SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
PUSKESMAS
KELURAHAN PONDOK BAMBU
1
CASE REPORT
TUBERKULOSIS PARU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
DEFINISI
suatu penyakit infeksi kronik
yang disebabkan oleh bakteri
“Mycobacterium tuberculosis “
EPIDEMIOLOGI
• Dalam Depkes RI (2003), diperkirakan terdapat 8 juta kasus baru terjadi
di seluruh dunia setiap tahun dan hampir 3 juta orang meninggal
sebagai akibat langsung dari penyakit ini
• Kasus TB pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di
antaranya meninggal dunia
• Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007)
angka prevalensi TBC sebesar 244/100.000 penduduk atau sekitar
565.614 kasus
ETIOLOGI
• Mycobacterium tuberculosa
panjang 1-4 mikron dan lebar
0,2-0,8 mikron
• Aerob
• Berbentuk batang
• Bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai (BTA)
CARA PENULARAN
• Secara inhalasi basil yang mengandung droplet
nuclei, khususnya di dapat dari pasien TB
dengan BTA positif.
.
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
PENYEBARAN BAKTERI TB
Pemeriksaan Fisis
• Inspeksi : hemi torak kanan dan kiri simetris
dengan gerakan yang statis dan dinamis.
Retraksi interkostal (-) kecuali pada TBC kronis
akibat dari fibrosis jaringan paru.
• Palpasi : Fremitus melemah → karena cavitas
maupun infiltrat
• Perkusi : Redup → infiltrat yg luas
• Auskultasi : bervariasi, terdapat juga suara
nafas tambahan (rhonki basah, kasar)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah rutin
(LED normal atau meningkat, limfositosis)
Foto toraks PA dan lateral
Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB yaitu:
 Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau
segmen apical lobus bawah.
 Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular).
 Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.
 Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.
 Adanya kalsifikasi.
 Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu
kemudian.
 Bayangan milier.
Pemeriksaan Sputum BTA
BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu)
Tes Mantoux/Tuberkulin
Setelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter
dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:
1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–5mm, uji mantoux negatif.
2. Pembengkakan (Indurasi) : 6–9mm, uji mantoux meragukan.
3. Pembengkakan (Indurasi) : 10-15mm, uji mantoux positif.
4. Pembengkakan (Indurasi) : >15mm, uji mantoux positif kuat.
DIAGNOSIS
• Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
• Pemeriksaan fisik secara langsung.
• Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
• Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
• Rontgen dada (thorax photo).
• dan Uji tuberkulin.
Diagnosis TB berdasarkan letak dari infeksinya yaitu TB
paru dan TB ekstra paru.
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan penderita tuberkulosis :
• Menyembuhkan penderita
• Mencegah kematian
• Mencegah kekambuhan atau timbulnya resistensi terhadap OAT
• Memutuskan rantai penularan
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap :
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat
setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
terjadinya resistensi terhadap semua Obat Anti TB
(OAT), terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap
intensif diberikan secara tepat, penderita menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA
negatif pada akhir pengobatan intensif.
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat
lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih
lama
Non medikamentosa
Diit TKTP, istirahat cukup
Medikamentosa
Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia
menggunakan paduan OAT, yaitu :
• Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya
minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap
lanjutan).
Diberikan kepada:
– Penderita baru TBC paru BTA positif.
– Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-
paru) berat.
Kategori 2 : 2 HRZES / HRZE/ 5 H3R3E3 dan paduan obat sisipan
(HRZE)
Diberikan kepada:
Penderita kambuh
Penderita gagal terapi
Penderita dengan pengobatan setelah lalai
minum obat
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
aktif
Obat sisipan
 Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan
dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih
BTA positif
 Obatsisipan (HRZE) diberikan setiap hari selama 1 bulan
Ilmu Penyakit dalam,2006
Nama obat Dosis harian Dosis berkala 3x
seminggu
BB < 50 kg BB > 50 kg
Isoniazid 300 mg 400 mg 600 mg
Rifampisin 450 mg 600 mg 600 mg
Pirazinamid 1000 mg 2000 mg 2 - 3 g
Streptomisin 750 mg 1000 mg 1000 mg
Etambutol 750 mg 1000 mg 1 – 1,5 g
Etionamid 500 mg 750 mg
PAS 99 10 g
 Imunisasi BCG
 Kemoprofilaksis
 Penyuluhan
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
• Jika berobat teratur sembuh total (95%).
• Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya
sekitar 1 % yang mungkin relaps.
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
• Nama : Ny. P
• Usia : 24 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jln. Haji Nasri
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Status : Menikah
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Batuk lama
Keluhan Tambahan :
