2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan
TBC pada pasien
3. Tuberkulosis
• Penyakit infeksius kronik dan berulang yang
biasanya mengenai paru, meskipun semua organ
terkena
• Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
• Organisme bentuk batang kecil dan reati tumbuh
lambat serta cepat asam dengan kapsul luar
berlilin
• Ditularkan oleh droplet nuclei
• Ditularkan melalui udara ketika orang terinfeksi
batuk, bersin, bicara atau bernyanyi
4. Patofisiologi
• Tuberkulosis Pulmonal
– Droplet nuklei mengandung satu hingga tiga basil masuk ke
dalam paru tertanam pada alveolus atau bronkiolus,
biasanya pada lobus atas
– Karena bakteri memperbanyak diri, menyebabkan respons
inflamasi lokal
– Respons inflamasi membawa neutrofil dan makrofag ke
tempat tersebut
– Sel fagositik mengitari dan menelan basili, mengisolasi
mereka dan mencegah penyebaran M.Tb terus
memperbanyak diri secara lambat
– Beberapa masuk sistem limfatik untuk menstimulasi
respons imun yang dimediasi sel
5.
6.
7. – Neutrofil dan makrofag mengisolasi bakteri, tetapi
tidak dapat menghancurkannya
– Les granulomatosa disebut tuberkel
– Koloni basil yang terlindungi, terbentuk
– Dalam tuberkel, jaringan infeksi mati, membentuk
pusat seperti keju, prose yang disebut nekrosis
degenerasi jaringan mati
– Jika respons imun adekuat, terjadi jaringan paru
sekitar tuberkel dan basili tetap tertutup
– Lesi pada akhirnya mengalami kalsifikasi dan terlihat
pada sinar-X
8. – Jika respons imun tidak adekuat untuk mengandung
basili, penyakit TB dapat terjadi
– Infeksi dapat memburuk, menyebabkan destruksi
jaringan paru yang luas
– Pada tubekulosis primer, jaringan granulomatosa
dapat mengikis kedalam bronkus atau ke dalam
pembuluh darah atau organ lain
– Lesi TB yang telah sembuh sebelumnya dapat
diaktivasi kembali
– Tuberkulosis reaktivasi terjadi ketika sistem imun
tertekan akibat usia, penyakit atau penggunaan obat
imunosupresif
9. – Luas penyakit paru dapat beragam dari lesi kecil
hingga kavitasi luas jaringan paru
– Tuberkel ruptur, basili menyebar ke jalan nafas
untuk mebentuk lesi satelit dan menghasilkan
pneumonia tuberkulosis
10.
11. Manifestasik dan komplikasi
• Infeksi awal dan gejala tidak disadari hingga pemeriksaan
tuberkulin menjadi positif atau terkalsifikasi terlihat pada
sinar-X dada
• Keletihan, penurunan berat badan, anoreksia, demam
derajat rendah di waktu sore, dan keringat malam umum
terjadi
• Batuk kering yang kemudian menjadi batuk produktif
dengan sputum purulen dan/atau sputum berwarna darah
• Ketika lesi TB ruptur, basili dapat mengontamisi ruang
pleura
• Ruptur juga dapat memungkinkan udara masuk e ruang
pleura dari paru menyebabkan pneumotoraks
12. Tuberkulosis Ekstrapulmonal
• Ketika penyakit primer atau reaktivasi
memungkinkan basili hidup untuk masuk ke
bronki, penyakit dapat menyebar melalui darah
dan sistem limfe ke organ lain
• Penyakit ini bermetastasis jauh dapat
menghasilkan lesi aktif, atau mereka dapat
menjadi dorman dan reaktivasi pada waktu lain
• TB ekstrapulmonal terutama prevalen pada orang
penderita penyakit HIV
13. Tuberkulosis Milier
• Hasil dari penyebaran hematogenus (melalui darah)
basili seluruh tubuh.
