SlideShare a Scribd company logo
TUGAS STATISTIK PENDIDIKAN
UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN

Oleh
1. Andhina Fitrianita Putri, S.Pd
2. Fitri Ramayanti, S.Pd
3. Rahmita Solihat, S.Pd

DOSEN PENGASUH : 1. Prof. Dr. Djaali, M.Pd.
2. Dr. Yusuf Hartono
3. Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013
PENDAHULUAN
Statistika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan cara pengumpulan fakta/data, pengolahan data, dan menganalisis data
tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan. Untuk melakukan pengolahan
data, selain pembuatan tabel maupun grafik, diperlukan juga ukuran-ukuran yang
tepat untuk mewakili data tesebut, sehingga dapat disajikan secara singkat dan
dapat mewakili untuk membandingkan keadaan pada tiap kelompok.
Untuk keperluan pengolahan data lebih lanjut, dapat dilakukan pengolahan
ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data. Ukuran pemusatan meliputi ratarata hitung, median, modus, dan bentuk distribusi frekuensi. Sedangkan ukuran
penyebaran meliputi rank, sebaran data, deviasi rerata, variansi dan simpangan
baku, ukuran kemencengan, dan keruncingan kurva normal.
Dengan dilakukannya pengumpulan data baik secara pemusatan maupun
penyebaran, akan lebih terlihat kesimpulan yang didapat dari data yang tersedia.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Ukuran Pemusatan Data
Ronald E.Walpole (1993), “ukuran pemusatan data adalah sembarang
ukuran yang menunjukkan pusat segugus data, yang telah diurutkan dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang
terkecil.”
Menurut Iqbal (2001:), “ukuran pemusatan data adalah ukuran yang dapat
mewakili data secara keseluruhan. Artinya, jika keseluruhan nilai yang ada dalam
data tersebut diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai rata-rata
diurutan paling tengah atau pusat.”
Dari pendapat para ahli mengenai ukuran pemusatan data dapat dipahami
bahwa ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat mewakili kumpulan
data yang menunjukkan pusat dari nilai data.
2. Jenis-Jenis Ukuran Pemusatan Data
a. Rata-rata Hitung (Mean)
Rata-rata hitung (mean) adalah nilai rata-rata dari data-data yang tersedia.
Rata-rata hitung dari populasi diberi simbol µ (baca:miu). Rata-rata hitung
dari sampel diberi simbol ̅ (baca:eks bar).
𝑋
Menentukan rata-rata hitung secara umum dapat dirumuskan:
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎

1) Rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal
 Jika X1, X2, ... Xn merupakan n buah nilai dari variabel X, maka ratarata hitungnya sebagai berikut :
̅=
𝑋

𝛴𝑋
𝑛

=

𝑋1 +𝑋2 +⋯+𝑋 𝑛
𝑛

Keterangan:
̅
𝑋
= rata-rata hitung (mean)
X
= wakil data
n
= jumlah data
 Jika X1, X2, ... Xn masing-masing memiliki frekuensi f1, f2,...,fn, maka
rata-rata hitungnya sebagai berikut :
̅ = ∑ 𝑓𝑋 =
𝑋 ∑𝑓

𝑓1 𝑋1 +𝑓2𝑋2 +⋯+𝑓 𝑛 𝑋 𝑛
𝑓1 + 𝑓2 +⋯+𝑓 𝑛

2) Rata-rata hitung (mean) data berkelompok
 Metode biasa
Apabila telah dibentuk distribusi frekuensi biasa, dengan f1 = frekuensi
pada interval kelas ke-i, maka rata-rata hitung (mean) dapat dihitung
dengan rumus :
̅=
𝑋

𝛴𝑓𝑋
𝛴𝑓
Contoh soal:
Tentukan rata-rata hitung dari tabel berikut:
Tabel 1.1 Berat badan 100 orang mahasiswa Pascasarjana UNSRI
Teknologi Pendidikan 2013
Berat Badan
Banyaknya
(kg)
Mahasiswa (f)
50 – 52
10
53 – 55
25
56 - 58
32
59 – 61
15
62 – 64
18
Jumlah
100
Penyelesaian:
Berat Badan
(kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

Banyaknya
Mahasiswa (f)
10
25
32
15
18
100

̅=
𝑋

Nilai Tengah
(X)
51
54
57
60
63
-

fX
510
1350
1824
900
1134
5718

∑ 𝑓𝑋 5718
=
= 57,18
∑ 𝑓
100

 Metode Simpangan Rata-rata
Apabila M adalah rata-rata hitung sementara maka rata-rata hitung
dapat dihitung dengan rumus :
̅= 𝑀+
𝑋

∑ 𝑓𝑑
∑ 𝑓

Keterangan:
M = rata-rata hitung sementara, biasanya diambil dari titik tengah
kelas dengan frekuensi terbesarnya (titik tengah kelas modus)
d = X–M
X = titik tengah interval kelas
f = frekuensi kelas
Contoh Soal :
Dengan soal yang sama seperti di atas seperti pada tabel 1.1, tentukan
mean nya dengan metode simpangan rata-rata
Berat Badan (kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

X
d = X –M
51
-6
54
-3
57
0
60
3
63
6
0
∑ 𝑓𝑑
̅= 𝑀+
𝑋
∑ 𝑓
̅ = 57 + 18 = 57,18
𝑋
100
F
10
25
32
15
18
100

Fd
-60
-75
0
45
108
18

 Metode coding
Metode coding sering digunakan apabila nilai-nilai dalam data yang
berupa bilangan-bilangan besar. Pada dasarnya, metode itu merupakan
penjabaran dari metode simpangan rata-rata. Dirumuskan :
̅ = 𝑀 + 𝐶 𝑥 ∑ 𝑓𝑢
𝑋
∑ 𝑓
Keterangan :
M = rata-rata hitung sementara
C = panjang kelas
u = 0, ±1, ±2, ...
𝑑

= 𝐶 , dengan d = X – M
Contoh soal:
Dengan soal yang sama seperti di atas pada

tabel 1.1, gunakan dengan

metode coding
Berat Badan
(kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

F

X

d = X –M

u

fd

10
25
32
15
18
100

61
64
67
70
73
-

-6
-3
0
3
6
0

-2
-1
0
1
2
0

-20
-25
0
15
36
6
̅= 𝑀+ 𝐶 𝑥
𝑋
̅ = 57 + 3 𝑥
𝑋

∑ 𝑓𝑢
∑ 𝑓

6
= 57,18
100

b. Median
Median adalah nilai tengah dari data yang diurutkan. Median sering juga
disebut rata-rata posisi. Median disimbolkan dengan Me atau Md.
1) Median data tunggal
 Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang berada
paling tengah.
Me = Xn/2
 Jika jumlah data genap, mediannya adalah hasil bagi jumlah dua
data yang berada di tengah.
𝑋𝑛

Me =

2

+𝑋(𝑛+2)/2

2

2) Median data kelompok
 Median untuk data berkelompok dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :
1
𝑛 – (∑ 𝑓2 )0
𝑀𝑒 = 𝐵 + 2
𝑓 𝑀𝑒
Keterangan :
B
=
n
=
(∑ 𝑓2 )𝑜 =
C
=
fMe
=

tepi bawah kelas median
jumlah frekuensi
jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas media
panjang interval kelas
frekuensi kelas median
Contoh Soal :
Tentukan median dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
2
88 – 90
5
91 – 93
13
94 – 96
14
97 – 99
4
100 – 102
2
Jumlah
40
Penyelesaian :
Jumlah frekuensi (n) = 40 dan
Kelas median adalah (∑ 𝑓2 )0 ≥

1
2

𝑛 = 20

1
2

𝑛

f1 + f2 + f3 = 20 ≥ 20
Jadi, kelas median adalah kelas ke-3
B

= 90,5

∑ 𝑓2 )0

= 7

C

= 3

fMe

= 13

Me

= B+2

1

𝑛 –(∑ 𝑓2 )0
𝑓 𝑀𝑒

= 90,5 +

20−7
13

𝑥3

= 93,5
c. Modus (Mode)
Modus adalah nilai yang sering muncul dalam data. Modus disimbolkan
dengan Mo. Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data
kelompok.


Modus data tunggal
Modus data tunggal adalah data yang frekuensinya terbanyak.
Contoh soal :
Tentukan modus dari data : 1, 2, 4, 4, 5, 8, 9.
Modus = 4


Modus data kelompok
Modus akan berada pada kelas yang memiliki frekuensi terbesar.
Kelas yang memiliki frekuensi terbesar disebut sebagai kelas modus.
𝑀𝑜 = 𝐿 +

𝑑1
𝑑1 + 𝑑2

𝑥 𝐶

Keterangan :
Mo
= modus
L
= tepi bawah kelas modus
d2
= selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesu
C
= panjang interval kelas
Contoh soal :
Dari tabel 1.2 diketahui bahwa kelas modus adalah kelas ke-3
L

= 85,5

d1

= 7

d2

= 17

C

= 3

Mo

= 𝐿+

𝑑1
𝑑1 +𝑑2

= 85,5 +

𝑥𝐶

7
7+17

x3

= 88,375

3. Distribusi Frekuensi
a. Pengertian Distribusi Frekuensi
Kuswanto (2006), “distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam kelaskelas interval.”
Djarwanto (1982), “distribusi frekuensi adalah membuat uraian dari
suatuhasil penelitian dan menyajian hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang
baik, yakni bentuk statistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah
mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.”
Iqbal (2001), “distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas
interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.”
Dari pendapat para ahli tersebuut dapat dipahami bahwa distribusi frekuensi
adalah penyusunan data ke dalam kelas-kelas tertentu dimana setiap data hanya
termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja.

b. Bagian-bagian Distribusi Frekuensi
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1) Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau variabel.
2) Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan
kelas yang lain. Terdapat dua batas kelas, yaitu :
 Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri
setiap kelas;
 Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan
setiap kelas.
3) Tepi kelas (class boundary/real limits/true class limits)
Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak
memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain. Terdapat dua tepi kelas, yaitu :
 Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya;
 Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya.
4) Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point/class marks)
Titik tengah kelas adalah angkaatau nilai data yang tepat terletak di
tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili
kelasnya.
Titik tengah kelas = ½ (batas atas + batas bawah) kelas.
5) Interval kelas (class interval)
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan
kelas yang lain.
6) Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size)
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah
kelas.
7) Frekuensi kelas (class frequency)
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas
tertentu.
Contoh Soal:
Tabel 1.3 Modal Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri”
Modal (jutaan Rupiah)
Frekuensi (f)
60 – 69
16
70 – 79
32
80 – 89
20
90 – 99
17
100 – 109
15
Jumlah
100

Dari distribusi frekuensi di atas:
a. Banyaknya kelas adalah 5.
b. Batas kelas-kelas adalah 60, 69, 70, 79,...
c. Batas bawah kelas-kelas adalah 60, 70, 80, 90, 100.
d. Batas atas kelas-kelas adalah 69, 79, 89, 99, 109.
e. Batas nyata kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; ...
f. Tepi bawah kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5.
g. Tepi atas kelas-kelas adalah 69,5; 79,5; 89,5; 99,5; 109,5.
h. Titik tengah kelas-kelas adalah 64,5; 74,5; 84,5; 94,5; 104,5.
i. Interval kelas-kelas adalah 60 – 69, 70 – 79, ... 100 – 109.
j. Panjang interval kelas-kelas masing-masing 10.
k. Frekuensi kelas-kelas adalah 16, 32, 20, 17, dan 15.

c. Penyusunan Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut:
1) Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar.
2) Menentukan jangkauan (range) dari data.
Jangkauan = data terbesar - data terkecil.
3) Menentukan banyaknya kelas (k).
Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess
k є bulat

k = 1 + 3,3 log n

Keterangan :
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
4) Menentukan panjang interval kelas
Panjang interval kelas (i) =

𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 (𝑅)
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝑘)

5) Menentukan batas bawah kelas pertama.
Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data
terkecil yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari
data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.
6) Menuliskan frekuensi kelas secara melidi dalam kolom turus atau tally
(sistem turus) sesuai banyaknya data.