keringat malam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Duren Sawit pada tanggal 02-10-
2014 dengan keluhan batuk berdahak dan berdarah sejak 1 bulan yang
lalu kira-kira tanggal 30 agustus 2014 . Batuk yang dirasakan seringkali
dari malam hingga pagi.batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau dan
kental kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh
batuknya keluar darah, darah yang keluar tampak darah segar. Jumlah
darah yang keluar tidak dapat dijelaskan oleh pasien. Tapi kalau batuk
ketika pasien menutup mulut dengan tissue terdapat darah tissue. Tapi
tidak selalu berdarah. Pasien juga mengaku sering keringat malam sejak
2 minggu terakhir. Pasien juga merasakan sesak di dada yang tidak
disertai bunyi ‘ngik’. dan sesak tidak dipengaruhi cuaca, suhu, dan debu.
Pasien juga merasakan berat badan turun sebelumnya 56 kg menjadi 53
kg setelah batuk-batuk ini dan nafsu makan menurun serta mula dan
muntah. Alergi makanan dan alergi obat-obatan disangkal pasien,
• Sebelumnya pasien juga mengaku sudah diobati oleh
dokter P2ML dengan antibiotik selama 2 minggu
untuk menghilangkan gejala tapi setelah 2 minggu
tidak ada perubahan. Dan gejalanya masih sama.
Karena pada klinis dan Rontgen (+) ada kelainan tapi
BTA nya (-) yaitu pemeriksaan sputum sewaktu-pagi-
sewaktu, setelah 2 minggu tidak ada perubahan dan
gejalanya masih sama pasien dilakukan Pemeriksaan
BTA kembali tapi hasilnya tetap (-). Setelah pasien
kontrol ke dokter P2ML, maka dokter P2ML memberi
pengobatan lanjutan sebagai TB paru.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat alergi makanan, obat, udara maupun debu
disangkal.Pasien baru pertama kali mempunyai keluhan
seperti ini.
• Tidak ada riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis,
maupun penyakit kronik lainnya.
• Tidak ada riwayat rawat inap karena sakit berat ataupun
kecelakaan.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Di keluarga pasien tidak ada yang pernah
mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
• Riwayat hipertensi, diabetes disangkal.
Data Kontak Serumah
No. Nama Umur
(tahun)
Status Jenis
Kelamin
Pekerjaan Riwayat
Penyakit
1. Tn. A 27 Suami Laki-laki supir
travel
sehat
2. Ny. P 24 Istri Perempuan Ibu Rumah
Tangga
Pasiem
3. An. S 4 anak Perempua
n
- Sehat
Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi
• Pasien setiap harinya makan 3 kali sehari.
• Pasien biasanya memasak sendiri untuk kebutuhan
makan sehari-hari.
• Pada umumnya dalam sehari pasien mengkonsumi
nasi dengan lauk berupa sayuran, tempe, tahu,dll.
Pasien Tidak memiliki kebiasaan merokok.
Sosial Ekonomi (1)
 Pasien tinggal bersama suami dan 1 anak. Suami pasien berusia 27
tahun dan bekerja di sebuah perusahan. Pasien memiliki 1 orang
anak, berumur 4 tahun Anak, dan sudah sekolah di Paud
(pendidikan usia dini. Pasien merupakan anak ke 2 dari 2
bersaudara. Pasien dulu bekerja sebagai karyawan, tapi sekarang
sudah tidak bekerja Pasien tinggal dirumah kontrakan di dalam gang
dengan pencahayaan sinar matahari kurang di ruang keluarga atau
ruang tamu dan ventilasi udara yang kurang, ruang tamu digunakan
sebagai ruang keluarga. Luas rumah kontrakan pasien ±25 m2.
 Rumah tersebut memiliki terdapat 1 ruang tidur, 1 ruang tamu yang
dijadikan ruang keluarga , dan dapur. Kamar mandi di rumah. Di
dalam ruang tamu dan ruang keluarga terdapat tidak terdapat kursi
dan terdapat 1 buah televisi, 1 buah lemari dan 1 buah meja.
• Di dalam kamar pasien terdapat 1 tempat tidur dan 1 lemari.
Lantai rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat
dari genteng, langit-langit dalam rumah pasien nampak
terawat. Sumber air yang digunakan adalah air PAM. Setiap
hari sampah rumah tangga dikumpulkan dalam tempat
sampah yang tertutup dan kemudian diambil oleh petugas
kebersihan setiap 1 minggu sekali. Pasien sebelumnya bekerja
sebagai karyawan selamaa 1 tahun lebih dan memperoleh gaji
sebesar Rp 850. 000/bulan.Suami pasien bekerja di sebuah
perusahan memiliki penghasilan sebesar Rp 1.200.000,00 per
bulan. Biaya kontrakan serta listrik dalam 1 bulan Rp.
400.000,- per bulan.Pasien memiliki sebuah motor.
DOKUMENTASI
Pemeriksaan Fisik
–KU : Tampak sakit sedang
–Kesadaran : Composmentis
–Tinggi Badan : 166 cm
–Berat badan : 88 kg
–IMT = BB/(TB)²
= 88/(1,66)²
= 31,93
–Status gizi lebih
• Tanda-tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 86 x/menit
• Suhu : 36.6 oC
• RR : 18 x/menit
Status Generalis (1)
Kepala : Normocephali, rambut hitam putih,
distribusi merata
Mata : CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+,
ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor.
Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada
serumen, sekret -/-
Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung
lapang/ lapang, sekret -/-
Tenggorokan : tidak hiperemis, T1-T1.
Status Generalis (2)
 Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris
kanan=kiri
Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan=kiri
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : BND vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V garis midclavicula
sinistra
Perkusi :
Batas Paru hati : ICS 6 garis midclavicula dextra
Batas Paru Lambung : ICS 5 garis axilaris anterior sinistra
Batas Jantung kanan : ICS 5 garis parasternal dextra
Batas Jantung kiri : ICS 6 garis axilaris anterior sinistra
