Makalah ini membahas tentang perkembangan anak usia dini, meliputi hakikat perkembangan yang dimulai sejak janin, teori pertumbuhan dan perkembangan, aspek-aspek perkembangan anak seperti fisik, sosial, emosi dan intelektual, serta pola perkembangan.
2. Hakekat Perkembangan
Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut
golden age. Perkembangan anak usia dini sebenarnya dimulai sejak pranatal. Pada saat itu,
perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Setelah lahir, sel-sel otak
mengalami mielinasi dan membentuk jalinan yang kompleks (embassy) sehingga nantinya anak
bisa berfikir logis dan rasional. Selain otak, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan,
penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat .
3. Dalam Modul Sosialisasi PAUD (Direktorat PAUD, 2004; 9) disebutkan bahwa anak usia dini
adalah:
Kelompok manusia yang berumur 0-6 tahun (di Indonesia berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sidiknas). Adapun berdasarkan para pakar pendidikan anak usia dini, yaitu kelompok
manusia yang berumur 0-8 tahun (Eva Essa 1996; dalam Dedi Supriadi, 2005).
Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.
Artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial-
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
4. Berdasarkan keunikan dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini
terbagi dalam empat tahapan, yaitu :
• masa bayi (usia lahir-12 bulan)
• masa toddler/balita (usia 1-3 tahun)
• masa prasekolah (usia 3-6 tahun)
• masa kelas awal SD (usia 6-8 tahun)
5. Teori Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran
dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan perkembangan menunjuk pada perubahan-
perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi bagian-bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur
(kuantitatif) sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya (kualitatif).
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
6. Teori Perkembangan
Tahapan Perkembangan Psikososial menurut Erikson
1.Trust vs Mistrust
Masa bayi
0-1 tahun
Bayi membutuhkan gizi dan perawatan serta kasih sayang, tanggung jawab orangtua dan
konsistensi pengasuhan dari orangtua.
2. Autonomy vs. Shame & Doubt
Masa baduta
1 – 2 tahun
Kontrol yang lebih baik terhadap diri sendiri dalam lingkungannya, mulai belajar makan, kontrol
pembuangan, berpakaian. Orangtua meyakinkan bahwa anak bisa, dan menghindari terlalu
bersikap melindungi
7. Teori Perkembangan
3. Initative vs Guilt
Masa prasekolah
2 – 6 tahun
Menjalankan aktivitas diri, belajar menerima tanpa rasa salah jika tidak dapat mencapainya,
imajinasi, bermain peran seperti orang dewasa. Belajar inisiatif bukan hanya meniru,
terbentuknya nurani dan identitas seksual
4. Industry vs inferiority
Masa sekolah
6 -12 tahun
Menemukan kesenangan dan produktif, bertetangga, menjalin hubungan dengan teman sebaya,
interaksi di sekolah. Belajar kepercayaan diri dengan meningkatkan keterampilan
8. Aspek Perkembangan
Ada beberapa aspek yang mendasari perkembangan anak usia dini yaitu meliputi :
○ Kesadaran personal
○ Pengembangan Emosi
○ Membangun Sosialisasi
○ Pengembangan Komunikasi
○ Pengembangan Kognitif
○ Pengembangan Kemampuan Motorik
9. Aspek Perkembangan
Kesadaran Personal
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal. Bermain membuat
anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya.
Pengembangan Emosi
Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara
yang positif.Dari emosilah dia dapat belajar mengendalikan diri dan mengekspresikan
perasaannya.
Membangun Sosialisasi
Cara anak untuk dapat membangun sosialisasi adalah melalui bermain, dari bermain mereka
dapat berbagi dan memperluas empati terhadap sesama.
10. Aspek Perkembangan
Pengembangan Komunikasi
Dalam hal ini bermain juga berperan atas pengembangan komunikasi karena dari bermain anak
dapat memperluas kosa kata dan mengekspresikan kemampuan bahasa mereka melalui
interaksi.
Perkembangan Kognitif
Pada aspek kognitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima,
mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif
berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat)seperti: memahami
kata, mengeluarkan apa yang dia pikirkan.
