Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas analisis lingkungan internal perusahaan berdasarkan pendekatan rantai nilai atau value chain analysis.
2. Rantai nilai membagi aktivitas perusahaan menjadi aktivitas primer dan aktivitas pendukung.
3. Analisis rantai nilai digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang memberikan kontribusi terbesar bagi keunggulan bersaing perusahaan.
Similar to SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environment Analysis from Value Chain Management, Universitas Mercubuana, 2018
Iv, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, analisis lingkungan internal organisas...Nurrul Tiara Dinni
Similar to SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environment Analysis from Value Chain Management, Universitas Mercubuana, 2018 (20)
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Internal Environment Analysis from Value Chain Management, Universitas Mercubuana, 2018
1. STRATEGIC MANAGEMENT “Internal Environment Analysis from Value
Chain Management“
Universitas Mercubuana
Senin, 09-15 April 2018
Nama : Rudy Harland Seniang Sakti
NIM : 55117110019
Fakultas : Magister Management
Mata Kuliah : Strategic Management
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Internal Environment Analysis from Value Chain Management
Lingkungan Internal yaitu berbagai hal atau pihak yang terkait langsung dengan kegiatan
sehari-hari dalam suatu pemasaran dan mempengaruhi langsung setiap program dan kebijakan
pemasaran. Analisis lingkungan internal lebih mengarah pada analisis intern perusahaan dalam
menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan
akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional (David, 2006).
Inti dari analisis lingkungan internal ini adalah berusaha untuk mencari keunggulan
strategis yang dipakai untuk membedakan diri dari pesaing. Menurut Jauch dan Gluech (1999),
lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan strategi mengkaji faktor internal
perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang
berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif dan menghadapi ancaman
yang terdapat dalam lingkungan. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson Jr, dalam Kotler
(2005), analisis lingkungan internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan
kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Selanjutnya Pearce dan Robinson,
Jr dalam Kotler (2005) memberikan langkah-langkah dan menganalisis lingkungan internal yang
nantinya akan menghasilkan profit perusahaan terdiri dari :
A. Identifikasi faktor-faktor strategik internal dan kegiatan yang paling penting :
1. Identifikasi faktor internal kunci :
a. Pemasaran
Pemasaran adalah starting point setiap kegiatan bisnis. Fungsi-fungsi perusahaan
yang lain, seperti produksi, persediaan, keuangan, SDM dsb, merupakan derivat,
langsung atau tidak langsung, dari fungsi pemasaran. Kajian mengenai kelayakan
suatu usaha selalu dimulai dari perkiraan kemampuan melakukan penetrasi
pasar. Karena itu, tak ada bisnis yang bisa dikembangkan tanpa pemasaran.
b. Keuangan dan akunting
Faktor keuangan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan yang tergambar dalam laporan
keuangan perusahaan.
2. c. Produksi, operasi, dan teknik
Bagian operasi dan teknik berkaitan dengan upaya pengendalian produksi di pabrik
tetap terjaga sesuai rencana. Pengendalian produksi adalah fungsi untuk
menggerakan barang melalui siklus manufaktur keseluruhan dari pengadaan bahan
baku sampai dengan pengiriman produk jadi.
d. Personalia
Bagian personalia berkaitan dengan perencanaan, pelatihan dan penempatan staf
yang sesuai dengan rencana perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
e. Manajemen Mutu
Manajemen mutu dilaksanakan dalam menjaga kualitas kerja dan produk sehingga
tetap memenuhi standar yang diinginkan.
f. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan bagian dari sistem penunjang pengambilan
keputusan manajemen dalam berbagai hal. Pengelolaan informasi berbasis
computer sangat menentukan proses pengambilan keputusan perusahaan.
g. Organisasi dan Manajemen Umum
Pengelolaan SDM yang benar dalam organisasi dimaksudkan untuk mensinergikan
kemampuan dengan kesesuaian bidang kerja staf, sehingga pekerjaan yang
dilaksanakan dapat maksimal.
B. Identifikasi kegiatan umum :
1. Logistik ke dalam
2. Operasi
3. Logistik ke luar
4. Pemasaran dan penjualan
5. Layanan
C. Identifikasi kegiatan penunjang :
1. Pembelian
2. Pengembangan teknologi
3. Manajemen sumber daya manusia
4. Infastruktur perusahaan;
(a) Bagaimana faktor-faktor dan kegiatan-kegiatan ini dibandingkan dengan informasi
historis dan standar keunggulan internal, (b) Evaluasi faktor-faktor strategik intern dengan cara
: Perbandingan dengan kinerja masa lalu, Perbandingan dengan pesaing, Perbandingan dengan
faktor-faktor sukses dalam industri
Pendekatan Terhadap Pengamatan dan Analisis Internal
Pendekatan ini dilakukan dengan cara membandingkan pengukuran variabel-variabel
faktor strategis internal dengan mengukur (1) kinerja masa lalu perusahaan, (2) pesaing kunci
3. perusahaan, dan (3) industri sebagai satu kesatuan. Manajer strategis dapat mengamati dan
menganalisis variabel internal dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari tiga
pendekatan yaitu :
1. Analisis PIMS
Institut perencanaan Strategis melakukan penelitian untuk membantu menemukan faktor-
faktor strategis internal yang relevan bagi badan-badan usaha. Sampai saat ini, penelitian
PIMS telah mengidentifikasi 9 faktor strategis utama yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya 80 persen variasi dalam profitabilitas diantara perusahaan database.
2. Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai, salah satu cara untuk menguji sifat dan tingkat sinergi, apabila ada,
diantara kegiatan-kegiatan internal perusahaan. Pengujian sistematis kegiatan-kegiatan
induvidual dapat mendorong kepada pemahaman yang lebih baik terhadap kekuatan
dankelemahan perusahaan.
3. Analisis Fungsional
Cara paling sederhana untuk mengamati dan menganalisis lingkungan internal organisasi
adalah melalui analisis fungsional.
Ansoff, mengemukakan bahwa keahlian dan sumber daya perusahaan dapat diatur
dalam profil kompetensi sesuai fungsi bisnis seperti pemasaran, keuangan, penelitian dan
pengembangan, dan operasi.
Pengamatan Lingkungan Internal dengan Analisis Rantai
Nilai Prinsip diragregasi perusahaan juga digunakan pada pendekatan ini, sama seperti
pendekatan yang di atas. Pendekatan ini digagas oleh Michel Porter pada tahun 1980an atau
lebih tua dibanding pendekatan keunggulan bersaing. Pada pendekatan ini untuk memperoleh
tingkat margin diperlukan aktifitas bisnis yang dikelompokan atas :
a. Aktifitas Utama
b. Aktifitas penunjang
Aktifitas-aktifitas utama perlu untuk diperhatikan agar bekerja dengan baik serta
dukungan oleh aktifitas penunjang. Dengan memperhatikan setiap aktifitas dan keketerkaitan
antar masing-masing, maka diharapkan perusahaan dapat meningkatkan kinerja masing-masing
aktifitas danmenciptakan sinergi agar terciptanya keunggulan perusahaan.
Rantai nilai menyediakan sarana untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan oleh
sebuah organisasi. Rantai Nilai mengidentifikasi bidang utama aktivitas primer dan pendukung
yang akan diminta untuk memberikan nilai kepada pelanggan organisasi dan berpotensi
membedakan organisasi dari pesaingnya. Kita dapat menggunakan konsep rantai nilai untuk
mengembangkan peta proses tingkat tinggi dalam organisasi.
4. Gambar Skema Rantai Nilai
Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
1. Primary activities:
▪ Inbound logistics : aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum
digunakan.
▪ Operations : akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
▪ Outbound logistics : aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan
konsumen.
▪ Marketing and sales : aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar
tertarik untuk membeli produk.
▪ Service : aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
2. Supported activities :
▪ Firm Infrastructure : terdiri dari departemen-departemen atau fungsi-fungsi (akuntansi,
keuangan, perencanaan, dan sebagainya) yang melayani kebutuhan organisasi dan
mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.
▪ Human Resources Management : Pengaturan sumber daya manusia mulai dari
perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
▪ Technology Development : pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur,
didalam transformasi produk dari input menjadi output.
▪ Procurement : berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.
5. Gambar Aktivitas Rantai Nilai untuk Perusahaan Manufaktur. Sumber : Debra Paul, dan James
Cadle (2014)
Bila menggunakan rantai nilai, hal yang paling mudah untuk memulai adalah dengan
operasi yang merupakan kegiatan inti dari rantai nilai ini. Dalam contoh di atas digambarkan
perusahaan manufaktur dan kegiatan utama dari rantai nilai ini adalah ‘Membuat produk’.
Namun, hal tersebut hanya dapat dilakukan jika perusahaan manufaktur tersebut bisa
mendapatkan bahan baku yang merupakan kegiatan logistik masuk. Kegiatan logistik keluar
menyangkut pengiriman ke konsumen akhir. Dalam pemasaran dan penjualan, perusahaan
perlu mempromosikan produk dan menerima pesanan. Akhirnya, aktivitas melayani konsumen
atau servis melibatkan memberikan masukan kepada pelanggan mungkin dengan menjawab
pertanyaan dan menangani keluhan.
Dimensi Analisa Lingkungan Internal
Setiap perusahaan perlu untuk meningkatkan kekuatan internalnya dalam berhadapan
dengan persaingan. Pada dasarnya keunggulan bersaing yang diperlukan adalah keunggulan
yang bersifat terus menerus sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang di dalam
lingkungannya. Keunggulan ini biasa disebut dengan Sustainable Competitive Advantage (SCA).
