SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
TUGAS FISIKA DASAR 1
         RANGKUMAN
   MEKANIKA BENDA TEGAR
DOSEN   : WITA KRISTIANA, ST.,MT.




        DISUSUN OLEH :
    SYLVESTER SARAGIH
         DBD 111 0105



   UNIVERSITAS PALANGKARAYA
        FAKULTAS TEKNIK
    JURUSAN PERTAMBANGAN
         PALANGKARAYA
              2011
KATA PENGANTAR


       Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan, walaupun 80 % isi dari rangkuman karya
ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu
dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas
tentang “MEKANIKA BENDA TEGAR”. Ada pun isi dari rangkuman karya ilmiah saya ini
hanyalah berupa pengetahuan tentang Keseimbangan Benda Tegar, dan Pusat Gravitasi serta ada
beberapa contoh soal yang mengnyangkut ke dua hal tersebt.

       Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini.
Namun, dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari bahwa rangkuman ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya
menerima kritik dan saran dari pembaca.

       Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Terima kasih,




                                                                          Penulis

                                                                 SYLVESTER SARAGIH

                                                                      DBD 111 0105




                                               i
KATA PENGANTAR                           …………………………………...i

DAFTAR ISI                               ……………………………….…...ii

BAB I MEKANIKA BENDA TEGAR               ……………………………....…...1
1.1 PENDAHULUAN                          ……………………………………….....1
1.2 ROTASI BENDA TEGAR                   ………………………………………….3
1.3 ROTASI BENDA TEGAR : TORSI           ………………………………………….3
1.4 ROTASI BENDA TEGAR : MOMEN INERSIA   ………………………………………….5
1.5 ROTASI BENDA TEGAR : MOMEN SUDUT     ………………………………………….6



BAB II RANGKUMAN
2.1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR             ……...…………………………………...8
2.2 PUSAT GRAVITASI                      ………………………………………....10
2.3 SISTEM KESETIMBANGAN                 ………………………………………….12
2.4 SOAL DAN PENYELESAIAN                ………………………………………….13



DAFTAR PUSTAKA




                                   ii
BAB I

                           MEKANIKA BENDA TEGAR



1.1 PENDAHULUAN

       Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan
pada benda tersebut.



                                  F




       Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda
tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana
benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar
mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak
sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak
translasinya, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar.
Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan
seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini
lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik
beratnya. Dan secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini
merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.

       Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia
melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah
itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar
berikut ini.




               seorang yang meloncat ke air dengan berputar.

        Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak
titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting
dalam menggambarkan gerak benda tegar.

        Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk
benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola
dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh
diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu
simetrinya.
1.2 Rotasi Benda Tegar




       Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang
berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi Hukum
Newton tentang gerak. Selain sistem diskrit di alam ini terdapat bentuk sistem lain yaitu sistem
kontinyu yang mencakup benda tegar dan fluida. Pada bagian ini akan dibahas formulasi hukum
mekanika pada benda tegar yang pada akhirnya akan diperoleh bahwa hukum-hukum yang
berlaku pada sistem diskrit juga berlaku pada sistem kontinu ini.

       Perbedaan mendasar antara partikel dan benda tegar adalah bahwa suatu partikel hanya
dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, sedangkan benda tegar selain dapat
mengalami gerak translasi juga dapat bergerak rotasi yaitu gerak mengelilingi suatu poros.
Berbagai aspek dari gerak rotasi inilah yang akan menjadi pokok pembahasan pada bab ini.

       Baik fluida yang merupakan materi dalam wujud gas atau cair sangat berbeda dengan
partikel maupun benda tegar yang berwujud padat, keduanya memiliki hukum dasar yang sama,
yaitu hukum dasar mekanika.


1.3 Rotasi Benda Tegar : Torsi

       Pengamatan terhadap alam di sekitar kita menunjukan kepada kita salah satu bentuk
gerak berupa gerak berputar pada porosnya. Jenis gerak ini dinamakan gerak rotasi. Gerak bumi
pada porosnya adalah salah satu contoh dari gerak rotasi. Gerak rotasi bumi memungkinkan
terjadinya siang dan malam. Ketika kita membuka dan menutup pintu rumah kita, dorongan
tangan kita menimbulkan gerak rotasi pintu terhadap engselnya.




       Sekarang mari kita tinjau sebuah pintu. Apabila kita mendorong pintu tersebut, maka
pintu akan berputar sesuai dengan arah dorongan gaya yang diberikan. Gaya dorong yang
menyebabkan pintu berputar selalu berjarak tertentu dari poros putaran. Apabila kita beri gaya
dorong tepat di poros, niscaya pintu itu tidak akan berputar. Jarak poros putaran dengan letak
gaya dinamakan lengan momen. Jadi, bisa dikatakan perkalian gaya dan lengan momen ini yang
menyebabkan benda berputar. Besaran ini dinamakan torsi atau momen gaya.

