2. Pengantar
• banyak budaya masyarakat yang belum
mencerminkan budaya masyarakat maju
dan modern yang jika dibiarkan terus
terjadi, justru akan mengancam
keberlangsungan kehidupan masyarakatkeberlangsungan kehidupan masyarakat
itu sendiri
• Mulai dari budaya yang simple sampai
yang kompleks bahkan akut
3. Budaya yang simple
• Budaya tidak disiplin
• Budaya hidup tidak sehat
• Budaya tidak peduli lingkungan
9. Peran PENDIDIKAN
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit
dan efektif untuk:
– Mulai menyadarkan/evaluasi bahwa
perilaku sederhana bisa menjadi watak
bahkan budaya bangsa yang negatif danbahkan budaya bangsa yang negatif dan
merugikan orang lain bahkan diri sendiri
– Membangun perilaku positif dan mendorong
untuk membiasakannya sehingga menjadi
ciri khas budaya bangsa yang maju dan
modern
10. Budaya yang kompleks/akut
• Anti pluralis/Rasis
• Cinta budaya asing
• Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
PENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategisPENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategis
untuk mengikis dan mencegah budaya tersebut
berkembang lagi.
PENDIDIKAN menjadi sarana yang efektif untuk
membangun budaya baru yang positif.
Diantaranya melalui:
• Pendidikan Multikultur
• Pendidikan Karakter Bangsa
• Pendidikan Anti Korupsi
12. Anti pluralis/Rasis
• Kondisi masyarakat Indonesia yang
sangat plural baik dari aspek suku, ras,
agama serta status sosial
• Kondisi yang demikian memungkinkan
terjadinya benturan antar budaya, antarterjadinya benturan antar budaya, antar
ras, etnik, agama dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat
• kalau hal ini terus dibiarkan maka sangat
memungkinkan untuk terciptanya
disintegrasi bangsa.
13. Peran Pendidikan
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit
dan efektif untuk:
– mensosialisasikan keberagaman yang ada
– menumbuhkan toleransi dan kerukunan atas
keberagaman yang ada
– Mengajarkan kepekaan dalam menghadapi
gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yanggejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang
berakar pada perbedaan
– mengembangkan keberagaman yang ada
menjadi potensi
• Untuk itu dirasa penting dan mendesak
untuk memberikan porsi pendidikan
multikultural sebagai wacana baru dalam
sistem pendidikan di Indonesia
14. Pendidikan Multikultur
• Multikulturalisme merupakan sebuah idiologi yang
mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah
keyakinan yang mengakui dan mendorong
terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak
kehidupan masyarakat.
• Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan
jembatan yang mengakomodasi perbedaan-jembatan yang mengakomodasi perbedaan-
perbedaan termasuk perbedaan dalam masyarakat
yang multikultural.
• Pendidikan multikultur adalah proses pendidikan
yang mampu menanamkan,menumbuhkan dan
memelihara sikap untuk menerima dan menghargai
keberagaman yang ada di sekitarnya bahkan
mengembangkan keberagaman yang ada menjadi
potensi menuju kehidupan bersama yang lebih baik.
15. Pendidikan Multikultur
• Paradigma multikultural secara implisit juga
menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0.
20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
• Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan
diselenggarakan secara demokratis, tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM,
nilai keagamaan, nilai kultural dannilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa.
• tujuan utama dari pendidikan multikultural
adalah untuk menanamkan sikap
– simpati
– Respek & apresiasi
– empati
terhadap penganut agama dan budaya yang
berbeda.
16. Pendidikan Multikultur
• Dalam implementasinya, paradigma pendidikan
multikultural dituntut untuk berpegang pada
prinsip-prinsip berikut ini:
– Pendidikan multikultural harus menawarkan
beragam kurikulum yang merepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang.
– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada
asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal
terhadap kebenaran sejarah.
– Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis
komparatif dengan sudut pandang kebudayaan
yang berbeda-beda.
– Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-
prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise
tentang ras, budaya dan agama.
17. Pendidikan Multikultur
• pada tingkat sekolah Usia Dini dapat
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan
misalnya dalamOut Bond Program,
• pada tingkat SD, SLTP maupun Sekolah
menengah pendidikan multikultural ini
dapat diintegrasikan dalam bahan ajardapat diintegrasikan dalam bahan ajar
seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan
Antropologi
• Di Perguruan Tinggi dapat dinitegrasikan
dalam kurikulum yang berperspektif
multikultural, misalnya melalui mata kuliah
umum
18. Pendidikan Multikultur
• Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam
melaksanakan pendidikan multikultural
dalam struktur sekolah contohnya adalah
– tidak adanya kebijakan yang menghambat
toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan
terhadap ras, etnis dan jenis kelamin
– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan
budaya, di antaranya mencakup pakaian,
musik dan makanan kesukaan
– memberikan kebebasan bagi anak dalam
merayakan hari-hari besar umat beragama
– memperkokoh sikap anak agar merasa butuh
terlibat dalam pengambilan keputusan secara
demokratis.
