SlideShare a Scribd company logo
POWERPOINT TEMPLATE
Add your company slogan
Kebijakan, Diagnosa dan
Tatalaksana Frambusia
KEBIJAKAN PROGRAM KUSTA FRAMBUSIA
1. Target dan Kesepakatan Regional, Global dan Nasional
Eliminasi Kusta dan Eradikasi Frambusia (2017-2030)
2. Eliminasi Kusta adalah kondisi penurunan penderita
terdaftar pada suatu wilayah dengan indikator adalah
angka prevalensi <1/10.000 penduduk
3. Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang
dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan
Frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi
masalah Kesehatan masyarakat secara nasional
4. SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang
memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang
terabaikan (Filariasis dan Kusta)
5. Renstra Kemenkes 2020-2024:
a. Eliminasi Kusta di 514 Kabupaten / Kota tahun 2024
b. Eradikasi Frambusia dan Sertifikasi Eradikasi
Frambusia di 514 Kabupaten/Kota tahun 2024
( PERMENKES NO 8 TAHUN 2017)
Frambusia
NAMA LAIN FRAMBUSIA
Pian
Buba
Paru
Parangi
Patek
Puru
Ambalo
APA ITU PENYAKIT FRAMBUSIA?
 Penyakit frambusia / patek / Bubo adalah penyakit menular menahun
yang kambuhan.
 Penyebab KUMAN Treponema pertenue
FRAMBUSIA
• daerah tropis & lembab
• terutama anak-anak (< 15 tahun)
• sosial ekonomi rendah dan higiene
buruk
• Rasio jenis kelamin L:P= 1:0,73
Epidemiologi
• tidak ada kekebalan tubuh yang
menetap
Kekebalan
• tidak fatal
• cacat penampilan dan fisik,
gangguan sosialisasi, diskriminasi
Prognosis
PENULARAN
• manusia
Sumber
penularan
• Berasal dari cairan eksudat /serum
• kontak langsung kulit-kulit
• kontak melalui lalat, alat rumah
tangga, keluarga
• Kontak saat Ibu memberikan ASI ke
anak
Cara
penularan:
• 9-90 hari
• rata-rata 3 minggu
Inkubasi
Faktor Resiko Penularan
Penyediaan Air
Bersih, Kebersihan
perorangan
Kuman:
Treponema
pertenue
Kontak langsung
melalui luka
Early
yaws
(menular)
3 – 6 bulan
2.5 – 4 bln,
memanjang 2 th
STADIUM PERJALANAN PENYAKIT FRAMBUSI
Late yaws
(tidak menul
Stadium I
Late
n
awal
Late
n
lanju
t
Late
n
awal
dlm 5 th lesi dpt
muncul kembali
Stadium II
> 6 bulan
Stadium I
 Lesi primer (Mother yaws )
 Crusted papilloma
 Ulserasi --> dasar ulkus seperti raspberry, tertutup krusta
kekuningan
 Papul satelit dapat berkonfluens menjadi plak
 Pembesaran KGB (sering)
 Sembuh spontan (2-6 bln) --> skar atrofik
LATEN AWAL DAN STADIUM II
 Mother yaws sembuh --> periode laten 10-16 minggu
(sampai 2 tahun) tanpa gejala
 Stadium II: erupsi lesi kulit menyebar dengan sengkelan
 Gejala pengikut lain (-)
 Lesi daughter yaws (pianomas): papul-plak eritematosa
tidak gatal, basah, verukosa, berkeropeng dengan
ukuran lebih kecil
 Lesi dapat muncul di mana saja (termasuk daerah
lipatan dan selaput bening/mukosa)
 Pada ketiak, lipatan kulit, dan permukaan mukosa ->
lebih banyak lesi papiloma
 Lesi plak hiperkeratotik di telapak
tangan/kaki disertai fisura atau ulserasi, terasa
nyeri (crab yaws)
 Dapat mengalami ulserasi
 Dapat mengenai tulang dan sendi
Lesi membasah dan menyebar, menarik
lalat untuk mendekat
LATEN LANJUT
 Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala
(uji serologik reaktif)
 Semua lesi dapat membaik tanpa skar, namun dapat
muncul kembali dalam 5 tahun pertama infeksi
 Kasus relaps cenderung terbatas di sekitar mulut
STADIUM III
 10% kasus, periode laten menjadi std III dengan gejala di