Kesan : Tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi: Normal, gallop (-), murmur (-)
Status Generalis (3)
– Abdomen
• Inspeksi : Rata
• Auskultasi : Bising usus (+), normal 5x/menit
• Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba membesar,
nyeri tekan (-), defence muscular (-)
• Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
– Ekstremitas
• Atas : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (-)
• Bawah : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik,
edema (- / -)
Pemeriksaan Laboratorium
Sputum
Diagnostik Holistik (1)
1. ASPEK PERSONAL
– Keluhan utama : Batuk berdahak
– Kekhawatiran : Pasien dan keluarga pasien khawatir
keluhan pasien akan semakin berat
– Harapan : Pasien berharap segera sembuh
2. ASPEK KLINIS
– Diagnosa kerja : Tuberkulosis Paru
3. ASPEK RESIKO INTERNAL
– Pasien menyukai makan makanan yang bersantan dan daging ikan,
dan jarang berolahraga
Diagnostik Holistik (2)
• ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN
LINGKUNGAN
– Disangkal
• DERAJAT FUNGSIONAL
– Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan
beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan
sendiri.
RENCANA
PENATALAKSANAAN
PASIEN
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu
Sasaran yang
diharapkan
1 Aspek
Personal
Evaluasi :
-Keluhan, kekhawatiran
serta harapan pasien.
Edukasi :
-Memberikan informasi
mengenai penyakit yang
dialami pasien, penyebab,
gejala klinis, pengobatan,
komplikasi, prognosis, serta
pencegahannya.
Pasien
dan
Keluarga
Pasien
1 hari - Keluhan pasien dan
keluarga pasien
dapat berkurang.
- Kekhawatiran pasien
dan keluarga pasien
dapat berkurang.
- Pasien dan keluarga
dapat mengerti
tentang penyakit,
pencegahan dan
pengobatan atas
penyakit yang
dialami pasien.
2 Aspek
Klinis
TB Paru
Evaluasi :
-pemeriksaan tanda
vital dan fisik umum.
Terapi
INH 1x1
Rifampisin 1x1
Pirazinamid 1x1
Etambutol 1x1
Edukasi :
Menginformasikan
cara minum obat INH,
Rifampisin,
Pirazinamid,Etambutol
Pasien 2 hari - Pasien benar
benar
menjalankan
terapinya
dengan baik
dan sukses
3 Aspek Risiko Internal
- Pasien
mengabaikan
keluhan, cara
mencegah, dan
pengobatan dari
dokter
- Pasien menyukai
makan makanan
yang asin dan
berlemak serta
jarang berolahraga,
dan suka bergadang.
Edukasi :
Memberitahukan kepada
pasien untuk lebih sigap
terhadap keluhan,
pemeriksaan dan
pengobatan yang telah
dilakukan sebelumnya.
Kemudian mengambil obat
Tuberkolosis selama 2 bulan
pertama sebelum obat yang
dimiliki habis.Kemudian
melanjutkan tahap obat 4
bulan.
Menganjurkan kepada
pasien selama batuk:
-menggunakan masker dan
tidak boleh membuang ludah
atau dahak ( kalau ada di
sembarang tempat )
-Tidak boleh makan makanan
yang merangsang seperti es,
goreng-gorengan dan pedes ,
asem
Pasien
dan
keluarga
2 hari
- Pasien memiliki kesadaran
untuk tidak mengabaikan
keluhannya, kesadaran untuk
periksa ke dokter dan
mengambil obat Tuberkolosis
Paru sesegera mungkin kalau
obatnya sudah habis.
- Pasien memiliki kesadaran
untuk menjaga kesehatannya
dengan menjaga makanan
dan menggunakan masker
saat keluar rumah .
- Pasien memiliki kesadaran
untuk menjaga kesehatannya
dengan menjaga makanan
dan menggunakan masker
saat keluar rumah .
-Mengedukasikan ke pasien
agar diet rendah garam &
rendah lemak, serta
melakukan olahraga ringan
minimal 30 menit setiap hari.
Selain itu harus berhenti tidur
larut malam ( tidur 8 jam
dalam 1 hari )
-Mengedukasikan ke pasien
untuk pencegahan MDR
Tuberkolosis:
Pasien jangan sampai lupa
minum obat atupun terputus
karena dapat mengakibatkan
obat yang diminum menjadi
Pasien
dan
keluarga
pasien
2
hari
- Pasien dapat diet
rendah garam & rendah
lemak, menjadi rutin
berolahraga, dan
berhenti bergadang.
4 Aspek
psikososial,
keluarga dan
lingkungan
Edukasi:
Tetap menjaga
hubungan yang baik
antar sesama anggota
keluarga. memotivasi
pasien agar
memperhatikan
kesehatannya
Pasien
dan
keluarga
pasien
1 hari Pasien beserta
keluarga serumah
dapat berhubungan
baik dengan sesama
dan anggota keluarga
dan tidak menjadi
beban pikiran.
TINDAK LANJUT
DAN HASIL
INTERVENSI
TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA
SELANJUTNYA
Pertemuan ke 1
16 Oktober
2014
Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu
1.Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien.
2.Menjalin hubungan yang baik dengan pasien.
3.Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan
pasien dengan inform consent.
4.Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat
psiko-sosio-ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik.
5.Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan
mempersiapkan alat yang akan dipergunakan.
6.Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur
pemeriksaan.
7.Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien.
8.Membuat diagnostik holistik pada pasien.
9.Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis.
.
TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN
RENCANA SELANJUTNYA
Pertemuan ke-2
21 Oktober
2014
Intervensi yang akan diberikan:
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mengevaluasi penyakit pasien.
2. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah
diberikan.
3. Memotivasi pasien untuk menghindari faktor-faktor
resiko Tuberkolosis Paru
4. Mengatur pola makan pasien dengan rendah garam dan
rendah lemak disertai olahraga
Case kecamatan

