SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
TUGAS MAKALAH 
TEKNIK EKSPLORASI TAMBANG 
MACAM – MACAM ALAT EKSPLORASI DALAM PROJECT 
EKSPLORASI BATUBARA 
Disusun Oleh : 
SYLVESTER SARAGIH 
DBD 111 0105 
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 
FAKULTAS TEKNIK 
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 
2014
BAB I 
PENDAHULUAN 
I.1 Pengertian Eksplorasi 
a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh 
pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam 
yang terdapat di tempat itu; penyelidikan;penjajakan. 
b. Menurut situs Wikipedia berbahasa Inodenisia (id.wikipedia.org) 
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan 
dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, 
termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi 
minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi. 
c. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 
Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk 
mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, 
kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat 
dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan. 
Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan 
bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang 
meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, 
kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari 
endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan 
Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik 
dan prospek ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan 
dasar keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang 
memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa
bank/lembaga keungan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan 
investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh 
informasi geologi berdasarkan lkaporan eksplorasi dan factor-faktor 
ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran hokum/perundang-undangan, 
lingkungan, social serta factor yang terkait. 
I.2 Tujuan Eksplorasi 
Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya 
cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, 
mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan mineral berdasarkan 
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu mineral untuk kemudian 
dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis. 
I.3 Tahapan Eksplorasi 
Tahapan eksplorasi dilakukan melalui 
1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan 
a. Survey Tinjau 
Yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari pemetaan geologi 
regional, pemotretan udara, citra satelit dan metode survey tidak 
langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomial yang 
prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. 
b. Prospeksi Umum 
Tahapan ini dimaksudkan untuk mempersempit daerah sebaran 
endapan mineral yang potensional. Kegiatan ini dilakukan dengan cara 
pemetaan geologi dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan 
pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika untuk 
mengidentifikasi suatu sumber daya mineral tereka yang perkiraan dan 
kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
2. Tahap Eksplorasi Detail 
Setelah melakukan tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa 
cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan 
dengan melakukan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama 
dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat, yaitu 
dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data 
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan volume cadangan, penyebaran 
kadar/kualitas, secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat 
tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan 
kesalahan yang kecil (<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat 
menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindari. 
3. Studi Kelayakan 
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, 
metode penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang. 
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi 
penjualan dan pemasaran. Maka dapat diketahui cadangan bahan galian itu 
dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan atau tidak. 
4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi 
Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan 
penambangan suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari 
kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang 
selama pertambangan seperti pembuatan jala, pembuatan kantor dan mess 
pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
II.2 Eksplorasi Batubara 
Eksplorasi batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan 
lokasi endapan batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana selama 
pelaksanaan program akan dilakukan pengambilan contoh batubara (coal 
sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di laboratorium baik dengan 
pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan kuantitas 
batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti. 
Tujuan Eksplorasi Batubara adalah : Untuk menginventarisir serta 
melokalisir data endapan batubara yang ada di daerah studi yang guna 
mencari lokasi-lokasi singkapan batubara dan melaporkan daerah prospeksi 
hasil temuan di lapangan. Apabila data-data yang didapat sangat mendukung, 
maka diharapkan daerah studi tersebut dapat dikembangkan ketingkat 
selanjutnya dengan membuat program studi kelayakan. 
II.2 Tahapan Eksplorasi Batubara 
1. Survei Tinjau (Reconnaissance) 
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi Batubara yang paling awal 
dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis 
mengandung endapan batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih 
lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna 
lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi 
regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, 
serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar 
dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000.
2. Prospeksi (Prospecting) 
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan 
geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang 
stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout 
drilling), pencontohan dan analisis. Metode tidak langsung, seperti 
penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu. 
Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa 
kondisi geologi dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi 
batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, 
tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan 