       Pengertian torsi dalam gerak rotasi serupa dengan gaya pada gerak translasi yaitu sebagai
penyebab terjadinya gerak. Menurut hukum Newton, benda bergerak disebabkan oleh gaya.
Prinsip ini juga berlaku pada gerak rotasi yang berarti benda bergerak rotasi disebabkan oleh
torsi. Kita bisa mendefinisikan suatu besaran baru, yaitu momen inersia yang menyatakan
kelembaman benda ketika benda bergerak rotasi. Momen inersia analogi dengan massa pada
gerak translasi.

       Torsi atau momen gaya juga dihasilkan dari momen inersia dikalikan dengan percepatan
rotasi (percepatan sudut). Ini merupakan analogi dari gaya sama dengan massa dikali percepatan
yang merupakan bentuk hukum Newton kedua. Jadi, hukum Newton kedua juga berlaku dalam
gerak rotasi. Penjelasan di atas mengungkapkan berlakunya hukum Newton pada gerak rotasi.
1.4 Rotasi Benda Tegar : Momen Inersia

        Setiap benda memiliki kuantitas yang mewakili keadaan benda tersebut. Massa suatu
benda mewakili kelembaman benda ketika benda bergerak translasi. Pada saat benda bergerak
rotasi massa tidak lagi mewakili kelembaman benda, karena benda yang bergerak rotasi terikat
dengan suatu poros tertentu yang mana keadaan ini tidak dapat diabaikan. Keadaan ini
mengharuskan adanya suatu kuantitas baru yang mewakili kelembaman benda yang bergerak
rotasi. Besaran yang mewakili kelembaman benda yang bergerak rotasi dinamakan momen
inersia (momen kelembaman) dan dilambangkan dengan I.

        Pernyataan untuk momen inersia muncul dari analogi hukum Newton kedua untuk gerak
rotasi. momen inersia adalah perkalian massa dengan kuadrat jarak benda ke poros. Persamaan
ini dapat diperluas untuk sistem benda yang berotasi maupun untuk benda dengan bentuk
tertentu.

        Momen inersia untuk sistem dengan beberapa benda yang berputar bersama dapat
ditinjau sebagai penjumlahan dari tiap-tiap massa tersebut. Adapun untuk benda-benda dengan
bentuk tertentu perhitungan momen inersianya menjadi lebih menantang dan lebih mengarah
persoalan matematis. Secara sederhana kita dapat menulis pada persamaan momen inersia untuk
berbagai bentuk benda tegar sebagai integral kuadrat jari-jari terhadap massa.

        Tanda integrasi mewakili penjumlahan terhadap bagian-bagian kecil massa benda. Jadi,
pada prinsipnya kedua rumus menyatakan besaran yang sama.
1.5 Rotasi Benda Tegar : Momentum Sudut




       Pernahkah kalian menyaksikan atlet ski es yang sedang melakukan atraksi berputar?
Kalau kita amati dengan cermat putaran atlet ski tersebut akan semakin cepat apabila bentangan
tangannya semakin kecil. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini? Perlu kalian ketahui
bahwa peristiwa ini berkaitan dengan momentum benda yang berotasi.

Setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Benda yang bergerak translasi mempunyai
momentum yang besarnya merupakan perkalian antara massa benda dengan kecepatannya.
Demikian halnya pada gerak rotasi, kita dapat menuliskan pernyataan untuk momentum sebagai
perkalian momen inersia dengan kecepatan sudutnya. Jadi dapat dituliskan

   Momentum sudut = momen inersia x kecepatan sudut

Dengan L melambangkan momentum sudut rotasi. momentum sudut adalah hasil perkalian dari
lengan momen dengan momentum linier.

Contoh yang baik untuk meggambarkan momentum sudut rotasi, yaitu seseorang yang
melakukan ski es (ice skating) ketika sedang mendemon-strasikan atraksi berputar. Kalau kita
perhatikan, putaran atlet ski itu semakin cepat tatkala rentangan tangannya semakin pendek. Hal
ini menunjukkan suatu fakta bawa pada setiap keadaan momentum sudut benda yang berputar
selalu tetap walaupun mengalami perubahan kecepatan atau bentuk. Keadaan ini merupakan
bentuk dari hukum kekekalan momentum sudut.

Hukum kekekalan momentum sudut merupakan salah satu hukum dasar dalam fisika dan
akan banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan
gerak rotasi.
BAB II

                                                   RANGKUMAN



2.1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

        Sebuah benda tegar berada dalam keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu kerangka
acuan inersial, jika :

        a. percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.

        b. percepatan sudutnya sama dengan nol,                      = 0.

Untuk vpm = 0 dan           = 0 disebut keseimbangan statik.

Bila apm = 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh :

                F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau              Fx = 0

                F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau              Fy = 0

                F1z + F2z + ... + Fnz = 0 atau              Fz = 0

Bila   = 0, maka      eks   = 0 dan diperoleh

                 1x   +     2x   + ... +   nx   = 0 atau    x   =0

                 1y   +     2y   + ... +   ny   = 0 atau    y   =0

                 1z   +     2z   + ... +   nz   = 0 atau   z    =0

        Dalam kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan
bidang xy) diperoleh :

                F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau              Fx = 0

                F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau              Fy = 0
1z   +   2z   + ... +   nz   = 0 atau   z   =0




  z   = 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.




