Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lanjut usia di Puskesmas Santun Lanjut Usia di Kota Depok. Puskesmas ini memberikan pelayanan skrining kesehatan bagi warga usia 60 tahun ke atas sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Puskesmas ini memiliki fasilitas dan SOP khusus untuk memudahkan pelayanan lanjut usia dan disabilitas, seperti ruang tunggu dan periksa khusus, serta pet
Dokumen tersebut membahas tentang siklus manajemen puskesmas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pada tahap perencanaan, puskesmas menganalisis data kinerja, sumber daya, dan status kesehatan masyarakat untuk merumuskan rencana lima tahunan dan tahunan meliputi rencana usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan."
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
Laporan meninjau capaian target berbagai layanan kesehatan Puskesmas Tanjung Bintang pada bulan September 2021. Sebagian besar target belum tercapai karena dampak pandemi Covid-19 seperti keterbatasan kunjungan pasien dan kendala pelaksanaan program. Dinas Kesehatan merencanakan tindak lanjut melalui advokasi, sosialisasi, dan peningkatan kualitas pelayanan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dokumen tersebut merupakan instrumen akreditasi puskesmas yang berisi 9 bab dan 54 standar akreditasi yang meliputi (1) penyelenggaraan pelayanan puskesmas, (2) kepemimpinan dan manajemen puskesmas, (3) peningkatan mutu puskesmas, (4) upaya kesehatan masyarakat yang berorientasi sasaran, (5) kepemimpinan dan manajemen upaya kesehatan masyarakat, (6) sasaran kinerja dan MDG's, (
Program kesehatan usia lanjut di Sumatera Barat bertujuan untuk meningkatkan kemandirian, produktivitas, dan ketergunaan usia lanjut melalui peningkatan pembinaan dan pelayanan kesehatan, serta koordinasi antara lembaga pemerintah dan swasta. Program ini meliputi peningkatan layanan kesehatan dasar di puskesmas dan rumah sakit, penyuluhan kesehatan, perawatan di rumah, serta pemberdayaan kelompok usia lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lanjut usia di Puskesmas Santun Lanjut Usia di Kota Depok. Puskesmas ini memberikan pelayanan skrining kesehatan bagi warga usia 60 tahun ke atas sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan. Puskesmas ini memiliki fasilitas dan SOP khusus untuk memudahkan pelayanan lanjut usia dan disabilitas, seperti ruang tunggu dan periksa khusus, serta pet
Dokumen tersebut membahas tentang siklus manajemen puskesmas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Pada tahap perencanaan, puskesmas menganalisis data kinerja, sumber daya, dan status kesehatan masyarakat untuk merumuskan rencana lima tahunan dan tahunan meliputi rencana usulan kegiatan dan rencana pelaksanaan kegiatan."
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
Laporan meninjau capaian target berbagai layanan kesehatan Puskesmas Tanjung Bintang pada bulan September 2021. Sebagian besar target belum tercapai karena dampak pandemi Covid-19 seperti keterbatasan kunjungan pasien dan kendala pelaksanaan program. Dinas Kesehatan merencanakan tindak lanjut melalui advokasi, sosialisasi, dan peningkatan kualitas pelayanan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Dokumen tersebut merupakan instrumen akreditasi puskesmas yang berisi 9 bab dan 54 standar akreditasi yang meliputi (1) penyelenggaraan pelayanan puskesmas, (2) kepemimpinan dan manajemen puskesmas, (3) peningkatan mutu puskesmas, (4) upaya kesehatan masyarakat yang berorientasi sasaran, (5) kepemimpinan dan manajemen upaya kesehatan masyarakat, (6) sasaran kinerja dan MDG's, (
Bab 1-5 standar dan instrumen akreditasi puskesmas mencakup lima bab yang membahas tentang kepemimpinan, manajemen, pelayanan UKM dan UKP, program prioritas nasional, serta peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas. Standar dan kriteria diuraikan dalam 171 elemen penilaian untuk memastikan kinerja puskesmas sesuai ketentuan peraturan perundangan.