More Related Content

What's hot

Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamervinpramita
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotikhomeworkping10
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Omhe_ID
 
Soal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivSoal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivViia Beespe
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
 
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSIS
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSISPresentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSIS
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSISAmalia Ifanasari
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 newTuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 newAisyah Arum
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1Aisyah Arum
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastikhomeworkping8
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1ImronSaprol
 
127385992 case-diare
127385992 case-diare127385992 case-diare
127385992 case-diarehomeworkping8
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnDwi Ap
 

What's hot (19)

Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
Soal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hivSoal pengkajian penderita hiv
Soal pengkajian penderita hiv
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Askep gastitis
Askep gastitisAskep gastitis
Askep gastitis
 
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSIS
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSISPresentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSIS
Presentasi FIELD LAB FK UNS TOPIK TUBERCULOSIS
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 newTuberculosis 2019 ns 14 new
Tuberculosis 2019 ns 14 new
 
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
Tuberculosis 2019 ns 14 new 1
 
127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik127179612 case-anemia-aplastik
127179612 case-anemia-aplastik
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
127385992 case-diare
127385992 case-diare127385992 case-diare
127385992 case-diare
 
Kak program-tb
Kak program-tbKak program-tb
Kak program-tb
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 

Similar to Case kecamatan

Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptsoleha8
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptxssuser6a7917
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxEvanYoung38
 
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptMateri_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptHelenNisa1
 
