SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MULTIK
     PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
                            DI SEKOLAH

                       E-mail : melkimanggoa@gmail.com; mmelkiasantonius@yahoo.co.id
                    Website : http://timoramabi.blogspot.com ; http://aldorian0507.wordpress.com



A. Pendahuluan
               Memperbincangkan diskursus pemikiran pendidikan selalu menarik perhatian bagi
      semua kalangan, utamanya para stakeholders pedidikan. Sebab, tema dan pendekatan yang
      dilakukan sangat beragam. Salah satunya adalah pendidikan dengan multikulturalisme, yang
      melahirkan konsep pendidikan multikultural.
            Choirul Mahfud, menjelaskan bahwa, Wacana pendidikan multikultural ini
            dimaksudkan untuk merespons fenomena konflik etnis, sosial, budaya yang kerap
            muncul ditengah-tengah masyarakat yang berwajah multikultural. Wajah multikultural
            di negeri ini hingga kini ibarat api dalam sekam, yang suatu saat bisa muncul akibat
            suhu politik, agama, sosial budaya yang memanas, yang memungkinkan konflik
            tersebut muncul kembali. Tentu penyebab konflik banyak sekali tetapi kebanyakan
            disebabkan oleh perbedaan politik, suku, agama, ras, etnis dan budaya. Beberapa kasus
            yang pernah terjadi di tanah air yang melibatkan kelompok masyarakat, mahasiswa
            bahkan pelajar karena perbedaan pandangan sosial politik atau perbedaan SARA
            tersebut.1
               Maka menjadi keharusan untuk memikirkan upaya pemecahanya, dalam hal ini
      adalah kalangan pendidikan. Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan
      masalah konflik yang terjadi di masyarakat. Minimal pendidikan harus mampu memberikan
      penyadaran       kepada masyarakat bahwa               konflik   bukan suatu hal yang baik untuk
      dibudayakan. Dan selayaknya pula pendidikan mampu memberikan tawaran-tawaran yang
      mencerdaskan, antara lain dengan cara mendesain materi, metode hingga kurikulum yang
      mampu       menyadarkan masyarakat akan pentingya sikap saling toleran, menghormati
      perbedaan suku, agama, ras etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural.
      Sudah selayaknya pendidikan berperan sebagai media transformasi sosial budaya dan
      multikulturalisme.
            Jelas bahwa menurut A. Fuad Fanani, unsur utama dalam pendidikan multikultural
            adalah penempatan posisi siswa sebagai subjek yang bersifat sejajar. Tidak ada
1
    Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 4



                                                         1
superioritas satu komponen kultural seorang siswa terhadap siswa lainnya. Maka
          pendidikan multikultural ini dapat melatih dan membangun karakter siswa mampu
          bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka. Pendidikan
          multikultural memiliki posisi strategis dalam memberikan sumbangsih terhadap
          penciptaan perdamaian dan upaya penanggulangan konflik. Sebab nilai-nilai dasar dari
          pendidikan ini adalah penanaman dan pembumian nilai toleransi, empati, simpati dan
          solidaritas sosial.2
            Dari realitas di atas, maka sudah selayaknya wawasan multikulturalsisme dibumikan
    dalam dunia pendidikan kita. Wawasan multikulturalisme sangat penting utamanya dalam
    memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan semangat kemerdekaan RI 1945
    sebagai tonggak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
            Dengan demikian, Indonesia tidak akan memiliki pretensi untuk kembali pada teori
    melting pot atau salad bowl. Indonesia, sebagaimana dikuatkan oleh para ahli yang memiliki
    perhatian besar terhadap pendidikan multi etnik, justru menjadikan multikulturalisme sebagai
    common platform dalam mendesign pembelajaran yang berbasis bhineka tunggal ika, bahkan
    nilai-nilai tersebut diupayakan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan
    Pendidikan Agama.
            Di dalam makalah ini, hendak menjelaskan bagaimana konsep pendidikan
    multikultural dalam mengembangkan kurikulum “Multikultural” di sekolah melalui mata
    pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan mata pelajaran Pendidikan Agama. Dengan
    tujuan untuk memberikan sebuah eksposisi terhadap konsep pendidikan multikultural di
    Indonesia, sehingga menjadi kontribusi dalam usaha mentransformasikan nilai dan karakter
    budaya lokal yang berwawasan nasionalisme.
B. Konsep Pendidikan Multikultural
            Sebagai sebuah wacana baru pengertian pendidikan multikultural sesungguhnya
    belum begitu jelas dan masih diperdebatkan oleh para pakar pendidikan. Namun bukan
    berarti definisi pendidikan multikultural tidak ada atau tidak jelas. Pendidikan multikultural
    masih diartikan sangat ragam, dan belum ada kesepakatan, apakah pendidikan multukiultural
    tersebut berkonotasi pendidikan tentang keragaman budaya, atau pendidikan untuk
    membentuk sikap agar menghargai keragaman budaya.

