Dokumen tersebut membahas tentang penyakit yang ditularkan oleh lalat dan tindakan pengendaliannya. Lalat dapat menularkan penyakit seperti kolera, tipus, dan disentri melalui kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Untuk mengendalikan penyakit ini perlu dilakukan survei kepadatan lalat, perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan, serta pemberantasan lalat secara langsung menggunak
9. MAKANAN
• Lalat dewasa aktif sepanjang hari terutama pagi
dan sore
• Inaktif pada malam hari
• Tertarik pada makanan manusia, darah dan
bangkai
• Bagian mulut tidak dapat dipakai untuk
menggigit/menusuk hanya dapat menghisap
barang-barang cair
• Tanpa air lalat hanya bertahan hidup selama 48
jam
11. Tempat Peristirahatan
Tengah hari lalat tidak makan tetapi
beristirahat di lantai, dinding, langit-langit,
rumput-rumput dan tempat yang sejuk
Lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan,
dan tidak aktif pada malam hari
Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian
tidak lebih dari 5 m
Untuk istirahat lalat memerlukan suhu = 35°C –
40°C dan kelembaban 90%
12. Fluktuasi Jumlah Lalat
• Hewan fototropik menyukai cahaya
• Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif
dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada
lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur
dan kelembaban
• Jumlah lalat meningkat pada temperatur 20°C –
25°C
• Berkurang pada temperatur < 10°C atau > 49°C
• Kelembaban yang optimum 90 %.
13. Perilaku Perkembangbiakan
• Berkembangbiak di sekitar sumber makanannya
• Penyebaran dipengaruhi oleh cahaya,
temperature dan kelembaban,
• Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar
35º-40ºC, kelembaban 90%.
• Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
17. VIBRIO CHOLERA
• Menyebabkan penyakit kolera
• Menginfeksi saluran pencernaan melalui mukosa dan
berakumulasi di sebelah submukosa saluran pencernaan
• Gejala : diare, muntah-muntah, dehidrasi, sakit pada
bagian abdomen (perut), koma, dan dapat
mengakibatkan kematian bahkan dalam jangka waktu
12 jam setelah gejala muncul
• Sumber infeksi : feses dan muntahan dari penderita
penyakit kolera, serta makanan dan air yang
terkontaminasi agen penyakit ini
18. SALMONELLA TYPHI
• Menyebabkan penyakit Tiphoid (tifus)
• Menginfeksi saluran pencernaan, melalui
mucosa
• Gejala : demam terus-menerus, iritasi dinding
saluran pencernaan, diare
• Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang
yang terkena penyakit ini, atau orang yang
sudah sembuh tetapi masih bertindak sebagai
carier, makanan, minuman, atau susu yang
terkontaminasi oleh penderita penyakit ini
19. SHYGELLA DYSENTRIAE
• Menyebabkan penyakit disentri
• Menginfeksi saluran pencernaan, melalui mucosa
• Gejala : diare, demam, muntah-muntah dengan frekuensi
tinggi, dengan muntahan mengandung darah dan mucus
• Sumber infesi adalah toxin (racun) yang dihasilkan oleh
bakteri ini. Toxin ini aktif dalam keadaan panas, oleh
karena itu, disentri banyak dijumpai pada musim panas
• Sumber infeksi : feses, urine, dan darah orang yang
terkena penyakit ini, atau orang yang sudah sembuh
tetapi masih bertindak sebagai carier, makanan,
minuman, atau benda yang terkontaminasi oleh
penderita penyakit ini
20.
