SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
ASKEP TBC
Pert.7
Ns. Ratna Dewi, S.Kep, M.Kep
Keperawatan, FIKES
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan
TBC pada pasien
Tuberkulosis
• Penyakit infeksius kronik dan berulang yang
biasanya mengenai paru, meskipun semua organ
terkena
• Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
• Organisme bentuk batang kecil dan reati tumbuh
lambat serta cepat asam dengan kapsul luar
berlilin
• Ditularkan oleh droplet nuclei
• Ditularkan melalui udara ketika orang terinfeksi
batuk, bersin, bicara atau bernyanyi
Patofisiologi
• Tuberkulosis Pulmonal
– Droplet nuklei mengandung satu hingga tiga basil masuk ke
dalam paru tertanam pada alveolus atau bronkiolus,
biasanya pada lobus atas
– Karena bakteri memperbanyak diri, menyebabkan respons
inflamasi lokal
– Respons inflamasi membawa neutrofil dan makrofag ke
tempat tersebut
– Sel fagositik mengitari dan menelan basili, mengisolasi
mereka dan mencegah penyebaran M.Tb terus
memperbanyak diri secara lambat
– Beberapa masuk sistem limfatik untuk menstimulasi
respons imun yang dimediasi sel
– Neutrofil dan makrofag mengisolasi bakteri, tetapi
tidak dapat menghancurkannya
– Les granulomatosa disebut tuberkel
– Koloni basil yang terlindungi, terbentuk
– Dalam tuberkel, jaringan infeksi mati, membentuk
pusat seperti keju, prose yang disebut nekrosis
degenerasi jaringan mati
– Jika respons imun adekuat, terjadi jaringan paru
sekitar tuberkel dan basili tetap tertutup
– Lesi pada akhirnya mengalami kalsifikasi dan terlihat
pada sinar-X
– Jika respons imun tidak adekuat untuk mengandung
basili, penyakit TB dapat terjadi
– Infeksi dapat memburuk, menyebabkan destruksi
jaringan paru yang luas
– Pada tubekulosis primer, jaringan granulomatosa
dapat mengikis kedalam bronkus atau ke dalam
pembuluh darah atau organ lain
– Lesi TB yang telah sembuh sebelumnya dapat
diaktivasi kembali
– Tuberkulosis reaktivasi terjadi ketika sistem imun
tertekan akibat usia, penyakit atau penggunaan obat
imunosupresif
– Luas penyakit paru dapat beragam dari lesi kecil
hingga kavitasi luas jaringan paru
– Tuberkel ruptur, basili menyebar ke jalan nafas
untuk mebentuk lesi satelit dan menghasilkan
pneumonia tuberkulosis
Manifestasik dan komplikasi
• Infeksi awal dan gejala tidak disadari hingga pemeriksaan
tuberkulin menjadi positif atau terkalsifikasi terlihat pada
sinar-X dada
• Keletihan, penurunan berat badan, anoreksia, demam
derajat rendah di waktu sore, dan keringat malam umum
terjadi
• Batuk kering yang kemudian menjadi batuk produktif
dengan sputum purulen dan/atau sputum berwarna darah
• Ketika lesi TB ruptur, basili dapat mengontamisi ruang
pleura
• Ruptur juga dapat memungkinkan udara masuk e ruang
pleura dari paru menyebabkan pneumotoraks
Tuberkulosis Ekstrapulmonal
• Ketika penyakit primer atau reaktivasi
memungkinkan basili hidup untuk masuk ke
bronki, penyakit dapat menyebar melalui darah
dan sistem limfe ke organ lain
• Penyakit ini bermetastasis jauh dapat
menghasilkan lesi aktif, atau mereka dapat
menjadi dorman dan reaktivasi pada waktu lain
• TB ekstrapulmonal terutama prevalen pada orang
penderita penyakit HIV
Tuberkulosis Milier
• Hasil dari penyebaran hematogenus (melalui darah)
basili seluruh tubuh.