dan kualitas lapisan batubara, dan sifat geomekanik batuan yang 
menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi berbagai 
masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu 
pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama 
lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk 
parting dan lain lain. 
3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration) 
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan 
kualitas serta gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batubara. 
Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala 
minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang 
sesuai dengan kondisi geologinya, penarnpangan (logging) geofisika, 
pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian 
awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan. 
4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) 
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan 
kualitas serta bentuk tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang harus 
dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal
1:2.000 – 1:500, pemboran, dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak 
yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, 
pengkajian geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan 
pencontohan batuan, batubara dan lainnya yang dipandang perlu sebagai 
bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan denqan rencana kegiatan 
penambangan. 
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, 
ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3Dimensi 
(panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, 
kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat 
memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa 
bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk 
merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang 
maupun prioritas bantu lainnya. Sesuai dengan Keputusan Direktur 
Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang 
Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan 
Eksplorasi perlu dilampiri dengan beberapa peta: 
 Peta lokasi/situasi 
 Peta topografi (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta kegiatan eksplorasi, meliputi lokasi singkapan batubara, sumur 
uji, parit uji, pemboran, dan pengambilan contoh batubara (skala 
1:2.000 sampai 1:10.000) − Peta geologi daerah (skala 1:500 sampai 
1:2.000) 
 Peta penyebaran endapan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta perhitungan 2 dimensi batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta penyebaran kualitas, antara lain nilai kalori, kandungan abu, dan 
kandungan sulphur (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta isopach tanah penutup (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta isopach ketebalan lapisan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000) 
 Peta kontur struktur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
 Penampang geologi 
 Penampang bor 
 Penampang/sketsa singkapan batubara 
 Penampang perhitungan cadangan batubara 
 Fotokopi hasil analisis contoh batubara dari laboratorium 
 Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa 
Pertambangan 
II.3 Metode Penyelidikan Batubara 
Kegiatan yang dilakukan dalam eksplorasi ini adalah pemetaan geologi. 
Metoda penyelidikan yang digunakan dalam pemetaan ini adalah traverse 
dengan GPS ”hand held” pada alur sungai, jalan dan torehan jalan. Setiap 
singkapan batuan yang ditemukan dilakukan pengamatan, meliputi deskripsi, 
kedudukan, tebal serta posisi koordinatnya, untuk singkapan batubara apabila 
diperlukan diambil contonya untuk analisa. Untuk lokasi yang tidak dapat 
diukur koordinatnya dengan GPS, harus dicari lokasi yang lebih terbuka dan 
tinggi, kemudian diukur dengan ’tape and compass’ kearah lokasi 
pengamatan singkapan. Selanjutnya hasil koordinat setiap lokasi pengamatan 
diplot dalam peta lintasan. 
Tenaga Kerja yang melaksanakan kegiatan ini, terdiri dari: 
a. Geologist 1 orang 
b. Tenaga lokal 3 orang
Gambar II.1 Kegiatan Penyelidikan Batubara 
II.4 Tahapan penyelidikan batubara 
Tahapan penyelidikan untuk tiap pekerjaan adalah sebagai berikut : 
a. Pendataan dan deskripsi singkapan batuan di setiap lintasan 
b. Pembuatan sketsa dan pengambilan foto singkapan 
c. Pengambilan conto batubara dan pengiriman ke laboratorium 
d. Pembuatan laporan. 
Pengumpulan data geologi, baik terhadap singkapan batubara ataupun 
non-batubara dan parameter geologi lainnya seperti struktur atau 
geomorfologi, dilakukan di sepanjang lintasan terpilih. 
Lintasan ini dibuat relatif tegak lurus dengan pola arah jurus perlapisan 
batuan di daerah penyelidikan. Diantaranya dengan menelusuri sungai, 
bukaan jalan atau membuat lintasan kompas 
II.3 Kegiatan dan peralatan pemetaan batubara 
Pemetaan geologi ini dilakukan dengan menggunakan peta kerja yang 
memuat pola aliran sungai berskala 1:50.000 dan ditunjang dengan beberapa 
peralatan lapangan sebagai berikut :
No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan Alat 
1. Kompas 
Geologi 
Kompas geologi memiliki banyak 
kegunaan, diantaranya digunakan untuk 
mengukur kedudukan suatu unsur 
struktur geologi, mengukur strike/dip 
dari kemiringan lapisan batuan, dan 
tentunya sebagai penunjuk arah. 
2. GPS Garmin 
GPS digunakan untuk menentukan 
kordinat posisi, kecepatan, arah dan 
waktu saat survey. GPS juga berguna 
untuk mengetahui medan lokasi agar 
kita tidak tersesat. 
3. Palu Geologi 
ada 2 jenis 
yang digunakan 
saat eksplorasi 
batubara yaitu : 
a. Palu 
Geologi 
Geosedime 
n 
b. Palu 
Batuan 
Beku 
a. Palu Geologi 
Sedimen 
b. Palu Batuan Beku 
a. Palu Geologi Sedimen digunakan 
untuk batuan sedimen (berlapis). 
Hal ini dapat dilihat dari bentuknya 
yang persegi berguna untuk 
memecahkan bagian "sampling". 
b. Palu Batuan Beku digunakan batuan 
neku yang umumnya keras. 
Ujungnya yang lancip dibuat agar 
ketika menggunakannya, kekuatan 
tumbukan terpusat pada ujungnya 
yang runcing tersebut untuk 
memecahkan batuan-batuan beku 
dan mengambil bebatuan yang ingin 
diamati.
4. Kamera digital 
Kamera digunakan untuk 
mempublikasikan hasil kegiatan 
lapangan yang dilakukan, mulai dari 
lokasi kegiatan, singkapan-singkapan 
5. Buku lapangan 
dan alat tulis 
lengkap 
Buku dan alat tulis ini digunakan untuk 
mencatat semua hasil dari survey yang 
dilakukan. Mulai dari hasil data ukur, 
sketsa, deskripsi, letak singkapan dan 
lain-lain yang perlu dicatat. 
6. Kantong 
sampel plastik 
Kantong sampel plastik digunakan 
untuk membungkus batuan yang didapat 
dalam kegiatan survey ini. Contoh 