                                                   F1




         F2

                                   r1




                               O




Torsi terhadap titik O adalah :




                 o = (r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn x Fn)




Torsi terhadap titik O’ adalah :




                 o’ = (r1- r’) x F1+ (r2 - r’) x F2 + ... + (rn - r’) x Fn

                 o’ = {(r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn x Fn) } – r’ x (F1+ F2 + … + Fn)
Jika sistem dalam keadaan seimbang,      F = 0 maka

                                        o = o’

Torsi terhadap titik sembarang adalah sama.

►Jenis Kesetimbangan

Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :

1. Kesetimbangn stabil (kesetimbangan mantap)

       Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan
kembali pada kesetimbangan semula.

2. Kesetimbangn labil (kesetimbangan goyah)

       Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat
kembali pada kesetimbangan semula.

3. Kesetimbangn netral (kesetimbangan indeferen)

       Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan,
maka benda akan setimbang pada sembarang keadaan.




2.2 PUSAT GRAVITASI

       Bila kita perhatikan benda tegar, salah satu gaya yang perlu diperhatikan adalah berat
benda, yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut. Untuk menghitung torsi dari gaya
berat tersebut, gaya berat dapat dipertimbangkan terkonsentrasi pada sebuah titik yang disebut
pusat gravitasi.
Perhatikan benda berbentuk sembarang pada bidang xy. Benda kita bagi-bagi menjadi
partikel-partikel dengan massa m1, m2, …yang mempunyai koordinat (x1, y1) , (x2, y2) ,…pusat
massanya dapat dinyatakan sebagai




                     m1x1 + m2x2 + m3x3 + …

                          m1 + m2 + m3 + …




                     y



                              m1g

                                      pg            m2g



                                                                      x




                                        W = Mg
Setiap partikel memberikan kontribusi torsi terhadap titik pusat dan ini sama dengan torsi yang
ditimbulkan oleh gaya tunggal, yaitu gaya berat dikalikan dengan lengan gayanya. Titik dimana gaya
berat bekerja disebut pusat gravitasi.




                (m1g1 + m2g2 + m3g3 + …) xpg = m1g1x1 + m2g2x2 + m3g3x3 + …



Bila diasumsikan g homogen maka, pusat gravitasi :



                           m1x1 + m2x2 + m3x3 + …

                               m1 + m2 + m3 + …



Bila gravitasi homogen, pusat gravitasi berimpit dengan pusat massa.

2.3 SISTEM KESEIMBANGAN

        Di dalam menyelesaikan suatu sistem keseimbangan di bawah pengaruh beberapa gaya,
ada beberapa prosedur yang perlu diikuti.

a. Tentukan objek/benda yang menjadi pusat perhatian dari sistem keseimbangan.
b. Gambar gaya gaya eksternal yang bekerja pada obyek tersebut.
c. Pilih koordinat yang sesuai, gambar komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah
    dipilih tersebut.
d. Terapkan sistem keseimbangan untuk setiap komponen gaya.
e. Pilih titik tertentu untuk menghitung torsi dari gaya-gaya yang ada terhadap titik tersebut.
    Pemilihan titik tersebut sembarang, tetapi harus memudahkan penyelesaian.
f. Dari persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan variabel yang ditanyakan.
2.4 SOAL DAN PENYELESAIN

1. Pedagang beras menggunakan pikulan yang panjangnya 150 cm, Beban yang dipikul tidak
sama, seperti pada gambar. Dimana letak yang harus dipikul yang tepat supaya pikulan tidak
berputar atau miring.




Jawab :




∑JC = 0

W2 . BC – W1 . AC = 0

W2 . (150 – X) – W1 . X = 0

480 (150 – X) – 520 X = 0

72000 – 480 X – 520 X = 0

1000 X = 72000
X = 72 cm .

2. Tangga terbuat dari bambu panjangnya 5 m, massanya 12 kg dengan titik berat berada pada
pada jarak 2 m dari ujung bagian bawah. Tangga di sandarkan seperti gambar dalam kondisi
hampir tergelincir. Jika dinding sandaran licin, berapakah koefisien gesek tangga dengan lantai




Jawab :

Gunakan perinsip keseimbangan benda tegar yaitu :

∑ F = 0 dan ∑J = 0

∑FY = 0

NA – WAB = 0

NA = WAB

NA = 120 N

∑FX = 0

NB – fA = 0

NB = µ NA

NB = 120 µ
∑JA = 0

NB.BC – WAB cos θ. ½ AB = 0

120 µ.4 – 120.3/5. ½. 5 = 0

480 µ = 180

µ=⅜

3. Salah satu sudut pada persambungan tali pada gambar di bawah   adalah siku-siku. Jika sistem
dalam keadaan seimbang, berapakah perbandingan massa 1 dan massa 2




Jawab :




Gunakan perinsip keseimbangan benda titik

Yaitu :
∑F=0

T1 = W1 = m1.g

T2 = W2 = m2.g

∑ FY = 0

T1 – T2Y = 0

T1 – T2 sin 37° = 0

m1.g – m2.g 3/5 = 0

m1/m2 = 3/5

4. Sebatang tongkat dari dari kayu yang panjangnya 80 cm disambung dengan tongkat besi yang
panjangnya 20 cm. Kedua tongkat memiliki berat sama, yaitu 4 newton dengan titik berat pada
pertengahan masing-masing tongkat. Tentukan berat tongkat keseluruhan serta letak titik
beratnya.




