Menganalisis dan Memilih Strategi (Strategy Analysis and Choice) ST strategi yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan eksternal. WT strategi merupakan taktik defensip yang langsung dimaksudkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari tantangan lingkungan. Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan analisis situasi sebagai berikut: Rumusan suatu strategi memerlukan analisis situasi atau lebih dikenal dengan istilah Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threaths (SWOT) (Hunger dan Wheelen, 2001). Melalui analisis ini, perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths) yang dimilikinya.
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
ย
SM, Linda Fitria Adi Winata, Hapzi Ali, Internal Environment Analysis from Value Chain Management, Universitas Mercu Buana, 2018
1. INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS
FROM VALUE CHAIN MANAGEMENT
Implementasi Perusahaan
(PT Indosiar Visual Mandiri)
Oleh:
Linda Fitria Adi Winata (55117010019)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Mata Kuliah:
Strategic Management
Abstrak
Menganalisis dan Memilih Strategi (Strategy Analysis and Choice) ST strategi yaitu
menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan eksternal. WT strategi merupakan taktik defensip
yang langsung dimaksudkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari tantangan lingkungan.
Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan analisis situasi sebagai
berikut: Rumusan suatu strategi memerlukan analisis situasi atau lebih dikenal dengan istilah Analisis
Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threaths (SWOT) (Hunger dan Wheelen, 2001). Melalui
analisis ini, perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses),
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths) yang dimilikinya.
FAKULTAS PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN 2018
2. โ18
1
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
DAFAR ISI
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi pada
perusahaan: PT Elang Mahkota Tekhnologi Tbk
LINGKUNGAN INTERNAL
Menurut Robert W. Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan
eksternal didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau
Weakness, dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities
(O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008, 97), analisis SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat
bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan
sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan
agar lebih baik lagi.
Menurut Fred David (1997, 134), analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis
yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu
perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Wikipedia, analisis SWOT adalah metode perencanaan startegis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Pearce dan Robinson (2003, 134), analisis SWOT perlu dilakukan karena
analisa SWOT untuk mencocokan โfitโ antara sumber daya internal dan situasi eksternal
perusahaan. Pencocokan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan
dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai
implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.
3. โ18
2
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
Menurut Kurtz (2008, 45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik
yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal.
Analisis lingkungan internal lebih mengarah pada analisis intern perusahaan dalam menilai
atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan akuntansi,
pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional.
Menurut Porter (1998) analisa internal yang dikenal dengan rantai nilai atau value
chain yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan
keunggulan bersaing perusahaan, melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai menunjukkan
bahwa untuk mencapai suatu margin,perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan
penunjang.
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson Jr, dalam Kotler (2005), analisis lingkungan
internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan
peluang dan ancaman eksternal. Sedangkan menurut Jauch dan Glueck (1997), lingkungan
internal adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk
menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga
dapat mengelola peluang secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam
lingkungan. Hasil dari analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan
kelemahan perusahaan.Kekuatan atau keunggulan perusahaan itu meliputi keunggulan
pemasaran, keunggulan sumberdaya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan operasi dan
keunggulan organisasi dan manajemen.
Lingkungan internal dibagi menjadi lima faktor menurut Jauch dan Glueck (2003),
faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor Pemasaran dan distribusi
2. Faktor Penelitian dan pengembangan suatu fungsi rekayasa
3. Faktor manajemen produksi dan operasi
4. Faktor sumber daya dan karyawan perusahaan
5. Faktor keuangan dan akuntansi
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing
perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan.
Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang
4. โ18
3
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
diketahuinya dapat diperbaiki. Analisa internal yang dikenal dengan rantai nilai yang
memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing
perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk
mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
(Porter, 1998)
Dengan demikian analisis lingkungan internal akan meliputi analisis mengenai sumber
daya manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh perusahaan. Masing-masing
komponen dari analisis lingkungan internal sebagai berikut:
1. Sumber Daya (Resources)
a. Tangible, merupakan sumber daya yang terlihat atau berwujud dalam data
keuangan dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi.