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptMateri_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptAdityaPrambudhi
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxzakinaoctaviano
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxDALISAPARI2021
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paruhanglaho
 
Slide Home Care - Rizky Ramdhani.pptx
Slide Home Care  - Rizky Ramdhani.pptxSlide Home Care  - Rizky Ramdhani.pptx
Slide Home Care - Rizky Ramdhani.pptxssuser68b6c9
 
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptxModul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptxfaul3
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxssuser3737be
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxIts4people
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.pptlinggagumelar2
 
BUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxBUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxbudi44
 
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptxPPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptxDivia Oktari Khairunnisa
 

Similar to Case kecamatan (20)

Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptMateri_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
 
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.pptMateri_Penyuluhan_TB.ppt
Materi_Penyuluhan_TB.ppt
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptx
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paru
 
Slide Home Care - Rizky Ramdhani.pptx
Slide Home Care  - Rizky Ramdhani.pptxSlide Home Care  - Rizky Ramdhani.pptx
Slide Home Care - Rizky Ramdhani.pptx
 
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptxModul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptx
 
Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC)Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC)
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptx
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
 
BUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxBUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptx
 
Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)
 
TB.pptx
TB.pptxTB.pptx
TB.pptx
 
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptxPPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
 

Recently uploaded

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

Case kecamatan

  • 1. PUSKESMAS KELURAHAN PONDOK BAMBU 1 CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
  • 2. DEFINISI suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri “Mycobacterium tuberculosis “
  • 3. EPIDEMIOLOGI • Dalam Depkes RI (2003), diperkirakan terdapat 8 juta kasus baru terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan hampir 3 juta orang meninggal sebagai akibat langsung dari penyakit ini • Kasus TB pada anak terjadi sekitar 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di antaranya meninggal dunia • Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007) angka prevalensi TBC sebesar 244/100.000 penduduk atau sekitar 565.614 kasus
  • 4. ETIOLOGI • Mycobacterium tuberculosa panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikron • Aerob • Berbentuk batang • Bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai (BTA)
  • 5. CARA PENULARAN • Secara inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya di dapat dari pasien TB dengan BTA positif. .
  • 9.
  • 10. Pemeriksaan Fisis • Inspeksi : hemi torak kanan dan kiri simetris dengan gerakan yang statis dan dinamis. Retraksi interkostal (-) kecuali pada TBC kronis akibat dari fibrosis jaringan paru. • Palpasi : Fremitus melemah → karena cavitas maupun infiltrat • Perkusi : Redup → infiltrat yg luas • Auskultasi : bervariasi, terdapat juga suara nafas tambahan (rhonki basah, kasar)
  • 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis) Foto toraks PA dan lateral Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB yaitu:  Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah.  Bayangan berawan (patchy) atau berbercak (nodular).  Adanya kavitas, tunggal, atau ganda.  Kelainan bilateral, terutama di lapangan atas paru.  Adanya kalsifikasi.  Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.  Bayangan milier.
