SlideShare a Scribd company logo
1 of 81
MENGENAL FRAMBUSIA: KLINIS,
TATALAKSANA, DAN SURVEILANS
KASUS
Pertemuan koordinasi kegiatan POPM dan survei
serologi frambusia, 10 agustus 2022
Dr. Prima Kartika Esti, SpDV, M.Epid, FINSDV, FAADV
Outline
■ Pendahuluan
■ Klinis
■ Diagnosis
■ Pemeriksaan laboratorium
■ Diagnosis banding
■ Pengobatan
■ POMP dan KIPO
■ Upaya penemuan kasus
■ Surveilans kasus
Pendahuluan
■ Penyakit infeksi kronik berulang
■ Treponema pallidum subsp. pertenue
■ Kecacatan
■ Sinonim : framboesia tropica (frambesia), yaws, pian,
buba, patek (Indonesia)
Faktor risiko
komunitas sosek rendah (kemiskinan, padat,
gizi buruk)
Kebersihan personal (PHBS)
Lingkungan buruk (akses air bersih, sanitasi)
kasus anak sebagai reservoir
Perjalanan penyakit
■ Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi
jaringan  sembuh dengan deformitas
■ Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari)
■ Lesi awal muncul di daerah port d’ entre
■ Terbagi dalam 3 stadium
KLINIS
Stadium
Stadium I
Laten
awal
Stadium II
Laten
lanjut
Stadium III
Early yaws (menular) late yaws (tidak menular)
3 – 6 bulan
2.5 – 4
bulan,
memanjang
2 th
> 6 bulan
dlm 5 th lesi
dpt muncul
kembali
setelah 5 -
10 th laten
Lesi early yaws
• Papilloma
• Serpiginous papilloma
• Ulceropapillomata
• Squamous macules
• Maculopapules
• Nodules
• Plaques
• Hyperkeratosis of palms and
soles (crab yaws)
• Bone and joint lesions
• Generalized lymphadenopathy
(may occur)
Lesi late yaws
• Hyperkeratosis
• Nodular scars
• Gangosa
• Saber tibia
• Goundou
• Monodactylitis
• Juxta-articular nodules
Stadium I Stadium II Stadium III
 Papul: Tunggal atau
>1 (multipel)
 Papiloma
 Nodul
 Ulkus basah
 Krusto papilloma
Sama seperti stadium I tapi
tersebar, banyak. Selain itu
dapat mengenai:
 Telapak kaki/tangan:
penebalan, pecah pecah
 Kelainan tulang:
osteoporosis,jari
bengkak,nyeri
 Kelainan kuku
Gumma (benjolan, perlunakan &
destruktif  cacat)
 Ganggosa (hidung keropos)
 Juxta articular nodus (benjolan pd
sendi)
 Kelainan tulang, seperti pedang
 Gondou:benjolan di tulang
 Penebalan, pecah2,nyeri pada
telapak tangan/kaki
Early (dini)
Sangat menular
-Late (lanjut)
-Tidak/kurang menular
■ Lesi dapat sembuh spontan, sering
komplikasi infeksi sekunder dan
meninggalkan skar.
■ 10% pasien yang tidak diterapi  stadium
III
■ Gangguan KV dan neurologik hampir tidak
pernah terjadi pada frambusia
Tanda dan gejala
Stadium I
■ Lesi primer (mother yaw/frambesioma)
■ Crusted papilloma
■ Ulserasi  dasar ulkus seperti rasberry, tertutup
krusta kekuningan
■ Papul satelit dapat berkonfluens menjadi plak
■ Pembesaran KGB (sering)
■ Sembuh spontan (2 – 6 bln)  scar atrofik
Mother yaws
Doc Komli, Kodi, SBD, 2009
Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
Laten awal dan stadium II
■ Resolusi mother yaws diikuti periode laten 10 – 16 minggu (atau
sampai 2 tahun)
■ Stadium II : erupsi lesi kulit diseminata dengan limfadenopati
generalisata.
■ Gejala konstitusi (+)
■ Lesi (daughter yaws/pianomas): papul dan plak eritematosa
non-pruritic, basah, verukosa, berkrusta, menyerupai mother
yaws tapi ukuran lebih kecil
Stadium II
■ Lesi dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan
membran mukosa)
■ Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih
byk ditemukan lesi papiloma
■ lesi plak hiperkeratotik di telapak tangan/kaki disertai fisura
atau ulserasi, terasa nyeri (crab yaws)
■ Dapat mengalami ulserasi
■ Dapat mengenai tulang dan sendi
Stadium II
■ Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim.
■ Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular.
■ Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh
secara spontan
Stadium II
Lesi eksudatif multiple, diseminata 
eksudatnya menarik lalat utk
mendekat
Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
Crab yaws
Laten lanjut
■ Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala (uji
serologik reaktif)
■ Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul kembali
dalam 5 tahun pertama infeksi
■ Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di daerah perioral
Stadium III
 Pada 10 % kasus, periode laten menjadi stad III, dgn gejala pada
kulit dan tulang.
 Dapat disertai keterlibatan mata dan neurologik (kecil)
 Lesi: nodul guma pada kulit dan subkutis, nekrosis sentral dan
ulserasi  lesi yg dalam dan menyebabkan mutilasi
■ Destruktif  skar dan kontraktur
■ Perubahan lanjut pada tulang: hypertrophic periostitis,
hydrathrosis, gummatous osteitis dan periostitis, serta
osteomyelitis
Articular nodul
Gumma
gangosa
Doc dr. Catharina, SpKK, Papua 2017
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
■ Diagnosis frambusia biasanya cukup dari temuan klinis.
■ T.partenue tidak dapat dibedakan dengan T.pallidum
secara: mikrobiologi, histopatologi, biokimia, serologik, atau
bahkan dg teknik molekular DNA
■ Sedikit perbedaan dengan DNA sequencing.
■ Uji serodiagnostik untuk sifilis dapat digunakan untuk
frambusia
■ Titer hasil uji non-treponemal (RPR, VDRL)
bervariasi sesuai stadium  dapat negatif pada