kulit dan tulang
 Dapat disertai keterlibatan mata dan saraf (kecil)
 Lesi: nodul guma pada kulit dan
subkutis, nekrosis
ulserasi -> lesi yg
sentral dan
dalam dan
menyebabkan mutilasi
Gumma
Articular nodul
Gondou
Gangosa
 Diagnosis frambusia biasanya cukup dari temuan klinis
 T. pertenue tidak dapat dibedakan dengan T. pallidum
secara mikrobiologis, histopatologis, biokimia, serologis,
atau bahkan dengan molekular DNA
 Uji serologik untuk sifilis dapat digunakan untuk
frambusia
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DIAGNOSIS BANDING
Ulkus tropikum Ulkus frambusia
Coccidioidomycosis Ektima
Pioderma
TB Kutis
Prurigo nodularis
SKABIES
Tinea Pitiriasis
versikolor
UPAYA PENEMUAN KASUS
Pemeriksaan
sasaran
koreng
(bukan
trauma
)
POSITIF
= KASUS
Konfirm
asi RDT
Suspek
Pusling
Pemeriksaan
Pusling di
semua desa
minimal 1x 1
tahun
SD/MI
Murid di Seluruh
SD/MI diperiksa
minimal 1x 1
tahun
Fasyankes
Pelayanan di
Puskesmas,
Pustu, Bidan
Desa/Polindes
Kegiatan
terintegrasi
Integrasi dengan
Program lain: ICF
Kusta Frambusia,
PISPK, program
penemuan kasus
lainnya di masyarakat
Laporan
Masyarakat
Laporan masyarakat
sebagai hasil kegiatan
Sosialisasi Frambusia,
laporan tsb diinvestigasi
PENEMUAN KASUS FRAMBUSIA
KONFIRMASI RDT
TATALAKSANA FRAMBUSIA
PENGOBATAN FRAMBUSIA
Guideline WHO tahun 1950s : lini pertama Penisilin
- Dosis berulang dari short-acting benzylpenicillin atau
- Injeksi IM dosis tunggal dari sediaan repository benzylpenicillin yang lambat diserap
seperti benzathine benzylpenicillin atau penicillin aluminium monostearate.
- Dosis Benzathine Penicilline 50.000 Unit /KgBB
Dewasa
Anak
: 1,2 Juta Unit Injeksi IM Single dose (usia >10 tahun)
: 0,6 Juta Unit Injeksi IM Single dose (usia <10 tahun)
Sejak tahun 2012  Morges strategy WHO  mulai digunakan azitromisin dosis tunggal
Dosis Azitromisin 30 mg/kg BB (maksimal 2g)
- Anak – anak diatas 8 tahun yang alergi penicillin :
• Tetrasiklin 4 x 250 mg selama 15 hari , atau
• Eritromisin 8 mg/kg BB 4 x sehari selama 15 hari
- Dewasa yang alergi penicillin :
• Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 15 hari , atau
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 15 hari, atau
• Eritromisin 4 x 500 mg selama 15 hari
CARA KERJA OBAT FRAMBUSIA
No Obat Cara Kerja
1 Benzathine Penicilline Mengganggu sintesis mukopeptida dinding sel
2 Tetrasiklin dan doksisiklin Mengganggu sintesis protein dengan cara mengikat
ribosom 30S dan kemungkinan 50S juga
3 Eritromisin Menghambat pertumbuhan bakteri dengan
menghambat disosiasi dari peptidyl tRNA dari
ribosomes, menyebabkan berhentinya sintesis RNA-
dependent protein.
4 Azitromisin Menghambat sistesis protein dinding sel bakteri dengan
mengikat ribosom bakteri subunit 50S
SANGAT MUDAH SEMBUH DENGAN
DOSIS TUNGGAL AZITROMISIN (30
MG/KG) PER ORAL.
SEBELUM
DIOBATI
Setelah
diobati
Evaluasi Pengobatan
dilakukan pada hari ke-
7, ke-15, ke-30
Penyakit hanya pd
manusia
Ada obat yang cost
effective, potent,
single dose..
Diagnosa bisa cara
klinis dgn training
minimum
Pengalaman bisa
eliminasi, fokus
tinggal sedikit
Framboesia
DAPAT
DI ERADIKASI
Frambusia Dimana jalan buntu, Frambusia ada
Perlu dukungan intersektoral
Faktor resiko PHBS kurang
Akses terhadap air bersih kurang 
Harus ada Penyediaan air bersih
Frambusia
Penyakit Kelompok Marginal dan Miskin
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt

Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi TelingaTatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Nesha Mutiara
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
rickygunawan84
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
igdsadikin
 
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdfTatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
yushellydinda
 
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptxFrambusia diagnosis dan surveilans.pptx
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx
Akreditasi5
 
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
pjj_kemenkes
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
eyeeasy
 
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted DiseasesPromosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Muhammad Nasrullah
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
Septian Muna Barakati
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptx
RakiFeryudi1
 
Patek ...
Patek                                                                        ...Patek                                                                        ...
Patek ...
Eko Witono
 
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
noviarani6
 
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPTMateri Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
PuskesmasAmbalAmbil
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
Noveldy Pitna
 
Ppk difteri
Ppk difteriPpk difteri
Ppk difteri
marselya ulfa
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
FotocameraM10
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
IndriHusain2
 
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
SuparMan98
 
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdfPeserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
SeptiMelindaPutri
 
Proposal poli ganggren
Proposal poli ganggrenProposal poli ganggren
Proposal poli ganggren
choiruddin_bisri
 

Similar to KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt (20)

Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi TelingaTatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
Tatalaksana Terapi Antibiotik untuk Infeksi Telinga
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdfTatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
Tatalaksana dan POPM frambusia 31 agustus- 1 september.pdf
 
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptxFrambusia diagnosis dan surveilans.pptx
Frambusia diagnosis dan surveilans.pptx
 
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia EksternaKB 1 Radang Genitalia Eksterna
KB 1 Radang Genitalia Eksterna
 
Ulkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptxUlkus Kornea.pptx
Ulkus Kornea.pptx
 
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted DiseasesPromosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
Promosi & Kawalan - Sexual Transmitted Diseases
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptx
 
Patek ...
Patek                                                                        ...Patek                                                                        ...
Patek ...
 
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
 
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPTMateri Imun Lengkap bosss.PPT
Materi Imun Lengkap bosss.PPT
 
Presentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansenPresentasi morbus hansen
Presentasi morbus hansen
 
Ppk difteri
Ppk difteriPpk difteri
Ppk difteri
 
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptxdermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
dermatologi bahan ajar ukmppd pasti lulus.pptx
 
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptxKASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
KASUS 1 SISTEM INTEGUMEN.pptx
 
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdfANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
ANTI JAMUR TOPIKAL 4.pdf
 
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdfPeserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
Peserta_Final_Paparan 1 Epidemiologi TBC (ILTB)_rev02.pdf
 
Proposal poli ganggren
Proposal poli ganggrenProposal poli ganggren
Proposal poli ganggren
 

Recently uploaded

1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
sonymoita41
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
renaldifebriansyahed
 
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhdddddddddddddddPresentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
enzianamaharani
 
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptxPPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
riopriangga
 
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
sigitpurwanto62
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
ajongshopp
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D
 

Recently uploaded (7)

1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
1.1.d.2. Refleksi - Framework dan Model-model Refleksi.pdf
 
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
Makalah Bahasa Arab. Inna waahwa Tuha .Kelompok 4
 
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhdddddddddddddddPresentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
Presentation1.pptxhdhdhdhhdhhdhhddddddddddddddd
 
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptxPPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
PPT Mekflu power point mekanika fluida .pptx
 
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdfPedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
Pedoman BOS Kinerja Sekolah Prestasi Tahun 2024.pdf
 
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya CodWA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
WA 081388333722 Jual Dildo Penis IKat Pinggang Di Surabaya Cod
 