Contohnya:
Sumber day Finansial: Kapasitas kredit perusahaan. Kemampuan
menghasilkan dana internal, dan sebagainya.
Sumber daya Fisik: Kecanggihan mesin pabrik, lokasi pabrik atau lokasi
usaha, dan sebagainya.
Sumber daya Manusia: Pengalaman, loyalitas, pelatihan, komitmen, dan
sebagainya.
Sumber daya Organisasional: Sistem perencanaan, koordinasi, pengendalian,
dan sebagainya
b. Intangible, merupakan sumber daya yang tidak terlihat pada neraca keuangan
perusahaan misalnya teknologi, inovasi dan reputasi (performance).
Contohnya:
Sumber daya Teknologi: Persediaan teknologi, paten, merek dagang, hak
cipta, dan sebagainya.
Sumber Daya untuk Inovasi: Kegiatan riset, kreativitas, dan sebagainya.
Reputasi (performance): Merek, persepsi kualitas, hubungan baik dengan
pemasok, dan sebagainya.
c. Human Resources, Perusahaan menilai sumber daya manusia atau
karyawannya berdasarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang
5. โ18
4
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
untuk selanjutnya dikembangkan juga penilaian terhadap kemampuan para
karyawan untuk bekerja sama secara lebih efektif.
2. Kapabilitas (Capability)
a. Pendekatan Fungsional, merupakan penentu kapabilitas perusahaan secara
relative terhadap fungsi-fungsi utama perusahaan antara lain: pemasaran,
penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi, sumber daya manusia,
produksi serta organisasi secara umum.
b. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain), kapabilitas yang didasarkan pada
serangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan aktivitas
nilai (value activities) yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi,
memasarkan, mengirim dan mendukung produk dan jasa.
3. Kompetensi Inti (Core Competence)
Ada dua pengertian mengenai kompetensi, yakni kompetensi individual dan
kompetensi organisasi. Kompetensi individu meliputi pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities) yang dimiliki seseorang dalam suatu
organisasi. Sedangkan kompetensi organisasi merupakan tindakan kolektif dari
karakteristik kompetensi individu dalam tingkatan organisasi. Olson dan Bolton
(2002) mengilustrasikan cakupan konsep kompetensi dalam literature organisasi yang
diadaptasi oleh Green (1999). Dikemukakan bahwa kompetensi merujuk pada individu
maupun organisasi. Karateristik individu meliputi pengetahuan teknis dan
keterampilan (technical knowledge and skills) dan keterampilan kinerja, serta
kompetensi penyumbang individu (performance skills and competencies of individual
contributors).
Lebih lanjut kompetensi inti diperkenalkan oleh Hamel dan Prahalad (1999).
Kompetensi inti merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang
memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan
agar bersaing lebih efektif. Ada tiga parameter yang dapat diterapkan untuk
mengidentifikasi kompetensi inti dalam perusahaan sebagai berikut:
Pertama, apakah kompetensi inti memberikan akses potensial kepada berbagai
macam pasar. Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki kompetensi ini dalam sistem
6. โ18
5
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
layar monitor memungkinkan perusahaan tersebut menekuni berbagai bisnis seperti:
TV mini, kalkulator, monitor untuk komputer dan laptop, dashboard mobil, dan
sebagainya.
Kedua, apakah kompetensi inti dapat memberikan kontribusi signifikan pada
kegunaan yang diterima pelanggan. Sebagai contoh, kompetensi Honda dalam
mendesain dan membuat mesin yang irit bahan bakar dan tahan uji memberikan nilai
yang tinggi bagi pelanggannya yang implikasinya membuat pelanggan enggan beralih
kepada produsen lain.