Contoh soal :
Dari hasil pengukuran diameter pipa dibuat oleh sebuah mesin (dalam mm
terdekat) diperoleh data sebagai berikut.
78

72

74

79

74

71

75

74

72

68

72

73

72

74

75

74

73

74

65

72

66

75

80

69

82

73

74

72

79

71

70

75

71

70

70

70

75

76

77

67

Penyelesaian :
a) Urutkan data :
65 66

67

68

69

70

70

70

70

71

71 71

72

72

72

72

72

72

73

73

73 74

74

74

74

74

74

74

75

75

75 75

75

76

77

78

79

79

80

82
b) Jangkauan (R) = 82 – 65 = 17
c) Banyaknya kelas (k) adalah
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 5,3
= 6,3 ≈ 6
d) Panjang interval kelas (i) adalah
i =

15
6

= 2,5 ≈ 3

e) Batas kelas pertama adalah 65 (data terkecil)
f) Tabelnya
Tabel 1.4 Pengukuran Diameter Pipa-pipa (satuan mm)
Diameter
Turus
Frekuensi
65 – 67
III
3
68 – 70
IIII I
6
71 – 73
IIII IIII II
12
74 – 76
IIII IIII III
13
77 – 79
IIII
4
80 – 82
II
2
Jumlah

40

d. Jenis-jenis Distribusi Frekuensi
Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan
atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi biasa, distribusi frekuensi relatif, dan
distribusi frekuensi kumulatif.
1. Distribusi Frekuensi Biasa
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisiskan
jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Jenis-jenis distribusi frekuensi
biasa, yaitu:
a) Distribusi frekuensi numerik
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian
kelasnya dinyatakan dalam angka.
Contoh :
Tabel 1.5 Pelamar Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri”
Umur (tahun)
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
40 – 44
Jumlah

Frekuensi
15
20
9
4
2
50

b) Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori
Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi
yang pembagian kelasnya dinyatakan berdasarkan data atau golongan data
yang ada
Contoh :
Tabel 1.6 Hasil Pelemparan Dadu sebanyak 30 kali
Angka Dadu (X)
Banyaknya Peristiwa (f)
1
4
2
6
3
5
4
3
5
8
6
4
Jumlah
30
2. Distribusi Frekuensi Relatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai
hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung
dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu. Frekuensi relatif dirumuskan:
frelatif =

𝑓𝑖
∑ 𝑓

𝑥 100,

i = 1, 2, 3,..
Contoh:
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif
Interval Kelas
(Tinggi (cm))
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
Jumlah

Frekuensi
(Banyak
murid)
2
4
10
14
12
5
3
50

Frekuensi Relatif
Perbandingan Desimal
2/50
4/50
10/50
14/50
12/50
5/50
3/50
1

0,04
0,08
0,20
0,28
0,24
0,10
0,06
1

Persen
4
8
20
28
24
10
6
100

3. Distribusi Frekuensi Kumulatif
Distribusi frrekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan
frekuensi kumulatif. Frrekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.
Distribusi frekuensi kumulatif memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif.
Pada ogif dicantumkan frekuensi frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai
batas kelas.
Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif, yaitu distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari, dan lebih dari.
a. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang
memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai batas kelas
suatu interval tertentu.
b. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang
memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas kelas
suatu interval tertentu.
Contoh:
Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Distribusi Frekuensi
Biasa
Tinggi (cm) Frekuensi
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134

2
4
10
14
12
5
3

Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari
Tinggi (cm)
kurang dari 100
kurang dari 105
kurang dari 110
kurang dari 115
kurang dari 120
kurang dari 125
kurang dari 130
kurang dari 135

Frekuensi
= 0
0+2
0+2+4
0+2+4+10
0+2+4+10+14
0+2+4+10+14+12
0+2+4+10+14+12

UKURAN DISPERSI
1. Pengertian Dispersi
Ukuran dispersi atau ukuran variasi atau ukuran penyimpangan adalah
ukuran yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilainilai pusatnya atau ukuran yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data yang
berbeda dengan nilai-nilai pusatnya.

2. Jenis-Jenis Ukuran Dispersi
a. Jangkauan (Range, R)
Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan nilai
terkecil data. Cara mencari jangkauan dibedakan antara data tunggal dan data
berkelompok.
1) Jangkauan data tunggal
Bila ada sekumpulan data tunggal X1, X2, ..., Xn maka jangkauannya
adalah:
Jangkauan

= Xn - Xi

Contoh soal:
Tentukan jangkauan data: 1, 3, 5, 10, 12, 15!
Penyelesaian:
X6 = 15

dan

X1= 1

Jangkauan = X6 – X1 = 15 – 1 = 14

2) Jangkauan data berkelompok
Untuk data berkelompok, jangkauan dapat ditentukan dngan dua cara,
yaitu menggunakan titik atau nilai tengah dan menggunakan tepi kelas.
a. Jangkauan adalah selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah
kelas terendah.
b. Jangkauan adalah selisih tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah
kelas terendah.

Contoh soal:
Tentukan jangkauan dari distribusi frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas
(Tinggi (cm))
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
Jumlah
Penyelesaian:
Dari tabel 1.7 terlihat:
Titik tengah kelas terendah = 102
Titik tengah kelas tertinggi = 132
Tepi bawah kelas terendah = 99,5
Tepi atas kelas tertinggi

= 134,5

a) Jangkauan = 132 – 102 = 30
b) Jangkauan = 134,5 – 99,5 = 35

Frekuensi
(Banyak
murid)
2
4
10
14
12
5
3
50
b. Jangkauan Antarkuartil dan Jangkauan Semi Interkuartil
Jangkauan antarkuartil adalah selisih antara nilai kuartil atas (Q3) dan kuartil
bawah (Q1). Dirumuskan:
JK = Q3 – Q1
Jangkauan semi interkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah dari
selisih kuartil atas (Q3) dengan kuartil bawah (Q1). Dirumuskan:
Qd = ½ (Q3 – Q1)
Rumus-rumus di atas berlaku untuk data tunggal dan data berkelompok.

Contoh Soal:
Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil dari data
berikut!
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16

Penyelesaian:
Q1 = 3 dan Q3 = 15
JK

= Q3 – Q1
= 15 – 3 = 12

Qd

= ½ (15 – 3) = 6

Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil distribusi
frekuensi berikut:
Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan
Interval Kelas
(Tinggi (cm))
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
Jumlah

Frekuensi
(Banyak murid)
2
4
10
14
12
5
3
50
Penyelesaian:
Q1

𝑛
−(∑ 𝑓1 )0
4

= B1 +

= 114,5 +

. 𝐶

𝑓 𝑄1
12,5−16
14

𝑥5

= 114,5 + (-1,25)
= 113,25
Q3

3𝑛
−(∑ 𝑓3 )0
4

= B3 +

= 124,5 +

. 𝐶

𝑓 𝑄3
37,5−42
12

𝑥5

= 124,5 + (-1,875)
= 122,625
c. Data Tersebar
1) Kuartil
Kuartil dapat dikatakan sebagai ukuran perempatan, artinya nilai-nilai
kuartil akan membagi empat sama banyak terhadap banyak data. Terdapat
tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah atau pertama (Q1), kuartil tengah atau
kurtil kedua (Q2), dan kuartil atas atau ketiga (Q3). Kuartil kedua sama
dengan median.
a) Kuartil data tunggal
Untuk

data

tunggal,

kuartil-kuartilnya

dapat

menggunakan metode mencari median, atau rumus:
Q1 = nilai yang ke

𝑖(𝑛+1)
4

, 𝑖 = 1, 2, 3

Contoh Soal:
Tentukan kuartil dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
Data diurutkan 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
n =7
Q1 = nilai ke

𝑖(𝑛+1)
4

Q1 = nilai yang ke
Q2 = nilai yang ke
Q3 = nilai yang ke

1(7+1)
4
2(7+1)
4
3(7+1)
4

= 2, yaitu 3
= 4, yaitu 10
= 6, yaitu 15

dicari

dengan
b) Kuartil data berkelompok
Untuk data berkelompok kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan rumus:
Q1 = B1 +
Keterangan:
B1
n
i
(Σf1)o
C
fQ1

𝑛
−(∑ 𝑓1 )0
4

𝑓 𝑄1

. 𝐶

= tepi bawah kelas kuartil
= jumlah semua frekuensi
= 1, 2, 3
= jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil
= panjang interval kelas
= frekuensi kelas kuartil

Dalam mencari kuartil-kuartil tersebut, yang perlu dicari terlebih dahulu
adalah kelas tempat kuartil-kuartil itu berada (kelas kuartil), yaitu sebagai
berikut:
(1) Kelas Q1, jika (Σf1)o ≥ ¼ (n)
(2) Kelas Q2, jika (Σf2)o ≥ ¼ (n)
(3) Kelas Q3, jika (Σf3)o ≥ ¼ (n)

Contoh soal:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari distribusi frekuensinya!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
2
88 – 90
5
91 – 93
13
94 – 96
14
97 – 99
4
100 – 102
2
Penyelesaian:
Dari tabel 1.2 diketahui:
n = 40, berarti ¼ n = 10, ½ n = 20 dan ¾ n = 30
Kelas Q1 = kelas ke-3
Kelas Q2 = kelas ke-3
Kelas Q3 = kelas ke-4
B1 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B2 = 90,5 (ada di kelas ke-3)
B3 = 93,5 (ada di kelas ke-4)
(Σf1)o = 7; (Σf2)o = 7; (Σf1)o = 20
C=3
fQ1 = 13; fQ2 = 13; fQ3 = 14

Q1 = B1 +

𝑛
−(∑ 𝑓1 )0
4

𝑓 𝑄1

. 𝐶

= 90,5 +

1
4

𝑥 40−7
13

.3

= 90,5 + 0,69
= 91,19
Q2 = B2 +

2𝑛
−(∑ 𝑓2 )0
4

𝑓 𝑄2
2

= 90,5 + 4

𝑥 40−7
13

. 𝐶
.3

= 90,5 + 3
= 93,5
Q3 = B3 +

3𝑛
−(∑ 𝑓3 )0
4

= 93,5 +

𝑓 𝑄3
3
4

. 𝐶

𝑥 40−20
14

.3

= 93,5 + 2,14
= 95,64
2) Desil (D)
Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut
menjadi sepuluh bagian yang sama. Cara mencari desil dibedakan antara
data tunggal dan kelompok.
a) Desil data tunggal
Untuk data tunggal desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut.
D = nilai ke

𝑖(𝑛+1)
10

, 𝑖 = 1, 2, … , 9
Contoh soal:
Tentukan desil ke-3 (D3) dan desil ke-7 (D7) dari data berikut.
1, 3, 5, 10, 12, 15, 16
Penyelesaian:
D3 = data ke

3(7+1)
10
24

= data ke 10 = data ke 2,4
= X2 + 0,4 (X3 – X2)
= 3 + 0,4 (5 – 3)
= 3,8
D7 = data ke

7(7+1)
10
56

= data ke 10 = data ke 5,6
= X5 + 0,6 (X6 – X5)
= 10 + 0,6 ( – 10)
= 10,8

b) Desil data berkelompok
Untuk data berkelompok desil-desilnya dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
Di = Bi +

2𝑛
−(∑
4

𝑓 𝑄𝑖

𝑓 𝑖 )0

. 𝐶

Keterangan:
Di
= desil ke-i
Bi
= tepi bawah kelas desil ke-i
n
= jumlah semua frekuensi
i
= 1, 2, 3
(Σfi)o = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas desil ke-i
C
= panjang interval kelas
fQi
= frekuensi kelas desil ke-i
Contoh Soal:
Tentukan desil ke-4 dan ke-8
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
Frekuensi (f)
85 – 87
2
88 – 90
5
91 – 93
13
94 – 96
14
97 – 99
4
100 – 102
2
Jumlah
40
Penyelesaian:
Untuk mencari desil ke-4 dan desil ke-6, terlebih dahulu dicari kelas
desil ke-4 dan kelas desil ke-6, yaitu:
4

