SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
Pembacaan Jurnal
20 April 2017
Dibacakan di :
Sub SMF/ Divisi Tropik Infeksi
Departemen Penyakit Dalam
RS Kep esidenanRSPAD Gatot Soebroto
Supervisor :
Dr.dr. Soroy Lardo, SpPD FINASIM
Wily Pandu Ariawan
Departeman Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pendahuluan
• Infeksi Mycobacterium selama ini dianggap
hampir selalu disebabkan M. Tuberculosis
• Telah banyak spesies mycobacterium yang
menyebabkan gejala klinis teridentifikasi
• Biasa disebut MOTT (Mycobacterium Other Than
Tuberculosis) atau pada review/jurnal ini disebut
NTM (Non Tuberculosis Mycobacteria)
• NTM dapat menginfeksi hampir seluruh bagian
tubuh
Pendahuluan
• NTM lebih banyak menginfeksi : paru, kelenjar
limfe dan jaringan lunak
• Faktor host dan karakteristik organisme
berpengaruh pada kerentanan dan manifestasi
infeksi
Atypical Mycobacteria (overview)
• Aerobik, non motile, tetap positif dengan apusan
(pewarnaan) asam
• Kaya akan komponen lemak, dinding sel
hidrofobik yang lebih tebal dibanding bakteri lain
• Karakter dinding sel ini menyebabkan;
impermiabel dgn nutrien hidrofilik dan resisten
terhadap loham berat, disinfektan dan antibiotik
(AB)
Atypical Mycobacteria (overview)
• Banyak terdpat di lingkungan, terbanyak di tanah
dan sumber air
• Memilki lapisan biofilm yang berkaitan dengan
resistensi AB dan disinfektan
• Sifat hidrofobik membuat NTM dapat dengan
mudah terikat dalam bentuk aerosol dari air
• Tahan pada suhu tinggi dan pH asam
Atypical Mycobacteria (overview)
• Karakteristik NTM; banyak ditemukan di air
minum, instalasi air rumah, tanah gembur, rawa
dan saluran pembuangan air
• Kolonisasi tinggi ditemukan; rumah sakit, pusat
hemodialisis dan praktek dokter gigi
• Saat ini telah ditemukan lebih dari 150 spesies
Mycobactyerium
Atypical Mycobacteria (overview)
• Diferensiasi spesies NTM telah banyak
mengalami kemajuan dengan ditemukannya
teknik yang mampu mendeteksi gen 16S rRNA
• Semua spesies NTM yang telah ditemukan dapat
dilihat di;
www.bacterio.cict.fr/m/mycobacterium.html
• NTM sebenarnya telah ditemukan tidak lama
setelah Koch menemukan kuman TB (1882)
Atypical Mycobacteria (overview)
• Namun baru pada tahun 1950-an para peneliti
mengetahui NTM dapat menyebabkan penyakit
• Spesies yang paling sering berhubungan dengan
penyakit paru adalah M. avium complex (MAC);
merupakan NTM slow growing yang meliputi
bbrp subspesies; avium, silvaticum, hominissuis,
and paratuberculosis. Termasuk spesies
intraseluler spt: arosiense, chimaera,
colombiense, marseillense, timonense,
bouchedurhonense dan ituriense
Atypical Mycobacteria (overview)
• M. kjuga merupakan bakteri slow growing;
penyebeb kedua terbanyak infeksi paru di
Amerika dan banyak kasus di Inggris
• M. abscessus adalah spesies rapid growing yang
tersering ditemukan, penyebab penyakit paru
ketiga terbanyak
• Meskipun 3 spesies tsb merupakan penyebab
terbanyak, masih banyak NTM lain yang dapat
menyebabkan penyakit paru
Atypical Mycobacteria (overview)
• Penegakkan diagnosis NTM harus ditentukan
berdasarkan kondisi klinis pasien
Epidemiologi
• 3 dekade terakhir; terjadi peningkatan angka
temuan laboratorium dan prevales penyakit
• Suatu tantangan memetakan karakteristik
insidens dan prevalens krn tidak selalu
ditemukannya kuman merepresentasikan
penyakit
• Tidak seperti TB, infeksi NTM tidak memerlukan
pelaporan kesehatan masyarakat yang
mempersulit pendekatan secara epidemiologi
Epidemiologi
• Hampir seluruh data laporan epidemiologi
diperoleh dari Amerika, Jepang dan Eropa yang
kemungkinan tidak dapat memberikan gambaran
perubahan prevales secara global
• Di negara-negara barat, sebagian besar
laboratorium melaporkan prevalens NTM yang
lebih besar dibandingkan TB, meskipun tidak
setiap kultur positif memberikan gambaran klinis
yang sesuai
Epidemiologi
• Analisis terakhir melaporkan hampir setengah
dari kultur NTM positif memenuhi kriteria klinis
infeksi aktif
• Sebuah review oleh Kendall dan Winthrop;
prevalens infeksi paru akibat NTM berdasarkan
hasil pemeriksaan lab dgn gejala klinis berkisar
antara 4,1-14,1 /100.000/tahun
• Perempuan diketahui lebih banyak menderita
penyakit akibat NTM dibandingkan laki-laki
Epidemiologi
• Prevales penyakit meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, lebih banyak ditemukan di
wilayah barat dan tenggara
• Di Amerika; terbanyak diderita oleh etnis
kaukasia, diikuti asia/kepulauan pasifik dan kulit
hitam
• Sebuah review dari Oregon; NTM lebih banyak
ditemukan pada populasi padat , diduga pajanan
pasokan air di perkotaan berpengaruh thd
individu
Epidemiologi
• Di Jepang; NTM lebih banyak ditemukan pada
petani dan tukang kebun dibandingkan pasien
yang tinggal di perkotaan dengan gambaran
bronkiektasis
• Sehingga diduga lebih berpengaruh terhadap
pajanan di tanah dibandingkan sumber air
• Skin Test untuk antigen MAC; pajanannya tidak
jarang dan sangat bervariasi secara geografis
Epidemiologi
• Studi terakhir di Amerika menunjukkan
reaktifitas thd antigen MAC pada 10-20% subjek
dari bagian utara dan barat, namun >70% subjek
dari bagian tenggara menunjukkan reaktifitas
thd antigen MAC
• >90 kultur NTM di Amerika berasal dari sekret
paru
• Pada pasien HIV, NTM lebih banyak dikultur dari
darah karena infeksi yang luas
Epidemiologi
• Terapi anti retroviral dgn profilaksis yang baik
telah menurunkan insidens secara signifikan
pada penyebaran penyakit di populasi
• Beberapa NTM patogen cenderung membentuk
cluster pada distribusi geografis yang spesifik
namun belum diketahui secara pasti
penyebabnya
• M. kansasii biasanya lebih sering terlihat di
wilyah utara dan tengah
Epidemiologi
• Namun demikian meskipun di luar wilayah
geografis endemik, prevales penyakit akibat M.
kansassii juga tinggi pada wilayah dengan angka
penderita HIV yang tinggi
• M. Abscessus lebih sering ditemukan di bagian
tenggara Amerika mulai Florida hingga Texas,
namun dapat juga ditemukan di luar wilayah
tersebut
Kultur dan Identifikasi NTM
• Saat mencoba menemukan NTM, maka proses
pengambilan sampel harus dilakukan dengan
hati-hati
• Spesimen yg diambil dari tempat yang tidak steril
seperti sputum, memerlukan proses
dekontaminasi untuk mencegah pertumbuhan
bakteri atau jamur
• NTM tidak dapat terlihat pada pemeriksaan
gram rutin, sehingga pewarnaan fluorokrom
direkomendasikan
Kultur dan Identifikasi NTM
• Kultur spesimen baik pada media padat dan
kaldu(cair) direkomendasikan
• Media kaldu memberikan keuntungan karena
dapat memberikan hasil yang lebih besar dan
rapid growth yang lebih banyak, namun media
ini lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri
• Media padat memberikan keuntungan visualisasi
karakteristik pertumbuhan koloni
Kultur dan Identifikasi NTM
• Kultur NTM harus dapat mengidentifikasi hingga
tingkat spesies sebagai salah satu pedoman
keputusan klinis dan terapi yang akan diberikan
• Penentuan spesies NTM yang lebih spesifik
dapat diketahui dengan polymerase chain
reaction, gene probe assays dan high-
performance liquid chromatography
Kultur dan Identifikasi NTM
• Kultur diambil dari sampel manusia seperti
sputum
• Perlu dilihat gejala klinis pada pasien
• Pada beberapa keadaan, organisme
mycobacterial dapat bersifat patogen maupun
komensal
• Banyak NTM kurang virulen dibandingkan TB
Kultur dan Identifikasi NTM
• Karena NTM banyak ditemukan di instalasi air,
maka perlu dipastikan pada spesimen klinis
terutama pada konsenterasi rendah, hasil yang
didapat bukan merupakan kontaminasi dari
sumber air
Mekanisme Infeksi
• Tidak seperti TB, transmisi manusia ke manusia
belum dapat dibuktikan pada NTM
• Meskipun binatang dapat berperan sebagai
reservoir namun penularan dari binatang ke
manusia belum dapat dibuktikan
• Namun demikian berbagi sumber air minum
dengan binatang dapat menjadi sumber infeksi
Mekanisme Infeksi
• Meskipun jalur penularan NTM masih belum
dapat dijelaskan, namun berdasarkan distribusi
lingkungan NTM, kemungkinan besar organisme
ini tertelan, terhirup atau ditanamkan (donor
organ)
• Limfadenitis leher karena NTM lebih sering
diderita oleh anak-anak karena mereka lebih
sering mengeksplorasi lingkungan luar dan
trauma pada gusi akibat erupsi gigi
Mekanisme Infeksi
• Maka kemudian kuat dugaan NTM masuk ke
tubuh melalui mulut
• Infeksi yang terjadi sebelumnya banyak
disebabkan oleh M. scrofulaceum, namun saat
ini lebih banyak disebabkan MAC
• Aerosol yang memiliki ukuran yang cukup kecil
untuk memasuki alveoli merupakan salah satu
jalur yang menyebabkan penyakit paru
Mekanisme Infeksi
• Shower di kamar mandi memiliki peranan utama
atas pajanan aerosol NTM
• Instalasi air bersih di rumah dengan suhu ≤50°C
lebih sering ditemui kolonisasi dibanding suhu
≥50°C
• Pot tanah terutama yang kaya dengan humus
memiliki konsenterasi kolonisasi yang tinggi,
debu yang dihasilkan dari tanah memiliki ukuran
yang cukup kecil untuk dapat masuk ke alveoli
Mekanisme Infeksi
• Sebuah studi kohort case control oleh Dirac dkk.
mecoba meneliti aktifitas pembentukan aerosol
di dalam rumah, mereka hanya menemukan alat
penyemprot air untuk tanaman yang
kemungkinan memilki peranan dalam penyakit
paru akibat NTM
• Kontaminasi instalasi air rumah sakit, peralatan
medis, termasuk bronkoskop dan endoskop serta
kontaminasi larutan dialisis merupakan
penyebab kolonisasi dan kejadian luar biasa
Mekanisme Infeksi
• Lokasi penyakit bergantung pada pajanan
• Kebijakan rumah sakit untuk membuat aturan
batasan suhu sistim pengairan di rumah sakit
diperkirakan dapat mengontrol NTM
• Kemajuan teknik pemeriksaan DNA dalam upaya
mencegah kejadian luar biasa nosokomial,
membuat identifikasi NTM menjadi lebih mudah
dan cepat.
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Semua orang diduga telah terpajan dengan NTM,
namun belum berkembang menjadi tanda klinis
infeksi
• Faktor predisposisi terhadap infeksi masih belum
dapat dipahami, namun kemungkinan karena
interaksi antara mekanisme pertahanan host
dan banyaknya pajanan klinis
• Penyakit /infeksi yang meluas biasanya terlihat
pada immunosupresi
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Pada pasien dengan HIV, infeksi yang meluas
tidak terjadi kecuali jika nilai CD-4+ T-lymphocyte
count di bawah 50/uL
• Penyakit paru seperti Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK), silikosis, pneumokoniosis atau
infeksi TB primer merupakan predisposisi infeksi
NTM