Jawab :

Berat tongkat keseluruhan sama dengan resultan berat tongkat kayu dan tongakat besi.

       w = w1 + w2 = 4 + 4 = 8 N

Kita ambil ujung kiri tongkat (titik O) sebagai titik tumpu.

Momen gaya oleh berat tongkat secara keseluruhan adalah

 = w.x ( jarak titik berat tongkat keseluruhan kita misalkan x)
Jumlah momen gaya oleh tongkat besi dan tongkat kayu adalah

           = 1+ 2

 = w1.x1 + w2.x2

Jadi :

w.x = w1.x1 + w2.x2

8 N. x = 4 N. 40 cm + 4 N. 70 cm

8 x = 440 cm

x = 55 cm

5. Sebuah benda massanya 20 kg (g = 10 m.s-2) terletak pada bidang miring (θ = 53°) dalam
keadaan diam seperti terlihat dalam gambar. Jika koefisien gesek 0,2, maka besar gaya minimal
yang diperlukan adalah . . . .


A. 124 N
B. 136 N
C. 180 N
D. 242 N
E. 256 N
Jawab :




∑F=0

F – W sin 53° - f = 0 . . . .f = µ N . . . . . . . . . . . N = W cos 53°

                              = 0,2 . 120               = 200 . 3/5

                              = 24 N                     = 120 N

F – 200 . 4/5 – 24 = 0

F – 160 – 24 = 0

F = 136 N
DAFTAR PUSTAKA



Simulasi gaya centripetal http://www.walter-fendt.de/ph11e/carousel.htm

http://www.fisdasbook.com

http://www.fisika ceria.com

More Related Content

What's hot

Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanSMA Negeri 9 KERINCI
 
Kelompok 4 osilator harmonik revisi
Kelompok 4 osilator harmonik revisiKelompok 4 osilator harmonik revisi
Kelompok 4 osilator harmonik revisiSuharziamah_al_aksa
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaAhmad Yansah
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8Rahfiqa
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarHasyim Hasyim
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Muhammad Sudarbi
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Khoirul Ummah
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaAnnisa Icha
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
 
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)umammuhammad27
 
1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)rina mirda
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringNurul Hanifah
 

What's hot (20)

Fisika Statistik
Fisika StatistikFisika Statistik
Fisika Statistik
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuanDifraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
Difraksi, partikel dalam kotak dan prinsip ketaktentuan
 
Kelompok 4 osilator harmonik revisi
Kelompok 4 osilator harmonik revisiKelompok 4 osilator harmonik revisi
Kelompok 4 osilator harmonik revisi
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak Melingkar
 
Sifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglieSifat gelombang de broglie
Sifat gelombang de broglie
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
Struktur Kristal 1 (Kuliah Fisika Zat Padat)
 
Gaya pasang surut
Gaya pasang surutGaya pasang surut
Gaya pasang surut
 
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhanaLaporan praktikum ghs bandul sederhana
Laporan praktikum ghs bandul sederhana
 
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)
 
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
1 b 11170163000059_laporan akhir pa (pesawat atwood)
 
1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)1.struktur kristal(kuliah)
1.struktur kristal(kuliah)
 
Gerak parabola
Gerak parabolaGerak parabola
Gerak parabola
 
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miringLaporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
Laporan fisika dasar gesekan pada bidang miring
 

Viewers also liked

Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogenNita Mardiana
 
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarRPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarEko Supriyadi
 
Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Casey Ryan
 
Varam konference 15.11.
Varam konference 15.11.Varam konference 15.11.
Varam konference 15.11.egilsdo
 
Presentatie Customer Value
Presentatie Customer ValuePresentatie Customer Value
Presentatie Customer ValueDCQHavermans
 
What i have learnt about technologies from the
What i have learnt about technologies from theWhat i have learnt about technologies from the
What i have learnt about technologies from theentwistlesophie8064
 
Primero td mining presentation january 25, 2012 print
Primero td mining presentation january 25, 2012 printPrimero td mining presentation january 25, 2012 print
Primero td mining presentation january 25, 2012 printprimero_mining
 
8 m プレセン
8 m プレセン8 m プレセン
8 m プレセンRazielDios
 
P0001 file el_esqueleto_humano
P0001 file el_esqueleto_humanoP0001 file el_esqueleto_humano
P0001 file el_esqueleto_humanopaolagarciavasco
 
Seattle Dev Garage
Seattle Dev GarageSeattle Dev Garage
Seattle Dev GarageJoshua Birk
 
Sandwich dressings
Sandwich dressingsSandwich dressings
Sandwich dressingsk gaurav
 
Pamela Blanchette_Resume copy
Pamela Blanchette_Resume copyPamela Blanchette_Resume copy
Pamela Blanchette_Resume copyPam Blanchette
 
Windows up date
Windows up date Windows up date
Windows up date Bebaa 'Aqvz
 
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realImplementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realSylvester Saragih
 

Viewers also liked (20)

Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogen
 
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarRPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
 
Smart goal presentation!
Smart goal presentation!Smart goal presentation!
Smart goal presentation!
 