stad awal sekali atau late yaws.
■ Uji treponemal konfirmasi (TPHA,MHA-TP, FTA-
ABS) positif pada semua stadium
■ Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap pada lesi
awal: positif.
Primer
Sekunder
Tersier
Pengobatan
0 1 2 3
64
32
16
8
4
2
Tahun
Titer
RPR
TPHA
FTA (Abs)
EIA
Tes serologi treponematosis
Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
Uji non-treponemal
■ antigen nonspesifik (cardiolipin combine with lesitin and cholesterol)  VDRL
dan RPR.
■ titer meningkat seiring perjalanan penyakit  menghilang setelah terapi
■ Sangat sensitif tetapi tidak spesifik
■ False positive pada: leprosy, TB, leptospirosis, morbili, varicela, hepatitis,
mononukleosis infeksiosa, rickettsiosis, tripanosomiasis, SLE
■ Digunakan untuk skrining dan follow-up
■ Kasus yg didiagnosis secara serologik dgn uji ini sebaiknya diikuti dengan uji
treponemal (lebih spesifik)
Uji treponemal
■ Antigen spesifik
■ Untuk konfirmasi diagnosis dan skrining
■ FTA-ABS, MHA-TP, TPHA, TPPA, Elisa, ICS (TPHA-based rapid
test) - RDT
■ Sangat spesifik
■ False positive pada infeksi treponemal lain
■ Hasil positif menetap seumur hidup
DIAGNOSIS
BANDING
Ulkus tropikum Ulkus frambusia
Coccidioidomycosis
Ektima
PIODERMA
TBC Kutis
Skabies
Psoriasis vulgaris plantaris
(medicinenet.com)
Prurigo nodularis (sciencedirect.com)
PENGOBATAN
SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal
Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
Evaluasi Pengobatan
dilakukan pada hari ke-
7, ke-15, ke-30
Sebelum
diobati
Setelah
diobati
Pengobatan dengan azitromisin
Pengobatan dengan azitromisin
Kasus di Halbar, 2018
Kasus di Jayapura, 9 October 2008
Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati
Pengobatan dengan Benzatin Penicilin
POPM
PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN MASSAL
Kab/Kota endemis frambusia bila:
ditemukan minimal 1 kasus
•Min 1 kasus di desa yang belum pernah
ditemukan kasus frambusia
•Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya namun cakupan < 90%
•Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%
POPM
(semua pddk desa)
•1 – 9 kasus di desa yang sudah dilakukan
POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90%
Pengobatan kasus
dan kontak
Beberapa ketentuan (PMK No. 8/2017)
• POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang dinyatakan oleh Ka
Dinkes kabupaten/kota setelah memenuhi kriteria penemuan paling sedikit 1
kasus pada wilayahnya.
Pasal 9
•POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk kontak-kasus.
•Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial dengan penduduk
desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi yang meliputi: kontak serumah, kontak
bermain, kontak bekerja, kontak bertetangga, kontak sekolah dan kontak lainnya
Pasal 10
• penduduk sasaran usia 2 – 69 th
• ditunda pemberiannya pada: bumil, penderita sakit berat, riwayat alergi obat azitromisin
Pasal 11
•POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis.
•Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas.
•Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan reaksi pasca minum
obat.
Pasal 12
•Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan POPM Frambusia.
•Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan
provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera setelah pelaksanaan POPM Frambusia.
Pasal 13
Dosis
No. Nama Obat
Umur
(tahun)
Dosis
Cara
Pemberian
Lama
Pemberian
1. Azitromisin
tablet
2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal
6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal
10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal
16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal
*Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat, atau
alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
KIPO
KEJADIAN IKUTAN
PASCA MINUM OBAT
Farmakokinetik azitromisin
■ Absorpsi dengan cepat dalam sistem pencernaan.
■ Kadar konsentrasi tertinggi dalam tubuh dicapai 2-3 jam, dengan
kadar plasma maks (Cmax) 0,4-0,45 mg/L.
■ Kadar pada jaringan lebih tinggi ± 100 kali daripada di serum.
■ Masa paruh 68 jam.
■ Ekskresi via empedu dan urin
■ Pemberian dosis tunggal azitromisin sama dengan paparan selama 5
hari,
Kontraindikasi, toksisitas & efek samping
■ Kontraindikasi: riwayat alergi azitromisin sebelumnya, gangguan hati, dan
jaundice (kuning) karena gangguan aliran empedu.
■ ESO: diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat.
■ Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan.
■ Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan catatan denyut nadi
sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat.
■ Perhatian khusus: tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan
gangguan fungsi hati.
Keamanan pemberian azitromisin per oral
 Tidak ada perbedaan keberhasilan pengobatan dengan
penisilin benzatin injeksi
 Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.
 Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga
sedang, sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual,