19.
20. Pudarnya watak/karakter kepribadian
• Globalisasi membuat informasi, produk-produk
dan budaya asing menjadi “santapan” sehari-hari
masyarakat
• Ketika masyarakat terlena dengan hal itu maka
muncul permasalahan:
1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa
3. Melemahnya kemandirian bangsa
4. Disorientasi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
5. Ancaman disintegrasi bangsa
• Dengan kata lain masyarakat kini tidak lagi memiliki
watak/karakter sebagai bangsa Indonesia
21. Peran Pendidikan
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan
efektif untuk:
– Memberikan pemahaman tentang globalisasi dan
dampaknya
– Membangun benteng yang kuat pada setiap
siswa untuk menghadapi efek negatif globalisasisiswa untuk menghadapi efek negatif globalisasi
– Menanamkan dan menumbuhkan cinta pada
produk dan budaya sendiri sebagai potensi dan
keunggulan
• Dengan kata lain pendidikan harus mampu
menanamkan watak/karakter bangsa pada setiap
siswa
22. PT
“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-
bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan Komprehensif:Pendidikan Komprehensif:
Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, InovatifIlmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif
Pendidikan
PAUD
/SD
SMP
SMA
Pendidikan
KARAKTER
Pendidikan
AKADEMIK
dsb
23. • Pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak
• bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk:
APA PENDIDIKAN KARAKTER?
kemampuan peserta didik untuk:
– memberikan keputusan baik-buruk
– memelihara apa yang baik
– mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
23
24. Watak/Karakter Bangsa Indonesia
1. Tangguh;
2. Kompetitif;
3. Berakhlak mulia;
4. Bermoral;
5. Bertoleran;5. Bertoleran;
6. Bergotong royong;
7. Berjiwa patriotik;
8. Berkembang dinamis;
9. Berorientasi Iptek yang semuanya
dijiwai oleh IMTAQ kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila
25. 1. Tangguh;
2. Kompetitif;
3. Berakhlak
mulia;
4. Bermoral;
5. Bertoleran;
6. Bergotong
royong;
7. Berjiwa
patriotik;
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA YANG
BERAKHLAK
MULIA,
BERMORAL,
BERTETIKA,
BERBUDAYA
DAN BERADAB
Pembangunan
Karakter Bangsa
R A N:
POLHUKAM,
KESRA,
PEREKONOMIAN
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
1. Disorientasi dalam
implementasi nilai-nilai
Pancasila;
2. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara;
3. Memudarnya kesadaran
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
+
FITRAH MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL YANG BERHARKAT DAN BERMARTABAT
patriotik;
8. Berkembang
dinamis;
9. Berorientasi
Iptek yang
semuanya
dijiwai oleh
IMTAQ kepada
Tuhan Yang
Maha Esa
berdasarkan
Pancasila
DAN BERADAB
BERDASARKAN
PANCASILA
PEREKONOMIAN3. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai
budaya bangsa;
4. Ancaman disintegrasi
bangsa ;
5. Melemahnya
kemandirian bangsa
STRATEGI:
1.Sosialisasi/
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama
1. Pancasila
2. UUD 45
3. Bhinneka
Tunggal Ika
4. NKRI
KONSENSUS
NASIONALLINGKUNGAN
STRATEGIS
Global,
Regional,
Nasional
26. Mengembangkan karakter
bangsa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai
luhur Pancasila
“Pendidikan karakter
sebagai pilar kebangkitan
FUNGSI:
Tujuan, Fungsi, Media Pendidikan Karakter
sebagai pilar kebangkitan
bangsa, raih prestasi
junjung tinggi budi pekerti”
(Hardiknas, 20 Mei 2011)
Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat politik;
pemerintah; dunia usaha; media massa
27. OLAH
HATI
OLAH
PIKIR
beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko,
pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik
ramah, saling
cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi Ipteks,
dan reflektif
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)
OLAH
RASA/
KARSA
OLAH
RAGA
ramah, saling
menghargai, toleran,
peduli, suka menolong,
gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretos
kerja
bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria,
dan gigih
28. Nilai-nilai
NILAI DESKRIPSI
1. RELIGIUS
SIKAP DAN PERILAKU YANG PATUH DALAM
MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA YANG DIANUTNYA,
TOLERAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH AGAMA
LAIN, SERTA HIDUP RUKUN DENGAN PEMELUK AGAMA
LAIN
2. JUJUR
PERILAKU YANG DIDASARKAN PADA UPAYA MENJADIKAN
DIRINYA SEBAGAI ORANG YANG SELALU DAPAT
DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN2. JUJUR DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN
PEKERJAAN
3. TOLERANSI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENGHARGAI PERBEDAAN
AGAMA, SUKU, ETNIS,PENDAPAT, SIKAP DAN TINDAKAN
ORANG LAIN YANG BERBEDA DARI DIRINYA
4. DISIPLIN
TINDAKAN YANG MENUNJUKKAN PERILAKU TERTIB DAN
PATUH PADA BERBAGAI KETENTUAN DAN PERATURAN
29. Lanjutan…
NILAI DESKRIPSI
5. KERJA KERAS
PERILAKU YANG MENUNJUKKAN UPAYA
SUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGATASI
BERBAGAI HABATAN BELAJAR DAN TUGAS SERTA
MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
6. KREATIF