  • 12. Pemeriksaan Sputum BTA BTA sputum positif minimal 2 dari 3 spesimen SPS (sewaktu-pagi-sewaktu) Tes Mantoux/Tuberkulin Setelah 48–72 jam tuberkulin disuntikkan maka diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi: 1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–5mm, uji mantoux negatif. 2. Pembengkakan (Indurasi) : 6–9mm, uji mantoux meragukan. 3. Pembengkakan (Indurasi) : 10-15mm, uji mantoux positif. 4. Pembengkakan (Indurasi) : >15mm, uji mantoux positif kuat.
  • 13. DIAGNOSIS • Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. • Pemeriksaan fisik secara langsung. • Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak). • Pemeriksaan patologi anatomi (PA). • Rontgen dada (thorax photo). • dan Uji tuberkulin. Diagnosis TB berdasarkan letak dari infeksinya yaitu TB paru dan TB ekstra paru.
  • 14. PENATALAKSANAAN Tujuan pengobatan penderita tuberkulosis : • Menyembuhkan penderita • Mencegah kematian • Mencegah kekambuhan atau timbulnya resistensi terhadap OAT • Memutuskan rantai penularan
  • 15. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap : Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap semua Obat Anti TB (OAT), terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap intensif diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif pada akhir pengobatan intensif. Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama
  • 16. Non medikamentosa Diit TKTP, istirahat cukup Medikamentosa Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia menggunakan paduan OAT, yaitu : • Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada: – Penderita baru TBC paru BTA positif. – Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru- paru) berat.
  • 17. Kategori 2 : 2 HRZES / HRZE/ 5 H3R3E3 dan paduan obat sisipan (HRZE) Diberikan kepada: Penderita kambuh Penderita gagal terapi Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif Obat sisipan  Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih BTA positif  Obatsisipan (HRZE) diberikan setiap hari selama 1 bulan
  • 18. Ilmu Penyakit dalam,2006 Nama obat Dosis harian Dosis berkala 3x seminggu BB < 50 kg BB > 50 kg Isoniazid 300 mg 400 mg 600 mg Rifampisin 450 mg 600 mg 600 mg Pirazinamid 1000 mg 2000 mg 2 - 3 g Streptomisin 750 mg 1000 mg 1000 mg Etambutol 750 mg 1000 mg 1 – 1,5 g Etionamid 500 mg 750 mg PAS 99 10 g
  • 19.  Imunisasi BCG  Kemoprofilaksis  Penyuluhan PENCEGAHAN
  • 20. PROGNOSIS • Jika berobat teratur sembuh total (95%). • Jika dalam 2 tahun penyakit tidak aktif, hanya sekitar 1 % yang mungkin relaps.
  • 22. Identitas Pasien • Nama : Ny. P • Usia : 24 tahun • Jenis Kelamin : Perempuan • Alamat : Jln. Haji Nasri • Pekerjaan : Ibu rumah tangga • Agama : Islam • Status : Menikah
  • 23. ANAMNESIS Keluhan Utama : Batuk lama Keluhan Tambahan : keringat malam
  • 24. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Puskesmas Duren Sawit pada tanggal 02-10- 2014 dengan keluhan batuk berdahak dan berdarah sejak 1 bulan yang lalu kira-kira tanggal 30 agustus 2014 . Batuk yang dirasakan seringkali dari malam hingga pagi.batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau dan kental kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh batuknya keluar darah, darah yang keluar tampak darah segar. Jumlah darah yang keluar tidak dapat dijelaskan oleh pasien. Tapi kalau batuk ketika pasien menutup mulut dengan tissue terdapat darah tissue. Tapi tidak selalu berdarah. Pasien juga mengaku sering keringat malam sejak 2 minggu terakhir. Pasien juga merasakan sesak di dada yang tidak disertai bunyi ‘ngik’. dan sesak tidak dipengaruhi cuaca, suhu, dan debu. Pasien juga merasakan berat badan turun sebelumnya 56 kg menjadi 53 kg setelah batuk-batuk ini dan nafsu makan menurun serta mula dan muntah. Alergi makanan dan alergi obat-obatan disangkal pasien,
  • 25.
  • 26. • Sebelumnya pasien juga mengaku sudah diobati oleh dokter P2ML dengan antibiotik selama 2 minggu untuk menghilangkan gejala tapi setelah 2 minggu tidak ada perubahan. Dan gejalanya masih sama. Karena pada klinis dan Rontgen (+) ada kelainan tapi BTA nya (-) yaitu pemeriksaan sputum sewaktu-pagi- sewaktu, setelah 2 minggu tidak ada perubahan dan gejalanya masih sama pasien dilakukan Pemeriksaan BTA kembali tapi hasilnya tetap (-). Setelah pasien kontrol ke dokter P2ML, maka dokter P2ML memberi pengobatan lanjutan sebagai TB paru.
  • 27. Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat alergi makanan, obat, udara maupun debu disangkal.Pasien baru pertama kali mempunyai keluhan seperti ini. • Tidak ada riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, maupun penyakit kronik lainnya. • Tidak ada riwayat rawat inap karena sakit berat ataupun kecelakaan.
