1. RESENSI ARTIKEL JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK
MEMENUHI MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh
Siti Rohmah (1811203)
Dosen Pengampu:
Nurul Faqih Isro’I, M,Pd
Fakultas: Tarbiyah
Prodi: PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEIH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2019/2020
2. RESENSI ARTIKEL JURNAL
Judul: Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(Pai) Berbasis Multikultural
Penulis : Irma Novayani
Keywords: Pendidikan Agama Islam, Kultural
Sinopsis
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
pandangan seseorang tentang ragam kehidupan didunia atau pun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragama,
dan berbagai macam budaya multicultural yang ada dalam kehidupan masyarakat
yang menyangkut nilai-nilai, system, budaya, kebiasaan, dan politik yang dianut
mereka. Multikulturalisme dalam islam dapat dirujukkan minimal dari tiga
kategori yakni:
1.multikulturalisme dalam perspektif teologis
Kemajemukan yang ada didunia ini adalah sebuah kenyataan yang sudah
menjadi sunnatullah (ketentuan Allah). Dengannya seorang muslim akan mampu
bertindak dengan bijak dan selalu termotivasi untuk berbuat baik.
2. multikulturalisme dalam perspektif historis
Dalam perspektif ini dapat dirujuk langsung oleh system kenegaraan yang
diterapkan anbi Muhammad saw dengan piagam madinahnya. Piagam madinah ini
adalah konsesi atas hijrah nabi Muhammad saw pada tahun 622M yang
menemukan kondisi sosiologis madinah berbeda di makkah.
3.multikulturalisme dalm perspektif sosiologi
Perspektif sosiologi inter umat islam sendiri, hal ini dilihat dalam praktek
keberagaman umat islam didunia. Secara internal umat islam memiliki
keanekaragaman mazhab fiqh, tasawuf dan kalam. Kemajukan intern umat islam
juga ditemukan dalam praktek pengelompokan social, politik kepartaian serta
model pendidikannya. Dari sudut multikulturalisme internal ini, pluralism
3. identitas cultural keagamaan bagi masyarakat muslim, bukanlah sekedar fakta,
lebih dari itu, multikulturalisme telah menjadi semangat, sikap hidup dan
pendekatan dalam menjalani kehidupan dengan orang lain.
Pendidkan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis, karena perbaikan pendidikan ini mengandung konsekuensi akan adanaya
penyempurnaan atau perbaiakan kurikulum pendidikan agama islam. Bentuk
kurikulum dalam pendidikan agama islam hendaknya tidak lagi ditujukan pada
siswa secara individu menurut agama yang dianutnya, melainkan secara kolektif
dan berdasarkan kolektif dan berdasarkan kepentingan bersama.
Menurut savage dan amstong, pembelajaran berbasis multicultural
berusaha memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang
yang berbeda budaya, member kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang
atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasa secara langsung.
Menurut Z.Arifin Nudin, gagasan multicultural bukanlah sesuatu yang
sulit ataupun baru. Setidaknya ada tiga alas an untuk itu. pertama, bahwa islam
mengajarkan menghormati dan mengakui keberadaan orang lain. kedua , konsep
persaudaraan islam tidak hanya terbatas pada satu sekte atau golongan saja.
Ketiga, dalam pandangan islam bahwa nilai tertinggi seoarang hamba adalah
terletak pada integralitas taqwa dan kedekatannya dengan tuhan.
Kelebihan
Pendidikan multicultural membantu siswa mengerti, menerima dan
menghargai orang dari suku, budaya, nilai, dan agama yang berbeda tetapi harus
memiliki sikap saling menghargai perbedaan dan dapat hidup saling
berdampingan satu dengan yang lain. Dan pendidkan multicultural menentang
semua bentuk asumsi yang belum teruji, dan palsu tentang perbedaan dan
persamaan manusia, dan membuka jalan terang bagi komunikasi lintas budaya dan
bertindak lebih adil dan konstruktif terhadap perbedaan cultural. Pembeljaran
berbasis multicultural mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda
budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang yang berbeda
etnis atau ras.
4. Kelemahan
dalam mengimplementasikan pendidikan yang berbasis multicultural di sekolah
mungkin saja akan mengalami hambatan atau kendala dalam pelaksanaanya.
Yakni adanya perbedaan pemaknaan terhadap pendidikan multicultural,
munculnya gejala diskoinuitas dan rendahnya komitmen berbagai pihak
pendidikan.
Saran
Jurnal ini pembahsannya sudah baik, akan tetapi, sisa lebih focus
mengikuti pembelajaran walaupun banyak kegiatan dan siwa lebih mengontrol
sikap agar tidak mengejek teman2nya yang berbeda etis. Dan bagi sekolah
hendaknya lebih meningkatkan pemantauan pelaksanaan pendidikan multicultural
agar tercapai secara optimal. Dan juga banyak memberikan fasilitas-fasilitas
media yang berhubungan dengan keragama dan memberi pendamping bagi
peserta didik non muslim.
Rekomendasi
Jurnal ini direkomendasikan demi untuk melakukan pengembngan model
pembelajaran berbsis multicultural disemua jenjang pendidikan karena kajian ini
berkembang di lingkungan masyarakat multicultural. Sedangkan konsep
multikulturalisme dan pluralisme ini memang sudah wajar diterapkan didunia
pendidikan Indonesia, yang terkhusus diterapkan pada mata kuliah pendidikan
agama, agar peserta didik selalu berpegang kokoh pada agama yang dianutnya
masing-masing.