Sistem informasi perusahaan memerlukan software berkualitas untuk mendukung operasional bisnis. Dokumen menjelaskan pentingnya memperhatikan faktor maintainability software sesuai ISO 9126 agar mudah diadaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis dan teknologi.
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
SISTEM INFORMASI BISNIS
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, arus informasi sudah
memegang peranan yang sangat penting dibandingkan arus barang. Perubahan
demi perubahan dalam teknologi informasi terjadi begitu cepat, tidak hanya dalam
hitungan tahun tetapi bahkan dalam hitungan bulan atau minggu. Sejalan dengen
perubahan yang terjadi pada perkembangan teknologi informasi, dunia bisnis pun
dituntut untuk selaras dengan perubahan teknologi informasi tersebut. Perusahaan
yang tidak menerapkan teknologi informasi, bisa dipastikan akan tertinggal jauh
dari perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan selalu dituntut agar selalu up to
date terhadap perkembangan teknologi informasi.
Setiap komponen sistem informasi yang terdiri dari brainware, hardware,
software, dataware, dan netware mempunyai peranan masing-masing. Semua
komponen sisem informasi tersebut merupakan elemen yang saling berhubungan
dan berinteraksi sehingga membentuk satu kesatuan. Software merupakan salah
satu komponen sistem informasi yang sering kali mengalami perubahan. Namun,
tidak menutup kemungkinan pula dengan komponen lainnya. Software merupakan
suatu aplikasi yang digunakan oleh brainware dengan tujuan mempermudah
proses operasional perusahaan. Karena tujuan perusahaan merupakan hal yang
dinamis, maka software pun dituntut agar dapat mengakomodasi hal tersebut.
Itulah yang menyebabkan faktor maintainability dari software merupakan suatu
hal yang sangat penting.
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi, perusahaan tidak
harus selalu melakukannya sendiri, karena setiap perusahaan belum tentu
memiliki sumber daya dan teknologi yang memadai untuk mengakomodasi
perkembangan teknologi informasi. Alternalif lain yang bisa dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan melakukan kerja sama dengan pihak ketiga
(outsourcing). Saat ini, telah tersedia banyak pengembang dalam bidang teknologi
informasi yang siap membantu perusahaan dalam melakukan pengembangan
teknologi informasi. Namun demikian, tetap saja dibutuhkan keterlibatan antara
2. pegawai perusahaan dengan pihak pengembang, karena bagaimana pun pegawai
perusahaan lebih mengetahui hal-hal mendasar apa saja yang dibutuhkan oleh
perusahaan agar keberadaan sistem informasi dapat mempermudah sistem
operasional perusahan menjadi lebih efektif dn efisien serta sesuai dengan tujuan
perusahan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan atas hal-hal yang harus
menjadi perhatian dalam melakukan pembangunan sistem informasi dan dalam
melakukan kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem informasi.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah:
1. Mengetahui atribut-atribut dari software yang berkualitas sesuai dengan
ISO 9126
2. Mengetahui pentingnya faktor maintainability dari suatu software
3. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan jika
mengambil kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem
informasinya
4. Mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembangunan
sistem informasi yang terintegrasi
3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Manajemen
Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu organisasi.
Para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif tanpa adanya
informasi, yang mengakibatkan proses pengambilan keputusan tidak dapat
dilakukan dengan cepat, efektif dan efisien. Menurut Kenneth C. Laudon (2004)
dalam Jimmy L. Gaol (2008), informasi merupakan data yang sudah dibentuk ke
dalam suatu formula bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan oleh manusia
dalam melakukan pengambilan keputusan.
Pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi memerlukan suatu sistem
yang disusun dengan baik. Sistem merupakan hubungan antara unit yang satu
dengan unit yang lain, dimana antara satu dengan yang lain merupakan satu
kesatuan hubungan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi. Dalam hal ini O’Brien (2010) mendefinisikan
suatu sistem sebagai :
1. Sekelompok unsur yang saling berkaitan atau berhubungan untuk membentuk
satu kesatuan yang utuh;
2. Sekelompok unsur yang saling bekerjasama untuk menuju tujuan bersama
dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam sebuah proses
perubahan yang dikoordinasi;
3. Suatu penyusunan metode, tata cara, atau teknik yang disatukan melalui
hubungan yang diatur untuk membentuk kesatuan yang utuh;
4. Sekumpulan orang, mesin, atau metode yang diperlukan untuk mencapai
susunan fungsi yang khusus.
Sistem informasi manajemen menurut O’Brien (2010) adalah suatu
kombinasi teratur apapun dari orang-orang (brainware), hardware, software,
jaringan komunikasi (netware), dan sumberdaya data (dataware) yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Mc Leod dan George P. Schell (2008) mendefinisikan sistem informasi
4. manajemen sebagai suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi
tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
Sistem informasi manajemen secara umum dapat didefinisikan sebagai
sebuah sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam menyediakan informasi
guna mendukung fungsi operasi manajemen dan penentuan alternatif tindakan
dalam sebuah organisasi sistem tersebut. Dimana dalam pengoperasiannya sistem
informasi manajemen menggunakan suatu perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), prosedur, model manajemen, keputusan, serta sebuah terminal
data (Jimmy L. Gaol, 2008). Dengan demikian, sistem informasi manajemen
sebagai suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi
bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengolah data serta menghasilkan
informasi yang berguna untuk setiap hierarki manajemen dalam perencanaan,
pengendalian dan evaluasi kegiatan organisasi.
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Manajemen
5. 2.2 Pengembangan Sistem Informasi dalam Bisnis
E-business merupakan penggunaan internet dan jaringan serta teknologi
informasi lainnya untuk mendukung e-commerce, komunikasi, dan kerja sama
perusahaan, dan berbagai proses yang dijalankan melalui web, baik dalam
jaringan perusahaan maupun dalam para pelanggan dan mitra bisnisnya.
Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan e-business untuk
mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi
berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan
meningkatkan proses bisnis yang penting disemua lintas fungsi perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut melihat sistem perusahaan lintas fungsi sebagai
cara strategis uuntuk menggunakan teknologi informasi dan meningkatkan
efisisensi serta efektivitas proses bisnis, dan mengembangkan hubungan strategis
dengan para pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis.
Banyak perusahaan yang telah berpindah dari sistem warisan berbasis
mainframe ke aplikasi klien/server lintas fungsi. Hal ini biasanya melibatkan
pemasangan software enterprise resources planning (ERP), manajemen rantai
pasokan, atau manajemen hubungan pelanggan dari SAP, PeopleSoft, Oracle, dan
perusahaan lainnya. Sebagai ganti untuk berfokus pada kebutuhan pemrosesan
informsi dari berbagai fungsi bisnis, software perusahaan semacam ini berfokus
untuk mendukung berbagai kelompok proses bisnis terintegrasi yang terlibat
dalam opersional bisnis.
Pengembangan aplikasi (application development) merupakan pendekatan
sistem yang digunakan untuk meneyelesaikan masalah yang diterapkan untuk
pengembangan sistem informasi (infromation system development) terhadap
masalah bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan, karyawan,
pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).
Penggunaan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai sebuah proses multi langkah yang disebut
siklus pengembangan sistem informasi (information system development cycle
atau system development life cycle/SDLC). Hal-hal yang terjadi pada setiap
6. langkah dari proses ini, mencakup (1) investigsi, (2) analisis, (3) desain, (4)
implementasi, dan (5) pemeliharaan.