1) Kelas desil ke-4, jika (Σf4)o ≥ 10 (n)
6

2) Kelas desil ke-6, jika (Σf6)o ≥ 10 (n)
Dari tabel 1.2 tersebut diketahui:
4

6

n = 40, maka 10 (40) = 16 dan 10 (40) = 24
Kelas D4 adalah kelas ke-4
Kelas D6 adalah kelas ke-6
B4 = 93,5 (tepi bawah kelas ke-4)
B6 = 99,5 (tepi bawah kelas ke-6)
(Σf4)o = 20 dan (Σf6)o = 38
C = 10
fD4 = 14 dan fD6 = 2
D4 = B4 +

4𝑛
−(∑ 𝑓4 )0
10

𝑓 𝐷4

= 93,5 +

. 𝐶

4 𝑥 40
− 20
10

14

. 10

= 93,5 + (-2,86)
= 90,64
6𝑛

D6 = B6 + 10
= 99,5 +

−(∑ 𝑓6 )0
𝑓 𝐷6

. 𝐶

6 𝑥 40
− 38
10

2

= 99,5 + (-70)
= 90,64 + (-1)
= 29,5

. 10
3) Persentil
Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut
yang menjadi seratus bagian yang sama. Terdapat sembilan puluh sembilan
persentil, yaitu persentil pertama(P1), persentil kedua (P2), ... dan persentil
kesembilan puluh sembilan (P99). Cara mencari persentil dibedakan antara
data tunggal dan data berkelompok.
a) Persentil data tunggal
Rumus:
Pi = nilai ke

𝑖 (𝑛+1)
100

, i = 1, 2, 3, ..., 99

Contoh soal:
Tentukan persentil k3-10 (P10) dan persentil ke-76 (P76) dari data berikut!
30 31

32

34

36

36

37

40

41

41

43 45

45

45

46

47

47

48

49

50

51 51

52

53

54

56

57

58

59

60

Penyelesaian:
n = 30
P10 = nilai ke

10 (30+1)
100
310

= nilai ke 100 = 3,1
= X3 + 0,1 (X4 – X3)
= 32 + 0,1 (34 – 32)
= 32 + 0,1 (2)
= 32 + 0,2
= 32,2
P76 = nilai ke
= nilai ke

76 (30+1)
100
2356
100

= 23,56

= X23 + 0,56 (X24 – X23)
= 52 + 0,56 (53 – 52)
= 52 + 0,56 (1)
= 52 + 0,56
= 52,56
b) Persentil data berkelompok
Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), persentil-persentilnya
dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Pi = Bi +

(

𝑖𝑛
)− (∑
100

𝑓 𝑖 )𝑜

𝑓𝑃 𝑖

. 𝐶

Keterangan:
Pi
= persentil ke-i
Bi
= tepi bawah kelas persentil ke-i
i
= 1, 2, 3, ..., 99
(Σfi)o = jumlah semua frekuensi sebelum kelas persentil
C
= panjang interval kelas
fpi
= frekuensi kelas persentil
Contoh soal:
Dari distribusi fekuensi di bawah ini, tentukan P35 dan P88!
Tabel 1.9 TINGGI 100 MAHASISWA
UNIVERSITAS SWASTA TAHUN 1990
Tinggi (cm)
Frekuensi (f)
150 – 154
4
155 – 159
8
160 – 164
14
165 – 169
35
170 – 174
27
175 – 179
12
Jumlah
100
Penyelesaian:
Untuk mencari persentil ke-35 dan persentil ke-88, terlebih dahulu dicari
kelas persentil ke-35 dan ke-88.
(1) Kelas persentil ke-35, jika (Σf35)o ≥

35
100
88

(2) Kelas persentil ke-88, jika (Σf88)o ≥ 100
Dari tabel 1.9 di atas, diketahui:
35

88

n = 100, maka 100 (100) = 35 dan 100 (100) = 88
Kelas P35 adalah kelas ke-4
Kelas P88 adalah kelas ke-5
B35

= 164,5 (tepi bawah kelas ke-4)

B88

= 169,5 (tepi bawah kelas ke-5)

(Σf35)o

= 26 dan (Σf88)o = 61

C
Fp35

=5
= 35 dan fp88 = 27

Pi

= Bi +

(

P35 = B35 +

𝑖𝑛
)− (∑
100

𝑓 𝑖 )𝑜

𝑓𝑃 𝑖

35
35− 26

= 164,5 + 35
= 164,5 + 1,29
= 165,79
P88 = B88 +

. 𝐶

35 𝑥 100
(
)− 26
100

(

𝑥5

88 𝑥 100
)− 61
100

27
88 − 61

= 169,5 +
= 169,5 + 5
= 174,5

𝑥5

27

𝑥5

𝑥5

Deviasi Rata-Rata (Simpangan Rata-Rata)
Deviasi rata-rata adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangansimpangannya. Cara mencari deviasi rata-rata, dibedakan antara data tunggal dan
data berkelompok.
a) Deviasi rata-rata tunggal
Dapat dihitung dengan rumus:
∑1
1
DR = 𝑛 ∑ │ 𝑋 − ̅ │1 =
𝑋

𝑋− ̅ 1
𝑋
𝑛

Contoh soal:
Tentukan deviasi rata-rata dari 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
1+ 3+ 5 + 10+ 12+ 15+ 16
Rata-rata hitung = ̅ =
𝑋
= 8,85
7

̅
|1
|3
|5
|10 − 8,85| + |12 − 8,85| +
∑ │𝑋1 − 𝑋 │ = − 8,85| + − 8,85| + − 8,85| +
|15 − 8,85| + |16 − 8,85| = 0,05
DR =

∑ │𝑋1 − ̅ │
𝑋
𝑛
=

0,05
7

= 7,14

b) Deviasi rata-rata data berkelompok
Dapat dihitung dengan rumus:
1
DR = 𝑛 ∑ 𝑓 │𝑋 − ̅ │ =
𝑋

∑ 𝑓│ 𝑋− ̅ │
𝑋
𝑛

Contoh soal:
Tentukan deviasi rata-rata dari distribusi frekuensi pada tabel 1.7!
Penyelesaian:
Pada tabel 1.7 didapat ̅ = 117,7
𝑋
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif
Interval Kelas
(Tinggi (cm))
100 – 104
105 – 109
110 – 114
115 – 119
120 – 124
125 – 129
130 – 134
Jumlah

DR =
=

X

f

│X - ̅ │
𝑿

f │X - ̅ │
𝑿

102
107
112
117
122
127
132
-

2
4
10
14
12
5
3
50

15,7
10,7
5,7
0,7
4,3
9,3
14,3

31,4
42,8
57
9,8
51,6
46,5
42,9
282

∑ 𝑓│ 𝑋− ̅ │
𝑋
𝑛
282
50

= 5,64

Varians
Varians adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengaha tau
simpangan

rata-rata

kuadrat.

Untuk

sampel

variansnya

disimbolkan

dengan 𝑠 2 . Untuk populasi, variansnya disimbolkan dengan 𝜎 2 (baca sigma).
a. Varians data tunggal
1) Metode biasa
a) Untuk sampel besar (n > 30):
𝑠2 =

∑(𝑋−𝑋) 2
̅
𝑛
b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
∑(𝑋−𝑋) 2
̅

𝑠2 =

𝑛−1

2) Metode angka kasar
a) Untuk sampel besar (n > 30):
𝑠2 =

∑ 𝑋2
𝑛

− (

∑ 𝑋 2
𝑛

)

b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
𝑠2 =

∑ 𝑋2

−
𝑛−1

(∑ 𝑋)2
𝑛(𝑛−1)

Contoh soal:
Tentukan varians dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16!
Penyelesaian:
n=7
̅ = 1+3+5+10+12+15+16 = 8,85
𝑋
7
X
1
3
5
10
12
15
16
62
s2 =
=

X-̅
𝑿
-

-

∑(𝑋− ̅ )2
𝑋
𝑛−1
210,7
7−1

= 35,1
𝑠2 =

∑ 𝑋2

−
𝑛−1

760

7,85
5,85
3,85
1,15
3,15
6,15
7,15

(∑ 𝑋)2
𝑛(𝑛−1)

(62)2

= 7−1 - 7(7−1)
= 126,6 -

3844
42

(X - ̅ )2
𝑿

X2

61,6
34,2
14,8
1,3
9,9
37,8
51,1
210,7

1
9
25
100
144
225
256
760
= 126,6 – 91,5
= 35,1

b. Varians data berkelompok
Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), variansnya dapat ditentukan
dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode biasa, metode angka kasar,
metode coding.
1) Metode biasa
a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 =

∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2
𝑋
𝑛

b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 =

∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2
𝑋
𝑛−1

2) Metode angka kasar
a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 =

∑ 𝑓𝑋 2
𝑛

∑ 𝑓𝑋 2

-(

)

𝑛

b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 =

∑ 𝑓𝑋 2
𝑛−1

∑ 𝑓𝑋 2

-(

𝑛−1

)

3) Metode coding
a) Untuk sampel besar (n > 30):
s2 = C 2 .

∑ 𝑓𝑢2
𝑛

∑ 𝑓𝑢 2

-(

𝑛

)

b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
s2 = C 2 .

∑ 𝑓𝑢2
𝑛−1

∑ 𝑓𝑢 2

- ( 𝑛−1 )

Keterangan:
C = panjang interval kelas
𝑑
𝑋−𝑀
u = 𝐶= 𝐶
M = rata-rata hitung sementara
Contoh Soal:
Tentukan varians dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa
Diameter Pipa (m)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
Jumlah

Frekuensi (f)
2
5
13
14
4
2
40

Penyelesaian:
1) Dengan metode biasa:
̅ = 93,5
𝑋
Diameter Pipa (m)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
Jumlah
s2 =
=

X
86
89
92
95
98
101
-

f
2
5
13
14
4
2
40

X-̅
𝑿
-7,5
-4,5
-1,5
1,5
4,5
7,5
-

(X - ̅ )2
𝑿
56,25
20,25
2,25
2,25
20,25
56,25
-

f (X - ̅ )2
𝑿
112,5
101,25
29,25
31,5
81
112,5
468

F
2
5
13
14
4
2
40

X2
7396
7921
8464
9025
9604
10201
-

fX
172
445
1196
1330
392
202
3.737

f X2
14792
39605
110032
126350
38416
20402
394.597

∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2
𝑋
𝑛
468
40

=11,7

2) Dengan metode angka kasar
Diameter Pipa (m)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
Jumlah
s2 =
=

∑ 𝑓𝑋 2
𝑛

394.597
40

∑ 𝑓𝑋 2

-(

-(

𝑛

)

3,737 2
40

)

X
86
89
92
95
98
101
-
= 8739,9 – 8728,2 = 11,7

3) Dengan metode coding
Diameter Pipa (m)
85 – 87
88 – 90
91 – 93
94 – 96
97 – 99
100 – 102
Jumlah
s2 = C 2 .

∑ 𝑓𝑢2
𝑛
63

X
86
89
92
95
98
101
-

f
2
5
13
14
4
2
40

u
-3
-2
-1
0
1
2
-

u2
9
4
1
0
1
4
-

fu
-6
-10
-13
0
4
4
-21

fu2
18
20
13
0
4
8
63

∑ 𝑓𝑢 2

-(

𝑛

)

−21 2

= 32 . (40 − ( 40 ) )
= 9 (1,575 – 0,276) = 11,691

c.

Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Simpangan baku adalah akar dari tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah

atau akar simpangan rata-rata kuadrat. Simpangan baku sampel disimbolkan
dengan s. Simpangan baku populasi disimbolkan dengan σ. Untuk menentukan nilai
simpangan baku, caranya ialah dengan menarik akar dari varians. Jadi,
s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠
1) Simpangan baku data tunggal
a) Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
2
∑(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛

Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
2
∑(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛−1
b) Metode angka kasar
Untuk sampel besar (n > 30):
∑ 𝑋2

s=√

𝑛

-(

∑ 𝑋 2
)
𝑛

Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
∑ 𝑋2

s = √ 𝑛−1 –

(∑ 𝑋) 2
𝑛(𝑛−1)

Contoh soal:
Tentukan simpangan baku dari data 1, 3, 5, 10, 12, 13, 15, 16!
Penyelesaian:
Dari perhitungan diperoleh varians (s2) = 35,1
Dengan demikian simpangan bakunya adalah
s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠
= √35,1 = 5,9

Berikut ini adalah sampel nilai mid test statistik I dari kelompok mahasiswa di
sebuah universitas.
30

35

44

52

56

68

76

Tentukan simpangan bakunya!
Penyelesaian:
n = 10
X
30
35
44
52
56
68
76
84
92
98
635

X- ̅
𝑋
-33,5
-28,5
-19,5
-11,5
-7,5
4,5
12,5
20,5
28,5
34,5
̅ = 63,5
𝑋

(X - ̅ )2
𝑋
1122,25
812,25
380,25
132,25
56,25
20,25
156,25
420,25
812,25
1190,25
5.102,5

X2
900
1225
1936
2704
3136
4624
5776
7056
8464
9604
45.425

84

92

98
Dengan metode biasa
2
∑(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛−1

5102,5

= √ 10−1

= √566,9 = 23,8
Dengan metode angka kasar
∑ 𝑋2

s = √ 𝑛−1 –
45.425

(∑ 𝑋) 2
𝑛(𝑛−1)
(635)2

= √ 10−1 − 10(10−1)
= √5047,2 − 4480,2
= 23,8

2) Simpangan baku data berkelompok
a) Metode biasa
Untuk sampel besar (n > 30):
2
∑ 𝑓(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛

Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
2
∑ 𝑓(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛−1

b) Metode angka kasar
Untuk sampel besar (n > 30):
∑ 𝑓𝑋 2

s=√

𝑛

-(

∑ 𝑓𝑋 2
)
𝑛

Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
∑ 𝑓𝑋 2

s=√

𝑛−1

–

(∑ 𝑓𝑋) 2
𝑛(𝑛−1)

c) Metode coding
Untuk sampel besar (n > 30):
∑ 𝑓𝑢2

s = C√

𝑛

-(

∑ 𝑓𝑢 2
)
𝑛
Untuk sampel kecil (n ≤ 30):
∑ 𝑓𝑢2

s = C√

𝑛−1

-

(∑ 𝑓𝑢) 2
𝑛(𝑛−1)

Keterangan:
C
= panjang interval dalam kelas
𝑑
𝑋−𝑀
u
= 𝐶= 𝐶
M
= rata-rata hitung sementara
Contoh Soal:
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi pada contoh Tabel 1.1!
Penyelesaian:
Dari perhitungan didapatkan varians (s2) = . Dengan demikian, simpangan
bakunya adalah:
s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠
= √272,952
= 16,5
Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi berikut!
Tabel 1.1 Berat badan 100 mahasiswa Unsri
Berat Badan (kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

Banyaknya Mahasiswa (f)
10
25
32
15
18
100

Penyelesaian:
Dengan metode biasa
Berat Badan
(kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

f

X

fX

X-̅
𝑿

(X - ̅ )2
𝑿

f.(X - ̅ )2
𝑿

10
25
32
15
18
100

51
54
57
60
63
285

510
1350
1824
900
1134
5718

-6,18
-3,18
-0,18
2,82
5,82

38,1924
10,1124
0,0324
7,9524
33,8724

381,924
252,81
1,0368
119,286
609,7032
1.364,76
̅ = ∑ 𝑓𝑋
𝑋 ∑𝑓
=

5718

= 57,18

100

2
∑ 𝑓(𝑋− ̅ )
𝑋

s=√

𝑛

1.364,76

=√

100

= 3,68

Dengan metode angka kasar
f

∑ 𝑓𝑋 2

s=√

𝑛

-(

328.320

=√

100

X

X2

fX

fX2

10
25
32
15
18
100

Berat Badan
(kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah

51
54
57
60
63
285

2.601
2.916
3.249
3.600
3.969

510
1.350
1.824
900
1.134
5.718

26.010
72.900
103.968
54.000
71.442
328.320

f
10
25
32
15
18
100

X
51
54
57
60
63

∑ 𝑓𝑋 2
)
𝑛

−

(5718)2
100

= 3,7

Dengan metode coding
Berat Badan (kg)
50 – 52
53 – 55
56 - 58
59 – 61
62 – 64
Jumlah
c=3
∑ 𝑓𝑢2

s = C√

𝑛
152

-(

∑ 𝑓𝑢 2
)
𝑛
6

= 3 . √100 − (100)
= 3,69

2

u
-2
-1
0
1
2

u2
4
1
0
1
4

fu
-20
-25
0
15
36
6

fu2
40
25
0
15
72
152
Daftar Pustaka
Ronald E.Walpole., 1993. Pengantar Statistika, halaman 22-27". Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
http://bunayhartop.blogspot.com/2012/03/distribusi-frekuensi-pengertianjenis.html

More Related Content

What's hot

Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
apriliantihermawan
 
Ukuran Pemusatan dan Letak Data
Ukuran Pemusatan dan Letak DataUkuran Pemusatan dan Letak Data
Ukuran Pemusatan dan Letak Data
Aisyah Turidho
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Savitri Wanabuliandari
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
reno sutriono
 
distribusi frekuensi.ppt
distribusi frekuensi.pptdistribusi frekuensi.ppt
distribusi frekuensi.ppt
surianimursal
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
Novi Suryani
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
Putri Handayani
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
Dwi Mardianti
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
Tri Supadmi
 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
EDI RIADI
 
Pendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normalPendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normal
Andriani Widi Astuti
 
Statistik deskriptif dan inferensial
Statistik deskriptif dan inferensialStatistik deskriptif dan inferensial
Statistik deskriptif dan inferensial
IkaMufarrohah
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
universitas negeri padang
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
Judianto Nugroho
 
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi FrekuensiStatistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi FrekuensiAddy Hidayat
 

What's hot (20)

Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Ukuran Pemusatan dan Letak Data
Ukuran Pemusatan dan Letak DataUkuran Pemusatan dan Letak Data
Ukuran Pemusatan dan Letak Data
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
 
Tabel f-0-01
Tabel f-0-01Tabel f-0-01
Tabel f-0-01
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data))
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
distribusi frekuensi.ppt
distribusi frekuensi.pptdistribusi frekuensi.ppt
distribusi frekuensi.ppt
 
Daftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi FrekuensiDaftar Distribusi Frekuensi
Daftar Distribusi Frekuensi
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 2
 
Analisis varian dua arah
Analisis varian dua arahAnalisis varian dua arah
Analisis varian dua arah
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSSUJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
UJI HOMOGENITAS BARTLETT MANUAL VS SPSS
 
Pendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normalPendekatan distribusi binomial ke normal
Pendekatan distribusi binomial ke normal
 
Statistik deskriptif dan inferensial
Statistik deskriptif dan inferensialStatistik deskriptif dan inferensial
Statistik deskriptif dan inferensial
 
uji-t-berpasangan
uji-t-berpasanganuji-t-berpasangan
uji-t-berpasangan
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
Bahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbsBahan kuliah statistika gbs
Bahan kuliah statistika gbs
 
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi FrekuensiStatistika Tabel Distribusi Frekuensi
Statistika Tabel Distribusi Frekuensi
 

Viewers also liked

Ukuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan DataUkuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan Data
Muhamad Fierza Hazmi
 
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak dataMakalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Aisyah Turidho
 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikasatriyo buaya
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)afifsalim
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaSiti_Rita_Anita
 
11007 1-215039216652
11007 1-21503921665211007 1-215039216652
11007 1-215039216652
Dicky Ikhwandi
 
Ukuran pemusatan data statistik
Ukuran pemusatan data statistikUkuran pemusatan data statistik
Ukuran pemusatan data statistik
Faisol Hasan
 
Statistik - Ukuran Letak Data
Statistik - Ukuran Letak DataStatistik - Ukuran Letak Data
Statistik - Ukuran Letak Data
e pai
 
P4 ukuran pemusatan data
P4   ukuran pemusatan dataP4   ukuran pemusatan data
P4 ukuran pemusatan dataHIMTI
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
Fitri Ramayanti
 
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
Yunita Dwi Jayanti
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataUniversity of Andalas
 
Ukuran pemusatan data haniful muttaqin
Ukuran pemusatan data haniful muttaqinUkuran pemusatan data haniful muttaqin
Ukuran pemusatan data haniful muttaqin
hanifulmuttaqin87
 
Pembahasan statistik
Pembahasan statistikPembahasan statistik
Pembahasan statistikRinisutopo
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
eyepaste
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Sriwijaya University
 
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
Ria Defti Nurharinda
 

Viewers also liked (20)

Ukuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan DataUkuran Pemusatan Data
Ukuran Pemusatan Data
 
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak dataMakalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
Makalah ukuran pemusatan data dan ukuran letak data
 
Soal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistikaSoal dan pembahasan statistika
Soal dan pembahasan statistika
 
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
MATEMATIKA TERAPAN (MODUS, MEAN, MEDIAN, VARIAN, SIMPANGAN BAKU, REGRESI)
 
Makalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistikaMakalah dasar-dasar statistika
Makalah dasar-dasar statistika
 
11007 1-215039216652
11007 1-21503921665211007 1-215039216652
11007 1-215039216652
 
Ukuran pemusatan data statistik
Ukuran pemusatan data statistikUkuran pemusatan data statistik
Ukuran pemusatan data statistik
 
Statistik - Ukuran Letak Data
Statistik - Ukuran Letak DataStatistik - Ukuran Letak Data
Statistik - Ukuran Letak Data
 
P4 ukuran pemusatan data
P4   ukuran pemusatan dataP4   ukuran pemusatan data
P4 ukuran pemusatan data
 
Ukuran letak
Ukuran letakUkuran letak
Ukuran letak
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
Materi 4 - Ukuran Pemusatan.
 
Pertemuan ke 2
Pertemuan ke  2Pertemuan ke  2
Pertemuan ke 2
 
Teknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis dataTeknik pengolahan data analisis data
Teknik pengolahan data analisis data
 
Ukuran pemusatan data haniful muttaqin
Ukuran pemusatan data haniful muttaqinUkuran pemusatan data haniful muttaqin
Ukuran pemusatan data haniful muttaqin
 
Pertemuan ke 6
Pertemuan ke  6Pertemuan ke  6
Pertemuan ke 6
 
Pembahasan statistik
Pembahasan statistikPembahasan statistik
Pembahasan statistik
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
4. ukuran pemusatan data dan ukuran penyebaran data
 

Similar to Ukuran Pemusatan

Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
Mayaharnida Panjaitan
 
Revisi tendensi sentral dan variabilitas
Revisi tendensi sentral dan variabilitasRevisi tendensi sentral dan variabilitas
Revisi tendensi sentral dan variabilitas
istiqma
 
Devi
DeviDevi
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganArie Khurniawan
 
Ukuran pemusatan data pwt
Ukuran pemusatan data pwtUkuran pemusatan data pwt
Ukuran pemusatan data pwt
khai rani
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
friska wulandari
 
Tugas statistik
Tugas statistikTugas statistik
Tugas statistik
Dinda siti aisyah
 
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis IIMakalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Widia Ratnasari Samosir
 
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
dinda aulia
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatan
rkhmtk11
 
Agung (statistik)
Agung (statistik)Agung (statistik)
Agung (statistik)
agung pratama
 
ukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaranukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaran
Ratih Ramadhani
 
friska
friskafriska
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.pptukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
EpKarlepi1
 
Bahan yola
Bahan yolaBahan yola
Bahan yola
Yolanda Tri Utari
 
Statistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan DataStatistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan Data
Evi Jayanti
 
Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2kelasrs12a
 
Pert 3&4 ukuran pemusatan- penyebaran
Pert 3&4  ukuran pemusatan- penyebaranPert 3&4  ukuran pemusatan- penyebaran
Pert 3&4 ukuran pemusatan- penyebaranCanny Becha
 
Bab iv pemusatan dan penyebaran data
Bab iv pemusatan dan penyebaran dataBab iv pemusatan dan penyebaran data
Bab iv pemusatan dan penyebaran data
linda_rosalina
 
PPT MTK 7C.pptx
PPT MTK 7C.pptxPPT MTK 7C.pptx
PPT MTK 7C.pptx
MOCHAMMADRICKYRIFAI
 

Similar to Ukuran Pemusatan (20)

Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
Revisi tendensi sentral dan variabilitas
Revisi tendensi sentral dan variabilitasRevisi tendensi sentral dan variabilitas
Revisi tendensi sentral dan variabilitas
 
Devi
DeviDevi
Devi
 
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
 
Ukuran pemusatan data pwt
Ukuran pemusatan data pwtUkuran pemusatan data pwt
Ukuran pemusatan data pwt
 
Ukuran pemusatan data
Ukuran pemusatan dataUkuran pemusatan data
Ukuran pemusatan data
 
Tugas statistik
Tugas statistikTugas statistik
Tugas statistik
 
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis IIMakalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
Makalah Statistika, Ekonomi dan Bisnis II
 
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
Dinda aulia distribusi frekuensi dan ukuran perumusan data statistik ekonomi ...
 