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari IniWen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
Wen4D Daftar Situs Slot Gacor Gampang Maxwin Terbaru Hari Ini
 

KEBIJAKAN, DIAGNOSA & TATALAKSANA FRAMBUSIA.ppt

  • 1. POWERPOINT TEMPLATE Add your company slogan Kebijakan, Diagnosa dan Tatalaksana Frambusia
  • 2. KEBIJAKAN PROGRAM KUSTA FRAMBUSIA 1. Target dan Kesepakatan Regional, Global dan Nasional Eliminasi Kusta dan Eradikasi Frambusia (2017-2030) 2. Eliminasi Kusta adalah kondisi penurunan penderita terdaftar pada suatu wilayah dengan indikator adalah angka prevalensi <1/10.000 penduduk 3. Eradikasi Frambusia adalah upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menghilangkan Frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah Kesehatan masyarakat secara nasional 4. SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta) 5. Renstra Kemenkes 2020-2024: a. Eliminasi Kusta di 514 Kabupaten / Kota tahun 2024 b. Eradikasi Frambusia dan Sertifikasi Eradikasi Frambusia di 514 Kabupaten/Kota tahun 2024 ( PERMENKES NO 8 TAHUN 2017)
  • 5. APA ITU PENYAKIT FRAMBUSIA?  Penyakit frambusia / patek / Bubo adalah penyakit menular menahun yang kambuhan.  Penyebab KUMAN Treponema pertenue
  • 6. FRAMBUSIA • daerah tropis & lembab • terutama anak-anak (< 15 tahun) • sosial ekonomi rendah dan higiene buruk • Rasio jenis kelamin L:P= 1:0,73 Epidemiologi • tidak ada kekebalan tubuh yang menetap Kekebalan • tidak fatal • cacat penampilan dan fisik, gangguan sosialisasi, diskriminasi Prognosis
  • 7. PENULARAN • manusia Sumber penularan • Berasal dari cairan eksudat /serum • kontak langsung kulit-kulit • kontak melalui lalat, alat rumah tangga, keluarga • Kontak saat Ibu memberikan ASI ke anak Cara penularan: • 9-90 hari • rata-rata 3 minggu Inkubasi
  • 8. Faktor Resiko Penularan Penyediaan Air Bersih, Kebersihan perorangan Kuman: Treponema pertenue Kontak langsung melalui luka
  • 9. Early yaws (menular) 3 – 6 bulan 2.5 – 4 bln, memanjang 2 th STADIUM PERJALANAN PENYAKIT FRAMBUSI Late yaws (tidak menul Stadium I Late n awal Late n lanju t Late n awal dlm 5 th lesi dpt muncul kembali Stadium II > 6 bulan
  • 10. Stadium I  Lesi primer (Mother yaws )  Crusted papilloma  Ulserasi --> dasar ulkus seperti raspberry, tertutup krusta kekuningan  Papul satelit dapat berkonfluens menjadi plak  Pembesaran KGB (sering)  Sembuh spontan (2-6 bln) --> skar atrofik
  • 11.
  • 12. LATEN AWAL DAN STADIUM II  Mother yaws sembuh --> periode laten 10-16 minggu (sampai 2 tahun) tanpa gejala  Stadium II: erupsi lesi kulit menyebar dengan sengkelan  Gejala pengikut lain (-)  Lesi daughter yaws (pianomas): papul-plak eritematosa tidak gatal, basah, verukosa, berkeropeng dengan ukuran lebih kecil
  • 13.  Lesi dapat muncul di mana saja (termasuk daerah lipatan dan selaput bening/mukosa)  Pada ketiak, lipatan kulit, dan permukaan mukosa -> lebih banyak lesi papiloma  Lesi plak hiperkeratotik di telapak tangan/kaki disertai fisura atau ulserasi, terasa nyeri (crab yaws)  Dapat mengalami ulserasi  Dapat mengenai tulang dan sendi
  • 14. Lesi membasah dan menyebar, menarik lalat untuk mendekat