• Nodular bronkiektasis memiliki hubungan erat
dengan infeksi NTM
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Infeksi NTM sering menyertai pasien yang
sedang menunggu donor transplantasi paru dan
pasien fibrosis kistik (CF)
• Manifestasi infeksi dapat mempengaruhi
jaringan lunak, tulang dan persendian serta paru
• Pada populasi lain isolasi NTM tidak lazim
ditemukan pada pasien transplantasi, namun
sebagian besar memiliki kolonisasi yang tidak
memerlukan pengobatan
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Knoll dkk melakukan review thd penerima
transplantasi paru sejak tahun 1990-2005
• NTM, terutama M. avium sering ditemukan pada
sekret saluran napas pada penelitian ini, namun
hanya sedikit pasien yang memenuhi kriteria
infeksi
• Namun demikian pasien penerima transplantasi
dengan NTM memiliki angka kematian yang
tinggi
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Pada sebuah studi kohort multicenter yang
melibatkan 1.582 pasien dengan CF 6,6%
menunjukkan NTM positif pada sputum,
semantara 3,3% memenuhi kriteria bakteriologis
untuk penyakit
• Tipe molekular organisme tersebut mengarah
pada transmisi manusia ke manusia dan
penyebaran nosokomial
• Pada studi kelompok, M. avium dan M.
abscessus adalah yang terbanyak ditemukan
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Interleukin-12 (IL-12) dan interferon-gamma
(INF-γ) merupakan elemen krusial respon
pertahanan host terhadap NTM
• Gangguan pada jalur ini dapat meningkatakan
kerentanan terhadap infeksi NTM
• Abnormalitas pada reseptor INF-γ telah
dihubungkan dengan infeksi NTM baik pada
individu maupun kelompok
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Namun demikian terapi dengan INF-γ dalam
bentuk aerosol masih belum memperoleh hasil
yang memuaskan
• Peningakatan penggunaan terapi antagonis
reseptor TNF-α, terutama pada reumatoid
artritis dan penyakit jaringan ikat lain, telah
dihubungakan dengan peningkatan infeksi NTM
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Pada sebuah review kasus yang dilaporkan ke
FDA, Winthrop dkk. menemukan sebagian besar
kasus infeksi NTM disebabkan infeksi paru,
namun ditemukan juga lokasi lain di luar paru
• M. Avium merupakan penyebab setengah kasus
yang ada
• Pada review 8000 pengguna agen anti TNF-α,
jumlah infeksi NTM 74/100.000 org/tahun
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Resiko dapat diturunkan dengan cara
mengurangi pajanan terhadap NTM yang dapat
dilakukan pada pasien dengan immunosuppresi
atau penyakit paru
• Shower kamar mandi dengan diameter yang
besar disarankan
• Meskipun sebuah studi prospektif telah gagal
menunjukkan hubungan infeksi NTM dengan
shower di kamar mandi
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Disarankan untuk menggunakan ventilasi di
kamar mandi yang dpat mengeluarkan aerosol
dengan cepat
• Suhu yang lebih tinggi dengan pemanas air
bersuhu > 55°C berhubungan dengan penurunan
pajanan NTM
• Akses langsung ke air sumur akan mengurangi
kadar NTM dibanding menggunakan pipa
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Air yang disaring dengan filter secara teori
memberikan keuntungan dalam mengurangi
kadar NTM, namun harga filter mahal dan
membutuhkan penggantian secara berkala
• Disinfektan juga memiliki efek negatif karena
dapat merubah keseimbangan flora/mikroba
• Tidak menggunakan bak air panas terutama di
ruang tertutup dapat mengurangi risiko pajanan
Diagnosis Infeksi NTM pada Paru
• Tidak seperti TB, isolasi spesimen NTM dari paru
tidak selalu sejalan dengan penyakit
• American Thoracic Society (ATS) dan Infectious
Disease Society of America (ADSA) telah
mengeluarkan Guideline pada tahun 2007;
http://www.atsjournals.org/doi/full/10.1164/rcc
m.200604-571ST#.V_rxSvmLTIU
• Diagnosis infeksi NTM pada paru membutuhkan
gejala, abnormalitas gambaran radiologi dan
kultur mikrobiologi dihubungan dengan eksklusi
etiologi lain
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Gejala klinis dan intensitas mungkin bervariasi,
namun batuk kronik disertai sputum purulen
merupakan gejala yang sering ditemukan
• Batuk darah mungkin dapat ditemukan
• Gejala sistemik termasuk malaise, fatigue dan
penurunan berat badan dapat ditemukan
sehubungan dengan penyakit yg memberat
• Berbgai macam gambaran radiologis dapt
terlihat pada pasien dengan infeksi NTM
1
4
2
3
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Gambaran fibrosis dan kavitas sering terlihat
pada gambaran foto toraks
• Temuan berupa kavitas berdinding tipis dengan
distribusi pada lobus atas dan abnormalitas pada
pleura
• Tidak ada gambaran radiologis yang mampu
membedakan fibrokavitas NTM dengan TB
• Gambaran NTM berupa nodul bronkiektasis
mungkin dapat terlihat pada radiografi toraks
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Gambaran terbaik dapat diperoleh melalui
pemeriksaan High Resolution Chest Computed
Tomography (HRCT)
• Gambaran khas temasuk kelompok nodul kecil
berukuran kurang dari 0,5 mm, sehingga sering
disebut tree-in-bud sign
• Nodul yang lebih besar, dengan atau tanpa
kavitas mungkin dapat terlihat, sering diduga
sebagai keganasan
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Serapan F fluorodeoxyglucose (FDG) pada PET
scan digambarkan sbg nodul-nodul akibat NTM
• Daerah yang terinfeksi pada parenkim paru bisa
memberikan gambaran atelektasis, kistik atau
bronkiektasis sakular
• Karena NTM banyak tersebar di lingkungan,
terutama pada sumber air, maka hasil positif dari
satu spesimen paru tidak dapat memenuhi
kriteria mikrobiologi untuk infeksi
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Konfirmasi temuan mikrobiologi membutuhkan
pertumbuhan kultur NTM baik dari BAL, dua
sampel sputum atau kultur dari jaringan respirasi
yang memberikan gambaran histopatologi
granulomatous
Skenario Klinis Infeksi Paru akibat NTM
• Terdapat dua pola infeksi NTM yang biasa
ditemui;
• Penyakit fibrokavitas lobus atas selama ini telah
dapat dijabarkan dengan baik, biasanya terlihat
pada pasien dgn PPOK atau penyakit paru lain
seperti silikosis, pneukoniosis atau TB paru
primer
• Serupa dengan riwayat demografi PPOK, pasien
yg terinfeksi lebih sering laki-laki usia tua dengan
penyakit paru yang mendasari
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Pada tahun 1989, Prince dkk. melakukan kohort
pada 21 pasien, 19 di antaranya adalah
perempuan, dengan infeksi paru NTM tanpa
diketahui penyakit yang mendasari
• Ditemukan gambaran opak nodular progresif
pada radiografi
• Laporan ini mengarah pada temuan infeksi NTM
yang berkaitan dengan bronkiektasis nodular
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Karakteristik pasien yang ditemukan; perempuan
kurus usia tua, sering ditemui pektus
ekskavatum, skoliosis dan prolapsus katup mitral
• Pada pasien-pasien ini infeksi NTM tidak selalu
mengarah pada pembentukan bronkiaektasis
atau merupakan sebuah konsekuensi dari infeksi
• Gambaran pneumonitis hipersensitif (HP) sering
dilaporkan setelah pajanan aerosol MAC, sering
berhubungan dengan penggunaan bak air panas
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• HP juga biasa ditemukan pada pekerja yang
terpajan dengan besi panas cair
• Namun sulit untuk dapat menunjukkan
pertumbuhan NTM di tempat kerja
• Pasien dengan HP sering terlihat dengan keluhan
demam akut dan gejala pernapasan seiring
dengan gambaran abnormalitas radiografi toraks
Kerentanan terhadap Infeksi NTM
• Menghindari pajanan terhadap antigen, dengan
atau tanpa pemberian terapi kortikosteroid
menunjukkan bahwa gejala yang timbul lebih
kepada reaksi hipersensitifitas dibanding infeksi
• Infeksi sekunder oleh strain NTM lain atau
organisme lain telah dilaporkan
• Infeksi MAC dan M. Abscessus dapat timbul
secara bersamaan yang membuat eradikasi
menjadi lebih sulit
Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM:
Terapi Medis
• Terdapat beberapa tantangan dalam mengobati
infeksi paru
• Terkadang data tentang riwayat infeksi NTM yang
tidak diobati tidak tercatat, shg menjadi penyulit
dalam membuat keputusan klinis
• Kikuchi dkk. telah menjelaskan bahwa pola
genotip tertentu dari MAC dapat memprediksi
perilaku klinis
Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM:
Terapi Medis
• Setelah keputusan dibuat untuk memulai
pengobatan NTM, rekomendasi terapi medis
terhambat dengan tidak adanya hasil controled
trials yang adekuat
• Seringkali pendapat konsensus dalam
hubungannya dengan kerentanan hasil pengujian
in vitro menjadi pedoman dalam rekomendasi
terapi
• Penentuan agen dan durasi terapi ditentukan
berdasarkan organisme dan penyakit
Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM:
Terapi Medis
• Penanganan pasien dengan penyakit paru lanjut
yang membutuhkan transplantasi menjadi lebih
sulit saat terjadi infeksi paru akibat NTM
• Masih menjadi perdebatan apakah tindakan
transplantasi harus ditunda hingga pengobatan
selesai
• Karena pengobatan NTM yang lama maka
penulis berpendapat bahwa transplantasi tetap
dapat dilakukan
Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM:
Terapi Medis
• Terapi antibiotik yang direkomendasikan
mengacu pada konsensus ATS;
http://www.atsjournals.org/doi/full/10.1164/rcc
m.200604-571ST#.V_rxSvmLTIU
• Pengawasan pasien terhadap efek samping
penggunaan obat selama pengobatan sangat
dibutuhkan
• Perhatian terhadap intake nutrisi yang adekuat
dan berat badan yang stabil juga penting
Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM:
Terapi Medis
• Penting juga dilakukan pemantauan terhadap
efek samping gangguan gastrointestinal seperti
mual dan muntah, keluhan ini biasa dialami
pasien yang mengkonsumsi makrolide, rifampin
dan rifambutin
• Perlu perhatian khusus pada pasien dengan
bronkiektasis nodular karena cenderung sangat
kurus
M. avium
• Makrolide terbaru seperti azitromisin dan
klaritromisin merupakan inti pengobatan infeksi
paru akibat MAC
• Obat-obatan ini menunjukkan aktifitas in vitro
dan klinis terhadap MAC, juga mampu
melakukan peneterasi ke dalam fagosit dan
jaringan
• Direkomendasikan kombinasi pengobatan
dengan makrolide (azitromisin atau
klaritromisin), rifampin atau rifambutin dan
etambuthol dengan atau tanpa aminoglikoside
M. avium
• Durasi pengobatan biasanya berlangsung selama
18 bulan atau lebih
• Pada pasien dengan bronkiektasis nodular
direkomendasikan pengobatan 3 kali dalam
seminggu “triple therapy” dengan makrolide,