Gambar 2. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
2.3 Rancangan Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan suatu
pengubahan perangkat lunak (software) termasuk pembuatan, pemeliharaan,
manajemen organisasi, pengembangan perangkat lunak, dan membangun kembali
dengan prinsip rekayasa untuk menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja
lebih efisien dan efektif bagi pemakai. IEEE Computer Society mendefinisikan
rekayasa perangkat lunak sebagai suatu penerapan suatu pendekatan yang
sistematis, disiplin dan terkuantifikasi atas pengembangan, penggunaan dan
pemeliharaan perangkat lunak, serta studi atas pendekatan-pendekatan ini, yaitu
penerapan pendekatan engineering atas perangkat lunak.
Biaya perbaikan kesalahan yang meningkat sejalan dengan tahapan
pengembangan sistem merupakan salah satu alasan mengapa diperlukan rekayasa
perangkat lunak. Biaya yang dikeluarkan dalam tahap pengembangan bisa
mencapai puluhan kali lipat daripada biaya yang dikeluarkan pada tahap analisa
sistem.
7. Ruang lingkup dari rekayasa perangkat lunak mencakup, antara lain:
Software requirements berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan
dan persyaratan perangkat lunak.
Software design mencakup proses penentuan arsitektur,
komponen, antarmuka, dan karakteristik lain dari perangkat lunak.
Software construction berhubungan dengan detil pengembangan perangkat
lunak, termasuk algoritma, pengkodean, pengujian, dan pencarian kesalahan.
Software testing meliputi pengujian pada keseluruhan perilaku
perangkat lunak.
Software maintenance mencakup upaya-upaya perawatan ketika
perangkat lunak telah dioperasikan.
Software configuration management berhubungan dengan usaha perubahan
konfigurasi perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Software engineering management berkaitan dengan pengelolaan dan
pengukuran RPL, termasuk perencanaan proyek perangkat lunak.
Software engineering tools and methods mencakup kajian teoritis tentang alat
bantu dan metode RPL.
Software engineering process berhubungan dengan definisi, implementasi,
pengukuran, pengelolaan, perubahan dan perbaikan proses RPL.
Software quality menitikberatkan pada kualitas dan daur hidup
perangkat lunak.
Gambar 3. Ruang Lingkup Rekayasa Perangkat Lunak
8. BAB III PEMBAHASAN
1. Jelaskan atribut-atribut dari software yang berkualitas? Apa yang perlu
dilakukan dalam pembangunan sistem informasi agar software
penunjang sistem informasi yang dibangun tersebut memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan oleh ISO?
Jawaban
Atribut-atribut dari software yang berkualitas dapat dilihat pada tabel
dibawah, yaitu:
Tabel 1. Kualitas Software Berdasarkan ISO 9126
Karakteristik Sub karakteristik
Functionality: Kemampuan software Suitability, Accuracy,
untuk menjalankan fungsinya Interoperability,Security
sebagaimana kebutuhan sistemnya
Reliability: Kemampuan software untuk Maturity, Fault tolerance,
dapat tetap tampil sesuai dengan Recoverability
fungsinya ketika digunakan
Usability: Kemampuan software untuk Understandability,
mudah dimengerti, dipelajari, digunakan Learnability, Operability,
dan disukai pengguna Attractiveness
Efficiency: Kemampuan software untuk Time Behavior, Resource
menampilkan performans relatif terhadap Utilization
penggunaan sumberdaya
Maintainability: Kemampuan software Analyzability, Changeability,
untuk dimodifikasi Stability, Testability
(koreksi,adaptasi,perbaikan)
Portability: Kemampuan software untuk Adaptability, Installability
ditransfer dari satu lingkungan ke
lingkungan lain
9. Gambar 4. Karakteristik Kualitas Software
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pembangunan sistem informasi
agar software penunjang sistem yang dibangun memenuhi standar kualitas
yang telah ditetapkan oleh ISO 9126 adalah dengan melalui rekayasa
perangkat lunak (software engineering). Rekayasa perangkat lunak (software
engineering) didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan keilmuan secara
praktis dalam perancangan dan pengembangan program dan dokumentasi
terkait yang diperlukan untuk mengembangkan, mengoperasikan dan
memelihara program-program tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
rekayasa perangkat lunak (software engineering) adalah:
• Pengembangan perangkat lunak (software development).
