Berikut data bola pejal pada momen inertia menurut teori:- Nama benda: Bola pejal- Massa (m): 0,483 kg- Diameter luar (D): 6,5 cm - Momen inersia (I): 2/5 x m x r^2 = 2/5 x 0,483 kg x (3,25 cm)^2 = 0,483 x 10,5 cm^4 = 5,07 x 10^-2 kg.cm^22. Silinder Pejal Jawab:Dik: m = 485 g = 0,485 kgrl
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
2 b 59_utut muhammad_laporan_gerak harmonik sederhana pada bandul reversibel
Β
Similar to Berikut data bola pejal pada momen inertia menurut teori:- Nama benda: Bola pejal- Massa (m): 0,483 kg- Diameter luar (D): 6,5 cm - Momen inersia (I): 2/5 x m x r^2 = 2/5 x 0,483 kg x (3,25 cm)^2 = 0,483 x 10,5 cm^4 = 5,07 x 10^-2 kg.cm^22. Silinder Pejal Jawab:Dik: m = 485 g = 0,485 kgrl
Similar to Berikut data bola pejal pada momen inertia menurut teori:- Nama benda: Bola pejal- Massa (m): 0,483 kg- Diameter luar (D): 6,5 cm - Momen inersia (I): 2/5 x m x r^2 = 2/5 x 0,483 kg x (3,25 cm)^2 = 0,483 x 10,5 cm^4 = 5,07 x 10^-2 kg.cm^22. Silinder Pejal Jawab:Dik: m = 485 g = 0,485 kgrl (20)
Berikut data bola pejal pada momen inertia menurut teori:- Nama benda: Bola pejal- Massa (m): 0,483 kg- Diameter luar (D): 6,5 cm - Momen inersia (I): 2/5 x m x r^2 = 2/5 x 0,483 kg x (3,25 cm)^2 = 0,483 x 10,5 cm^4 = 5,07 x 10^-2 kg.cm^22. Silinder Pejal Jawab:Dik: m = 485 g = 0,485 kgrl
1. LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 1
βMOMEN INERSIAβ
TANGGAL PENGUMPULAN : 16 OKTOBER 2017
TANGGAL PRAKTIKUM : 18 OKTOBER 2017
WAKTU PRAKTIKUM : 13.30-selesai WIB
NAMA : UTUT MUHAMMAD
NIM : 11170163000059
KELOMPOK / KLOTER : -/ 1 (SATU)
NAMA :
1. UTUT MUHAMMAD (11170163000059)
2. BELLA NURHALIZA (11170163000056)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 1B
LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
2. βMOMEN INERSIAβ
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat menentukan periode benda pada momen inersia.
2. Dapat menetukan momen inersia benda.
3. Dapat menentukan simpangan pada momen inersia.
4. Dapat menentukan periode piringan.
5. Dapat menentukan periode diri.
6. Dapat menentukan konstanta pegas pada momen inersia.
7. Dapat mengatahui aplikasi momen inersia dalam kehidupan sehari -hari.
8. Menghitung momen inersia dari berbagai macam bentuk dan ukuran benda
melalui praktikum.
B. DASAR TEORI
Momen inersia adalah analog dengan massa, tetapi untuk benda yang berputar.
Secara sistematis dituliskan :
Dengan r adalah jarak benda. Satuan momen inersia adalah kg.m2
.(Rully.2012 :
206).Sebagian besar kasus melingkar sejauh ini kita telah memperlakukan tubuh
sebagai "partikel" sehingga semuanya, pada dasarnya, berputar dalam lingkaran
dengan jari-jari yang sama. Bila ini tidak realistis, kita harus menganggap tubuh
berputar sebagai sistem partikel "yang terhubung" yang bergerak dalam lingkaran
radius yang berbeda. Cara di mana massa tubuh didistribusikan kemudian
mempengaruhi perilakunya. (Duncan, 1973: 136)
Massa tubuh adalah ukuran oposisi bawaannya terhadap perubahan gerak linier.
