SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
IDENTITAS
Identitas
• Nama lengkap : Tn. S
• Tanggal lahir : 1 Januari 1963
• Usia : 59 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Dusun IV Lumpatan
Anamesis
• Keluhan Utama:
Sesak napas
• Riwayat Penyakit Sekarang:
• Sesak sejak
1 minggu
yang
perlahan
memberat
sejak 3 hari
SMRS
• Sesak napas
memberat
bila
beraktivitas
• Suara napas
“mengik”
(+)
• Batuk berdahak
(jarang) berwarna
putih berlendir
dan kental sejak
1 minggu dan
berubah menjadi
hijau sejak 3 hari
SMRS
• Nyeri kepala +
• Pegal-pegal dan
nyeri otot +
• Meriang
hilang timbul
+
• Nyeri dada (-)
• Merokok 1-2
bungkus/hari
selama 30-40
tahun hingga
saat ini
• Riwayat batuk
>2 minggu (-)
• Batuk darah (-
)
• Penurunan
berat badan (-
)
• Berkeringat
malam (-)
• Napsu makan
berkurang (-)
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit asma : pasien memiliki riwayat asma sejak anak-
anak namun sudah tidak pernah kambuh
dalam 1 tahun terakhir
• Riwayat pengobatan TBC 6 bulan : Disangkal
Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat asma/atopi : Ibu pasien memiliki riwayat asma
seperti pasien
• Riwayat pengobatan TBC 6 bulan : Disangkal
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum:
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan darah : 120/80mmhg
- Nadi : 80x/ menit
- Respiration rate : 30x/ menit
- Temperature : 36,50 C
3. Pemeriksaan Torax (5 April 2022):
Pulmo
• Inspeksi : bentuk dada barrel chest +, sela iga melebar +
• statis: kanan sama dengan kiri
• dinamis: tidak ada yang teringgal
• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara dasar bronkovesikuler (+/+), ronki (+/+),
wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (3 April 2022)
• Hb : 14,5 g/dl (14-18 g/dl)
• Ht :41,7% (42-52%)
• Leukosit : 10.000/µl (4200-11000/µl)
• Trombosit : 234.000/µl (150.000-400.000)
• Hitung jenis : 0/2/55/30/14/1,83
Kimia klinik (3/4/2022)
• BSS : 112 mg/dl
• Ureum : 38 mg/dl
• Creatinin : 0,85 mg/dl
• Natrium : 126 mmol/l (↓)
• Kalium : 4,2 mmol/l
Pemeriksaan TCM (4/4/2022) : MTB Not Detected
Foto thorax PA view, posisi erect, simetris,
inspirasi dan kondisi cukup, hasil:
•Trakea di tengah, tidak berdeviasi
• Tak tampak pelebaran mediastinum superior
• Tampak Infiltrat interstitial difus bilateral
•Kedua sinus costophrenicus lancip
•Cor, ukuran dan letak normal, CTR < 50%
•Kedua diafragma licin dan tidak mendatar
•Sistema tulang yang tervisualisasi intact
Kesan: Susp TB Paru DD Pneumonia
Diagnosis kerja
Pneumonia Komunitas Tipe Atipikal PSI Kelas III +
Asthma-COPD Overlap Syndrome (ACOS)
Diagnosis banding
• PPOK Eksaserbasi Akut ipe I
• TB Paru
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
• Terapi gizi : Diet Bubur Biasa
Farmakologis
• O2 3 liter/menit
• IVFD NaCl 3% 1L/24 jam (IV)
• IVFD D5% 70 cc + Aminofilin 30cc habis dalam 24 jam
• Nebu Combivent 6x1 (Inhalasi)
• Nebu Pulmicort 2x1 (Inhalasi)
• Inj Ceftriaxone 1x2 gr (IV)
• Inj. Dexametason 3x5 mg (IV)
• Inj Azitromicin 1x500 mg (IV)
• Inj Omeprazole 1x40 mg (IV)
• Inj Acetylcystein 1x5 gr (IV)
• Vit B Complex 3x1 Tab (PO)
• Vit C 3x1 Tab (PO)
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
• Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk
• Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme
(bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain)
disebut pneumonitis
TINJAUAN PUSTAKA
• Etiologi:
• Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme;
bakteri, virus, jamur dan protozoa
• Pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri
banyak disebabkan bakteri Gram positif, pneumonia di rumah sakit
banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia
aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.
• Laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri
yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia
komuniti adalah bakteri Gram negatif
PATOGENESIS
• Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan permukaan
epitel saluran napas :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa
• Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah
secara Kolonisasi
• Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung,
orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas
bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini
merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi
paru
PATOLOGI
• Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli
menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul
dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi
permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi
• Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan
bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik
mengelilingi bakteri tersebut kemudian dimakan
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Pneumonia :
•Pneumonia komuniti
•Pneumonia nosocomial
•Pneumonia aspirasi
•Pneumonia pada penderita Immunocomprimised
Berdasarkan Klinis
dan Epidemiologis
•Pneumonia Bakterial/Tipikal
•Pneumonia Atipikal
•Pneumonia Virus
•Pneumonia Jamur
Berdasarkan Bakteri
Penyebab
•Pneumonia Lobaris
•Bronkopneumonia
•Pneumonia Interstisial
Berdasarkan
Predileksi Infeksi
TINJAUAN PUSTAKA
• Pneumonia komunitas/CAP adalah sindrom infeksi
paru akut yang terjadi pada pasien yang belum
pernah dirawat di rumah sakit
• Suatu infeksi pada paru – paru yang dimulai dari luar
rumah sakit atau didiagnosis dalam 48 jam setelah
masuk rumah sakit pada pasien yang tidak
menempati fasilitas perawatan kesehatan jangka
panjang selama 14 hari atau lebih sebelum gejala
muncul, serta biasanya disertai dengan adanya
gambaran infiltrat pada pemeriksaan radiologis dada
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
FAKTOR RISIKO
• Usia lanjut lebih dari 65 tahun
• CAP pada usia lanjut di atas 65 tahun mencapai 25 – 44 orang tiap 1000 orang, dimana pada
orang normal hanya 4,7 – 11,6 tiap 1000 orang
• Merokok
• Merokok mempengaruhi transpor mukosilier, pertahanan humoral dan seluler, serta fungsi
epitel dan meningkatkan perlekatan bakteri Streptococcus pneumonia dan Haemophylus
influenza pada epitel orofaring
• Riwayat penyakit komorbid
• Penyakit komorbid seperti Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), diabetes melitus,
insufisiensi renal, Congestive Heart Failure (CHF), penyakit jantung koroner, keganasan,
penyakit neurologik, penyakit hati kronik dapat meningkatkan insidensi dari CAP
• Alkoholisme
• Pada alkoholisme sistem pertahanan dan pernapasan terganggu akibat kolonisasi bakteri
gram negatif pada orofaring, menganggu refleks batuk, mengubah gerak menelan, dan
transpor mukosiliar. Disamping itu, alkohol juga menganggu fungsi imunitas, seperti limfosit,
neutrofil, monosit, dan makrofag alveolar. Bakteri yang banyak pada peminum alkohol adalah
Streptococcus pneumoniae dan bakteri anaerob.
• Imunitas yang memburuk
• Pada pasien immunocompromised seperti splenic dysfunction, Hodgkin disease, limfoma,
multipel myeloma, chronic renal failure, sindrom nefrotik, AIDS, orang yang mendapat
kortikosteroid dosis tinggi, atau kondisi seperti pasien yang diberi imunosupresan akibat
transplantasi lebih mudah menderita CAP
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi Pneumonia Komunitas:
• Streeptococcus pneumonia
• Mycoplasma pneumonia
• Hemophilus influenza
• Legionella pneumophila
• chlamydia pneumonia
• anaerob oral
• Adenovirus
• influenza tipe A dan B
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinik dari CAP dibagi dua, yaitu gejala dan
tanda yang diakibatkan pneumonia komunitas tipikal
dan gejala dan tanda yang diakibatkan dari
pneumonia atipikal
PNEUMONIA TIPIKAL
• Tanda dan Gejala:
• Simtom pulmonal yang mencolok (sesak napas, rasa tidak enak di dada,
nyeri pleuritik, batuk produktif dengan sputum berdarah atau purulen)
• Tanda kliniknya meliputi demam tinggi, takipnea, takikardi, sianosis, dan
kesadaran menurun (bila berat)
• Pada pemeriksaan fisik paru:
• Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa
palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium resolusi.
• Sindrom pneumonia tipikal ini disebabkan oleh bakteri seperti
Streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza, dan Pseudomonas
aeruginosa
PNEUMONIA ATIPIKAL
• Keluhan dan tanda klinik timbul perlahan. Yang meliputi demam
dan batuk non produktif, sakit kepala, malaise, dan myalgia
• Pada pemeriksaan fisik terdapat ronki basah tersebar,
konsolidasi jarang terjadi
• Gambaran radiologis infiltrat interstitial
• Labolatorium menunjukkan leukositosis ringan, pewarnaan
Gram, biarkan dahak atau darah tidak
• Laboratorium; isolasi biarkan sensitivitinya sangat rendah,
deteksi antigen enzyme immunoassays (EIA), Polymerase Chain
Reaction (PCR) dan uji serologi untuk menemukan bakteri atipik
• Patogen penyebab: Mycoplasma pneumonia, Rickettsia,
Legionella, dan berbagai virus respirasi (virus influenza,
adenovirus, dan respiratory synctial viruses (RSV)
PERBEDAAN PNEUMONIA TIPIKAL
DAN ATIPIKAL
DIAGNOSIS
• Untuk mendiagnosis pasien dengan CAP didapat dari
anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisik, foto toraks dan
laboratorium
• Diagnosis pasti CAP jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru
atau infiltrat progresif dan ditambah dengan 2 atau lebih gejala
seperti berikut:
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik sputum purulen
• Suhu tubuh > 38,5° C (aksila) / riwayat demam
• Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
SKORING DERAJAT
KEPARAHAN PASIEN CAP
Pneumonia Severity Index (PSI)
Derajat Keparahan Berdasarkan PSI
KRITERIA RAWAT INAP
• Skor PSI lebih dari 70
• Bila skor PSI kurang < 70 maka penderita tetap perlu
dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah
ini;
1. Frekuensi napas > 30/menit
2. PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
• Tekanan sistolik < 90 mmHg
• Tekanan diastolik < 60 mmHg
• Pneumonia pada pengguna NAPZA
KRITERIA PNEUMONIA BERAT
Kriteria Pneumonia Berat menurut IDSA/ATS 2007
• Kriteria Minor
• Frekuensi napas ≥ 30/menit
• PaO2/FiO2 ≤ 250 mmHg
• Foto toraks menunjukkan infiltrat multibolus
• Kesadaran menurun/disorientas
• Uremia (BUN ≥ 20 mg/dl)
• Leukopenia (leukosit < 4000 sel/mm3)
• Trombositopenia (trombosit < 100.000 sel/mm3)
• Hipotermia (suhu < 36ºC)
• Hipotensi yang memerlukan resusitasi cairan agresif
• Kriteria Mayor
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Membutuhkan vasopresor >4 jam (septic syok)
KRITERIA PERAWATAN INTENSIF
• Penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2
gejala mayor tertentu (membutuhkan ventalasi
mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok
sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2
kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan
kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg).
• Kriteria minor dan mayor yang lain bukan merupakan
indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif.
DERAJAT KEPARAHAN CAP BERDASARKAN
CURB-65
PERIKSAAN PENUNJANG
• Gambaran Radiologis
• Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang
utama untuk menegakkan diagnosis CAP namun foto thorax
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi yang
mungkin
Hubungan patogen penyebab dengan gambaran radiologi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Leukositosis terjadi pada pasien yang terinfeksi bakteri. Biasanya
lebih dari 10.000/mm3 kadang - kadang mencapai 30.000/mm3
• Namun, pada infeksi virus atau mikoplasma atau pada infeksi berat
leukosit normal atau rendah
• Leukopenia menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia
pada infeksi kuman gram negatif atau S. aureus pada pasien
dengan keganasan dan gangguan kekebalan, faal hati mungkin
terganggu
• Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED
• Ureum darah dapat meningkat dengan kreatinin dalam batas
normal
• Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik
• Hiponatremi merupakan komplikasi yang sering muncul
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
• Mengetahui etiologi dari pneumonia
• Mengetahui tingkat resistensi suatu patogen
• Cara pengambilan bahan
• Dibatukkan (sputum), atau dengan cara invasif yaitu aspirasi
transtorakal, aspirasi transtrakeal, bilasan atau sikatan bronkus
dan bronchoalveolar lavage (BAL)
ALUR TATALAKSANA PNEUMONIA
KOMUNITI
APLIKASI SKOR CURB-65 PADA
PELAKSANAAN PASIEN CAP
TATALAKSANA
Rawat jalan
• Suportif/Simptomatik
• Antibiotik harus
diberikan <8 jam
Rawat Inap Biasa
• Suportif/simptomatik
• Antibiotik harus
diberikan <8 jam
Rawat Inap Intensif
• Terapi oksigen
• Infus untuk rehidrasi,
koreksi kalori dan
elektrolit
• Simptomatik: antipiretik,
mukolitik
• Antibiotik <8 jam
ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP
Pada pasien rawat jalan tanpa komorbid dan faktor risiko
resistensi (ATS 2019)
ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP
Pada pasien rawat jalan dengan komorbid (ATS 2019)
ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP
Pada pasien rawat inap tanpa faktor risiko MRSA atau
P.aeruginosa (ATS 2019)
ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP
• Pilihan pengobatan empiris untuk MRSA termasuk
vankomisin (15 mg/kg setiap 12 jam, sesuaikan
berdasarkan kadar), atau linezolid (600 mg setiap 12
jam)
• Pilihan pengobatan empiris untuk P. aeruginosa
termasuk piperacillin-tazobactam (4,5 g setiap 6 jam),
cefepime (2 g setiap 8 jam), ceftazidime (2 g setiap 8
jam), aztreonam (2 g setiap 8 jam), meropenem (1 g
setiap 8 jam) atau imipenem (500 mg setiap 6 jam).
Pada pasien faktor risiko MRSA atau P.aeruginosa (ATS 2019)
TERAPI SUPORTIF CAP