ethambutol dan rifampisin dibandingkan
pemberian terapi setiap hari untuk
meningkatkan tolerabilitas obat dan menekan
biaya
M. avium
• Terapi aminoglikoside biasanya tidak diperlukan
• Pengenalan obat secara sequensial selama
beberapa minggu dapat meningkatkan
tolerabilitas pasien
• Pasien dengan penyakit fibrokavitas , telah
mendapat pengobatan sebelumnya atau
penyakit yang parah direkomendasikan untuk
tidak diberikan streptomisin maupun amikasin
M. avium
• Pengobatan dikatakan berhasil apabila eradikasi
bertahan tanpa ada kekambuhan selama
beberapa tahun setelah pengobatan dihentikan,
hanya terjadi pada sekitar 55% pasien yang
memperoleh terapi paduan makrolide based
• Durasi terapi, efikasi suboptimal dan morbiditas
akibat toksisitas obat seringkali menjadi
penghalang pengobatan atau penghentian terapi
M. avium
• Pada sebuah metaanalisis yg mencoba meneliti
keberhasilan pengobatan paduan antibiotik yang
mengandung makrolide , pasien dropout
berkisar antara 11-33%
• Bahkan setelah pengobatan yang
direkomendasikan selesai, banyak pasien
kembali positif MAC dan memerlukan
pengobatan tambahan
M. avium
• Pada sebuah studi yang melibatkan 34 pasien
yang diobati selama 18 bulan dengan terapi
kombinasi; 11/34 (32%) tumbuh MAC pada
sputum satu tahun setelah pengobatan
dihentikan
• Kekambuhan lebih awal dianggap sebagai
penyakit yang kembali kambuh, sedangkan
kekambuhan yang lebih lama dianggap sebagai
infeksi baru
M. avium
• Temuan terakhir menyebutkan antibiotik
makrolide dapat menurunkan angka eksaserbasi
dan densitas sputum pada pasien dengan
bronkiektasis
• Terapi MAC dengan menggunakan regimen
makrolide yang banyak mengalami keberhasilan
berhubungan kemudian dengan MAC resisten
makrolide
M. kansasii
• Penggunaan triple drug therapy jangka panjang
termasuk INH, rifampin dan ethambutol
direkomendasikan untuk pengobatan infeksi
akibat M. kansasii
• Pengobatan sebaiknya diteruskan hingga 12
bulan setelah hasil konversi sputum negatif
• Makrolide seperti klaritromisin dan
florokuinolon generasi keempat (moksifloksasin)
menunjukkan aktivitas in vitro yang baik
terhadap M. Kansasii dan dapat menjadi terapi
alternatif INH
M. abscessus
• Infeksi paru yang disebabkan M. abscessus
sangat sulit diobati dengan hanya terapi obat-
obatan
• Kemoterapi yang kemudian dapat dilanjutkan
dengan reseksi bedah seringkali dibutuhkan
pada pasien yang toleran
• Sangat penting untuk dapat membedakan infeksi
akibat M. abscessus dengan infeksi lain
berdasarkan hasil laboratorium
Peran Pembedahan dalam Infeksi NTM
• Peran intervensi bedah pada pasien dengan
infeksi NTM telah dilakukan
• Riwayat peran pembedahan dalam
penatalaksanaan TB; termasuk untuk
mendukung penegakan diagnosis, sebagai
pilihan terapi adjuvan dan bagian dari
penatalaksanaan komplikasi penyakit,
kemungkinan juga dapat diterapkan pada pasien
dengan infeksi NTM
Peran Pembedahan dalam Infeksi NTM
• Pengaruh TB dan NTM pada aspek kesehatan
masyarakat sangat berbeda
• Kontrol penyakit dengan tindakan pembedahan
baik pada tingkatan individu maupun sosial
karena resiko yang mendasari transmisi penyakit
ke pasien lain dan pembentukan multidrug
resistance tidak berlaku bagi NTM
• Prosedur optimal, waktu intervensi bedah,
debulking pada sebagian besar area dan
morbiditas serta mortalitas pembedahan pada
infeksi NTM masih belum dapat jibawab secara
jelas
Membantu Penegakkan Diagnosis
• NTM dapat terlihat dalam berbagai macam
bentuk gambaran radiologis termasuk infiltrat
ground-glass, nodul dan mosaik, konsisten
dengan gambaran patchy air trapping
• Hal tsb memberikan gambaran radiologi spesifik
yang sangat sedikit, biopsi bedah dan reseksi
untuk mengidentifikasi etiologi kemungkinan
dapat membantu menegakkan diagnosis NTM
Membantu Penegakkan Diagnosis
• Perlunya memberikan terapi medis setelah
prosedur pembedahan, menunjukkan bahwa
NTM bergantung pada sejauh mana perjalanan
penyakitnya, status imunitas pasien dan virulensi
organisme yang diisolasi
• Pasien dengan daerah nodul infeksi akan
memperoleh keuntungan dengan pemberian
pengobatan medis pasca operasi
• Peran dari pengobatan medis pasca operasi dan
lama pengobatannya masih belum jelas
Peran Pembedahan pada Tatalaksana
Infeksi Primer NTM
• Hasil pengobatan medis yang tidak optimal pada
penyakit paru akibat NTM membuat terapi
pembedahan menjadi salah satu pilihan pada
beberapa individu
• Namun demikian peran pembedahan masih
belum diketahui dengan pasti
• Tingkat keparahan dan distribusi geografis
penyakit, respon terhadap terapi antimikrobial
serta cadangan paru, semuanya berpengaruh
pada arah pilihan penatalaksanaan pembedahan
Peran Pembedahan pada Tatalaksana
Infeksi Primer NTM
• Idealnya sputum positif harus mengalami
konversi dan tetap negatif hingga setidaknya
selama 3 bulan jika organisme tersebut sensitif
terhadap terapi medis
• Optimalisasi kebersihan bronkus dengan
fisioterapi dada atau alat mekanik lain
direkomendasikan baik pre maupun post
operatif
• Beberapa peneliti menyarankan spesimen
dikirim ke dua lab mikro yang berbeda untuk
meminimalisasi sampling error
Peran Pembedahan pada Tatalaksana
Infeksi Primer NTM
• Bronkoskopi pre atau intra operatif dilakukan
untuk mengeksklusi jika ada kecurigaan kelainan
patologi endobronkial
• Pada penyakit lain yang lebih difus, pembedahan
dapat diindikasikan untuk mengurangi beban
penyakit dan gejala sistemik infeksi kronik pada
pasien tertentu
• Tidak disebutkan secara jelas kriteria pasien yang
direkomendasikan utk menjalani operasi
Teknik Pembedahan
• Pengalaman terbesar reseksi bakteri atipik
dilaporkan dari Denver, Amerika Serikat
• Pada penulis telah melaporkan baik prosedur
torakotomi maupun VATS terhadap reseksi paru
dengan hasil yang baik
• Namun demikian banyak kasus penyakit
memberikan respon inflamasi yang merusak
pleura sehingga VASTS sulit dilakukan
Teknik Pembedahan
• Jika pneumektomi dilakukan, drainase sebaiknya
dihindari mengingat resiko empiema meningkat
seiring lamanya terpasang chest tube
• Pada pasien dengan produksi cairan yang terus
mengalir atau perdarahan, chest tube dapat
dipasang namun sebaiknya dapat dicopot segera
setelah cairan menjadi serous
• Pada pasien TB, paru ipsilateral setelah reseksi
kemungkinan abnormal dan fibrotik serta tidak
memenuhi seluruh rongga toraks
Teknik Pembedahan
• Pada kondisi seperti ini tidak dilakukan tindakan
apa pun, dengan antisipasi dan harapan
beberapa lama setelah operasi rongga tersebut
akan menghilang
Hasil Pembedahan
• Pada studi Denver, angka mortalitas rendah
secara keseluruhan (2,6%)
• 11 pasien berkembang menjadi fistula
bronkopleura (4,2%)
• 10 pasien sputum positif pada saat operasi
• Lebih sering ditemukan mycobacterial atipik
pada pneumektomi paru kanan
• Fistula bronkopleura didapatkan setelah
pneumektomi kanan
Hasil Pembedahan
• Insiden fistula bronkopleura yang tinggi setelah
pneumektomi kanan juga dilaporkan oleh
Shiraishi dkk.
• Pada 110 pasien yang menjalani reseksi bedah
lobus tengah atau bronkiektasis lingual akibat
NTM, 84% hasil kultur dan apusan pasca operasi
negatif, 8 dari negatif pasien kembali positif,
menunjukkan kekambuhan atau reinfeksi
• 16% tidak konversi, menunjukkan kegagalan
terapi bedah
Hasil Pembedahan
• Secara keseluruhan, 22% (24/110) tetap positif
• Meskipun beberapa ahli berpendapat tindakan
reseksi bukan merupakan pilihan yang baik,
namun keluhan batuk dan rasa tidak nyaman
berkurang setelah tindakan
• Dampak setelah pengangkatan sebagian jaringan
paru pada pasien dengan hasil kultur sputum
positif yang persisten maupun yang positif
setelahnya tidak dijelaskan, meskipun eksisi
bagian paru yang terinfeksi mungkin dapat
memfasilitasi tatalaksana jaringan terinfekasi
yang tersisa
Peran Pembedahan dalam Mengontrol
Komplikasi Infeksi akibat NTM
• Tindakan bedah dapat dilakukan dalam rangka
mengontrol komplikasi yang kemugkinan tejadi
seperti; batuk darah, kavitas dengan atau tanpa
fungus ball dan empiema
• Pada kasus tertentu kadang membutuhkan
tindakan segera
Infeksi NTM pada Kulit
dan Jaringan Lunak
• NTM kemungkinan dapat menginfeksi luka pasca
operasi
• Etiologinya belum diketahui, kemungkinan
karena implantasi langung atau kontaminasi
instrumen bedah
• Karakteristik host maupun organisme memiliki
peranan, mengingat infeksi ini sering terjadi
pada pasien dengan immunokompremis dengan
jenis NTM rapid growing
Kesimpulan
• Insidens infeksi NTM melebihi infeksi TB di
negara-negara berkembang
• Meskipun dapat menginfeksi berbagai macam
organ, namun infeksi pada paru lebih sering
terjadi
• M. avium, M. kansasii, dan M. Abscessus
merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan penyakit paru
• Isolasi NTM tidak selalu sejalan dengan infeksi
aktif, perlu dilakukan pemerikasan klinis,
radiologi dan mikrobiologi untuk menegakkan
diagnosis
Kesimpulan
• Eradikasi dengan terapi obat membutuhkan
kombinasi obat dengan waktu yang lama
• Reseksi bedah sering diindikasikan untuk lesi
yang terlokalisir, organismme yang resisten
terhadap obat-obatan atau pada beberapa kasus
gagal terapi obat
• Masih terdapat kesenjangan yang signifikan
dalam pengetahuan tentang akuisisi dan
manajemen infeksi paru akibat NTM
Kesimpulan
• Kerentanan terhadap penyakit belum secara
jelas dipahami dan belum jelas apakah tindakan
preventif yang dilakukan akan efektif
• Kesulitan dalam eradikasi NTM dan
kekambuhannya, mengidentifikasi kandidat yang
akan diobati serta waktu yang tepat untuk
melakukan terapi inisial merupakan keputusan
klinis yang sulit dilakukan
Kesimpulan
• Pengetahuan akan riwayat infeksi MAC yang
tidak diobati dan hubungannya dengan
bronkiektasis nodular, identifikasi marker untuk
mengetahui progresifitas penyakit dan
meningkatkan pemahaman faktor-faktor resiko
reinfeksi dapat membantu klinisi dan pasien
• Peningkatan farmakoterapi untuk M. abscessus
merupakan kebutuhan yang mendesak
Terima
Kasih
Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA
statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am
J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.
Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA
statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am
J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.
Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA
statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am
J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.

