SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
Download to read offline
ISUE-ISUE SOSIAL
DI MASYARAKAT
WAWAN KRISMANTO, M.PD.
Pengantar
• banyak budaya masyarakat yang belum
mencerminkan budaya masyarakat maju
dan modern yang jika dibiarkan terus
terjadi, justru akan mengancam
keberlangsungan kehidupan masyarakatkeberlangsungan kehidupan masyarakat
itu sendiri
• Mulai dari budaya yang simple sampai
yang kompleks bahkan akut
Budaya yang simple
• Budaya tidak disiplin
• Budaya hidup tidak sehat
• Budaya tidak peduli lingkungan
BUDAYA TIDAK DISIPLIN
BUDAYA TIDAK DISIPLIN
BUDAYA TIDAK DISIPLIN
BUDAYA HIDUP TIDAK SEHAT
BUDAYA TIDAK PEDULI LINGKUNGAN
Peran PENDIDIKAN
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit
dan efektif untuk:
– Mulai menyadarkan/evaluasi bahwa
perilaku sederhana bisa menjadi watak
bahkan budaya bangsa yang negatif danbahkan budaya bangsa yang negatif dan
merugikan orang lain bahkan diri sendiri
– Membangun perilaku positif dan mendorong
untuk membiasakannya sehingga menjadi
ciri khas budaya bangsa yang maju dan
modern
Budaya yang kompleks/akut
• Anti pluralis/Rasis
• Cinta budaya asing
• Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
PENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategisPENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategis
untuk mengikis dan mencegah budaya tersebut
berkembang lagi.
PENDIDIKAN menjadi sarana yang efektif untuk
membangun budaya baru yang positif.
Diantaranya melalui:
• Pendidikan Multikultur
• Pendidikan Karakter Bangsa
• Pendidikan Anti Korupsi
PENDIDIKAN
MULTIKULTUR
Anti pluralis/Rasis
• Kondisi masyarakat Indonesia yang
sangat plural baik dari aspek suku, ras,
agama serta status sosial
• Kondisi yang demikian memungkinkan
terjadinya benturan antar budaya, antarterjadinya benturan antar budaya, antar
ras, etnik, agama dan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat
• kalau hal ini terus dibiarkan maka sangat
memungkinkan untuk terciptanya
disintegrasi bangsa.
Peran Pendidikan
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit
dan efektif untuk:
– mensosialisasikan keberagaman yang ada
– menumbuhkan toleransi dan kerukunan atas
keberagaman yang ada
– Mengajarkan kepekaan dalam menghadapi
gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yanggejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang
berakar pada perbedaan
– mengembangkan keberagaman yang ada
menjadi potensi
• Untuk itu dirasa penting dan mendesak
untuk memberikan porsi pendidikan
multikultural sebagai wacana baru dalam
sistem pendidikan di Indonesia
Pendidikan Multikultur
• Multikulturalisme merupakan sebuah idiologi yang
mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah
keyakinan yang mengakui dan mendorong
terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak
kehidupan masyarakat.
• Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan
jembatan yang mengakomodasi perbedaan-jembatan yang mengakomodasi perbedaan-
perbedaan termasuk perbedaan dalam masyarakat
yang multikultural.
• Pendidikan multikultur adalah proses pendidikan
yang mampu menanamkan,menumbuhkan dan
memelihara sikap untuk menerima dan menghargai
keberagaman yang ada di sekitarnya bahkan
mengembangkan keberagaman yang ada menjadi
potensi menuju kehidupan bersama yang lebih baik.
Pendidikan Multikultur
• Paradigma multikultural secara implisit juga
menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0.
20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
• Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan
diselenggarakan secara demokratis, tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM,
nilai keagamaan, nilai kultural dannilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa.
• tujuan utama dari pendidikan multikultural
adalah untuk menanamkan sikap
– simpati
– Respek & apresiasi
– empati
terhadap penganut agama dan budaya yang
berbeda.
Pendidikan Multikultur
• Dalam implementasinya, paradigma pendidikan
multikultural dituntut untuk berpegang pada
prinsip-prinsip berikut ini:
– Pendidikan multikultural harus menawarkan
beragam kurikulum yang merepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang.
– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada
asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal
terhadap kebenaran sejarah.
– Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis
komparatif dengan sudut pandang kebudayaan
yang berbeda-beda.
– Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-
prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise
tentang ras, budaya dan agama.
Pendidikan Multikultur
• pada tingkat sekolah Usia Dini dapat
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan
misalnya dalamOut Bond Program,
• pada tingkat SD, SLTP maupun Sekolah
menengah pendidikan multikultural ini
dapat diintegrasikan dalam bahan ajardapat diintegrasikan dalam bahan ajar
seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan
Antropologi
• Di Perguruan Tinggi dapat dinitegrasikan
dalam kurikulum yang berperspektif
multikultural, misalnya melalui mata kuliah
umum
Pendidikan Multikultur
• Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam
melaksanakan pendidikan multikultural
dalam struktur sekolah contohnya adalah
– tidak adanya kebijakan yang menghambat
toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan
terhadap ras, etnis dan jenis kelamin
– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan
budaya, di antaranya mencakup pakaian,
musik dan makanan kesukaan
– memberikan kebebasan bagi anak dalam
merayakan hari-hari besar umat beragama
– memperkokoh sikap anak agar merasa butuh
terlibat dalam pengambilan keputusan secara
demokratis.
Pudarnya watak/karakter kepribadian
• Globalisasi membuat informasi, produk-produk
dan budaya asing menjadi “santapan” sehari-hari
masyarakat
• Ketika masyarakat terlena dengan hal itu maka
muncul permasalahan:
1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
2. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa
3. Melemahnya kemandirian bangsa
4. Disorientasi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
5. Ancaman disintegrasi bangsa
• Dengan kata lain masyarakat kini tidak lagi memiliki
watak/karakter sebagai bangsa Indonesia
Peran Pendidikan
• Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan
efektif untuk:
– Memberikan pemahaman tentang globalisasi dan
dampaknya
– Membangun benteng yang kuat pada setiap
siswa untuk menghadapi efek negatif globalisasisiswa untuk menghadapi efek negatif globalisasi
– Menanamkan dan menumbuhkan cinta pada
produk dan budaya sendiri sebagai potensi dan
keunggulan
• Dengan kata lain pendidikan harus mampu
menanamkan watak/karakter bangsa pada setiap
siswa
PT
“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-
bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup
anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan Komprehensif:Pendidikan Komprehensif:
Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, InovatifIlmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif
Pendidikan
PAUD
/SD
SMP
SMA
Pendidikan
