Laporan ini membahas percobaan tentang pengaruh sudut kemiringan bidang terhadap gaya gesek. Peralatan yang digunakan antara lain statif, bidang miring, dan dinamometer. Percobaan melibatkan pengukuran gaya pada bidang miring dengan variasi ketinggian. Hasilnya menunjukkan semakin besar sudut bidang, semakin besar pula gaya yang dihasilkan.
1. NOV
20
Laporan Praktikum FISIKA Gaya Pada Bidang Miring .
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana telah
memberikan saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas Praktek fisika
yang berjudul “Gaya pada bidang miring” dapat selesai seperti waktu yang telah saya
rencanakan. Tersusunnya praktek ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Praktek fisika Sekolah Tinggi Teknologi
Immanuel Medan
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha yang Pengasih dan maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu saya pun menyadari bahwa makalah yang telah saya
susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu
yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila
di dalam laporan ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan
Medan, 29 October 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
2. 1.1.Latar Belakang................................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3.Tujuan Dan Manfaat ......................................................................... 1
a.Tujuan................................................................................................... 1
b.Manfaat................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
II.1 PengertianGerakBidang
Miring.................................................... 2 II.2 Dasar
Teori.................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................................ 5
III.I Alat yang di gunakan...................................................................... 5
III.2 Prosedur percobaan...................................................................... 6
BAB IV DATA & ANALISA PERCOBAAN........................................................... 8
BAB V PENUTUP............................................................................................... 9
5.1.Kesimpulan......................................................................................... 9
5.2.Saran.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modren ini,
teknologi memegang peranan penting. Salah satunya Praktek Fisika ini sangat penting
karena hal tersebut sangat mendukung dalam pembelajaran ke depannya.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh sudut kemiringan suatu bidang miring terhadap koefisien
gesek kinetik bidang miring ?
1.3 Tujuan Dan Manfaat
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bidang miring
2. Mempelajari konsep bidang miring
3. Untuk menentukan pengaruh sudut terhadap kecepatan
b. Manfaat
1 Menambah wawasan/ilmu dalam pembelajaran Praktek Fisika.
2 Dapat mengerjakan soal dalam Praktek Fisika.
3 Dapat menentukan rumus – rumus yang tepat dalam Praktek Fisika yang berjudul
gerak bidang miring.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Gerak Bidang Miring
gaya adalah besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Dalam pelukisan
gaya harus diperhatikan arannya.
Sebuah bidang miring menurunkan gaya yang di butuhkan untuk menaikkan
benda ketempat timggi dengan menambah jarak pemberian gaya harus diberikan ke
posisi tujuan. Bidang miring biasanya digunakan pada alat pemotong dan sering
menggunakan bidang miring dalam bentuk baji. Dalam baji, gerak maju diubah menjadi
gerakan pemisahan yang tegak lurus terhadap wajah.
Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di sekitar tabung.
Dalam sebuah bidang miring, gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya
vertikal. Ketika sekrup kayu diputar, ulir sekrup mendorong kayu. Sebuah gaya reaksi
dar kayu mengdorong kembali ulir sekrup dengan cara ini sekrup bergerak turun
meskipun kekuatan memutar sekrup da pada bidang horizontal.
Berdasarkan dari hasil praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju
gerak benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut, kecepatan
gerak benda akan semakin cepat. Karena sudut yang besar, maka bidang miring akan
semakin tinggi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien gesek antara lain:
1. kecepatan relatif.
2. Gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan bidang gesek.
3. Gaya normal, karena fgesek = μ Fnormal.
Dari hasil tabel diatas pada sudut 10 kecepatan yang terjadi berbeda, tetapi
seharusnya kecepatan yang terjadi memiliki kesamaan, ini dikarenakan adanya
kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti terlambat menekan
stoptwatch, terlambat meluncurkan mobil-mobilan, dan tidak tepat dalam mengukur
besar sudut.
Pada saat sudut 20percepatan yang terjadi semakin cepat, hal ini di karenakan sudut
yang di berikan lebih besar dari pada sudut sebelumnya, dan hasil kecepatan pun tidak
sama karena adanya kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti pada sudut 10.
4. Pada saat sudut 30 percepatan yang terjadi semakin cepat, tetapi waktu yang
dihasilkan berbeda-beda, hal ini di karenakan adanya kesalahan pada praktikan, dan
bentuk kesalahan pun rata-rata sama seperti pada sudut sebelumnya.
Demikian dengan besar sudut yang seterusnya, besar sudut mempengaruhi cepat
suatu benda akan tetapi waktu yang dihasilkan tidak sama walaupun besar sudut sama,
karena banyak faktor yang mempengaruhinya, dan rata-rata kesalaahan yang terjadi
sama, yaitu terlambat menekan stoptwatch, meluncurkan mobil-mobilan, dan lain-lain.