muntah, sakit perut) >>> AMAN
 Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak
diberikan obat hingga 2 minggu.
Efek Samping Obat dan Penanganan
■ Efek samping yang sering: pada sal cerna dengan gejala mual, muntah dan diare, nyeri
abdomen.
■ Efek samping yang jarang: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal dan
gangguan indra penciuman dan pengecap.
■ Pengobatan KIPO adalah dengan memberikan obat sesuai keluhan
■ Jika ringan rujuk ke petugas kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa menangani,
rujuk ke dokter atau RS terdekat
Obat antisipasi KIPO
Disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan (puksesmas/RS) :
■ Epinefrin/adrenalin injeksi
■ Kortikosteroid injeksi (deksametason/metil prednisolon)
■ Difenhidramin inj
■ Cairan infus RL atau Nacl 0,9%
■ CTM tab
■ Prednison tab, deksametason tab
■ Antasida tab
■ Paracetamol tab
■ Ranitidin tab
■ Domperidon tab
UPAYA
PENEMUAN KASUS
58
Pemeriksaan
sasaran
koreng
(bukan
trauma)
Suspek
Konfirm
asi RDT
Positif
=
kasus
Pusling
Pemeriksaan
Pusling di semua
desa minimal 1x 1
tahun
SD/MI
Murid di Seluruh SD/MI
diperiksa minimal 1x 1
tahun
Fasyankes
Pelayanan di Puskesmas,
Pustu, Bidan Desa/Polindes
Kegiatan
terintegrasi
Integrasi dengan
Program lain: ICF
Kusta Frambusia,
PISPK, program
penemuan kasus
lainnya di masyarakat
Laporan
Masyarakat
Laporan masyarakat
sebagai hasil kegiatan
Sosialisasi Frambusia,
laporan tsb diinvestigasi
Kab/ Kota Endemis
Semua Kab/ Kota
Semua Kab/ Kota
Semua Kab/ Kota
Kab/ Kota Endemis
Penemuan Kasus Frambusia
Kab Waropen,
Papua
2018
Konfirmasi RDT
RDT Negatif RDT Positif
Surveilans
a. Terhentinya penularan
frambusia di semua wilayah
b. Sertifikasi bebas frambusia
setiap kab/kota
Eradikasi
Frambusia
tujuan
Indonesia
bebas frambusia
2024
Eradikasi
Frambusia
strategi
1. Advokasi dan sosialisasi
2. Promosi air, sabun dan PHBS
3. Sistem surveilans di semua
wilayah Indonesia (deteksi kasus,
dan pembuktian bebas frambusia)
4. Upaya penanggulangan
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Komitmen
7. Pembiayaan
1.Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus frambusia
(surveilans kasus frambusia puskesmas dan rumah sakit)
2.Upaya penemuan dini semua kasus frambusia (kasus suspek yang
terkonfirmasi)  penyelidikan
3.Pemetaan endemisitas dan risiko penularan frambusia
a.Penetapan endemisitas frambusia kabupaten/kota
b.Penetapan endemisitas dan risiko penularan di desa
4.Monitoring dan evaluasi kegiatan POPM frambusia
5.Survei serologi
6.Penetapan kabupaten/kota bebas frambusia
Surveilans Frambusia
INDIKATOR
KINERJA
SURVEILANS
Surveilans Frambusia :
ALUR PELAPORAN FRAMBUSIA
KASUS
FRAMBUSIA
PEMERIKSAAN
SEKOLAH
PUSKESMAS
KELILING
KLINIK
LAPORAN
MASYARAKAT
REGISTER
FRAMBUSIA
PUSKESMAS
MONITORING
PEMERIKSAAN
SEKOLAH
MONITORING
PUSKESMAS
KELILING
Aplikasi
LAPORAN
BULANAN
FRAMBUSIA
Aplikasi
REGISTER
FRAMBUSIA
PUSKESMAS
KEMENTERIAN
KESEHATAN
DINAS
KESEHATAN
PROVINSI
DINAS
KESEHATAN
KAB/KOTA
LAPORAN
BULANAN
FRAMBUSIA
dg REGISTER
FRAMBUSIA
LAPORAN
BULANAN
FRAMBUSIA
online
Kegiatan
Kab/Kota
Endemis Bebas
Promosi Kesehatan V V
Pengendalian Faktor
Risiko
V V
POPM frambusia V X
Surveilans
Frambusia
V V
Penanggulangan Frambusia
Rencana Aksi Eradikasi Frambusia Kab/Kota
POPM
Frambusia
Desa
Situasi 2010-2014
Surveilans
Adekuat
(endemis)
Kab/Kota
Bebas
Surveilans Adekuat
Kab/Kota
Endemis
Desa non
Endemis
Peng
obatan
Kasus &
Kontak
Kasus
Desa
Endemis
Th1 0
ks
Th2 0
ks
Th3 0
ks
Survei Serologi
Sertifikasi Kab/Kota
Bebas Frambusia
Surveilans
Adekuat
(bebas)
>6 bulan
Surveilans
tidak adekuat
Ada Kasus
Tidak Ada
Kasus
Surveilans
Adekuat
(bebas)
>6 bulan
Surveilans
Adekuat
Bebas
Kasus
(KLB)
Tidak
tertangani
dg baik
Tertangani
dg baik
Menjaga kasus Frambusia tidak menyebar/tetap nol
Apa beda
Surveilans Adekuat
@Kab/Kota Endemis
dan @Kab/Kota Bebas ?
Kab/Kota
Endemis
Frambusia
Surveilans
Kasus
Kab/Kota
BEBAS
Frambusia
Surveilans
Kasus
Indikator
Surveilans frambusia
1. Kelengkapan laporan bulanan Puskesmas dan
RS (Register Frambusia)
2. Pemeriksaan murid SD/MI
3. Puskesmas Keliling - Desa
4. Tingginya kasus koreng bukan karena cidera
5. Tingginya kasus frambusia RDT (-)
6. Review sistem surveilans
Kapasitas SDM frambusia
Setiap Petugas Puskesmas dan RS, pintar:
1.Menemukan kasus
2.Mendiagnosis frambusia
3.Mengobati penderita
4.Pelaporan
5.Cara menghentian penularan
6.Cara membuktikan ada dan tidak ada penularan
SERTIFIKAT ERADIKASI FRAMBUSIA
Tidak ditemukan penularan frambusia
berdasarkan surveilans berkualitas
Madiun Sertifikat Bebas Frambusia (April 2021)
https://jatim.antaranews.com/berita/471862/kota-madiun-
dinyatakan-bebas-dari-penyakit-frambusia
PESAN ERADIKASI FRAMBUSIA
Fokus eradikasi akhir 2019
F
R Rumuskan strategi lokal yang tepat
A Advokasi sosialisasi tingkatkan
M Mantapkan koordinasi LP/LS
B Buktikan kinerja kita
U Upayakan promosi PHBS optimal
S Surveilans nol kasus (zero reporting) perkuat
I Indonesia bebas frambusia selamatkan anak bangsa
A Aman, sehat, dan sejahtera masyarakat kita
Terima kasih