KARAKTER
Pendidikan
AKADEMIK
dsb
• Pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak
• bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk:
APA PENDIDIKAN KARAKTER?
kemampuan peserta didik untuk:
– memberikan keputusan baik-buruk
– memelihara apa yang baik
– mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
23
Watak/Karakter Bangsa Indonesia
1. Tangguh;
2. Kompetitif;
3. Berakhlak mulia;
4. Bermoral;
5. Bertoleran;5. Bertoleran;
6. Bergotong royong;
7. Berjiwa patriotik;
8. Berkembang dinamis;
9. Berorientasi Iptek yang semuanya
dijiwai oleh IMTAQ kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan Pancasila
1. Tangguh;
2. Kompetitif;
3. Berakhlak
mulia;
4. Bermoral;
5. Bertoleran;
6. Bergotong
royong;
7. Berjiwa
patriotik;
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA YANG
BERAKHLAK
MULIA,
BERMORAL,
BERTETIKA,
BERBUDAYA
DAN BERADAB
Pembangunan
Karakter Bangsa
R A N:
POLHUKAM,
KESRA,
PEREKONOMIAN
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
1. Disorientasi dalam
implementasi nilai-nilai
Pancasila;
2. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan
berbangsa dan
bernegara;
3. Memudarnya kesadaran
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
+
FITRAH MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK
SOSIAL YANG BERHARKAT DAN BERMARTABAT
patriotik;
8. Berkembang
dinamis;
9. Berorientasi
Iptek yang
semuanya
dijiwai oleh
IMTAQ kepada
Tuhan Yang
Maha Esa
berdasarkan
Pancasila
DAN BERADAB
BERDASARKAN
PANCASILA
PEREKONOMIAN3. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai
budaya bangsa;
4. Ancaman disintegrasi
bangsa ;
5. Melemahnya
kemandirian bangsa
STRATEGI:
1.Sosialisasi/
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama
1. Pancasila
2. UUD 45
3. Bhinneka
Tunggal Ika
4. NKRI
KONSENSUS
NASIONALLINGKUNGAN
STRATEGIS
Global,
Regional,
Nasional
Mengembangkan karakter
bangsa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai
luhur Pancasila
“Pendidikan karakter
sebagai pilar kebangkitan
FUNGSI:
Tujuan, Fungsi, Media Pendidikan Karakter
sebagai pilar kebangkitan
bangsa, raih prestasi
junjung tinggi budi pekerti”
(Hardiknas, 20 Mei 2011)
Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat politik;
pemerintah; dunia usaha; media massa
OLAH
HATI
OLAH
PIKIR
beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil,
bertanggung jawab,
berempati, berani
mengambil resiko,
pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik
ramah, saling
cerdas, kritis,
kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikir
terbuka, produktif,
berorientasi Ipteks,
dan reflektif
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)
OLAH
RASA/
KARSA
OLAH
RAGA
ramah, saling
menghargai, toleran,
peduli, suka menolong,
gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretos
kerja
bersih dan sehat,
disiplin, sportif,
tangguh, andal,
berdaya tahan,
bersahabat,
kooperatif,
determinatif,
kompetitif, ceria,
dan gigih
Nilai-nilai
NILAI DESKRIPSI
1. RELIGIUS
SIKAP DAN PERILAKU YANG PATUH DALAM
MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA YANG DIANUTNYA,
TOLERAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH AGAMA
LAIN, SERTA HIDUP RUKUN DENGAN PEMELUK AGAMA
LAIN
2. JUJUR
PERILAKU YANG DIDASARKAN PADA UPAYA MENJADIKAN
DIRINYA SEBAGAI ORANG YANG SELALU DAPAT
DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN2. JUJUR DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN
PEKERJAAN
3. TOLERANSI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENGHARGAI PERBEDAAN
AGAMA, SUKU, ETNIS,PENDAPAT, SIKAP DAN TINDAKAN
ORANG LAIN YANG BERBEDA DARI DIRINYA
4. DISIPLIN
TINDAKAN YANG MENUNJUKKAN PERILAKU TERTIB DAN
PATUH PADA BERBAGAI KETENTUAN DAN PERATURAN
Lanjutan…
NILAI DESKRIPSI
5. KERJA KERAS
PERILAKU YANG MENUNJUKKAN UPAYA
SUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGATASI
BERBAGAI HABATAN BELAJAR DAN TUGAS SERTA
MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
6. KREATIF
BERPIKIR DAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK
MENGHASILKAN CARA ATAU HASIL BARU DARI
APA YANG TELAH DIMILIKI
7. MANDIRI
SIKAP DAN PRILAKU YANG TIDAK MUDAH
TERGANTUNG PADA ORANG LAIN DALAM
MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS
8. DEMOKRATIS
CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK YANG
MENILAI SAMA HAK DAN KEWAJIBAN DIRINYA
DAN ORANG LAIN
9. RASA INGIN
TAHU
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA
UNTUK MENGETAHUI LEBIH MENDALAM DAN
MELUAS DARI APA YANG DIPELAJARINYA,
DILIHAT, DAN DIDENGAR
NILAI DESKRIPSI
10. SEMANGAT
KEBANGSAAN
CARA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN WAWASAN
YANG MENEMPATKAN KEPENTINGAN BANGSA
DAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN DIRI DAN
KELOMPOKNYA
11. CINTA TANAH
AIR
CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERBUAT YANG
MENUNJUKKAN KESETIAAN, KEPEDULIAN, DAN
PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP
Lanjutan…
AIR
PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP
BAHASA, LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, BUDAYA,
EKONOMI, DAN POLITIK BANGSANYA
12. MENGHARGAI
PRESTASI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENDORONG
DIRINYA UNTUK MENGHASILKAN SESUATU YANG
BERGUNA BAGI MASYARAKAT, DAN MENGAKUI
DAN MENGHORMATI KEBERHASILAN ORANG
LAIN
13. BERSAHABAT/
KOMUNIKATIF
TINDAKAN YANG MEMPERLIHATKAN RASA
SENANG BERBICARA, BERGAUL, DAN BEKERJA
SAMA DENGAN ORANG LAIN
NILAI DESKRIPSI
14. CINTA
DAMAI
SIKAP, PERKATAAN DAN TINDAKAN YANG
MENYEBABKAN ORANG LAIN MERASA SENANG
DAN AMAN ATAS KEHADIRAN DIRINYA
15. GEMAR
MEMBACA
KEBIASAAN MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK
MEMBACA BERBAGAI BACAAN YANG MEMBERIKAN
KEBAJIKAN BAGI DIRINYA
16. PEDULI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA
MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM
Lanjutan…
16. PEDULI
LINGKUNGAN
MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM
DI SEKITARNYA, DAN MENGEMBANGKAN UPAYA-
UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN ALAM
YANG SUDAH TERJADI
17. PEDULI
SOSIAL
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU INGIN
MEMBERI BANTUAN BAGI ORANG LAIN DAN
MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN
18. TANGGUNG
JAWAB
SIKAP DAN PERILAKU SESEORANG DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBANNYA
TERHADAP DIRI SENDIRI, MASYARAKAT,
LINGKUNGAN (ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA),
NEGARA DAN TUHAN YME
INTERVENSI
R
E
V
I
T
PENGALAMAN PRAKTIS (HABITUASI)
T
A
L
I
S
A
S
I
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP
1. Integrasi dalam
mata pelajaran
yang ada
Mengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi
yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan
diterapkan
2. Mata Pelajaran
dalam Mulok
Ditetapkan oleh sekolah/daerah
Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah
3. Kegiatan
Pengembangan Diri
Pembudayaan & Pembiasaan
Pengkondisian
Kegiatan rutinKegiatan rutin
Kegiatan spontanitas
Keteladanan
Kegiatan terprogram
Ekstrakurikuler
Pramuka; PMR; Kantin kejujuran
UKS; KIR; Olah raga, Seni; OSIS