II.2 Dasar Teori
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda
padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda
padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Gaya gesek sifatnya selalu melawan
gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek selalu
berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang
tetap atau saling berganti / menggeser :
Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke
bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs,
dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis
dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak.
Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil
dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada
gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek
maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha
untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara
dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar
dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan
terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika
benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Gaya Gesek Kinetis / Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda
bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis
umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya
gesek statis untuk material yang sama.
Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil dari
besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita mendorong benda di atas
5. permukaan yangkasar, pada saat benda belum bergerak kita harus memberikan gaya
dorong yang cukup besar untuk membuatnya bergerak. Tetapi ketika benda sudah
bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi tanpa membuatnya berhenti bergerak.
Tabel perbedaan gaya gesek statis dengan kinetis
No. Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis
1. Ketika benda cenderung akan bergerak
tetapi belum bergerak.
Ketika benda sudah dalam keadaan
bergerak.
2. Selama benda belum bergerak,
besarnya mengikuti besar gaya dorong
/ gaya tarik yang cenderung
menggerakkan benda.
Besarnya tergantung pada kekasaran
permukaan benda dan lantai dan besar
gaya kontak antara lantai dan benda.
Besar gaya kinetis konstan dan selalu
lebih kecil dari besar gaya gesek statis
maksimum.
3. Semakin kasar permukaan benda /
permukaan lantainya, semakin besar
pula gaya gesek statis maksimumnya.
Semakin kasar permukaan benda /
permukaan lantainya, semakin besar
pula gaya gesek kinetis.
Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin
kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makinbesargesekanyangditimbulkan.
–Jika bidang kasar sekali makaμ=1.
– Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin
besar gaya normalnya makin besar gesekannya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.I ALAT YANG DI GUNAKAN
peralatan yang di gunakan
Dasar statif
Kaki statif
Batang statif pendek
Batang satatip panjang
Balok penahan
6. Pengait beban
Balok bertingkat
Jepit penahan
Katrol ( diameter 50 mm )
Steker prangkai
Beban 50 gram
Bidang miring
Dinamometer 1,5N/Neraca pegas
III.2 PROSEDUR PERCOBAAN
Rakit statif
Rakit bidang miring pada balok penahan menggunakan jepit penahan.
Tentukan berat kedua katrol + seteker perangkai ( w = mg).catat hasil pengamatan
pada tabel.
Kaitkan katrol pada dinamometer dan taruh diatas bidang miring.
Atur ketinggian bidang miring (mulai dari h=30 cm).
Amati gaya yang terjadi (FR) pada dinamometer dan catat hasilnya pada tabel.
Lepaskan dinamometer dari katrol dan taruh katrol diatas bidang miring yang paling
atas (ketinggian diatas bidang horizontal h = 30 cm). Lepaskan katrol agar menggelincir
pada bidang miring hingga sampai pada bidang horizontal ( di titik B pada gambar 2).
Usaha yang dilakukan gaya FR= FR .l (l = panjang bidang miring = 100 cm ).
Isikan nilai usaha = FR .l pada tabel pengamatan dan lengkapi pula harga w.h.
Ulangi langkah 4 sampai 8 dengan mengubah ketinggian (h) bidang miring sesuai table
di bawah.
Ulangi langkah 3 sampai 9 setelah menambah dua beban pada katrol.
7. BAB IV
DATA & ANALISA PERCOBAAN
Tanpa tambahan beban Dengan tambahan beban
Gaya berat W- Gaya berat W-
Tinggi ( h ) Gaya ( ) Gaya ( )
20 cm 0.1 N 0.5 N 0.3 N 1.5 N 8
30 cm 0.15 N 0.5 N 0.4 N 1.5 N 14
40 cm 0.2 N 0.5 N 0.5 N 1.5 N 18
50 cm 0.25 N 0.5 N 0.7 N 1.5 N 25
Bagaimana hubungan dengan ?
Mis : h = tinggi bidang miring
r = panjang bidang miring
Untuk tinggi 20 cm unuk tinggi 50 cm
sin sin 25 = = 0.5
sin 8 = = 0.2
Untuk tinggi 30 cm
sin 14 = = 0.3
Untuk tinggi 40 cm
sin 18 = = 0.4
8. Hubungan antara / W dapat dikatakan bahwa semakin besar sudut /kemiringan
yang digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol )
tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan mengenai bidang miring dapat disimpulkan
semakin besar sudut yang digunakan, maka semakin besar pula gaya yang dihasilkan
katrol tersebut .
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderunga
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan.
2. Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya / ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak.
3. Gaya Gesek Kinetis/Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda
bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan , ketika benda sudah dalam
keadaan bergerak.
4. Besar gaya gesek kinetis selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum.
5. Hubungan antara / W dapat dikatakan bahwa semakin besar sudut /kemiringan
yang digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol )
tersebut.
5.2. Saran
Adapun saran – saran yang penulis buat adalah agar penyusunan laporan
Praktek Fisika lebih sempurna lagi
.