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana aksi global, regional, dan nasional untuk eliminasi rabies melalui tiga tujuan perubahan sosial yaitu (1) menggunakan vaksin, obat-obatan, alat dan teknologi secara efektif, (2) menghasilkan, menginovasi dan mengukur dampak, serta (3) mempertahankan komitmen dan sumber daya untuk mencapai target eliminasi rabies pada 2030.
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
Pedoman ini memberikan ringkasan singkat tentang pedoman tatalaksana COVID-19 di Indonesia yang mencakup definisi kasus, protokol skrining dan triase, keselamatan tenaga medis, penegakan diagnosis, panduan tatalaksana, pedoman pelaksanaan konsultasi dan tindakan medis, penanganan perioperatif, serta penanganan jenazah pasien terkait COVID-19. Pedoman ini disusun untuk memudahkan tenaga medis dalam mengakses informasi terkini terkait penanganan COVID-
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptxBayuKurniawan458691
Dokumen tersebut memberikan analisis terhadap masalah-masalah yang ada di ruang IGD rumah sakit dan memberikan solusi-solusi untuk mengatasinya. Masalah utama yang diidentifikasi adalah kurangnya penerapan Sasaran Keselamatan Pasien yang dapat meningkatkan risiko kesalahan identifikasi dan infeksi pasien. Beberapa alternatif solusi yang diusulkan antara lain sosialisasi pentingnya keselamatan pasien, regulasi jelas mengenai
Sistem informasi kesehatan di puskesmas bertujuan untuk mengelola informasi pelayanan kesehatan secara sistematis. Sistem ini mencakup input, analisis, dan pelaporan data pasien; penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan; serta manajemen sumber daya dan jaringan informasi kesehatan. Sistem ini dirancang untuk mendukung proses registrasi, rawat jalan, rawat inap, laboratorium, dan apotek di puskesmas.
1. Dokumen tersebut membahas tentang beberapa penyakit tropis seperti demam berdarah dengue, demam tifoid, morbili, varisela, dan ekzantem subitum.
2. Demam berdarah dengue disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, gejalanya berupa demam tinggi dan perdarahan.
3. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi dan gejalanya berupa demam, sakit perut, dan konstipasi.
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Dokumen ini berisi ringkasan singkat tentang pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Pagedangan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan prosedur kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM secara terpadu dan berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
Dokumen tersebut merupakan rencana advokasi program surveilans campak di Papua tahun 2014. Tujuannya adalah memperoleh dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dana, sarana, dan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kasus campak. Berdasarkan analisis data, diperlukan dukungan kebijakan dan dana untuk meningkatkan cakupan surveilans campak dan imunisasi guna mencegah kasus dan kematian
Bab 1-5 standar dan instrumen akreditasi puskesmas mencakup lima bab yang membahas tentang kepemimpinan, manajemen, pelayanan UKM dan UKP, program prioritas nasional, serta peningkatan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas. Standar dan kriteria diuraikan dalam 171 elemen penilaian untuk memastikan kinerja puskesmas sesuai ketentuan peraturan perundangan.
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...Tata Naipospos
Dokumen tersebut membahas rencana aksi global, regional, dan nasional untuk eliminasi rabies melalui tiga tujuan perubahan sosial yaitu (1) menggunakan vaksin, obat-obatan, alat dan teknologi secara efektif, (2) menghasilkan, menginovasi dan mengukur dampak, serta (3) mempertahankan komitmen dan sumber daya untuk mencapai target eliminasi rabies pada 2030.
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Materi Manajemen Puskesmas mencakup tahapan pelaksanaan manajemen Puskesmas yaitu Perencanaan (P1), Penggerakkan dan Pelaksanaan (P2) serta Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3).