2
  A. Fuad Fanani, Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagamaan Liberati, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004),
hlm. 16.


                                                   2
Pendapat Kamanto Sunarto, “Pendidikan multikultural biasa diartikan sebagai
      pendidikan keragaman budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai
      pendidikan yang menawarkan ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarkat, dan
      terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap siswa agar menghargai
      keragaman budaya masyarakat”.3
             Sementara itu, Calarry Sada dengan mengutip tulisan Sleeter dan Grant, menjelaskan
             bahwa pendidikan multikultural memiliki empat makna (model), yakni, (1) pengajaran
             tentang keragaman budaya sebuah pendekatan asimilasi kultural, (2) pengajaran tentang
             berbagai pendekatan dalam tata hubungan sosial, (3) pengajaran untuk memajukan
             pluralisme tanpa membedakan strata sosial dalam masyarakat, dan (4) pengajaran
             tentang refleksi keragaman untuk meningkatkan pluralisme dan kesamaan.4
               Apapun definisi pendidikan multikultural yang kemukakan di atas, kenyataan bangsa
      Indonesia terdiri dari banyak etnik, dengan keragaman budaya, agama, ras dan bahasa.
      Indonesia memiliki falsafah berbeda suku, etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki
      satu tujuan, yakni terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang
      kuat, dihargai oleh bangsa lain, sehingga tercapai cita-cita ideal dari pendiri bangsa sebagai
      bangsa yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Untuk itu, seluruh komponen bangsa tanpa
      membedakan etnik, ras, agama dan budaya, seluruhnya harus bersatu pada, membangun
      kekuatan di seluruh sektor, sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki harga diri
      bangsa yang tinggi dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
             Dalam konteks ini pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas.
             Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap “indifernece” dan “non-recognition” tidak
             hanya berakar dari ketimpangan struktur sosial tetapi paradigma pendidikan
             multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan,
             penindasan, keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang
             sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainnya. Paradigma seperti ini akan
             mendorong tumbuhnya kajian-kajian tentang ‘ethnic studies’ untuk kemudian
             menemukan tempatnya dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai
             perguruan tinggi.5

3
    Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal
    Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun 2004, hlm. 47
4
    Clarry Sada, Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam Jurnal Multicultural Education in
         Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun 2004, hlm. 85
5
    Op.Cit, hlm. 179.



                                                         3
Dengan demikian, pendidikan multikulral dalam konteks ini akan diartikan sebagai
  sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada seluruh anak bangsa tanpa
  membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya dan agama, yang memberikan
  penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas,
  dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di mata
  dunia international.
         Inilah berbagai materi yang senantiasa diperhatikan dalam pembinaan bangsa agar
  tetap kuat dan terus berkembang, bahkan seluruh budaya diberi kesempatan untuk membina
  dan mengembangkannya. Nilai dan norma di atas ditranformasikan dan dikembangkan pada
  siswa-siswa sekolah melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan
  Agama yang di dalamnya juga termasuk civic education, dan bahkan kini akan
  dikembangkan sebuah gagasan yang sangat strategis, pendidikan untuk karakter bangsa.
C. Pengembangan Kurikulum “Multikultural” Di Sekolah
                           Multikultural”
         Indonesia sebagai negara majemuk baik dalam segi agama, suku bangsa, golongan
  maupun budaya lokal perlu menyusun konsep pendidikan multikultural sehingga menjadi
  pegangan untuk memperkuat identitas nasional, Mata Pelajaran kewarganegaraan yang telah
  diajarkan di SD hingga perguruan tinggi, disempurnakan dengan memasukan pendidikan
  multikultural, seperti budaya lokal antar daerah kedalamnya, agar generasi muda bangga
  sebagai bangsa Indonesia.
         Dengan demikian, pendidikan multikultur adalah pendidikan nilai yang harus
  ditanamkan pada siswa sebagai calon warga negara, agar memiliki persepsi dan sikap
  multikulturalistik, bisa hidup berdampingan dalam keragaman watak kultur, agama dan
  bahasa, menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau
  minoritas, dan dapat bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga diperhitungkan
  dalam percaturan global dan nation dignity yang kuat.
       Menurut Hamid Hasan, bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki keragaman
       sosial, budaya, aspirasi politik dan kemampuan ekonomi. Keragaman tersebut
       berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum,
       kemampuan sekolah dalam menyediakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa
       dalam berproses, belajar dan mengolah informasi menjadi sesuatu yang dapat
       diterjemahkan sebagai hasil belajar. Keragaman itu menjadi suatu variabel bebas yang