• Tuberkulosis milier menyebabkan menggigil dan
demam, kelemahan, malaise, dan dispnea progresif
• Lesi multipel datar terdistribusi ke seluruh paru
ditemukan pada sinar-X dada
• Sputum jarang mengandung organisme
• Sumsum tulang biasanya terkena, menyebabkan
anemia, trombositopenia, dan leukositosis
• Tanpa terapi yang trpat, prognosis buruk
Tuberkulosis Genitourinari
• Ginjal dan saluran genitourinaria adalah tempat
ekstrapulmonal yang umum terjadi untuk TB
• Organisme menyebar ke ginjal melalui darah, memulai
proses inflamasi yang serupa dengan yang terjadi di paru
• Reaktivasi dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi
awal
• Karena lesi kemudian membesar dan mengalami
degenerasi jaringan mati, bagian besar parenkim paru
rusak
• Infeksi kemudian dapat menyebar ke saluran kemih,
termasuk ureter dan kandung kemih
• Jaringan parut dan striktur biasanya terjadi
• Pada pria, prostat, vesika seminal dan epididimis dapat
terlibat
• Pada wanita mengenai tuba falopii dan ovarium
• Manifestasi terjadi secara tersembunyi
• Gejala infeksi saluran kemih, antara lain malaise, disuria,
hematuria, dan piuria terjadi
• Nyeri panggul dapat terjadi
• Pria dapat terjadi epididikitis atau prostatitis: nyeri
perineal, sakral, atau skrotum dan nyeri tekan; kesulitan
berkemih; dan demam
• Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul,
gangguan fertilitas, atau kehamila ektopik
Meningitis Tuberkulosis
• TB menyebar ke ruang subarakhnoid
• Manifestasi terjadi secara bertahap, dengan lesu,
iritabilitas, anoreksia, dan demam
• Sakit kepala dan perubahan perilaku adalah gejala awal
umum terjadi pada lansia
• Seiring dengan perkembangan penyakit, intesitas sakit
kepala meningkat, terjadi muntah, dan tingkat
kesadaran menurun
• Konvulsi dan koma dapat mengikuti
• Tanpa terapi yang tepat, efek neurologis dapat menjadi
permanen
Tuberkulosis Skeletal
• TB tulang dan sendi paling sering terjadi selama masa
kanak-kanak, ketika epifisis tulang terbuka dan suplai
darahnya kaya
• Organisme menyebar melalui darah ke vertebra, ujung
tulang panjang, dan sendi
• Imun dan proses inflamasi mengisolasi basili dan
penyakit sering kali menjadi muncul setelah bertahun-
tahun
• Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai vertebra
toraks, mengikis badan vertebra dan menyebabkannya
kolaps
• Terjadi kifosis yang signifikan, dan korda spinal dapat
tertekan
• Sendi yang menunjang berat badan dan besar
(pinggul dan lutut) paling sering terkena dan
artritis tuberkulosis, sendi lain dapat terkena,
terutama jika telah rusak sebelumnya.
• Sendi yang terkena terasa nyeri, hangat dan
lunak
Insiden dan Prevalensi
• Insidens TB turun dengan mantap hingga
pertengahan 1980-an
• Di seluruh dunia TB terus menjadi masalah
kesehatan signifikan dengan perkiraan 2 milyar
(95%) terjadi di negara berkembang di Asia,
Afrika, dan Timur Tengah serta Amerka Latin
• TB diperkirakan menyebabkan kematian
sebanyak 2 juta setiap tahun
• Saat ini TB di Amerika Serikat merupakan
penyakit yang terutama menyerang imigran,
orang yang terinfeksi HIV dan populasi miskin
• Seluruh dunia, sekitar 39% galur M.tuberculosis
diidentifikasi adalah MDR (multiple-drug-
resistant) menunjukkan resistensi pada minal
isoniazid danrifampin
• Galur MDR TB diidentifikasi diseluruh dunia, 7%
adalah resisten dengan obat secara luas