batuan setelah dimasukkan kedalam 
kantong, lalu diberi label agar mudah 
saat dibedakan. Jika tidak ada kertas 
label, bisa juga menggunakan spidol 
permanen. 
7. Lup 
Lup digunakan untuk mengamati suatu 
mineral atau fosil kecil, sehingga 
dibutuhkan lup untuk mengamatinya. 
Biasanya perbesaran yang dipakai 
berkisar antara 8 sampai 20. 
8. Meteran (5m) 
Meteran digunakan untuk mengukur 
panjang lintasan atau ketebalan suatu 
lapisan.
9. Peta Topografi 
Peta topografi digunakan untuk 
informasi tentang keadaan, lokasi, jarak, 
rute perjalanan dan komunikasi. Peta 
topografi juga menampilkan variasi 
daerah, tingkat tutupan vegetasi dan 
perbedaan ketinggian kontur. 
II.4 Metode Sampling Batubara 
Proses pengembilan contoh dari suatu tubuh material (batubara) yang 
representatif untuk tes atau analisis dan dipakai untuk mengetahui 
karakteristik materi asalnya. Dalam pengambilan sampling batubara ada 
beberapa cara yang dilakukan yaitu salah satunya dengan cara pemboran. 
Proses Pemboran diawali dengan melakukan proses study regional dimana 
didalamnya untuk mengetahui geologi struktur, stratigrafi serta bagaimana 
geomorfologi yang ada didalamnya, setelah itu dilakukan mapping yaitu 
proses pembuatan peta singkapan beserta struktur geologinya, kemudian 
dilakukan planning pemboran didalamnya mencakup penentuan titik, 
mengenai berapa jarak interval, kedalaman yang harus dilakukan proses 
pemboran serta luasan wilayah yang akan dilakukan pemboran. 
Setelah dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor 
pada skema model maka dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan, 
kemudian melakukan survey layout dan ploting dilokasi pemboran yaitu 
melakukan preparasi pemboran dimana proses ini mencakup proses 
dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit (tempat 
sirkulasi air), apabila daerah pemboran berada di daerah lereng dan 
bergelombang maka dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik pemboran 
rata dan tidak mengganggu jalannya proses pemboran dan juga termasuk 
keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran selesai 
maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di tempat 
tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar, setelah 
semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah pemboran 
akan dilakukan dengan metode full core/coring maupun open hole dan apakah 
pemboran dilakukan dengan model miring atau vertical. 
1. Open Hole 
Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk 
mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data 
geologi. Pengeboran ini menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman 
sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan. Selama proses 
pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting yang merupakan material 
hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke permukaan bersama 
fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter yang menjadi 
representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman interval 
tersebut. 
2. Coring 
Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mengambil 
contoh sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah permukaan sebagai 
data geologi. Coring dilakukan pada interval kedalaman tertentu 
berdasarkan dari interpretasi data logging geofisika atau data cutting yang 
diperoleh melalui drilling open hole sebelumnya. Drilling coring dapat 
juga dilakukan dengan metode Touch Coring (single hole), artinya 
pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole. Touch Coring 
dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian ketika menemukan 
cutting batubara telah muncul kemudian langsung dilakukan coring atau 
dengan menggunakan data model/ korelasi titik di sekitarnya, kemudian 
diprediksikan bahwa batubara berada di kedalaman tertentu sehingga
ketika sudah mendekati perkiraan posisi roof batubara selanjutnya 
langsung dilakukan coring. Penentuan Roof batubara yang akan di coring 
sangat penting untuk menghindari batubara lost karena tergerus bit yang 
mengakibatkan data tidak akurat (panjang core sebenarnya tidak 
diketahui). Atau sebaliknya litologi non-coal di atas lapisan batubara 
terlalu panjang di coring sehingga menyebabkan peningkatan biaya 
drilling. 
II.5 Alat – alat Bor Pada Eksplorasi Batubara 
Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu 
aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi. 
Berikut ini tabel II.1 Tabel Alat – alat bor pada eksplorasi batubara :
Tabel II.1 Alat – alat Bor pada Eksplorasi Batubara 
No. Nama Alat Pembagian 
Jenis Bor 
Gambar Alat Proses Kerja Alat 
1. Bor Tangan a. Bor spiral 
(termasuk alat 
bor manual) 
b. Bor bangka 
(termasuk alat 
bor manual) 
a. Bor spiral 
b. Bor Bangka 
a. Bor spiral 
Proses kerja alat ini adalah 
seperti penarik tutup notol, 
diputar dengan tangan. 
Contoh melekat pada 
spiral, dicabut pada 
interval tertentu (tiap 30 – 
50 cm). Hanya sampai 
kedalaman beberapa meter 
saja, baik untuk residual 
deposit (bauxite, lateritic 
nickel) dan sebagainya. 
b. Bor Bangka 
Proses kerja alat ini adalah 
dengan cara selubung 
(casing) diberi platform, di 
atas mana beberapa orang 
bekerja. Pada prinsipnya 
sama dengan bor spiral 
dan tumbuk. Batang bor 
terdiri dari pipa masif 
yang disambung-sambung, 
dengan berbagai bit : 
a. Spiral 
b. Senduk
Pahat/bentuk pahat 
(dihubungkan) 
Pengambilan contoh 
dalam hal yang ditumbuk 
dengan bailer. Sambil bor 
berjalan, dengan gerakan 
putar dan tumbuk, casing 
secara otomatis menurun, 
karena beban orang di 
atas flatform. Metoda ini 
dipakai untuk eksplorasi 
dangkal, seperti placer 
deposit dan residual 
deposit.
2. Bor Mesin 
Putar 
(Driling Rig) 
a. Bor Mesin 
Ringan 
(portable 
driling rig) 
b. Bor inti (core 
drill rig) 
c. Bor Putar 
Biasa (rotary 
drill rig) 
d. Bor-alir Balik 
(counterflush 
drill rig) 
a. Bor Mesin Ringan 
(portable driling 
rig) 
b. Bor inti (core drill 
rig) 
c. Bor Putar Biasa 
(rotary drill rig) 
a. Bor Mesin Ringan 
(portable driling rig) 
Proses kerja alat ini 
adalah: 
1. Menggunakan 
topdrive dengan motor 
bakar kecil (2 tak) 
yang ikut turun naik 
dengan turun/naiknya 
batang bor yang 
dipandu oleh rel atau 
rack. 
2. Tekanan pada matabor 
dapat ditingkatkan 
dengan menyuruh 
orang mendudukinya 
(awak mesin bor 20- 
26). 
3. Alat bor ini dapat 
dipreteli dalam 
bahagian-bahagian 
kecil dan dapat 
diangkut oleh orang 
secara manual. 
Kapasitas alat bor ini 
hanya maksimum 50 
meter, banyak 
digunakan untuk 
pemboran seismik
d. Bor-alir Balik 
(counterflush drill 
rig) 
(shot holes) dan sering 
merupakan rakitan 
sendiri dengan 
menggunakan mesin 
pompa. 
