SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
Sosialisasi Program dan Sertifikasi Bebas Frambusia
Kamis dan Jumat, 31 Agustus 2023- 1 September 2023
dr. Yudo Irawan, SpKK, Subsp. Ven.
Pendahuluan
Pengobatan
Tatalaksana individu
Tatalaksana komunitas (endemis)
Tatalaksana komunitas (non endemis)
POPM
Outline
Penyakit infeksi kronik berulang, mengenai
kulit-tulang-tulang rawan-kuku.
Treponema Pallidum sub. Pertenue.
Kecacatan → penurunan kualitas hidup
Sinonim: frambesia, yaws, pian,
buba, puru, patek
Pendahuluan
Dapat sembuh dengan deformitas atau skar.
Masa inkubasi 9-90 hari (rerata 21 hari).
Lesi awal muncul di daerah port d'entrée.
Sering mengenai anak-anak usia <15 tahun,
terutama daerah ekstremitas.
Terbagi dalam 3 stadium, diselingi fase laten.
Pendahuluan
Perjalanan Penyakit
Pendahuluan
Stadium I Stadium 2 Stadium 3
• Papul: Tunggal atau >1
(multipel)
• Papiloma
• Nodul
• Ulkus basah
• Krusto papilloma
Sama seperti stadium 1 tapi
tersebar, banyak.
Selain itu dapat mengenai:
• Telapak kaki/tangan:
penebalan, pecah-pecah
• Kelainan tulang: osteoporosis,
jari bengkak, nyeri
• Kelainan kuku
Gumma (benjolan, perlunakan,
dan destruktif à cacat)
• Ganggosa (hidung keropos)
• Juxta articular nodus
(benjolan pada sendi)
• Kelainan tulang, seperti
pedang
• Gondou: benjolan di tulang
• Penebalan, pecah-pecah,
nyeri pada telapak
tangan/kaki
Early (dini)
Sangat menular
Late (lanjut)
Tidak/kurang menular
Dokumentasi Yudo, Halmahera Barat 2018
Pendahuluan
Pendahuluan
Upaya Penemuan Kasus
Pemeriksaan
sasaran
Koreng (bukan
trauma)
Suspek
Konfirmasi
RDT
Positif = Kasus
PENGOBATAN
Pengobatan
Obat yang digunakan untuk mengobati Frambusia:
• Guideline WHO tahun 1950-an: lini pertama Penisilin
• Dosis berulang dari short- acting benzylpenicillin (ie, aqueous benzylpenicillin) atau
• Injeksi IM dosis tunggal dari sediaan repository benzylpenicillin yang lambat diserap
seperti benzathine benzylpenicillin atau penicillin alumunium monostearate.
• Dosis Benzathin Penicillin 50.000 Unit/KgBB
• Dewasa: 1,2 juta Unit injeksi IM Single Dose
• Anak: 0,6 juta Unit injeksi IM Single Dose
• Sejak tahun 2012à Morges strategy WHO à mulai digunakan azitromisin dosis
tunggal
• Dosis Azitromisin 30 mg/KgBB (maksimal 2gr)
Pengobatan
Obat yang digunakan untuk mengobati Frambusia:
• Anak-anak diatas 8 tahun yang alergi Penisilin:
• Tetrasiklin 4x250mg selama 15 hari, atau
• Eritromisin 8mg/KgBB 4x sehariselama 15 hari
• Dewasa yang alergi Penisilin:
• Tetrasiklin 4x500mg selama 15 hari, atau
• Doksisiklin 2x100mg selama 15 hari, atau
• Eritromisin 4x500mg selama 15 hari
Pengobatan
Pengobatan
SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal
Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
Pengobatan
Pengobatan dengan Azitromisin
Evaluasi Pengobatan dilakukan
pada hari ke- 7, ke-15, ke-30
Sebelum diobati
Setelah diobati
Pengobatan dengan
Azithromisin
Kasus di Halbar, 2018
Pengobatan
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
Kasus di Jayapura, 9 October 2008
Pengobatan
Pengobatan dengan
Benzatin Penicilin
Kegiatan Penanggulangan pada Daerah Endemis
Promosi Kesehatan
Edukasi PHBS: menjaga kebersihan perorangan
Strategi:
• Advokasi
• Pemberdayaan masyarakat
• Kemitraan
Komunitas SosEk rendah
(kemiskinan, padat, gizi buruk)
Kebersihan personal (PHBS)
Lingkungan buruk (akses air
bersih, sanitasi)
Kasus anak sebagai reservoar
Faktor Risiko
Pengendalian Faktor Risiko
Tujuan memutuskan mata rantai penularan:
• Peningkatan kesadaran kontak untuk diperiksa
• Penemuan kasus dan kontak secara dini
• Penggunaan air bersih dan sabun
• Penatalaksanaan dan pengobatan kasus dan kontak
• Ketersediaan obat dan tatakelola yang baik
Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal
(POPM) Frambusia
Strategi utama: Intensifikasi penemuan kasus dan pelaporan sedini
mungkin ke DinKEs Kab/Kota
Tujuan POPM: menghentikan penularan di seluruh Kab/Kota secara
cepat dan efisien
Metode POPM:
• POPM total penduduk pada desa endemis
• Intensifikasi surveilans paska POPM
• Pengobatan kasus dan kontak pada tiap kasus frambusia yang
ditemukan
Surveilans Frambusia
1. Penemuan kasus, pengolahan data, analisis, dan pelaporan kasus
2. Upaya penemuan dini
3. Pemetaan endemisitas dan risiko penularan
4. Monitoring dan evaluasi kegiatan POPM
5. Survei serologi
6. Penetapan Kab/Kota bebas Frambusia
Kegiatan Penanggulan pada Daerah
Bebas Frambusia
Hal yang Harus Diperhatikan pada Daerah yang
Sudah Dinyatakan Bebas Frambusia
