1. Petrologi Batubara
• Petrologi batubara adalah ilmu yang mempelajari
komponen organik pembentuk batubara melalui
pengamatan mikroskopis (petrografi batubara).
• Untuk mempelajari petrologi batubara harus ditinjau dari
dua aspek yaitu jenis dan derajat batubara (coal type &
coal rank).
• Jenis batubara (coal type) berhubungan dengan jenis
tumbuhan pembentuk batubara dan perkembangannya
dipengaruhi oleh proses kimia dan biokimia selama
proses penggambutan.
• Batubara bukan merupakan benda homogen, melainkan
terdiri dari bermacam-macam komponen dasar bahan
organik yang dinamakan MASERAL.
• Maseral terbagi menjadi 3 kelompok utama yaitu
huminite (vitrinite), exinite (liptinite) dan inertinite.
Ketiga kelompok maseral tersebut dapat dibedakan dari
kenampakan di bawah mikroskop, tumbuhan asal dan
sifat-sifat fisik dan kimia yang dimiliki (Stach dkk., 1982
dan Bustin dkk., 1983).
2. MASERAL :
• Secara mikroskopis bahan-bahan organik
pembentuk batubara disebut maseral
(maceral), analog dengan mineral dalam
batuan. Istilah ini pada mulanya
diperkenalkan oleh Stopes (1935) untuk
menunjukkan material terkecil penyusun
batubara yang hanya dapat diamati di
bawah mikroskop.
3. • Standart penamaan klasifikasi maseral :
standart Jerman, International Commitee
for Coal Petrology (ICCP) 1975;1994.
Standart Australia AS 2856 1986.
4. • Maseral dalam batubara dapat dikelompokkan dalam 3
(tiga) grup utama yaitu grup huminite (vitrinite), exinite
(liptinite), dan inertinite. Pengelompokkan ini didasarkan
pada bentuk, morfologi, ukuran, relief, struktur dalam,
komposisi kimia, warna pantulan, intensitas refleksi, dan
tingkat pembatubaraannya.
Secara umum batubara didominasi oleh maseral huminite
(vitrinite) (>70%) karena berasal dari jaringan sellulosa
tumbuhan kayu.
Liptinite (Exinite) berasal dari material resinous:
spora, pollen, algae, phytoplankton
Inertinite berasal dari karbon yang mudah teroksidasi
5. Maseral Batubara
Grup Maseral Sifat
Huminite
(Vitrinite)
- Berasal dari jaringan kayu dan kulit kayu.
- Di bawah mikroskop : berwarna merah orange (dalam cahaya tembus) &
abu-abu (dalam cahaya pantul).
- Fluorecence terlihat sangat lemah.
Liptinite
(Exinite)
- Berasal dari kulit ari, spora, tepung sari, ganggang, phytoplankton.
- Di bawah mikroskop : berwarna kuning sampai kuning muda (dalam
cahaya tembus) dan abu-abu tua dalam cahaya pantul.
- Autofluorescence sangat kuat dalam cahaya biru, violet dan ultraviolet.
Inertinite - Berasal dari perubahan secara biokimia kayu dan jaringan lain dan
senyawa-senyawa yang teroksidasi.
- Di bawah mikroskop : berwarna coklat sampai opak (dalam cahaya
tembus) dan abu-abu muda, putih sampai putih kekuning-kuningan
(dalam cahaya pantul).
- Tidak terlihat flourescence.
7. INDIKATOR FASIES BATUBARA
Grup
Maseral
Sub-Grup/Maseral Maseral
Vitrinite
(Huminite)
Telovitrinite(Humotelinite) Batang, dahan, akar dan serta daun
Detrovitrinite (Humodetrinite) Detritus yang berasal dari pecahan vitrinite lainnya
Gelovitrinite (Humocollinite) Dari jaringan berstruktur koloid
Liptinite
(Exinite)
Sporinite Spora
Cutinite Kutikula
Resinite Resin
Suberinite Serat gabus
Fluorinite
Liptodetrinite Detritus liptinite lain
Exudatinite Sekunder (bitumen)
Alginite Algae
Bituminite
Inertinite
Teloinertinite
Komponen tumbuhan yang terbakar dan teroksidasiDetroinertinite
Geloinertinite
Klasifikasi maseral menurut standart Australia (AS 2586-1986)
11. • Penggambutan:
- Proses diagenesis: perubahan biokimia (mikrobial & kimia)---biochemical
coalification
- Perubahan struktur dalam paling cepat terjadi pada kondisi reduksi pada
kedalaman sekitar 0.5m dalam layer peatigenic—terbentuk asam humin
(didominasi maseral huminite/vitrinite kaya Oksigen dan sebagian kecil
maseral inertinite)
- Bakteri aerobnya adalah actinomis dan fungi aktif
- Kehidupan mikrobial akan berkurang dan akhirnya musnah pada kedalaman
10m (kondisi anaerob), yg terjadi adalah perubahan kimiawi (terbentuk
maseral exinite/liptinite kaya Hidrogen) yaitu:kondensasi, polimerisasi
• Pembatubaraan:
- Perubahan dari proses diagenesa menuju tahapan pembatubaran
- Perubahan bahan organik karena derajat metamorfosa---geochemical
coalification
- Perkembangan lignite---antrasite
- Selama derajat pembatubaraan maka yang bertambah adalah C
(membentuk maseral inertinite) ;CV;Rv, yang berkurang: H;O;VM
12. Jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di danau dan sikuen yang
dihasilkan dengan perbedaan tipe dari lumpur organik dan
gambut (Overbeck, 1950)
13. Gambut yang terkompaksi hingga menjadi batubara
bituminous (tahap coking coal) ditunjukkan oleh coal
ball dolomitic Seam Khatarina, Rurh Carboniferous (M.
Teichmuller, 1955). Derajat kompresi gambut 7 : 1
16. Proximate
PERAN PETROGRAFI BATUBARA DALAM
UJI KUALITAS BATUBARA
Moisture
Mineral Matter
Volatile Matter
Fixed Carbon
Moisture
Mineral Matter
Hydrogen
Nitrogen
Sulfur
Oxygen
Ultimate
Carbon
Moisture
Mineral Matter
Vitrinite
Liptinite
Maceral
Inertinite
17. Parameter rank batubara (Coal Rank)
Rank merupakan tahapan yang telah dicapai oleh
bahan organik dalam proses pembatubaraan dalam
derajat metamorfosa (berdasar pada beberapa
parameter:Calorivic Value, Reflektan Vitrinite, Volatile
Matter,Carbon).
Tahapan/Rank batubara:lignite,sub-
bituminus,bituminus,semiantrasit,antrasit.
22. • Taylor,G.H.,M.Teicmuller,A.Davis,C.F.K.Diessel, R.Littke,
P.Robert. (1998) Organic Petrology. Gebruder Borntraeger,
Berlin, Stuggart.
• Stach,E.,et.all. (1982) Stach’s Textbook of Coal Petrology.
Gebruder Borntraeger, Berlin,Stuggart.
• ICCP System 1994. The new inertinite classification
DAFTAR PUSTAKA
23. • Kondensasi : penggabungan 2 molekul atau
lebih yang sama atau yang berlainan dengan
atau tanpa pengeluaran senyawa yang
sederhana sehingga batubara menjadi padat
(pemadatan).
• Polimer : penggabungan 2 molekul atau lebih
dari senyawa yang sama/berlainan (monomer)
menjadi satu molekul (polimer)