• Manajemen proyek (project management).
• Metrik perangkat lunak (software metric).
• Pemeliharaan perangkat lunak (software maintenance).
• Jaminan kualitas perangkat lunak (software quality assurance).
• Manajemen konfigurasi perangkat lunak (software configuration
management).
10. 2. Mengapa kita perlu memperhatikan faktor “maintainaibility” dari suatu
software? Jelaskan urgensinya!
Jawaban
Maintainability dari suatu software adalah kemampuan software untuk
dimodifikasi (koreksi,adaptasi,perbaikan). Faktor maintainability disini
diartikan sebagai sebuah pemeliharaan/perawatan dan pengembangan yang
perlu dilakukan terhadap software. Faktor maintainability ini penting
dilakukan karena penggunaan software dan kebutuhan organisasi merupakan
hal yang dinamis, sehingga software yang telah dibuat harus mempunyai
kemampuan untuk menangani hal perubahan/perkembangan tersebut.
Maintainability dari suatu software diharapkan dapat mengakomodasi hal-hal
sebagai berikut:
a. Corrective maintenance : Mengoreksi kesalahan pada perangkat lunak,
yang baru terdeteksi pada saat perangkat lunak dipergunakan
b. Adaptive maintenance : Penyesuaian dengan lingkungan baru, misalnya
sistem operasi atau sebagai tuntutan atas perkembangan sistem komputer,
misalnya penambahan printer driver
c. Persfektive maintenance : Bila perangkat lunak sukses dipergunakan oleh
pemakai, pemeliharaan ditujukan untuk menambah kemampuannya
seperti memberikan fungsi-fungsi tambahan, peningkatan kinerja dan
sebagainya.
Dengan memperhatikan ketiga faktor maintainability diatas diharapkan
proses perbaikan atau pengembangan software dapat lebih mudah dilakukan.
3. Apa‐apa saja yang perlu diperhatikan bila organisasi akan mengambil
kebijakan outsourcing dalam pengembangan sistem informasinya?
Jelaskan!
Jawaban
Kebijakan outsourcing biasanya diambil jika perusahaan tidak
mempunyai sumber daya dan teknologi yang memadai dalam pengembangan
sistem informasinya. Namun demikian, bagaimana pun juga orang yang lebih
mengerti tentang hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi
11. tentunya adalah orang yang memang erlibat didalamnya. Oleh karena itu,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan jika organisasi mengambil
kebijakan untuk melakukan outsourcing dalam pengembangan sistem
informasinya, yaitu:
Menentukan pengembang yang akan ditunjuk untuk membangun
sistem informasi. Ada baiknya jika pada mulanya perusahaan
mempunyai beberapa alernatif pengembangan yang profesional dan
berpengalaman, lalu kemudian memilih salah satu dari alternatif yang
ada. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat lebih objektif dalam
memilih dan dapat meyakini bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
Melakukan penandatanganan kontrak. Kontrak ini merupakan
pegangan bagi kedua belah pihak dalam menjalankan suatu kerja
sama. Jika terjadi ketidaksamaan antara isi kontrak dan praktik yang
terjadi, kontrak ini dapat dijadikan landasan untuk memutuskan
dalam melanjutkan atau memberhentikan kerja sama.
Membuat perencanaan atas setiap tahapan dalam pengembangan
sistem informasi
Mengontrol setiap tahapan yang dilakukan agar mendapat keyakinan
atas kesesuaian dengan perencanaan yang telah dilakukan.
Melakukan komunikasi yang efektif dan berkesinambungan antara
pegawai perusahaan dengan piha pengembang agar apa yang dibuat
oleh pengembang benar-benar merupakan hal yang dibutuhkan oleh
perusahaan.