More Related Content

What's hot

Ppt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotikPpt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotikWiddya Anggraini
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxMuhammadReza735642
 
Toksikologi pb (timbal)
Toksikologi pb (timbal)Toksikologi pb (timbal)
Toksikologi pb (timbal)Agus Candra
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Agus Candra
 
Fimosis dan Parafimosis
Fimosis dan ParafimosisFimosis dan Parafimosis
Fimosis dan ParafimosisDVP Nugroho
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematomaCoassTHT
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Iva Maria
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danYasirecin Yasir
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirSaid Muhammad
 
Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1Semiani Satsuki
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxFirasZacky
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatInoy Trisnaini
 

What's hot (20)

Ppt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotikPpt mekanisme kerja antibiotik
Ppt mekanisme kerja antibiotik
 
Otitis Media Akut
Otitis Media AkutOtitis Media Akut
Otitis Media Akut
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 
Toksikologi pb (timbal)
Toksikologi pb (timbal)Toksikologi pb (timbal)
Toksikologi pb (timbal)
 
Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)Toksi merkuri (hg)
Toksi merkuri (hg)
 
Fimosis dan Parafimosis
Fimosis dan ParafimosisFimosis dan Parafimosis
Fimosis dan Parafimosis
 
CBD othematoma
CBD othematomaCBD othematoma
CBD othematoma
 
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
Handout morfologi dan terminologi penyakit kulit(1)
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Embriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital danEmbriogenesis sistem urogenital dan
Embriogenesis sistem urogenital dan
 
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
 
Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1Bioekologi dan morfologi 1
Bioekologi dan morfologi 1
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptxCase Tonsilitis -Ariel.pptx
Case Tonsilitis -Ariel.pptx
 
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE pptNEISSERIA GOORRHOEAE ppt
NEISSERIA GOORRHOEAE ppt
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Hemothorax
HemothoraxHemothorax
Hemothorax
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Pengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor LalatPengendalian Vektor Lalat
Pengendalian Vektor Lalat
 
Skabies
SkabiesSkabies
Skabies
 

Similar to Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Pneumonia magister
Pneumonia magisterPneumonia magister
Pneumonia magisterfadlyrambe
 
pneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdfpneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdfdavid792933
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxSitiMutia15
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptxsisiliafitriapurnani
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.parujuarta
 
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptxJournal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptxssuser501a96
 
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxTB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxAnnisaAuliaAnanda
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfssuser06fc96
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfHendrisCitra
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruKampus-Sakinah
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxssuser8fdb5d
 

Similar to Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Pneumonia magister
Pneumonia magisterPneumonia magister
Pneumonia magister
 
pneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdfpneumonia fk unand.pdf
pneumonia fk unand.pdf
 
PPT ENG IND
PPT ENG INDPPT ENG IND
PPT ENG IND
 
Skrofuloderma
SkrofulodermaSkrofuloderma
Skrofuloderma
 
Pneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptxPneumoni Muti.pptx
Pneumoni Muti.pptx
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
Pneu
PneuPneu
Pneu
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptxJournal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
Journal reading_Parasit Usus Pada HIV - Copy.pptx
 
6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf
 
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxTB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
 
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdfABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
ABSES PARU TUGAS BACA HENDRIS.pdf
 
Askep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paruAskep tumor dan TB paru
Askep tumor dan TB paru
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Soroy Lardo