Ukuran pemusatan
Ukuran pemusatanUkuran pemusatan
Ukuran pemusatan
 
Agung (statistik)
Agung (statistik)Agung (statistik)
Agung (statistik)
 
ukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaranukuran pemusatan dan penyebaran
ukuran pemusatan dan penyebaran
 
friska
friskafriska
friska
 
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.pptukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
ukuran pemusatan amin kuliah MEAN MEDIAN DAN MODUS.ppt
 
Bahan yola
Bahan yolaBahan yola
Bahan yola
 
Statistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan DataStatistik Ukuran Pemusatan Data
Statistik Ukuran Pemusatan Data
 
Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2Statistika pendidikan unit_2
Statistika pendidikan unit_2
 
Pert 3&4 ukuran pemusatan- penyebaran
Pert 3&4  ukuran pemusatan- penyebaranPert 3&4  ukuran pemusatan- penyebaran
Pert 3&4 ukuran pemusatan- penyebaran
 
Bab iv pemusatan dan penyebaran data
Bab iv pemusatan dan penyebaran dataBab iv pemusatan dan penyebaran data
Bab iv pemusatan dan penyebaran data
 
PPT MTK 7C.pptx
PPT MTK 7C.pptxPPT MTK 7C.pptx
PPT MTK 7C.pptx
 

More from Rahmitha Solihat

Pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaranPemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran
Rahmitha Solihat
 
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian Difusi
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian DifusiDukungan dan Kritikan dari Penelitian Difusi
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian DifusiRahmitha Solihat
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuRahmitha Solihat
 
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaAnalisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaRahmitha Solihat
 
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)Rahmitha Solihat
 
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahanPenjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahanRahmitha Solihat
 
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013Tahapan pengisian data dapodikdas 2013
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013Rahmitha Solihat
 
Kondisi pendidikan Indonesia
Kondisi pendidikan IndonesiaKondisi pendidikan Indonesia
Kondisi pendidikan IndonesiaRahmitha Solihat
 
Rahmita ddtp - landasan teori psikologi
Rahmita   ddtp - landasan teori psikologiRahmita   ddtp - landasan teori psikologi
Rahmita ddtp - landasan teori psikologiRahmitha Solihat
 

More from Rahmitha Solihat (15)

Pemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaranPemanfaatan media pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran
 
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian Difusi
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian DifusiDukungan dan Kritikan dari Penelitian Difusi
Dukungan dan Kritikan dari Penelitian Difusi
 
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat IlmuAliran Perenialisme Filsafat Ilmu
Aliran Perenialisme Filsafat Ilmu
 
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 IndralayaAnalisis (swot) SDN 05 Indralaya
Analisis (swot) SDN 05 Indralaya
 
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)
Landasan & Problematika Pendidikan Peserta Didik (teknologi)
 
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahanPenjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
Penjumlahan dan Pengurangan bilangan pecahan
 
SOAL IPA
SOAL IPASOAL IPA
SOAL IPA
 
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013Tahapan pengisian data dapodikdas 2013
Tahapan pengisian data dapodikdas 2013
 
Bangun datar
Bangun datarBangun datar
Bangun datar
 
Wacana dan dialog pkn
Wacana dan dialog pkn Wacana dan dialog pkn
Wacana dan dialog pkn
 
Segi n dan lingkaran
Segi n dan lingkaranSegi n dan lingkaran
Segi n dan lingkaran
 
Kondisi pendidikan Indonesia
Kondisi pendidikan IndonesiaKondisi pendidikan Indonesia
Kondisi pendidikan Indonesia
 
Peran Pendidik (Histori)
Peran Pendidik (Histori)Peran Pendidik (Histori)
Peran Pendidik (Histori)
 
Rahmita ddtp - landasan teori psikologi
Rahmita   ddtp - landasan teori psikologiRahmita   ddtp - landasan teori psikologi
Rahmita ddtp - landasan teori psikologi
 