• Seluruh masyarakat mengerti tanda dini Frambusia
• Seluruh tenaga kesehatan kompeten menetapkan suspek dan
mendiagnosis frambusia
• Logistik untuk penunjang diagnosis dan pengobatan tersedia
• Surveilans berkinerja baik
• Dukungan spesialistik/sistem rujukan untuk kasus meragukan
POPM
PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL
Kab/Kota Endemis Frambusia bila: ditemukan
minimal 1 kasus
• Min 1 kasus di desa yang belum pernah
ditemukan kasus frambusia
• Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan
• POPM sebelumnya namun cakupan < 90%
• Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%
POPM
(semua pddk
desa)
1 – 9 kasus di desa yang sudah
dilakukan POPM sebelumnya
dengan cakupan ≥ 90%
Pengobatan
kasus dan kontak
Definisi
kontak
erat
Semua orang
yang tinggal
serumah
Tetangga
sekitar
Teman
bermain
sehari-hari
Teman
sekelas
Kontak sosial
dengan interaksi
lebih dari 20 jam
seminggu
Beberapa Ketentuan (PMK No. 8/2017)
POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang dinyatakan oleh Ka Dinkes
kabupaten/kota setelah memenuhi kriteria penemuan paling sedikit 1 kasus pada
wilayahnya
Pasal 9
• POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk kontak-kasus.
• Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial dengan
penduduk desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi yang meliputi: kontak
serumah, kontak bermain, kontak bekerja, kontak bertetangga, kontak sekolah dan
kontak lainnya
Pasal 10
• penduduk sasaran usia 2 – 69 th
• ditunda pemberiannya pada: bumil, sakit berat, riwayat alergi obat azitromisin
Pasal 11
•POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis.
•Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas.
•Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan reaksi pasca minum obat.
Pasal 12
•Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan POPM Frambusia.
•Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera setelah pelaksanaan POPM Frambusia.
Pasal 13
DOSIS
Nama Obat
Umur
(tahun)
Dosis
Cara
Pemberian
Lama
Pemberian
Azitromisin
tablet
2-5 500mg
Per Oral
DOSIS
TUNGGAL
6-9 1000mg
10-15 1500mg
16-69 2000mg
*Kasus <2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga
sakit berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya
dikonsultasikan ke dokter
KIPO
KEJADIAN IKUTAN PASKA MINUM OBAT
Farmakokinetik Azitromisin
• Absorpsi dengan cepat dalam system pencernaan
• Kadar konsentrasi tertinggi dalam tubuh dicapai 2-3 jam, dengan
kadar plasma maksima (Cmax) 0,4-0,45 mg/L.
• Kadar pada jaringan lebih tinggi ± 100 kali daripada di serum
• Masa paruh 68 jam
• Ekskresi via empedu dan urin
• Pemberian dosis tunggal azitromisin sama dengan paparan selama
5 hari
Kontraindikasi, Toksisitas, dan Efek Samping
• Kontraindikasi: Riwayat alergi azitromisin sebelumnya, gangguan
hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran empedu
• ESO: diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat
• Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan
• Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan
catatan denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung dengan
cermat
• Perhatian khusus: tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang
dengan gangguan fungsi hati
Keamanan Pemberian Azitromisin per Oral
• Tidak ada perbedaan keberhasilan pengobatan dengan penisilin
benzatin injeksi
• Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi
• Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang,
Sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah,
sakit perut) à AMAN
• Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak diberikan
obat hingga 2 minggu.
Efek Samping Obat dan Penanganan
Efek samping yang SERING: pada saluran cerna dengan gejala mual, muntah dan diare, nyeri
abdomen
Efek samping yang JARANG: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal, dan gangguan
indra penciuman dan pengecap
Pengobatan KIPO adalah dengan pemberian obat sesuai keluhan
Jika ringan rujuk ke petugas Kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa menangani, rujuk ke dokter
atau RS terdekat.
Obat Antisipasi KIPO
Disediakan di fasilitas perlayanan Kesehatan (Puskesmas/RS)
1. Epinefrin/adrenalin injeksi
2. Kortikosteroid injeksi (deksametason/metil prednisolon)
3. Difenhidramin injeksi
4. Cairan infus RL atau NaCl 0,9%
5. CTM tab
6. Prednison tab, deksametason tab
7. Antasida tab
8. Paracetamol tab
9. Ranitidin tab
10. Domperidon tab
Referensi
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf

docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptxdocdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
ssusera4e147
 
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.pptKEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
SamsulJuna
 

Similar to Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf (20)

LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anakLAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
LAPSUS SCABIES TARMIJI.pptx twrkait scabies pada anak
 
SOSIALISASI KADER TPE POPM FILARIASIS
SOSIALISASI KADER TPE POPM FILARIASISSOSIALISASI KADER TPE POPM FILARIASIS
SOSIALISASI KADER TPE POPM FILARIASIS
 
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANANKULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
KULIAH ANTIBIOTIKA FARMASI DAN KEBIDANAN
 
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdfdr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
dr Alvina Widhani - Profilaksis pasca paparan HIV.pdf
 
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptxSosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
 
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalianPokok Bahasan 3 upaya pengendalian
Pokok Bahasan 3 upaya pengendalian
 
docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptxdocdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
docdownloader.com_5-metode-kontrasepsi-bkkbnppt.pptx
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
Antibiotik done
Antibiotik doneAntibiotik done
Antibiotik done
 
antibiotika-profilaksisppt.pptx
antibiotika-profilaksisppt.pptxantibiotika-profilaksisppt.pptx
antibiotika-profilaksisppt.pptx
 
BST - Kandidiasis.pptx
BST - Kandidiasis.pptxBST - Kandidiasis.pptx
BST - Kandidiasis.pptx
 
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.pptKEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt
 
93394402 leaflet-ssj-docx
93394402 leaflet-ssj-docx93394402 leaflet-ssj-docx
93394402 leaflet-ssj-docx
 
Case kecamatan
Case kecamatanCase kecamatan
Case kecamatan
 
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi OportunistikTatalaksana Infeksi Oportunistik
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
 
168250845 20-jenis-obat
168250845 20-jenis-obat168250845 20-jenis-obat
168250845 20-jenis-obat
 
168250845 20-jenis-obat
168250845 20-jenis-obat168250845 20-jenis-obat
168250845 20-jenis-obat
 
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptxFarmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
Farmakologi Urogenitalia in Kidney Disease.pptx
 
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptxOBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
 
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
indahningsih541
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
riska190321
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
SriHandayaniLubisSpd
 

Recently uploaded (20)

PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah Penggerak 1.pptx
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.docKISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
KISI KISI SAS GENAP-PAI 7- KUMER-2023.doc
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docxKisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
Kisi-kisi soal IPA 8.docx 2023-2024.docx
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 

Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf

  • 1. Sosialisasi Program dan Sertifikasi Bebas Frambusia Kamis dan Jumat, 31 Agustus 2023- 1 September 2023 dr. Yudo Irawan, SpKK, Subsp. Ven.
  • 2. Pendahuluan Pengobatan Tatalaksana individu Tatalaksana komunitas (endemis) Tatalaksana komunitas (non endemis) POPM Outline
  • 3. Penyakit infeksi kronik berulang, mengenai kulit-tulang-tulang rawan-kuku. Treponema Pallidum sub. Pertenue. Kecacatan → penurunan kualitas hidup Sinonim: frambesia, yaws, pian, buba, puru, patek Pendahuluan
  • 4. Dapat sembuh dengan deformitas atau skar. Masa inkubasi 9-90 hari (rerata 21 hari). Lesi awal muncul di daerah port d'entrée. Sering mengenai anak-anak usia <15 tahun, terutama daerah ekstremitas. Terbagi dalam 3 stadium, diselingi fase laten. Pendahuluan Perjalanan Penyakit
  • 5. Pendahuluan Stadium I Stadium 2 Stadium 3 • Papul: Tunggal atau >1 (multipel) • Papiloma • Nodul • Ulkus basah • Krusto papilloma Sama seperti stadium 1 tapi tersebar, banyak. Selain itu dapat mengenai: • Telapak kaki/tangan: penebalan, pecah-pecah • Kelainan tulang: osteoporosis, jari bengkak, nyeri • Kelainan kuku Gumma (benjolan, perlunakan, dan destruktif à cacat) • Ganggosa (hidung keropos) • Juxta articular nodus (benjolan pada sendi) • Kelainan tulang, seperti pedang • Gondou: benjolan di tulang • Penebalan, pecah-pecah, nyeri pada telapak tangan/kaki Early (dini) Sangat menular Late (lanjut) Tidak/kurang menular
  • 6. Dokumentasi Yudo, Halmahera Barat 2018 Pendahuluan
  • 7. Pendahuluan Upaya Penemuan Kasus Pemeriksaan sasaran Koreng (bukan trauma) Suspek Konfirmasi RDT Positif = Kasus
  • 10. Obat yang digunakan untuk mengobati Frambusia: • Guideline WHO tahun 1950-an: lini pertama Penisilin • Dosis berulang dari short- acting benzylpenicillin (ie, aqueous benzylpenicillin) atau • Injeksi IM dosis tunggal dari sediaan repository benzylpenicillin yang lambat diserap seperti benzathine benzylpenicillin atau penicillin alumunium monostearate. • Dosis Benzathin Penicillin 50.000 Unit/KgBB • Dewasa: 1,2 juta Unit injeksi IM Single Dose • Anak: 0,6 juta Unit injeksi IM Single Dose • Sejak tahun 2012à Morges strategy WHO à mulai digunakan azitromisin dosis tunggal • Dosis Azitromisin 30 mg/KgBB (maksimal 2gr) Pengobatan
  • 11. Obat yang digunakan untuk mengobati Frambusia: • Anak-anak diatas 8 tahun yang alergi Penisilin: • Tetrasiklin 4x250mg selama 15 hari, atau • Eritromisin 8mg/KgBB 4x sehariselama 15 hari • Dewasa yang alergi Penisilin: • Tetrasiklin 4x500mg selama 15 hari, atau • Doksisiklin 2x100mg selama 15 hari, atau • Eritromisin 4x500mg selama 15 hari Pengobatan
  • 13. SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal Azitromisin (30 mg/kg) per oral. Pengobatan
  • 14. Pengobatan dengan Azitromisin Evaluasi Pengobatan dilakukan pada hari ke- 7, ke-15, ke-30 Sebelum diobati Setelah diobati
  • 15. Pengobatan dengan Azithromisin Kasus di Halbar, 2018 Pengobatan
  • 16. Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati Kasus di Jayapura, 9 October 2008 Pengobatan Pengobatan dengan Benzatin Penicilin
  • 18. Promosi Kesehatan Edukasi PHBS: menjaga kebersihan perorangan Strategi: • Advokasi • Pemberdayaan masyarakat • Kemitraan
  • 19. Komunitas SosEk rendah (kemiskinan, padat, gizi buruk) Kebersihan personal (PHBS) Lingkungan buruk (akses air bersih, sanitasi) Kasus anak sebagai reservoar Faktor Risiko
  • 20. Pengendalian Faktor Risiko Tujuan memutuskan mata rantai penularan: • Peningkatan kesadaran kontak untuk diperiksa • Penemuan kasus dan kontak secara dini • Penggunaan air bersih dan sabun • Penatalaksanaan dan pengobatan kasus dan kontak • Ketersediaan obat dan tatakelola yang baik
  • 21. Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal (POPM) Frambusia Strategi utama: Intensifikasi penemuan kasus dan pelaporan sedini mungkin ke DinKEs Kab/Kota Tujuan POPM: menghentikan penularan di seluruh Kab/Kota secara cepat dan efisien Metode POPM: • POPM total penduduk pada desa endemis • Intensifikasi surveilans paska POPM • Pengobatan kasus dan kontak pada tiap kasus frambusia yang ditemukan
  • 22. Surveilans Frambusia 1. Penemuan kasus, pengolahan data, analisis, dan pelaporan kasus 2. Upaya penemuan dini 3. Pemetaan endemisitas dan risiko penularan 4. Monitoring dan evaluasi kegiatan POPM 5. Survei serologi 6. Penetapan Kab/Kota bebas Frambusia