Pedoman ini memberikan ringkasan singkat tentang pedoman tatalaksana COVID-19 di Indonesia yang mencakup definisi kasus, protokol skrining dan triase, keselamatan tenaga medis, penegakan diagnosis, panduan tatalaksana, pedoman pelaksanaan konsultasi dan tindakan medis, penanganan perioperatif, serta penanganan jenazah pasien terkait COVID-19. Pedoman ini disusun untuk memudahkan tenaga medis dalam mengakses informasi terkini terkait penanganan COVID-
ANALISIS ISU DAN GAGASAN KREATIF MEWUJUDKAN SMART GOVERNANCE.pptxBayuKurniawan458691
Dokumen tersebut memberikan analisis terhadap masalah-masalah yang ada di ruang IGD rumah sakit dan memberikan solusi-solusi untuk mengatasinya. Masalah utama yang diidentifikasi adalah kurangnya penerapan Sasaran Keselamatan Pasien yang dapat meningkatkan risiko kesalahan identifikasi dan infeksi pasien. Beberapa alternatif solusi yang diusulkan antara lain sosialisasi pentingnya keselamatan pasien, regulasi jelas mengenai
Sistem informasi kesehatan di puskesmas bertujuan untuk mengelola informasi pelayanan kesehatan secara sistematis. Sistem ini mencakup input, analisis, dan pelaporan data pasien; penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan; serta manajemen sumber daya dan jaringan informasi kesehatan. Sistem ini dirancang untuk mendukung proses registrasi, rawat jalan, rawat inap, laboratorium, dan apotek di puskesmas.
1. Dokumen tersebut membahas tentang beberapa penyakit tropis seperti demam berdarah dengue, demam tifoid, morbili, varisela, dan ekzantem subitum.
2. Demam berdarah dengue disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, gejalanya berupa demam tinggi dan perdarahan.
3. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi dan gejalanya berupa demam, sakit perut, dan konstipasi.
Surveilans penyakit malaria berbasis masyarakat melibatkan masyarakat dalam pengamatan terus menerus terhadap gejala penyakit dan faktor risiko malaria serta melaporkannya ke petugas kesehatan untuk tindakan lanjutan seperti pencegahan dan pengendalian wabah.
Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar pelayanan kesehatan yang penting untuk mencegah kejadian tidak diinginkan pada pasien. Dokumen ini membahas berbagai aspek keselamatan pasien mulai dari beban global akibat kejadian tidak aman sampai dengan pentingnya pelaporan insiden untuk meningkatkan mutu pelayanan.
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas pencegahan dan pengendalian HIV AIDS serta PIMS di Indonesia; (2) Termasuk situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS di Indonesia beserta target pengendalian hingga 2030; (3) Juga menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan untuk konsultasi tes HIV, pengobatan HIV, dan pendekatan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia.
Dokumen ini berisi ringkasan singkat tentang pengelolaan penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Pagedangan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan prosedur kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM secara terpadu dan berkala untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dokumen tersebut membahas konsep investigasi KLB/wabah pada manusia dan hewan, termasuk definisi, kriteria, tujuan, alasan dilakukan, dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah."
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Tugas (Kegiatan Pelatihan Advokasi Program Surveilans)Maya Ongge
Dokumen tersebut merupakan rencana advokasi program surveilans campak di Papua tahun 2014. Tujuannya adalah memperoleh dukungan kebijakan, sumber daya manusia, dana, sarana, dan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kasus campak. Berdasarkan analisis data, diperlukan dukungan kebijakan dan dana untuk meningkatkan cakupan surveilans campak dan imunisasi guna mencegah kasus dan kematian
Program pemberian obat cacing di Kecamatan Medan Helvetia bertujuan untuk mencegah dan mengurangi penyakit kecacingan pada anak. Target populasi program ini adalah anak sekolah dan pra sekolah. Program ini meliputi pemberian obat cacing, pengawasan perilaku hidup bersih dan sehat, serta integrasi dengan kegiatan UKS di sekolah. Hasilnya, program ini membantu menurunkan tingkat kecacingan di kalangan anak sekolah.
kusta dengan pelayanan dokter keluarganliyanaramli
Kasus seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang diduga menderita kusta. Dokter melakukan kunjungan rumah dan menemukan kondisi lingkungan yang tidak sehat serta anggota keluarga lain yang pernah sakit kusta. Penanganan kasus ini melibatkan diagnosis, pengobatan, serta upaya mencegah penyebaran penyakit melalui layanan kesehatan keluarga dan komunitas.