Bertitik tolak pada uraian di atas, Saya sampaikan saran kepada segenap pembaca
laporan tugas praktikum fisika ini, yaitu sebagai berikut:
Dengan selesainya tugas praktikum ini,kiranya pihak-pihak terkait dapat
memahami serta memaklumi bentuk kesederhanaannya. Bila perlu tugas ini dapat di
evaluasi guna menjadi “acuan Saya untuk mengembangkan tugas ini agar lebih
sempurna”
.DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.
jakarta :erlangga.Halliday dan resnick.1991.fisika jilid 1 (terjemahan) Erlangga.
JakartaAstuti, Tri Widya. 2011. Fisika Dasar. Raja Grafindo Persada.
Diposkan 20th November 2015 oleh Nico Sembiring
1
Lihat komentar
9. 1.
Fathi Fauzi2 Desember 2016 08.24
makasih... membantu bnget gan
Balas
Gaya pada bidang miring
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
NOV
20
JENIS-JENIS TURBIN & FUNGSINYA BESERTA GAMBAR.
PENGERTIAN TURBIN
10. Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari aliran fluida menjadi
energi gerak yang bermanfaat.
Mesin turbin yang paling sederhana terdiri dari sebuah bagian yang berputar disebut rotor, yang terdiri atas
sebuah poros/shaft dengan sudu-sudu atau blade yang terpasang disekelilingnya. Rotor tersebut berputar
akibat dari tumbukan aliran fluida atau berputar sebagai reaksi dari aliran fluida tersebut. Oleh karena itulah
turbin terbagi atas 2 jenis, yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. Rotor pada turbin impuls berputar akibat
tumbukan fluida bertekanan yang diarahkan oleh nozzle kepada rotor tersebut, sedangkan rotor turbin reaksi
berputar akibat dari tekanan fluida itu sendiri yang keluar dari ujung sudu melalui nozzle. Untuk lebih
jelasnya dapat kita amati pada gambar di bawah ini.
Prinsip Turbin Impuls dan Reaksi
Turbin Impuls
Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi menghasilkan putaran impuls dari turbin dan
penurunan energi kinetik dari aliran fluida. Tidak ada perubahan tekanan yang terjadi pada fluida, penurunan
tekanan terjadi di nozzle.
11. Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas atau fluida. Tekanan dari fluida
berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin jenis ini diperlukan semacam sudu padacasing untuk
mengontrol fluida kerja seperti yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam
penuh pada fluida kerja (seperti pada kincir angin).
Macam macam turbin dapat dikategorikan berdasarkan tipe energi yang
digunakan untuk menghasilkan daya gerak atau energi. Berbeda dengan jenis
genset yang beredar di pasaran yang tidak dapat memanfaatkan tenaga alam untuk
menghasilkan listrik. Sesuai dengan energi yang digunakan ada 4 jenis turbin yang ada
di pasaran.
1. Turbin Uap
2. Turbin Air
3. Turbin Angin
4. Turbin Gas
1. Turbin Uap (Steam Turbine)
Turbin uap menggunakan media uap air sebagai fluida kerjanya. Banyak digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik dengan menggunakan bahan bakar batubara, solar, atau tenaga nuklir. Prinsip dari turbin ini adalah
untuk mengkonversi energi panas dari uap air menjadi energi gerak yang bermanfaat berupa putaran rotor.
2.Turbun Air
-Pengertian Turbin Air
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) turbin air
merupakan peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah e
nergi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudiandiubah
menjadi energi listrik oleh generator.Turbin air dikembangkan pada abad19
dan digunakan secara luas untuk pembangkit
tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah
energi potensial air menjadi energi kinetic
12. -FUNGSI Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energimekanik. gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsidorong angin untuk memutar baling-
baling digantikan air untuk memutar turbin.Perputaran turbin ini di hubungkan ke
generator.
-Prinsip Kerja Turbin Air
Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energimekanis
diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin
dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.
3.TURBIN ANGIN
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani
dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu
banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih
dikenal dengan Windmill.
13. Components of a horizontal-axis wind turbine
Inside v iew of a wind turbine tower, showing the tendon cables.
14. 2kW Dy namic braking resistor f or small wind turbine.