                                             4
memiliki kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan kurikulum, baik sebagai
         proses maupun sebagai hasil.6
           Oleh karena itu, pengembangan kurikulum dengan menggunakan pendekatan
    pengembangan multikultural harus didasarkan pada empat prinsip. Pertama, keragaman
    budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat. Kedua, keragaman budaya dijadikan dasar
    dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum, seperti tujuan, konten, proses, dan
    evaluasi. Ketiga, budaya dilingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan objek studi
    yang harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar siswa. Keempat, kurikulum berperan
    sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan nasional.

           Implementasi pendidikan multikultur pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
    dapat dilakukan secara komprehensif melalui pendidikan kewargaan dan melalui Pendidikan
    Agama, dapat dilakukan melalui pemberdayaan slot-slot kurikulum atau penambahan atau
    perluasan kompetensi hasil belajar dalam konteks pembinaan akhlak mulia, memiliki
    intensitas untuk membina dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama,
    dengan memberi penekanan pada berbagai kompetensi dasar sebagaimana telah terpapar di
    atas. Kemudian, juga harus dilakukan dalam pendekatan deduktif dengan kajian yang
    relevan, kemudian dikembangkan menjadi norma-norma keagamaan, norma hukum, etik,
    maupun norma sosial kemasyarakatan.
           Pendidikan multikultur melalui pendidikan kewarganegaran dan Pendidikan Agama
    harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari design perencanaan dan kurikulum
    melalui proses penyisipan, pengayaan dan atau penguatan terhadap berbagai kompetensi
    yang telah ada, mendesign proses pembelajaran yang bisa mengembangkan sikap siswa
    untuk bisa menghormati hak-hak orang lain, tanpa membedakan latar belakang ras, agama,
    bahasa dan budaya. Dan terakhir pendidikan hasil dan pencapaian pendidikan multikultur
    harus dapat dikur melalui evaluasi yang relevan, apakah melalui instrumen tes, non-tes atau
    melalui proses pengamatan longitudinal dengan menggunakan portofolio siswa.
           Sesuai dengan kompetensi standar tersebut, maka dapat dikembangkan beberapa
    kompetensi dasar sebagai berikut:

6
  S. Hamid Hasan, Multikulturalisme Untuk Penyempurnaan Kurikulum Nasional, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 026, 6, (oktober, 2000).