• Tuberkulosis milier menyebabkan menggigil dan
demam, kelemahan, malaise, dan dispnea progresif
• Lesi multipel datar terdistribusi ke seluruh paru
ditemukan pada sinar-X dada
• Sputum jarang mengandung organisme
• Sumsum tulang biasanya terkena, menyebabkan
anemia, trombositopenia, dan leukositosis
• Tanpa terapi yang trpat, prognosis buruk
14. Tuberkulosis Genitourinari
• Ginjal dan saluran genitourinaria adalah tempat
ekstrapulmonal yang umum terjadi untuk TB
• Organisme menyebar ke ginjal melalui darah, memulai
proses inflamasi yang serupa dengan yang terjadi di paru
• Reaktivasi dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi
awal
• Karena lesi kemudian membesar dan mengalami
degenerasi jaringan mati, bagian besar parenkim paru
rusak
• Infeksi kemudian dapat menyebar ke saluran kemih,
termasuk ureter dan kandung kemih
• Jaringan parut dan striktur biasanya terjadi
15. • Pada pria, prostat, vesika seminal dan epididimis dapat
terlibat
• Pada wanita mengenai tuba falopii dan ovarium
• Manifestasi terjadi secara tersembunyi
• Gejala infeksi saluran kemih, antara lain malaise, disuria,
hematuria, dan piuria terjadi
• Nyeri panggul dapat terjadi
• Pria dapat terjadi epididikitis atau prostatitis: nyeri
perineal, sakral, atau skrotum dan nyeri tekan; kesulitan
berkemih; dan demam
• Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul,
gangguan fertilitas, atau kehamila ektopik
16. Meningitis Tuberkulosis
• TB menyebar ke ruang subarakhnoid
• Manifestasi terjadi secara bertahap, dengan lesu,
iritabilitas, anoreksia, dan demam
• Sakit kepala dan perubahan perilaku adalah gejala awal
umum terjadi pada lansia
• Seiring dengan perkembangan penyakit, intesitas sakit
kepala meningkat, terjadi muntah, dan tingkat
kesadaran menurun
• Konvulsi dan koma dapat mengikuti
• Tanpa terapi yang tepat, efek neurologis dapat menjadi
permanen
17. Tuberkulosis Skeletal
• TB tulang dan sendi paling sering terjadi selama masa
kanak-kanak, ketika epifisis tulang terbuka dan suplai
darahnya kaya
• Organisme menyebar melalui darah ke vertebra, ujung
tulang panjang, dan sendi
• Imun dan proses inflamasi mengisolasi basili dan
penyakit sering kali menjadi muncul setelah bertahun-
tahun
• Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai vertebra
toraks, mengikis badan vertebra dan menyebabkannya
kolaps
• Terjadi kifosis yang signifikan, dan korda spinal dapat
tertekan
18. • Sendi yang menunjang berat badan dan besar
(pinggul dan lutut) paling sering terkena dan
artritis tuberkulosis, sendi lain dapat terkena,
terutama jika telah rusak sebelumnya.
• Sendi yang terkena terasa nyeri, hangat dan
lunak
19. Insiden dan Prevalensi
• Insidens TB turun dengan mantap hingga
pertengahan 1980-an
• Di seluruh dunia TB terus menjadi masalah
kesehatan signifikan dengan perkiraan 2 milyar
(95%) terjadi di negara berkembang di Asia,
Afrika, dan Timur Tengah serta Amerka Latin
• TB diperkirakan menyebabkan kematian
sebanyak 2 juta setiap tahun
• Saat ini TB di Amerika Serikat merupakan
penyakit yang terutama menyerang imigran,
orang yang terinfeksi HIV dan populasi miskin
20. • Seluruh dunia, sekitar 39% galur M.tuberculosis
diidentifikasi adalah MDR (multiple-drug-
resistant) menunjukkan resistensi pada minal
isoniazid danrifampin
• Galur MDR TB diidentifikasi diseluruh dunia, 7%
adalah resisten dengan obat secara luas
(extensively drug resistant,XDR).XDR TB resisten
terhadap isoniazid dan rifampin dan juga pada
minimal tiga dari enam kelas utma obat TB
generasi kedua
21. Faktor Resiko
• Resik infeksi oleh M.TB dipengaruhi oleh karateristik orang
yang terinfeks, derajat kontaminasi udara, durasi pajanan
dan kerentanan pejamu
• Jumlah mikroba daam sputum, frekuensi dan dorongan
batuk, serta perilaku seperti menutup mulut ketika batuk
menyebabkan produksi droplet nuklei
• Pada ruang dengan ventilasi yang kecil, tertutup, atau
bururk, droplet nuklei mnjadi lebih pekat, meningkatkan
resiko pajanan
• Kontak yang lama, seperti tinggal dirumah yang sama
dengan penderita, meningkatkan resiko
• Fungsi imun yang kurang optimal, masalah untuk orang
yang berada dalam kelompok sosial ekonomi rendah,
pengguna obat suntik, tunawisma, alkoholik dan orang
penderita infeksi HIV, meningkatkan kerentanan pejamu
22. Asuhan Antardisplin
• Deteksi dini