Wind turbine f oundations
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik
masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini
pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik
konvensional (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh
para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah
kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara, minyak bumi)
sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter
kipas r adalah :
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan adalah
kecepatan angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar
20%-30%. Jadi rumus di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan
hasil yang cukup eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin
menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk
memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
15. 4.Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Didalamturbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkanroda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin
yang berputar disebut rotor atau roda turbindan bagian turbin yang diam disebut stator
atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yangmenggerakkan beban (generator
listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gasmerupakan salah satu
komponen dari suatusistem turbin gas. Sistem turbin gas yang palingsederhana terdiri
dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Menurut Dr. J. T. Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah dikenal pada jaman “Hero
of Alexanderia”. Disain pertama turbin ga
s dibuat oleh John Barber seorang Inggris pada tahun 1791.Sistem tersebut bekerja
dengan gashasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak, kompresornyadigerakkan
oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun 1872, Dr. F. Stolze
merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial bertingkat ganda
yang digerakkanlangsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun 1908, sesuai dengan
konsepsi H. Holzworth, dibuatsuatu sistem turbin gas yang mencoba menggunakan
proses pembakaran pada volume konstan.Tetapi usaha tersebut dihentikan karena
terbentur pada masalah konstruksi ruang bakar dan
tekanan gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904, “Societe des
Turbomoteurs” di
Paris membuat suatu sistem turbin gas yang konstruksinya berdasarkan disain
Armengaud danLemate yang menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas
pembakaran yang masuk sekitar 450
o
Cdengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung digerakkan oleh turbin.
Selanjutnya,perkembangan sistem turbin gas berjalan lambat hingga pada tahun 1935
sistem turbin gasmengalami perkembangan yang pesat dimana diperoleh
efisiensi sebesar lebih kurang 15 %.
Pesawat pancar gas yang pertama diselesaikan oleh “British Thomson Houston Co”
pada tahun 1937
sesuai dengan konsepsi Frank Whittle (tahun 1930). Saat ini sistem turbin gas telah
banyakditerapkan untuk berbagai keperluan seperti mesin penggerak generator listrik,
mesin industri,pesawat terbang dan lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan
cepat dan biaya investasiyang relatif rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin
uap dan motor diesel untuk pusattenaga listrik.
1.2 Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini
berfungsi untukmenghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya
temperatur udara juga meningkat.Kemudian udara yang telah dikompresi ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakardisemprotkan bahan bakar sehingga
bercampur dengan udara tadi dan menyebabkan prosespembakaran. Proses
pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehinggadapat
dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran
tersebut
16. 5dialirkanke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran
tersebut kesudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan
untuk memutarkompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator
listrik, dll. Setelah melewatiturbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas
adalah sebagai berikut:1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan
dimampatkan2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam
ruang bakar dengan udarakemudian di bakar.3. Pemuaian (expansion) gas hasil
pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle)4. Pembuangan gas
(exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.Pada
kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-kerugian yang
dapatmenyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnyaperformansi turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi
pada ketiga komponensistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
• Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang
bakar.
• Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara
bantalan turbin dengan angin.
Diposkan 20th November 2015 oleh Nico Sembiring
0
Tambahkan komentar
2.
NOV
20
17. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA AYUNAN SEDERHANA.MAKALAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana telah
memberikan saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas Praktek fisika
yang berjudul “Ayunan sederhana” dapat selesai seperti waktu yang telah saya
rencanakan. Tersusunnya praktek ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Praktek fisika Sekolah Tinggi Teknologi
Immanuel Medan
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha yang Pengasih dan maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu saya pun menyadari bahwa makalah yang telah saya
susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu
yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila
di dalam laporan ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan
Medan, 17 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
1.1.Latar Belakang................................................................................... 4
1.2.Perumusan Masalah.......................................................................... 4
1.3.Tujuan Dan Manfaat ......................................................................... 4
a.Tujuan................................................................................................... 4
b.Manfaat................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 5
18. II.1 PengertianAyunanSederhana....................................................... 5
II.2 Frekuensi ayunan sederhana......................................................... 5
II.3 Prinsip Teori.................................................................................. 6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................................ 8
III.I Alat yang di gunakan................................................................................ 8
III.2 Prosedur percobaan................................................................................. 9
BAB IV DATA & ANALISA PERCOBAAN........................................................... 10
BAB V PENUTUP............................................................................................... 11
5.1.Kesimpulan......................................................................................... 11
5.2.Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada
dari diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi yang kita
pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada diluar diri kita, salah satu
contohnya adalah permainan ditaman kanak-kanak, yaitu ayunan. Sebenarnya ayunan
ini juga dibahas dalam ilmu fisika, dimana dari ayunan tersebut kita dapat menghitung
perioda yaitu selang waktu yang diperlukan beban untuk melakukan suatu getaran
lengkap dan juga kita dapat menghitung berapa besar gravitasi bumi di suatu tempat.
Pada percobaan ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan yang dibuat sedemikian
rupa dengan bebannya adalah bola bekel.
Pada dasarnya percobaan dengan bola bekel ini tidak terlepas dari getaran, dimana
pengertian getaran itu sendiri adalah gerak bolak balik secara periodia melalui titik
kesetimbangan. Getaran dapat bersifat sederhana dan dapat bersifat kompleks.