                                               5
1. Menjadi warga negara yang menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan etnik,
          agama, bahasa dan budaya dalam struktur masyarakatnya
      2. Menjadi waraga negara yang bisa melakukan kerjasama multi etnik, multi kultur, dan
          multi religi dalam konteks pengembangan ekonomi dan kekuatan bangsa
      3. Menjadi warga negara yang mampu menghormati hak-hak individu warga negara tanpa
          membedakan latar belakang etnik, agama, bahasa dan budaya dalam semua sektor sosial,
          pendidikan, ekonomi, politik dan lainnya, bahkan untuk memelihara bahasa dan
          mengembangkan budaya mereka.
      4. Menjadi warga negara yang memberi peluang pada semua warga negara untuk terwakili
          gagasan dan aspirasinya dalam lembaga-lembaga pemerintahan, baik legislatif maupun
          eksekutif.
      5. Menjadi warga negara yang mampu mengembangkan sikap adil dan mengembangkan
          rasa keadilan terhadap semua warga negara tanpa membedakan latar belakang etnik,
          agama, bahasa dan budaya mereka.
              Dengan kompetensi-kompetensi dasar tersebut, maka pembelajaran multikultur
      diharapkan akan menghasilkan warga negara yang memiliki sikap dan kebiasaan multikultur
      dengan sikap dan prilaku yang toleran antar semua anak bangsa, solider dan bisa saling
      bekerjasama untuk kepentingan bangsa, bersikap egaliter, memiliki sikap empati sesama
      warga, dan bersikap adil dengan tidak membedakan latar belakang agama, ras, bahasa dan
      warna kulit.
              Sejalan dengan konsepsi ini, Jhon Dewey merekomendasikan tiga hal yang harus
      dipertimbangkan dalam mengembangkan sebuah kurikulum. “Pertama, hakikat dan
      kebutuhan peserta didik. Kedua, hakikat dan kebutuhan masyarakat. Dan ketiga, masalah
      pokok yang digumuli peserta didik untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang matang
      dan mampu menjalin hubungan dengan pribadi lain dalam masyarakat”.7
              Dengan demikian pendidikan multikultur harus direncanakan dalam sebuah design
      pengembangan kurikulum yang integratif, sekwentif dan didukung dengan lingkungan serta
      struktur dan budaya yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan sikap dan
      perilaku multikultur. Pendidikan multikultur, secara substantif harus bisa menjadi bagian

7
    A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, (Jakarta: LP3NI, 1998), hlm. 68

                                                         6
integral dalam mata pelajaran Pendidikan Kewargnegaraan dan mata pelajaran Pendidikan
  Agama sebagai pendidikan nilai. Tema-tema multikultur harus disajikan dalam skope yang
  komprehensif sebagai upaya pencapaian berbagai kompetensi yang telah disepakati dan
  ditetapkan.
D. Kesimpulan
  Penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan dapat menjadi solusi nyata
  bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain pendidikan
  multikultural menjadi sarana alternatif pemecahan konflik sosial budaya.
  Selain sebagai sarana alternatif pemecahan konflik pendidikan multikultural juga signifikan
  dalam membina siswa agar mereka tidak tercabut dari akar budaya yang dimiliki sebelumnya
  ketika berhadapan dengan realitas sosial budaya di era globalisasi.
  Oleh karena itu, sebagai landasan pengembangan kurikulum pendidikan nasional dalam
  melaksanakan kurikulum sebagai titik tolak dalam proses belajar mengajar atau memberikan
  sejumlah materi dan isi pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan ukuran atau tingkatan
  tertentu, maka pendidikan melalui landasan kurikulum multikultural menjadi sangat penting.
  Dengan demikian, pendidikan multikultural ini bisa dimasukkan secara integral dalam semua
  mata pelajaran. Walaupun dalam format kurikulum nasional belum menjadi suatu mata
  pelajaran yang mandiri (berdiri sendiri), tetapi bersifat integratif dengan mata pelajaran
  Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama.




                                              7
DAFTAR PUSTAKA
Fajar, Malik A, 1998, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta: LP3NI.
Fanani, Fuad A, 2004, Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagamaan Liberati, Jakarta:
       Kompas Gramedia.
Hasan, Hamid S. Multikulturalisme Untuk Penyempurnaan Kurikulum Nasional, Jurnal
       Pendidikan dan Kebudayaan, 026, 6, (oktober, 2000).
Mahfud, Choirul, 2009, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Naim, Ngainun dan Achmad Sauqi, 2008, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi,
       Jogjakarta: A-Ruzz Media.
Sunarto, Kamanto, 2004, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation,
       dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I.
Sada, Clarry, 2004. Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam Jurnal
       Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I.