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSoroy Lardo
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionSoroy Lardo
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesSoroy Lardo
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile NeutropeniaSoroy Lardo
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxisSoroy Lardo
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSSoroy Lardo
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessSoroy Lardo
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Soroy Lardo
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisSoroy Lardo
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Soroy Lardo
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal readingSoroy Lardo
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisSoroy Lardo
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionSoroy Lardo
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDSoroy Lardo
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportSoroy Lardo
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisSoroy Lardo
 
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunSoroy Lardo
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage Soroy Lardo
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcSoroy Lardo
 

More from Soroy Lardo (20)

Sepsis with Hemodyalisis
Sepsis with HemodyalisisSepsis with Hemodyalisis
Sepsis with Hemodyalisis
 
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue InfectionCardiac Manifestation in Dengue Infection
Cardiac Manifestation in Dengue Infection
 
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseasesCase Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
Case Report : Integrating Review Inflammation and Commorbid diseases
 
Candidiasis in Febrile Neutropenia
Candidiasis in Febrile  NeutropeniaCandidiasis in Febrile  Neutropenia
Candidiasis in Febrile Neutropenia
 
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and  prophylaxisRabies : approach diagnostic and  prophylaxis
Rabies : approach diagnostic and prophylaxis
 
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDSCo Infection Dengue and HIV/AIDS
Co Infection Dengue and HIV/AIDS
 
Referrat Liver Asbcess
Referrat Liver AsbcessReferrat Liver Asbcess
Referrat Liver Asbcess
 
Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017Duty report aplastic anemia mei 2017
Duty report aplastic anemia mei 2017
 
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering DiagnosisCOPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
COPD and Key Indicators For Considering Diagnosis
 
Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection Atypical Manifestations dengue virus infection
Atypical Manifestations dengue virus infection
 
Mers co v - journal reading
Mers co v - journal readingMers co v - journal reading
Mers co v - journal reading
 
Mycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction SepsisMycardial Dysfunction Sepsis
Mycardial Dysfunction Sepsis
 
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and HypertensionMelena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
Melena et Causa Gastritis Erosiva and Hypertension
 
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERDChronic Kidney Diseases, DM and GERD
Chronic Kidney Diseases, DM and GERD
 
Audit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case ReportAudit Sepsis : Case Report
Audit Sepsis : Case Report
 
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan SepsisAspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
Aspek Mikrobiologi dari Infeksi dan Sepsis
 
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimunInteraksi infeksi dan penyakit autoimun
Interaksi infeksi dan penyakit autoimun
 
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage   Case Presentation :  Severe Dengue  With Menstruation and Plasma Leakage
Case Presentation : Severe Dengue With Menstruation and Plasma Leakage
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis TbcTuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
Tuberculosis Milier dan Meningitis Tbc
 