(extensively drug resistant,XDR).XDR TB resisten
terhadap isoniazid dan rifampin dan juga pada
minimal tiga dari enam kelas utma obat TB
generasi kedua
Faktor Resiko
• Resik infeksi oleh M.TB dipengaruhi oleh karateristik orang
yang terinfeks, derajat kontaminasi udara, durasi pajanan
dan kerentanan pejamu
• Jumlah mikroba daam sputum, frekuensi dan dorongan
batuk, serta perilaku seperti menutup mulut ketika batuk
menyebabkan produksi droplet nuklei
• Pada ruang dengan ventilasi yang kecil, tertutup, atau
bururk, droplet nuklei mnjadi lebih pekat, meningkatkan
resiko pajanan
• Kontak yang lama, seperti tinggal dirumah yang sama
dengan penderita, meningkatkan resiko
• Fungsi imun yang kurang optimal, masalah untuk orang
yang berada dalam kelompok sosial ekonomi rendah,
pengguna obat suntik, tunawisma, alkoholik dan orang
penderita infeksi HIV, meningkatkan kerentanan pejamu
Asuhan Antardisplin
• Deteksi dini
• Diagnosis yang akurat
• Terapi penyakit yang efektif
• Mencegah penularan TB ke orang lain
Skrining
• Pemeriksaan tuberkulin digunakan untuk melakukan
skrining untuk infeksi TB
• Hipersensitivitas selular, atau tertunda, respons
terhadap M.tuberculosis terjadi dalam 3 hingga 10
minggu setelah infeksi
• Menginjeksi sedikit turunan protein murni (purified
protein derivative, PPD) tuberkulin setiap saat setelah
aktivasi respon ini, menarik makrofag ke area dan
menyebabkan respons inflamasi lokal nyata
• Jumlah indurasi sekitar tempat injeksi di gunakan
untuk menentukan infeksi
Metode pemeriksaan tuberkulin
• Pemeriksaan PPD intradermal (antoux): 0,1 mL
PPD (5 unit tuberkulin) di injeksikan secara
intradermal ke dalam aspek dorsal lengan
bawah
• Pemeriksaan dibaca dalam 48 hingga 72 jam,
periode reaksi puncak dan dicatat sebagai
diameter indurasi (area yang menonjol, bukan
eritema) dan satuan milimeter
Menginterprestasikan hasil
pemeriksaan tuberkulin
Area indurasi Signifikansi
Kurang dari 5 mm
5 hingga 9 mm
10 hingga 15 mm
Respon negatif; tidak menyingkan infeksi
Positif untuk orang yang:
• kontak dekat dengan pasien yang
menderita TB infektif
•Memiliki pemeriksaan sinar-X dada yang
tidak normal
• menderita infeksi HIV
• memiliki transplantasi organ
Positif untuk orang yang memiliki faktor
resiko lain:
• lahir di negara dengan insiden TB yang
tinggi
Menginterprestasikan hasil
pemeriksaan tuberkulin
Area indurasi Signifikansi
Lebih dari 15 mm
• orang Afrika Amerika, Hispanik, Amerika
Asia di area miskin
• penggunaan obat injeksi
•Tinggal di fasilitas asuhan jangka
panjang, institusi korksi, tatanan
perawatan tempat tinggal, tempat
perlindungan tunawisma
•Faktor resiko medis (mis: malnutrisi,
diabetes, dll)
Positif untuk semua orang
Diagnosis
• Pemeriksaan sputum untuk basili dan sinar-X
dada secara rutin
• Spesimen sputum pagi hari dilakukan
sebanyak 3 kali secara berurutan biasanya
memeriksa basili
Medikasi
• Isoniazid (INH) 300 mg per hari untuk periode 6 hingga
12 bulan, untuk mencegah TB aktif
• Vaksin basili Calmette-Guerin (BCG) direkomendasikan
hanya untuk bayi, anak, petugas kesehatan
• Diagnosis TB terbaru biasanya ditangani dengan
regimen awal empat obat antituberkular oral, isoniazid
(INH), rifampin, dan pirazinamid dan etambutol setiap
hari (atau beberapa waktu per minggu pada penurunan
jadwal frekuensi) untuk 2 bulan pertama terapi.