Pengembangan Kemampuan Motorik
Dalam pengembangan aspek ini cara bermain lah yang dapat memacu perkembangan motorik
yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil.
11. Pola Perkembangan
Pola perkembangan anak sangat berkaitan dengan aspek perkembangan anak diantaranya :
Pola perkembangan fisik , sosial , emosional dan intelektual.
Fisik
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang
anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik
(motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik
kasar seperti Kemampuan anak untuk duduk, berlari, melompat, menangkap bola, dan
menendang. Perkembangan motorik halus seperti Kemampuan memegang benda, menulis,
menggunting, dan mengancingi baju.
Sosial
Perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa, berinteraksi dan bermain bersama
teman-teman sebayanya.
12. Pola Perkembangan
Emosional
Perkembangan pada pola ini meliputi kemampuan anak untuk merasakan dan memahami
gejolak perasaan seperti mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, marah serta
bentuk-bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan
orangtua dan orang-orang di sekitarnya.
Intelektual
Mengacu pada perkembangan anak dalam berpikir seperti merencanakan sesuatu ,
menjalankan suatu strategi, dan mencari solusi.
13. MAKALAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA DINI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik
(MKDK 4002)
Disusun Oleh :
Rut Syanne Sugiono
Wiwit Indah Kartikasari
Atik Nurlaela
PROGRAM STUDI S1 – PGSD
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UPBJJ JEMBER
KELOMPOK BELAJAR TEGALDLIMO
KEBUPATEN BANYUWANGI
2023
14. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 TujuanPenulisan
1.4 Metode dan Teknik Penulisan
Bab 2 Perkembangan Anak Usia Dini.
2.1 Hakikat Perkembangan
2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
2.3 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
2.4 Pola Perkembangan Anak
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
15. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung
dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada
pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini adalah:
Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat, baik secara
kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas
pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup
kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan
lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat
walaupun belum mencapai apa yang diharapkan.
Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK dan SD,
yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK baru
mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh
masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah-masalah
yang harus dikaji lebih jauh di antaranya masih lemahnya peran pemerintah dalam
mengembangkan PAUD serta maih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan di usia dini.
Selain itu, “ekspektasi” masyarakat yang terlalu tinggi terhadap aspek kemampuan
kognitif anak menyebabkan arah pengembangan pendidikan anak usia dini dewasa ini dianggap
masih kurang tepat. PAUD pada hakekatnya adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan
seluruh potensi anak baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang
sesuai dengan masa perkembangannya, di antaranya belajar sambil bermain.
16. Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang
komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD antara lain
meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum,
Proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD perlu
dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia
dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah pendidikan
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pembahasan terhadap kurikulum PAUD
perlu dilakukan baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola
program PAUD.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam pertanyaan
sebagai berikut:
a) Apa Pengertian Hakikat Perkembangan?
b) Apa saja bagian dari Teori Pertumbuhan dan Perkembangan ?
c) Apa Aspek Perkembangan AUD?
d) Apa saja Pola Perkembangan Anak?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
a) Mengetahui Perkembangan Anak Usia Dini
b) Bagaimana Hakikat AUD
c) Mengetahui Apa Saja Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
d) Mengetahui Aspek Perkaembangan AUD
e) Pola Perkembangan AUD
1.4 Metode dan Teknik penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif analitik,
yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan kemudian dianalisis
berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis. Adapun teknik penulisan yang
digunakan adalah kajian kepustakaan.
17. BAB II
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
2.1 HAKEKAT PERKEMBANGAN
Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga
disebut golden age. Perkembangan anak usia dini sebenarnya dimulai sejak pranatal.