Ketiga, apakah kompetensi inti yang dimiliki perusahaan membuat pesaing
mengalami kesulitan untuk meniru (imitasi). Jika dihubungkan dengan kapabilitas,
maka seluruh kompetensi inti merupakan kapabilitas dan sebaliknya tidak semua
kapabilitas merupakan kompetensi inti. Hanya kapabilitas yang mempunyai kriteria
tertentu yang dapat dikategorikan sebagian komptensi inti. Kemampuan atau
kapabilitas merupakan kompetensi inti jika memenuhi empat kriteria, yakni:
a. Kemampuan yang Bernilai (Valuable Capabilities), yakni kemampuan
yang memungkinkan perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan
meminimalkan ancaman eksternal.
b. Kemampuan yang Langka (Rare Capabilities), yakni kemampuan yang
hanya dimiliki oleh sangat sedikit pesaing, baik pesaing saat ini maupun
pesaing yang akan datang.
c. Kemampuan yang Tidak Dapat Ditiru Secara Sempurna (Imperfectly
Imitable Capabilities), yakni kemampuan yang tidak mudah dikembangkan
oleh perusahaan lain.
d. Kemampuan yang Tidak Dapat Diganti (Nonsubstitutable Capabilities),
yakni kemampuan yang sukar untuk digantikan.
ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN)
Hal terpenting yang perlu dipahami bahwa kompetensi tidak harus dan tidak boleh
dijadikan penghambat untuk berubah apabila perusahaan memang memerlukannya. Jika
kompetensi inti yang lama berubah sejalan dengan globalisasi, perusahaan pun harus
menemukan kompetensi yang baru. Karena jika tidak melakukan perubahan, dikuatirkan
7. โ18
6
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran (competitive disadvantage). Hal ini
dilakukan dengan mempertahankan dan menopang kompetensi inti yang telah ada dan secara
simultan mengembangkan dan membentangkan apresiasi ke depan untuk menemukan dan
menghasilkan kompetensi inti yang baru.
Dalam perusahaan diperlukan juga analisa terhadap rantai nilai atau value chain.
Analisis value chain merupakan alat analisis yang berguna untuk memahami aktivitas-
aktivitas yang membentuk nilai suatu produk atau jasa dan digunakan untuk menciptakan nilai
bagi pelanggannya dalam mencapai suatu keunggulan yang kompetitif.
Tujuan analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di
mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya.
Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
Analisis value chain membantu perusahaan dalam mengidentifikasi posisi perusahaan dan
menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam rantai nilai serta mengurangkan atau
mengeliminasi aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah pada produk atau jasa.
Istilah rantai nilai (value chain) menggambarkan cara untuk memandang suatu
perusahaan sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi
pelanggan. Nilai bagi pelanggan berasal dari tiga sumber dasar: aktivitas yang membedakan
produk, aktivitas yang menurunkan biaya produk dan aktivitas yang dapat segera memenuhi
kebutuhan pelanggan. Analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) berupaya memahami
bagaimana suatu bisnis menciptakan nilai bagi pelanggan dengan memeriksa kontribusi dari
aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam bisnis terhadap nilai tersebut (Pears and Robinson,
2009).
Sedangkan menurut Shank dan Govindarajan (2000), mendefinisikan Value Chain
Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai
nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari bahan baku sampai ke
tangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual. Selanjutnya Porter (1985)
menjelaskan, Analisis value-chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk
memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif. Value chain dapat
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk
memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan
8. โ18
7
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
perusahaan lain dalam industri (Blocher/Chen/Lin, 1999 diterjemahkan oleh A. Susty
Ambarriani, 2000).
Value Chain mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas stratejik
diperusahaan (Hansen, Mowen, 2000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis rantai nilai
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menciptakan nilai bagi pelanggannya untuk
mencapai suatu keunggulan yang kompetitif. Sifat Value Chain tergantung pada sifat industri
dan berbeda-beda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak
berorientasi pada laba.
Tujuan dari analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value
chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan
biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah dapat membuat perusahaan lebih
kompetitif.
Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor Strategik Intern
Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang perlu
dievaluasi secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan sebagai landasan bagi
strategi.
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan potensial itu menurut Robinson(1997:238-230),
mencakup:
a. Pemasaran
b. Keuangan dan Akunting
c. Produksi, Operasi dan Teknik
d. Personalia
e. Manajemen Mutu
f. Sistem Informasi
g. Organisasi dan Manajemen Umum
h. Layanan
i. Pengembangan Teknologi
j. Manajemen Sumberdaya Manusia
k. Logistik kedalam
9. โ18
8
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
Langkah 2-3: Evaluasi Faktor-faktor Strategik Intern
1. Membandingkan kinerja dengan masa lalu
2. Perubahan dalam tahap-tahap evolusi organisaisi/perusahaan
3. Perbandingan dengan pesaing
4. Perbandingan dengan fakgtor-faktor kunci sukses dalam industri
Menganalisis dan Memilih Strategi (Strategy Analysis and Choice) ST strategi yaitu
menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan eksternal. WT strategi merupakan taktik
defensip yang langsung dimaksudkan untuk mengurangi kelemahan dan menghindari
tantangan lingkungan. Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu
dilakukan analisis situasi sebagai berikut:
Rumusan suatu strategi memerlukan analisis situasi atau lebih dikenal dengan istilah
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threaths (SWOT) (Hunger dan Wheelen,
2001). Melalui analisis ini, perusahaan akan dapat mengidentifikasi kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths) yang dimilikinya.
Analisis SWOT juga merupakan perangkat analisa terhadap keseluruhan situasi suatu
perusahaan. Pendekatan ini menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan
peluang dan hambatan yang terdapat pada lingkungan eksternal perusahaan (Certo and Peter,
1990). Pendekatan ini juga menyatakan bahwa persoalan-persoalan pokok yang dihadapi
perusahaan dapat diatasi melalui analisis yang efektif dari 4 elemen ini. Setelah menganalisa
SWOT dapat diformulasikan strategi-strategi untuk mengatasi permasalahan pokok
perusahaan tersebut.
Alat analisis yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis yang dapat
meningkatkan pendapatan berasal dari iklan perusahaan adalah matriks SWOT agar dapat
dipetakan lebih jelas lagi setelah dilakukan AHP, yang dapat dilihat pada (Tabel 1). Matriks
ini berfungsi untuk menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat matriks SWOT yang menggunakan
faktor strategis untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari iklan (eksternal maupun
10. โ18
9
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
internal). Peluang dan ancaman terdapat dalam faktor eksternal, serta kekuatan dan kelemahan
terdapat dalam faktor internal, serta selanjutnya dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif
strategi (SO, ST, WO dan WT), seperti yang terlihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Matriks SWOT
11. โ18
10
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
IMPLEMENTASI INTERNAL ENVIRONMENT ANALYSIS FROM VALUE CHAIN
PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI
1. Analisis Faktor Internal
Berdasarkan pada data faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendapatan dari iklan
serta gambaran umum dari kondisi Indosiar yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dilakukan analisis faktor internal Indosiar sebagai berikut:
a. Pemasaran
Kekuatan
Terdapat sejumlah kekuatan yang dimiliki Indosiar dalam aspek pemasaran,
diantaranya adalah:
1. Hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai media partner.
Kerjasama yang telah dibina oleh Indosiar dengan berbagai media partner yang
ada sudah berlangsung lama sejak Indosiar beroperasi pada tanggal 11 januari
1995. Hal ini dapat mendukung pihak perusahaan untuk memperoleh pendapatan
iklan yang meningkat.
2. Promosi yang gencar.
Indosiar mengasumsikan bahwa promosi merupakan kegiatan yang penting dalam
berbagai kegiatan, khususnya industri pertelevisian, sehingga promosi tidak hanya
dilakukan oleh pihak public relations department saja, melainkan oleh promotion
department (promo off air dan promo on air) juga sales marketing and
programming.