Motivasi q
Motivasi qMotivasi q
Motivasi q
 

Ukuran Pemusatan

  • 1. TUGAS STATISTIK PENDIDIKAN UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN Oleh 1. Andhina Fitrianita Putri, S.Pd 2. Fitri Ramayanti, S.Pd 3. Rahmita Solihat, S.Pd DOSEN PENGASUH : 1. Prof. Dr. Djaali, M.Pd. 2. Dr. Yusuf Hartono 3. Dr. Rusdy A. Siroj, M.Pd FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013
  • 2. PENDAHULUAN Statistika merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara pengumpulan fakta/data, pengolahan data, dan menganalisis data tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan. Untuk melakukan pengolahan data, selain pembuatan tabel maupun grafik, diperlukan juga ukuran-ukuran yang tepat untuk mewakili data tesebut, sehingga dapat disajikan secara singkat dan dapat mewakili untuk membandingkan keadaan pada tiap kelompok. Untuk keperluan pengolahan data lebih lanjut, dapat dilakukan pengolahan ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran data. Ukuran pemusatan meliputi ratarata hitung, median, modus, dan bentuk distribusi frekuensi. Sedangkan ukuran penyebaran meliputi rank, sebaran data, deviasi rerata, variansi dan simpangan baku, ukuran kemencengan, dan keruncingan kurva normal. Dengan dilakukannya pengumpulan data baik secara pemusatan maupun penyebaran, akan lebih terlihat kesimpulan yang didapat dari data yang tersedia. PEMBAHASAN 1. Pengertian Ukuran Pemusatan Data Ronald E.Walpole (1993), “ukuran pemusatan data adalah sembarang ukuran yang menunjukkan pusat segugus data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.” Menurut Iqbal (2001:), “ukuran pemusatan data adalah ukuran yang dapat mewakili data secara keseluruhan. Artinya, jika keseluruhan nilai yang ada dalam data tersebut diurutkan besarnya dan selanjutnya dimasukkan nilai rata-rata diurutan paling tengah atau pusat.” Dari pendapat para ahli mengenai ukuran pemusatan data dapat dipahami bahwa ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat mewakili kumpulan data yang menunjukkan pusat dari nilai data.
  • 3. 2. Jenis-Jenis Ukuran Pemusatan Data a. Rata-rata Hitung (Mean) Rata-rata hitung (mean) adalah nilai rata-rata dari data-data yang tersedia. Rata-rata hitung dari populasi diberi simbol µ (baca:miu). Rata-rata hitung dari sampel diberi simbol ̅ (baca:eks bar). 𝑋 Menentukan rata-rata hitung secara umum dapat dirumuskan: 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 1) Rata-rata hitung (mean) untuk data tunggal  Jika X1, X2, ... Xn merupakan n buah nilai dari variabel X, maka ratarata hitungnya sebagai berikut : ̅= 𝑋 𝛴𝑋 𝑛 = 𝑋1 +𝑋2 +⋯+𝑋 𝑛 𝑛 Keterangan: ̅ 𝑋 = rata-rata hitung (mean) X = wakil data n = jumlah data  Jika X1, X2, ... Xn masing-masing memiliki frekuensi f1, f2,...,fn, maka rata-rata hitungnya sebagai berikut : ̅ = ∑ 𝑓𝑋 = 𝑋 ∑𝑓 𝑓1 𝑋1 +𝑓2𝑋2 +⋯+𝑓 𝑛 𝑋 𝑛 𝑓1 + 𝑓2 +⋯+𝑓 𝑛 2) Rata-rata hitung (mean) data berkelompok  Metode biasa Apabila telah dibentuk distribusi frekuensi biasa, dengan f1 = frekuensi pada interval kelas ke-i, maka rata-rata hitung (mean) dapat dihitung dengan rumus : ̅= 𝑋 𝛴𝑓𝑋 𝛴𝑓
  • 4. Contoh soal: Tentukan rata-rata hitung dari tabel berikut: Tabel 1.1 Berat badan 100 orang mahasiswa Pascasarjana UNSRI Teknologi Pendidikan 2013 Berat Badan Banyaknya (kg) Mahasiswa (f) 50 – 52 10 53 – 55 25 56 - 58 32 59 – 61 15 62 – 64 18 Jumlah 100 Penyelesaian: Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah Banyaknya Mahasiswa (f) 10 25 32 15 18 100 ̅= 𝑋 Nilai Tengah (X) 51 54 57 60 63 - fX 510 1350 1824 900 1134 5718 ∑ 𝑓𝑋 5718 = = 57,18 ∑ 𝑓 100  Metode Simpangan Rata-rata Apabila M adalah rata-rata hitung sementara maka rata-rata hitung dapat dihitung dengan rumus : ̅= 𝑀+ 𝑋 ∑ 𝑓𝑑 ∑ 𝑓 Keterangan: M = rata-rata hitung sementara, biasanya diambil dari titik tengah kelas dengan frekuensi terbesarnya (titik tengah kelas modus) d = X–M X = titik tengah interval kelas f = frekuensi kelas
  • 5. Contoh Soal : Dengan soal yang sama seperti di atas seperti pada tabel 1.1, tentukan mean nya dengan metode simpangan rata-rata Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah X d = X –M 51 -6 54 -3 57 0 60 3 63 6 0 ∑ 𝑓𝑑 ̅= 𝑀+ 𝑋 ∑ 𝑓 ̅ = 57 + 18 = 57,18 𝑋 100 F 10 25 32 15 18 100 Fd -60 -75 0 45 108 18  Metode coding Metode coding sering digunakan apabila nilai-nilai dalam data yang berupa bilangan-bilangan besar. Pada dasarnya, metode itu merupakan penjabaran dari metode simpangan rata-rata. Dirumuskan : ̅ = 𝑀 + 𝐶 𝑥 ∑ 𝑓𝑢 𝑋 ∑ 𝑓 Keterangan : M = rata-rata hitung sementara C = panjang kelas u = 0, ±1, ±2, ... 𝑑 = 𝐶 , dengan d = X – M Contoh soal: Dengan soal yang sama seperti di atas pada tabel 1.1, gunakan dengan metode coding Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah F X d = X –M u fd 10 25 32 15 18 100 61 64 67 70 73 - -6 -3 0 3 6 0 -2 -1 0 1 2 0 -20 -25 0 15 36 6
  • 6. ̅= 𝑀+ 𝐶 𝑥 𝑋 ̅ = 57 + 3 𝑥 𝑋 ∑ 𝑓𝑢 ∑ 𝑓 6 = 57,18 100 b. Median Median adalah nilai tengah dari data yang diurutkan. Median sering juga disebut rata-rata posisi. Median disimbolkan dengan Me atau Md. 1) Median data tunggal  Jika jumlah data ganjil, mediannya adalah data yang berada paling tengah. Me = Xn/2  Jika jumlah data genap, mediannya adalah hasil bagi jumlah dua data yang berada di tengah. 𝑋𝑛 Me = 2 +𝑋(𝑛+2)/2 2 2) Median data kelompok  Median untuk data berkelompok dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : 1 𝑛 – (∑ 𝑓2 )0 𝑀𝑒 = 𝐵 + 2 𝑓 𝑀𝑒 Keterangan : B = n = (∑ 𝑓2 )𝑜 = C = fMe = tepi bawah kelas median jumlah frekuensi jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas media panjang interval kelas frekuensi kelas median
  • 7. Contoh Soal : Tentukan median dari distribusi frekuensi berikut: Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa Diameter Pipa (m) Frekuensi (f) 85 – 87 2 88 – 90 5 91 – 93 13 94 – 96 14 97 – 99 4 100 – 102 2 Jumlah 40 Penyelesaian : Jumlah frekuensi (n) = 40 dan Kelas median adalah (∑ 𝑓2 )0 ≥ 1 2 𝑛 = 20 1 2 𝑛 f1 + f2 + f3 = 20 ≥ 20 Jadi, kelas median adalah kelas ke-3 B = 90,5 ∑ 𝑓2 )0 = 7 C = 3 fMe = 13 Me = B+2 1 𝑛 –(∑ 𝑓2 )0 𝑓 𝑀𝑒 = 90,5 + 20−7 13 𝑥3 = 93,5 c. Modus (Mode) Modus adalah nilai yang sering muncul dalam data. Modus disimbolkan dengan Mo. Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data kelompok.  Modus data tunggal Modus data tunggal adalah data yang frekuensinya terbanyak. Contoh soal : Tentukan modus dari data : 1, 2, 4, 4, 5, 8, 9. Modus = 4
  • 8.  Modus data kelompok Modus akan berada pada kelas yang memiliki frekuensi terbesar. Kelas yang memiliki frekuensi terbesar disebut sebagai kelas modus. 𝑀𝑜 = 𝐿 + 𝑑1 𝑑1 + 𝑑2 𝑥 𝐶 Keterangan : Mo = modus L = tepi bawah kelas modus d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesu C = panjang interval kelas Contoh soal : Dari tabel 1.2 diketahui bahwa kelas modus adalah kelas ke-3 L = 85,5 d1 = 7 d2 = 17 C = 3 Mo = 𝐿+ 𝑑1 𝑑1 +𝑑2 = 85,5 + 𝑥𝐶 7 7+17 x3 = 88,375 3. Distribusi Frekuensi a. Pengertian Distribusi Frekuensi Kuswanto (2006), “distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam kelaskelas interval.” Djarwanto (1982), “distribusi frekuensi adalah membuat uraian dari suatuhasil penelitian dan menyajian hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk statistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.” Iqbal (2001), “distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.”
  • 9. Dari pendapat para ahli tersebuut dapat dipahami bahwa distribusi frekuensi adalah penyusunan data ke dalam kelas-kelas tertentu dimana setiap data hanya termasuk kedalam salah satu kelas tertentu saja. b. Bagian-bagian Distribusi Frekuensi Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut : 1) Kelas-kelas (class) Kelas adalah kelompok nilai data atau variabel. 2) Batas kelas (class limits) Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua batas kelas, yaitu :  Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas;  Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas. 3) Tepi kelas (class boundary/real limits/true class limits) Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi kelas, yaitu :  Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya;  Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya. 4) Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point/class marks) Titik tengah kelas adalah angkaatau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah kelas = ½ (batas atas + batas bawah) kelas. 5) Interval kelas (class interval) Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.
  • 10. 6) Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size) Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas. 7) Frekuensi kelas (class frequency) Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu. Contoh Soal: Tabel 1.3 Modal Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri” Modal (jutaan Rupiah) Frekuensi (f) 60 – 69 16 70 – 79 32 80 – 89 20 90 – 99 17 100 – 109 15 Jumlah 100 Dari distribusi frekuensi di atas: a. Banyaknya kelas adalah 5. b. Batas kelas-kelas adalah 60, 69, 70, 79,... c. Batas bawah kelas-kelas adalah 60, 70, 80, 90, 100. d. Batas atas kelas-kelas adalah 69, 79, 89, 99, 109. e. Batas nyata kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; ... f. Tepi bawah kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5. g. Tepi atas kelas-kelas adalah 69,5; 79,5; 89,5; 99,5; 109,5. h. Titik tengah kelas-kelas adalah 64,5; 74,5; 84,5; 94,5; 104,5. i. Interval kelas-kelas adalah 60 – 69, 70 – 79, ... 100 – 109. j. Panjang interval kelas-kelas masing-masing 10. k. Frekuensi kelas-kelas adalah 16, 32, 20, 17, dan 15. c. Penyusunan Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut: 1) Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar. 2) Menentukan jangkauan (range) dari data.
  • 11. Jangkauan = data terbesar - data terkecil. 3) Menentukan banyaknya kelas (k). Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess k є bulat k = 1 + 3,3 log n Keterangan : k = banyaknya kelas n = banyaknya data 4) Menentukan panjang interval kelas Panjang interval kelas (i) = 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑢𝑎𝑛 (𝑅) 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝑘) 5) Menentukan batas bawah kelas pertama. Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data terkecil yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya. 6) Menuliskan frekuensi kelas secara melidi dalam kolom turus atau tally (sistem turus) sesuai banyaknya data. Contoh soal : Dari hasil pengukuran diameter pipa dibuat oleh sebuah mesin (dalam mm terdekat) diperoleh data sebagai berikut. 78 72 74 79 74 71 75 74 72 68 72 73 72 74 75 74 73 74 65 72 66 75 80 69 82 73 74 72 79 71 70 75 71 70 70 70 75 76 77 67 Penyelesaian : a) Urutkan data : 65 66 67 68 69 70 70 70 70 71 71 71 72 72 72 72 72 72 73 73 73 74 74 74 74 74 74 74 75 75 75 75 75 76 77 78 79 79 80 82