Dokumen tersebut membahas tentang perjalanan penyakit tuberculosis (TB) dan peran puskesmas dalam program pengendalian TB, meliputi penemuan terduga kasus, diagnosis, pemantauan pengobatan, serta pengelolaan logistik dan pencatatan/pelaporan. Dokumen tersebut juga membahas peran puskesmas dalam program pengendalian TB yang resisten obat.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga hal utama: (1) pengertian dan etiologi tuberkulosis paru, (2) manifestasi klinis dan diagnosisnya, (3) penatalaksanaan dan perawatan keperawatan untuk pasien dengan tuberkulosis paru.
Dokumen tersebut membahas kebijakan penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Indonesia, yang bertujuan melindungi masyarakat dari penularan TBC. Target program nasional adalah eliminasi TBC pada 2030 dan Indonesia bebas TBC pada 2050. Dokumen ini juga menjelaskan strategi dan aktivitas penanggulangan TBC seperti promosi kesehatan, penemuan kasus, pengobatan, serta peran serta masyarakat.
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdftulus14
Dokumen tersebut membahas mengenai program skrining tuberkulosis (TB) di Indonesia. Prevalensi TB masih tinggi di Indonesia dan terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan skrining TB untuk mendeteksi kasus-kasus baru, khususnya pada kelompok berisiko tinggi seperti kontak erat pasien TB. Beberapa metode skrining yang digunakan antara lain tes Mantoux, pemeriksaan dahak, dan rontgen paru
Dokumen tersebut membahas berbagai inovasi yang dilakukan Puskesmas Jampang untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat dalam upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal, meliputi inovasi peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, usia produktif, lanjut usia, penderita hipertensi, diabetes, tuberkulosis, dan orang dengan resiko HIV.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kejadian luar biasa (KLB), penyelidikan KLB, penanggulangan KLB, kriteria KLB, jenis penyakit yang menimbulkan KLB, penggolongan KLB berdasarkan sumbernya, dan peran serta kompetensi perawat dalam penanggulangan KLB.
7121 format baru modul kurikulum komunikasi ilmiahrickygunawan84
Modul ini membahas tentang komunikasi ilmiah dalam pelatihan epidemiologi frontline. Terdiri atas empat materi pokok yaitu pengertian komunikasi ilmiah, laporan surveilans sederhana, bahan presentasi laporan, dan teknik presentasi. Modul ini menjelaskan proses dan jenis komunikasi ilmiah serta cara membuat dan mempresentasikan laporan surveilans sederhana."
Modul ini membahas epidemiologi kusta di Indonesia. Kusta masih menjadi masalah kesehatan publik di beberapa provinsi. Peta dan tabel menunjukkan distribusi kasus kusta yang tinggi di provinsi seperti Jawa Timur, Sulawesi Utara, dan Papua. Secara global, jumlah kasus baru menurun tetapi beberapa negara seperti India dan Nepal menunjukkan peningkatan deteksi kasus. Modul ini memberikan informasi dasar tentang situasi kusta di Indonesia dan dunia.