Melakukan pembayaran secara bertahap sesuai dengan persentase
penyelesaian proyek
4. Kalau anda dipercaya untuk memimpin pembangunan sistem informasi
terintegrasi bagi perusahaan di tempat anda bekerja langkah apa saja
yang akan anda lakukan? Jelaskan!
Jawaban
Saya akan menggunakan pendekatan siklus hidup pengembangan
sistem (system development life cycle/SDLC) dalam pembangunan sistem
12. informasi yang terintegrasi bagi perusahaan ditempat saya bekerja. Pada
pendekatan ini digunakan pendekatan dengan mengembangkan solusi sistem
informasi yang dipandang sebagai sebuah proses multi langkah. Hal-hal yang
terjadi pada setiap langkah dari proses ini, mencakup (1) investigasi sistem,
(2) analisis sistem, (3) desain sistem, (4) implementasi sistem, dan (5)
pemeliharaan sistem.
Pahami Masalah Data
atau Peluang Bisnis
Kembangkan Solusi
Sistem Informasi
Implementasikan Solusi
Sistem Informasi
Gambar 5. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
1) Investigasi sistem
Pada tahapan ini, awalnya berasal dari pemahaman atas masalah yang ada
atau atas peluang bisnis yang ada. Tahap investigasi sistem dapat
melibatkan pertimbangan proposal yng dihasikan dari perencanan
bisnis/teknologi informasi. Pada tahapan ini juga termasuk studi awal
solusi sistem informasi yang diusulkan untuk memenuhi prioritas bisnis
dan peluang seperti yang telah diidentifikasi dalam proses perencanaan
teknologi informasi/bisnis perusahaan. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam tahapan ini adalah:
a. Menentukan bagaimana menanggapi peluang dan prioritas bisnis
b. Melakukan studi kelayakan untuk menentukan apakah sistem bisnis
yang baru dan lebih baik merupakan solusi yang layak
13. c. Mengembangkan rencana manajemen proyek dan persetujuan
manajemen
Tujuan Utama Rencana Kegiatan
Proposal TI untuk Kasus Bisnis untuk Perencanaan untuk
Memenuhi Prioritas Investasi Proyek e- Pengembangan Aplikasi
Bisnis Strategi Business dan Implemetasi
Tanggapan Tanggapan
Gambar 6. Tahap Investigasi Sistem
2) Analisis sistem
Kegiatan oada tahapan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan yang
dilakukan pada studi kelayakan. Jadi, kegiatan pada analisis sistem bukan
merupakan studi awal. Pada tahapan ini merupakan studi mendalam
mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan
pesyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar desain sistem informasi
baru. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tahapan ini adalah:
a. Analisis organisasional, yaitu analisis kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir
b. Analisis sistem informasi yang saat ini digunakan
c. Analisis persyaratan fungsional, yaitu analisis kemampuan sistem
informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan informasi
setiap orang (karyawan, pelanggan, dan shareholders lainnya)
14. 3) Desain sistem
Desain sistem merupakan tahapan dalam menentukan bagaimana sistem
akan memenuhi kebutuhan informasi pemaki. Desain sistem terdiri dari
kegiatan desain yang dihasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi
persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem.
Desain sistem terdiri dari tiga aktivitas, yaitu interface pamakai, data, dan
desain proses. Langkah yang harus dilakukan dalam thapan ini adalah
mengembangkan spesifikasi untuk hardware, software, orang-orang,
jaringan, dan data, serta produk informasi yang dapa memenuhi
persyaratan fungsional dari sistem informasi bisnis yang diusulkan. Hal
ini menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode
interface pamakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur
pengendalian
4) Implemetasi sistem
Tahapan implementasi sistem merupakan langkah yang paling penting
dalam pengembangan teknologi informasi yang dibuat untuk mendukung
para pemakainya. Secanggih apapun sistem baru yang telah dirancang,
tentunya akan percuma jika hanya berupa rencana yang amat handal tanpa
adanya implementasi. Sistem informasi yang telah dirancang tersebut
harus diimplementasikan sebagai sebuah sistem kerja dan dipelihara agar
dapat berjalan dengan baik. Tahapan yang dilakukan dalam tahapan ini
dapat digambarkan pada gambar berikut.