ukuran massa inersia Properti yang sesuai untuk gerak rotasi disebut momen
ineritia. semakin sulit untuk mengubah kecepatan sudut tubuh yang berputar pada
sumbu tertentu, eksperimen menunjukkan bahwa roda dengan sebagian besar
massanya di pelek lebih sulit untuk dimulainya dan berhenti daripada disk unifrom
dengan massa yang sama yang berputar pada sumbu yang sama. , yang pertama
memiliki momen inersia yang lebih besar. Begitu pula, saat inersia orang di bangku
berputar lebih besar saat lengannya diperpanjang. Perlu dicatat bahwa momen
inersia adalah milik tubuh yang berputar pada sumbu tertentu. Jika sumbu berubah
begitu juga momen inersia. (Duncan, 1973:137)
Benda tegar yang berotasi terdiri dari massa yang bergerak, sehingga memiliki
energi kinetik. Kita dapat menyatakan energi kinetik ini dalam bentuk kecepatan
sudut benda dan sebuah besaran baru yang disebut dengan momen inertia yang kita
πΌ = βπ. π2
3. definisika. Untuk mengembangkan hubungan ini, kita bayangkan sebuah benda
yang terdiri dari sejumlah besar partikel dengan massa π1, π2, π3, β¦ β¦, pada jarak
π1 π2 π3,β¦., dari sumbu putar. Kita beri nama masing-masing partikel dengan subkrip
π, massa partikel ke-π adalah π1, dan jaraknya dari sumbu putar adalah π1. Partikel
tidak harus seluruhnya berada pada satu bidang, sehingga kita dapat menunjukkan
bahwa π1 adalah jarak tegak lurus dari sumbu terhadap partikel ke-π.(
Zemansky.2002:273)
Kita dapat menyimpulkan disini bahwa momen inertia, yang merupakan ukuran
bagi kelembaman (inersia) sebuah benda yang berotasi, memainkan peran yang
sama dengan massa dalam gerak translasi. Inertia rotasi pada sebuah benda
bergantung tak hanya pada massanya saja, namun juga pada bagaimana massa
tersebut terdistribusi terhadap posisi sumbu rotasinya. Sebagai contoh, sebuah
silinder berdiameter lebih besar akan memiliki inersia rotasi yang lebih besar dari
pada silinder lainnya yang bermassa sama namun berdiameter lebih kecil. Silinder
yang disebutkan pertama kali akan lebih sulit untuk mulai dirotasikan dari keadaan
diam, dan lebih sulit dihentikan dari keadaan berotasi. Bila massa terkonsentrasi
pada lokasi yang lebih jauh dari sumbu rotasi, inertia rotasi akan lebih besar. Untuk
gerak rotasi, massa sebuah benda tidak dapat dianggap konsentrasinya di pusat
massanya. Berikut ini adalah macam-macam benda pada momen inertia :
No Benda Lokasi Sumbu Momen Inersia
1 Batang Silinder Melewati titik poros
1
12
ππΏ2
2 Cincin tipis Melalui pusatnya ππ 2
3
Silinder
berongga
-
1
2
π(π 1
2
+ π 2
2
)
4 Silinder perjal -
1
2
ππ 2
5 Silinder pejal Melalui diameter
1
4
ππ 2
+
1
12
ππΏ2
6 Batang silinder Melalui ujung
1
3
ππΏ2
7 Bola pejal Salah satu diameter
2
5
ππ 2
8
Bola tipis
berongga
-
2
3
ππ 2
9 Cincin tipis Salah satu diameternya
1
12
π(π2
+ π€2
)
4. Untuk sebagian besar benda yang bisa kita jumpai, massa terdistribusi secara
kontinu, dan karenanya perhitungan momen inertia, βππ2
, dapat menjadi amat
sukar. Tetapi, persamaan-persamaan dapat diturunkan (dengan menggunakan
kalkulus) untuk momen inertia bagi benda-benda yang memiliki bentuk beraturan
dalam suku-suku dimensi-dimensi objek. Diantara persamaan-persamaan ini bagi
beberapa bentuk benda pejal yang diputar pada sumbu yang disebutkan dalam tabel
diatas. Diantara persamaan-persamaan ini, satu-satunya yang tampak dapat kita
turunkan dengan cukup mudah disini adalah persamaan untuk gelang atau cincin
tipis yang diputar pada sebuah sumbu yang melewati titik pusatnya secara tegak-
lurus terhadap bidang dimana gelang atau cincin tipis yang diputar pada sebuah
sumbu yang melewati titik pusatnya secara tegak lurus terhadap bidang dimana
gelang atau cincin berada. Untuk benda maka, , βππ2
= (βπ)π 2
= ππ 2
, dimana
M adalah massa total gelang atau cincin dimaksud.