BERPIKIR DAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK
MENGHASILKAN CARA ATAU HASIL BARU DARI
APA YANG TELAH DIMILIKI
7. MANDIRI
SIKAP DAN PRILAKU YANG TIDAK MUDAH
TERGANTUNG PADA ORANG LAIN DALAM
MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS
8. DEMOKRATIS
CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK YANG
MENILAI SAMA HAK DAN KEWAJIBAN DIRINYA
DAN ORANG LAIN
9. RASA INGIN
TAHU
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA
UNTUK MENGETAHUI LEBIH MENDALAM DAN
MELUAS DARI APA YANG DIPELAJARINYA,
DILIHAT, DAN DIDENGAR
30. NILAI DESKRIPSI
10. SEMANGAT
KEBANGSAAN
CARA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN WAWASAN
YANG MENEMPATKAN KEPENTINGAN BANGSA
DAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN DIRI DAN
KELOMPOKNYA
11. CINTA TANAH
AIR
CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERBUAT YANG
MENUNJUKKAN KESETIAAN, KEPEDULIAN, DAN
PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP
Lanjutan…
AIR
PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP
BAHASA, LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, BUDAYA,
EKONOMI, DAN POLITIK BANGSANYA
12. MENGHARGAI
PRESTASI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENDORONG
DIRINYA UNTUK MENGHASILKAN SESUATU YANG
BERGUNA BAGI MASYARAKAT, DAN MENGAKUI
DAN MENGHORMATI KEBERHASILAN ORANG
LAIN
13. BERSAHABAT/
KOMUNIKATIF
TINDAKAN YANG MEMPERLIHATKAN RASA
SENANG BERBICARA, BERGAUL, DAN BEKERJA
SAMA DENGAN ORANG LAIN
31. NILAI DESKRIPSI
14. CINTA
DAMAI
SIKAP, PERKATAAN DAN TINDAKAN YANG
MENYEBABKAN ORANG LAIN MERASA SENANG
DAN AMAN ATAS KEHADIRAN DIRINYA
15. GEMAR
MEMBACA
KEBIASAAN MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK
MEMBACA BERBAGAI BACAAN YANG MEMBERIKAN
KEBAJIKAN BAGI DIRINYA
16. PEDULI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA
MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM
Lanjutan…
16. PEDULI
LINGKUNGAN
MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM
DI SEKITARNYA, DAN MENGEMBANGKAN UPAYA-
UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN ALAM
YANG SUDAH TERJADI
17. PEDULI
SOSIAL
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU INGIN
MEMBERI BANTUAN BAGI ORANG LAIN DAN
MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN
18. TANGGUNG
JAWAB
SIKAP DAN PERILAKU SESEORANG DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBANNYA
TERHADAP DIRI SENDIRI, MASYARAKAT,
LINGKUNGAN (ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA),
NEGARA DAN TUHAN YME
33. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP
1. Integrasi dalam
mata pelajaran
yang ada
Mengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi
yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan
diterapkan
2. Mata Pelajaran
dalam Mulok
Ditetapkan oleh sekolah/daerah
Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah
3. Kegiatan
Pengembangan Diri
Pembudayaan & Pembiasaan
Pengkondisian
Kegiatan rutinKegiatan rutin
Kegiatan spontanitas
Keteladanan
Kegiatan terprogram
Ekstrakurikuler
Pramuka; PMR; Kantin kejujuran
UKS; KIR; Olah raga, Seni; OSIS
Bimbingan Konseling
Pemberian layanan bagi anak yang mengalami
masalah
34. INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTER
• BERSIH, RAPI DAN NYAMAN
– Tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan
fasilitasnya
– Bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya
– Tanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk
– Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih
• DISIPLIN• DISIPLIN
– Pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu
dan pembelajaran berlangsung dengan baik
– Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus
dilaksanakan dengan baik
• SOPAN
– Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling
memberi salam jika bertemu
– Berpakaian rapi dan sopan
44. PengantarPengantar
•• Korupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulitKorupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulit
disembuhkandisembuhkan
•• KorupsiKorupsi sudah “mendarah daging”, sehinggasudah “mendarah daging”, sehingga
perilaku korupsi sudah menjadi hal yangperilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasabiasa
bahkan menjadi budayabahkan menjadi budaya
•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan
mana perilaku korupsi dan mana yang bukanmana perilaku korupsi dan mana yang bukan
korupsikorupsi
45. • Istilah korupsi berasal dari
bahasa latin “corrumpere”,
“corruptio” , “corruptus”
• Kemudian diadopsi oleh
beberapa bangsa di dunia
KorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi
beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
47. • Korup = busuk, palsu, suap (kamus
besar bahasa Indonesia, 1991)
• Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan
BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsiBeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsi
uang dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi (kamus
hukum, 2002)
• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary, 1978)
48. o Syed Husein Alatas:
Tindakan yang meliputi
penyuapan (bribery), pemerasan
(extortion) dan nepotisme.