3. Berpengalaman dalam menghasilkan program-program acara yang bermutu,
dimana diproduksi sendiri oleh pihak perusahaan (in house production), melalui
peremajaan atau mempertahankan tayangan yang selama ini terbukti sukses
ketimbang memproduksi tayangan baru yang belum tentu efektif.
4. Perseroan dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang
pertelevisian di Indonesia, seperti strategi penayangan program pada hari
berurutan, penulisan lirik lagu (subtitle) untuk karaoke pemirsa di rumah,
pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), jejak pendapat
jarak jauh (telepooling), sponsor produk dalam sebuah program (built in
12. โ18
11
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
sponsorship), dan penggalangan dana bantuan yang terintegrasi antara telepon,
ATM dan program televisi (telethon) yang direspon dengan baik oleh masyarakat.
Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki Indosiar dari segi pemasaran adalah kurangnya jumlah
tenaga penjualan yang tersedia. Dengan semakin banyak merek dan produk yang
diiklankan, berarti beban pekerjaan semakin meningkat, untuk meningkatkan
mutu pelayanan, maka dibutuhkan tambahan orang seperti tenaga administrasi
penjualan untuk memperlancar proses administrasi yang lambat.
b. Program Indosiar
Kekuatan
Dari segi program, acara Indosiar memiliki kekuatan berikut:
1. Menjadi Trend Setter program tayangan Talent Search dan Variety Show.
Sebagian besar tayangan Indosiar merupakan in house production, dimana pihak
perusahaan mampu menciptakan ide kreatif dalam tayangan Talent Search dan
Variety show yang dikemas sedemikian rupa hingga menjadi trend setter untuk
acara serupa di stasiun TV lain, seperti AFI, Dangdut Academy, Stand Up
Comedy, Konser Spesial dan lain-lain.
2. Dalam pengadaan programnya, Indosiar mengoptimalkan kerjasama dengan
beberapa sumber produksi program yang bermutu, baik untuk program asing dan
program lokal. Untuk program asing, Indosiar bekerja sama dengan pemasok yang
telah memiliki reputasi yang baik dan berpengalaman, demikian juga untuk
program lokal.
3. Segmentasi yang tepat untuk sebagian besar program acara yang ditayangkan oleh
pihak perusahaan, seperti film Korea, India dan syndicated film.
4. Daya jangkau siaran yang luas, dimana Indosiar memiliki 22 stasiun transmisi
yang sudah ada dan 1 stasiun transmisi baru yang dibangun, sehingga siaran
Indosiar dapat diterima dengan peralatan televisi biasa lebih dari 130 kota
diseluruh Indonesia.
13. โ18
12
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki Indosiar dari segi program adalah diversifikasi program
kurang variatif.
c. Manajemen dan Sumber Daya Perusahaan
Kekuatan
Sejumlah kekuatan SDM Indosiar adalah:
1. Indosiar mendapat dukungan dari karyawan yang memiliki kemampuan,
keahlian, keterampilan, kerja keras dan kerjasama yang erat seluruh karyawan
di bidang pertelevisian yang baik di Indonesia.
2. Meningkatkan kemampuan tenaga profesional, Indosiar menyelenggarakan
program pendidikan dan pelatihan, serta pengadaan program kesejahteraan
sebagai pola dasar pengembangan sumber daya manusia. Perseroan
memberikan keleluasaan kepada seluruh karyawannya untuk berlatih dan
mempelajari berbagai bidang yang diminati dan memotivasi karyawan agar
terus giat berlatih dan belajar demi pengembangan mutu diri masing-masing.
3. Indosiar membuka kesempatan kerja bagi para penyandang cacat sebagai
karyawan tetap. Hingga kini tercatat 41 orang penyandang cacat yang bekerja
di bidang keahliannya masing-masing, diantaranya 10 orang tunanetra untuk
operator telepon.
4. Beberapa pelatihan atau kunjungan kerja yang menyangkut pengembangan
wawasan dan keterampilan profesi juga sering dilakukan, yaitu baik di dalam
maupun luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan,
Hongkong, Jepang, Australia dan Amerika Serikat.