4 minutes office exercises
4 minutes office exercises4 minutes office exercises
4 minutes office exercises
 
Varam konference 15.11.
Varam konference 15.11.Varam konference 15.11.
Varam konference 15.11.
 
Presentatie Customer Value
Presentatie Customer ValuePresentatie Customer Value
Presentatie Customer Value
 
What i have learnt about technologies from the
What i have learnt about technologies from theWhat i have learnt about technologies from the
What i have learnt about technologies from the
 
Primero td mining presentation january 25, 2012 print
Primero td mining presentation january 25, 2012 printPrimero td mining presentation january 25, 2012 print
Primero td mining presentation january 25, 2012 print
 
Rise of the Mongols
Rise of the MongolsRise of the Mongols
Rise of the Mongols
 
DoItSocial - Cómo funciona?
DoItSocial - Cómo funciona?DoItSocial - Cómo funciona?
DoItSocial - Cómo funciona?
 
8 m プレセン
8 m プレセン8 m プレセン
8 m プレセン
 
P0001 file el_esqueleto_humano
P0001 file el_esqueleto_humanoP0001 file el_esqueleto_humano
P0001 file el_esqueleto_humano
 
Seattle Dev Garage
Seattle Dev GarageSeattle Dev Garage
Seattle Dev Garage
 
C.i. precios
C.i. preciosC.i. precios
C.i. precios
 
Sandwich dressings
Sandwich dressingsSandwich dressings
Sandwich dressings
 
Pamela Blanchette_Resume copy
Pamela Blanchette_Resume copyPamela Blanchette_Resume copy
Pamela Blanchette_Resume copy
 
Windows up date
Windows up date Windows up date
Windows up date
 
Presentación1 karen y dani
Presentación1 karen y daniPresentación1 karen y dani
Presentación1 karen y dani
 
Indo uniline
Indo unilineIndo uniline
Indo uniline
 
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the realImplementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
Implementasi uu tambang no 4 tahun 2009 di wilayah kalimantan tenga1 the real
 

Similar to Tugas fisika dasar 1 ( rangkuman mekanika benda tegar )

Indra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipaIndra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipaRiyanAdita
 
Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016adnavi
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARNesha Mutiara
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidYadhi Muqsith
 
Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)kahfi1439
 
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MI
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MIMakalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MI
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MIgayadanenergi01
 
Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016adnavi
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikabaskimia
 
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)Intan Giftianty
 

Similar to Tugas fisika dasar 1 ( rangkuman mekanika benda tegar ) (20)

Bidg miring
Bidg miringBidg miring
Bidg miring
 
Makalah bandul fisis
Makalah bandul fisisMakalah bandul fisis
Makalah bandul fisis
 
Lkpd 3
Lkpd 3Lkpd 3
Lkpd 3
 
Indra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipaIndra samsudin fis xi mipa
Indra samsudin fis xi mipa
 
Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016
 
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGARKESETIMBANGAN BENDA TEGAR
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
 
fisika xi 1 3
fisika xi 1 3fisika xi 1 3
fisika xi 1 3
 
Makalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbidMakalah biomekanika akbid
Makalah biomekanika akbid
 
Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)Modul 4 (gaya)
Modul 4 (gaya)
 
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MI
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MIMakalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MI
Makalah ipa kelompok 1 gaya dan energi Konsep Dasar IPA SD/MI
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
Bab 13 momen inersia
Bab 13 momen inersiaBab 13 momen inersia
Bab 13 momen inersia
 
Modul 3 benda_tegar_blended
Modul 3 benda_tegar_blendedModul 3 benda_tegar_blended
Modul 3 benda_tegar_blended
 
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptxBAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
BAB 4-Gerak dan Gaya.pptx
 
Tugas anak magang
Tugas anak magangTugas anak magang
Tugas anak magang
 
Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016Adnavi ulfa 111301630016
Adnavi ulfa 111301630016
 
Makalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gayaMakalah kesehatan fisika gaya
Makalah kesehatan fisika gaya
 
Modul baru
Modul baruModul baru
Modul baru
 
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisikaHukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
Hukum hukum newton tentang gerak_basrib.fisika
 
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)
Makalah fisika inti ( Kesetimbangan Radioaktif)
 

More from Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriSylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Sylvester Saragih
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubaraSylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Sylvester Saragih
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Sylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
 

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGmamaradin
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 

Tugas fisika dasar 1 ( rangkuman mekanika benda tegar )