Bila perhitungan sulit dilakukan, πΌ dapat pula ditentukan melalui eksperimen
dengan cara mengukur percepatan πΌ sudut mengelilingi suatu sumbu tetap akibat
bekerjanya suatu torque , βπ yang diketahui, dan kemudia menerapkan hukum
Newton kedua. (Giancoli. 2014 : 262-263)
5. C. ALAT DAN BAHAN
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Neraca Digital
2. Alat Momen Inertia
3. Jangka Sorong
4. Bola Pejal
5. Silinder Pejal
6. Silinder Berongga
7. 13. Stopwatch
D. LANGKAH PERCOBAAN (MENGHITUNG BENDA)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum momen inertia
2. Ukurlah semua benda
momen inertia dengan neraca
digital
3. Hitunglah masing-masing
diameter luar semua benda
momen inertia.
4. Hotunglah diameter dalam
benda momen inertia (khusus
untuk diameter dalam
8. 5. Hitunglah tinggi semua
benda pada momen inertia
6. Jika telah selesai mengukur
massa, diameter dalam dan
luar, dan tinggi. Catalah
untuk sebagai laporan
sementara.
LANGKAH PERCOBAAN (MENCARI SIMPANGAN)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum momen inertia
2. Ukurlah simpangan tersebut
dengan menggunakan beban
yang disediakan untuk
mendapatkan simpangan
derajat pada momen inertia.
3. Untuk mendapatkan
simapangan disyaratkan
posisi benda dalam keadaan
tenaang agar mendapatkan
data yang valid.
9. 4. Jika sudah dilakukan catatlah
hasil data tersebut untuk
sebagai laporan sementara
pada alat momen inertia.
LANGKAH PERCOBAAN (MENCARI PERIODE DIRI)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum momen inertia
2. Masukinlah batang sebagai
sarana untuk mengukur
periode diri pada momen
inertia.
3. Putar sudut sebesar 270Β°,
lakukan sebenya tiga kali dan
catatlah waktu dari putaran
dengan stopwatch yang telah
disediakan.
4. Jika sudah dilakukan catatlah
hasil data tersebut untuk
sebagai laporan sementara
pada alat momen inertia.
10. LANGKAH PERCOBAAN (MENCARI PERIODE PIRINGAN)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum momen inertia
2. Tarulah piringan momen
inertia diatas alat momen
inertia sebagai mengukur
pirngan pada momen inertia.
3. Putar sudut sebesar 270Β°,
lakukan sebanya tiga kali dan
catatlah waktu dari putaran
dengan stopwatch yang telah
disediakan.
4. Jika sudah dilakukan catatlah
hasil data tersebut untuk
sebagai laporan sementara
pada alat momen inertia.
11. LANGKAH PERCOBAAN (MENCARI PERIODE BENDA)
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan untuk
praktikum momen inertia
2. Tarulah benda momen inertia
diatas alat momen inertia
sebagai mengukur benda
pada momen inertia.
3. Putar sudut sebesar 270Β°,
lakukan sebanyak tiga kali
dari masing-masing benda
dan catatlah waktu dari
putaran dengan stopwatch
yang telah disediakan.