Recently uploaded

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

Nontuberculosis mycobacterial pulmonary infections

  • 1. Pembacaan Jurnal 20 April 2017 Dibacakan di : Sub SMF/ Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RS Kep esidenanRSPAD Gatot Soebroto Supervisor : Dr.dr. Soroy Lardo, SpPD FINASIM Wily Pandu Ariawan Departeman Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  • 2. Pendahuluan • Infeksi Mycobacterium selama ini dianggap hampir selalu disebabkan M. Tuberculosis • Telah banyak spesies mycobacterium yang menyebabkan gejala klinis teridentifikasi • Biasa disebut MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) atau pada review/jurnal ini disebut NTM (Non Tuberculosis Mycobacteria) • NTM dapat menginfeksi hampir seluruh bagian tubuh
  • 3. Pendahuluan • NTM lebih banyak menginfeksi : paru, kelenjar limfe dan jaringan lunak • Faktor host dan karakteristik organisme berpengaruh pada kerentanan dan manifestasi infeksi
  • 4. Atypical Mycobacteria (overview) • Aerobik, non motile, tetap positif dengan apusan (pewarnaan) asam • Kaya akan komponen lemak, dinding sel hidrofobik yang lebih tebal dibanding bakteri lain • Karakter dinding sel ini menyebabkan; impermiabel dgn nutrien hidrofilik dan resisten terhadap loham berat, disinfektan dan antibiotik (AB)
  • 5. Atypical Mycobacteria (overview) • Banyak terdpat di lingkungan, terbanyak di tanah dan sumber air • Memilki lapisan biofilm yang berkaitan dengan resistensi AB dan disinfektan • Sifat hidrofobik membuat NTM dapat dengan mudah terikat dalam bentuk aerosol dari air • Tahan pada suhu tinggi dan pH asam
  • 6. Atypical Mycobacteria (overview) • Karakteristik NTM; banyak ditemukan di air minum, instalasi air rumah, tanah gembur, rawa dan saluran pembuangan air • Kolonisasi tinggi ditemukan; rumah sakit, pusat hemodialisis dan praktek dokter gigi • Saat ini telah ditemukan lebih dari 150 spesies Mycobactyerium
  • 7.
  • 8. Atypical Mycobacteria (overview) • Diferensiasi spesies NTM telah banyak mengalami kemajuan dengan ditemukannya teknik yang mampu mendeteksi gen 16S rRNA • Semua spesies NTM yang telah ditemukan dapat dilihat di; www.bacterio.cict.fr/m/mycobacterium.html • NTM sebenarnya telah ditemukan tidak lama setelah Koch menemukan kuman TB (1882)
  • 9. Atypical Mycobacteria (overview) • Namun baru pada tahun 1950-an para peneliti mengetahui NTM dapat menyebabkan penyakit • Spesies yang paling sering berhubungan dengan penyakit paru adalah M. avium complex (MAC); merupakan NTM slow growing yang meliputi bbrp subspesies; avium, silvaticum, hominissuis, and paratuberculosis. Termasuk spesies intraseluler spt: arosiense, chimaera, colombiense, marseillense, timonense, bouchedurhonense dan ituriense
  • 10. Atypical Mycobacteria (overview) • M. kjuga merupakan bakteri slow growing; penyebeb kedua terbanyak infeksi paru di Amerika dan banyak kasus di Inggris • M. abscessus adalah spesies rapid growing yang tersering ditemukan, penyebab penyakit paru ketiga terbanyak • Meskipun 3 spesies tsb merupakan penyebab terbanyak, masih banyak NTM lain yang dapat menyebabkan penyakit paru
  • 11. Atypical Mycobacteria (overview) • Penegakkan diagnosis NTM harus ditentukan berdasarkan kondisi klinis pasien
  • 12. Epidemiologi • 3 dekade terakhir; terjadi peningkatan angka temuan laboratorium dan prevales penyakit • Suatu tantangan memetakan karakteristik insidens dan prevalens krn tidak selalu ditemukannya kuman merepresentasikan penyakit • Tidak seperti TB, infeksi NTM tidak memerlukan pelaporan kesehatan masyarakat yang mempersulit pendekatan secara epidemiologi
  • 13. Epidemiologi • Hampir seluruh data laporan epidemiologi diperoleh dari Amerika, Jepang dan Eropa yang kemungkinan tidak dapat memberikan gambaran perubahan prevales secara global • Di negara-negara barat, sebagian besar laboratorium melaporkan prevalens NTM yang lebih besar dibandingkan TB, meskipun tidak setiap kultur positif memberikan gambaran klinis yang sesuai
  • 14. Epidemiologi • Analisis terakhir melaporkan hampir setengah dari kultur NTM positif memenuhi kriteria klinis infeksi aktif • Sebuah review oleh Kendall dan Winthrop; prevalens infeksi paru akibat NTM berdasarkan hasil pemeriksaan lab dgn gejala klinis berkisar antara 4,1-14,1 /100.000/tahun • Perempuan diketahui lebih banyak menderita penyakit akibat NTM dibandingkan laki-laki
  • 15. Epidemiologi • Prevales penyakit meningkat seiring dengan bertambahnya usia, lebih banyak ditemukan di wilayah barat dan tenggara • Di Amerika; terbanyak diderita oleh etnis kaukasia, diikuti asia/kepulauan pasifik dan kulit hitam • Sebuah review dari Oregon; NTM lebih banyak ditemukan pada populasi padat , diduga pajanan pasokan air di perkotaan berpengaruh thd individu
  • 16. Epidemiologi • Di Jepang; NTM lebih banyak ditemukan pada petani dan tukang kebun dibandingkan pasien yang tinggal di perkotaan dengan gambaran bronkiektasis • Sehingga diduga lebih berpengaruh terhadap pajanan di tanah dibandingkan sumber air • Skin Test untuk antigen MAC; pajanannya tidak jarang dan sangat bervariasi secara geografis
  • 17. Epidemiologi • Studi terakhir di Amerika menunjukkan reaktifitas thd antigen MAC pada 10-20% subjek dari bagian utara dan barat, namun >70% subjek dari bagian tenggara menunjukkan reaktifitas thd antigen MAC • >90 kultur NTM di Amerika berasal dari sekret paru • Pada pasien HIV, NTM lebih banyak dikultur dari darah karena infeksi yang luas
  • 18. Epidemiologi • Terapi anti retroviral dgn profilaksis yang baik telah menurunkan insidens secara signifikan pada penyebaran penyakit di populasi • Beberapa NTM patogen cenderung membentuk cluster pada distribusi geografis yang spesifik namun belum diketahui secara pasti penyebabnya • M. kansasii biasanya lebih sering terlihat di wilyah utara dan tengah
  • 19. Epidemiologi • Namun demikian meskipun di luar wilayah geografis endemik, prevales penyakit akibat M. kansassii juga tinggi pada wilayah dengan angka penderita HIV yang tinggi • M. Abscessus lebih sering ditemukan di bagian tenggara Amerika mulai Florida hingga Texas, namun dapat juga ditemukan di luar wilayah tersebut
  • 20. Kultur dan Identifikasi NTM • Saat mencoba menemukan NTM, maka proses pengambilan sampel harus dilakukan dengan hati-hati • Spesimen yg diambil dari tempat yang tidak steril seperti sputum, memerlukan proses dekontaminasi untuk mencegah pertumbuhan bakteri atau jamur • NTM tidak dapat terlihat pada pemeriksaan gram rutin, sehingga pewarnaan fluorokrom direkomendasikan
  • 21. Kultur dan Identifikasi NTM • Kultur spesimen baik pada media padat dan kaldu(cair) direkomendasikan • Media kaldu memberikan keuntungan karena dapat memberikan hasil yang lebih besar dan rapid growth yang lebih banyak, namun media ini lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri • Media padat memberikan keuntungan visualisasi karakteristik pertumbuhan koloni
  • 22. Kultur dan Identifikasi NTM • Kultur NTM harus dapat mengidentifikasi hingga tingkat spesies sebagai salah satu pedoman keputusan klinis dan terapi yang akan diberikan • Penentuan spesies NTM yang lebih spesifik dapat diketahui dengan polymerase chain reaction, gene probe assays dan high- performance liquid chromatography
  • 23. Kultur dan Identifikasi NTM • Kultur diambil dari sampel manusia seperti sputum • Perlu dilihat gejala klinis pada pasien • Pada beberapa keadaan, organisme mycobacterial dapat bersifat patogen maupun komensal • Banyak NTM kurang virulen dibandingkan TB
  • 24. Kultur dan Identifikasi NTM • Karena NTM banyak ditemukan di instalasi air, maka perlu dipastikan pada spesimen klinis terutama pada konsenterasi rendah, hasil yang didapat bukan merupakan kontaminasi dari sumber air
  • 25. Mekanisme Infeksi • Tidak seperti TB, transmisi manusia ke manusia belum dapat dibuktikan pada NTM • Meskipun binatang dapat berperan sebagai reservoir namun penularan dari binatang ke manusia belum dapat dibuktikan • Namun demikian berbagi sumber air minum dengan binatang dapat menjadi sumber infeksi
  • 26. Mekanisme Infeksi • Meskipun jalur penularan NTM masih belum dapat dijelaskan, namun berdasarkan distribusi lingkungan NTM, kemungkinan besar organisme ini tertelan, terhirup atau ditanamkan (donor organ) • Limfadenitis leher karena NTM lebih sering diderita oleh anak-anak karena mereka lebih sering mengeksplorasi lingkungan luar dan trauma pada gusi akibat erupsi gigi
  • 27. Mekanisme Infeksi • Maka kemudian kuat dugaan NTM masuk ke tubuh melalui mulut • Infeksi yang terjadi sebelumnya banyak disebabkan oleh M. scrofulaceum, namun saat ini lebih banyak disebabkan MAC • Aerosol yang memiliki ukuran yang cukup kecil untuk memasuki alveoli merupakan salah satu jalur yang menyebabkan penyakit paru
  • 28. Mekanisme Infeksi • Shower di kamar mandi memiliki peranan utama atas pajanan aerosol NTM • Instalasi air bersih di rumah dengan suhu ≤50°C lebih sering ditemui kolonisasi dibanding suhu ≥50°C • Pot tanah terutama yang kaya dengan humus memiliki konsenterasi kolonisasi yang tinggi, debu yang dihasilkan dari tanah memiliki ukuran yang cukup kecil untuk dapat masuk ke alveoli
  • 29. Mekanisme Infeksi • Sebuah studi kohort case control oleh Dirac dkk. mecoba meneliti aktifitas pembentukan aerosol di dalam rumah, mereka hanya menemukan alat penyemprot air untuk tanaman yang kemungkinan memilki peranan dalam penyakit paru akibat NTM • Kontaminasi instalasi air rumah sakit, peralatan medis, termasuk bronkoskop dan endoskop serta kontaminasi larutan dialisis merupakan penyebab kolonisasi dan kejadian luar biasa
  • 30. Mekanisme Infeksi • Lokasi penyakit bergantung pada pajanan • Kebijakan rumah sakit untuk membuat aturan batasan suhu sistim pengairan di rumah sakit diperkirakan dapat mengontrol NTM • Kemajuan teknik pemeriksaan DNA dalam upaya mencegah kejadian luar biasa nosokomial, membuat identifikasi NTM menjadi lebih mudah dan cepat.
  • 31. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Semua orang diduga telah terpajan dengan NTM, namun belum berkembang menjadi tanda klinis infeksi • Faktor predisposisi terhadap infeksi masih belum dapat dipahami, namun kemungkinan karena interaksi antara mekanisme pertahanan host dan banyaknya pajanan klinis • Penyakit /infeksi yang meluas biasanya terlihat pada immunosupresi
  • 32. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Pada pasien dengan HIV, infeksi yang meluas tidak terjadi kecuali jika nilai CD-4+ T-lymphocyte count di bawah 50/uL • Penyakit paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), silikosis, pneumokoniosis atau infeksi TB primer merupakan predisposisi infeksi NTM • Nodular bronkiektasis memiliki hubungan erat dengan infeksi NTM