  • 1. TUGAS FISIKA DASAR 1 RANGKUMAN MEKANIKA BENDA TEGAR DOSEN : WITA KRISTIANA, ST.,MT. DISUSUN OLEH : SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERTAMBANGAN PALANGKARAYA 2011
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan, walaupun 80 % isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “MEKANIKA BENDA TEGAR”. Ada pun isi dari rangkuman karya ilmiah saya ini hanyalah berupa pengetahuan tentang Keseimbangan Benda Tegar, dan Pusat Gravitasi serta ada beberapa contoh soal yang mengnyangkut ke dua hal tersebt. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi ketika menyusun makalah ini. Namun, dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa rangkuman ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya menerima kritik dan saran dari pembaca. Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih, Penulis SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 i
  • 3. KATA PENGANTAR …………………………………...i DAFTAR ISI ……………………………….…...ii BAB I MEKANIKA BENDA TEGAR ……………………………....…...1 1.1 PENDAHULUAN ……………………………………….....1 1.2 ROTASI BENDA TEGAR ………………………………………….3 1.3 ROTASI BENDA TEGAR : TORSI ………………………………………….3 1.4 ROTASI BENDA TEGAR : MOMEN INERSIA ………………………………………….5 1.5 ROTASI BENDA TEGAR : MOMEN SUDUT ………………………………………….6 BAB II RANGKUMAN 2.1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR ……...…………………………………...8 2.2 PUSAT GRAVITASI ………………………………………....10 2.3 SISTEM KESETIMBANGAN ………………………………………….12 2.4 SOAL DAN PENYELESAIAN ………………………………………….13 DAFTAR PUSTAKA ii
  • 4. BAB I MEKANIKA BENDA TEGAR 1.1 PENDAHULUAN Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada benda tersebut. F Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya, misalnya tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara keseluruhan benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut. Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah
  • 5. itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar berikut ini. seorang yang meloncat ke air dengan berputar. Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar. Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.
  • 6. 1.2 Rotasi Benda Tegar Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi Hukum Newton tentang gerak. Selain sistem diskrit di alam ini terdapat bentuk sistem lain yaitu sistem kontinyu yang mencakup benda tegar dan fluida. Pada bagian ini akan dibahas formulasi hukum mekanika pada benda tegar yang pada akhirnya akan diperoleh bahwa hukum-hukum yang berlaku pada sistem diskrit juga berlaku pada sistem kontinu ini. Perbedaan mendasar antara partikel dan benda tegar adalah bahwa suatu partikel hanya dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, sedangkan benda tegar selain dapat mengalami gerak translasi juga dapat bergerak rotasi yaitu gerak mengelilingi suatu poros. Berbagai aspek dari gerak rotasi inilah yang akan menjadi pokok pembahasan pada bab ini. Baik fluida yang merupakan materi dalam wujud gas atau cair sangat berbeda dengan partikel maupun benda tegar yang berwujud padat, keduanya memiliki hukum dasar yang sama, yaitu hukum dasar mekanika. 1.3 Rotasi Benda Tegar : Torsi Pengamatan terhadap alam di sekitar kita menunjukan kepada kita salah satu bentuk gerak berupa gerak berputar pada porosnya. Jenis gerak ini dinamakan gerak rotasi. Gerak bumi pada porosnya adalah salah satu contoh dari gerak rotasi. Gerak rotasi bumi memungkinkan
  • 7. terjadinya siang dan malam. Ketika kita membuka dan menutup pintu rumah kita, dorongan tangan kita menimbulkan gerak rotasi pintu terhadap engselnya. Sekarang mari kita tinjau sebuah pintu. Apabila kita mendorong pintu tersebut, maka pintu akan berputar sesuai dengan arah dorongan gaya yang diberikan. Gaya dorong yang menyebabkan pintu berputar selalu berjarak tertentu dari poros putaran. Apabila kita beri gaya dorong tepat di poros, niscaya pintu itu tidak akan berputar. Jarak poros putaran dengan letak gaya dinamakan lengan momen. Jadi, bisa dikatakan perkalian gaya dan lengan momen ini yang menyebabkan benda berputar. Besaran ini dinamakan torsi atau momen gaya. Pengertian torsi dalam gerak rotasi serupa dengan gaya pada gerak translasi yaitu sebagai penyebab terjadinya gerak. Menurut hukum Newton, benda bergerak disebabkan oleh gaya. Prinsip ini juga berlaku pada gerak rotasi yang berarti benda bergerak rotasi disebabkan oleh torsi. Kita bisa mendefinisikan suatu besaran baru, yaitu momen inersia yang menyatakan kelembaman benda ketika benda bergerak rotasi. Momen inersia analogi dengan massa pada gerak translasi. Torsi atau momen gaya juga dihasilkan dari momen inersia dikalikan dengan percepatan rotasi (percepatan sudut). Ini merupakan analogi dari gaya sama dengan massa dikali percepatan yang merupakan bentuk hukum Newton kedua. Jadi, hukum Newton kedua juga berlaku dalam gerak rotasi. Penjelasan di atas mengungkapkan berlakunya hukum Newton pada gerak rotasi.