4. Jika sudah dilakukan catatlah
hasil data tersebut untuk
sebagai laporan sementara
pada alat momen inertia.
12. E. DATA PERCOBAAN
A. MOMEN INERTIA MENGUKUR BENDA
Gambar 1. Hasil data pengukuran benda pada momen inertia
No Nama benda
Massa
(g)
Diameter
Luar
(cm)
Diameter
Dalam
(cm)
Tinggi
(cm)
1 Bola pejal 483 g 6,5 cm - -
2 Silinder Pejal 485 g 8,1 cm -
14,1
cm
3
Silinder
Berongga
450 g 7,35 cm 6,25 cm 5,4 cm
4 Piringan 213 510 g 21,6 cm - 1,9 cm
5 Piringan 714 476 g 17,3 cm - 2,9 cm
6 Kerucut 483 g 14,1 cm - 12,2 cm
13. B. MOMEN INERTIA MENGUKUR SIMPANGAN
Gambar 2. Hasil data pada pengukuran simpangan pada momen inertia
C. MOMEN INERTIA MENGUKUR PERIODE DIRI
M (g)
Simpangan
π πππ‘ (Β°)
1 2 3 π πππ‘ (Β°)
50 29Β° 29Β° 29Β° 29Β°
100 41Β° 41Β° 38Β° 40Β°
150 45Β° 44Β° 43Β° 44Β°
200 47Β° 48Β° 50Β° 48,33Β°
250 54Β° 54Β° 55Β° 54,33Β°
14. Gambar 3. Hasil data pengukuran periode diri pada momen inertia
D. MOMEN INERTIA MENGUKUR PERIODE BENDA
Gambar 4. Hasil data pengukuran periode benda pada momen inertia
Waktu 3 getaran
T (s)
t t t
16,8 s 16,6 s 16,8 s 5,58 s
No Nama Benda
Waktu 3 Getaran
T (s)
t t t
1 Bola Pejal 4 s 4,2 s 4,2 s 1,43 s
2 Silinder pejal 3,2 s 3,4 s 3,4 s 1,11 s
3
Silinder
Berongga
3,6 s 3,8 s 3,8 s 1,23 s
4 Piringan 213 8,0 s 8,0 s 8,2 s 2,69 s
5 Piringan 714 6,0 s 6,2 s 6,2 s 2,04 s
6 Kerucut 4,0 s 3,8 s 4,2 s 1,32 s
15. E. MOMEN INERTIA MENGUKUR PERIODE PIRINGAN
Gambar 5. Hasil data pengukuran periode piringan pada momen inertia
1 (cm)
Waktu 3 Getaran
T (s)
t t t
0 6,8 s 6,8 s 7,0 s 2,29 s
2,5 7,0 s 7,0 s 7,0 s 7,00 s
5 8,0 s 8,0 s 7,8 s 1,23 s
7,5 8,8 s 9,0 s 9,0 s 2,98 s
10 10,2 s 10,2 s 10,0 s 3,38 s
25. G. PEMBAHASAN
Pada percobaan moment inertia ini bahwasannya besarnya momen inersia
bergantung pada berbagai macam seperti bentuk bendanya, jari-jarinya, dan massa
bendanya, ada penentuan bahwasannya momen inertia tertentu seperti bola pejal,
bentuk segiempat atau bentuk yang lain itu cenderung lebih mudah ketimbang pada
momen inertia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau beraturan. bentuk
yang tidak beraturan dalam hal ini tidaklah bisa dihitung jari-jarinya sehingga
muncul istilah jari-jari dalam bentuk benda tersebut.
