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan komunikasi
lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan
perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja
yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau
menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga
memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa
adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
 Perkembangan bicara[9]
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar
bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak
menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai
bentuk latihan verbal.
 Minat membaca[10]
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera khayal
seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian
membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah
anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan
berkomunikasi dengan orang lain.
1. d. Perkembangan moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan
etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang
tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak
terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari
perkembangan kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah.
Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi
anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar
bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong
tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral
yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat
yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.[11]
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi
pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:[12]
1) Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang
budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari
sudut akibat fisik suatu tindakan.
2) Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap
sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-
akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal,
ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban.
3) Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-
nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
1. e. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga
dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang.
Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan
masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan
kasih sayang.[13]
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:[14]
1) Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan
sifatnya tiba-tiba.
2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang
bersendau gurau.
3) Emosi anak mudah berubah.
4) Emosi anak nampak berulang-ulang.
5) Respon emosi anak berbeda-beda.
6) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
7) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.
8) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
1. f. Perkembangan sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau
interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi
oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1) Kegiatan bermain[15]
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman
berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk
berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.
2) Teman sebaya[16]
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif
maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri,
membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
1. B. Masa Perkembangan Usia Sekolah
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti pola
umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo perkembangan.
Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya
pada usia sekolah.
1. 1. Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah
Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar[17]
1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
2. Suka memuji diri sendiri
3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu
dianggap tidak penting
4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya
5. Suka meremehkan orang lain
6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis
8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus
9. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
10. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
1. 2. Kematangan sekolah
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Akan
tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan
karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap
individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan-
perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan
jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan biologis.
Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.[18]
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia
anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah
adalah :
1. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti
matematika dan angka-angka.[19]
2. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
3. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri,
mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
4. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan
pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan
kegiatan fisik[20]
1. 3. Tugas perkembangan
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak
bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai
dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah[21]
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai
diri sendiri
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan
keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan
kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan
agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus.
Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah, yaitu:[22]
1. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran
beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu
menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan
dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek
kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan
keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara
hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru,
siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik,
begitupun peserta didik kepada guru.
3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan
kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias
berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode
pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan
kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/
akademik, maupun karier (sekolah lanjutan atau dunia kerja).
1. 4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami.
Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada
kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan
hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan
berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan
suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan
menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi
pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja.
Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang
berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari
banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan
konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya
bagaimana siswa berpikir.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif.
Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif.
Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan perkembangan sosial
1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu
 Emosi masih labil
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
 Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
 Menganggap sesuatu tidak penting
1. Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria
/ kategori kematangan sekolah adalah :
 Anak dapat menangkap masalah
 Anak dapat menggambar dengan rapi
 Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari
1. Tugas perkembangan meliputi,
 Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
 Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu
sendiri,
 Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar
1. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-
hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya
bagaimana siswa berpikir.

More Related Content

What's hot

Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniSoga Biliyan Jaya
 
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakanalisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakUkhuwahfillah Dua Benua
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...SK SUNGAI KAJANG
 
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1Perkembangan kanak kanak kumpulan 1
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1SK SUNGAI KAJANG
 
Makalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta DidikMakalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta DidikArina Latifah
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikUlanJegeg
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakRatna Widiastuti
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganDevia Titania
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaAaz M Hafidz Azis
 
Perkembangan fizikal kanak-kanak
Perkembangan fizikal kanak-kanakPerkembangan fizikal kanak-kanak
Perkembangan fizikal kanak-kanakKakchik Aina
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakNur Syamimi Ahmad Othman
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikfajar riansyah
 
makalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikmakalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikEka Rahayu
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemmasriyah91
 

What's hot (20)

Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia DiniMakalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
Makalah komprehensif Perkembangan Koqnitif Anak Usia Dini
 
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanakanalisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
analisis dua teori dalam perkembangan kanak-kanak
 
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
Pringkat pringkat perkembangan kanak-kanak dan teori-teori perkembangan yang ...
 
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1Perkembangan kanak kanak kumpulan 1
Perkembangan kanak kanak kumpulan 1
 
Makalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta DidikMakalah Perkembangan Peserta Didik
Makalah Perkembangan Peserta Didik
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Perkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anakPerkembangan bahasa pd anak
Perkembangan bahasa pd anak
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remaja
 
Perkembangan fizikal kanak-kanak
Perkembangan fizikal kanak-kanakPerkembangan fizikal kanak-kanak
Perkembangan fizikal kanak-kanak
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
makalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didikmakalah perkembangan peserta didik
makalah perkembangan peserta didik
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
Makalah prasekolah
Makalah prasekolahMakalah prasekolah
Makalah prasekolah
 

Similar to Pengertian anak

Makalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMitha Ye Es
 
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docx
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docxmakalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docx
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docxAnnisaNur96
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanIr. Zakaria, M.M
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantikaIr. Zakaria, M.M
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Ir. Zakaria, M.M
 