• Terapi O2 untuk mendapat PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-
96% berdasar analisis gas darah
• Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan sputum yang
kental
• Fisioterapi dada untuk pengeluaran sputum
• Pengaturan cairan (rehidrasi)
• Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan sepsis berat
• Pemberian obat inotropik seperti dopamin atau dobutamin jika
terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal
• Ventilasi mekanis (intubasi dan ventilator)
• Drainase empyema bila ada
• Jika terdapat gagal napas dapat diberikan nutrisi yang cukup kalori
(terutama dari lemak untuk menghindari produksi CO2 yang
berlebihan)
EVALUASI TERAPI
• Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24 - 72 jam tidak ada
perbaikan, kita harus meninjau kembali diagnosis, faktor-faktor penderita,
obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya
MANAJEMEN PPOK/ASMA EKSASERBASI
KOMPLIKASI
• Ekstrapulmoner
• Meningitis, arthritis, endokarditis, peritonitis,
dan empyema
• Ekstrapulmoner non infeksius
• Gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru atau
infark paru, dan infark miokard akut
• Acute respiratory distress syndrome (ARDS),
multiorgan failure, pneumonia nosokomial
PROGNOSIS
• Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari
faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan
antibiotik yang tepat serta adekuat
PERBEDAAN ACOS, PPOK, ASMA
KRITERIA ACOS MENURUT
GINA/GOLD
ANALISIS MASALAH
• Anamnesis:
• Sesak sudah dirasakan sejak 1 minggu yang perlahan memberat sejak 3 hari SMRS
• Batuk berdahak berwarna putih berlendir dan kental sejak 1 minggu dan berubah menjadi hijau sejak 3 hari
SMRS
• Nyeri kepala +, pegal dan nyeri otot +
• Badan meriang hilang timbul +
• Nyeri dada (-)
• Riwayat batuk >2 minggu (-)
• Riwayat batuk darah (-)
• Penurunan BB, berkeringat malam dan berkurangnya napsu makan disangkal
• Riwayat asma sejak anak-anak dan Riwayat ibu dengan asma
• Riwayat merokok 2-3 bungkus/hari selama 20-30 tahun
Menurut teori pada pneumonia atipikal, keluhan dan tanda klinik timbul perlahan.
Gejala meliputi demam dan batuk non produktif, sakit kepala, malaise dan myalgia.
Berbeda dengan pneumonia tipikal berupa simtom pulmonal yang mencolok (sesak
napas, rasa tidak enak di dada, nyeri pleuritik, batuk produktif dengan sputum
berdarah atau purulen) disertai gejala demam tinggi, takipnea, takikardi, sianosis, dan
kesadaran menurun (bila berat)
ANALISIS MASALAH
Paasien memiliki kebiasaan merokok 2-3 bungkus/hari yang sudah
dilakukan selama ± 20-30 tahun hingga sekarang
Menurut teori faktor risiko Pneumonia meliputi:
• Merokok mempengaruhi transpor mukosilier, pertahanan humoral
dan seluler, serta fungsi epitel dan meningkatkan perlekatan bakteri
Streptococcus pneumonia dan Haemophylus influenza pada epitel
orofaring
• Penyakit komorbid seperti Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD) dapat meningkatkan insidensi CAP
ANALISIS MASALAH
Pada pemeriksaan auskultasi paru ditemui ronkhi pada pasien dan
sudah dilakukan pemeriksaan rontgen thorax didapatkan infiltrat
diffuse bilateral
• Menurut teori pada Pneumonia Atipikal dari pemeriksaan fisik akan
terdapat ronki basah tersebar kedua lapang paru
• Gambaran pada Pneumonia yang disebabkan bakteri atipikal
Mycoplasma pneumonia secara teori menunjukkan gambaran
radiologi berupa Infiltrat interstitial difus bilateral atau campuran
dengan alveolar
ANALISIS MASALAH
• Pada pemeriksaan TCM dari dahak pasien tidak dideteksi
adanya M. tuberculosis sehingga menyingkirkan diagnosis
Tb Paru secara pemeriksaan bakteriologis
• Pada pemeriksaan lab didapatkan nilai leukosit 10.000/µl
(Normal)
• Sesuai teori pada pneumonia atipikal nilai leukosit dapat
normal atau rendah
ANALISIS MASALAH
• Pada pasien ini didapatkan skor PSI: Usia laki-laki (59-
10) + frekuensi napas 30x/menit (+20) + natrium <130
(+20) = 89
• Derajat keparahan sesuai PSI  kelas risiko III, risiko
mortalitas rendah  Rawat Inap
ANALISIS MASALAH
• Prinsip pada pasien CAP yang dirawat di ruang rawat inap di
ruang biasa
• Pengobatan suportif / simptomatik
• Pemberian terapi oksigen
• Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
• Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik pada pasien ini berdasarkan kategori pasien
komorbid penyakit paru kronis (Asma+PPOK) tanpa faktor risiko resistensi
MRSA atau P.aeruginosa menggunakan beta-lactam sefalosporin generasi III
Ceftriaxone 1x2 gr (IV) dikombinasi dengan Azitromisin 1x500 mg (IV)
5
4
THANKS