Benda tegar yang akan dicari pada moment kelembaman dalam praktikum moment
inertia ini yang kami lakukan adalah bola pejal, silinder pejal, silinder berongga,
piringan 213, piringan 714, dan kerucut. Jari-jari pada benda tegar tersebut antara
lain adalah pad abola pejal 0,065 cm, pada silinder pejal 0,081 cm, pada silinder
berongga 0,0735 cm untuk diameter luar, dan diameter dalam 0,0625, pada piringan
213 mempunyai jari-jari 0,216 cm, pada piringan 714 mempunyai jari-jari 0,173
cm, dan yang terakhir pada jari-jari kerucut 0,141 cm, sedangkan untuk massa
benda tegar adalah pada bola pejal 0,483 kg, untuk silinder pejal 0,485 kg, untuk
silinder berongga 0,45 kg, untuk piringan 213 adalah 0,51 kg, untuk piringan 714
adalah 0,476 kg, dan pada kerucut sebesar 0,483 kg, dan besar sudut
menyimpangnya adalah 270Β°.untuk menentukan benda tegar moment inertia
dibutuhkan alat dengan momen inertia dan kemudian diberi simpangan 270Β°. Benda
tegar diletakkan diatas alat momen inertia dan diberi simpanagan sebesar 270Β°, lalu
melepaskannya dan membiarkanya berhenti berotasi kemudian catatlah waktu
selama berotasi dengan stopwatch.
Waktu yang dibutuhkan masing-masing benda tegar untuk berhenti berotasi adalah
untuk bola pejal 4,3 s, silinder pejal 3,33 s, silinder berongga, 3,7 s, piringan 213
adalah 8,06 s, piringan 714 adalah 6,13 s, dan pada kerucut adalah 4,0 s, dalamuji
coba pada praktikum momen inertia adalah untuk mengatahu simpangan digunakan
alat bantu yaitu alat momen inertia ditengkurapkan serta beban digantung pada alat
momen inertia agar mengatahui simpangan pada praktikum momen inertia ini, pada
beban 50 g mendapatkan hasil rata-rata simpangannya adalah 29Β°, pada beban 100
g mendapatkan 40Β°, pada beban 150 g mendapatkan simpangan yaitu 44Β°, pada
beban 200 g mendapatkan simpangan sembesar 48,33Β°, dan pada massa benda 250
g mendapatkan beban sebesar 54,33Β°.
Waktu periode pada mencari periode dalam lima getaran adalah dengan menjumlah
kan hasil waktu yang kemudian dibagi dari banyaknya jumalah tersebut baru dibagi
dengan lima getaran seperti data yang didapatkan hasil rata-rata adalah 16,73 dibagi
3 yaitu 5,58 ini adalah baru mendapatkan hasil jumlah dibagi dengan banyak nya
jumlaj, seperti yang disebutkan untuk mendapatkan periode lima getaran adalah
5,58 akan dibagi 5 yang hasilnya adalah 1,116 s, ini adalah periode diri dalam lima
26. getaran, seterusnya pun sama untuk menentukan periode getaran menggunakan cara
yang sama.
Dalalm hal menentukan periode benda tegar adalah waktu getaran yang dibutuhkan
adalah pada bola pejal 1,43 s, untuk silinder pejal 1,11 s, untuk silinder berongga
1,23 s, untuk piringan 213 getaran yang dibutuhkan adalah 2,69, pada piringan 714
sebesar 2,04 s, dan yang terakhir pada kerucut waktu lima getaran yang dibutuhkan
adalah 1,32 s.
Begitupun sama dengan mencari periode piringan yang pertama pada di titik pusat
0 cm, mendapatkan periode lima getaran sebesar 2,29 s, pada jarak 2,5 cm yaitu
2,32 s, pada jarak 5 cm, yaitu 2,62 cm, pada jarak 7,5 cm yaitu 2,98 cm, dan yang
terakhir pada jarak 10 cm waktu getaran yang dibutuhkan adalah 3,38 cm.