• Regimen awal diikuti dengan minima tambahan 4
bulan terapi dengan isoniazid dan rifampin, diberikan
setiap hari, dua kali perminggu atau setiap minggu
• Pada adanya infeksi HIV, terapi dilanjutkan
selama minimal 9 bulan
• Medikasi antituberkular dapat memiliki
banyak efek samping dan efek toksik
Pengkajian
• Riwayat kesehatan: keluhan keletihan, penuruanan
berat badan, keringat malam, sulit bernafas, batuk
(produktif ataunonproduktif), sputum berdarah, atau
nyeri dada; mengetahui terpajan terhadap TB;
pemeriksaan tuberkulin, lingkungan tempat tinggal;
penggunaan alkohol dan obat lain untuk kesenangan
• Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital, antara lain: suhu,
penampilan umum; kecepatan pernafasan dan suara
paru
• Pemeriksaan diagnostik: hasil pemeriksaan tuberkulin,
adanya basili tahan asam pada sputum, sinar-X dada
Diagnosa Keperawatan
• Kurang pengetahuan
• Manajemen regime terapeutik tidak efektif
• Resiko infeksi
Intervensi Keperawatan
• Dx 1:
– Kaji pengetahuan mengenai proses
penyakit;identifikasi keslahahaman dan reaksi emosi
– Kaji kemampuan dan ketertarikan dalam belajar;
tingkatkan pengembangan, penghambat untuk belajar
– Identifikasi sistem pendukung dan orang lain yang
penting dalam penyuluhan
– Ajarkan mengenai TB dan terapi yang diprogramkan
– Pilih strategi penyuluhan yang tepat, gunakan alat
bantu seperti bahan visual yang tepat
• Dx 2
– Kaji kemampuan perawatan diri dan sistem
pendukung
– Kaji pengetahuan dan pemahaman penyakit,
komplikasi, terapi, dan resiko terhadap orang lain
– Kerja secara kolaboratif untuk mengidentifikasi
hambatan untuk mengelola terapi yang
diprogramkan
• Dx 3
– Letakkan pasien di ruangan privat dengan
pengendali aliran udara yang mencegah udara
dalam ruangan bersirkulasi ke dalam ruangan
– Pasang masker pada pasien ketika dipindahkan ke
bagian lain fasilitas untuk prosedur diagnostil atau
terapi
– Ajarkan pasien cara membatasi penularan
penyakit kepada orang lain
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt

More Related Content

Similar to PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt

Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,f' yagami
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptmiftah685452
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kuesNiEr RA
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluanoini2
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcArdian Putra
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-parusakasaki66
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docxKPSRSUI
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbsimantak
 
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptxLeptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptxMuhammadIkbal771510
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)jcmc0205
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.parujuarta
 
Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)soroylardo1
 

Similar to PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt (20)

Askep Tb paru,
Askep Tb paru,Askep Tb paru,
Askep Tb paru,
 
Tuberkulosis.pptx
Tuberkulosis.pptxTuberkulosis.pptx
Tuberkulosis.pptx
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.pptPPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
PPT-10-Askep-Anak-dengan-Peradangan-pada-sistem-Respirasi.ppt
 
Junted kues
Junted kuesJunted kues
Junted kues
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru20358065 tuberkulosis-paru
20358065 tuberkulosis-paru
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tbPenanganan terkini tuberkulosis atau tb
Penanganan terkini tuberkulosis atau tb
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptxLeptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
Leptospirosis dan Bovine Tuberculosis.pptx
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)Journal Reading Non TB (Willy)
Journal Reading Non TB (Willy)
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt

  • 1. ASKEP TBC Pert.7 Ns. Ratna Dewi, S.Kep, M.Kep Keperawatan, FIKES
  • 2. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan TBC pada pasien
  • 3. Tuberkulosis • Penyakit infeksius kronik dan berulang yang biasanya mengenai paru, meskipun semua organ terkena • Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis • Organisme bentuk batang kecil dan reati tumbuh lambat serta cepat asam dengan kapsul luar berlilin • Ditularkan oleh droplet nuclei • Ditularkan melalui udara ketika orang terinfeksi batuk, bersin, bicara atau bernyanyi
  • 4. Patofisiologi • Tuberkulosis Pulmonal – Droplet nuklei mengandung satu hingga tiga basil masuk ke dalam paru tertanam pada alveolus atau bronkiolus, biasanya pada lobus atas – Karena bakteri memperbanyak diri, menyebabkan respons inflamasi lokal – Respons inflamasi membawa neutrofil dan makrofag ke tempat tersebut – Sel fagositik mengitari dan menelan basili, mengisolasi mereka dan mencegah penyebaran M.Tb terus memperbanyak diri secara lambat – Beberapa masuk sistem limfatik untuk menstimulasi respons imun yang dimediasi sel
  • 5.
  • 6.