• Diagnosis yang akurat
• Terapi penyakit yang efektif
• Mencegah penularan TB ke orang lain
23. Skrining
• Pemeriksaan tuberkulin digunakan untuk melakukan
skrining untuk infeksi TB
• Hipersensitivitas selular, atau tertunda, respons
terhadap M.tuberculosis terjadi dalam 3 hingga 10
minggu setelah infeksi
• Menginjeksi sedikit turunan protein murni (purified
protein derivative, PPD) tuberkulin setiap saat setelah
aktivasi respon ini, menarik makrofag ke area dan
menyebabkan respons inflamasi lokal nyata
• Jumlah indurasi sekitar tempat injeksi di gunakan
untuk menentukan infeksi
24. Metode pemeriksaan tuberkulin
• Pemeriksaan PPD intradermal (antoux): 0,1 mL
PPD (5 unit tuberkulin) di injeksikan secara
intradermal ke dalam aspek dorsal lengan
bawah
• Pemeriksaan dibaca dalam 48 hingga 72 jam,
periode reaksi puncak dan dicatat sebagai
diameter indurasi (area yang menonjol, bukan
eritema) dan satuan milimeter
25. Menginterprestasikan hasil
pemeriksaan tuberkulin
Area indurasi Signifikansi
Kurang dari 5 mm
5 hingga 9 mm
10 hingga 15 mm
Respon negatif; tidak menyingkan infeksi
Positif untuk orang yang:
• kontak dekat dengan pasien yang
menderita TB infektif
•Memiliki pemeriksaan sinar-X dada yang
tidak normal
• menderita infeksi HIV
• memiliki transplantasi organ
Positif untuk orang yang memiliki faktor
resiko lain:
• lahir di negara dengan insiden TB yang
tinggi
26. Menginterprestasikan hasil
pemeriksaan tuberkulin
Area indurasi Signifikansi
Lebih dari 15 mm
• orang Afrika Amerika, Hispanik, Amerika
Asia di area miskin
• penggunaan obat injeksi
•Tinggal di fasilitas asuhan jangka
panjang, institusi korksi, tatanan
perawatan tempat tinggal, tempat
perlindungan tunawisma
•Faktor resiko medis (mis: malnutrisi,
diabetes, dll)
Positif untuk semua orang
27. Diagnosis
• Pemeriksaan sputum untuk basili dan sinar-X
dada secara rutin
• Spesimen sputum pagi hari dilakukan
sebanyak 3 kali secara berurutan biasanya
memeriksa basili
28. Medikasi
• Isoniazid (INH) 300 mg per hari untuk periode 6 hingga
12 bulan, untuk mencegah TB aktif
• Vaksin basili Calmette-Guerin (BCG) direkomendasikan
hanya untuk bayi, anak, petugas kesehatan
• Diagnosis TB terbaru biasanya ditangani dengan
regimen awal empat obat antituberkular oral, isoniazid
(INH), rifampin, dan pirazinamid dan etambutol setiap
hari (atau beberapa waktu per minggu pada penurunan
jadwal frekuensi) untuk 2 bulan pertama terapi.
• Regimen awal diikuti dengan minima tambahan 4
bulan terapi dengan isoniazid dan rifampin, diberikan
setiap hari, dua kali perminggu atau setiap minggu
29. • Pada adanya infeksi HIV, terapi dilanjutkan
selama minimal 9 bulan
• Medikasi antituberkular dapat memiliki
banyak efek samping dan efek toksik
30. Pengkajian
• Riwayat kesehatan: keluhan keletihan, penuruanan
berat badan, keringat malam, sulit bernafas, batuk
(produktif ataunonproduktif), sputum berdarah, atau
nyeri dada; mengetahui terpajan terhadap TB;
pemeriksaan tuberkulin, lingkungan tempat tinggal;
penggunaan alkohol dan obat lain untuk kesenangan
• Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital, antara lain: suhu,
penampilan umum; kecepatan pernafasan dan suara
paru
• Pemeriksaan diagnostik: hasil pemeriksaan tuberkulin,
adanya basili tahan asam pada sputum, sinar-X dada
32. Intervensi Keperawatan
• Dx 1:
– Kaji pengetahuan mengenai proses
penyakit;identifikasi keslahahaman dan reaksi emosi
– Kaji kemampuan dan ketertarikan dalam belajar;
tingkatkan pengembangan, penghambat untuk belajar
– Identifikasi sistem pendukung dan orang lain yang
penting dalam penyuluhan
– Ajarkan mengenai TB dan terapi yang diprogramkan
– Pilih strategi penyuluhan yang tepat, gunakan alat
bantu seperti bahan visual yang tepat
33. • Dx 2
– Kaji kemampuan perawatan diri dan sistem
pendukung
– Kaji pengetahuan dan pemahaman penyakit,
komplikasi, terapi, dan resiko terhadap orang lain
– Kerja secara kolaboratif untuk mengidentifikasi
hambatan untuk mengelola terapi yang
diprogramkan
34. • Dx 3
– Letakkan pasien di ruangan privat dengan
pengendali aliran udara yang mencegah udara
dalam ruangan bersirkulasi ke dalam ruangan
– Pasang masker pada pasien ketika dipindahkan ke
bagian lain fasilitas untuk prosedur diagnostil atau
terapi
– Ajarkan pasien cara membatasi penularan
penyakit kepada orang lain