5. Indosiar dalam upaya menunjang kesejahteraan karyawannya telah
menyediakan berbagai sarana dan tunjangan yang dapat dinikmati oleh
karyawan untuk memotivasi kerja karyawan, seperti gaji yang memadai,
tunjangan lain yang baik dan sesuai.
14. โ18
13
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
Kelemahan
Kelemahan dari segi SDM adalah di Indonesia tenaga profesional dalam bidang
pertelevisian masih belum begitu banyak, sehingga seringkali terjadi pembajakan
karyawan dari berbagai stasiun televisi baru dan stasiun televisi yang bermodal
besar.
d. Permodalan dan Investasi
Kekuatan
Sejumlah kekuatan Indosiar dari segi permodalan adalah:
1. Asset perusahaan yang terus meningkat Indosiar semakin banyak melakukan
investasi untuk memperluas fasilitas dan sarananya, yaitu penambahan stasiun
transmisi indosiar yang mencakup lebih banyak population coveraged. Oleh
karena itu perbaikan program acara, baik acara reguler maupun non reguler
terus ditingkatkan, baik program acara yang di produksi sendiri maupun
membeli dari production house, dimana membutuhkan investasi modal yang
tidak sedikit.
2. Indosiar yang merupakan leader televisi padat modal memudahkan pihak
perusahaan dalam memperoleh modal, karena merupakan perusahaan
perseroan, sehingga perluasan target audiens dapat diproyeksikan laba
perusahaan dapat meningkat terus.
Kelemahan
Kelemahan Indosiar dari segi permodalan adalah tantangan dari pihak pesaing
yang menawarkan modal dengan porsi lebih besar untuk perbaikan program
stasiunnya.
15. โ18
14
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
No. Kekuatan No. Kelemahan
1.
Hubungan kerjasama yang baik dengan
berbagai media partner.
1.
Kurangnya jumlah tenaga penjualan
yang tersedia.
2. Promosi yang gencar. 2. Diversifikasi program kurang variatif.
3.
Berpengalaman dalam menghasilkan
program-program acara yang bermutu
dalam hal in house production
3.
Tenaga profesional dalam bidang
pertelevisian masih belum begitu
banyak
4.
Menjadi Trend Setter program
tayangan Reality Show.
4. Penurunan rating akhir periode 2005.
5.
Segmentasi yang tepat untuk sebagian
besar program acara yang ditayangkan
5.
Tantangan dari pihak pesaing yang
menawarkan modal dengan porsi lebih
besar.
6. Daya jangkau siaran yang luas 6.
Peralatan dan fasilitas stasiun
transmisi yang ada belum mengalami
pembaharuan sesuai kemajuan zaman.
7.
SDM yang kreatif, handal dan terlatih
melalui pelatihan dan kunjungan kerja.
8. Insentif yang memadai
9. Aset perusahaan yang terus meningkat
Tabel 1. Ancaman dan Peluang Indosiar
16. โ18
15
Strategic Management
Internal Environment Analysis From Value Chain Management dan Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
David, Fred R. 2011. Strategic Management Concept and Casses, Thirteenth Edition, Pearson.
Wheelen, Thomas L and Hunger, J. David. 2012. Strategic Management and Bussines Policy, Toward
Global Sustainability, Thirteenth Edition, Pearson.
Ansoff, H. Igor and Mc. Donnell, Edward J. 1990. Implenting Strategic Management. Prentice Hall
Second Edition.
Glueck, William F, dan Lawrence R, Jauch. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan.
Jakarta: Erlangga.
Prahalad, C. K. 1996. Competing For the Future. Harvard Business Review Press.
Arifin, Fina Yulianti. 2006. Analisis Strategi Promosi Pemasaran Terhadap Peningkatan Pendapatan
Iklan PT. Indosiar Visual Mandiri, Tbk. Skripsi. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.