o Transparency International:
Penyalahgunaan kekuasaan (a
Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)
Penyalahgunaan kekuasaan (a
misuse of power), kekuasaan
yang dipercayakan (a power
that is entrusted), dan
keuntungan pribadi (a private
benefit) baik sebagai pribadi,
anggota keluarga, maupun
kerabat dekat lainnya.
49. 3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan
material yang bukan haknya
melalui kekuasaan)
Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)
Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
50. Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau
amanat yang diterimanya adalah koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex:
pesan, aspirasi rakyat)
• Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan
aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi
51. Diskusi
Apakah jika seseorang melakukan
perselingkuhan, dia juga sudah
melakukan korupsi, dan pantas disebut
koruptor?
52. Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah
• Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan
melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara
maupun lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk
lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntunganlembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan
materi.
53. Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan
keuntungan material (material benefit)
• Penyimpangan kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan material baik bagi
dirinya sendiri maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan tingkat
paling membahayakan karena melibatkan
KORUPSIKORUPSI PALINGpaling membahayakan karena melibatkan
kekuasaan dan keuntungan material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang paling
banyak terjadi di indonesia
KORUPSI
TINGKAT TINGGI
KORUPSI PALING
KEJAM & SADIS
54. Unsur-unsur yang dapat menentukan
sesuatu dapat dianggap sebagai korupsi
1. Secara melawan hukum
2. Memperkaya diri sendiri/orang lain
3. Merugikan keuangan/ perekonomian negara
55. Apa saja yang termasuk
kategori korupsi?
• Merugikan keuangan
negara
• Suap-menyuap
• Penggelapan dalam
jabatan
• Pemerasan• Pemerasan
• Perbuatan curang
• Benturan kepentingan
dalam pengadaan
• Gratifikasi
• Penyimpangan
terhadap
norma/aturan
56. Korupsi dalam dunia Pendidikan
• Investment corruption.
– Artinya, Institusi/kepala sekolah ‘berinvestasi’
ke dinas. Tanpa diminta pun dia rutin
memberikan uang,”
• Extortion.• Extortion.
– Dalam hal ini dinas yang secara aktif
meminta dana dari kepala sekolah.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64. Peran PENDIDIKAN
• Secara umum pendidikan dapat
dipandang sebagai upaya preventif bagi
berkembangnya sikap dan prilaku korup
• Secara khusus, melalui pendidikan:
– Membangun sikap/mental antikorupsi– Membangun sikap/mental antikorupsi
– Mendorong pembiasaan sikap/mental
antikorupsi menjadi budaya sehari-hari
67. CARA MENGAJARKAN
ANTI KORUPSI?
Jika melihat pada beban
kurikulum yang sudah padat,
pendidikan antikorupsi jangan
Diajarkan melalui:
Kurikulum Tersembunyi (Hidden
Curriculum) dan Pendekatan Integratif
pendidikan antikorupsi jangan
dijadikan satu mata pelajaran
khusus, tetapi diiintegrasikan
pada mata pelajaran PKn,
pendidikan agama, muatan lokal,
kegiatan pengembangan diri,
ataupun mata pelajaran lain yang
relevan.
68. RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Pendidikan antikorupsi bukan hanya berkutat
mengajarkan siswa pengetahuan tentang seluk-beluk
korupsi.
Yang paling penting adalah penguatan sikap dan
mentalitas antikorupsi karena jika kita perhatikan korupsi
paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.
69. MENGAJARKAN PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI KEPADA SISWA
Mulai dari hal yang sederhana:
• Tidak menyontek pada
waktu ulangan;
• Tidak menyalahgunakan
uang SPPuang SPP
• Tidak bolos sekolah;
• Tidak menipu ketika jajan di
kantin;
• Belajar hidup sederhana.