Getaran yang dibahas tentang bola bekel adalah getaran harmonik sederhana yaitu
suatu getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarangan selalu
mengarah ke titik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik
sembarang ketitik kesetimbangan tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
bagaimanakah pengaruh massa ( m ), panjang tali ( ) dengan simpangan ( A )
terhadap ayunan atau bandul sederhana
I.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari percobaan ini adalah
19. 1. Untuk mencari pengaruh massa (m), panjang tali ( ) dengan simpangan (A) terhadap
ayunan sederhana
2. Menentukan gravitasi pada tiap-tiap tempat yang ada dipermukaan bumi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.PENGERTIAN AYUNAN SEDERHANA
Contoh gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasi pendulum (bandul). Pendulum
sederhanaterdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola pendulum) bermassa m yang
digantungkan pada ujung tali, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Dalam menganal isis
gerakan pendulum sederhana, gaya gesekan udara kita abaikan dan massa tali sangat kecil
sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola.
Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan panjang L dan
bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola pendulum adalah gaya berat (w =
mg) dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen mg cos teta yang searah tali dan mg
sin teta yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin teta.
Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur
lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama
II.FREKUENSI AYUNAN SEDERHANA
Frekuensi yang dihasilkan bandul disebut Frekuensi Alamiah.Frekuensi Alamiah adalah
frekuensi yang ditimbulkan dari ayunan tanpa adanya pengaruh luar.
Gb. Gaya pd Ayunan Sederhana
Untuk Mengetahui besarnya gaya yang mempengaruhi gerak ayunan dapat digunakan persamaan
berikut ini :Dimana :F : Gaya (N)m : Massa benda (Kg)g : Percepatan gravitasi (ms-2)è : Sudut
simpangan (…o)l : Panjang tali (m)x : Simpangan getar (m)
Simpangan getar (A) dapat diketahui besarnya melalui persamaan sebagai berikut :
Dimana :
T : Perioda getaran (S)phi : 3,14 ( 22/7) l : Panjang tali (m)g : Percepatan gravitasi (ms-2)
Frekuensi getaran dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana :f : Frekuensi getaran (Hz)phi : 3,14 (22/7)g : Percepatan gravitasi (ms-2)l : Panjang tali
(m)T : Periode getaran (s)
III. PRINSIP TEORI
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak – balik benda melalui suatu titik keseimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak Harmonik
Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu (1) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier,
misalnya penghisap Menentukan percerpatan garavitasi bumi (g) dengan bandul matematis dalam
20. silinder gas, gerak osilasi air raksa/ air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari pegas, dan
sebagainya; (2) Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul fisis,
osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Telaah terhadap bunyi dan getaran sangat berkait bahkan tidak dapat dipisahkan dengan kajian
tentang ayunan atau yang disebut juga dengan istilah osilasi. Gejala ini dalam kehidupan kita sehari-
hari contohnya adalah gerakan bandul jam, gerakan massa yang digantung pada pegas, dan
bahkan gerakan dawai gitar saat dipetik. Ketiganya merupakan contoh-contoh dari apa yang disebut
sebagai ayunan (Anonim, 2012).
Ayunan sederhana adalah suatu sistam yang terdiri dari sebuah massa titik yang digantung dengan
tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.jika ayunan ini ditarik ke samping dari posisi setimbang, dan
kemudian dilepaskan,maka massa m akan berayun dalam bidang vertikal ke bawah
pengaruhgravitasi.Gerak ini adalah gerak osilasi dan periodik (Anonim, 2011).
Ada beberapa contoh gerak harmonik sederhana, diantaranya:
1. Gerak harmonik pada bandul. Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya,
maka benda akan dian di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan, maka
beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara
periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
2. Gerak harmonik pada pegas. Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka
pegas akan meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan
jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang).
Syarat sebuah benda melakukan Gerak Harmonik Sederhana adalah apabila gaya pemulih
sebanding dengan simpangannya. Apabila gaya pemulih sebanding dengan simpangan x atau
sudut 0 maka pendulum melakukan Gerak Harmonik Sederhana.
Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak menuju titik setimbangnya.
Periode ayunan tidak berhubungan dengan dengan amplitudo, akan tetapi ditentukan oleh
parameter internal yang berkait dengan gaya pemulih pada ayunan tersebut.
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk melakukan satu getara n
lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat
lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali
gerak bolak-balik penuh. Satu getaran lengkap adalah gerakan dari a-b-c-b-a.
Periode ayunan Bandul adalah:
L = Panjang Tali
g = Percepatan Gravitasi
Untuk menentukan g kita turunkan dari rumus di atas:
T² = 4π² (L/g)
g = 4π² (L/T²)
g = 4π² tan α ; tan α = Δ L / T²
Periode juga dapat dicari dengan 1 dibagi dengan frekuensi. Frekuensi adalah benyaknya getaran
yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Rumus frekuensi adalah jumlah getaran dibagi jumlah
detik waktu. Frekuensi memiliki satuan hertz / Hz.
21. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1.PERALATAN DAN BAHAN
1.Dasar statif
2.Kaki statif
3.Batang statif pendek
4.Batang statif panjang
5.Balok penahan
6.Beban 50 gram
7.Benang/tali
8.Jepitan penahan
9.Stopwatch
2.PROSEDUR PERCOBAAN
1.Rakitlah statif,sesuai gambar dibawah ini dan empatkan di meja.