Sistem pelatihan jarak jauh menjelaskan konsep, manfaat, mekanisme, dan penyelenggaraannya. Pelatihan jarak jauh dilakukan secara online atau non-online dengan memanfaatkan berbagai teknologi untuk memfasilitasi proses pembelajaran secara mandiri atau terbimbing. Sistem ini bertujuan untuk memaksimalkan akses dan kualitas pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang penilaian awal atau initial assessment pada pasien kegawatdaruratan
2. Initial assessment meliputi penilaian ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) dan penilaian tambahan seperti riwayat medis pasien
3. Diberikan contoh kasus untuk dilakukan initial assessment secara virtual dan penjelasan tahapan yang harus dilakukan dalam initial assessment
Sistem Informasi dan Pelaporan Program P2 Kusta (SIPK) merupakan aplikasi berbasis Microsoft Excel yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan data program P2 Kusta secara mudah dan valid. Aplikasi ini membantu pengelola program P2 Kusta dalam menginput data dari seluruh puskesmas, menghitung data secara rinci, dan menampilkan grafik capaian program. SIPK telah mengalami perkembangan dan memiliki perbedaan dari versi sebelumnya
Dokumen tersebut berisi 13 pertanyaan tentang data kasus kusta, layanan untuk pasien kusta, diskriminasi yang dihadapi oleh pasien kusta, serta keikutsertaan pasien kusta dalam program pengendalian kusta di suatu daerah. Beberapa pertanyaan kunci adalah jumlah kasus baru dan penderita impor, jumlah fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan kusta, jumlah kasus diskriminasi yang dilaporkan, serta keikutsert
11c g. form 11c sampai g rekap laporan kemoprofilaksis kusta (lampiran pencat...rickygunawan84
Dokumen ini berisi laporan kemoprofilaksis kusta dengan pendekatan blanket di suatu puskesmas. Terdapat data jumlah penduduk yang diberi dan tidak diberi rifampisin berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, serta jumlah suspek kusta dan TB. Diakhiri dengan petunjuk pengisian laporan terkait data jumlah penduduk, pemberian obat, dan hasil diagnosis.
11b. form 11b kemoprofilaksis pendekatan blanket (lampiran pencatatan 11b)rickygunawan84
Dokumen ini berisi daftar penduduk yang menerima kemoprofilaksis kusta dengan rifampisin di suatu desa/kelurahan. Terdapat informasi umur, jenis kelamin, alamat, dan status diagnosis penduduk. Juga dicantumkan dosis yang diberikan dan alasan jika tidak diberi rifampisin.
11a. form 11a kemoprofilaksis pendekatan kontak (lampiran pencatatan 11a)rickygunawan84
Dokumen tersebut berisi format untuk mencatat identitas pasien kusta baru, daftar kontak erat pasien, dan daftar pemberian kemoprofilaksis kusta kepada kontak melalui pemberian obat rifampisin. Dokumen ini digunakan untuk melacak dan mencegah penyebaran penyakit kusta.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. 1
MATERI PELATIHAN INTI 1
EPIDEMIOLOGI KUSTA
POKOK BAHASAN 3
UPAYA PENGENDALIAN ATAU PEMUTUSAN
MATA RANTAI PENULARAN
Penentuan kebijakan dan metode pengendalian penyakit
kusta sangat ditentukan oleh pengetahuan epidemiologi
kusta dan perkembangan ilmu dan tekhnologi di bidang
kesehatan.
Upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit kusta
dapat dilakukan dengan melakukan 3 hal, yaitu:
2. 2
1. DETEKSI DINI.
Deteksi dini melalui kegiatan penemuan kasus. Penemuan kasus
kusta dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. AKTIF, yaitu penemuan penderita kusta yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui
kunjungan lapangan, diikuti dengan
pemeriksaan tanda dan gejala klinis kusta,
dan dimungkinkan untuk dilanjutkan
pemeriksaan laboratorium.
b.PASIF, yaitu penemuan penderita kusta yang
dilakukan terhadap orang yang belum pernah
berobat kusta, atas kemauan sendiri atau
atas saran orang lain ke puskesmas atau
fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan lain
(RS, Klinik, Balai Pengobatan).
3. 3
PENEMUAN KASUS KUSTA YANG DILAKUKAN DENGAN
(DETEKSI DINI) SECARA AKTIF (DENGAN METODE
PENEMUAN AKTIF KASUS KUSTA) ADA 4 YAITU:
1) PEMERIKSAAN KONTAK
• adalah kegiatan penemuan penderita kusta yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan
pemeriksaan tanda kusta terhadap semua anggota
keluarga yang serumah, tetangga dan kontak sosial dari
penderita baru kusta (indeks case).