4. Laju tembus adalah 
30-40 m/hari, relative 
sangat murah. 
Pengambilan inti tidak 
dimungkinkan. 
5. Biaya $5.90/hari. 
Termasuk alat bor 
kecil dengan topdrive 
ini adalah yang 
dipasang pada truck, 
dengan memasangi rak 
(rel) yang memandu 
batang bor, dimana 
morot penggeraknya 
dipasang pada ujung 
atas batang bor, dan 
mesin bergeser ikut 
dengan turunnya 
dengan batang bor. 
6. Dengan topdrive ini 
pemboran miring 
dimungkinkan secara 
terbatas dengan 
memiringkan raknya.
b. Bor inti (core drill rig) 
Proses kerja alat bor ini 
pada mesin ini berukuran 
relatif kecil dan dipasang 
pakai roda atau batang 
luncur (skids), ditarik 
dengan bulldozer, 
kendaraan 4-wheel drive 
atau ditarik dengan winch 
pada tempat yang sulit 
dijangkau, atau digantung 
dengan slung di bawah 
helicopter, atau juga dapat 
dipreteli menjadi 
bahagian-bahagian/ 
komponen kecil 
dan dapat dipikul secara 
manual. Gerakan putar 
dari mesin ditransmisikan 
pada pipa bor dengan 
chuck, dan oleh karenanya 
dapat membor ke semua 
arah, termasuk ke atas 
(dari terowongan). Untuk 
pengoperasiannya sering 
dipasang kaki tiga dari 
pipa besi untuk 
mengendalikan 
pemasangan/pencabutan
batang bor dengan 
menggantungkannya pada 
sistem katrol dengan 
swivel yang 
disambungkan pada pipa 
selang untuk menyalurkan 
cairan pembilas dari 
pompa lumpur. 
c. Bor Putar Biasa (rotary 
drill rig) 
Proses kerja alat ini adalah 
Mesin ini dinamakan 
demikian karena gerak 
putar dari sumber 
penggerak/mesin di 
transmisikan pada batang 
bor pada meja putar 
(rotary table) sehingga 
hanya dapat membor 
vertikal ke bawah. 
3. Bor Mesin 
Tumbuk 
(cable tool) 
a. Bor Tumbuk 
Biasa (wagon 
drill) 
b. Bor Palu 
Dalam 
Lubang 
a. Bor Tumbuk Biasa 
(wagon drill) 
a. Bor Tumbuk Biasa 
(wagon drill). 
Proses kerja alat ini adalah 
palu yang bergerak 
vertikal dan dipasang 
sepanjang suatu peluncur
(down-hole 
hammer drill) 
c. Bor Tumbuk 
Dengan Drive 
Sampler 
(wagon drill 
with drive 
sampler) 
b. Bor Palu Dalam 
Lubang (down-hole 
hammer drill). 
c. Bor Tumbuk Dengan 
Drive Sampler 
(wagon drill with 
drive sampler). 
(slide) yang dipasang pada 
suatu kendaraan seperti 
truk atau traktor. Palu ini 
memukul-mukul suatu 
rangkaian batang bor yang 
pada ujungnya dipasangi 
suatu matabor. Jenis 
Wagon Drills yang ringan 
(Atlas BVB) dapat 
mencapai kedalaman rata-rata 
30 meter dan 
maksimum 50-60 meter. 
Jenis Wagon Drills yang 
besar (Altas Roc 601) 
rata-rata 70 sampai 100 
meter. Conto yang 
didapatkan adalah 
serpihan batuan yang 
ditiup oleh udara yang 
dikompresikan melalui 
pipa bor, dan ditangkan 
diluar oleh alat khusus 
yang disebut cyclone 
sample chamber. 
Kelemahan dari Wagon 
Drill adalah perolehan 
conto yang kecil (5kg/m), 
karena diameter lubang 
yang didapatkan adalah
40-50 mm. 
b. Bor Palu Dalam Lubang 
Proses kerja alat ini adalah 
Pada alat bor ini palu 
didapatkan langsung 
dipasang di atas drive 
sampler, berbentuk suatu 
silinder yang bergerak 
turun naik secara lancar 
(smooth) dan digerakan 
oleh udara tertekan dari 
compressor melalui pipa 
bor. Mata bor disini dapat 
pula melakukan gerak 
rotasi atau putar. 
Kedalaman rata-rata yang 
dapat dicapai alat ini 
adalah 80=100 meter, 
tetapi dapat pula 
dirancang untuk mencapai 
kedalaman 300-1000 
meter, dengan 
menggunakan pipa 
selubung (casing). 
Diameter lubang yang 
dibuat adalah 65-170 mm, 
sehingga dapat perolehan 
conto (sample recovery)
yang lebih besar daripada 
Wagon Drill. Namun 
biayanya 3 sampai 4 kali 
biaya pemboran permeter 
daripada Wagon Drill. 
Hammer Drill jenis ini 
diklasifikasikan sebagai 
bor palu ringan (Light 
Hammer Drill, Ingersoll 
type). 
c. Bor Tumbuk Dengan 
Drive Sampler (wagon 
drill with drive sampler). 
Proses kerja alat bor ini 
adalah pemasangan apa 
yang disebut dengan drive 
sampler sebagai pengganti 
mata bor. Alat bor ini 
hanya cocok digunakan 
untuk lapisan tanah 
sedimen lepas.
Pemboran merupakan metode eksplorasi dengan biaya mahal, oleh karena itu 
dalam penentuan program pemboran harus direncanakan secara cermat. Lokasi 
pemboran (titik bor) ditentukan berdasarkan peta geologi, penampang geologi, hasil 
interpretasi geofisika, dan peta topografi serta sekaligus ditentukan target pemboran 
(kedalaman dan titik yang direncanakan).
BAB III 
KESIMPULAN 
III.1 Kesimpulan 
Eksplorasi batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan 
lokasi endapan batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana selama 
pelaksanaan program akan dilakukan pengambilan contoh batubara (coal 
sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di laboratorium baik dengan 
pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan kuantitas 
batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti. 
Tujuan Eksplorasi Batubara adalah : Untuk menginventarisir serta 
melokalisir data endapan batubara yang ada di daerah studi yang guna 
mencari lokasi-lokasi singkapan batubara dan melaporkan daerah prospeksi 
hasil temuan di lapangan. Apabila data-data yang didapat sangat mendukung, 
maka diharapkan daerah studi tersebut dapat dikembangkan ketingkat 
selanjutnya dengan membuat program studi kelayakan. Tahapan Eksplorasi 
Batubara meliputi : Survei Tinjau (Reconnaissance), Prospeksi (Prospecting), 
Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration), Eksplorasi Rinci 
(Detailed Exploration). Kegiatan dan peralatan pemetaan batubara alat yang 
digunakan adalah : Kompas Geologi, GPS Garmin, Palu Geologi ada 2 jenis 
yang digunakan saat eksplorasi batubara yaitu : Palu Geologi Geosedimen dan 
Palu Batuan Beku, Kamera digital, Buku lapangan dan alat tulis lengkap, 
Kantong sampel plastik, Lup, Meteran, Peta Topografi. Dan dalam 
pengambilan sampling batubara sistem yang digunakan adalah dengan cara 
pengeboran, alat bor yang digunakan dalam pengambilan sampling batubara 
adalah : Bor Tangan , Bor Mesin Putar (Driling Rig), Bor Mesin Tumbuk 
(cable tool).
DAFTAR PUSTAKA 
1. http://bahangaliantambang.blogspot.com/2013/11/kegiatan-eksplorasi-batubara. 
html 
2. http://harrykurniafirmansyah.blogspot.com/2014/01/kegiatan-eksplorasi.html 
3. http://godamaiku.blogspot.com/2013/09/eksplorasi-batubara.html 
4. http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html 
5. http://kyubhil.blogspot.com/2013/02/alat-alat-survey-dan- fungsinya.html 
6. http://jelajahduniamu.blogspot.com 
7. http://mining09uncen.blogspot.com/2012/03/alat-alat-pemboran.html 
8. http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html 
9. http://kampungminers.blogspot.com/2013/02/pengeboran-eksplorasi_19.html 
10. http://hapisjambi.blogspot.com/2012/11/metode-sampling-batubara.html