2.Pasang balok penahan pada ujung atas batang statif dan pasang steker
poros pada balok penahan.
3.Ikat beban dengan tali dan buatlah 10 tanda pada tali dengan jarak
masing-masing 10cm
4.Ikatkan beban ke 10 pada steker poros seperti gambar 1(panjang tali
100cm dari ujung yang terikat pada beban).
5.Siapkan stopwatch ditangan.
6.Siapkan beban sejauh 6 cm(simpangan 1)
7.Lepaskan beban bersamaan dengan menekan tombol
stopwatch.Hhitung 10 ayunan dan tepat pada hitungan ke 10 matikan
stopwatch.catat waktu tersebut (t) pada table dibawah.
8.Ulangi langkah 6 dan 7 untuk beberapa variasi simpangan dan beban.
22. BAB IV
DATA & ANALISA PERCOBAAN
Penyimpangan I II I II I I I I
Beban(gr) 50 50 100 100 50 50 100 100
Panjang tali 1 1 1 1 0.8 0.8 0.8 0.8
Waktu 10 ayunan 18.71 19.10 19.80 19.72 16.67 16.61 17.15 17.36
Periode(T) 1.871 1,910 1,980 1,972 1,667 1,661 1,715 1,736
Analisa percobaan
Hubungan antara periode ( T ) dengan frekuensi ( f )
Dari hasil analisa diatas dapat kita lihat bahwa periode yang dibutuhkan ayunan
tersebut bergantung pada panjangnya tali dan besarnya beban pada ayunan tersebut
-Ketika panjang tali tersebut 100 cm dengan beban 50 gr waktu yg dibutuhkan untuk
satu getaran pada percobaan I dan II tidak jauh bebeda yaitu 0.053 dan 0.052,
- ketika beban ditambah menjadi 100 gr maka periodenya menjadi 0.050 dan 0,051
dengan kata lain waktu yang dibutuhkan untuk satu getaran lebih cepat karena
bebannya juga bertambah
23. -saat panjang tali dikurangi menjadi 80 cm waktu ayunan tersebut menjadi lebih cepat ,
tapi periodenya menjadi lebih lambat.
BAB V
LESMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pengaruh massa, panjang tali dan simpangan ialah semakin besar massa benda maka
akan semakin cepat pula periode ayunan tersebut
2. semakin pendek tali maka semakin besar periode ayunan tersebut
3. Waktu yang dibutuhkan 10 ayunan sangat berpengaruh pada periode ayunan itu,
semakin cepat waktu 10 ayunan tersebut maka semakin kecil periodenya, sebaliknya
jika semakin lama waktu 10 ayunan terebut maka semakin besar periode ayunan itu
Saran
Adapun saran dari penulis adalah pada tiap praktek yang dilakukan diharapkan agar
lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan-percobaan dalam praktek fisika ini.
Dengan seleainya tuga praktikum ini kiranya dapat di evaluasi agar dapat menjadi
acuan saya untuk mengmbangkan tugas ini agar lebih sempurna lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Nazri, M. Z. 2012. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Supiyanto, 2005. Fisika SMA XI Kurikulum 2004. Jakarta : Erlangga.
http://organisasi.org/pengertian-getaran-dan-penjelasan-dasar-frekuensi-periode-dan amplitudo-
ilmu-pengetahuan-fisika
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/22/getaran/
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/25/gelombang/
moesaimoet.blogspot.com/2011/04/laporan-percobaan-melde-getaran-pada.html
http://gampangingat.wordpress.com/2010/03/06/contoh-laporan-fisika-mengenai-bandul/
http://www.scribd.com/doc/13243227/Materi-Smp-Kelas-8-Bab-v-Getaran-dan-Gelombang
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana
http://id.wikipedia.org/wiki/Getaran
http://dokumen.tips/documents/ayunan-sederhana-558dd76ea4496.html
24. https://bangkit13.wordpress.com/bahan-kuliah/laporan/fisika/ayunan-
sederhana/
Diposkan 20th November 2015 oleh Nico Sembiring
1
Lihat komentar
3.
NOV
20
Laporan Praktikum FISIKA Gaya Pada Bidang Miring .