  • 23. Kegiatan Penanggulan pada Daerah Bebas Frambusia
  • 24. Hal yang Harus Diperhatikan pada Daerah yang Sudah Dinyatakan Bebas Frambusia • Seluruh masyarakat mengerti tanda dini Frambusia • Seluruh tenaga kesehatan kompeten menetapkan suspek dan mendiagnosis frambusia • Logistik untuk penunjang diagnosis dan pengobatan tersedia • Surveilans berkinerja baik • Dukungan spesialistik/sistem rujukan untuk kasus meragukan
  • 26. Kab/Kota Endemis Frambusia bila: ditemukan minimal 1 kasus • Min 1 kasus di desa yang belum pernah ditemukan kasus frambusia • Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan • POPM sebelumnya namun cakupan < 90% • Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90% POPM (semua pddk desa) 1 – 9 kasus di desa yang sudah dilakukan POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90% Pengobatan kasus dan kontak
  • 28. Beberapa Ketentuan (PMK No. 8/2017) POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang dinyatakan oleh Ka Dinkes kabupaten/kota setelah memenuhi kriteria penemuan paling sedikit 1 kasus pada wilayahnya Pasal 9 • POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk kontak-kasus. • Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial dengan penduduk desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi yang meliputi: kontak serumah, kontak bermain, kontak bekerja, kontak bertetangga, kontak sekolah dan kontak lainnya Pasal 10 • penduduk sasaran usia 2 – 69 th • ditunda pemberiannya pada: bumil, sakit berat, riwayat alergi obat azitromisin Pasal 11 •POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis. •Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas. •Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan reaksi pasca minum obat. Pasal 12 •Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan POPM Frambusia. •Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera setelah pelaksanaan POPM Frambusia. Pasal 13
  • 29. DOSIS Nama Obat Umur (tahun) Dosis Cara Pemberian Lama Pemberian Azitromisin tablet 2-5 500mg Per Oral DOSIS TUNGGAL 6-9 1000mg 10-15 1500mg 16-69 2000mg *Kasus <2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya dikonsultasikan ke dokter
  • 31. Farmakokinetik Azitromisin • Absorpsi dengan cepat dalam system pencernaan • Kadar konsentrasi tertinggi dalam tubuh dicapai 2-3 jam, dengan kadar plasma maksima (Cmax) 0,4-0,45 mg/L. • Kadar pada jaringan lebih tinggi ± 100 kali daripada di serum • Masa paruh 68 jam • Ekskresi via empedu dan urin • Pemberian dosis tunggal azitromisin sama dengan paparan selama 5 hari
  • 32. Kontraindikasi, Toksisitas, dan Efek Samping • Kontraindikasi: Riwayat alergi azitromisin sebelumnya, gangguan hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran empedu • ESO: diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat • Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan • Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan catatan denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat • Perhatian khusus: tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan fungsi hati
  • 33. Keamanan Pemberian Azitromisin per Oral • Tidak ada perbedaan keberhasilan pengobatan dengan penisilin benzatin injeksi • Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi • Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang, Sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit perut) à AMAN • Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak diberikan obat hingga 2 minggu.
  • 34. Efek Samping Obat dan Penanganan Efek samping yang SERING: pada saluran cerna dengan gejala mual, muntah dan diare, nyeri abdomen Efek samping yang JARANG: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal, dan gangguan indra penciuman dan pengecap Pengobatan KIPO adalah dengan pemberian obat sesuai keluhan Jika ringan rujuk ke petugas Kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa menangani, rujuk ke dokter atau RS terdekat.
  • 35. Obat Antisipasi KIPO Disediakan di fasilitas perlayanan Kesehatan (Puskesmas/RS) 1. Epinefrin/adrenalin injeksi 2. Kortikosteroid injeksi (deksametason/metil prednisolon) 3. Difenhidramin injeksi 4. Cairan infus RL atau NaCl 0,9% 5. CTM tab 6. Prednison tab, deksametason tab 7. Antasida tab 8. Paracetamol tab 9. Ranitidin tab 10. Domperidon tab