More Related Content

What's hot

diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVdiagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVcendyandestria
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakDokter Tekno
 
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdfPMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdfDidikPrasetiyo7
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaDita Hersafitri
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidfikri asyura
 
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdfDiagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdfsuciptosucipto26
 

What's hot (20)

Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
ppt nike.pptx
ppt nike.pptxppt nike.pptx
ppt nike.pptx
 
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIVdiagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
diagnosis dan tatalaksana pada bayi dari ibu HIV
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
konstipasi anak
konstipasi anakkonstipasi anak
konstipasi anak
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
 
Materi kusta
Materi kusta Materi kusta
Materi kusta
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
 
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdfPMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf
 
MATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptxMATERI RABIES.pptx
MATERI RABIES.pptx
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis - 2013
 
Penyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan RubellaPenyuluhan Measles dan Rubella
Penyuluhan Measles dan Rubella
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdfDiagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
Diagnosis and Differential diagnosis of Parkinson’s disease new.pdf
 

Similar to Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx

Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdfTatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdfyushellydinda
 
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptxArumRiana
 
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptx
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptxDiagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptx
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptxFatonahSubhan
 
Diagnosis Frambusia YI.pdf
Diagnosis Frambusia YI.pdfDiagnosis Frambusia YI.pdf
Diagnosis Frambusia YI.pdfaegisaegea
 
frambusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.pptframbusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.pptAisMoris
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeHilya Hilya
 
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsx
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsxDiagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsx
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsxDianKusuma39
 
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptx
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptxManifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptx
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptxdinapertiwi5
 
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptxamroe1
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentHafizHariNugraha
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...dodyprasetia2
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONAuliaDwiJuanita
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).pptAnonymousy6NmP9NHkY
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxFajri29
 