  • 33. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Infeksi NTM sering menyertai pasien yang sedang menunggu donor transplantasi paru dan pasien fibrosis kistik (CF) • Manifestasi infeksi dapat mempengaruhi jaringan lunak, tulang dan persendian serta paru • Pada populasi lain isolasi NTM tidak lazim ditemukan pada pasien transplantasi, namun sebagian besar memiliki kolonisasi yang tidak memerlukan pengobatan
  • 34. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Knoll dkk melakukan review thd penerima transplantasi paru sejak tahun 1990-2005 • NTM, terutama M. avium sering ditemukan pada sekret saluran napas pada penelitian ini, namun hanya sedikit pasien yang memenuhi kriteria infeksi • Namun demikian pasien penerima transplantasi dengan NTM memiliki angka kematian yang tinggi
  • 35. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Pada sebuah studi kohort multicenter yang melibatkan 1.582 pasien dengan CF 6,6% menunjukkan NTM positif pada sputum, semantara 3,3% memenuhi kriteria bakteriologis untuk penyakit • Tipe molekular organisme tersebut mengarah pada transmisi manusia ke manusia dan penyebaran nosokomial • Pada studi kelompok, M. avium dan M. abscessus adalah yang terbanyak ditemukan
  • 36. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Interleukin-12 (IL-12) dan interferon-gamma (INF-γ) merupakan elemen krusial respon pertahanan host terhadap NTM • Gangguan pada jalur ini dapat meningkatakan kerentanan terhadap infeksi NTM • Abnormalitas pada reseptor INF-γ telah dihubungkan dengan infeksi NTM baik pada individu maupun kelompok
  • 37. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Namun demikian terapi dengan INF-γ dalam bentuk aerosol masih belum memperoleh hasil yang memuaskan • Peningakatan penggunaan terapi antagonis reseptor TNF-α, terutama pada reumatoid artritis dan penyakit jaringan ikat lain, telah dihubungakan dengan peningkatan infeksi NTM
  • 38. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Pada sebuah review kasus yang dilaporkan ke FDA, Winthrop dkk. menemukan sebagian besar kasus infeksi NTM disebabkan infeksi paru, namun ditemukan juga lokasi lain di luar paru • M. Avium merupakan penyebab setengah kasus yang ada • Pada review 8000 pengguna agen anti TNF-α, jumlah infeksi NTM 74/100.000 org/tahun
  • 39. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Resiko dapat diturunkan dengan cara mengurangi pajanan terhadap NTM yang dapat dilakukan pada pasien dengan immunosuppresi atau penyakit paru • Shower kamar mandi dengan diameter yang besar disarankan • Meskipun sebuah studi prospektif telah gagal menunjukkan hubungan infeksi NTM dengan shower di kamar mandi
  • 40. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Disarankan untuk menggunakan ventilasi di kamar mandi yang dpat mengeluarkan aerosol dengan cepat • Suhu yang lebih tinggi dengan pemanas air bersuhu > 55°C berhubungan dengan penurunan pajanan NTM • Akses langsung ke air sumur akan mengurangi kadar NTM dibanding menggunakan pipa
  • 41. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Air yang disaring dengan filter secara teori memberikan keuntungan dalam mengurangi kadar NTM, namun harga filter mahal dan membutuhkan penggantian secara berkala • Disinfektan juga memiliki efek negatif karena dapat merubah keseimbangan flora/mikroba • Tidak menggunakan bak air panas terutama di ruang tertutup dapat mengurangi risiko pajanan
  • 42. Diagnosis Infeksi NTM pada Paru • Tidak seperti TB, isolasi spesimen NTM dari paru tidak selalu sejalan dengan penyakit • American Thoracic Society (ATS) dan Infectious Disease Society of America (ADSA) telah mengeluarkan Guideline pada tahun 2007; http://www.atsjournals.org/doi/full/10.1164/rcc m.200604-571ST#.V_rxSvmLTIU • Diagnosis infeksi NTM pada paru membutuhkan gejala, abnormalitas gambaran radiologi dan kultur mikrobiologi dihubungan dengan eksklusi etiologi lain
  • 43. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Gejala klinis dan intensitas mungkin bervariasi, namun batuk kronik disertai sputum purulen merupakan gejala yang sering ditemukan • Batuk darah mungkin dapat ditemukan • Gejala sistemik termasuk malaise, fatigue dan penurunan berat badan dapat ditemukan sehubungan dengan penyakit yg memberat • Berbgai macam gambaran radiologis dapt terlihat pada pasien dengan infeksi NTM
  • 45. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Gambaran fibrosis dan kavitas sering terlihat pada gambaran foto toraks • Temuan berupa kavitas berdinding tipis dengan distribusi pada lobus atas dan abnormalitas pada pleura • Tidak ada gambaran radiologis yang mampu membedakan fibrokavitas NTM dengan TB • Gambaran NTM berupa nodul bronkiektasis mungkin dapat terlihat pada radiografi toraks
  • 46. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Gambaran terbaik dapat diperoleh melalui pemeriksaan High Resolution Chest Computed Tomography (HRCT) • Gambaran khas temasuk kelompok nodul kecil berukuran kurang dari 0,5 mm, sehingga sering disebut tree-in-bud sign • Nodul yang lebih besar, dengan atau tanpa kavitas mungkin dapat terlihat, sering diduga sebagai keganasan
  • 47. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Serapan F fluorodeoxyglucose (FDG) pada PET scan digambarkan sbg nodul-nodul akibat NTM • Daerah yang terinfeksi pada parenkim paru bisa memberikan gambaran atelektasis, kistik atau bronkiektasis sakular • Karena NTM banyak tersebar di lingkungan, terutama pada sumber air, maka hasil positif dari satu spesimen paru tidak dapat memenuhi kriteria mikrobiologi untuk infeksi
  • 48. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Konfirmasi temuan mikrobiologi membutuhkan pertumbuhan kultur NTM baik dari BAL, dua sampel sputum atau kultur dari jaringan respirasi yang memberikan gambaran histopatologi granulomatous
  • 49. Skenario Klinis Infeksi Paru akibat NTM • Terdapat dua pola infeksi NTM yang biasa ditemui; • Penyakit fibrokavitas lobus atas selama ini telah dapat dijabarkan dengan baik, biasanya terlihat pada pasien dgn PPOK atau penyakit paru lain seperti silikosis, pneukoniosis atau TB paru primer • Serupa dengan riwayat demografi PPOK, pasien yg terinfeksi lebih sering laki-laki usia tua dengan penyakit paru yang mendasari
  • 50. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Pada tahun 1989, Prince dkk. melakukan kohort pada 21 pasien, 19 di antaranya adalah perempuan, dengan infeksi paru NTM tanpa diketahui penyakit yang mendasari • Ditemukan gambaran opak nodular progresif pada radiografi • Laporan ini mengarah pada temuan infeksi NTM yang berkaitan dengan bronkiektasis nodular
  • 51. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Karakteristik pasien yang ditemukan; perempuan kurus usia tua, sering ditemui pektus ekskavatum, skoliosis dan prolapsus katup mitral • Pada pasien-pasien ini infeksi NTM tidak selalu mengarah pada pembentukan bronkiaektasis atau merupakan sebuah konsekuensi dari infeksi • Gambaran pneumonitis hipersensitif (HP) sering dilaporkan setelah pajanan aerosol MAC, sering berhubungan dengan penggunaan bak air panas
  • 52. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • HP juga biasa ditemukan pada pekerja yang terpajan dengan besi panas cair • Namun sulit untuk dapat menunjukkan pertumbuhan NTM di tempat kerja • Pasien dengan HP sering terlihat dengan keluhan demam akut dan gejala pernapasan seiring dengan gambaran abnormalitas radiografi toraks
  • 53. Kerentanan terhadap Infeksi NTM • Menghindari pajanan terhadap antigen, dengan atau tanpa pemberian terapi kortikosteroid menunjukkan bahwa gejala yang timbul lebih kepada reaksi hipersensitifitas dibanding infeksi • Infeksi sekunder oleh strain NTM lain atau organisme lain telah dilaporkan • Infeksi MAC dan M. Abscessus dapat timbul secara bersamaan yang membuat eradikasi menjadi lebih sulit
  • 54. Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM: Terapi Medis • Terdapat beberapa tantangan dalam mengobati infeksi paru • Terkadang data tentang riwayat infeksi NTM yang tidak diobati tidak tercatat, shg menjadi penyulit dalam membuat keputusan klinis • Kikuchi dkk. telah menjelaskan bahwa pola genotip tertentu dari MAC dapat memprediksi perilaku klinis
  • 55. Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM: Terapi Medis • Setelah keputusan dibuat untuk memulai pengobatan NTM, rekomendasi terapi medis terhambat dengan tidak adanya hasil controled trials yang adekuat • Seringkali pendapat konsensus dalam hubungannya dengan kerentanan hasil pengujian in vitro menjadi pedoman dalam rekomendasi terapi • Penentuan agen dan durasi terapi ditentukan berdasarkan organisme dan penyakit
  • 56. Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM: Terapi Medis • Penanganan pasien dengan penyakit paru lanjut yang membutuhkan transplantasi menjadi lebih sulit saat terjadi infeksi paru akibat NTM • Masih menjadi perdebatan apakah tindakan transplantasi harus ditunda hingga pengobatan selesai • Karena pengobatan NTM yang lama maka penulis berpendapat bahwa transplantasi tetap dapat dilakukan
  • 57. Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM: Terapi Medis • Terapi antibiotik yang direkomendasikan mengacu pada konsensus ATS; http://www.atsjournals.org/doi/full/10.1164/rcc m.200604-571ST#.V_rxSvmLTIU • Pengawasan pasien terhadap efek samping penggunaan obat selama pengobatan sangat dibutuhkan • Perhatian terhadap intake nutrisi yang adekuat dan berat badan yang stabil juga penting
  • 58.
  • 59. Pengobatan Infeksi Paru akibat NTM: Terapi Medis • Penting juga dilakukan pemantauan terhadap efek samping gangguan gastrointestinal seperti mual dan muntah, keluhan ini biasa dialami pasien yang mengkonsumsi makrolide, rifampin dan rifambutin • Perlu perhatian khusus pada pasien dengan bronkiektasis nodular karena cenderung sangat kurus
  • 60. M. avium • Makrolide terbaru seperti azitromisin dan klaritromisin merupakan inti pengobatan infeksi paru akibat MAC • Obat-obatan ini menunjukkan aktifitas in vitro dan klinis terhadap MAC, juga mampu melakukan peneterasi ke dalam fagosit dan jaringan • Direkomendasikan kombinasi pengobatan dengan makrolide (azitromisin atau klaritromisin), rifampin atau rifambutin dan etambuthol dengan atau tanpa aminoglikoside
  • 61. M. avium • Durasi pengobatan biasanya berlangsung selama 18 bulan atau lebih • Pada pasien dengan bronkiektasis nodular direkomendasikan pengobatan 3 kali dalam seminggu “triple therapy” dengan makrolide, ethambutol dan rifampisin dibandingkan pemberian terapi setiap hari untuk meningkatkan tolerabilitas obat dan menekan biaya
  • 62. M. avium • Terapi aminoglikoside biasanya tidak diperlukan • Pengenalan obat secara sequensial selama beberapa minggu dapat meningkatkan tolerabilitas pasien • Pasien dengan penyakit fibrokavitas , telah mendapat pengobatan sebelumnya atau penyakit yang parah direkomendasikan untuk tidak diberikan streptomisin maupun amikasin