21. Survey Lalat sebagai Vektor Penyakit
• Survey Kepadatan Lalat
Melakukan survey menggunakan fly
grill
22. Survey Kepadatan Lalat
Tujuan :
• Menentukan daerah-daerah yang potensial
menjadi tempat berkembang biak lalat
• Menentukan kepadatan lalat/indeks lalat
• Menentukan luas daerah pengendalian dan
jenis pengendalian yang akan dilakukan
23. Alat : Scudder fly grill
• Papan kayu : lebar 2 cm, tebal 0,64 cm, panjang 91 cm,
jarak antar kayu 2 cm
• Cara :
• Dilakukan pagi hari, setelah matahari bersinar
• Letakkan scudder fly grill pada lokasi yang akan diukur
• Hitung jumlah lalat yang hinggap setiap 30 detik
• Lakukan secara rutin (1 minggu sekali)
• Indeks lalat = jumlah lalat hinggap pada grill/30 detik
24. • Pada daerah yang luas dibagi dalam beberapa zona, diukur
pada masing-masing zona.
Interprestasi hasil pengukuran indeks populasi lalat :
• Indonesia = < 20 baik
> 20 perlu tindakan pemberantasan
• 0 – 2 : Rendah atau tidak menjadi masalah
• 3 – 5 : Sedang dan perlu dilakukan pengamanan terhadap
tempat-tempat berkembang biakan lalat
• 6 – 20 : Tinggi/padat dan perlu pengamanan terhadap
tempat- tempat berkembang biakan lalat dan bila mungkin
direncanakan upaya pengendaliannya.
• > 21 : Sangat tinggi/sangat padat dan perlu dilakukan
pengamanan terhadap tempat–tempat perkembangbiakan
lalat dan tindakan pengendalian lalat.
26. KEUNTUNGAN
• Mudah
• Murah
• Cepat
• Memungkinkan sampling banyak tempat
• Jika digunakan secara konsisten, dapat
digunakan untuk mengukur perubahan populasi
dari waktu ke waktu
27. Program Pengendali an Vektor Lalat
•Penurunan populasi larva dengan cara
pengelolaan dan sanitasi yang baik pada
daerah-daerah yang potensial menjadi tempat
untuk berkembang biak
•„ Pengendalian populasi secara kimia untuk
menghilangkan lalat.
28. Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Metoda :
Mekanis :
• Pemasangan kasa : tetapi jendela tetap dapat
dibuka, dan kasa dibersihkan secara teratur.
• Fly traps
• Electric fan
• Penggelontoran saluran-saluran
29. Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Langkah manajemen terpadu :
1. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan lalat, secara fisik menggunakan
sticky tape, fly trap, secara kimia menggunakan
insektisida dengan metode spraying, fogging, dan
secara biologis menggunakan predator alami,
3. Edukasi masyarakat
30. Pengendalian Lalat Sebagai
Vektor Penyakit
Evaluasi
1. Kembali melakukan survey untuk
melihat indeks lalat, menurun atau tidak
2. Melihat jumlah kasus penyakit yang
dicurigai ditransmisikan oleh lalat,
berkurang atau tidak
32. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Tujuan: mencegah terjadinya perkembangbiakan lalat dan
transmisi penyakit lalat.
Metoda Umum:
Pencegahan :
• Menghilangkan sumber makanan lalat, pembuangan
kotoran manusia dengan baik.
• Pengelolaan sampah dan atau pupuk kandang yang
benar
• Pendidikan kesehatan
Pemberantasan ;
• „ Untuk Membunuh : telur, larva, pupa, dan lalat dewasa
33. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
1. Mengurangi/menghilangkan tempat perkembangbiakan
lalat
a. Kandang Ternak
- Harus dapat dibersihkan, dan lantai harus kedap air, dan
dapat disiram setiap hari
b. Peternakan/kandang burung
- Dilengkapi dengan ventilasi, serta kotoran dapat
dikeluarkan dari sangkar dan dibersihkan
c. Timbunan pupuk kandang
-Ditutup dengan plastik
-Cara ini dapat membunuh larva/pupa karena panasnya
34. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
d. Kotoran manusia
Jamban perlu dilengkapi dengan:
• 1. Leher angsa untuk mencegah bau
• 2. Ventilasi dengan kawat anti lalat
• 3. Tidak BAB di sembarang tempat
• 4. Dalam pengungsian dimana tidak ada jamban, BAB
pada jarak ±500 m pada arah angin yang tidak mengarah
ke dekat pemukiman dan ±30 m dari sumber air bersih,
kemudian menutupnya dengan tanah
35. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
e. Sampah basah dan sampah organik
• Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah
harus dikelola dengan baik jika tidak ada, sampah
dibakar, dan ditutup dengan tanah
• Dasar tong sampah harus dibersihkan dari sisa-sisa
sampah
• TPA sampah perlu dipadatkan, ditutup tanah merah
setebal 15-30 cm.