Similar to Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx (20)

Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdfTatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
 
Frambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptxFrambusia PPT.pptx
Frambusia PPT.pptx
 
QA Frambusia.pptx
QA Frambusia.pptxQA Frambusia.pptx
QA Frambusia.pptx
 
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx
8. Paparan Sosialisasi Klinis Frambusia_SRAGEN.pptx
 
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptx
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptxDiagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptx
Diagnosis & tatalaksana Frambusia YI.pptx
 
Diagnosis Frambusia YI.pdf
Diagnosis Frambusia YI.pdfDiagnosis Frambusia YI.pdf
Diagnosis Frambusia YI.pdf
 
FRAMBUSIA.pptx
FRAMBUSIA.pptxFRAMBUSIA.pptx
FRAMBUSIA.pptx
 
frambusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.pptframbusia_tropika.ppt
frambusia_tropika.ppt
 
QA Frambusia.pptx
QA Frambusia.pptxQA Frambusia.pptx
QA Frambusia.pptx
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsx
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsxDiagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsx
Diagnosis dan Tatalaksana Frambusia.ppsx
 
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptx
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptxManifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptx
Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (2).pptx
 
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx
10. Manifestasi klinis frambusia dan tatalaksana (1).pptx
 
Covid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical studentCovid - 19 information for medical student
Covid - 19 information for medical student
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
DBD, leptospirosis, chikungunya, zika, filariasis, trypanosomiasis, Lyme dise...
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
 
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
2021 Genetic - Kanker reguler dikirim (dr. Rina-dr. Yusuf).ppt
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 

Recently uploaded (20)