  • 8. 1.4 Rotasi Benda Tegar : Momen Inersia Setiap benda memiliki kuantitas yang mewakili keadaan benda tersebut. Massa suatu benda mewakili kelembaman benda ketika benda bergerak translasi. Pada saat benda bergerak rotasi massa tidak lagi mewakili kelembaman benda, karena benda yang bergerak rotasi terikat dengan suatu poros tertentu yang mana keadaan ini tidak dapat diabaikan. Keadaan ini mengharuskan adanya suatu kuantitas baru yang mewakili kelembaman benda yang bergerak rotasi. Besaran yang mewakili kelembaman benda yang bergerak rotasi dinamakan momen inersia (momen kelembaman) dan dilambangkan dengan I. Pernyataan untuk momen inersia muncul dari analogi hukum Newton kedua untuk gerak rotasi. momen inersia adalah perkalian massa dengan kuadrat jarak benda ke poros. Persamaan ini dapat diperluas untuk sistem benda yang berotasi maupun untuk benda dengan bentuk tertentu. Momen inersia untuk sistem dengan beberapa benda yang berputar bersama dapat ditinjau sebagai penjumlahan dari tiap-tiap massa tersebut. Adapun untuk benda-benda dengan bentuk tertentu perhitungan momen inersianya menjadi lebih menantang dan lebih mengarah persoalan matematis. Secara sederhana kita dapat menulis pada persamaan momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar sebagai integral kuadrat jari-jari terhadap massa. Tanda integrasi mewakili penjumlahan terhadap bagian-bagian kecil massa benda. Jadi, pada prinsipnya kedua rumus menyatakan besaran yang sama.
  • 9. 1.5 Rotasi Benda Tegar : Momentum Sudut Pernahkah kalian menyaksikan atlet ski es yang sedang melakukan atraksi berputar? Kalau kita amati dengan cermat putaran atlet ski tersebut akan semakin cepat apabila bentangan tangannya semakin kecil. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini? Perlu kalian ketahui bahwa peristiwa ini berkaitan dengan momentum benda yang berotasi. Setiap benda yang bergerak memiliki momentum. Benda yang bergerak translasi mempunyai momentum yang besarnya merupakan perkalian antara massa benda dengan kecepatannya. Demikian halnya pada gerak rotasi, kita dapat menuliskan pernyataan untuk momentum sebagai perkalian momen inersia dengan kecepatan sudutnya. Jadi dapat dituliskan Momentum sudut = momen inersia x kecepatan sudut Dengan L melambangkan momentum sudut rotasi. momentum sudut adalah hasil perkalian dari lengan momen dengan momentum linier. Contoh yang baik untuk meggambarkan momentum sudut rotasi, yaitu seseorang yang melakukan ski es (ice skating) ketika sedang mendemon-strasikan atraksi berputar. Kalau kita
  • 10. perhatikan, putaran atlet ski itu semakin cepat tatkala rentangan tangannya semakin pendek. Hal ini menunjukkan suatu fakta bawa pada setiap keadaan momentum sudut benda yang berputar selalu tetap walaupun mengalami perubahan kecepatan atau bentuk. Keadaan ini merupakan bentuk dari hukum kekekalan momentum sudut. Hukum kekekalan momentum sudut merupakan salah satu hukum dasar dalam fisika dan akan banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan gerak rotasi.
  • 11. BAB II RANGKUMAN 2.1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Sebuah benda tegar berada dalam keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu kerangka acuan inersial, jika : a. percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0. b. percepatan sudutnya sama dengan nol, = 0. Untuk vpm = 0 dan = 0 disebut keseimbangan statik. Bila apm = 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh : F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau Fx = 0 F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau Fy = 0 F1z + F2z + ... + Fnz = 0 atau Fz = 0 Bila = 0, maka eks = 0 dan diperoleh 1x + 2x + ... + nx = 0 atau x =0 1y + 2y + ... + ny = 0 atau y =0 1z + 2z + ... + nz = 0 atau z =0 Dalam kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan bidang xy) diperoleh : F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau Fx = 0 F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau Fy = 0
  • 12. 1z + 2z + ... + nz = 0 atau z =0 z = 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut. F1 F2 r1 O Torsi terhadap titik O adalah : o = (r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn x Fn) Torsi terhadap titik O’ adalah : o’ = (r1- r’) x F1+ (r2 - r’) x F2 + ... + (rn - r’) x Fn o’ = {(r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn x Fn) } – r’ x (F1+ F2 + … + Fn)