More Related Content

What's hot

MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Sylvester Saragih
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapankusyanto Anto
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambangnyongker29
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillSastra Diharlan
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan yuliadiyuliadi2
 
Tipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakTipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakUVRI - UKDM
 
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slideDugie Gentri Nugroho
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Sylvester Saragih
 

What's hot (20)

MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
Bahan MK PERALATAN DAN PENGANGKUTAN TAMBANG BAWAH TANAH.Peralatan tambang baw...
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 
Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan GalianPengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Sistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbtSistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbt
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Tipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledakTipe dan jenis bahan peledak
Tipe dan jenis bahan peledak
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
32682570 s-geoteknik-tutorial-rocscience-slide
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 

Similar to Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplorasi batubara

Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Sylvester Saragih
 
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkunganMeileni Nurhayati
 
eksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxeksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxFitriRahma24
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianIpung Noor
 
Cakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraCakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraoilandgas24
 
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdfYudiAristaYulanda
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambanganfridolin bin stefanus
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianmahapatih_51
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturAswan M
 
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Yoqie Taufan
 
Kegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas xKegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas ximamncahyo
 
Bijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversiBijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversisuyono7
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...Mario Yuven
 

Similar to Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplorasi batubara (20)

Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
02b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 1002b tahap esplorasi 10
02b tahap esplorasi 10
 
Eksplorasi
EksplorasiEksplorasi
Eksplorasi
 
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
[SMAN 1 JEMBER- XI IPS 1] Eksplorasi dan eksploitasi ramah lingkungan
 
eksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptxeksplorasi-bahan-galian.pptx
eksplorasi-bahan-galian.pptx
 
Eskplorasi rinci
Eskplorasi rinciEskplorasi rinci
Eskplorasi rinci
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Cakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubaraCakupan laporan eksplorasi batubara
Cakupan laporan eksplorasi batubara
 
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
3pengantarteknologipertambangan-191013113819.pdf
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Leo tbt
Leo tbtLeo tbt
Leo tbt
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi struktur
 
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
Pedoman teknik bijih besi (deddy s)
 
Kegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas xKegiatan hulu migas x
Kegiatan hulu migas x
 
Bijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversiBijih besi dikonversi
Bijih besi dikonversi
 
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...
Tambang STTNAS _ Mata Kuliah Batubara_Semester IV_Coal sttnas supandi_2014_09...
 

More from Sylvester Saragih

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Sylvester Saragih
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...Sylvester Saragih
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriSylvester Saragih
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Sylvester Saragih
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubaraSylvester Saragih
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Sylvester Saragih
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanSylvester Saragih
 

More from Sylvester Saragih (20)

Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
Presentation washing plant kel. 5 Pencucian batubara dengan jig, pencucian ba...
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi  dan prinsip ...
Kelompok 3 Teori Pengendapan partikel untuk konsentrasi operasi dan prinsip ...
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
Uji Ketercucian dalam pencucian batubara (tugas kelompk I)
 
186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara186703099 petrologi-batubara
186703099 petrologi-batubara
 
Kamus istilah tambang
Kamus istilah tambangKamus istilah tambang
Kamus istilah tambang
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Mine plan
Mine planMine plan
Mine plan
 
Ptm
PtmPtm
Ptm
 
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)Uu 32 tahun 2009 (pplh)
Uu 32 tahun 2009 (pplh)
 
Humprey spiral 2
Humprey spiral 2Humprey spiral 2
Humprey spiral 2
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
Tugas batubara ii lingkungan dan bentuk endapan batubara, kalsifikasi dan jen...
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8Bahan kuliah materi 8
Bahan kuliah materi 8
 
Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7Bahan kuliah materi 7
Bahan kuliah materi 7
 
Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6Bahan kuliah 6
Bahan kuliah 6
 
Bahan kuliah 5
Bahan kuliah 5Bahan kuliah 5
Bahan kuliah 5
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 

Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplorasi batubara

  • 1. TUGAS MAKALAH TEKNIK EKSPLORASI TAMBANG MACAM – MACAM ALAT EKSPLORASI DALAM PROJECT EKSPLORASI BATUBARA Disusun Oleh : SYLVESTER SARAGIH DBD 111 0105 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2014
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Eksplorasi a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan;penjajakan. b. Menurut situs Wikipedia berbahasa Inodenisia (id.wikipedia.org) Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi. c. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan. Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan bahwa Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek ekonomis dari suatu proyek penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa
  • 3. bank/lembaga keungan lainnya dalam kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh informasi geologi berdasarkan lkaporan eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan, pengolahan, pemasaran hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait. I.2 Tujuan Eksplorasi Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui sumber daya cebakan mineral secara rinci, yaitu untuk mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan gambaran geologi dan mineral berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu mineral untuk kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis. I.3 Tahapan Eksplorasi Tahapan eksplorasi dilakukan melalui 1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan a. Survey Tinjau Yaitu kegiatan eksplorasi awal terdiri dari pemetaan geologi regional, pemotretan udara, citra satelit dan metode survey tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomial yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. b. Prospeksi Umum Tahapan ini dimaksudkan untuk mempersempit daerah sebaran endapan mineral yang potensional. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan contoh awal, misalnya puritan dan pemboran yang terbatas, studi geokimia dan geofisika untuk mengidentifikasi suatu sumber daya mineral tereka yang perkiraan dan kualitasnya dihitung berdasarkan hasil analisis kegiatan diatas.
  • 4. 2. Tahap Eksplorasi Detail Setelah melakukan tahap eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan melakukan tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat, yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan volume cadangan, penyebaran kadar/kualitas, secara mendatar maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil (<20%), sehingga perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindari. 3. Studi Kelayakan Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan dan investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran. Maka dapat diketahui cadangan bahan galian itu dapat ditambang dengan menghasilkan keuntungan atau tidak. 4. Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi Tahapan ini merupakan tahap terakhir sebelum dilakukan penambangan suatu daerah. Tahap ini berupa evaluasi keseluruhan dari kegiatan produksi. Selain itu tahap ini juga merancang kegiatan penunjang selama pertambangan seperti pembuatan jala, pembuatan kantor dan mess pekerja, pembuatan pelabuhan dan pabrik metalurgi.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN II.2 Eksplorasi Batubara Eksplorasi batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan lokasi endapan batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana selama pelaksanaan program akan dilakukan pengambilan contoh batubara (coal sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di laboratorium baik dengan pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan kuantitas batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti. Tujuan Eksplorasi Batubara adalah : Untuk menginventarisir serta melokalisir data endapan batubara yang ada di daerah studi yang guna mencari lokasi-lokasi singkapan batubara dan melaporkan daerah prospeksi hasil temuan di lapangan. Apabila data-data yang didapat sangat mendukung, maka diharapkan daerah studi tersebut dapat dikembangkan ketingkat selanjutnya dengan membuat program studi kelayakan. II.2 Tahapan Eksplorasi Batubara 1. Survei Tinjau (Reconnaissance) Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi Batubara yang paling awal dengan tujuan mengidentifikasi daerah-daerah yang secara geologis mengandung endapan batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1 : 100.000.
  • 6. 2. Prospeksi (Prospecting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan dan analisis. Metode tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu. Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisan batubara, dan sifat geomekanik batuan yang menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain lain. 3. Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration) Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batubara. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penarnpangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi mulai dapat dilakukan. 4. Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration) Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta bentuk tiga-dimensi endapan batu bara. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal
  • 7. 1:2.000 – 1:500, pemboran, dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pengkajian geohidrologi, dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan pencontohan batuan, batubara dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan denqan rencana kegiatan penambangan. Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan, dan penyebaran cadangan secara 3Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas bantu lainnya. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pertambangan Umum No. 661.K/201/DDJP/1996 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan, Laporan Kuasa Pertambangan Eksplorasi perlu dilampiri dengan beberapa peta:  Peta lokasi/situasi  Peta topografi (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta kegiatan eksplorasi, meliputi lokasi singkapan batubara, sumur uji, parit uji, pemboran, dan pengambilan contoh batubara (skala 1:2.000 sampai 1:10.000) − Peta geologi daerah (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta penyebaran endapan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta perhitungan 2 dimensi batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta penyebaran kualitas, antara lain nilai kalori, kandungan abu, dan kandungan sulphur (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta isopach tanah penutup (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta isopach ketebalan lapisan batubara (skala 1:500 sampai 1:2.000)  Peta kontur struktur (skala 1:500 sampai 1:2.000)
  • 8.  Penampang geologi  Penampang bor  Penampang/sketsa singkapan batubara  Penampang perhitungan cadangan batubara  Fotokopi hasil analisis contoh batubara dari laboratorium  Peta wilayah rencana peningkatan dan atau penciutan Kuasa Pertambangan II.3 Metode Penyelidikan Batubara Kegiatan yang dilakukan dalam eksplorasi ini adalah pemetaan geologi. Metoda penyelidikan yang digunakan dalam pemetaan ini adalah traverse dengan GPS ”hand held” pada alur sungai, jalan dan torehan jalan. Setiap singkapan batuan yang ditemukan dilakukan pengamatan, meliputi deskripsi, kedudukan, tebal serta posisi koordinatnya, untuk singkapan batubara apabila diperlukan diambil contonya untuk analisa. Untuk lokasi yang tidak dapat diukur koordinatnya dengan GPS, harus dicari lokasi yang lebih terbuka dan tinggi, kemudian diukur dengan ’tape and compass’ kearah lokasi pengamatan singkapan. Selanjutnya hasil koordinat setiap lokasi pengamatan diplot dalam peta lintasan. Tenaga Kerja yang melaksanakan kegiatan ini, terdiri dari: a. Geologist 1 orang b. Tenaga lokal 3 orang