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 

Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx

  • 1. MENGENAL FRAMBUSIA: KLINIS, TATALAKSANA, DAN SURVEILANS KASUS Pertemuan koordinasi kegiatan POPM dan survei serologi frambusia, 10 agustus 2022 Dr. Prima Kartika Esti, SpDV, M.Epid, FINSDV, FAADV
  • 2. Outline ■ Pendahuluan ■ Klinis ■ Diagnosis ■ Pemeriksaan laboratorium ■ Diagnosis banding ■ Pengobatan ■ POMP dan KIPO ■ Upaya penemuan kasus ■ Surveilans kasus
  • 4. ■ Penyakit infeksi kronik berulang ■ Treponema pallidum subsp. pertenue ■ Kecacatan ■ Sinonim : framboesia tropica (frambesia), yaws, pian, buba, patek (Indonesia)
  • 5. Faktor risiko komunitas sosek rendah (kemiskinan, padat, gizi buruk) Kebersihan personal (PHBS) Lingkungan buruk (akses air bersih, sanitasi) kasus anak sebagai reservoir
  • 6. Perjalanan penyakit ■ Kronik, dan dapat menyebabkan destruksi jaringan  sembuh dengan deformitas ■ Masa inkubasi 9 – 90 hari (rerata 21 hari) ■ Lesi awal muncul di daerah port d’ entre ■ Terbagi dalam 3 stadium
  • 8. Stadium Stadium I Laten awal Stadium II Laten lanjut Stadium III Early yaws (menular) late yaws (tidak menular) 3 – 6 bulan 2.5 – 4 bulan, memanjang 2 th > 6 bulan dlm 5 th lesi dpt muncul kembali setelah 5 - 10 th laten
  • 9. Lesi early yaws • Papilloma • Serpiginous papilloma • Ulceropapillomata • Squamous macules • Maculopapules • Nodules • Plaques • Hyperkeratosis of palms and soles (crab yaws) • Bone and joint lesions • Generalized lymphadenopathy (may occur) Lesi late yaws • Hyperkeratosis • Nodular scars • Gangosa • Saber tibia • Goundou • Monodactylitis • Juxta-articular nodules
  • 10. Stadium I Stadium II Stadium III  Papul: Tunggal atau >1 (multipel)  Papiloma  Nodul  Ulkus basah  Krusto papilloma Sama seperti stadium I tapi tersebar, banyak. Selain itu dapat mengenai:  Telapak kaki/tangan: penebalan, pecah pecah  Kelainan tulang: osteoporosis,jari bengkak,nyeri  Kelainan kuku Gumma (benjolan, perlunakan & destruktif  cacat)  Ganggosa (hidung keropos)  Juxta articular nodus (benjolan pd sendi)  Kelainan tulang, seperti pedang  Gondou:benjolan di tulang  Penebalan, pecah2,nyeri pada telapak tangan/kaki Early (dini) Sangat menular -Late (lanjut) -Tidak/kurang menular
  • 11. ■ Lesi dapat sembuh spontan, sering komplikasi infeksi sekunder dan meninggalkan skar. ■ 10% pasien yang tidak diterapi  stadium III ■ Gangguan KV dan neurologik hampir tidak pernah terjadi pada frambusia
  • 12. Tanda dan gejala Stadium I ■ Lesi primer (mother yaw/frambesioma) ■ Crusted papilloma ■ Ulserasi  dasar ulkus seperti rasberry, tertutup krusta kekuningan ■ Papul satelit dapat berkonfluens menjadi plak ■ Pembesaran KGB (sering) ■ Sembuh spontan (2 – 6 bln)  scar atrofik
  • 13. Mother yaws Doc Komli, Kodi, SBD, 2009
  • 14. Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
  • 15. Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
  • 16. Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
  • 17. Laten awal dan stadium II ■ Resolusi mother yaws diikuti periode laten 10 – 16 minggu (atau sampai 2 tahun) ■ Stadium II : erupsi lesi kulit diseminata dengan limfadenopati generalisata. ■ Gejala konstitusi (+) ■ Lesi (daughter yaws/pianomas): papul dan plak eritematosa non-pruritic, basah, verukosa, berkrusta, menyerupai mother yaws tapi ukuran lebih kecil
  • 18. Stadium II ■ Lesi dapat muncul dimana saja (termasuk daerah lipatan dan membran mukosa) ■ Pada daerah aksila, lipatan kulit, dan permukaan mukosa, lebih byk ditemukan lesi papiloma ■ lesi plak hiperkeratotik di telapak tangan/kaki disertai fisura atau ulserasi, terasa nyeri (crab yaws) ■ Dapat mengalami ulserasi ■ Dapat mengenai tulang dan sendi
  • 19. Stadium II ■ Morfologi dan jumlah lesi dipengaruhi iklim. ■ Musim kemarau: lesi sedikit dan lebih macular. ■ Lesi stadium II dapat bertahan lebih dari 6 bulan dan sembuh secara spontan
  • 20. Stadium II Lesi eksudatif multiple, diseminata  eksudatnya menarik lalat utk mendekat Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
  • 22. Laten lanjut ■ Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala (uji serologik reaktif) ■ Semua lesi membaik tanpa skar, namun dapat muncul kembali dalam 5 tahun pertama infeksi ■ Pada kasus relaps lesi cenderung lebih terbatas di daerah perioral
  • 23. Stadium III  Pada 10 % kasus, periode laten menjadi stad III, dgn gejala pada kulit dan tulang.  Dapat disertai keterlibatan mata dan neurologik (kecil)  Lesi: nodul guma pada kulit dan subkutis, nekrosis sentral dan ulserasi  lesi yg dalam dan menyebabkan mutilasi
  • 24. ■ Destruktif  skar dan kontraktur ■ Perubahan lanjut pada tulang: hypertrophic periostitis, hydrathrosis, gummatous osteitis dan periostitis, serta osteomyelitis Articular nodul Gumma