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang mana telah
memberikan saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas Praktek fisika
yang berjudul “Gaya pada bidang miring” dapat selesai seperti waktu yang telah saya
rencanakan. Tersusunnya praktek ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen Pengampu mata kuliah Praktek fisika Sekolah Tinggi Teknologi
Immanuel Medan
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat saya selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha yang Pengasih dan maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu saya pun menyadari bahwa makalah yang telah saya
susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-
kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu
yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila
di dalam laporan ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan
Medan, 29 October 2015
Penulis
25. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang................................................................................... 1
1.2.Perumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3.Tujuan Dan Manfaat ......................................................................... 1
a.Tujuan................................................................................................... 1
b.Manfaat................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2
II.1 PengertianGerakBidang
Miring.................................................... 2 II.2 Dasar
Teori.................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN................................................................ 5
III.I Alat yang di gunakan...................................................................... 5
III.2 Prosedur percobaan...................................................................... 6
BAB IV DATA & ANALISA PERCOBAAN........................................................... 8
BAB V PENUTUP............................................................................................... 9
5.1.Kesimpulan......................................................................................... 9
5.2.Saran.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modren ini,
teknologi memegang peranan penting. Salah satunya Praktek Fisika ini sangat penting
karena hal tersebut sangat mendukung dalam pembelajaran ke depannya.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh sudut kemiringan suatu bidang miring terhadap koefisien
gesek kinetik bidang miring ?
1.3 Tujuan Dan Manfaat
a. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep bidang miring
2. Mempelajari konsep bidang miring
3. Untuk menentukan pengaruh sudut terhadap kecepatan
b. Manfaat
26. 1 Menambah wawasan/ilmu dalam pembelajaran Praktek Fisika.
2 Dapat mengerjakan soal dalam Praktek Fisika.
3 Dapat menentukan rumus – rumus yang tepat dalam Praktek Fisika yang berjudul
gerak bidang miring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Gerak Bidang Miring
gaya adalah besaran vektor yang memiliki besar dan arah. Dalam pelukisan
gaya harus diperhatikan arannya.
Sebuah bidang miring menurunkan gaya yang di butuhkan untuk menaikkan
benda ketempat timggi dengan menambah jarak pemberian gaya harus diberikan ke
posisi tujuan. Bidang miring biasanya digunakan pada alat pemotong dan sering
menggunakan bidang miring dalam bentuk baji. Dalam baji, gerak maju diubah menjadi
gerakan pemisahan yang tegak lurus terhadap wajah.
Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di sekitar tabung.
Dalam sebuah bidang miring, gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya
vertikal. Ketika sekrup kayu diputar, ulir sekrup mendorong kayu. Sebuah gaya reaksi
dar kayu mengdorong kembali ulir sekrup dengan cara ini sekrup bergerak turun
meskipun kekuatan memutar sekrup da pada bidang horizontal.
Berdasarkan dari hasil praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju
gerak benda terletak pada sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut, kecepatan
gerak benda akan semakin cepat. Karena sudut yang besar, maka bidang miring akan
semakin tinggi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien gesek antara lain:
1. kecepatan relatif.
2. Gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan bidang gesek.
3. Gaya normal, karena fgesek = μ Fnormal.
Dari hasil tabel diatas pada sudut 10 kecepatan yang terjadi berbeda, tetapi
seharusnya kecepatan yang terjadi memiliki kesamaan, ini dikarenakan adanya
kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti terlambat menekan
stoptwatch, terlambat meluncurkan mobil-mobilan, dan tidak tepat dalam mengukur
besar sudut.
27. Pada saat sudut 20percepatan yang terjadi semakin cepat, hal ini di karenakan sudut
yang di berikan lebih besar dari pada sudut sebelumnya, dan hasil kecepatan pun tidak
sama karena adanya kesalahan pada saat melakukan praktikum seperti pada sudut 10.
Pada saat sudut 30 percepatan yang terjadi semakin cepat, tetapi waktu yang
dihasilkan berbeda-beda, hal ini di karenakan adanya kesalahan pada praktikan, dan
bentuk kesalahan pun rata-rata sama seperti pada sudut sebelumnya.
Demikian dengan besar sudut yang seterusnya, besar sudut mempengaruhi cepat
suatu benda akan tetapi waktu yang dihasilkan tidak sama walaupun besar sudut sama,
karena banyak faktor yang mempengaruhinya, dan rata-rata kesalaahan yang terjadi
sama, yaitu terlambat menekan stoptwatch, meluncurkan mobil-mobilan, dan lain-lain.
II.2 Dasar Teori
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah benda
padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara benda
padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Gaya gesek sifatnya selalu melawan
gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek selalu
berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang
tetap atau saling berganti / menggeser :
Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah benda meluncur ke
bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan dengan μs,
dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis
dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak.
Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil
dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada
gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek
maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha
untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara
dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar
dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan
terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika
benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Gaya Gesek Kinetis / Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda
bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis
umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya
28. gesek statis untuk material yang sama.
Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil dari
besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita mendorong benda di atas
permukaan yangkasar, pada saat benda belum bergerak kita harus memberikan gaya
dorong yang cukup besar untuk membuatnya bergerak. Tetapi ketika benda sudah
bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi tanpa membuatnya berhenti bergerak.
Tabel perbedaan gaya gesek statis dengan kinetis
No. Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis
1. Ketika benda cenderung akan bergerak
tetapi belum bergerak.
Ketika benda sudah dalam keadaan
bergerak.
2. Selama benda belum bergerak,
besarnya mengikuti besar gaya dorong
/ gaya tarik yang cenderung
menggerakkan benda.