• Lokasi TPA harus beberapa km dari pemukiman
36. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
f. Tanah yang mengandung bahan organik
• Lumpur organik dari air buangan, septic tank harus
dihilangkan dengan dikeruk atau digelontor
• Menutup saluran air buangan dapat menghilangkan
tempat berkembang biak lalat
• Di tempat peternakan/pemotongan hewan, pengolahan,
pengasinan ikan, lantai harus terbuat dari bahan yang
kuat dan mudah digelontor
37. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
2. Mengurangi sumber yang menarik lalat
• Pencegahan dilakukan dengan:
•Kebersihan lingkungan
•Membuat saluran air limbah
•Menutup tempat sampah
•Pemasangan alat pembuang bau (exhaust)
38. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
3. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang
mengandung kuman penyakit
• Sumber penyakit berasal dari kotoran manusia, bangkai
binatang, sampah basah, lumpur organik, orang sakit
mata
• Cara-cara pencegahan:
• a. Kontsruksi jamban yang memenuhi syarat
• b. Mencegah lalat berkontak dengan orang sakit, tinja,
kotoran
• c. Mencegah lalat tidak masuk ke tempat sampah,
peternakan/pemotongan hewan
39. Perbaikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
4. Melindungi makanan, peralatan makan dan orangyang
kontak dengan lalat
• Makanan disimpan di lemari makan
• Makanan perlu dibungkus
• Jendela dan tempat-tempat terbuka dipasang kawat kasa
• Penggunaan kelambu/tudung saji
• Kipas angin dapat dipasang untuk menghalau lalat
masuk
40. Pemberantasan Lalat Secara Langsung
1. Cara fisik: mudah dan aman, tetapi kurang fektif
apabila lalat dalam kepadatan tinggi, hanya cocok
pada skala kecil :
• a. Perangkap lalat (Fly trap)
• b. Umpan kertas lengket berbentuk pita/lembaran
(sticky tapes)
• c. Perangkap dan pembunuh elektronik (light trap
with electrocutor)
42. Pemberantasan Lalat Secara Langsung
2. Cara Kimia
• Penggunaan insektisida hanya untuk periode yang
singkat apabila sangat diperlukan
• Biasanya digunakan pada KLB kolera, disentri dan
trachoma
• Dapat dilakukan melalui cara penyemprotan dengan
efek residu (residual spraying), pengasapan (space
spraying )
43. Pemberantasan Lalat Secara Langsung
3. Cara Biologi:
• Memanfaatkan sejenis semut kecil berwarna hitam
(Phiedoloqelon affinis) untuk mengurangi populasi
lalat rumah di tempat sampah
• Memanfaatkan aroma beberapa tanaman : cengkeh,
pandan, lavender, tembakau.
44. Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengendalian
Lalat di Pemukiman
Upaya Lokasi Dilakukan oleh
Menggunakan repelen dan
sticky fly paper
Dalam rumah Indvidu dan keluarga
Hindari pembuangan air
besar di tempat terbuka
sekitar rumah
Di sekitar rumah Individu dan keluarga
Mengupayakan halaman
tetap bersih dan runtuhan
pepohonan dan kotoran
binatang
Di sekitar rumah Individu dan masyarakat
Mengupayakan kandang
hewan selalu bersih
Di sekitar rumah Individu, keluarga dan
masyarakat
Melakukan pengawasan
terhadap pembuangan air
besar di tempat terbuka
Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah
Melakukan pengaturan
dalam pengumpulan dan
pembuangan sampah
Di dalam pemukiman Masyarakat dan pemerintah