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptxSesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptxNurChasanah59
 
Fase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanakFase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanakAtika Aziz
 
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptxUmiIstiqomah4
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikRyan Achmad
 
uas the perkembangan peserta didik.docx
uas the perkembangan peserta didik.docxuas the perkembangan peserta didik.docx
uas the perkembangan peserta didik.docxridafarida14
 
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasagfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaAsep Egok
 
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaaaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaAsep Egok
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
 

Similar to Pengertian anak (20)

Makalah karakteristik aud
Makalah karakteristik audMakalah karakteristik aud
Makalah karakteristik aud
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
EK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdfEK Teori perkembangan.pdf
EK Teori perkembangan.pdf
 
MATERI LPP 3.pptx
MATERI  LPP 3.pptxMATERI  LPP 3.pptx
MATERI LPP 3.pptx
 
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docx
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docxmakalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docx
makalah psikologi pendidikan, kel 3 - Copy.docx
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan 1
 
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptxSesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
 
Fase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanakFase anak anak dan kanak-kanak
Fase anak anak dan kanak-kanak
 
Revisi pa
Revisi paRevisi pa
Revisi pa
 
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx
1. KONSEP TUMBUH KEMBANG MANUSIA.pptx
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
uas the perkembangan peserta didik.docx
uas the perkembangan peserta didik.docxuas the perkembangan peserta didik.docx
uas the perkembangan peserta didik.docx
 
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasagfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
gfhgfPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
 
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasaaaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
aaaPerkembanganmanusiapadamasaanakusia6 12tinjauandariaspekbiologisemosibahasa
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
.pdf
.pdf.pdf
.pdf
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pengertian anak