Untuk mengembangkan keunggulan internal ini terdapat 3 komponen lingkungan internal yang
penting yaitu :
1. Resource
2. Capabilities
3. Core Competencies
Core Competencies adalah dasar dari pengembangan kekuatan internal perusahaan
untuk dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan (SCA). Faktor utama
pembentuk Core Competencies ini adalah Capabilities. Sedangkan Capabilities diperoleh dari
Resource yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan perusahaan. Analisis internal perusahaan
6. seyogyanya juga memperhatikan aspek ini. Sumber daya sering diartikan sebagai input yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi dapat dikelompokan atas :
1. Tangible resource adalah yang mudah untuk diidentifikasi dan dievaluasi serta dapal dilihat
pada laporan keuangan yang meliputi sumber daya dana, fasilitas fisik, peralatan dan lain-
lain.
2. Intangibel resource adalah sesuatu yang sulit untuk diidentifikasi dan dievaluasi
sepertiteknologi, reputasi, inovasi dan kreatifitas.
3. Human Resource sengaja dipisahkan karena memiliki keunikan tersendiri dan dipelajari
dalam bidang tersendiri.
Capability adalah sekumpulan resource yang menampilkan suatu tugas atau aktifitas
tertentu secara integratif Pendekatan identifikasi diatas dapat dilakukan untuk analisis variabel
ini seperti pendekatan fungsional dan rantai nilai. Kombinasi resource yang optimal akan
menciptakan sinergi dan kapabilitas perusahaan yang lebih baik. Core Competencies adalah
sesuatu yang dibangun berdasarkan capabilities dan Resource perusahaan sehingga membuat
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka :
1. https://www.scribd.com/doc/228090997/Analisis-Lingkungan-Internal, (14 April 2018, 09.45)
2. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-analisis-rantai-nilai-atau-value-chain-
analysis/14553/2, (14 April 2018, Jam 10.17)
7. Implementasinya
Analisis Value Chain (Rantai Nilai) TELKOM Speedy
Strategis bisnis yang diterapkan oleh sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan begitu
saja dari strategi sistem informasi dan strategi teknologi informasi karena dengan adanya
perkembangan atau kemajuan sistem informasi dan teknologi informasi maka perusahaan
tersebut dapat memanfaatkannya untuk mendukung strategi bisnisnya. Hubungan antara
strategi bisnis, sistem informasi dan teknologi informasi dapat dijelaskan pada gambar 1.
Model Rantai Nilai (Value Chain)
Porter (1985) dalam buku Jogiyanto (2005), membagi aktivitas di dalam perusahaan
menjadi sembilan aktivitas yang dikelompokkan menjadi dua aktivitas besar, yaitu empat
aktivitas pendukung dan lima aktivitas utama, seperti terlihat pada gambar 2.
8. Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai digunakan untuk mengetahui serangkaian anktivitas perusahaan.
Analisis ini disusun menggunakan tabel yang menunjukkan aktivitas mana yang sudah optimal
dan masih kurang optimal dalam memberikan kontribusi untuk peningkatan keunggulan
Telkom Speedy Berdasarkan Tabel 4.22 perhitungan analisis rantai nilai menghasilkan skor
terbesar sejumlah 2,264 yang menggambarkan bahwa keunggulan dari rantai nilai yang
mempunyai skor 2,264 berada di rata-rata skor industri dengan nilai 2.00, menunjukkan bahwa
Telkom Speedy mempunyai keunggulan bersaing.
9. Tabel Rekapitulasi Rantai Nilai Aktivitas
Menurut Porter aktivitas primer ataupun sekunder yang memiliki skor tertinggi
merupakan aktivitas yang berpotensi menciptakan nilai bagi TelkomSpeedy untuk mewujudkan
keunggulan bersaing. Sedangkan aktivitas-aktivitas dengan skor terendah merupakan aktivitas
yang perlu diperhatikan karena masih belum optimal dalam menicptakan nilai keunggulan
bersaing. Aktivitas-aktivitas yang telah unggul perlu dijaga kinerjanya karena pada aktivitas
inilah perusahaan dapat unggul dibandingkan dengan pesaingnya, sesuai apa yang dijelaskan
Porter bahwa keunggulan bersaing juga bisa diciptakan melalui aktivitas-aktivitas yang memiliki
nilai tinggi dibandingkan pesaingnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui analisis rantai nilai pada aktivitas yang
memiliki total skor terendah adalah aktivitas primer pada Pelayanan pemasangan Speedy dan
penanggunggan komplain dengan bobot 0,08 nilai 1,6 dengan total skor 1,128 hal inilah yang
perlu mendapat perhatian khusus karena pada aktivitas inilah perusahaan kalah bersaing
dengan pesaing penyedia internet lain. Bukan berarti aktivitas yang memiliki nilai rendah tidak
berarti bahwa aktivitas ini mempunyai sedikit pengaruh ke dalam perusahaan. Karena dalam
proses rantai nilai adalah proses kesatuan yang saling berpengaruh dalam kinerja perusahaan.
Aktivitas-aktivitas yang mempunyai nilai tinggi, mempunyai potensi untuk dikembangkan
sehingga menjadi keunggulan bersaing perusahaan dibandingkan rata-rata industri.
Daftar Pustaka :
1. https://ridhohamonangan.wordpress.com/2016/04/23/analisis-value-chain-rantai-nilai-
telkom-speedy/, (14 April 2018, 11.48)