  • 28. Riwayat Penyakit Keluarga • Di keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. • Riwayat hipertensi, diabetes disangkal.
  • 29. Data Kontak Serumah No. Nama Umur (tahun) Status Jenis Kelamin Pekerjaan Riwayat Penyakit 1. Tn. A 27 Suami Laki-laki supir travel sehat 2. Ny. P 24 Istri Perempuan Ibu Rumah Tangga Pasiem 3. An. S 4 anak Perempua n - Sehat
  • 30. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi • Pasien setiap harinya makan 3 kali sehari. • Pasien biasanya memasak sendiri untuk kebutuhan makan sehari-hari. • Pada umumnya dalam sehari pasien mengkonsumi nasi dengan lauk berupa sayuran, tempe, tahu,dll. Pasien Tidak memiliki kebiasaan merokok.
  • 31. Sosial Ekonomi (1)  Pasien tinggal bersama suami dan 1 anak. Suami pasien berusia 27 tahun dan bekerja di sebuah perusahan. Pasien memiliki 1 orang anak, berumur 4 tahun Anak, dan sudah sekolah di Paud (pendidikan usia dini. Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Pasien dulu bekerja sebagai karyawan, tapi sekarang sudah tidak bekerja Pasien tinggal dirumah kontrakan di dalam gang dengan pencahayaan sinar matahari kurang di ruang keluarga atau ruang tamu dan ventilasi udara yang kurang, ruang tamu digunakan sebagai ruang keluarga. Luas rumah kontrakan pasien ±25 m2.  Rumah tersebut memiliki terdapat 1 ruang tidur, 1 ruang tamu yang dijadikan ruang keluarga , dan dapur. Kamar mandi di rumah. Di dalam ruang tamu dan ruang keluarga terdapat tidak terdapat kursi dan terdapat 1 buah televisi, 1 buah lemari dan 1 buah meja.
  • 32. • Di dalam kamar pasien terdapat 1 tempat tidur dan 1 lemari. Lantai rumah pasien terbuat dari keramik, atap rumah terbuat dari genteng, langit-langit dalam rumah pasien nampak terawat. Sumber air yang digunakan adalah air PAM. Setiap hari sampah rumah tangga dikumpulkan dalam tempat sampah yang tertutup dan kemudian diambil oleh petugas kebersihan setiap 1 minggu sekali. Pasien sebelumnya bekerja sebagai karyawan selamaa 1 tahun lebih dan memperoleh gaji sebesar Rp 850. 000/bulan.Suami pasien bekerja di sebuah perusahan memiliki penghasilan sebesar Rp 1.200.000,00 per bulan. Biaya kontrakan serta listrik dalam 1 bulan Rp. 400.000,- per bulan.Pasien memiliki sebuah motor.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38. Pemeriksaan Fisik –KU : Tampak sakit sedang –Kesadaran : Composmentis –Tinggi Badan : 166 cm –Berat badan : 88 kg –IMT = BB/(TB)² = 88/(1,66)² = 31,93 –Status gizi lebih
  • 39. • Tanda-tanda vital • TD : 120/80 mmHg • Nadi : 86 x/menit • Suhu : 36.6 oC • RR : 18 x/menit
  • 40. Status Generalis (1) Kepala : Normocephali, rambut hitam putih, distribusi merata Mata : CA -/-, SI -/-, RCL +/+, RCTL +/+, ukuran pupil 3 mm/3 mm, isokor. Telinga : Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/- Hidung : Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ lapang, sekret -/- Tenggorokan : tidak hiperemis, T1-T1.
  • 41. Status Generalis (2)  Paru Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan=kiri Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan=kiri Perkusi : Sonor/Sonor Auskultasi : BND vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
  • 42. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V garis midclavicula sinistra Perkusi : Batas Paru hati : ICS 6 garis midclavicula dextra Batas Paru Lambung : ICS 5 garis axilaris anterior sinistra Batas Jantung kanan : ICS 5 garis parasternal dextra Batas Jantung kiri : ICS 6 garis axilaris anterior sinistra Kesan : Tidak ada pembesaran jantung Auskultasi: Normal, gallop (-), murmur (-)
  • 43. Status Generalis (3) – Abdomen • Inspeksi : Rata • Auskultasi : Bising usus (+), normal 5x/menit • Palpasi : Hepar dan limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan (-), defence muscular (-) • Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen – Ekstremitas • Atas : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (-) • Bawah : Akral hangat, cappilary refill < 2 detik, edema (- / -)
  • 46.
  • 47. Diagnostik Holistik (1) 1. ASPEK PERSONAL – Keluhan utama : Batuk berdahak – Kekhawatiran : Pasien dan keluarga pasien khawatir keluhan pasien akan semakin berat – Harapan : Pasien berharap segera sembuh 2. ASPEK KLINIS – Diagnosa kerja : Tuberkulosis Paru 3. ASPEK RESIKO INTERNAL – Pasien menyukai makan makanan yang bersantan dan daging ikan, dan jarang berolahraga