  • 9. Gambar II.1 Kegiatan Penyelidikan Batubara II.4 Tahapan penyelidikan batubara Tahapan penyelidikan untuk tiap pekerjaan adalah sebagai berikut : a. Pendataan dan deskripsi singkapan batuan di setiap lintasan b. Pembuatan sketsa dan pengambilan foto singkapan c. Pengambilan conto batubara dan pengiriman ke laboratorium d. Pembuatan laporan. Pengumpulan data geologi, baik terhadap singkapan batubara ataupun non-batubara dan parameter geologi lainnya seperti struktur atau geomorfologi, dilakukan di sepanjang lintasan terpilih. Lintasan ini dibuat relatif tegak lurus dengan pola arah jurus perlapisan batuan di daerah penyelidikan. Diantaranya dengan menelusuri sungai, bukaan jalan atau membuat lintasan kompas II.3 Kegiatan dan peralatan pemetaan batubara Pemetaan geologi ini dilakukan dengan menggunakan peta kerja yang memuat pola aliran sungai berskala 1:50.000 dan ditunjang dengan beberapa peralatan lapangan sebagai berikut :
  • 10. No. Nama Alat Gambar Alat Kegunaan Alat 1. Kompas Geologi Kompas geologi memiliki banyak kegunaan, diantaranya digunakan untuk mengukur kedudukan suatu unsur struktur geologi, mengukur strike/dip dari kemiringan lapisan batuan, dan tentunya sebagai penunjuk arah. 2. GPS Garmin GPS digunakan untuk menentukan kordinat posisi, kecepatan, arah dan waktu saat survey. GPS juga berguna untuk mengetahui medan lokasi agar kita tidak tersesat. 3. Palu Geologi ada 2 jenis yang digunakan saat eksplorasi batubara yaitu : a. Palu Geologi Geosedime n b. Palu Batuan Beku a. Palu Geologi Sedimen b. Palu Batuan Beku a. Palu Geologi Sedimen digunakan untuk batuan sedimen (berlapis). Hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang persegi berguna untuk memecahkan bagian "sampling". b. Palu Batuan Beku digunakan batuan neku yang umumnya keras. Ujungnya yang lancip dibuat agar ketika menggunakannya, kekuatan tumbukan terpusat pada ujungnya yang runcing tersebut untuk memecahkan batuan-batuan beku dan mengambil bebatuan yang ingin diamati.
  • 11. 4. Kamera digital Kamera digunakan untuk mempublikasikan hasil kegiatan lapangan yang dilakukan, mulai dari lokasi kegiatan, singkapan-singkapan 5. Buku lapangan dan alat tulis lengkap Buku dan alat tulis ini digunakan untuk mencatat semua hasil dari survey yang dilakukan. Mulai dari hasil data ukur, sketsa, deskripsi, letak singkapan dan lain-lain yang perlu dicatat. 6. Kantong sampel plastik Kantong sampel plastik digunakan untuk membungkus batuan yang didapat dalam kegiatan survey ini. Contoh batuan setelah dimasukkan kedalam kantong, lalu diberi label agar mudah saat dibedakan. Jika tidak ada kertas label, bisa juga menggunakan spidol permanen. 7. Lup Lup digunakan untuk mengamati suatu mineral atau fosil kecil, sehingga dibutuhkan lup untuk mengamatinya. Biasanya perbesaran yang dipakai berkisar antara 8 sampai 20. 8. Meteran (5m) Meteran digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau ketebalan suatu lapisan.
  • 12. 9. Peta Topografi Peta topografi digunakan untuk informasi tentang keadaan, lokasi, jarak, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, tingkat tutupan vegetasi dan perbedaan ketinggian kontur. II.4 Metode Sampling Batubara Proses pengembilan contoh dari suatu tubuh material (batubara) yang representatif untuk tes atau analisis dan dipakai untuk mengetahui karakteristik materi asalnya. Dalam pengambilan sampling batubara ada beberapa cara yang dilakukan yaitu salah satunya dengan cara pemboran. Proses Pemboran diawali dengan melakukan proses study regional dimana didalamnya untuk mengetahui geologi struktur, stratigrafi serta bagaimana geomorfologi yang ada didalamnya, setelah itu dilakukan mapping yaitu proses pembuatan peta singkapan beserta struktur geologinya, kemudian dilakukan planning pemboran didalamnya mencakup penentuan titik, mengenai berapa jarak interval, kedalaman yang harus dilakukan proses pemboran serta luasan wilayah yang akan dilakukan pemboran. Setelah dilakukan planning dan telah ditentukan titik yang akan dibor pada skema model maka dilakukan proses penentuan titik bor dilapangan, kemudian melakukan survey layout dan ploting dilokasi pemboran yaitu melakukan preparasi pemboran dimana proses ini mencakup proses dilakukanya persiapan lokasi, yaitu dengan pembuatan mud pit (tempat sirkulasi air), apabila daerah pemboran berada di daerah lereng dan bergelombang maka dilakukan perataan tanah sehingga daerah titik pemboran rata dan tidak mengganggu jalannya proses pemboran dan juga termasuk keamanan/safety pada daerah tersebut diperhatikan.
  • 13. Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran selesai maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di tempat tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar, setelah semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah pemboran akan dilakukan dengan metode full core/coring maupun open hole dan apakah pemboran dilakukan dengan model miring atau vertical. 1. Open Hole Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data geologi. Pengeboran ini menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan. Selama proses pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting yang merupakan material hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke permukaan bersama fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter yang menjadi representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman interval tersebut. 2. Coring Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk mengambil contoh sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah permukaan sebagai data geologi. Coring dilakukan pada interval kedalaman tertentu berdasarkan dari interpretasi data logging geofisika atau data cutting yang diperoleh melalui drilling open hole sebelumnya. Drilling coring dapat juga dilakukan dengan metode Touch Coring (single hole), artinya pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole. Touch Coring dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian ketika menemukan cutting batubara telah muncul kemudian langsung dilakukan coring atau dengan menggunakan data model/ korelasi titik di sekitarnya, kemudian diprediksikan bahwa batubara berada di kedalaman tertentu sehingga
  • 14. ketika sudah mendekati perkiraan posisi roof batubara selanjutnya langsung dilakukan coring. Penentuan Roof batubara yang akan di coring sangat penting untuk menghindari batubara lost karena tergerus bit yang mengakibatkan data tidak akurat (panjang core sebenarnya tidak diketahui). Atau sebaliknya litologi non-coal di atas lapisan batubara terlalu panjang di coring sehingga menyebabkan peningkatan biaya drilling. II.5 Alat – alat Bor Pada Eksplorasi Batubara Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi. Berikut ini tabel II.1 Tabel Alat – alat bor pada eksplorasi batubara :
  • 15. Tabel II.1 Alat – alat Bor pada Eksplorasi Batubara No. Nama Alat Pembagian Jenis Bor Gambar Alat Proses Kerja Alat 1. Bor Tangan a. Bor spiral (termasuk alat bor manual) b. Bor bangka (termasuk alat bor manual) a. Bor spiral b. Bor Bangka a. Bor spiral Proses kerja alat ini adalah seperti penarik tutup notol, diputar dengan tangan. Contoh melekat pada spiral, dicabut pada interval tertentu (tiap 30 – 50 cm). Hanya sampai kedalaman beberapa meter saja, baik untuk residual deposit (bauxite, lateritic nickel) dan sebagainya. b. Bor Bangka Proses kerja alat ini adalah dengan cara selubung (casing) diberi platform, di atas mana beberapa orang bekerja. Pada prinsipnya sama dengan bor spiral dan tumbuk. Batang bor terdiri dari pipa masif yang disambung-sambung, dengan berbagai bit : a. Spiral b. Senduk