  • 12. b) Jangkauan (R) = 82 – 65 = 17 c) Banyaknya kelas (k) adalah k = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,3 = 6,3 ≈ 6 d) Panjang interval kelas (i) adalah i = 15 6 = 2,5 ≈ 3 e) Batas kelas pertama adalah 65 (data terkecil) f) Tabelnya Tabel 1.4 Pengukuran Diameter Pipa-pipa (satuan mm) Diameter Turus Frekuensi 65 – 67 III 3 68 – 70 IIII I 6 71 – 73 IIII IIII II 12 74 – 76 IIII IIII III 13 77 – 79 IIII 4 80 – 82 II 2 Jumlah 40 d. Jenis-jenis Distribusi Frekuensi Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi biasa, distribusi frekuensi relatif, dan distribusi frekuensi kumulatif. 1. Distribusi Frekuensi Biasa Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisiskan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Jenis-jenis distribusi frekuensi biasa, yaitu: a) Distribusi frekuensi numerik Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan dalam angka.
  • 13. Contoh : Tabel 1.5 Pelamar Perusahaan Percetakan “Prima Mandiri” Umur (tahun) 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 Jumlah Frekuensi 15 20 9 4 2 50 b) Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan berdasarkan data atau golongan data yang ada Contoh : Tabel 1.6 Hasil Pelemparan Dadu sebanyak 30 kali Angka Dadu (X) Banyaknya Peristiwa (f) 1 4 2 6 3 5 4 3 5 8 6 4 Jumlah 30 2. Distribusi Frekuensi Relatif Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu. Frekuensi relatif dirumuskan: frelatif = 𝑓𝑖 ∑ 𝑓 𝑥 100, i = 1, 2, 3,..
  • 14. Contoh: Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif Interval Kelas (Tinggi (cm)) 100 – 104 105 – 109 110 – 114 115 – 119 120 – 124 125 – 129 130 – 134 Jumlah Frekuensi (Banyak murid) 2 4 10 14 12 5 3 50 Frekuensi Relatif Perbandingan Desimal 2/50 4/50 10/50 14/50 12/50 5/50 3/50 1 0,04 0,08 0,20 0,28 0,24 0,10 0,06 1 Persen 4 8 20 28 24 10 6 100 3. Distribusi Frekuensi Kumulatif Distribusi frrekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif. Frrekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan. Distribusi frekuensi kumulatif memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada ogif dicantumkan frekuensi frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas. Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif, yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang dari, dan lebih dari. a. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nilai batas kelas suatu interval tertentu. b. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.
  • 15. Contoh: Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Distribusi Frekuensi Biasa Tinggi (cm) Frekuensi 100 – 104 105 – 109 110 – 114 115 – 119 120 – 124 125 – 129 130 – 134 2 4 10 14 12 5 3 Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Tinggi (cm) kurang dari 100 kurang dari 105 kurang dari 110 kurang dari 115 kurang dari 120 kurang dari 125 kurang dari 130 kurang dari 135 Frekuensi = 0 0+2 0+2+4 0+2+4+10 0+2+4+10+14 0+2+4+10+14+12 0+2+4+10+14+12 UKURAN DISPERSI 1. Pengertian Dispersi Ukuran dispersi atau ukuran variasi atau ukuran penyimpangan adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh penyimpangan nilai-nilai data dari nilainilai pusatnya atau ukuran yang menyatakan seberapa banyak nilai-nilai data yang berbeda dengan nilai-nilai pusatnya. 2. Jenis-Jenis Ukuran Dispersi a. Jangkauan (Range, R) Jangkauan atau ukuran jarak adalah selisih nilai terbesar data dengan nilai terkecil data. Cara mencari jangkauan dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. 1) Jangkauan data tunggal Bila ada sekumpulan data tunggal X1, X2, ..., Xn maka jangkauannya adalah: Jangkauan = Xn - Xi Contoh soal: Tentukan jangkauan data: 1, 3, 5, 10, 12, 15!
  • 16. Penyelesaian: X6 = 15 dan X1= 1 Jangkauan = X6 – X1 = 15 – 1 = 14 2) Jangkauan data berkelompok Untuk data berkelompok, jangkauan dapat ditentukan dngan dua cara, yaitu menggunakan titik atau nilai tengah dan menggunakan tepi kelas. a. Jangkauan adalah selisih titik tengah kelas tertinggi dengan titik tengah kelas terendah. b. Jangkauan adalah selisih tepi atas kelas tertinggi dengan tepi bawah kelas terendah. Contoh soal: Tentukan jangkauan dari distribusi frekuensi berikut: Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan Interval Kelas (Tinggi (cm)) 100 – 104 105 – 109 110 – 114 115 – 119 120 – 124 125 – 129 130 – 134 Jumlah Penyelesaian: Dari tabel 1.7 terlihat: Titik tengah kelas terendah = 102 Titik tengah kelas tertinggi = 132 Tepi bawah kelas terendah = 99,5 Tepi atas kelas tertinggi = 134,5 a) Jangkauan = 132 – 102 = 30 b) Jangkauan = 134,5 – 99,5 = 35 Frekuensi (Banyak murid) 2 4 10 14 12 5 3 50
  • 17. b. Jangkauan Antarkuartil dan Jangkauan Semi Interkuartil Jangkauan antarkuartil adalah selisih antara nilai kuartil atas (Q3) dan kuartil bawah (Q1). Dirumuskan: JK = Q3 – Q1 Jangkauan semi interkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah dari selisih kuartil atas (Q3) dengan kuartil bawah (Q1). Dirumuskan: Qd = ½ (Q3 – Q1) Rumus-rumus di atas berlaku untuk data tunggal dan data berkelompok. Contoh Soal: Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil dari data berikut! 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16 Penyelesaian: Q1 = 3 dan Q3 = 15 JK = Q3 – Q1 = 15 – 3 = 12 Qd = ½ (15 – 3) = 6 Tentukan jangkauan antarkuartil dan jangkauan semi interkuartil distribusi frekuensi berikut: Tabel 1.7 Pengukuran Tinggi Badan Interval Kelas (Tinggi (cm)) 100 – 104 105 – 109 110 – 114 115 – 119 120 – 124 125 – 129 130 – 134 Jumlah Frekuensi (Banyak murid) 2 4 10 14 12 5 3 50
  • 18. Penyelesaian: Q1 𝑛 −(∑ 𝑓1 )0 4 = B1 + = 114,5 + . 𝐶 𝑓 𝑄1 12,5−16 14 𝑥5 = 114,5 + (-1,25) = 113,25 Q3 3𝑛 −(∑ 𝑓3 )0 4 = B3 + = 124,5 + . 𝐶 𝑓 𝑄3 37,5−42 12 𝑥5 = 124,5 + (-1,875) = 122,625 c. Data Tersebar 1) Kuartil Kuartil dapat dikatakan sebagai ukuran perempatan, artinya nilai-nilai kuartil akan membagi empat sama banyak terhadap banyak data. Terdapat tiga jenis kuartil, yaitu kuartil bawah atau pertama (Q1), kuartil tengah atau kurtil kedua (Q2), dan kuartil atas atau ketiga (Q3). Kuartil kedua sama dengan median. a) Kuartil data tunggal Untuk data tunggal, kuartil-kuartilnya dapat menggunakan metode mencari median, atau rumus: Q1 = nilai yang ke 𝑖(𝑛+1) 4 , 𝑖 = 1, 2, 3 Contoh Soal: Tentukan kuartil dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16 Penyelesaian: Data diurutkan 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16 n =7 Q1 = nilai ke 𝑖(𝑛+1) 4 Q1 = nilai yang ke Q2 = nilai yang ke Q3 = nilai yang ke 1(7+1) 4 2(7+1) 4 3(7+1) 4 = 2, yaitu 3 = 4, yaitu 10 = 6, yaitu 15 dicari dengan
  • 19. b) Kuartil data berkelompok Untuk data berkelompok kuartil-kuartilnya dapat dicari dengan rumus: Q1 = B1 + Keterangan: B1 n i (Σf1)o C fQ1 𝑛 −(∑ 𝑓1 )0 4 𝑓 𝑄1 . 𝐶 = tepi bawah kelas kuartil = jumlah semua frekuensi = 1, 2, 3 = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas kuartil = panjang interval kelas = frekuensi kelas kuartil Dalam mencari kuartil-kuartil tersebut, yang perlu dicari terlebih dahulu adalah kelas tempat kuartil-kuartil itu berada (kelas kuartil), yaitu sebagai berikut: (1) Kelas Q1, jika (Σf1)o ≥ ¼ (n) (2) Kelas Q2, jika (Σf2)o ≥ ¼ (n) (3) Kelas Q3, jika (Σf3)o ≥ ¼ (n) Contoh soal: Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari distribusi frekuensinya! Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa Diameter Pipa (m) Frekuensi (f) 85 – 87 2 88 – 90 5 91 – 93 13 94 – 96 14 97 – 99 4 100 – 102 2 Penyelesaian: Dari tabel 1.2 diketahui: n = 40, berarti ¼ n = 10, ½ n = 20 dan ¾ n = 30 Kelas Q1 = kelas ke-3 Kelas Q2 = kelas ke-3 Kelas Q3 = kelas ke-4
  • 20. B1 = 90,5 (ada di kelas ke-3) B2 = 90,5 (ada di kelas ke-3) B3 = 93,5 (ada di kelas ke-4) (Σf1)o = 7; (Σf2)o = 7; (Σf1)o = 20 C=3 fQ1 = 13; fQ2 = 13; fQ3 = 14 Q1 = B1 + 𝑛 −(∑ 𝑓1 )0 4 𝑓 𝑄1 . 𝐶 = 90,5 + 1 4 𝑥 40−7 13 .3 = 90,5 + 0,69 = 91,19 Q2 = B2 + 2𝑛 −(∑ 𝑓2 )0 4 𝑓 𝑄2 2 = 90,5 + 4 𝑥 40−7 13 . 𝐶 .3 = 90,5 + 3 = 93,5 Q3 = B3 + 3𝑛 −(∑ 𝑓3 )0 4 = 93,5 + 𝑓 𝑄3 3 4 . 𝐶 𝑥 40−20 14 .3 = 93,5 + 2,14 = 95,64 2) Desil (D) Desil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut menjadi sepuluh bagian yang sama. Cara mencari desil dibedakan antara data tunggal dan kelompok. a) Desil data tunggal Untuk data tunggal desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut. D = nilai ke 𝑖(𝑛+1) 10 , 𝑖 = 1, 2, … , 9
  • 21. Contoh soal: Tentukan desil ke-3 (D3) dan desil ke-7 (D7) dari data berikut. 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16 Penyelesaian: D3 = data ke 3(7+1) 10 24 = data ke 10 = data ke 2,4 = X2 + 0,4 (X3 – X2) = 3 + 0,4 (5 – 3) = 3,8 D7 = data ke 7(7+1) 10 56 = data ke 10 = data ke 5,6 = X5 + 0,6 (X6 – X5) = 10 + 0,6 ( – 10) = 10,8 b) Desil data berkelompok Untuk data berkelompok desil-desilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus: Di = Bi + 2𝑛 −(∑ 4 𝑓 𝑄𝑖 𝑓 𝑖 )0 . 𝐶 Keterangan: Di = desil ke-i Bi = tepi bawah kelas desil ke-i n = jumlah semua frekuensi i = 1, 2, 3 (Σfi)o = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas desil ke-i C = panjang interval kelas fQi = frekuensi kelas desil ke-i Contoh Soal: Tentukan desil ke-4 dan ke-8
  • 22. Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa Diameter Pipa (m) Frekuensi (f) 85 – 87 2 88 – 90 5 91 – 93 13 94 – 96 14 97 – 99 4 100 – 102 2 Jumlah 40 Penyelesaian: Untuk mencari desil ke-4 dan desil ke-6, terlebih dahulu dicari kelas desil ke-4 dan kelas desil ke-6, yaitu: 4 1) Kelas desil ke-4, jika (Σf4)o ≥ 10 (n) 6 2) Kelas desil ke-6, jika (Σf6)o ≥ 10 (n) Dari tabel 1.2 tersebut diketahui: 4 6 n = 40, maka 10 (40) = 16 dan 10 (40) = 24 Kelas D4 adalah kelas ke-4 Kelas D6 adalah kelas ke-6 B4 = 93,5 (tepi bawah kelas ke-4) B6 = 99,5 (tepi bawah kelas ke-6) (Σf4)o = 20 dan (Σf6)o = 38 C = 10 fD4 = 14 dan fD6 = 2 D4 = B4 + 4𝑛 −(∑ 𝑓4 )0 10 𝑓 𝐷4 = 93,5 + . 𝐶 4 𝑥 40 − 20 10 14 . 10 = 93,5 + (-2,86) = 90,64 6𝑛 D6 = B6 + 10 = 99,5 + −(∑ 𝑓6 )0 𝑓 𝐷6 . 𝐶 6 𝑥 40 − 38 10 2 = 99,5 + (-70) = 90,64 + (-1) = 29,5 . 10