• Pemeriksaan riwayat kontak dilakukan sesegera mungkin
paling lambat 3 bulan setelah ditemukan penderita baru.
2) RVS (RAPID VILLAGE SURVEY/ PEMERIKSAAN CEPAT
DESA)
• merupakan suatu cara menemukan penderita
baru kusta secara aktif oleh petugas kesehatan dengan
melibatkan masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil
(desa) yang pada daerah (lokus-lokus) yang memiliki
kasus atau riwayat kusta.
• Target minimum pemeriksaan adalah 80% dari penduduk
di lokus tersebut.
4. 4
3) ICF KUSTA (INTENSIFIKASI CASE
FINDING/INTESIFIKASI PENEMUAN KASUS KUSTA)
• Suatu kegiatan penemuan penderita kusta melalui
pemberdayaan masyarakat atau pelibatan kader, pada
suatu wilayah tertentu yang cukup luas, dimana masih
terus ditemukan kasus kusta dalam jangka waktu 5 tahun
terakhir.
• Target pemeriksaan kusta minimal 80% dari total
penduduk di wilayah tersebut.
4) PEMERIKSAAN ANAK SEKOLAH
• Suatu kegiatan yang dilakukan fasyankes pada suatu
sekolah dengan melibatkan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), dalam rangka penjaringan penderita kusta di
sekolah.
• Prioritas dilakukan pada wilayah yang mempunyai kasus
anak.
• Target adalah seluruh guru dan murid di sekolah tersebut.
5. 5
2. PENCEGAHAN
Untuk mencegah penularan kusta kepada orang sehat
dilakukan pemberian kemoprofilaksis. Kemoprofilaksis
kusta dilakukan dengan cara pemberian Rifampisin dosis
tunggal (Single Dose Rifampicin/SDR) kepada kontak
dekat dari kasus indeks. Pemberian kemoprofilaksis ini
telah terbukti secara efektif mengurangi risiko kusta.
Ada 3 pendekatan kemoprofilaksis yaitu:
• pendekatan blanker
• pendekatan partisipasi masyarakat
• pendekatan kontak
6. 6
a. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN
PENDEKATAN BLANKET
• yaitu adalah kegiatan pemberian kemoprofilaksis dengan
sasaran seluruh penduduk di suatu daerah
• Keuntungan: pemberian hanya dilakukan 1x pada seluruh
penduduk, dengan intervensi yang sama dan termotivasi
dalam minum obat.
• kerugian: membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat
besar
• kriteria:
Metode ini membutuhkan biaya dan tenaga yang sangat
besar, oleh karenanya pendekatan ini sangat disarankan
pada daerah - daerah dengan kriteria:
1) Kabupaten/kota dengan beban tinggi yang memiliki angka
penemuan kasus baru > 5 per 100.000 penduduk
2) Daerah terisolir dengan akses terbatas/ sulit (DTPK,
daerah tertinggal)
3) Daerah dengan pelayanan kesehatan (terutama Kusta)
yang tidak memadai/ rutin.
• Keuntungan: pemberian kemoprofilaksis dilakukan serentak
pada seluruh penduduk sehingga mendapatkan intervensi
yang sama dan lebih termotivasi untuk meminum obat
7. 7
b. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN PENDEKATAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
• Yaitu pemberian kemoprofilaksis dengan pendekatan
partisipasi masyarakat melibatkan anggota keluarga,
petugas kesehatan di desa, OYPMK, tokoh
masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat
tinggal penderita Kusta.
• Kriteria :
1. Daerah dengan stigma tinggi sehingga kemungkinan
besar indeks kasus akan menolak dibuka kerahasiaan
tentang penyakit Kusta yang dialaminya
2. Daerah dengan penduduk yang padat dan tinggal
berkelompok/ kluster
3. Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai
4. Harus tersedia Self Screening Format bergambar
(minimal 1 buah untuk 1 keluarga)
• Keuntungan: dapat meningkatkan diseminasi informasi
Penyakit Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap
resiko penularan penyakit Kusta. Selain itu, beban kerja
petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta relatif lebih
ringan.