Bimbingan Konseling
Pemberian layanan bagi anak yang mengalami
masalah
INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTER
• BERSIH, RAPI DAN NYAMAN
– Tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan
fasilitasnya
– Bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya
– Tanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk
– Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih
• DISIPLIN• DISIPLIN
– Pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu
dan pembelajaran berlangsung dengan baik
– Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus
dilaksanakan dengan baik
• SOPAN
– Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling
memberi salam jika bertemu
– Berpakaian rapi dan sopan
PendidikanPendidikan
Anti KorupsiAnti Korupsi
PengantarPengantar
•• Korupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulitKorupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulit
disembuhkandisembuhkan
•• KorupsiKorupsi sudah “mendarah daging”, sehinggasudah “mendarah daging”, sehingga
perilaku korupsi sudah menjadi hal yangperilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasabiasa
bahkan menjadi budayabahkan menjadi budaya
•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan
mana perilaku korupsi dan mana yang bukanmana perilaku korupsi dan mana yang bukan
korupsikorupsi
• Istilah korupsi berasal dari
bahasa latin “corrumpere”,
“corruptio” , “corruptus”
• Kemudian diadopsi oleh
beberapa bangsa di dunia
KorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi
beberapa bangsa di dunia
• Beberapa bangsa di dunia
memiliki istilah tersendiri
mengenai korupsi
EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)
Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda
Corruption,
Corrupt
Corruption Corruptie,
Korruptie
Jahat, rusak,
curang
Rusak
Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia
merupakan turunan dari bahasa Belanda
• Korup = busuk, palsu, suap (kamus
besar bahasa Indonesia, 1991)
• Korup = suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima
uang dengan menggunakan jabatan
BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsiBeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsi
uang dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi (kamus
hukum, 2002)
• Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(the lexicon webster dictionary, 1978)
o Syed Husein Alatas:
Tindakan yang meliputi
penyuapan (bribery), pemerasan
(extortion) dan nepotisme.
o Transparency International:
Penyalahgunaan kekuasaan (a
Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)
Penyalahgunaan kekuasaan (a
misuse of power), kekuasaan
yang dipercayakan (a power
that is entrusted), dan
keuntungan pribadi (a private
benefit) baik sebagai pribadi,
anggota keluarga, maupun
kerabat dekat lainnya.
3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan
material yang bukan haknya
melalui kekuasaan)
Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)
Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling sederhana
• Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau
amanat yang diterimanya adalah koruptor.
• Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex:
pesan, aspirasi rakyat)
• Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan
aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi
Diskusi
Apakah jika seseorang melakukan
perselingkuhan, dia juga sudah
melakukan korupsi, dan pantas disebut
koruptor?
Penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power)
• Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah
• Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan
melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara
maupun lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk
lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntunganlembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan
materi.
Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan
keuntungan material (material benefit)
• Penyimpangan kekuasaan untuk
mendapatkan keuntungan material baik bagi
dirinya sendiri maupun orang lain.
• Korupsi pada level ini merupakan tingkat
paling membahayakan karena melibatkan
KORUPSIKORUPSI PALINGpaling membahayakan karena melibatkan
kekuasaan dan keuntungan material.
• Ini merupakan bentuk korupsi yang paling
banyak terjadi di indonesia
KORUPSI
TINGKAT TINGGI
KORUPSI PALING
KEJAM & SADIS
Unsur-unsur yang dapat menentukan
sesuatu dapat dianggap sebagai korupsi
1. Secara melawan hukum
2. Memperkaya diri sendiri/orang lain
3. Merugikan keuangan/ perekonomian negara
Apa saja yang termasuk
kategori korupsi?
• Merugikan keuangan
negara
• Suap-menyuap
• Penggelapan dalam
jabatan
• Pemerasan• Pemerasan
• Perbuatan curang
• Benturan kepentingan
dalam pengadaan
• Gratifikasi
• Penyimpangan
terhadap
norma/aturan
Korupsi dalam dunia Pendidikan
• Investment corruption.
– Artinya, Institusi/kepala sekolah ‘berinvestasi’
ke dinas. Tanpa diminta pun dia rutin
memberikan uang,”
• Extortion.• Extortion.
– Dalam hal ini dinas yang secara aktif
meminta dana dari kepala sekolah.
Peran PENDIDIKAN
• Secara umum pendidikan dapat
dipandang sebagai upaya preventif bagi
berkembangnya sikap dan prilaku korup
• Secara khusus, melalui pendidikan:
– Membangun sikap/mental antikorupsi– Membangun sikap/mental antikorupsi
– Mendorong pembiasaan sikap/mental
antikorupsi menjadi budaya sehari-hari
NILAINILAI--NILAINILAI ANTIANTI--KORUPSIKORUPSI
KEJUJURAN
1
NILAINILAI--NILAINILAI ANTIANTI--KORUPSIKORUPSI
KEJUJURAN
1
KEPEDULIAN
2
KEMANDIRIAN
3
4 5 6
JUPEJUPE MANDIMANDI TARJATARJA KEBEDILKEBEDIL
KEDISIPLINAN
4
TANGGUNG
JAWAB
5
KERJA KERAS
6
KESEDERHANAAN
7
KEBERANIAN
8
KEADILAN
9
CARA MENGAJARKAN
ANTI KORUPSI?
Jika melihat pada beban
kurikulum yang sudah padat,
pendidikan antikorupsi jangan
Diajarkan melalui:
Kurikulum Tersembunyi (Hidden
Curriculum) dan Pendekatan Integratif
pendidikan antikorupsi jangan
dijadikan satu mata pelajaran
khusus, tetapi diiintegrasikan
pada mata pelajaran PKn,
pendidikan agama, muatan lokal,
kegiatan pengembangan diri,
ataupun mata pelajaran lain yang
relevan.
RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Pendidikan antikorupsi bukan hanya berkutat
mengajarkan siswa pengetahuan tentang seluk-beluk
korupsi.
Yang paling penting adalah penguatan sikap dan
mentalitas antikorupsi karena jika kita perhatikan korupsi
paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.
MENGAJARKAN PENDIDIKAN
ANTIKORUPSI KEPADA SISWA
Mulai dari hal yang sederhana:
• Tidak menyontek pada
waktu ulangan;
• Tidak menyalahgunakan
uang SPPuang SPP
• Tidak bolos sekolah;
• Tidak menipu ketika jajan di
kantin;
• Belajar hidup sederhana.
SELAMATSELAMATSELAMATSELAMAT DATANGDATANGDATANGDATANG
GENERASIGENERASIGENERASIGENERASI MUDAMUDAMUDAMUDA
ANTIANTIANTIANTI----KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI
INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA AKANAKANAKANAKAN
LEBIHLEBIHLEBIHLEBIH BAIKBAIKBAIKBAIK JIKAJIKAJIKAJIKA
TANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSITANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI

More Related Content

What's hot

Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismeEka Fatma
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikulturaljunot90
 
dinamika perkembangan kurikulum
dinamika perkembangan kurikulumdinamika perkembangan kurikulum
dinamika perkembangan kurikulumkecuktp
 
Pembinaan Toleransi di Satuan Pendidikan
Pembinaan Toleransi di Satuan PendidikanPembinaan Toleransi di Satuan Pendidikan
Pembinaan Toleransi di Satuan PendidikanErhaEdukasi
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smk
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smkA1 dinamika perkembangan kurikulum rev smk
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smkAperiusTumanggor
 
Mewujudkan Toleransi di Satuan Pendidikan
Mewujudkan Toleransi di Satuan PendidikanMewujudkan Toleransi di Satuan Pendidikan
Mewujudkan Toleransi di Satuan PendidikanErhaEdukasi
 
1. konsep dari ki hajar dewatara
1. konsep dari ki hajar dewatara1. konsep dari ki hajar dewatara
1. konsep dari ki hajar dewataraamin-mipa
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
 
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalKonsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalIndra Lasmana
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanFitri Yusmaniah
 
Presentasi pendidikan karakter bangsa
Presentasi pendidikan karakter bangsa Presentasi pendidikan karakter bangsa
Presentasi pendidikan karakter bangsa Ria Mey
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanfajriatiii
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalsitirohmah71
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAHSafitri
 

What's hot (18)

Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan Multikulturalisme
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikultural
 
dinamika perkembangan kurikulum
dinamika perkembangan kurikulumdinamika perkembangan kurikulum
dinamika perkembangan kurikulum
 
PPK Kurikulum 2013
PPK Kurikulum 2013PPK Kurikulum 2013
PPK Kurikulum 2013
 
Cicimel
CicimelCicimel
Cicimel
 
Pembinaan Toleransi di Satuan Pendidikan
Pembinaan Toleransi di Satuan PendidikanPembinaan Toleransi di Satuan Pendidikan
Pembinaan Toleransi di Satuan Pendidikan
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smk
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smkA1 dinamika perkembangan kurikulum rev smk
A1 dinamika perkembangan kurikulum rev smk
 
Mewujudkan Toleransi di Satuan Pendidikan
Mewujudkan Toleransi di Satuan PendidikanMewujudkan Toleransi di Satuan Pendidikan
Mewujudkan Toleransi di Satuan Pendidikan
 
1. konsep dari ki hajar dewatara
1. konsep dari ki hajar dewatara1. konsep dari ki hajar dewatara
1. konsep dari ki hajar dewatara
 
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraFilsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara
 
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan LokalKonsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Konsep Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaan
 
Presentasi pendidikan karakter bangsa
Presentasi pendidikan karakter bangsa Presentasi pendidikan karakter bangsa
Presentasi pendidikan karakter bangsa
 
Dwi fanda
Dwi fandaDwi fanda
Dwi fanda
 
PPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikanPPT Kearifan lokal pendidikan
PPT Kearifan lokal pendidikan
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAH
 

Viewers also liked

Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan MembacaIjal Mustofa
 
Perangkat keras dan koneksi internet
Perangkat keras dan koneksi internetPerangkat keras dan koneksi internet
Perangkat keras dan koneksi internetAlqis Sahita
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Ijal Mustofa
 
Epistemologi Multikulturalisme
Epistemologi MultikulturalismeEpistemologi Multikulturalisme
Epistemologi MultikulturalismeIjal Mustofa
 
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidikIjal Mustofa
 
4.landasan pendidikan
4.landasan pendidikan4.landasan pendidikan
4.landasan pendidikanIjal Mustofa
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaIjal Mustofa
 
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanSosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanIjal Mustofa
 

Viewers also liked (16)

Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 
Ict dalam belajar
Ict dalam belajarIct dalam belajar
Ict dalam belajar
 
Abraham power point
Abraham power pointAbraham power point
Abraham power point
 
Perangkat keras dan koneksi internet
Perangkat keras dan koneksi internetPerangkat keras dan koneksi internet
Perangkat keras dan koneksi internet
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Epistemologi Multikulturalisme
Epistemologi MultikulturalismeEpistemologi Multikulturalisme
Epistemologi Multikulturalisme
 