  • 7. – Neutrofil dan makrofag mengisolasi bakteri, tetapi tidak dapat menghancurkannya – Les granulomatosa disebut tuberkel – Koloni basil yang terlindungi, terbentuk – Dalam tuberkel, jaringan infeksi mati, membentuk pusat seperti keju, prose yang disebut nekrosis degenerasi jaringan mati – Jika respons imun adekuat, terjadi jaringan paru sekitar tuberkel dan basili tetap tertutup – Lesi pada akhirnya mengalami kalsifikasi dan terlihat pada sinar-X
  • 8. – Jika respons imun tidak adekuat untuk mengandung basili, penyakit TB dapat terjadi – Infeksi dapat memburuk, menyebabkan destruksi jaringan paru yang luas – Pada tubekulosis primer, jaringan granulomatosa dapat mengikis kedalam bronkus atau ke dalam pembuluh darah atau organ lain – Lesi TB yang telah sembuh sebelumnya dapat diaktivasi kembali – Tuberkulosis reaktivasi terjadi ketika sistem imun tertekan akibat usia, penyakit atau penggunaan obat imunosupresif
  • 9. – Luas penyakit paru dapat beragam dari lesi kecil hingga kavitasi luas jaringan paru – Tuberkel ruptur, basili menyebar ke jalan nafas untuk mebentuk lesi satelit dan menghasilkan pneumonia tuberkulosis
  • 10.
  • 11. Manifestasik dan komplikasi • Infeksi awal dan gejala tidak disadari hingga pemeriksaan tuberkulin menjadi positif atau terkalsifikasi terlihat pada sinar-X dada • Keletihan, penurunan berat badan, anoreksia, demam derajat rendah di waktu sore, dan keringat malam umum terjadi • Batuk kering yang kemudian menjadi batuk produktif dengan sputum purulen dan/atau sputum berwarna darah • Ketika lesi TB ruptur, basili dapat mengontamisi ruang pleura • Ruptur juga dapat memungkinkan udara masuk e ruang pleura dari paru menyebabkan pneumotoraks
  • 12. Tuberkulosis Ekstrapulmonal • Ketika penyakit primer atau reaktivasi memungkinkan basili hidup untuk masuk ke bronki, penyakit dapat menyebar melalui darah dan sistem limfe ke organ lain • Penyakit ini bermetastasis jauh dapat menghasilkan lesi aktif, atau mereka dapat menjadi dorman dan reaktivasi pada waktu lain • TB ekstrapulmonal terutama prevalen pada orang penderita penyakit HIV
  • 13. Tuberkulosis Milier • Hasil dari penyebaran hematogenus (melalui darah) basili seluruh tubuh. • Tuberkulosis milier menyebabkan menggigil dan demam, kelemahan, malaise, dan dispnea progresif • Lesi multipel datar terdistribusi ke seluruh paru ditemukan pada sinar-X dada • Sputum jarang mengandung organisme • Sumsum tulang biasanya terkena, menyebabkan anemia, trombositopenia, dan leukositosis • Tanpa terapi yang trpat, prognosis buruk
  • 14. Tuberkulosis Genitourinari • Ginjal dan saluran genitourinaria adalah tempat ekstrapulmonal yang umum terjadi untuk TB • Organisme menyebar ke ginjal melalui darah, memulai proses inflamasi yang serupa dengan yang terjadi di paru • Reaktivasi dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi awal • Karena lesi kemudian membesar dan mengalami degenerasi jaringan mati, bagian besar parenkim paru rusak • Infeksi kemudian dapat menyebar ke saluran kemih, termasuk ureter dan kandung kemih • Jaringan parut dan striktur biasanya terjadi
  • 15. • Pada pria, prostat, vesika seminal dan epididimis dapat terlibat • Pada wanita mengenai tuba falopii dan ovarium • Manifestasi terjadi secara tersembunyi • Gejala infeksi saluran kemih, antara lain malaise, disuria, hematuria, dan piuria terjadi • Nyeri panggul dapat terjadi • Pria dapat terjadi epididikitis atau prostatitis: nyeri perineal, sakral, atau skrotum dan nyeri tekan; kesulitan berkemih; dan demam • Wanita dapat mengalami penyakit radang panggul, gangguan fertilitas, atau kehamila ektopik