Dari data tersebut kita memperoleh hasil moment inertia benda menurut teori,
secara moment inertia pada bola pejal adalah 0,0008 ππ π2
silinder pejal adalah
0,0016 kg m2
, pada silinder berongga 0,0021 kg m2
, pada piringan 213 dengan
inersia 0,0012 kg m2
, pada piringan 714 inersiannya adalah 0,007 kg m2
, dan pada
kerucut dengan inertia sebesar 0,003 kgm2
. nilai-nilai yang diperoleh secara teori,
menunjukkan bahwa besarnya nilai momen inersia berbanding lurus dengan jari-
jari benda tegar.artinya, makin besar jari-jarinya, maka makin besar pula nilai
momen inersianya karena setiap benda yang mengalami gerak rotasi maka sebuah
benda yang mengalaminya akan menyimpan energi pada benda tersebut artinya jika
contoh kecilnya adalah gangsing, kitabandingkan ada dua buah gangsing yang satu
lebih kecil dan yang satunya lagi lebih besar ketika diputar secara bersamaan maka
yang akan habis duluan energinya adalah ganggsing yang lebih kecil karena pada
ganggsing yang lebih kecil ia hanya sedikit menyimpan energi dan akan cepat habis
energinya pula, beda halnya jika pada ganggsing yang lebih besar ia akan
menyimpan lebih banayak energi sehingga bisa berputar sesuai dengan energi yang
dimiliki pada ganggsing yang lebih besar itu sendiri. Namun hal ini sejalan dengan
nilai yang diperoleh secara teori. nilai momen inersia yang paling besar adalah
momen inersia pada kerucut sedangkan benda tegar yangmemiliki jari-jari terbesar
adalah piringan 213.
Namun kami tetap dapat memahami bahwa yang mempengaruhi besarnya momen
inersia suatu benda tegar yaitu massa benda, jari-jari rotasi, besar simpangan, dan
waktu rotasinya.ketidak sesuaian antara nilai momen inersia yang diperoleh secara
teori disebabkan karena beberapa faktor diantaranya pengukuran pada silinder
berongga dengan menggunakan jangka sorong, mengukur simpangan yang kurang
tepat, memutar sudut simpangan 270Β°, dan praktikan kurangteliti saat menggunakan
alat tersebut ataupun saat membaca nilai yang ada pada momen inersia.
.
27. H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
Apa yang dimaksud dengan :
1. Pusat gravitasi
Jawab :
Pusat gravitasi adalah pusat gravitasi disebut juga pusat berat
merupakan titik dimana gaya berat suatu benda tegar bekerja. Dengan
kata lain, pusat dari seluruh gaya berat (gaya gravitasi) dari benda
tersebut serta titik yang dilalui oleh garis kerja dari resultan gayaberat
sistem benda.
2. Pusat massa
Jawab :
Pusat massa adalah pusat massa menunjukkan rata rata-rata letak massa
sistem danjuga juga menunjuk posisi tempat seolah-olah olah massa
sistem terkumpul. letak pusat massa tetap dalam hubungannya dengan
tubuh benda. titik tangkap dari resultan gaya berat pada setiap anggota
sistem dari pusat massa yang nilainya sama dengan nol.
3. Pusat perkusi (pusat osilasi)
Jawab :
Pusat perkusi adalah titik di mana suatu impak (pukulan, tumbukan)
tegak lurus di titik itu membuat satu titik lain tidak bergerak. titik yang
mempunyaiarah kecepatan rotasi yang sama/searah dan
menyebebkan kecepatan titik tersebut adalah 0 dan titik ini mempunyai
kecepatan rotasi disamping kecepatan translasi.
4. Pusat isolasi
Jawab :
sistem ayunan sederhana yang merupakan titik pada benda batangan
yang tidak mempunyai poros.
5. Bagaimana menentukan nilai jangka sorong dengan menggunakan
rahang atas ?
Jawab :
Misal pada jangka sorong A. Hasil pengukuran suatu benda kerja
dengan menggunakan jangka sorong ketelitian 1/128 inch adalah
sebagai berikut :
28. Gamabar . nilai jangka sorong dengan menggunakan rahang atas.
Seperti gambar diatas 1 inchi = 16 bagian skala utama, so maka : 1
Skala Utama = 1/16 Inchi dan dalam 1 Skala utama terdapat 8 skala
nonius, oleh karena itu dibagi 8 skala Nonius. Maka = 1/16 : 8 = 1/128.
A. Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius : pada
strip ke-7, Maka : 1/16 x 7 = 7/16.
b. Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka : 1/128 x 7 = 7/128.
Jadi hasil pengukuran benda kerja adalah = 7/16 + 7/128 = 56/128 +
7/128 = 63/128 inch.
Jadi hasilnya dari pengukuran jangka sorong dengan rahang atas adalah
63/128 inch.
6. Bagaimana mencari konstanta berdasarkan massa dan periode ?
Jawab :
Pada dasarnya, gerak harmonik merupakan gerak melingkar beraturan
pada salah satu sumbu utama.artinya gerak harmonik juga sebagai
salah satu dari bagian momen inertia, Oleh karena itu, periode dan
frekuensi pada pegas dapat dihitung dengan menyamakan antara gaya
pemulih (F = -kX) dan gaya sentripetal (F = -4Ο2
mf2
X).
-4Ο2
mf2
X = -kX
4Ο2
mf2
= k
So, π =
1
2π
β
π
π
atau π = 2πβ
π
π
Periode dan frekuensi sistem beban pegas hanya bergantung pada massa
dan konstanta gaya pegas.
29. I. KESIMPULAN.
Berdasarkan hasil percobaan momen inersia yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Benda tegar bergantung pada bentuk benda tersebut, massa benda dan juga
pada letak sumbu putar tersebut.
2. Rumus-rumus untuk menghitung benda yang satu dan yang lainnya pun
berbeda.
3. Rumus-rumus yang berbeda tersebut hanya digunakan saat kita menentukan
momen inersia suatu benda secara matematis.
4. bahwa yang mempengaruhi besarnya momen inersia suatu benda tegar yaitu
massa benda, jari-jari rotasi, besar simpangan, dan waktu rotasinya.
5. ketidak sesuaian antara nilai momen inersia yang diperoleh secara teori
disebabkan karena beberapa faktor diantaranya pengukuran pada silinder
berongga dengan menggunakan jangka sorong, mengukur simpangan yang
kurang tepat, memutar sudut simpangan 270Β°, dan praktikan kurangteliti
saat menggunakan alat tersebut ataupun saat membaca nilai yang ada pada
momen inersia.
J. SARAN DAN KOMENTAR
1. Saat melakukan praktikum momen inersia, dalam percobaan menentukan
momen kelembaman (inersia) benda tegar ini terdapat kesalahan-kesalahan
tertentu yang menyebabkan ketidakcocokan antara mengayun benda
mencocokkan/menghitung waktu benda saat diayun menggunakan
stopwatch.
2. Saat melakukan praktikum momen inersia kesalahan juga dapat terjadi saat
kita menentukan/mengukur besaran-besaran pada benda tersebut
menggunakan penggaris.
3. Saat melakukan praktikum momen inersia, praktikan diperlukan tingkat
ketelitian dan keseriusan yang tinggi.
4. Saat melakukan praktikum momen inersia, praktikan diperlukan kekerja
samaan dalam mengambil data mentah saat praktikum momen inersia
sedang berlangsung.
30. K. DAFTAR PUSTAKA
β’ file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.../6._momentum_linier_dan_tumbuka
n.pdf.
β’ http://meylaniarifmuhaimah.blogspot.co.id/2014/11/m3-momen-
kelembaman.html.
β’ Bramasti, Rully. 2012. Kamus Fisika. Surakarta : Aksarra Sinergi Media.
β’ Duncan, Tom. 1973. Advance Physics. London : By Hodder Education.
β’ Sears dan Zemansky. 2001. Fisika Universitas. Hugh D. Young & Roger
A. Freedman. Erlangga. Jl. H. Baping raya no. 100 : Jakarta.
β’ Giancoli, Douglas C. Fisika Eidisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Lampiran :