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik
9.pengembangan profesionalisme tenaga pendidik
 
7.fungsi peran-lp
7.fungsi peran-lp7.fungsi peran-lp
7.fungsi peran-lp
 
4.landasan pendidikan
4.landasan pendidikan4.landasan pendidikan
4.landasan pendidikan
 
Bindo kelas 2
Bindo kelas 2Bindo kelas 2
Bindo kelas 2
 
10.pendidikan xxi
10.pendidikan xxi10.pendidikan xxi
10.pendidikan xxi
 
Atletik 2
Atletik 2Atletik 2
Atletik 2
 
Bindo kelas 4
Bindo kelas 4Bindo kelas 4
Bindo kelas 4
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi PendidikanSosiologi dan Antropologi Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
 
Ipa kelas 1
Ipa kelas 1Ipa kelas 1
Ipa kelas 1
 

Similar to 9.isuesosial

Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ipsRiski Widiana
 
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docx
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docxmodul p5 SMA Negeri 22 Batam.docx
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docxSlametMunawar3
 
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.pptFadliAnwar24
 
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikSlamet Readi
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalirmasonghyekyo
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxsatria fitrio
 
lily ayanka'imocie
lily ayanka'imocielily ayanka'imocie
lily ayanka'imocielilyolanda
 
lilyaayanka'imocie
lilyaayanka'imocielilyaayanka'imocie
lilyaayanka'imocielilyolanda
 
Hsp moral y3
Hsp moral y3Hsp moral y3
Hsp moral y3Onie Gi
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaPensil Dan Pemadam
 
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptxTugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptxVidyaMatarani2
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxReynaldi Wahyu
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showSuedi Ahmad
 

Similar to 9.isuesosial (20)

MultiKultural.pptx
MultiKultural.pptxMultiKultural.pptx
MultiKultural.pptx
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips2. konsep dan hakikat ips
2. konsep dan hakikat ips
 
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docx
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docxmodul p5 SMA Negeri 22 Batam.docx
modul p5 SMA Negeri 22 Batam.docx
 
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
2.+KONSEP+DAN+HAKIKAT+IPS.ppt
 
PBKB 1.pptx
PBKB 1.pptxPBKB 1.pptx
PBKB 1.pptx
 
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa KlasikTransformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
Transformasi Nilai - Nilai Luhur Sastra Jawa Klasik
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
 
lily ayanka'imocie
lily ayanka'imocielily ayanka'imocie
lily ayanka'imocie
 
lilyaayanka'imocie
lilyaayanka'imocielilyaayanka'imocie
lilyaayanka'imocie
 
Hsp moral y3
Hsp moral y3Hsp moral y3
Hsp moral y3
 
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptxTugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
 
Sp moral kbsr
Sp moral kbsrSp moral kbsr
Sp moral kbsr
 
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptxPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (REVISI).pptx
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi showPendidikan Karakter Bangsa by suedi show
Pendidikan Karakter Bangsa by suedi show
 

More from Ijal Mustofa

Introduction robotics
Introduction roboticsIntroduction robotics
Introduction roboticsIjal Mustofa
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaIjal Mustofa
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalIjal Mustofa
 
Sistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaSistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaIjal Mustofa
 
Belajar dan pembelajaran or
Belajar dan pembelajaran orBelajar dan pembelajaran or
Belajar dan pembelajaran orIjal Mustofa
 
8.pendidikan seumur-hidup
8.pendidikan seumur-hidup8.pendidikan seumur-hidup
8.pendidikan seumur-hidupIjal Mustofa
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistemIjal Mustofa
 
2.hakekat pendidikan
2.hakekat pendidikan2.hakekat pendidikan
2.hakekat pendidikanIjal Mustofa
 
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Meningkatkan Kemampuan MembacaMeningkatkan Kemampuan Membaca
Meningkatkan Kemampuan MembacaIjal Mustofa
 
Membaca Dalam Hati dan Membaca Bahasa
Membaca Dalam Hati dan Membaca BahasaMembaca Dalam Hati dan Membaca Bahasa
Membaca Dalam Hati dan Membaca BahasaIjal Mustofa
 

More from Ijal Mustofa (19)

Bindo kelas 6
Bindo kelas 6Bindo kelas 6
Bindo kelas 6
 
Bindo kelas 3
Bindo kelas 3Bindo kelas 3
Bindo kelas 3
 
Bindo kelas 1
Bindo kelas 1Bindo kelas 1
Bindo kelas 1
 
Bindo kelas 5
Bindo kelas 5Bindo kelas 5
Bindo kelas 5
 
Introduction robotics
Introduction roboticsIntroduction robotics
Introduction robotics
 
Cyber crime
Cyber crimeCyber crime
Cyber crime
 
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di IndonesiaPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
 
Sistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faalSistem saraf pusat anatomi faal
Sistem saraf pusat anatomi faal
 
Sistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusiaSistem ekresi manusia
Sistem ekresi manusia
 
Belajar dan pembelajaran or
Belajar dan pembelajaran orBelajar dan pembelajaran or
Belajar dan pembelajaran or
 
KTSP
KTSPKTSP
KTSP
 
8.pendidikan seumur-hidup
8.pendidikan seumur-hidup8.pendidikan seumur-hidup
8.pendidikan seumur-hidup
 
6.uu sisdiknas
6.uu sisdiknas6.uu sisdiknas
6.uu sisdiknas
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem
 
3.alirandantokoh
3.alirandantokoh3.alirandantokoh
3.alirandantokoh
 
2.hakekat pendidikan
2.hakekat pendidikan2.hakekat pendidikan
2.hakekat pendidikan
 
1.hakekat manusia
1.hakekat manusia1.hakekat manusia
1.hakekat manusia
 
Meningkatkan Kemampuan Membaca
Meningkatkan Kemampuan MembacaMeningkatkan Kemampuan Membaca
Meningkatkan Kemampuan Membaca
 
Membaca Dalam Hati dan Membaca Bahasa
Membaca Dalam Hati dan Membaca BahasaMembaca Dalam Hati dan Membaca Bahasa
Membaca Dalam Hati dan Membaca Bahasa
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 