  • 25. gangosa Doc dr. Catharina, SpKK, Papua 2017
  • 27. ■ Diagnosis frambusia biasanya cukup dari temuan klinis. ■ T.partenue tidak dapat dibedakan dengan T.pallidum secara: mikrobiologi, histopatologi, biokimia, serologik, atau bahkan dg teknik molekular DNA ■ Sedikit perbedaan dengan DNA sequencing. ■ Uji serodiagnostik untuk sifilis dapat digunakan untuk frambusia
  • 28. ■ Titer hasil uji non-treponemal (RPR, VDRL) bervariasi sesuai stadium  dapat negatif pada stad awal sekali atau late yaws. ■ Uji treponemal konfirmasi (TPHA,MHA-TP, FTA- ABS) positif pada semua stadium ■ Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap pada lesi awal: positif.
  • 29. Primer Sekunder Tersier Pengobatan 0 1 2 3 64 32 16 8 4 2 Tahun Titer RPR TPHA FTA (Abs) EIA Tes serologi treponematosis
  • 30. Doc Prima, Kodi, SBD, 2009
  • 31. Uji non-treponemal ■ antigen nonspesifik (cardiolipin combine with lesitin and cholesterol)  VDRL dan RPR. ■ titer meningkat seiring perjalanan penyakit  menghilang setelah terapi ■ Sangat sensitif tetapi tidak spesifik ■ False positive pada: leprosy, TB, leptospirosis, morbili, varicela, hepatitis, mononukleosis infeksiosa, rickettsiosis, tripanosomiasis, SLE ■ Digunakan untuk skrining dan follow-up ■ Kasus yg didiagnosis secara serologik dgn uji ini sebaiknya diikuti dengan uji treponemal (lebih spesifik)
  • 32. Uji treponemal ■ Antigen spesifik ■ Untuk konfirmasi diagnosis dan skrining ■ FTA-ABS, MHA-TP, TPHA, TPPA, Elisa, ICS (TPHA-based rapid test) - RDT ■ Sangat spesifik ■ False positive pada infeksi treponemal lain ■ Hasil positif menetap seumur hidup
  • 34. Ulkus tropikum Ulkus frambusia
  • 43. SANGAT MUDAH SEMBUH dengan dosis tunggal Azitromisin (30 mg/kg) per oral.
  • 44. Evaluasi Pengobatan dilakukan pada hari ke- 7, ke-15, ke-30 Sebelum diobati Setelah diobati Pengobatan dengan azitromisin
  • 46. Kasus di Jayapura, 9 October 2008 Sebelum diobati Setelah 15 hari diobati Pengobatan dengan Benzatin Penicilin
  • 48. Kab/Kota endemis frambusia bila: ditemukan minimal 1 kasus •Min 1 kasus di desa yang belum pernah ditemukan kasus frambusia •Min 1 kasus di desa yang sudah dilakukan POPM sebelumnya namun cakupan < 90% •Min 10 kasus di desa yang sudah dilakukan POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90% POPM (semua pddk desa) •1 – 9 kasus di desa yang sudah dilakukan POPM sebelumnya dengan cakupan ≥ 90% Pengobatan kasus dan kontak
  • 49. Beberapa ketentuan (PMK No. 8/2017) • POPM dilakukan pada desa/kelurahan endemis yang dinyatakan oleh Ka Dinkes kabupaten/kota setelah memenuhi kriteria penemuan paling sedikit 1 kasus pada wilayahnya. Pasal 9 •POPM dilakukan terhadap seluruh penduduk desa/kelurahan termasuk kontak-kasus. •Kontak-kasus adalah setiap penduduk yang melakukan hubungan sosial dengan penduduk desa/kelurahan endemis berdasarkan hasil investigasi yang meliputi: kontak serumah, kontak bermain, kontak bekerja, kontak bertetangga, kontak sekolah dan kontak lainnya Pasal 10 • penduduk sasaran usia 2 – 69 th • ditunda pemberiannya pada: bumil, penderita sakit berat, riwayat alergi obat azitromisin Pasal 11 •POPM menggunakan obat azitromisin sesuai dosis. •Obat yang diberikan oleh petugas, wajib diminum langsung di depan petugas. •Sebelumnya, petugas harus memberikan informasi mengenai manfaat dan reaksi pasca minum obat. Pasal 12 •Petugas POPM Frambusia wajib mencatat dan melaporkan hasil kegiatan POPM Frambusia. •Laporan disampaikan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi dan Direktur Jenderal secara berjenjang, segera setelah pelaksanaan POPM Frambusia. Pasal 13
  • 50. Dosis No. Nama Obat Umur (tahun) Dosis Cara Pemberian Lama Pemberian 1. Azitromisin tablet 2-5 th 500 mg Oral Dosis tunggal 6–9 th 1000 mg Oral Dosis tunggal 10-15 th 1500 mg Oral Dosis tunggal 16-69 th 2000 mg Oral Dosis tunggal *Kasus < 2 tahun dan > 69 tahun, wanita hamil, warga sakit berat, atau alergi obat azitromisin, pengobatannya konsultasikan ke dokter
  • 52. Farmakokinetik azitromisin ■ Absorpsi dengan cepat dalam sistem pencernaan. ■ Kadar konsentrasi tertinggi dalam tubuh dicapai 2-3 jam, dengan kadar plasma maks (Cmax) 0,4-0,45 mg/L. ■ Kadar pada jaringan lebih tinggi ± 100 kali daripada di serum. ■ Masa paruh 68 jam. ■ Ekskresi via empedu dan urin ■ Pemberian dosis tunggal azitromisin sama dengan paparan selama 5 hari,
  • 53. Kontraindikasi, toksisitas & efek samping ■ Kontraindikasi: riwayat alergi azitromisin sebelumnya, gangguan hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran empedu. ■ ESO: diare, mual, muntah, sakit perut, dan reaksi kulit berat. ■ Tidak ada efek samping fatal/meninggal yang terdokumentasikan. ■ Bila ada bradikardi relatif diberikan sulfas atropine dengan catatan denyut nadi sebelum pemberian harus dihitung dengan cermat. ■ Perhatian khusus: tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan orang dengan gangguan fungsi hati.