  • 23. 3) Persentil Persentil adalah fraktil yang membagi seperangkat data yang telah terurut yang menjadi seratus bagian yang sama. Terdapat sembilan puluh sembilan persentil, yaitu persentil pertama(P1), persentil kedua (P2), ... dan persentil kesembilan puluh sembilan (P99). Cara mencari persentil dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. a) Persentil data tunggal Rumus: Pi = nilai ke 𝑖 (𝑛+1) 100 , i = 1, 2, 3, ..., 99 Contoh soal: Tentukan persentil k3-10 (P10) dan persentil ke-76 (P76) dari data berikut! 30 31 32 34 36 36 37 40 41 41 43 45 45 45 46 47 47 48 49 50 51 51 52 53 54 56 57 58 59 60 Penyelesaian: n = 30 P10 = nilai ke 10 (30+1) 100 310 = nilai ke 100 = 3,1 = X3 + 0,1 (X4 – X3) = 32 + 0,1 (34 – 32) = 32 + 0,1 (2) = 32 + 0,2 = 32,2 P76 = nilai ke = nilai ke 76 (30+1) 100 2356 100 = 23,56 = X23 + 0,56 (X24 – X23) = 52 + 0,56 (53 – 52) = 52 + 0,56 (1) = 52 + 0,56 = 52,56
  • 24. b) Persentil data berkelompok Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), persentil-persentilnya dapat dicari dengan menggunakan rumus: Pi = Bi + ( 𝑖𝑛 )− (∑ 100 𝑓 𝑖 )𝑜 𝑓𝑃 𝑖 . 𝐶 Keterangan: Pi = persentil ke-i Bi = tepi bawah kelas persentil ke-i i = 1, 2, 3, ..., 99 (Σfi)o = jumlah semua frekuensi sebelum kelas persentil C = panjang interval kelas fpi = frekuensi kelas persentil Contoh soal: Dari distribusi fekuensi di bawah ini, tentukan P35 dan P88! Tabel 1.9 TINGGI 100 MAHASISWA UNIVERSITAS SWASTA TAHUN 1990 Tinggi (cm) Frekuensi (f) 150 – 154 4 155 – 159 8 160 – 164 14 165 – 169 35 170 – 174 27 175 – 179 12 Jumlah 100 Penyelesaian: Untuk mencari persentil ke-35 dan persentil ke-88, terlebih dahulu dicari kelas persentil ke-35 dan ke-88. (1) Kelas persentil ke-35, jika (Σf35)o ≥ 35 100 88 (2) Kelas persentil ke-88, jika (Σf88)o ≥ 100 Dari tabel 1.9 di atas, diketahui: 35 88 n = 100, maka 100 (100) = 35 dan 100 (100) = 88 Kelas P35 adalah kelas ke-4 Kelas P88 adalah kelas ke-5
  • 25. B35 = 164,5 (tepi bawah kelas ke-4) B88 = 169,5 (tepi bawah kelas ke-5) (Σf35)o = 26 dan (Σf88)o = 61 C Fp35 =5 = 35 dan fp88 = 27 Pi = Bi + ( P35 = B35 + 𝑖𝑛 )− (∑ 100 𝑓 𝑖 )𝑜 𝑓𝑃 𝑖 35 35− 26 = 164,5 + 35 = 164,5 + 1,29 = 165,79 P88 = B88 + . 𝐶 35 𝑥 100 ( )− 26 100 ( 𝑥5 88 𝑥 100 )− 61 100 27 88 − 61 = 169,5 + = 169,5 + 5 = 174,5 𝑥5 27 𝑥5 𝑥5 Deviasi Rata-Rata (Simpangan Rata-Rata) Deviasi rata-rata adalah nilai rata-rata hitung dari harga mutlak simpangansimpangannya. Cara mencari deviasi rata-rata, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok. a) Deviasi rata-rata tunggal Dapat dihitung dengan rumus: ∑1 1 DR = 𝑛 ∑ │ 𝑋 − ̅ │1 = 𝑋 𝑋− ̅ 1 𝑋 𝑛 Contoh soal: Tentukan deviasi rata-rata dari 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16! Penyelesaian: 1+ 3+ 5 + 10+ 12+ 15+ 16 Rata-rata hitung = ̅ = 𝑋 = 8,85 7 ̅ |1 |3 |5 |10 − 8,85| + |12 − 8,85| + ∑ │𝑋1 − 𝑋 │ = − 8,85| + − 8,85| + − 8,85| + |15 − 8,85| + |16 − 8,85| = 0,05 DR = ∑ │𝑋1 − ̅ │ 𝑋 𝑛
  • 26. = 0,05 7 = 7,14 b) Deviasi rata-rata data berkelompok Dapat dihitung dengan rumus: 1 DR = 𝑛 ∑ 𝑓 │𝑋 − ̅ │ = 𝑋 ∑ 𝑓│ 𝑋− ̅ │ 𝑋 𝑛 Contoh soal: Tentukan deviasi rata-rata dari distribusi frekuensi pada tabel 1.7! Penyelesaian: Pada tabel 1.7 didapat ̅ = 117,7 𝑋 Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Relatif Interval Kelas (Tinggi (cm)) 100 – 104 105 – 109 110 – 114 115 – 119 120 – 124 125 – 129 130 – 134 Jumlah DR = = X f │X - ̅ │ 𝑿 f │X - ̅ │ 𝑿 102 107 112 117 122 127 132 - 2 4 10 14 12 5 3 50 15,7 10,7 5,7 0,7 4,3 9,3 14,3 31,4 42,8 57 9,8 51,6 46,5 42,9 282 ∑ 𝑓│ 𝑋− ̅ │ 𝑋 𝑛 282 50 = 5,64 Varians Varians adalah nilai tengah kuadrat simpangan dari nilai tengaha tau simpangan rata-rata kuadrat. Untuk sampel variansnya disimbolkan dengan 𝑠 2 . Untuk populasi, variansnya disimbolkan dengan 𝜎 2 (baca sigma). a. Varians data tunggal 1) Metode biasa a) Untuk sampel besar (n > 30): 𝑠2 = ∑(𝑋−𝑋) 2 ̅ 𝑛
  • 27. b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30): ∑(𝑋−𝑋) 2 ̅ 𝑠2 = 𝑛−1 2) Metode angka kasar a) Untuk sampel besar (n > 30): 𝑠2 = ∑ 𝑋2 𝑛 − ( ∑ 𝑋 2 𝑛 ) b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30): 𝑠2 = ∑ 𝑋2 − 𝑛−1 (∑ 𝑋)2 𝑛(𝑛−1) Contoh soal: Tentukan varians dari data 1, 3, 5, 10, 12, 15, 16! Penyelesaian: n=7 ̅ = 1+3+5+10+12+15+16 = 8,85 𝑋 7 X 1 3 5 10 12 15 16 62 s2 = = X-̅ 𝑿 - - ∑(𝑋− ̅ )2 𝑋 𝑛−1 210,7 7−1 = 35,1 𝑠2 = ∑ 𝑋2 − 𝑛−1 760 7,85 5,85 3,85 1,15 3,15 6,15 7,15 (∑ 𝑋)2 𝑛(𝑛−1) (62)2 = 7−1 - 7(7−1) = 126,6 - 3844 42 (X - ̅ )2 𝑿 X2 61,6 34,2 14,8 1,3 9,9 37,8 51,1 210,7 1 9 25 100 144 225 256 760
  • 28. = 126,6 – 91,5 = 35,1 b. Varians data berkelompok Untuk data berkelompok (distribusi frekuensi), variansnya dapat ditentukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu metode biasa, metode angka kasar, metode coding. 1) Metode biasa a) Untuk sampel besar (n > 30): s2 = ∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2 𝑋 𝑛 b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30): s2 = ∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2 𝑋 𝑛−1 2) Metode angka kasar a) Untuk sampel besar (n > 30): s2 = ∑ 𝑓𝑋 2 𝑛 ∑ 𝑓𝑋 2 -( ) 𝑛 b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30): s2 = ∑ 𝑓𝑋 2 𝑛−1 ∑ 𝑓𝑋 2 -( 𝑛−1 ) 3) Metode coding a) Untuk sampel besar (n > 30): s2 = C 2 . ∑ 𝑓𝑢2 𝑛 ∑ 𝑓𝑢 2 -( 𝑛 ) b) Untuk sampel kecil (n ≤ 30): s2 = C 2 . ∑ 𝑓𝑢2 𝑛−1 ∑ 𝑓𝑢 2 - ( 𝑛−1 ) Keterangan: C = panjang interval kelas 𝑑 𝑋−𝑀 u = 𝐶= 𝐶 M = rata-rata hitung sementara
  • 29. Contoh Soal: Tentukan varians dari distribusi frekuensi berikut! Tabel 1.2 Diameter dari 40 buah pipa Diameter Pipa (m) 85 – 87 88 – 90 91 – 93 94 – 96 97 – 99 100 – 102 Jumlah Frekuensi (f) 2 5 13 14 4 2 40 Penyelesaian: 1) Dengan metode biasa: ̅ = 93,5 𝑋 Diameter Pipa (m) 85 – 87 88 – 90 91 – 93 94 – 96 97 – 99 100 – 102 Jumlah s2 = = X 86 89 92 95 98 101 - f 2 5 13 14 4 2 40 X-̅ 𝑿 -7,5 -4,5 -1,5 1,5 4,5 7,5 - (X - ̅ )2 𝑿 56,25 20,25 2,25 2,25 20,25 56,25 - f (X - ̅ )2 𝑿 112,5 101,25 29,25 31,5 81 112,5 468 F 2 5 13 14 4 2 40 X2 7396 7921 8464 9025 9604 10201 - fX 172 445 1196 1330 392 202 3.737 f X2 14792 39605 110032 126350 38416 20402 394.597 ∑ 𝑓 (𝑋− ̅ )2 𝑋 𝑛 468 40 =11,7 2) Dengan metode angka kasar Diameter Pipa (m) 85 – 87 88 – 90 91 – 93 94 – 96 97 – 99 100 – 102 Jumlah s2 = = ∑ 𝑓𝑋 2 𝑛 394.597 40 ∑ 𝑓𝑋 2 -( -( 𝑛 ) 3,737 2 40 ) X 86 89 92 95 98 101 -
  • 30. = 8739,9 – 8728,2 = 11,7 3) Dengan metode coding Diameter Pipa (m) 85 – 87 88 – 90 91 – 93 94 – 96 97 – 99 100 – 102 Jumlah s2 = C 2 . ∑ 𝑓𝑢2 𝑛 63 X 86 89 92 95 98 101 - f 2 5 13 14 4 2 40 u -3 -2 -1 0 1 2 - u2 9 4 1 0 1 4 - fu -6 -10 -13 0 4 4 -21 fu2 18 20 13 0 4 8 63 ∑ 𝑓𝑢 2 -( 𝑛 ) −21 2 = 32 . (40 − ( 40 ) ) = 9 (1,575 – 0,276) = 11,691 c. Simpangan Baku (Standar Deviasi) Simpangan baku adalah akar dari tengah kuadrat simpangan dari nilai tengah atau akar simpangan rata-rata kuadrat. Simpangan baku sampel disimbolkan dengan s. Simpangan baku populasi disimbolkan dengan σ. Untuk menentukan nilai simpangan baku, caranya ialah dengan menarik akar dari varians. Jadi, s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 1) Simpangan baku data tunggal a) Metode biasa Untuk sampel besar (n > 30): 2 ∑(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛 Untuk sampel kecil (n ≤ 30): 2 ∑(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛−1
  • 31. b) Metode angka kasar Untuk sampel besar (n > 30): ∑ 𝑋2 s=√ 𝑛 -( ∑ 𝑋 2 ) 𝑛 Untuk sampel kecil (n ≤ 30): ∑ 𝑋2 s = √ 𝑛−1 – (∑ 𝑋) 2 𝑛(𝑛−1) Contoh soal: Tentukan simpangan baku dari data 1, 3, 5, 10, 12, 13, 15, 16! Penyelesaian: Dari perhitungan diperoleh varians (s2) = 35,1 Dengan demikian simpangan bakunya adalah s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 = √35,1 = 5,9 Berikut ini adalah sampel nilai mid test statistik I dari kelompok mahasiswa di sebuah universitas. 30 35 44 52 56 68 76 Tentukan simpangan bakunya! Penyelesaian: n = 10 X 30 35 44 52 56 68 76 84 92 98 635 X- ̅ 𝑋 -33,5 -28,5 -19,5 -11,5 -7,5 4,5 12,5 20,5 28,5 34,5 ̅ = 63,5 𝑋 (X - ̅ )2 𝑋 1122,25 812,25 380,25 132,25 56,25 20,25 156,25 420,25 812,25 1190,25 5.102,5 X2 900 1225 1936 2704 3136 4624 5776 7056 8464 9604 45.425 84 92 98
  • 32. Dengan metode biasa 2 ∑(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛−1 5102,5 = √ 10−1 = √566,9 = 23,8 Dengan metode angka kasar ∑ 𝑋2 s = √ 𝑛−1 – 45.425 (∑ 𝑋) 2 𝑛(𝑛−1) (635)2 = √ 10−1 − 10(10−1) = √5047,2 − 4480,2 = 23,8 2) Simpangan baku data berkelompok a) Metode biasa Untuk sampel besar (n > 30): 2 ∑ 𝑓(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛 Untuk sampel kecil (n ≤ 30): 2 ∑ 𝑓(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛−1 b) Metode angka kasar Untuk sampel besar (n > 30): ∑ 𝑓𝑋 2 s=√ 𝑛 -( ∑ 𝑓𝑋 2 ) 𝑛 Untuk sampel kecil (n ≤ 30): ∑ 𝑓𝑋 2 s=√ 𝑛−1 – (∑ 𝑓𝑋) 2 𝑛(𝑛−1) c) Metode coding Untuk sampel besar (n > 30): ∑ 𝑓𝑢2 s = C√ 𝑛 -( ∑ 𝑓𝑢 2 ) 𝑛
  • 33. Untuk sampel kecil (n ≤ 30): ∑ 𝑓𝑢2 s = C√ 𝑛−1 - (∑ 𝑓𝑢) 2 𝑛(𝑛−1) Keterangan: C = panjang interval dalam kelas 𝑑 𝑋−𝑀 u = 𝐶= 𝐶 M = rata-rata hitung sementara Contoh Soal: Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi pada contoh Tabel 1.1! Penyelesaian: Dari perhitungan didapatkan varians (s2) = . Dengan demikian, simpangan bakunya adalah: s = √ 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 = √272,952 = 16,5 Tentukan simpangan baku dari distribusi frekuensi berikut! Tabel 1.1 Berat badan 100 mahasiswa Unsri Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah Banyaknya Mahasiswa (f) 10 25 32 15 18 100 Penyelesaian: Dengan metode biasa Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah f X fX X-̅ 𝑿 (X - ̅ )2 𝑿 f.(X - ̅ )2 𝑿 10 25 32 15 18 100 51 54 57 60 63 285 510 1350 1824 900 1134 5718 -6,18 -3,18 -0,18 2,82 5,82 38,1924 10,1124 0,0324 7,9524 33,8724 381,924 252,81 1,0368 119,286 609,7032 1.364,76
  • 34. ̅ = ∑ 𝑓𝑋 𝑋 ∑𝑓 = 5718 = 57,18 100 2 ∑ 𝑓(𝑋− ̅ ) 𝑋 s=√ 𝑛 1.364,76 =√ 100 = 3,68 Dengan metode angka kasar f ∑ 𝑓𝑋 2 s=√ 𝑛 -( 328.320 =√ 100 X X2 fX fX2 10 25 32 15 18 100 Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah 51 54 57 60 63 285 2.601 2.916 3.249 3.600 3.969 510 1.350 1.824 900 1.134 5.718 26.010 72.900 103.968 54.000 71.442 328.320 f 10 25 32 15 18 100 X 51 54 57 60 63 ∑ 𝑓𝑋 2 ) 𝑛 − (5718)2 100 = 3,7 Dengan metode coding Berat Badan (kg) 50 – 52 53 – 55 56 - 58 59 – 61 62 – 64 Jumlah c=3 ∑ 𝑓𝑢2 s = C√ 𝑛 152 -( ∑ 𝑓𝑢 2 ) 𝑛 6 = 3 . √100 − (100) = 3,69 2 u -2 -1 0 1 2 u2 4 1 0 1 4 fu -20 -25 0 15 36 6 fu2 40 25 0 15 72 152
  • 35. Daftar Pustaka Ronald E.Walpole., 1993. Pengantar Statistika, halaman 22-27". Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama http://bunayhartop.blogspot.com/2012/03/distribusi-frekuensi-pengertianjenis.html