  • 13. Jika sistem dalam keadaan seimbang, F = 0 maka o = o’ Torsi terhadap titik sembarang adalah sama. ►Jenis Kesetimbangan Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu : 1. Kesetimbangn stabil (kesetimbangan mantap) Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan kembali pada kesetimbangan semula. 2. Kesetimbangn labil (kesetimbangan goyah) Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali pada kesetimbangan semula. 3. Kesetimbangn netral (kesetimbangan indeferen) Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan setimbang pada sembarang keadaan. 2.2 PUSAT GRAVITASI Bila kita perhatikan benda tegar, salah satu gaya yang perlu diperhatikan adalah berat benda, yaitu gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut. Untuk menghitung torsi dari gaya berat tersebut, gaya berat dapat dipertimbangkan terkonsentrasi pada sebuah titik yang disebut pusat gravitasi.
  • 14. Perhatikan benda berbentuk sembarang pada bidang xy. Benda kita bagi-bagi menjadi partikel-partikel dengan massa m1, m2, …yang mempunyai koordinat (x1, y1) , (x2, y2) ,…pusat massanya dapat dinyatakan sebagai m1x1 + m2x2 + m3x3 + … m1 + m2 + m3 + … y m1g pg m2g x W = Mg
  • 15. Setiap partikel memberikan kontribusi torsi terhadap titik pusat dan ini sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh gaya tunggal, yaitu gaya berat dikalikan dengan lengan gayanya. Titik dimana gaya berat bekerja disebut pusat gravitasi. (m1g1 + m2g2 + m3g3 + …) xpg = m1g1x1 + m2g2x2 + m3g3x3 + … Bila diasumsikan g homogen maka, pusat gravitasi : m1x1 + m2x2 + m3x3 + … m1 + m2 + m3 + … Bila gravitasi homogen, pusat gravitasi berimpit dengan pusat massa. 2.3 SISTEM KESEIMBANGAN Di dalam menyelesaikan suatu sistem keseimbangan di bawah pengaruh beberapa gaya, ada beberapa prosedur yang perlu diikuti. a. Tentukan objek/benda yang menjadi pusat perhatian dari sistem keseimbangan. b. Gambar gaya gaya eksternal yang bekerja pada obyek tersebut. c. Pilih koordinat yang sesuai, gambar komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah dipilih tersebut. d. Terapkan sistem keseimbangan untuk setiap komponen gaya. e. Pilih titik tertentu untuk menghitung torsi dari gaya-gaya yang ada terhadap titik tersebut. Pemilihan titik tersebut sembarang, tetapi harus memudahkan penyelesaian. f. Dari persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan variabel yang ditanyakan.
  • 16. 2.4 SOAL DAN PENYELESAIN 1. Pedagang beras menggunakan pikulan yang panjangnya 150 cm, Beban yang dipikul tidak sama, seperti pada gambar. Dimana letak yang harus dipikul yang tepat supaya pikulan tidak berputar atau miring. Jawab : ∑JC = 0 W2 . BC – W1 . AC = 0 W2 . (150 – X) – W1 . X = 0 480 (150 – X) – 520 X = 0 72000 – 480 X – 520 X = 0 1000 X = 72000
  • 17. X = 72 cm . 2. Tangga terbuat dari bambu panjangnya 5 m, massanya 12 kg dengan titik berat berada pada pada jarak 2 m dari ujung bagian bawah. Tangga di sandarkan seperti gambar dalam kondisi hampir tergelincir. Jika dinding sandaran licin, berapakah koefisien gesek tangga dengan lantai Jawab : Gunakan perinsip keseimbangan benda tegar yaitu : ∑ F = 0 dan ∑J = 0 ∑FY = 0 NA – WAB = 0 NA = WAB NA = 120 N ∑FX = 0 NB – fA = 0 NB = µ NA NB = 120 µ
  • 18. ∑JA = 0 NB.BC – WAB cos θ. ½ AB = 0 120 µ.4 – 120.3/5. ½. 5 = 0 480 µ = 180 µ=⅜ 3. Salah satu sudut pada persambungan tali pada gambar di bawah adalah siku-siku. Jika sistem dalam keadaan seimbang, berapakah perbandingan massa 1 dan massa 2 Jawab : Gunakan perinsip keseimbangan benda titik Yaitu :
  • 19. ∑F=0 T1 = W1 = m1.g T2 = W2 = m2.g ∑ FY = 0 T1 – T2Y = 0 T1 – T2 sin 37° = 0 m1.g – m2.g 3/5 = 0 m1/m2 = 3/5 4. Sebatang tongkat dari dari kayu yang panjangnya 80 cm disambung dengan tongkat besi yang panjangnya 20 cm. Kedua tongkat memiliki berat sama, yaitu 4 newton dengan titik berat pada pertengahan masing-masing tongkat. Tentukan berat tongkat keseluruhan serta letak titik beratnya. Jawab : Berat tongkat keseluruhan sama dengan resultan berat tongkat kayu dan tongakat besi. w = w1 + w2 = 4 + 4 = 8 N Kita ambil ujung kiri tongkat (titik O) sebagai titik tumpu. Momen gaya oleh berat tongkat secara keseluruhan adalah = w.x ( jarak titik berat tongkat keseluruhan kita misalkan x)
  • 20. Jumlah momen gaya oleh tongkat besi dan tongkat kayu adalah = 1+ 2 = w1.x1 + w2.x2 Jadi : w.x = w1.x1 + w2.x2 8 N. x = 4 N. 40 cm + 4 N. 70 cm 8 x = 440 cm x = 55 cm 5. Sebuah benda massanya 20 kg (g = 10 m.s-2) terletak pada bidang miring (θ = 53°) dalam keadaan diam seperti terlihat dalam gambar. Jika koefisien gesek 0,2, maka besar gaya minimal yang diperlukan adalah . . . . A. 124 N B. 136 N C. 180 N D. 242 N E. 256 N
  • 21. Jawab : ∑F=0 F – W sin 53° - f = 0 . . . .f = µ N . . . . . . . . . . . N = W cos 53° = 0,2 . 120 = 200 . 3/5 = 24 N = 120 N F – 200 . 4/5 – 24 = 0 F – 160 – 24 = 0 F = 136 N
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Simulasi gaya centripetal http://www.walter-fendt.de/ph11e/carousel.htm http://www.fisdasbook.com http://www.fisika ceria.com