  • 54. Keamanan pemberian azitromisin per oral  Tidak ada perbedaan keberhasilan pengobatan dengan penisilin benzatin injeksi  Kurangi risiko dan efek samping obat injeksi.  Persentase kejadian ikutan kecil, cenderung ringan hingga sedang, sebagian besar berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, sakit perut) >>> AMAN  Kejadian Ikutan POMP Frambusia dapat terjadi sejak diberikan obat hingga 2 minggu.
  • 55. Efek Samping Obat dan Penanganan ■ Efek samping yang sering: pada sal cerna dengan gejala mual, muntah dan diare, nyeri abdomen. ■ Efek samping yang jarang: sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal dan gangguan indra penciuman dan pengecap. ■ Pengobatan KIPO adalah dengan memberikan obat sesuai keluhan ■ Jika ringan rujuk ke petugas kesehatan/yankes terdekat, jika tidak bisa menangani, rujuk ke dokter atau RS terdekat
  • 56. Obat antisipasi KIPO Disediakan di fasilitas pelayanan kesehatan (puksesmas/RS) : ■ Epinefrin/adrenalin injeksi ■ Kortikosteroid injeksi (deksametason/metil prednisolon) ■ Difenhidramin inj ■ Cairan infus RL atau Nacl 0,9% ■ CTM tab ■ Prednison tab, deksametason tab ■ Antasida tab ■ Paracetamol tab ■ Ranitidin tab ■ Domperidon tab
  • 59. Pusling Pemeriksaan Pusling di semua desa minimal 1x 1 tahun SD/MI Murid di Seluruh SD/MI diperiksa minimal 1x 1 tahun Fasyankes Pelayanan di Puskesmas, Pustu, Bidan Desa/Polindes Kegiatan terintegrasi Integrasi dengan Program lain: ICF Kusta Frambusia, PISPK, program penemuan kasus lainnya di masyarakat Laporan Masyarakat Laporan masyarakat sebagai hasil kegiatan Sosialisasi Frambusia, laporan tsb diinvestigasi Kab/ Kota Endemis Semua Kab/ Kota Semua Kab/ Kota Semua Kab/ Kota Kab/ Kota Endemis Penemuan Kasus Frambusia Kab Waropen, Papua 2018
  • 62. a. Terhentinya penularan frambusia di semua wilayah b. Sertifikasi bebas frambusia setiap kab/kota Eradikasi Frambusia tujuan Indonesia bebas frambusia 2024
  • 63. Eradikasi Frambusia strategi 1. Advokasi dan sosialisasi 2. Promosi air, sabun dan PHBS 3. Sistem surveilans di semua wilayah Indonesia (deteksi kasus, dan pembuktian bebas frambusia) 4. Upaya penanggulangan 5. Pemberdayaan masyarakat 6. Komitmen 7. Pembiayaan
  • 64. 1.Penemuan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus frambusia (surveilans kasus frambusia puskesmas dan rumah sakit) 2.Upaya penemuan dini semua kasus frambusia (kasus suspek yang terkonfirmasi)  penyelidikan 3.Pemetaan endemisitas dan risiko penularan frambusia a.Penetapan endemisitas frambusia kabupaten/kota b.Penetapan endemisitas dan risiko penularan di desa 4.Monitoring dan evaluasi kegiatan POPM frambusia 5.Survei serologi 6.Penetapan kabupaten/kota bebas frambusia Surveilans Frambusia
  • 68. Kegiatan Kab/Kota Endemis Bebas Promosi Kesehatan V V Pengendalian Faktor Risiko V V POPM frambusia V X Surveilans Frambusia V V Penanggulangan Frambusia
  • 69. Rencana Aksi Eradikasi Frambusia Kab/Kota POPM Frambusia Desa Situasi 2010-2014 Surveilans Adekuat (endemis) Kab/Kota Bebas Surveilans Adekuat Kab/Kota Endemis Desa non Endemis Peng obatan Kasus & Kontak Kasus Desa Endemis Th1 0 ks Th2 0 ks Th3 0 ks Survei Serologi Sertifikasi Kab/Kota Bebas Frambusia Surveilans Adekuat (bebas) >6 bulan Surveilans tidak adekuat Ada Kasus Tidak Ada Kasus Surveilans Adekuat (bebas) >6 bulan
  • 71. Menjaga kasus Frambusia tidak menyebar/tetap nol
  • 72. Apa beda Surveilans Adekuat @Kab/Kota Endemis dan @Kab/Kota Bebas ?
  • 75. Indikator Surveilans frambusia 1. Kelengkapan laporan bulanan Puskesmas dan RS (Register Frambusia) 2. Pemeriksaan murid SD/MI 3. Puskesmas Keliling - Desa 4. Tingginya kasus koreng bukan karena cidera 5. Tingginya kasus frambusia RDT (-) 6. Review sistem surveilans
  • 76. Kapasitas SDM frambusia Setiap Petugas Puskesmas dan RS, pintar: 1.Menemukan kasus 2.Mendiagnosis frambusia 3.Mengobati penderita 4.Pelaporan 5.Cara menghentian penularan 6.Cara membuktikan ada dan tidak ada penularan
  • 77. SERTIFIKAT ERADIKASI FRAMBUSIA Tidak ditemukan penularan frambusia berdasarkan surveilans berkualitas
  • 78. Madiun Sertifikat Bebas Frambusia (April 2021) https://jatim.antaranews.com/berita/471862/kota-madiun- dinyatakan-bebas-dari-penyakit-frambusia
  • 79. PESAN ERADIKASI FRAMBUSIA Fokus eradikasi akhir 2019 F R Rumuskan strategi lokal yang tepat A Advokasi sosialisasi tingkatkan M Mantapkan koordinasi LP/LS B Buktikan kinerja kita U Upayakan promosi PHBS optimal S Surveilans nol kasus (zero reporting) perkuat I Indonesia bebas frambusia selamatkan anak bangsa A Aman, sehat, dan sejahtera masyarakat kita
  • 80.