Besarnya tergantung pada kekasaran
permukaan benda dan lantai dan besar
gaya kontak antara lantai dan benda.
Besar gaya kinetis konstan dan selalu
lebih kecil dari besar gaya gesek statis
maksimum.
3. Semakin kasar permukaan benda /
permukaan lantainya, semakin besar
pula gaya gesek statis maksimumnya.
Semakin kasar permukaan benda /
permukaan lantainya, semakin besar
pula gaya gesek kinetis.
Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin
kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makinbesargesekanyangditimbulkan.
–Jika bidang kasar sekali makaμ=1.
– Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin
besar gaya normalnya makin besar gesekannya.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.I ALAT YANG DI GUNAKAN
peralatan yang di gunakan
Dasar statif
29. Kaki statif
Batang statif pendek
Batang satatip panjang
Balok penahan
Pengait beban
Balok bertingkat
Jepit penahan
Katrol ( diameter 50 mm )
Steker prangkai
Beban 50 gram
Bidang miring
Dinamometer 1,5N/Neraca pegas
III.2 PROSEDUR PERCOBAAN
Rakit statif
Rakit bidang miring pada balok penahan menggunakan jepit penahan.
Tentukan berat kedua katrol + seteker perangkai ( w = mg).catat hasil pengamatan
pada tabel.
Kaitkan katrol pada dinamometer dan taruh diatas bidang miring.
Atur ketinggian bidang miring (mulai dari h=30 cm).
Amati gaya yang terjadi (FR) pada dinamometer dan catat hasilnya pada tabel.
Lepaskan dinamometer dari katrol dan taruh katrol diatas bidang miring yang paling
atas (ketinggian diatas bidang horizontal h = 30 cm). Lepaskan katrol agar menggelincir
pada bidang miring hingga sampai pada bidang horizontal ( di titik B pada gambar 2).
Usaha yang dilakukan gaya FR= FR .l (l = panjang bidang miring = 100 cm ).
Isikan nilai usaha = FR .l pada tabel pengamatan dan lengkapi pula harga w.h.
Ulangi langkah 4 sampai 8 dengan mengubah ketinggian (h) bidang miring sesuai table
di bawah.
Ulangi langkah 3 sampai 9 setelah menambah dua beban pada katrol.
30. BAB IV
DATA & ANALISA PERCOBAAN
Tanpa tambahan beban Dengan tambahan beban
Gaya berat W- Gaya berat W-
Tinggi ( h ) Gaya ( ) Gaya ( )
20 cm 0.1 N 0.5 N 0.3 N 1.5 N 8
30 cm 0.15 N 0.5 N 0.4 N 1.5 N 14
40 cm 0.2 N 0.5 N 0.5 N 1.5 N 18
50 cm 0.25 N 0.5 N 0.7 N 1.5 N 25
Bagaimana hubungan dengan ?
Mis : h = tinggi bidang miring
r = panjang bidang miring
Untuk tinggi 20 cm unuk tinggi 50 cm
sin sin 25 = = 0.5
sin 8 = = 0.2
Untuk tinggi 30 cm
sin 14 = = 0.3
31. Untuk tinggi 40 cm
sin 18 = = 0.4
Hubungan antara / W dapat dikatakan bahwa semakin besar sudut /kemiringan
yang digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol )
tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan mengenai bidang miring dapat disimpulkan
semakin besar sudut yang digunakan, maka semakin besar pula gaya yang dihasilkan
katrol tersebut .
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderunga
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan.
2. Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak bergerak relatif
satu sama lainnya / ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak.
3. Gaya Gesek Kinetis/Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua benda
bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan , ketika benda sudah dalam
keadaan bergerak.
4. Besar gaya gesek kinetis selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum.
5. Hubungan antara / W dapat dikatakan bahwa semakin besar sudut /kemiringan
yang digunakan,maka semakin besar pula gaya yg dihasilkan oleh benda ( katrol )
tersebut.
5.2. Saran
Adapun saran – saran yang penulis buat adalah agar penyusunan laporan
Praktek Fisika lebih sempurna lagi
.
Bertitik tolak pada uraian di atas, Saya sampaikan saran kepada segenap pembaca
laporan tugas praktikum fisika ini, yaitu sebagai berikut:
Dengan selesainya tugas praktikum ini,kiranya pihak-pihak terkait dapat
memahami serta memaklumi bentuk kesederhanaannya. Bila perlu tugas ini dapat di
evaluasi guna menjadi “acuan Saya untuk mengembangkan tugas ini agar lebih
sempurna”
.DAFTAR PUSTAKA
Jakarta Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar.
jakarta :erlangga.Halliday dan resnick.1991.fisika jilid 1 (terjemahan) Erlangga.
JakartaAstuti, Tri Widya. 2011. Fisika Dasar. Raja Grafindo Persada.
Diposkan 20th November 2015 oleh Nico Sembiring