  • 1. Berikut ini adalah pengertian dan definisi anak: # Definisi anak menurut UU Kesejahteraan, Perlindungan, dan Pengadilan anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang amsih dalma kandungan # Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979: Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut. # Majalah Dharma Wanita, No. 92, 1993: Anaka adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya # Dra. Suryana: Anak adalah sebagai rahmat Allah, amanat Allah, barang gadean, penguji iman, media beramal, bekal di akherat, unsur kebahagiaan, tempat bergantung di hari tua, penyambung cita-cita, dan sebagai makhluk yang harus dididik. # Nurhayati Pujiastuti Anak adalah buah hati orang tuanya, tempat orang tua menaruh harapan ketika tua dan tidak mampu kelak # Mzm 127:3-5) Anak adalah berkah dari Allah dan jaminan kemakmuran sehingga seseorang yang tidak mempunyai anak akan merasa medapatkan kutukan # Family DISCovery Anak adalah pemegang peran utama dalam film perjalanan sukses kehidupannya, jadi bertindaklah sebagai sutradara yang baik # ANONIM Anak adalah subjek yang penting. Kita tidak boleh mendidik anak dan mengarahkannya menjadi seperti apa yang kita inginkan, melainkan kita harus menolong anak-anak menjadi maksimal sesuai potensi yang ada dalam diri mereka BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia
  • 2. lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak- anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya. Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda- beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan umur mereka. 1. B. Rumusan Masalah 2. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu? 3. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah? 4. Bagaimana kriteria anak matang sekolah? 5. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah? 6. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan? 1. C. Tujuan 2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu. 3. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah. 4. Memahami kriteria anak matang sekolah. 5. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah. 6. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan. BAB II PEMBAHASAN 1. A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu 2. 1. Pertumbuhan 1. a. Pengertian  Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.[1]  Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.[2] Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis)
  • 3. yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.[3]  Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang. 1. 2. Perkembangan 2. a. Pengertian  Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.[4]  Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif meliputi: 1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa. 2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.[5]  Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi pada kemampuan organ fisiologis.  Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.[6] 1. 3. Aspek-aspek Perkembangan 1. a. Perkembangan fisik Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).[7] Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan
  • 4. untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak. 1. b. Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak. Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya[8]: 1) Anak adalah pembelajar yang aktif. Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi. 2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak. 3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. 4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek. Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan. 1. c. Perkembangan bahasa
  • 5. Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.  Perkembangan bicara[9] Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai bentuk latihan verbal.  Minat membaca[10] Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera khayal seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. 1. d. Perkembangan moral Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.[11] Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:[12] 1) Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan. 2) Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-
  • 6. akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban. 3) Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai- nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak. 1. e. Perkembangan Emosi Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.[13] Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:[14] 1) Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. 2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersendau gurau. 3) Emosi anak mudah berubah. 4) Emosi anak nampak berulang-ulang. 5) Respon emosi anak berbeda-beda. 6) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya. 7) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. 8) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. 1. f. Perkembangan sosial Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru. 1) Kegiatan bermain[15]
  • 7. Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman. 2) Teman sebaya[16] Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri, membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya. 1. B. Masa Perkembangan Usia Sekolah Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti pola umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo perkembangan. Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya pada usia sekolah. 1. 1. Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar[17] 1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 2. Suka memuji diri sendiri 3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting 4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya 5. Suka meremehkan orang lain 6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari 7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis 8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus 9. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah 10. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. 1. 2. Kematangan sekolah Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan- perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan
  • 8. jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.[18] Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah : 1. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika dan angka-angka.[19] 2. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi. 3. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar. 4. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan fisik[20] 1. 3. Tugas perkembangan Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya. Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah[21] 1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain 2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri 3. Belajar bergaul dengan teman sebaya 4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita 5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga 9. Mencapai kebebasan pribadi Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah. Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu:[22] 1. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu
  • 9. menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab. 2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik kepada guru. 3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. 4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier (sekolah lanjutan atau dunia kerja). 1. 4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika. Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
  • 10. BAB III PENUTUP 1. A. Kesimpulan 1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif. Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif. Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan perkembangan sosial 1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu  Emosi masih labil  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi  Suka membandingkan dirinya dengan orang lain  Menganggap sesuatu tidak penting 1. Kematangan sekolah Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :  Anak dapat menangkap masalah  Anak dapat menggambar dengan rapi  Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari 1. Tugas perkembangan meliputi,  Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu  Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu sendiri,  Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar 1. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal- hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
  • 11. BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak- anak kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya. Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan berbagai karakteristik yang berbeda- beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan umur mereka. 1. B. Rumusan Masalah 2. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu? 3. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah? 4. Bagaimana kriteria anak matang sekolah? 5. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah? 6. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan? 1. C. Tujuan 2. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu. 3. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah. 4. Memahami kriteria anak matang sekolah. 5. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah. 6. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan. BAB II PEMBAHASAN 1. A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu 2. 1. Pertumbuhan
  • 12. 1. a. Pengertian  Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.[1]  Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.[2] Hereditas merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.[3]  Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur tulang. 1. 2. Perkembangan 2. a. Pengertian  Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.[4]  Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif meliputi: 1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa. 2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai sekarang ini.[5]  Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi pada kemampuan organ fisiologis.  Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek social.[6] 1. 3. Aspek-aspek Perkembangan 1. a. Perkembangan fisik Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik.
  • 13. Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).[7] Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak. 1. b. Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak. Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya[8]: 1) Anak adalah pembelajar yang aktif. Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi. 2) Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak. 3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
  • 14. 4) Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek. Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di lingkungan. 1. c. Perkembangan bahasa Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.  Perkembangan bicara[9] Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai bentuk latihan verbal.  Minat membaca[10] Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera khayal seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. 1. d. Perkembangan moral Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak. Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun, berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral
  • 15. yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.[11] Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral. Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:[12] 1) Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu tindakan. 2) Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat- akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada ketertiban. 3) Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai- nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak. 1. e. Perkembangan Emosi Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.[13] Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:[14] 1) Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba. 2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersendau gurau. 3) Emosi anak mudah berubah. 4) Emosi anak nampak berulang-ulang. 5) Respon emosi anak berbeda-beda. 6) Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya. 7) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. 8) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
  • 16. 1. f. Perkembangan sosial Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru. 1) Kegiatan bermain[15] Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman. 2) Teman sebaya[16] Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri, membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya. 1. B. Masa Perkembangan Usia Sekolah Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia mengikuti pola umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan tempo perkembangan. Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya pada usia sekolah. 1. 1. Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar[17] 1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 2. Suka memuji diri sendiri 3. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap tidak penting 4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya 5. Suka meremehkan orang lain 6. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari 7. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis 8. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus 9. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah 10. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.
  • 17. 1. 2. Kematangan sekolah Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan- perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.[18] Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah : 1. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika dan angka-angka.[19] 2. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi. 3. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar. 4. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan fisik[20] 1. 3. Tugas perkembangan Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya. Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah[21] 1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain 2. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri 3. Belajar bergaul dengan teman sebaya 4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita 5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung 6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai 8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga 9. Mencapai kebebasan pribadi
  • 18. Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah. Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan gambaran perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu, ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugas-tugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Untuk mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu:[22] 1. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik. Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan, memberikan contoh atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah, dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab. 2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa. Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun peserta didik kepada guru. 3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik. Penciptaan ilkim intelektual ini bias berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan multimedia atau memanfaatkan laboratorium secara efektif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompok-kelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. 4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier (sekolah lanjutan atau dunia kerja). 1. 4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah digunakan logika. Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi.
  • 19. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir. BAB III PENUTUP 1. A. Kesimpulan 1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif. Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif. Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan perkembangan sosial 1. Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu  Emosi masih labil  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi  Suka membandingkan dirinya dengan orang lain  Menganggap sesuatu tidak penting 1. Kematangan sekolah Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :  Anak dapat menangkap masalah  Anak dapat menggambar dengan rapi  Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari 1. Tugas perkembangan meliputi,  Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
  • 20.  Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami perkembangan itu sendiri,  Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar 1. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal- hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.