More Related Content

Similar to IDENTITAS

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfssuser06fc96
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxssuser8fdb5d
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptmiftah685452
 
CBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis LaringCBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis LaringCoassTHT
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliahANANDITA63
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniakristanto djuwahir
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nitalany pratiwi
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivSoroy Lardo
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxssuser0e6f54
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxamin265170
 
Bronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptxBronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptxMuhammadFikiFauzan
 

Similar to IDENTITAS (20)

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptxDIFTERI_21 Mei 2018.pptx
DIFTERI_21 Mei 2018.pptx
 
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdfPembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
Pembahasan UKDI CLINIC 1.pdf
 
Sosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB ParuSosialisasi TB Paru
Sosialisasi TB Paru
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
CBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis LaringCBD Tuberkulosis Laring
CBD Tuberkulosis Laring
 
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
3. asuhan keperawatan copd, tugas kuliah
 
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paruTuberkulosis paru
Tuberkulosis paru
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
296149950 ppt-referat-pneumonia-nita
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hivInisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
Inisiasi pemberian oat pada pasien tb dengan hiv
 
presentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptxpresentasi_TB.pptx
presentasi_TB.pptx
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
 
Bronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptxBronkopneumonia pada anak.pptx
Bronkopneumonia pada anak.pptx
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (20)

PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

IDENTITAS

  • 1. IDENTITAS Identitas • Nama lengkap : Tn. S • Tanggal lahir : 1 Januari 1963 • Usia : 59 tahun • Jenis Kelamin : Laki-laki • Pekerjaan : Petani • Alamat : Dusun IV Lumpatan
  • 3. • Riwayat Penyakit Sekarang: • Sesak sejak 1 minggu yang perlahan memberat sejak 3 hari SMRS • Sesak napas memberat bila beraktivitas • Suara napas “mengik” (+) • Batuk berdahak (jarang) berwarna putih berlendir dan kental sejak 1 minggu dan berubah menjadi hijau sejak 3 hari SMRS • Nyeri kepala + • Pegal-pegal dan nyeri otot + • Meriang hilang timbul + • Nyeri dada (-) • Merokok 1-2 bungkus/hari selama 30-40 tahun hingga saat ini • Riwayat batuk >2 minggu (-) • Batuk darah (- ) • Penurunan berat badan (- ) • Berkeringat malam (-) • Napsu makan berkurang (-)
  • 4. Riwayat penyakit dahulu • Riwayat penyakit asma : pasien memiliki riwayat asma sejak anak- anak namun sudah tidak pernah kambuh dalam 1 tahun terakhir • Riwayat pengobatan TBC 6 bulan : Disangkal Riwayat penyakit keluarga • Riwayat asma/atopi : Ibu pasien memiliki riwayat asma seperti pasien • Riwayat pengobatan TBC 6 bulan : Disangkal
  • 5. Pemeriksaan fisik • Keadaan umum: - Keadaan umum : Tampak sakit sedang - Kesadaran : compos mentis - Tekanan darah : 120/80mmhg - Nadi : 80x/ menit - Respiration rate : 30x/ menit - Temperature : 36,50 C
  • 6. 3. Pemeriksaan Torax (5 April 2022): Pulmo • Inspeksi : bentuk dada barrel chest +, sela iga melebar + • statis: kanan sama dengan kiri • dinamis: tidak ada yang teringgal • Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri • Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru • Auskultasi : Suara dasar bronkovesikuler (+/+), ronki (+/+), wheezing (-/-)
  • 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hematologi (3 April 2022) • Hb : 14,5 g/dl (14-18 g/dl) • Ht :41,7% (42-52%) • Leukosit : 10.000/µl (4200-11000/µl) • Trombosit : 234.000/µl (150.000-400.000) • Hitung jenis : 0/2/55/30/14/1,83
  • 8. Kimia klinik (3/4/2022) • BSS : 112 mg/dl • Ureum : 38 mg/dl • Creatinin : 0,85 mg/dl • Natrium : 126 mmol/l (↓) • Kalium : 4,2 mmol/l Pemeriksaan TCM (4/4/2022) : MTB Not Detected
  • 9. Foto thorax PA view, posisi erect, simetris, inspirasi dan kondisi cukup, hasil: •Trakea di tengah, tidak berdeviasi • Tak tampak pelebaran mediastinum superior • Tampak Infiltrat interstitial difus bilateral •Kedua sinus costophrenicus lancip •Cor, ukuran dan letak normal, CTR < 50% •Kedua diafragma licin dan tidak mendatar •Sistema tulang yang tervisualisasi intact Kesan: Susp TB Paru DD Pneumonia
  • 10. Diagnosis kerja Pneumonia Komunitas Tipe Atipikal PSI Kelas III + Asthma-COPD Overlap Syndrome (ACOS) Diagnosis banding • PPOK Eksaserbasi Akut ipe I • TB Paru Penatalaksanaan Non Farmakologis • Terapi gizi : Diet Bubur Biasa
  • 11. Farmakologis • O2 3 liter/menit • IVFD NaCl 3% 1L/24 jam (IV) • IVFD D5% 70 cc + Aminofilin 30cc habis dalam 24 jam • Nebu Combivent 6x1 (Inhalasi) • Nebu Pulmicort 2x1 (Inhalasi) • Inj Ceftriaxone 1x2 gr (IV) • Inj. Dexametason 3x5 mg (IV) • Inj Azitromicin 1x500 mg (IV) • Inj Omeprazole 1x40 mg (IV) • Inj Acetylcystein 1x5 gr (IV) • Vit B Complex 3x1 Tab (PO) • Vit C 3x1 Tab (PO) Prognosis • Quo ad vitam : dubia ad bonam • Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
  • 12. TINJAUAN PUSTAKA Definisi • Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) • Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk • Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis
  • 13. TINJAUAN PUSTAKA • Etiologi: • Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme; bakteri, virus, jamur dan protozoa • Pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. • Laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif
  • 14. PATOGENESIS • Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan permukaan epitel saluran napas : 1. Inokulasi langsung 2. Penyebaran melalui pembuluh darah 3. Inhalasi bahan aerosol 4. Kolonisasi dipermukaan mukosa • Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi • Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru
  • 15. PATOLOGI • Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi • Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian dimakan
  • 16. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Pneumonia : •Pneumonia komuniti •Pneumonia nosocomial •Pneumonia aspirasi •Pneumonia pada penderita Immunocomprimised Berdasarkan Klinis dan Epidemiologis •Pneumonia Bakterial/Tipikal •Pneumonia Atipikal •Pneumonia Virus •Pneumonia Jamur Berdasarkan Bakteri Penyebab •Pneumonia Lobaris •Bronkopneumonia •Pneumonia Interstisial Berdasarkan Predileksi Infeksi
  • 17. TINJAUAN PUSTAKA • Pneumonia komunitas/CAP adalah sindrom infeksi paru akut yang terjadi pada pasien yang belum pernah dirawat di rumah sakit • Suatu infeksi pada paru – paru yang dimulai dari luar rumah sakit atau didiagnosis dalam 48 jam setelah masuk rumah sakit pada pasien yang tidak menempati fasilitas perawatan kesehatan jangka panjang selama 14 hari atau lebih sebelum gejala muncul, serta biasanya disertai dengan adanya gambaran infiltrat pada pemeriksaan radiologis dada Community Acquired Pneumonia (CAP)