  • 15. LATEN LANJUT  Pasien dapat memasuki periode laten lanjut tanpa gejala (uji serologik reaktif)  Semua lesi dapat membaik tanpa skar, namun dapat muncul kembali dalam 5 tahun pertama infeksi  Kasus relaps cenderung terbatas di sekitar mulut
  • 16. STADIUM III  10% kasus, periode laten menjadi std III dengan gejala di kulit dan tulang  Dapat disertai keterlibatan mata dan saraf (kecil)  Lesi: nodul guma pada kulit dan subkutis, nekrosis ulserasi -> lesi yg sentral dan dalam dan menyebabkan mutilasi Gumma Articular nodul
  • 18.  Diagnosis frambusia biasanya cukup dari temuan klinis  T. pertenue tidak dapat dibedakan dengan T. pallidum secara mikrobiologis, histopatologis, biokimia, serologis, atau bahkan dengan molekular DNA  Uji serologik untuk sifilis dapat digunakan untuk frambusia PEMERIKSAAN LABORATORIUM
  • 19. DIAGNOSIS BANDING Ulkus tropikum Ulkus frambusia Coccidioidomycosis Ektima
  • 23. Pusling Pemeriksaan Pusling di semua desa minimal 1x 1 tahun SD/MI Murid di Seluruh SD/MI diperiksa minimal 1x 1 tahun Fasyankes Pelayanan di Puskesmas, Pustu, Bidan Desa/Polindes Kegiatan terintegrasi Integrasi dengan Program lain: ICF Kusta Frambusia, PISPK, program penemuan kasus lainnya di masyarakat Laporan Masyarakat Laporan masyarakat sebagai hasil kegiatan Sosialisasi Frambusia, laporan tsb diinvestigasi PENEMUAN KASUS FRAMBUSIA
  • 26. PENGOBATAN FRAMBUSIA Guideline WHO tahun 1950s : lini pertama Penisilin - Dosis berulang dari short-acting benzylpenicillin atau - Injeksi IM dosis tunggal dari sediaan repository benzylpenicillin yang lambat diserap seperti benzathine benzylpenicillin atau penicillin aluminium monostearate. - Dosis Benzathine Penicilline 50.000 Unit /KgBB Dewasa Anak : 1,2 Juta Unit Injeksi IM Single dose (usia >10 tahun) : 0,6 Juta Unit Injeksi IM Single dose (usia <10 tahun) Sejak tahun 2012  Morges strategy WHO  mulai digunakan azitromisin dosis tunggal Dosis Azitromisin 30 mg/kg BB (maksimal 2g) - Anak – anak diatas 8 tahun yang alergi penicillin : • Tetrasiklin 4 x 250 mg selama 15 hari , atau • Eritromisin 8 mg/kg BB 4 x sehari selama 15 hari - Dewasa yang alergi penicillin : • Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 15 hari , atau • Doksisiklin 2 x 100 mg selama 15 hari, atau • Eritromisin 4 x 500 mg selama 15 hari
  • 27. CARA KERJA OBAT FRAMBUSIA No Obat Cara Kerja 1 Benzathine Penicilline Mengganggu sintesis mukopeptida dinding sel 2 Tetrasiklin dan doksisiklin Mengganggu sintesis protein dengan cara mengikat ribosom 30S dan kemungkinan 50S juga 3 Eritromisin Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat disosiasi dari peptidyl tRNA dari ribosomes, menyebabkan berhentinya sintesis RNA- dependent protein. 4 Azitromisin Menghambat sistesis protein dinding sel bakteri dengan mengikat ribosom bakteri subunit 50S SANGAT MUDAH SEMBUH DENGAN DOSIS TUNGGAL AZITROMISIN (30 MG/KG) PER ORAL.
  • 29. Penyakit hanya pd manusia Ada obat yang cost effective, potent, single dose.. Diagnosa bisa cara klinis dgn training minimum Pengalaman bisa eliminasi, fokus tinggal sedikit Framboesia DAPAT DI ERADIKASI
  • 30. Frambusia Dimana jalan buntu, Frambusia ada Perlu dukungan intersektoral Faktor resiko PHBS kurang Akses terhadap air bersih kurang  Harus ada Penyediaan air bersih Frambusia Penyakit Kelompok Marginal dan Miskin