Pada saat itu, perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat. Setelah lahir,
el-sel otak mengalami mielinasi dan membentuk jalinan yang kompleks (embassy) sehingga
nantinya anak bisa berfikir logis dan rasional. Selain otak, organ sensoris seperti pendengar,
penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang pesat
. Dalam perkembangannya, anak mempunyai berbagai kebutuhan, yang perlu dipenuhi, yaitu
kebutuhan primer yang mencakup pangan, sandang, dan ‘papan’ ; serta kasih sayang, perhatian,
rasa aman. Terpenuhinya kebutuhan tersebut akan memungkinkan anak mendapat peluang
mengaktualisasikan dirinya, dan hal ini dapat menghadirkan diri untuk mengembangkan seluruh
potensi secara utuh..
2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau
ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangkan perkembangan menunjuk pada
perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi bagian-bagiannya ke dalam satu
kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur
(kuantitatif) sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya(kualitatif).
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh
2.3 ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Ada beberapa aspek yang mendasari perkembangan anak usia dini yaitu meliputi :
Kesadaran personal
18. Pengembangan Emosi
Membangun Sosialisasi
Pengembangan Komunikasi
Pengembangan Kognitif
Pengembangan Kemampuan Motorik
1. Kesadaran Personal
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal.Bermain
membuat anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya.
2. Pengembangan Emosi
Melalui bermain anak dapat belajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah
dengan cara yang positif.Dari emosilah dia dapat belajar mengendalikan diri dan
mengekspresikan perasaannya.
3. Membangun Sosialisasi
Cara anak untuk dapat membangun sosialisasi adalah melalui bermain, dari bermain
mereka dapat berbagi dan memperluas empati terhadap sesama.
4. Pengembangan Komunikasi
Dalam hal ini bermain juga berperan atas pengembangan komunikasi karena dari bermain
anak dapat memperluas kosa kata dan mengekspresikan kemampuan bahasa mereka melalui
interaksi.
5. Perkembangan Kognitif
Pada aspek kognitif, perkembangan anak nampak pada kemampuannya dalam menerima,
mengolah, dan memahami informasi-informasi yang sampai kepadanya. Kemampuan kognitif
berkaitan dengan perkembangan berbahasa (bahasa lisan maupun isyarat)seperti: memahami
kata, mengeluarkan apa yang dia pikirkan.
6. Pengembangan Kemampuan Motorik
Dalam pengembangan aspek ini cara bermain lah yang dapat memacu perkembangan
motorik yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil.
2.4 POLA PERKEMBANGAN ANAK
Pola perkembangan anak sangat berkaitan dengan aspekperkembangan anak diantaranya :
Pola perkembangan fisik , sosial , emosional dan intelektual.
19. 1. Fisik
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan
fisik (motorik) meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik
kasar seperti Kemampuan anak untuk duduk, berlari, melompat, menangkap bola, dan
menendang. Perkembangan motorik halus seperti Kemampuan memegang benda,
menulis, menggunting, dan mengancingi baju.
2. Sosial
Perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa, berinteraksi dan bermain bersama
teman-teman sebayanya.
3. Emosional
Perkembangan pada pola ini meliputi kemampuan anak untuk merasakan dan memahami
gejolak perasaan seperti mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, marah serta bentuk-
bentuk emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua
dan orang-orang di sekitarnya.
4. Intelektual
Mengacu pada perkembangan anak dalam berpikir seperti merencanakan sesuatu ,
menjalankan suatu strategi, dan mencari solusi.
20. BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
b. Masa Usia Dini adalah masa golden age atau usia keemasan, masa ini adalah masa
terpenting anak karena semua perkembangan otaknya terjadi pada saat ini. Disinilah kita sebagai
guru PAUD harus mengetahui apa saja apek-aspek perkembangan anak dan pola perkembangan
anak. Sehingga anak dapat berkembang dengan baik.
3.2 Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran antara lain.
Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak usia dini, baik yang
dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Masa prasekolah yang disebut dengan
masa keemasan perkembangan intelektual seharusnya dijadikan dasar bagi upaya meningkatkan
kemajuan pendidikan di Indonesia.
21. DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yuliani Nurani . 2011 . Konsep Dasar Pendidikan Anak Paud . Jakarta : PT Indeks
http://id.wikipedia.Jamaris,Martini./wiki/Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum dan Hasil Pendidikan Anak Usia Dini.2002.Jakarta.Pusat Balitbang