  • 18. FAKTOR RISIKO • Usia lanjut lebih dari 65 tahun • CAP pada usia lanjut di atas 65 tahun mencapai 25 – 44 orang tiap 1000 orang, dimana pada orang normal hanya 4,7 – 11,6 tiap 1000 orang • Merokok • Merokok mempengaruhi transpor mukosilier, pertahanan humoral dan seluler, serta fungsi epitel dan meningkatkan perlekatan bakteri Streptococcus pneumonia dan Haemophylus influenza pada epitel orofaring • Riwayat penyakit komorbid • Penyakit komorbid seperti Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), diabetes melitus, insufisiensi renal, Congestive Heart Failure (CHF), penyakit jantung koroner, keganasan, penyakit neurologik, penyakit hati kronik dapat meningkatkan insidensi dari CAP • Alkoholisme • Pada alkoholisme sistem pertahanan dan pernapasan terganggu akibat kolonisasi bakteri gram negatif pada orofaring, menganggu refleks batuk, mengubah gerak menelan, dan transpor mukosiliar. Disamping itu, alkohol juga menganggu fungsi imunitas, seperti limfosit, neutrofil, monosit, dan makrofag alveolar. Bakteri yang banyak pada peminum alkohol adalah Streptococcus pneumoniae dan bakteri anaerob. • Imunitas yang memburuk • Pada pasien immunocompromised seperti splenic dysfunction, Hodgkin disease, limfoma, multipel myeloma, chronic renal failure, sindrom nefrotik, AIDS, orang yang mendapat kortikosteroid dosis tinggi, atau kondisi seperti pasien yang diberi imunosupresan akibat transplantasi lebih mudah menderita CAP
  • 19. TINJAUAN PUSTAKA Etiologi Pneumonia Komunitas: • Streeptococcus pneumonia • Mycoplasma pneumonia • Hemophilus influenza • Legionella pneumophila • chlamydia pneumonia • anaerob oral • Adenovirus • influenza tipe A dan B
  • 20. MANIFESTASI KLINIS • Manifestasi klinik dari CAP dibagi dua, yaitu gejala dan tanda yang diakibatkan pneumonia komunitas tipikal dan gejala dan tanda yang diakibatkan dari pneumonia atipikal
  • 21. PNEUMONIA TIPIKAL • Tanda dan Gejala: • Simtom pulmonal yang mencolok (sesak napas, rasa tidak enak di dada, nyeri pleuritik, batuk produktif dengan sputum berdarah atau purulen) • Tanda kliniknya meliputi demam tinggi, takipnea, takikardi, sianosis, dan kesadaran menurun (bila berat) • Pada pemeriksaan fisik paru: • Temuan pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi. • Sindrom pneumonia tipikal ini disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza, dan Pseudomonas aeruginosa
  • 22. PNEUMONIA ATIPIKAL • Keluhan dan tanda klinik timbul perlahan. Yang meliputi demam dan batuk non produktif, sakit kepala, malaise, dan myalgia • Pada pemeriksaan fisik terdapat ronki basah tersebar, konsolidasi jarang terjadi • Gambaran radiologis infiltrat interstitial • Labolatorium menunjukkan leukositosis ringan, pewarnaan Gram, biarkan dahak atau darah tidak • Laboratorium; isolasi biarkan sensitivitinya sangat rendah, deteksi antigen enzyme immunoassays (EIA), Polymerase Chain Reaction (PCR) dan uji serologi untuk menemukan bakteri atipik • Patogen penyebab: Mycoplasma pneumonia, Rickettsia, Legionella, dan berbagai virus respirasi (virus influenza, adenovirus, dan respiratory synctial viruses (RSV)
  • 24. DIAGNOSIS • Untuk mendiagnosis pasien dengan CAP didapat dari anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisik, foto toraks dan laboratorium • Diagnosis pasti CAP jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif dan ditambah dengan 2 atau lebih gejala seperti berikut: • Batuk-batuk bertambah • Perubahan karakteristik sputum purulen • Suhu tubuh > 38,5° C (aksila) / riwayat demam • Pemeriksaan fisik: ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki • Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
  • 25. SKORING DERAJAT KEPARAHAN PASIEN CAP Pneumonia Severity Index (PSI) Derajat Keparahan Berdasarkan PSI
  • 26. KRITERIA RAWAT INAP • Skor PSI lebih dari 70 • Bila skor PSI kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini; 1. Frekuensi napas > 30/menit 2. PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg 3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral 4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus • Tekanan sistolik < 90 mmHg • Tekanan diastolik < 60 mmHg • Pneumonia pada pengguna NAPZA
  • 27. KRITERIA PNEUMONIA BERAT Kriteria Pneumonia Berat menurut IDSA/ATS 2007 • Kriteria Minor • Frekuensi napas ≥ 30/menit • PaO2/FiO2 ≤ 250 mmHg • Foto toraks menunjukkan infiltrat multibolus • Kesadaran menurun/disorientas • Uremia (BUN ≥ 20 mg/dl) • Leukopenia (leukosit < 4000 sel/mm3) • Trombositopenia (trombosit < 100.000 sel/mm3) • Hipotermia (suhu < 36ºC) • Hipotensi yang memerlukan resusitasi cairan agresif • Kriteria Mayor • Membutuhkan ventilasi mekanik • Membutuhkan vasopresor >4 jam (septic syok)
  • 28. KRITERIA PERAWATAN INTENSIF • Penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg). • Kriteria minor dan mayor yang lain bukan merupakan indikasi untuk perawatan Ruang Rawat Intensif.
  • 29. DERAJAT KEPARAHAN CAP BERDASARKAN CURB-65
  • 30. PERIKSAAN PENUNJANG • Gambaran Radiologis • Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis CAP namun foto thorax hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi yang mungkin Hubungan patogen penyebab dengan gambaran radiologi
  • 31. PEMERIKSAAN LABORATORIUM • Leukositosis terjadi pada pasien yang terinfeksi bakteri. Biasanya lebih dari 10.000/mm3 kadang - kadang mencapai 30.000/mm3 • Namun, pada infeksi virus atau mikoplasma atau pada infeksi berat leukosit normal atau rendah • Leukopenia menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman gram negatif atau S. aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan kekebalan, faal hati mungkin terganggu • Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED • Ureum darah dapat meningkat dengan kreatinin dalam batas normal • Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik • Hiponatremi merupakan komplikasi yang sering muncul
  • 32. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI • Mengetahui etiologi dari pneumonia • Mengetahui tingkat resistensi suatu patogen • Cara pengambilan bahan • Dibatukkan (sputum), atau dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal, aspirasi transtrakeal, bilasan atau sikatan bronkus dan bronchoalveolar lavage (BAL)