  • 63. M. avium • Pengobatan dikatakan berhasil apabila eradikasi bertahan tanpa ada kekambuhan selama beberapa tahun setelah pengobatan dihentikan, hanya terjadi pada sekitar 55% pasien yang memperoleh terapi paduan makrolide based • Durasi terapi, efikasi suboptimal dan morbiditas akibat toksisitas obat seringkali menjadi penghalang pengobatan atau penghentian terapi
  • 64. M. avium • Pada sebuah metaanalisis yg mencoba meneliti keberhasilan pengobatan paduan antibiotik yang mengandung makrolide , pasien dropout berkisar antara 11-33% • Bahkan setelah pengobatan yang direkomendasikan selesai, banyak pasien kembali positif MAC dan memerlukan pengobatan tambahan
  • 65. M. avium • Pada sebuah studi yang melibatkan 34 pasien yang diobati selama 18 bulan dengan terapi kombinasi; 11/34 (32%) tumbuh MAC pada sputum satu tahun setelah pengobatan dihentikan • Kekambuhan lebih awal dianggap sebagai penyakit yang kembali kambuh, sedangkan kekambuhan yang lebih lama dianggap sebagai infeksi baru
  • 66. M. avium • Temuan terakhir menyebutkan antibiotik makrolide dapat menurunkan angka eksaserbasi dan densitas sputum pada pasien dengan bronkiektasis • Terapi MAC dengan menggunakan regimen makrolide yang banyak mengalami keberhasilan berhubungan kemudian dengan MAC resisten makrolide
  • 67. M. kansasii • Penggunaan triple drug therapy jangka panjang termasuk INH, rifampin dan ethambutol direkomendasikan untuk pengobatan infeksi akibat M. kansasii • Pengobatan sebaiknya diteruskan hingga 12 bulan setelah hasil konversi sputum negatif • Makrolide seperti klaritromisin dan florokuinolon generasi keempat (moksifloksasin) menunjukkan aktivitas in vitro yang baik terhadap M. Kansasii dan dapat menjadi terapi alternatif INH
  • 68. M. abscessus • Infeksi paru yang disebabkan M. abscessus sangat sulit diobati dengan hanya terapi obat- obatan • Kemoterapi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan reseksi bedah seringkali dibutuhkan pada pasien yang toleran • Sangat penting untuk dapat membedakan infeksi akibat M. abscessus dengan infeksi lain berdasarkan hasil laboratorium
  • 69. Peran Pembedahan dalam Infeksi NTM • Peran intervensi bedah pada pasien dengan infeksi NTM telah dilakukan • Riwayat peran pembedahan dalam penatalaksanaan TB; termasuk untuk mendukung penegakan diagnosis, sebagai pilihan terapi adjuvan dan bagian dari penatalaksanaan komplikasi penyakit, kemungkinan juga dapat diterapkan pada pasien dengan infeksi NTM
  • 70. Peran Pembedahan dalam Infeksi NTM • Pengaruh TB dan NTM pada aspek kesehatan masyarakat sangat berbeda • Kontrol penyakit dengan tindakan pembedahan baik pada tingkatan individu maupun sosial karena resiko yang mendasari transmisi penyakit ke pasien lain dan pembentukan multidrug resistance tidak berlaku bagi NTM • Prosedur optimal, waktu intervensi bedah, debulking pada sebagian besar area dan morbiditas serta mortalitas pembedahan pada infeksi NTM masih belum dapat jibawab secara jelas
  • 71. Membantu Penegakkan Diagnosis • NTM dapat terlihat dalam berbagai macam bentuk gambaran radiologis termasuk infiltrat ground-glass, nodul dan mosaik, konsisten dengan gambaran patchy air trapping • Hal tsb memberikan gambaran radiologi spesifik yang sangat sedikit, biopsi bedah dan reseksi untuk mengidentifikasi etiologi kemungkinan dapat membantu menegakkan diagnosis NTM
  • 72. Membantu Penegakkan Diagnosis • Perlunya memberikan terapi medis setelah prosedur pembedahan, menunjukkan bahwa NTM bergantung pada sejauh mana perjalanan penyakitnya, status imunitas pasien dan virulensi organisme yang diisolasi • Pasien dengan daerah nodul infeksi akan memperoleh keuntungan dengan pemberian pengobatan medis pasca operasi • Peran dari pengobatan medis pasca operasi dan lama pengobatannya masih belum jelas
  • 73. Peran Pembedahan pada Tatalaksana Infeksi Primer NTM • Hasil pengobatan medis yang tidak optimal pada penyakit paru akibat NTM membuat terapi pembedahan menjadi salah satu pilihan pada beberapa individu • Namun demikian peran pembedahan masih belum diketahui dengan pasti • Tingkat keparahan dan distribusi geografis penyakit, respon terhadap terapi antimikrobial serta cadangan paru, semuanya berpengaruh pada arah pilihan penatalaksanaan pembedahan
  • 74. Peran Pembedahan pada Tatalaksana Infeksi Primer NTM • Idealnya sputum positif harus mengalami konversi dan tetap negatif hingga setidaknya selama 3 bulan jika organisme tersebut sensitif terhadap terapi medis • Optimalisasi kebersihan bronkus dengan fisioterapi dada atau alat mekanik lain direkomendasikan baik pre maupun post operatif • Beberapa peneliti menyarankan spesimen dikirim ke dua lab mikro yang berbeda untuk meminimalisasi sampling error
  • 75. Peran Pembedahan pada Tatalaksana Infeksi Primer NTM • Bronkoskopi pre atau intra operatif dilakukan untuk mengeksklusi jika ada kecurigaan kelainan patologi endobronkial • Pada penyakit lain yang lebih difus, pembedahan dapat diindikasikan untuk mengurangi beban penyakit dan gejala sistemik infeksi kronik pada pasien tertentu • Tidak disebutkan secara jelas kriteria pasien yang direkomendasikan utk menjalani operasi
  • 76. Teknik Pembedahan • Pengalaman terbesar reseksi bakteri atipik dilaporkan dari Denver, Amerika Serikat • Pada penulis telah melaporkan baik prosedur torakotomi maupun VATS terhadap reseksi paru dengan hasil yang baik • Namun demikian banyak kasus penyakit memberikan respon inflamasi yang merusak pleura sehingga VASTS sulit dilakukan
  • 77. Teknik Pembedahan • Jika pneumektomi dilakukan, drainase sebaiknya dihindari mengingat resiko empiema meningkat seiring lamanya terpasang chest tube • Pada pasien dengan produksi cairan yang terus mengalir atau perdarahan, chest tube dapat dipasang namun sebaiknya dapat dicopot segera setelah cairan menjadi serous • Pada pasien TB, paru ipsilateral setelah reseksi kemungkinan abnormal dan fibrotik serta tidak memenuhi seluruh rongga toraks
  • 78. Teknik Pembedahan • Pada kondisi seperti ini tidak dilakukan tindakan apa pun, dengan antisipasi dan harapan beberapa lama setelah operasi rongga tersebut akan menghilang
  • 79. Hasil Pembedahan • Pada studi Denver, angka mortalitas rendah secara keseluruhan (2,6%) • 11 pasien berkembang menjadi fistula bronkopleura (4,2%) • 10 pasien sputum positif pada saat operasi • Lebih sering ditemukan mycobacterial atipik pada pneumektomi paru kanan • Fistula bronkopleura didapatkan setelah pneumektomi kanan
  • 80. Hasil Pembedahan • Insiden fistula bronkopleura yang tinggi setelah pneumektomi kanan juga dilaporkan oleh Shiraishi dkk. • Pada 110 pasien yang menjalani reseksi bedah lobus tengah atau bronkiektasis lingual akibat NTM, 84% hasil kultur dan apusan pasca operasi negatif, 8 dari negatif pasien kembali positif, menunjukkan kekambuhan atau reinfeksi • 16% tidak konversi, menunjukkan kegagalan terapi bedah
  • 81. Hasil Pembedahan • Secara keseluruhan, 22% (24/110) tetap positif • Meskipun beberapa ahli berpendapat tindakan reseksi bukan merupakan pilihan yang baik, namun keluhan batuk dan rasa tidak nyaman berkurang setelah tindakan • Dampak setelah pengangkatan sebagian jaringan paru pada pasien dengan hasil kultur sputum positif yang persisten maupun yang positif setelahnya tidak dijelaskan, meskipun eksisi bagian paru yang terinfeksi mungkin dapat memfasilitasi tatalaksana jaringan terinfekasi yang tersisa
  • 82. Peran Pembedahan dalam Mengontrol Komplikasi Infeksi akibat NTM • Tindakan bedah dapat dilakukan dalam rangka mengontrol komplikasi yang kemugkinan tejadi seperti; batuk darah, kavitas dengan atau tanpa fungus ball dan empiema • Pada kasus tertentu kadang membutuhkan tindakan segera
  • 83. Infeksi NTM pada Kulit dan Jaringan Lunak • NTM kemungkinan dapat menginfeksi luka pasca operasi • Etiologinya belum diketahui, kemungkinan karena implantasi langung atau kontaminasi instrumen bedah • Karakteristik host maupun organisme memiliki peranan, mengingat infeksi ini sering terjadi pada pasien dengan immunokompremis dengan jenis NTM rapid growing
  • 84. Kesimpulan • Insidens infeksi NTM melebihi infeksi TB di negara-negara berkembang • Meskipun dapat menginfeksi berbagai macam organ, namun infeksi pada paru lebih sering terjadi • M. avium, M. kansasii, dan M. Abscessus merupakan organisme yang paling sering menyebabkan penyakit paru • Isolasi NTM tidak selalu sejalan dengan infeksi aktif, perlu dilakukan pemerikasan klinis, radiologi dan mikrobiologi untuk menegakkan diagnosis
  • 85. Kesimpulan • Eradikasi dengan terapi obat membutuhkan kombinasi obat dengan waktu yang lama • Reseksi bedah sering diindikasikan untuk lesi yang terlokalisir, organismme yang resisten terhadap obat-obatan atau pada beberapa kasus gagal terapi obat • Masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam pengetahuan tentang akuisisi dan manajemen infeksi paru akibat NTM
  • 86. Kesimpulan • Kerentanan terhadap penyakit belum secara jelas dipahami dan belum jelas apakah tindakan preventif yang dilakukan akan efektif • Kesulitan dalam eradikasi NTM dan kekambuhannya, mengidentifikasi kandidat yang akan diobati serta waktu yang tepat untuk melakukan terapi inisial merupakan keputusan klinis yang sulit dilakukan
  • 87. Kesimpulan • Pengetahuan akan riwayat infeksi MAC yang tidak diobati dan hubungannya dengan bronkiektasis nodular, identifikasi marker untuk mengetahui progresifitas penyakit dan meningkatkan pemahaman faktor-faktor resiko reinfeksi dapat membantu klinisi dan pasien • Peningkatan farmakoterapi untuk M. abscessus merupakan kebutuhan yang mendesak
  • 89. Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.
  • 90. Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.
  • 91. Griffith DE, Aksamit T, Brown-Elliott BA, Catanzaro A, Daley C, Gordin F, et al. An official ATS/IDSA statement: diagnosis, treatment, and prevention of nontuberculous mycobacterial diseases. Am J Respir Crit Care Med 2007;175:367-416.

Editor's Notes

  1. Tree-in-bud sign (pohon kuncup), lebih banyak terlihat pada lobus tengah kanan yang disebabkan oleh infeksi M. avium intracellulare (MAI) Nodul kavitas pada lobus kanan bawah yang disebabkan M. avium complex (MAC) Penyakit ekstensif lobus tengah kanan dengan destruksi parenkimal yang disebabkan M. avium complex (MAC). Setelah menjalani pengobatan dengan berberapa macam obat, pasien ini kemudian menjalani lobektomi (lobus tengah) dengan bantuan video-assisted thoracoscopy (VAST) Konsolidasi difus “Hot Tub Lung” akibat pneumonitis hipersensitif (PH) setelah pajanan berulang terhadap M. avium complex (MAC) di bak air panas tertutup. Hasil biopsi terbuka pada paru menunjukkan peradangan granulomatous. Pasien ini mengalami perbaikan baik secara klinis maupun radiologis setelah menghindari pajanan