  • 16. Meningitis Tuberkulosis • TB menyebar ke ruang subarakhnoid • Manifestasi terjadi secara bertahap, dengan lesu, iritabilitas, anoreksia, dan demam • Sakit kepala dan perubahan perilaku adalah gejala awal umum terjadi pada lansia • Seiring dengan perkembangan penyakit, intesitas sakit kepala meningkat, terjadi muntah, dan tingkat kesadaran menurun • Konvulsi dan koma dapat mengikuti • Tanpa terapi yang tepat, efek neurologis dapat menjadi permanen
  • 17. Tuberkulosis Skeletal • TB tulang dan sendi paling sering terjadi selama masa kanak-kanak, ketika epifisis tulang terbuka dan suplai darahnya kaya • Organisme menyebar melalui darah ke vertebra, ujung tulang panjang, dan sendi • Imun dan proses inflamasi mengisolasi basili dan penyakit sering kali menjadi muncul setelah bertahun- tahun • Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai vertebra toraks, mengikis badan vertebra dan menyebabkannya kolaps • Terjadi kifosis yang signifikan, dan korda spinal dapat tertekan
  • 18. • Sendi yang menunjang berat badan dan besar (pinggul dan lutut) paling sering terkena dan artritis tuberkulosis, sendi lain dapat terkena, terutama jika telah rusak sebelumnya. • Sendi yang terkena terasa nyeri, hangat dan lunak
  • 19. Insiden dan Prevalensi • Insidens TB turun dengan mantap hingga pertengahan 1980-an • Di seluruh dunia TB terus menjadi masalah kesehatan signifikan dengan perkiraan 2 milyar (95%) terjadi di negara berkembang di Asia, Afrika, dan Timur Tengah serta Amerka Latin • TB diperkirakan menyebabkan kematian sebanyak 2 juta setiap tahun • Saat ini TB di Amerika Serikat merupakan penyakit yang terutama menyerang imigran, orang yang terinfeksi HIV dan populasi miskin
  • 20. • Seluruh dunia, sekitar 39% galur M.tuberculosis diidentifikasi adalah MDR (multiple-drug- resistant) menunjukkan resistensi pada minal isoniazid danrifampin • Galur MDR TB diidentifikasi diseluruh dunia, 7% adalah resisten dengan obat secara luas (extensively drug resistant,XDR).XDR TB resisten terhadap isoniazid dan rifampin dan juga pada minimal tiga dari enam kelas utma obat TB generasi kedua
  • 21. Faktor Resiko • Resik infeksi oleh M.TB dipengaruhi oleh karateristik orang yang terinfeks, derajat kontaminasi udara, durasi pajanan dan kerentanan pejamu • Jumlah mikroba daam sputum, frekuensi dan dorongan batuk, serta perilaku seperti menutup mulut ketika batuk menyebabkan produksi droplet nuklei • Pada ruang dengan ventilasi yang kecil, tertutup, atau bururk, droplet nuklei mnjadi lebih pekat, meningkatkan resiko pajanan • Kontak yang lama, seperti tinggal dirumah yang sama dengan penderita, meningkatkan resiko • Fungsi imun yang kurang optimal, masalah untuk orang yang berada dalam kelompok sosial ekonomi rendah, pengguna obat suntik, tunawisma, alkoholik dan orang penderita infeksi HIV, meningkatkan kerentanan pejamu
  • 22. Asuhan Antardisplin • Deteksi dini • Diagnosis yang akurat • Terapi penyakit yang efektif • Mencegah penularan TB ke orang lain
  • 23. Skrining • Pemeriksaan tuberkulin digunakan untuk melakukan skrining untuk infeksi TB • Hipersensitivitas selular, atau tertunda, respons terhadap M.tuberculosis terjadi dalam 3 hingga 10 minggu setelah infeksi • Menginjeksi sedikit turunan protein murni (purified protein derivative, PPD) tuberkulin setiap saat setelah aktivasi respon ini, menarik makrofag ke area dan menyebabkan respons inflamasi lokal nyata • Jumlah indurasi sekitar tempat injeksi di gunakan untuk menentukan infeksi
  • 24. Metode pemeriksaan tuberkulin • Pemeriksaan PPD intradermal (antoux): 0,1 mL PPD (5 unit tuberkulin) di injeksikan secara intradermal ke dalam aspek dorsal lengan bawah • Pemeriksaan dibaca dalam 48 hingga 72 jam, periode reaksi puncak dan dicatat sebagai diameter indurasi (area yang menonjol, bukan eritema) dan satuan milimeter