  • 48. Diagnostik Holistik (2) • ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA DAN LINGKUNGAN – Disangkal • DERAJAT FUNGSIONAL – Derajat satu : pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.
  • 50. No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Sasaran yang diharapkan 1 Aspek Personal Evaluasi : -Keluhan, kekhawatiran serta harapan pasien. Edukasi : -Memberikan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien, penyebab, gejala klinis, pengobatan, komplikasi, prognosis, serta pencegahannya. Pasien dan Keluarga Pasien 1 hari - Keluhan pasien dan keluarga pasien dapat berkurang. - Kekhawatiran pasien dan keluarga pasien dapat berkurang. - Pasien dan keluarga dapat mengerti tentang penyakit, pencegahan dan pengobatan atas penyakit yang dialami pasien.
  • 51. 2 Aspek Klinis TB Paru Evaluasi : -pemeriksaan tanda vital dan fisik umum. Terapi INH 1x1 Rifampisin 1x1 Pirazinamid 1x1 Etambutol 1x1 Edukasi : Menginformasikan cara minum obat INH, Rifampisin, Pirazinamid,Etambutol Pasien 2 hari - Pasien benar benar menjalankan terapinya dengan baik dan sukses
  • 52. 3 Aspek Risiko Internal - Pasien mengabaikan keluhan, cara mencegah, dan pengobatan dari dokter - Pasien menyukai makan makanan yang asin dan berlemak serta jarang berolahraga, dan suka bergadang. Edukasi : Memberitahukan kepada pasien untuk lebih sigap terhadap keluhan, pemeriksaan dan pengobatan yang telah dilakukan sebelumnya. Kemudian mengambil obat Tuberkolosis selama 2 bulan pertama sebelum obat yang dimiliki habis.Kemudian melanjutkan tahap obat 4 bulan. Menganjurkan kepada pasien selama batuk: -menggunakan masker dan tidak boleh membuang ludah atau dahak ( kalau ada di sembarang tempat ) -Tidak boleh makan makanan yang merangsang seperti es, goreng-gorengan dan pedes , asem Pasien dan keluarga 2 hari - Pasien memiliki kesadaran untuk tidak mengabaikan keluhannya, kesadaran untuk periksa ke dokter dan mengambil obat Tuberkolosis Paru sesegera mungkin kalau obatnya sudah habis. - Pasien memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya dengan menjaga makanan dan menggunakan masker saat keluar rumah . - Pasien memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatannya dengan menjaga makanan dan menggunakan masker saat keluar rumah .
  • 53. -Mengedukasikan ke pasien agar diet rendah garam & rendah lemak, serta melakukan olahraga ringan minimal 30 menit setiap hari. Selain itu harus berhenti tidur larut malam ( tidur 8 jam dalam 1 hari ) -Mengedukasikan ke pasien untuk pencegahan MDR Tuberkolosis: Pasien jangan sampai lupa minum obat atupun terputus karena dapat mengakibatkan obat yang diminum menjadi Pasien dan keluarga pasien 2 hari - Pasien dapat diet rendah garam & rendah lemak, menjadi rutin berolahraga, dan berhenti bergadang.
  • 54. 4 Aspek psikososial, keluarga dan lingkungan Edukasi: Tetap menjaga hubungan yang baik antar sesama anggota keluarga. memotivasi pasien agar memperhatikan kesehatannya Pasien dan keluarga pasien 1 hari Pasien beserta keluarga serumah dapat berhubungan baik dengan sesama dan anggota keluarga dan tidak menjadi beban pikiran.
  • 56. TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYA Pertemuan ke 1 16 Oktober 2014 Saat kedatangan yang pertama dilakukan beberapa hal yaitu 1.Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien. 2.Menjalin hubungan yang baik dengan pasien. 3.Menjelaskan maksud kedatangan dan meminta persetujuan pasien dengan inform consent. 4.Menganamnesa pasien, mulai dari identitas sampai riwayat psiko-sosio-ekonomi dan melakukan pemeriksaan fisik. 5.Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan mempersiapkan alat yang akan dipergunakan. 6.Memastikan pasien telah mengerti tujuan prosedur pemeriksaan. 7.Meminta persetujuan pemeriksaan kepada pihak pasien. 8.Membuat diagnostik holistik pada pasien. 9.Mengevaluasi pemberian penatalaksanaan farmakologis. .
  • 57. TANGGAL INTERVENSI, DIAGNOSTIK HOLISTIK, DAN RENCANA SELANJUTNYA Pertemuan ke-2 21 Oktober 2014 Intervensi yang akan diberikan: 1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi penyakit pasien. 2. Mengingatkan untuk melanjutkan terapi yang sudah diberikan. 3. Memotivasi pasien untuk menghindari faktor-faktor resiko Tuberkolosis Paru 4. Mengatur pola makan pasien dengan rendah garam dan rendah lemak disertai olahraga