9.isuesosial

  • 2. Pengantar • banyak budaya masyarakat yang belum mencerminkan budaya masyarakat maju dan modern yang jika dibiarkan terus terjadi, justru akan mengancam keberlangsungan kehidupan masyarakatkeberlangsungan kehidupan masyarakat itu sendiri • Mulai dari budaya yang simple sampai yang kompleks bahkan akut
  • 3. Budaya yang simple • Budaya tidak disiplin • Budaya hidup tidak sehat • Budaya tidak peduli lingkungan
  • 8. BUDAYA TIDAK PEDULI LINGKUNGAN
  • 9. Peran PENDIDIKAN • Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk: – Mulai menyadarkan/evaluasi bahwa perilaku sederhana bisa menjadi watak bahkan budaya bangsa yang negatif danbahkan budaya bangsa yang negatif dan merugikan orang lain bahkan diri sendiri – Membangun perilaku positif dan mendorong untuk membiasakannya sehingga menjadi ciri khas budaya bangsa yang maju dan modern
  • 10. Budaya yang kompleks/akut • Anti pluralis/Rasis • Cinta budaya asing • Korupsi, Kolusi dan Nepotisme PENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategisPENDIDIKAN memegang peranan penting dan strategis untuk mengikis dan mencegah budaya tersebut berkembang lagi. PENDIDIKAN menjadi sarana yang efektif untuk membangun budaya baru yang positif. Diantaranya melalui: • Pendidikan Multikultur • Pendidikan Karakter Bangsa • Pendidikan Anti Korupsi
  • 12. Anti pluralis/Rasis • Kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural baik dari aspek suku, ras, agama serta status sosial • Kondisi yang demikian memungkinkan terjadinya benturan antar budaya, antarterjadinya benturan antar budaya, antar ras, etnik, agama dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat • kalau hal ini terus dibiarkan maka sangat memungkinkan untuk terciptanya disintegrasi bangsa.
  • 13. Peran Pendidikan • Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk: – mensosialisasikan keberagaman yang ada – menumbuhkan toleransi dan kerukunan atas keberagaman yang ada – Mengajarkan kepekaan dalam menghadapi gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yanggejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan – mengembangkan keberagaman yang ada menjadi potensi • Untuk itu dirasa penting dan mendesak untuk memberikan porsi pendidikan multikultural sebagai wacana baru dalam sistem pendidikan di Indonesia
  • 14. Pendidikan Multikultur • Multikulturalisme merupakan sebuah idiologi yang mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat. • Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-jembatan yang mengakomodasi perbedaan- perbedaan termasuk perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. • Pendidikan multikultur adalah proses pendidikan yang mampu menanamkan,menumbuhkan dan memelihara sikap untuk menerima dan menghargai keberagaman yang ada di sekitarnya bahkan mengembangkan keberagaman yang ada menjadi potensi menuju kehidupan bersama yang lebih baik.
  • 15. Pendidikan Multikultur • Paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. • Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dannilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. • tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap – simpati – Respek & apresiasi – empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.
  • 16. Pendidikan Multikultur • Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini: – Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang. – Pendidikan multikultural harus didasarkan pada– Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran tunggal terhadap kebenaran sejarah. – Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang kebudayaan yang berbeda-beda. – Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip- prinisip pokok dalam memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.
  • 17. Pendidikan Multikultur • pada tingkat sekolah Usia Dini dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan misalnya dalamOut Bond Program, • pada tingkat SD, SLTP maupun Sekolah menengah pendidikan multikultural ini dapat diintegrasikan dalam bahan ajardapat diintegrasikan dalam bahan ajar seperti PPKn, Agama, Sosiologi dan Antropologi • Di Perguruan Tinggi dapat dinitegrasikan dalam kurikulum yang berperspektif multikultural, misalnya melalui mata kuliah umum
  • 18. Pendidikan Multikultur • Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah contohnya adalah – tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis kelamin – menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan– menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan – memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama – memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan keputusan secara demokratis.
  • 19.
  • 20. Pudarnya watak/karakter kepribadian • Globalisasi membuat informasi, produk-produk dan budaya asing menjadi “santapan” sehari-hari masyarakat • Ketika masyarakat terlena dengan hal itu maka muncul permasalahan: 1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 1. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa 3. Melemahnya kemandirian bangsa 4. Disorientasi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila 5. Ancaman disintegrasi bangsa • Dengan kata lain masyarakat kini tidak lagi memiliki watak/karakter sebagai bangsa Indonesia
  • 21. Peran Pendidikan • Pendidikan menjadi sarana yang konkrit dan efektif untuk: – Memberikan pemahaman tentang globalisasi dan dampaknya – Membangun benteng yang kuat pada setiap siswa untuk menghadapi efek negatif globalisasisiswa untuk menghadapi efek negatif globalisasi – Menanamkan dan menumbuhkan cinta pada produk dan budaya sendiri sebagai potensi dan keunggulan • Dengan kata lain pendidikan harus mampu menanamkan watak/karakter bangsa pada setiap siswa
  • 22. PT “…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian- bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro) Pendidikan Komprehensif:Pendidikan Komprehensif: Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, InovatifIlmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif Pendidikan PAUD /SD SMP SMA Pendidikan KARAKTER Pendidikan AKADEMIK dsb
  • 23. • Pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak • bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk: APA PENDIDIKAN KARAKTER? kemampuan peserta didik untuk: – memberikan keputusan baik-buruk – memelihara apa yang baik – mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. 23
  • 24. Watak/Karakter Bangsa Indonesia 1. Tangguh; 2. Kompetitif; 3. Berakhlak mulia; 4. Bermoral; 5. Bertoleran;5. Bertoleran; 6. Bergotong royong; 7. Berjiwa patriotik; 8. Berkembang dinamis; 9. Berorientasi Iptek yang semuanya dijiwai oleh IMTAQ kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila
  • 25. 1. Tangguh; 2. Kompetitif; 3. Berakhlak mulia; 4. Bermoral; 5. Bertoleran; 6. Bergotong royong; 7. Berjiwa patriotik; BANGSA BERKARAKTER BANGSA YANG BERAKHLAK MULIA, BERMORAL, BERTETIKA, BERBUDAYA DAN BERADAB Pembangunan Karakter Bangsa R A N: POLHUKAM, KESRA, PEREKONOMIAN PERMASALAHAN BANGSA DAN NEGARA 1. Disorientasi dalam implementasi nilai-nilai Pancasila; 2. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 3. Memudarnya kesadaran Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa + FITRAH MANUSIA DICIPTAKAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL YANG BERHARKAT DAN BERMARTABAT patriotik; 8. Berkembang dinamis; 9. Berorientasi Iptek yang semuanya dijiwai oleh IMTAQ kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila DAN BERADAB BERDASARKAN PANCASILA PEREKONOMIAN3. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; 4. Ancaman disintegrasi bangsa ; 5. Melemahnya kemandirian bangsa STRATEGI: 1.Sosialisasi/ Penyadaran 2.Pendidikan 3.Pemberdayaan 4.Pembudayaan 5.Kerjasama 1. Pancasila 2. UUD 45 3. Bhinneka Tunggal Ika 4. NKRI KONSENSUS NASIONALLINGKUNGAN STRATEGIS Global, Regional, Nasional
  • 26. Mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila “Pendidikan karakter sebagai pilar kebangkitan FUNGSI: Tujuan, Fungsi, Media Pendidikan Karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa, raih prestasi junjung tinggi budi pekerti” (Hardiknas, 20 Mei 2011) Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat politik; pemerintah; dunia usaha; media massa
  • 27. OLAH HATI OLAH PIKIR beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik ramah, saling cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS) OLAH RASA/ KARSA OLAH RAGA ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
  • 28. Nilai-nilai NILAI DESKRIPSI 1. RELIGIUS SIKAP DAN PERILAKU YANG PATUH DALAM MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA YANG DIANUTNYA, TOLERAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH AGAMA LAIN, SERTA HIDUP RUKUN DENGAN PEMELUK AGAMA LAIN 2. JUJUR PERILAKU YANG DIDASARKAN PADA UPAYA MENJADIKAN DIRINYA SEBAGAI ORANG YANG SELALU DAPAT DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN2. JUJUR DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN PEKERJAAN 3. TOLERANSI SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENGHARGAI PERBEDAAN AGAMA, SUKU, ETNIS,PENDAPAT, SIKAP DAN TINDAKAN ORANG LAIN YANG BERBEDA DARI DIRINYA 4. DISIPLIN TINDAKAN YANG MENUNJUKKAN PERILAKU TERTIB DAN PATUH PADA BERBAGAI KETENTUAN DAN PERATURAN
  • 29. Lanjutan… NILAI DESKRIPSI 5. KERJA KERAS PERILAKU YANG MENUNJUKKAN UPAYA SUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENGATASI BERBAGAI HABATAN BELAJAR DAN TUGAS SERTA MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-BAIKNYA 6. KREATIF BERPIKIR DAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK MENGHASILKAN CARA ATAU HASIL BARU DARI APA YANG TELAH DIMILIKI 7. MANDIRI SIKAP DAN PRILAKU YANG TIDAK MUDAH TERGANTUNG PADA ORANG LAIN DALAM MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS 8. DEMOKRATIS CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK YANG MENILAI SAMA HAK DAN KEWAJIBAN DIRINYA DAN ORANG LAIN 9. RASA INGIN TAHU SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA UNTUK MENGETAHUI LEBIH MENDALAM DAN MELUAS DARI APA YANG DIPELAJARINYA, DILIHAT, DAN DIDENGAR
  • 30. NILAI DESKRIPSI 10. SEMANGAT KEBANGSAAN CARA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN WAWASAN YANG MENEMPATKAN KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA DI ATAS KEPENTINGAN DIRI DAN KELOMPOKNYA 11. CINTA TANAH AIR CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERBUAT YANG MENUNJUKKAN KESETIAAN, KEPEDULIAN, DAN PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP Lanjutan… AIR PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP BAHASA, LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN POLITIK BANGSANYA 12. MENGHARGAI PRESTASI SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENDORONG DIRINYA UNTUK MENGHASILKAN SESUATU YANG BERGUNA BAGI MASYARAKAT, DAN MENGAKUI DAN MENGHORMATI KEBERHASILAN ORANG LAIN 13. BERSAHABAT/ KOMUNIKATIF TINDAKAN YANG MEMPERLIHATKAN RASA SENANG BERBICARA, BERGAUL, DAN BEKERJA SAMA DENGAN ORANG LAIN
  • 31. NILAI DESKRIPSI 14. CINTA DAMAI SIKAP, PERKATAAN DAN TINDAKAN YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MERASA SENANG DAN AMAN ATAS KEHADIRAN DIRINYA 15. GEMAR MEMBACA KEBIASAAN MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK MEMBACA BERBAGAI BACAAN YANG MEMBERIKAN KEBAJIKAN BAGI DIRINYA 16. PEDULI SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM Lanjutan… 16. PEDULI LINGKUNGAN MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM DI SEKITARNYA, DAN MENGEMBANGKAN UPAYA- UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN ALAM YANG SUDAH TERJADI 17. PEDULI SOSIAL SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU INGIN MEMBERI BANTUAN BAGI ORANG LAIN DAN MASYARAKAT YANG MEMBUTUHKAN 18. TANGGUNG JAWAB SIKAP DAN PERILAKU SESEORANG DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBANNYA TERHADAP DIRI SENDIRI, MASYARAKAT, LINGKUNGAN (ALAM, SOSIAL DAN BUDAYA), NEGARA DAN TUHAN YME
  • 33. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP 1. Integrasi dalam mata pelajaran yang ada Mengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan 2. Mata Pelajaran dalam Mulok Ditetapkan oleh sekolah/daerah Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah 3. Kegiatan Pengembangan Diri Pembudayaan & Pembiasaan Pengkondisian Kegiatan rutinKegiatan rutin Kegiatan spontanitas Keteladanan Kegiatan terprogram Ekstrakurikuler Pramuka; PMR; Kantin kejujuran UKS; KIR; Olah raga, Seni; OSIS Bimbingan Konseling Pemberian layanan bagi anak yang mengalami masalah
  • 34. INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTER • BERSIH, RAPI DAN NYAMAN – Tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan fasilitasnya – Bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya – Tanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk – Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih • DISIPLIN• DISIPLIN – Pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu dan pembelajaran berlangsung dengan baik – Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus dilaksanakan dengan baik • SOPAN – Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu – Berpakaian rapi dan sopan