Gambar 7. Gambaran Umum Proses Implementasi Sistem
5) Pemerliharaan sistem
Pemeliharaan sistem adalah pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem
bisnis operasional untuk mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk
15. perbaikan. Kegiatan pemeliharaan sistem juga mencakup proses tinjauan
pascaimplementasi (postimplementation review) untuk memastikan
bahwa sistem yang baru diimplememtasikan memenuhi tujuan bisnis
yang ditetapkan. Kesalahan dalam pengembangan atau penggunaan
sistem harus dikoreksi dalam proses pemeliharaan. Hal ini mencakup
tinjauan berkala atau audit sistem untuk memastikan bahwa sistem
berjalan dengan benar dan memenuhi tujuan. Audit ini merupakan
tambahan dari pengawasan terus-menerus erhadap sistem untuk melihat
masalah potensial atau perubahan yang diperlukan. Pemeliharaan juga
mencakup modifikasi terhadap sistem yang telah dibentuk karena
perubahan dalam organisasi bisnis atau lingkungan bisnis.
16. BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Atribut dari software yang berkualitas sesuai dengan ISO 9125 adalah
memiliki karakteristik functionality, reliability, usability, efficiency,
maintainability, dan portability.
2. Faktormaintainability software merupakan sebuah
pemeliharaan/perawatan dan pengembangan yang perlu dilakukan
terhadap software. Faktor maintainability ini merupakan hal yang penting
dilakukan dan diharapkan mencakup corrective maintenance, adaptive
maintenance, dan persfektive maintenance.
3. Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila organisasi mengambil
kebijakan untuk melakukan outsourcing dalam pengembangan sistem
informasinya adalah perencanaan, pengendalian, dan komuniasi antara
pihak perusahaan dengan pihak manajemen.
4. Pendekatan siklus hidup pengembangan sistem (system development life
cycle/SDLC) dalam pembangunan sistem informasi yang terintegrasi
merupakan pendekatan dengan mengembangkan solusi sistem informasi
yang dipandang sebagai sebuah proses multi langkah yang mencakup (1)
investigasi sistem, (2) analisis sistem, (3) desain sistem, (4) implementasi
sistem, dan (5) pemeliharaan sistem.
4.2 Saran
1. Memperhatikan ISO 9125 dalam memilih software yang akan digunakan
dalam pengembangan sistem informasi.
2. Menerapkan maintainability software sehingga perubahan ke depan yang
belum tentu dapa diprediksi sebelumnya dapat mudah diakomodasi.
3. Memilih pengembang yang profesional dan berpengalaman jika akan
melakukan outsourcing dalam pengembangan sistem informasi
perusahaan.
4. Mengontrol setiap tahapan dalam siklus hidup pengembangan sistem
(system development life cycle/SDLC) dengan sebaik-baiknya agar tujuan
perusahaan dapat tercapai
17. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:
Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Anonim. Modul rekayasa Perangkat Lunak. http://blog.tp.ac.id/wp.../download-
modul-rekayasa-perangkat-lunak.pdf [1 April 2012]
Anonim. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pkr_045739_chapter2.pdf. [1
April 2012]
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_perangkat_lunak
Anonim.http://www.anakciremai.com/2011/09/ruang-lingkup-rekayasa-
perangkat-lunak.html
O’Brien, JamesA. 2005. Introduction to Information Systems. McGraw-Hill.
Boston
Chr. Jimmy L Gaol. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: Grasindo
McLeod R, Jr dan George P. S. 2007. Management Information Systems. 10th ed.
Pearson Education, Inc.