  • 16. Pahat/bentuk pahat (dihubungkan) Pengambilan contoh dalam hal yang ditumbuk dengan bailer. Sambil bor berjalan, dengan gerakan putar dan tumbuk, casing secara otomatis menurun, karena beban orang di atas flatform. Metoda ini dipakai untuk eksplorasi dangkal, seperti placer deposit dan residual deposit.
  • 17. 2. Bor Mesin Putar (Driling Rig) a. Bor Mesin Ringan (portable driling rig) b. Bor inti (core drill rig) c. Bor Putar Biasa (rotary drill rig) d. Bor-alir Balik (counterflush drill rig) a. Bor Mesin Ringan (portable driling rig) b. Bor inti (core drill rig) c. Bor Putar Biasa (rotary drill rig) a. Bor Mesin Ringan (portable driling rig) Proses kerja alat ini adalah: 1. Menggunakan topdrive dengan motor bakar kecil (2 tak) yang ikut turun naik dengan turun/naiknya batang bor yang dipandu oleh rel atau rack. 2. Tekanan pada matabor dapat ditingkatkan dengan menyuruh orang mendudukinya (awak mesin bor 20- 26). 3. Alat bor ini dapat dipreteli dalam bahagian-bahagian kecil dan dapat diangkut oleh orang secara manual. Kapasitas alat bor ini hanya maksimum 50 meter, banyak digunakan untuk pemboran seismik
  • 18. d. Bor-alir Balik (counterflush drill rig) (shot holes) dan sering merupakan rakitan sendiri dengan menggunakan mesin pompa. 4. Laju tembus adalah 30-40 m/hari, relative sangat murah. Pengambilan inti tidak dimungkinkan. 5. Biaya $5.90/hari. Termasuk alat bor kecil dengan topdrive ini adalah yang dipasang pada truck, dengan memasangi rak (rel) yang memandu batang bor, dimana morot penggeraknya dipasang pada ujung atas batang bor, dan mesin bergeser ikut dengan turunnya dengan batang bor. 6. Dengan topdrive ini pemboran miring dimungkinkan secara terbatas dengan memiringkan raknya.
  • 19. b. Bor inti (core drill rig) Proses kerja alat bor ini pada mesin ini berukuran relatif kecil dan dipasang pakai roda atau batang luncur (skids), ditarik dengan bulldozer, kendaraan 4-wheel drive atau ditarik dengan winch pada tempat yang sulit dijangkau, atau digantung dengan slung di bawah helicopter, atau juga dapat dipreteli menjadi bahagian-bahagian/ komponen kecil dan dapat dipikul secara manual. Gerakan putar dari mesin ditransmisikan pada pipa bor dengan chuck, dan oleh karenanya dapat membor ke semua arah, termasuk ke atas (dari terowongan). Untuk pengoperasiannya sering dipasang kaki tiga dari pipa besi untuk mengendalikan pemasangan/pencabutan
  • 20. batang bor dengan menggantungkannya pada sistem katrol dengan swivel yang disambungkan pada pipa selang untuk menyalurkan cairan pembilas dari pompa lumpur. c. Bor Putar Biasa (rotary drill rig) Proses kerja alat ini adalah Mesin ini dinamakan demikian karena gerak putar dari sumber penggerak/mesin di transmisikan pada batang bor pada meja putar (rotary table) sehingga hanya dapat membor vertikal ke bawah. 3. Bor Mesin Tumbuk (cable tool) a. Bor Tumbuk Biasa (wagon drill) b. Bor Palu Dalam Lubang a. Bor Tumbuk Biasa (wagon drill) a. Bor Tumbuk Biasa (wagon drill). Proses kerja alat ini adalah palu yang bergerak vertikal dan dipasang sepanjang suatu peluncur
  • 21. (down-hole hammer drill) c. Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive sampler) b. Bor Palu Dalam Lubang (down-hole hammer drill). c. Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive sampler). (slide) yang dipasang pada suatu kendaraan seperti truk atau traktor. Palu ini memukul-mukul suatu rangkaian batang bor yang pada ujungnya dipasangi suatu matabor. Jenis Wagon Drills yang ringan (Atlas BVB) dapat mencapai kedalaman rata-rata 30 meter dan maksimum 50-60 meter. Jenis Wagon Drills yang besar (Altas Roc 601) rata-rata 70 sampai 100 meter. Conto yang didapatkan adalah serpihan batuan yang ditiup oleh udara yang dikompresikan melalui pipa bor, dan ditangkan diluar oleh alat khusus yang disebut cyclone sample chamber. Kelemahan dari Wagon Drill adalah perolehan conto yang kecil (5kg/m), karena diameter lubang yang didapatkan adalah
  • 22. 40-50 mm. b. Bor Palu Dalam Lubang Proses kerja alat ini adalah Pada alat bor ini palu didapatkan langsung dipasang di atas drive sampler, berbentuk suatu silinder yang bergerak turun naik secara lancar (smooth) dan digerakan oleh udara tertekan dari compressor melalui pipa bor. Mata bor disini dapat pula melakukan gerak rotasi atau putar. Kedalaman rata-rata yang dapat dicapai alat ini adalah 80=100 meter, tetapi dapat pula dirancang untuk mencapai kedalaman 300-1000 meter, dengan menggunakan pipa selubung (casing). Diameter lubang yang dibuat adalah 65-170 mm, sehingga dapat perolehan conto (sample recovery)
  • 23. yang lebih besar daripada Wagon Drill. Namun biayanya 3 sampai 4 kali biaya pemboran permeter daripada Wagon Drill. Hammer Drill jenis ini diklasifikasikan sebagai bor palu ringan (Light Hammer Drill, Ingersoll type). c. Bor Tumbuk Dengan Drive Sampler (wagon drill with drive sampler). Proses kerja alat bor ini adalah pemasangan apa yang disebut dengan drive sampler sebagai pengganti mata bor. Alat bor ini hanya cocok digunakan untuk lapisan tanah sedimen lepas.
  • 24. Pemboran merupakan metode eksplorasi dengan biaya mahal, oleh karena itu dalam penentuan program pemboran harus direncanakan secara cermat. Lokasi pemboran (titik bor) ditentukan berdasarkan peta geologi, penampang geologi, hasil interpretasi geofisika, dan peta topografi serta sekaligus ditentukan target pemboran (kedalaman dan titik yang direncanakan).
  • 25. BAB III KESIMPULAN III.1 Kesimpulan Eksplorasi batubara merupakan suatu proses kegiatan untuk menentukan lokasi endapan batubara yang prospek untuk dikembangkan, dimana selama pelaksanaan program akan dilakukan pengambilan contoh batubara (coal sampling) untuk dievaluasi dan dianalisis di laboratorium baik dengan pendekatan analisis kimia maupun analisis fisika agar kualitas dan kuantitas batubara tersebut dapat diketahui dengan pasti. Tujuan Eksplorasi Batubara adalah : Untuk menginventarisir serta melokalisir data endapan batubara yang ada di daerah studi yang guna mencari lokasi-lokasi singkapan batubara dan melaporkan daerah prospeksi hasil temuan di lapangan. Apabila data-data yang didapat sangat mendukung, maka diharapkan daerah studi tersebut dapat dikembangkan ketingkat selanjutnya dengan membuat program studi kelayakan. Tahapan Eksplorasi Batubara meliputi : Survei Tinjau (Reconnaissance), Prospeksi (Prospecting), Eksplorasi Pendahuluan (Preliminary Exploration), Eksplorasi Rinci (Detailed Exploration). Kegiatan dan peralatan pemetaan batubara alat yang digunakan adalah : Kompas Geologi, GPS Garmin, Palu Geologi ada 2 jenis yang digunakan saat eksplorasi batubara yaitu : Palu Geologi Geosedimen dan Palu Batuan Beku, Kamera digital, Buku lapangan dan alat tulis lengkap, Kantong sampel plastik, Lup, Meteran, Peta Topografi. Dan dalam pengambilan sampling batubara sistem yang digunakan adalah dengan cara pengeboran, alat bor yang digunakan dalam pengambilan sampling batubara adalah : Bor Tangan , Bor Mesin Putar (Driling Rig), Bor Mesin Tumbuk (cable tool).
  • 26. DAFTAR PUSTAKA 1. http://bahangaliantambang.blogspot.com/2013/11/kegiatan-eksplorasi-batubara. html 2. http://harrykurniafirmansyah.blogspot.com/2014/01/kegiatan-eksplorasi.html 3. http://godamaiku.blogspot.com/2013/09/eksplorasi-batubara.html 4. http://kyubhil.blogspot.com/2013/09/tahapan-eksplorasi-penambangan.html 5. http://kyubhil.blogspot.com/2013/02/alat-alat-survey-dan- fungsinya.html 6. http://jelajahduniamu.blogspot.com 7. http://mining09uncen.blogspot.com/2012/03/alat-alat-pemboran.html 8. http://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.html 9. http://kampungminers.blogspot.com/2013/02/pengeboran-eksplorasi_19.html 10. http://hapisjambi.blogspot.com/2012/11/metode-sampling-batubara.html