8. 8
c. KEMOPROFILAKSIS KUSTA DENGAN PENDEKATAN
KONTAK.
• Yaitu: Kegiatan pemberian kemoprofilaksis dengan
pendekatan kontak yaitu dengan sasaran meliputi seluruh
kontak (kontak serumah, tetangga, dan sosial) dari penderita
baru.
• Kriteria: Daerah yang tidak termasuk dalam kriteria daerah
yang dapat melakukan Kemoprofilaksis Kusta dengan
pendekatan blanket ataupun pendekatan partisipasi
masyarakat dapat melakukan Kemoprofilaksis Kusta dengan
pendekatan kontak.
• Keuntungan: sebagai stimulan bagi petugas dan
masyarakat.
• Kerugian:
o kerahasiaan identitas kasus indeks penderita kusta baru
diketahui masyarakat, berdampak stigma bagi penderita,
keluarga dan masyarakat sekitarnya.
o Beban petugas kesehatan, karena jumlah kontak per
kasus indeks yang harus diperiksa minimal 20 orang.
9. 9
Pemberian kemoprofilaksis dosis tunggal Rifampisin yang
diberikan pada ke 3 pendekatan tersebut diatas adalah dengan
kemasan caplet 600 mg, 450 mg, dan dalam bentuk sirup. Adapun
dosisnya adalah :
- Umur >15 tahun: Rifampisin caplet 600 mg
- Umur 10 - 15 tahun: Rifampisin caplet 450 mg
- Umur 5 - < 10 tahun: Rifampisin capsul/sirup 300 mg
- Umur 2 – <5 tahun dan berat badan anak di bawah 20 kg:
Rifampisin dosis 10 - 15 mg per kg berat badan.
Untuk teknik pelaksanaan dan pengelolaan sediaan rifampisin
untuk kegiatan kemoprofilaksis, akan dijabarkan di modul
tatalaksana kusta (MI 2) dan modul logistik P2 kusta (MI 3).
10. 10
3. TATALAKSANA KASUS KUSTA
Tatalaksana kasus kusta harus dilaksanakan secara
menyeluruh, pengobatan yang adekuat dan sedini
mungkin agar tujuan pengendalian dan pemutusan
mata rantai penularan dapat tercapai. Pengobatan
kasus kusta saat ini adalah dengan pemberian
pengobatan Multy Drug Terapy (MDT). Penjelasan
lengkap dari pengobatan kasus kusta akan
disampaikan pada pembahasan modul inti 2 tentang
Tata Laksana Kusta.
Dalam Upaya mengurangi jumlah kasus baru dengan
mengurangi penularan Kusta, terdapat bukti ilmiah
bahwa SINGLE DOSE RIFAMPICIN
(SDR)/Rifampisin dosis tunggal yang diberikan kepada
kontak dekat dari kasus indeks, telah terbukti secara
efektif mengurangi risiko penularan kusta. sampai saat
ini masih perlu penelitian lebih lanjut tentang metode
lain yang lebih efektif untuk pencegahan penyakit
Kusta (misalnya vaksinasi BCG terhadap pencegahan
Kusta).
11. 11
Alur 1.1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Alur 1. 1 Cara Pemutusan Mata Rantai Penularan Penyakit Kusta
Cara penulaan
utama: Melalui
percikan droplet
Tuan
rumah/Host:
yang
kekebalannya
kurang
Cara
masuk ke
host: dari
saluran
nafas
Cara
keluar: dari
saluran
nafas
Menjadi sakit dan tubuh
mereka menjadi tempat
perkembangan
Mycobacterium leprae
Penderita
Kusta
menjadi
sumber
penularan
Pengobatan
MDT
- Kemoprofilaksis
12. 12
Pemutusan Mata Rantai Yang Paling Efektif
• Menemukan Kasus
Sedini Mungkin,
• Memberikan
Kemoprofilaksis, dan
• Mengobati Penderita s.d
RFT