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 44. PengantarPengantar •• Korupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulitKorupsi kini menjadi “penyakit negara” yang sulit disembuhkandisembuhkan •• KorupsiKorupsi sudah “mendarah daging”, sehinggasudah “mendarah daging”, sehingga perilaku korupsi sudah menjadi hal yangperilaku korupsi sudah menjadi hal yang biasabiasa bahkan menjadi budayabahkan menjadi budaya •• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan•• Dengan demikian, semakin sulitnya membedakanDengan demikian, semakin sulitnya membedakan mana perilaku korupsi dan mana yang bukanmana perilaku korupsi dan mana yang bukan korupsikorupsi
  • 45. • Istilah korupsi berasal dari bahasa latin “corrumpere”, “corruptio” , “corruptus” • Kemudian diadopsi oleh beberapa bangsa di dunia KorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologiKorupsiKorupsiKorupsiKorupsi secarasecarasecarasecara EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi beberapa bangsa di dunia • Beberapa bangsa di dunia memiliki istilah tersendiri mengenai korupsi
  • 46. EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)EtimologiEtimologiEtimologiEtimologi…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d)…(cont’d) Bahasa Inggris Bahasa Perancis Bahasa Belanda Corruption, Corrupt Corruption Corruptie, Korruptie Jahat, rusak, curang Rusak Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia merupakan turunan dari bahasa Belanda
  • 47. • Korup = busuk, palsu, suap (kamus besar bahasa Indonesia, 1991) • Korup = suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsiBeberapaBeberapaBeberapaBeberapa terminologiterminologiterminologiterminologi korupsikorupsikorupsikorupsi uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi (kamus hukum, 2002) • Korup = kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (the lexicon webster dictionary, 1978)
  • 48. o Syed Husein Alatas: Tindakan yang meliputi penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme. o Transparency International: Penyalahgunaan kekuasaan (a Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d)Terminologi … (cont’d) Penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of power), kekuasaan yang dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun kerabat dekat lainnya.
  • 49. 3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI3333 tingkatantingkatantingkatantingkatan KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI Material benefit (Mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan) Abuse of power (Penyalahgunaan kekuasaan) Betrayal of trust (Pengkhianatan kepercayaan)
  • 50. Pengkhianatan terhadap kepercayaan (betrayal of trust) • Pengkhianatan merupakan bentuk korupsi paling sederhana • Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau amanat yang diterimanya adalah koruptor. • Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex: pesan, aspirasi rakyat) • Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi
  • 51. Diskusi Apakah jika seseorang melakukan perselingkuhan, dia juga sudah melakukan korupsi, dan pantas disebut koruptor?
  • 52. Penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) • Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah • Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan melalui struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara maupun lembaga-lembaga struktural lainnya, termasuk lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntunganlembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan materi.
  • 53. Penyalahgunaan kekuasan untuk mendapatkan keuntungan material (material benefit) • Penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. • Korupsi pada level ini merupakan tingkat paling membahayakan karena melibatkan KORUPSIKORUPSI PALINGpaling membahayakan karena melibatkan kekuasaan dan keuntungan material. • Ini merupakan bentuk korupsi yang paling banyak terjadi di indonesia KORUPSI TINGKAT TINGGI KORUPSI PALING KEJAM & SADIS
  • 54. Unsur-unsur yang dapat menentukan sesuatu dapat dianggap sebagai korupsi 1. Secara melawan hukum 2. Memperkaya diri sendiri/orang lain 3. Merugikan keuangan/ perekonomian negara
  • 55. Apa saja yang termasuk kategori korupsi? • Merugikan keuangan negara • Suap-menyuap • Penggelapan dalam jabatan • Pemerasan• Pemerasan • Perbuatan curang • Benturan kepentingan dalam pengadaan • Gratifikasi • Penyimpangan terhadap norma/aturan
  • 56. Korupsi dalam dunia Pendidikan • Investment corruption. – Artinya, Institusi/kepala sekolah ‘berinvestasi’ ke dinas. Tanpa diminta pun dia rutin memberikan uang,” • Extortion.• Extortion. – Dalam hal ini dinas yang secara aktif meminta dana dari kepala sekolah.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64. Peran PENDIDIKAN • Secara umum pendidikan dapat dipandang sebagai upaya preventif bagi berkembangnya sikap dan prilaku korup • Secara khusus, melalui pendidikan: – Membangun sikap/mental antikorupsi– Membangun sikap/mental antikorupsi – Mendorong pembiasaan sikap/mental antikorupsi menjadi budaya sehari-hari
  • 66. NILAINILAI--NILAINILAI ANTIANTI--KORUPSIKORUPSI KEJUJURAN 1 KEPEDULIAN 2 KEMANDIRIAN 3 4 5 6 JUPEJUPE MANDIMANDI TARJATARJA KEBEDILKEBEDIL KEDISIPLINAN 4 TANGGUNG JAWAB 5 KERJA KERAS 6 KESEDERHANAAN 7 KEBERANIAN 8 KEADILAN 9
  • 67. CARA MENGAJARKAN ANTI KORUPSI? Jika melihat pada beban kurikulum yang sudah padat, pendidikan antikorupsi jangan Diajarkan melalui: Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum) dan Pendekatan Integratif pendidikan antikorupsi jangan dijadikan satu mata pelajaran khusus, tetapi diiintegrasikan pada mata pelajaran PKn, pendidikan agama, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, ataupun mata pelajaran lain yang relevan.
  • 68. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Pendidikan antikorupsi bukan hanya berkutat mengajarkan siswa pengetahuan tentang seluk-beluk korupsi. Yang paling penting adalah penguatan sikap dan mentalitas antikorupsi karena jika kita perhatikan korupsi paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.paling banyak justru dilakukan oleh kalangan terdidik.
  • 69. MENGAJARKAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI KEPADA SISWA Mulai dari hal yang sederhana: • Tidak menyontek pada waktu ulangan; • Tidak menyalahgunakan uang SPPuang SPP • Tidak bolos sekolah; • Tidak menipu ketika jajan di kantin; • Belajar hidup sederhana.
  • 70. SELAMATSELAMATSELAMATSELAMAT DATANGDATANGDATANGDATANG GENERASIGENERASIGENERASIGENERASI MUDAMUDAMUDAMUDA ANTIANTIANTIANTI----KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA AKANAKANAKANAKAN LEBIHLEBIHLEBIHLEBIH BAIKBAIKBAIKBAIK JIKAJIKAJIKAJIKA TANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSITANPATANPATANPATANPA KORUPSIKORUPSIKORUPSIKORUPSI