  • 34. APLIKASI SKOR CURB-65 PADA PELAKSANAAN PASIEN CAP
  • 35. TATALAKSANA Rawat jalan • Suportif/Simptomatik • Antibiotik harus diberikan <8 jam Rawat Inap Biasa • Suportif/simptomatik • Antibiotik harus diberikan <8 jam Rawat Inap Intensif • Terapi oksigen • Infus untuk rehidrasi, koreksi kalori dan elektrolit • Simptomatik: antipiretik, mukolitik • Antibiotik <8 jam
  • 36. ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP Pada pasien rawat jalan tanpa komorbid dan faktor risiko resistensi (ATS 2019)
  • 37. ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP Pada pasien rawat jalan dengan komorbid (ATS 2019)
  • 38. ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP Pada pasien rawat inap tanpa faktor risiko MRSA atau P.aeruginosa (ATS 2019)
  • 39. ANTIBIOTIK EMPIRIS PASIEN CAP • Pilihan pengobatan empiris untuk MRSA termasuk vankomisin (15 mg/kg setiap 12 jam, sesuaikan berdasarkan kadar), atau linezolid (600 mg setiap 12 jam) • Pilihan pengobatan empiris untuk P. aeruginosa termasuk piperacillin-tazobactam (4,5 g setiap 6 jam), cefepime (2 g setiap 8 jam), ceftazidime (2 g setiap 8 jam), aztreonam (2 g setiap 8 jam), meropenem (1 g setiap 8 jam) atau imipenem (500 mg setiap 6 jam). Pada pasien faktor risiko MRSA atau P.aeruginosa (ATS 2019)
  • 40. TERAPI SUPORTIF CAP • Terapi O2 untuk mendapat PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95- 96% berdasar analisis gas darah • Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan sputum yang kental • Fisioterapi dada untuk pengeluaran sputum • Pengaturan cairan (rehidrasi) • Pemberian kortikosteroid pada pasien dengan sepsis berat • Pemberian obat inotropik seperti dopamin atau dobutamin jika terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal • Ventilasi mekanis (intubasi dan ventilator) • Drainase empyema bila ada • Jika terdapat gagal napas dapat diberikan nutrisi yang cukup kalori (terutama dari lemak untuk menghindari produksi CO2 yang berlebihan)
  • 41. EVALUASI TERAPI • Jika setelah diberikan pengobatan secara empiris selama 24 - 72 jam tidak ada perbaikan, kita harus meninjau kembali diagnosis, faktor-faktor penderita, obat-obat yang telah diberikan dan bakteri penyebabnya
  • 42.
  • 44. KOMPLIKASI • Ekstrapulmoner • Meningitis, arthritis, endokarditis, peritonitis, dan empyema • Ekstrapulmoner non infeksius • Gagal ginjal, gagal jantung, emboli paru atau infark paru, dan infark miokard akut • Acute respiratory distress syndrome (ARDS), multiorgan failure, pneumonia nosokomial
  • 45. PROGNOSIS • Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat
  • 48. ANALISIS MASALAH • Anamnesis: • Sesak sudah dirasakan sejak 1 minggu yang perlahan memberat sejak 3 hari SMRS • Batuk berdahak berwarna putih berlendir dan kental sejak 1 minggu dan berubah menjadi hijau sejak 3 hari SMRS • Nyeri kepala +, pegal dan nyeri otot + • Badan meriang hilang timbul + • Nyeri dada (-) • Riwayat batuk >2 minggu (-) • Riwayat batuk darah (-) • Penurunan BB, berkeringat malam dan berkurangnya napsu makan disangkal • Riwayat asma sejak anak-anak dan Riwayat ibu dengan asma • Riwayat merokok 2-3 bungkus/hari selama 20-30 tahun Menurut teori pada pneumonia atipikal, keluhan dan tanda klinik timbul perlahan. Gejala meliputi demam dan batuk non produktif, sakit kepala, malaise dan myalgia. Berbeda dengan pneumonia tipikal berupa simtom pulmonal yang mencolok (sesak napas, rasa tidak enak di dada, nyeri pleuritik, batuk produktif dengan sputum berdarah atau purulen) disertai gejala demam tinggi, takipnea, takikardi, sianosis, dan kesadaran menurun (bila berat)
  • 49. ANALISIS MASALAH Paasien memiliki kebiasaan merokok 2-3 bungkus/hari yang sudah dilakukan selama ± 20-30 tahun hingga sekarang Menurut teori faktor risiko Pneumonia meliputi: • Merokok mempengaruhi transpor mukosilier, pertahanan humoral dan seluler, serta fungsi epitel dan meningkatkan perlekatan bakteri Streptococcus pneumonia dan Haemophylus influenza pada epitel orofaring • Penyakit komorbid seperti Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) dapat meningkatkan insidensi CAP
  • 50. ANALISIS MASALAH Pada pemeriksaan auskultasi paru ditemui ronkhi pada pasien dan sudah dilakukan pemeriksaan rontgen thorax didapatkan infiltrat diffuse bilateral • Menurut teori pada Pneumonia Atipikal dari pemeriksaan fisik akan terdapat ronki basah tersebar kedua lapang paru • Gambaran pada Pneumonia yang disebabkan bakteri atipikal Mycoplasma pneumonia secara teori menunjukkan gambaran radiologi berupa Infiltrat interstitial difus bilateral atau campuran dengan alveolar
  • 51. ANALISIS MASALAH • Pada pemeriksaan TCM dari dahak pasien tidak dideteksi adanya M. tuberculosis sehingga menyingkirkan diagnosis Tb Paru secara pemeriksaan bakteriologis • Pada pemeriksaan lab didapatkan nilai leukosit 10.000/µl (Normal) • Sesuai teori pada pneumonia atipikal nilai leukosit dapat normal atau rendah
  • 52. ANALISIS MASALAH • Pada pasien ini didapatkan skor PSI: Usia laki-laki (59- 10) + frekuensi napas 30x/menit (+20) + natrium <130 (+20) = 89 • Derajat keparahan sesuai PSI  kelas risiko III, risiko mortalitas rendah  Rawat Inap
  • 53. ANALISIS MASALAH • Prinsip pada pasien CAP yang dirawat di ruang rawat inap di ruang biasa • Pengobatan suportif / simptomatik • Pemberian terapi oksigen • Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit • Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik • Pengobatan antibiotik pada pasien ini berdasarkan kategori pasien komorbid penyakit paru kronis (Asma+PPOK) tanpa faktor risiko resistensi MRSA atau P.aeruginosa menggunakan beta-lactam sefalosporin generasi III Ceftriaxone 1x2 gr (IV) dikombinasi dengan Azitromisin 1x500 mg (IV)