  • 25. Menginterprestasikan hasil pemeriksaan tuberkulin Area indurasi Signifikansi Kurang dari 5 mm 5 hingga 9 mm 10 hingga 15 mm Respon negatif; tidak menyingkan infeksi Positif untuk orang yang: • kontak dekat dengan pasien yang menderita TB infektif •Memiliki pemeriksaan sinar-X dada yang tidak normal • menderita infeksi HIV • memiliki transplantasi organ Positif untuk orang yang memiliki faktor resiko lain: • lahir di negara dengan insiden TB yang tinggi
  • 26. Menginterprestasikan hasil pemeriksaan tuberkulin Area indurasi Signifikansi Lebih dari 15 mm • orang Afrika Amerika, Hispanik, Amerika Asia di area miskin • penggunaan obat injeksi •Tinggal di fasilitas asuhan jangka panjang, institusi korksi, tatanan perawatan tempat tinggal, tempat perlindungan tunawisma •Faktor resiko medis (mis: malnutrisi, diabetes, dll) Positif untuk semua orang
  • 27. Diagnosis • Pemeriksaan sputum untuk basili dan sinar-X dada secara rutin • Spesimen sputum pagi hari dilakukan sebanyak 3 kali secara berurutan biasanya memeriksa basili
  • 28. Medikasi • Isoniazid (INH) 300 mg per hari untuk periode 6 hingga 12 bulan, untuk mencegah TB aktif • Vaksin basili Calmette-Guerin (BCG) direkomendasikan hanya untuk bayi, anak, petugas kesehatan • Diagnosis TB terbaru biasanya ditangani dengan regimen awal empat obat antituberkular oral, isoniazid (INH), rifampin, dan pirazinamid dan etambutol setiap hari (atau beberapa waktu per minggu pada penurunan jadwal frekuensi) untuk 2 bulan pertama terapi. • Regimen awal diikuti dengan minima tambahan 4 bulan terapi dengan isoniazid dan rifampin, diberikan setiap hari, dua kali perminggu atau setiap minggu
  • 29. • Pada adanya infeksi HIV, terapi dilanjutkan selama minimal 9 bulan • Medikasi antituberkular dapat memiliki banyak efek samping dan efek toksik
  • 30. Pengkajian • Riwayat kesehatan: keluhan keletihan, penuruanan berat badan, keringat malam, sulit bernafas, batuk (produktif ataunonproduktif), sputum berdarah, atau nyeri dada; mengetahui terpajan terhadap TB; pemeriksaan tuberkulin, lingkungan tempat tinggal; penggunaan alkohol dan obat lain untuk kesenangan • Pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital, antara lain: suhu, penampilan umum; kecepatan pernafasan dan suara paru • Pemeriksaan diagnostik: hasil pemeriksaan tuberkulin, adanya basili tahan asam pada sputum, sinar-X dada
  • 31. Diagnosa Keperawatan • Kurang pengetahuan • Manajemen regime terapeutik tidak efektif • Resiko infeksi
  • 32. Intervensi Keperawatan • Dx 1: – Kaji pengetahuan mengenai proses penyakit;identifikasi keslahahaman dan reaksi emosi – Kaji kemampuan dan ketertarikan dalam belajar; tingkatkan pengembangan, penghambat untuk belajar – Identifikasi sistem pendukung dan orang lain yang penting dalam penyuluhan – Ajarkan mengenai TB dan terapi yang diprogramkan – Pilih strategi penyuluhan yang tepat, gunakan alat bantu seperti bahan visual yang tepat
  • 33. • Dx 2 – Kaji kemampuan perawatan diri dan sistem pendukung – Kaji pengetahuan dan pemahaman penyakit, komplikasi, terapi, dan resiko terhadap orang lain – Kerja secara kolaboratif untuk mengidentifikasi hambatan untuk mengelola terapi yang diprogramkan
  • 34. • Dx 3 – Letakkan pasien di ruangan privat dengan pengendali aliran udara yang mencegah udara dalam ruangan bersirkulasi ke dalam ruangan – Pasang masker pada pasien ketika dipindahkan ke bagian lain fasilitas untuk prosedur diagnostil atau terapi – Ajarkan pasien cara membatasi penularan penyakit kepada orang lain