                                               8

More Related Content

What's hot

Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan MultikulturalPpt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikulturallendisputra
 
Pendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalPendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalNoviana Ulfa
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiZurie Hafiez
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pbDewi Yama
 
Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismeMuhamadFarkhan2
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalSalma Sosialita
 
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)MuhamadFarkhan2
 
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
Ppt 4   multikulturalisme indonesiaPpt 4   multikulturalisme indonesia
Ppt 4 multikulturalisme indonesiaFaisalAchyar
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiaasyaffa
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalDunia Tkj
 

What's hot (20)

Nanda ppt
Nanda pptNanda ppt
Nanda ppt
 
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan MultikulturalPpt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
 
Wawasan multikultural
Wawasan multikulturalWawasan multikultural
Wawasan multikultural
 
Pendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalPendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Dakwah multikultural
Dakwah multikulturalDakwah multikultural
Dakwah multikultural
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb
 
Hakekat budaya
Hakekat budayaHakekat budaya
Hakekat budaya
 
Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan Multikulturalisme
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
Konseppendidikanmultikultural
 
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
 
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
Ppt 4   multikulturalisme indonesiaPpt 4   multikulturalisme indonesia
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesia
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
 
Ppt multikultur
Ppt multikulturPpt multikultur
Ppt multikultur
 

Viewers also liked

11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)
11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)
11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)Dina Haya Sufya
 
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya Insani
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya InsaniRevolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya Insani
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya InsaniDina Haya Sufya
 
Wisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap maknaWisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap maknaDina Haya Sufya
 
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetMengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetDina Haya Sufya
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatifSalma Van Licht
 
Contoh disain penelitian
Contoh disain penelitianContoh disain penelitian
Contoh disain penelitianSalma Van Licht
 
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakatPerencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakatSalma Van Licht
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Salma Van Licht
 
Materi Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsMateri Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsYodhia Antariksa
 
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)hitmansystem
 

Viewers also liked (11)

11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)
11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)
11 elemen spiritualitas (membangun keunggulan perusahaan)
 
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya Insani
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya InsaniRevolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya Insani
Revolusi Mental Dalam Membangun Manajemen Sumber Daya Insani
 
Wisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap maknaWisdoms, membuka mata, menangkap makna
Wisdoms, membuka mata, menangkap makna
 
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetMengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
 
Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatifAnalisis data kualitatif
Analisis data kualitatif
 
Contoh disain penelitian
Contoh disain penelitianContoh disain penelitian
Contoh disain penelitian
 
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakatPerencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
Perencanaan program penyuluhan dalam pengabdian pada masyarakat
 
Emotional intelligence
Emotional intelligenceEmotional intelligence
Emotional intelligence
 
Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014Perencanaan program-amin-2014
Perencanaan program-amin-2014
 
Materi Training Leadership Skills
Materi Training Leadership SkillsMateri Training Leadership Skills
Materi Training Leadership Skills
 
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)
Panduan Hipnotis (Versi Lengkap)
 

Similar to Pendidikan multikultural-artiklel

Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...aris margono
 
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxAINUR ROFIQ97
 
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxIlmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxMuhammadFikriRamadha11
 
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxPPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxErikaSoniya
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...abuzaf
 
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfamaraffi57
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalsitirohmah71
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAHSafitri
 
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptx
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptxPPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptx
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptxAnwarMukhtarom
 
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptx
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptxPPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptx
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptxMuhammadRidzuan40
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 

Similar to Pendidikan multikultural-artiklel (20)

Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
 
Dwi fanda
Dwi fandaDwi fanda
Dwi fanda
 
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docxPendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
Pendidikan Islam Multikultural dan karakter bangsa indonesia.docx
 
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxIlmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
 
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxPPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
 
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
M. Abu Siri, Dr. Asnawan, S.Pd.I., M.Si PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DAN PE...
 
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
MultiKultural.pptx
MultiKultural.pptxMultiKultural.pptx
MultiKultural.pptx
 
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptxPPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAH
 
IPS 5B Kel 3.pptx
IPS 5B Kel 3.pptxIPS 5B Kel 3.pptx
IPS 5B Kel 3.pptx
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikultural
 
947 1677-1-pb (2)
947 1677-1-pb (2)947 1677-1-pb (2)
947 1677-1-pb (2)
 
9.isuesosial
9.isuesosial9.isuesosial
9.isuesosial
 
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptx
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptxPPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptx
PPT.2 Kebinekaan projek penguatan profil pelajar pancasila.pptx
 
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptx
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptxPPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptx
PPT SEMINAR PROPSAL HIRU.pptx
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Filsafat ilmu[1]
Filsafat ilmu[1]Filsafat ilmu[1]
Filsafat ilmu[1]
 

More from Felix Baskara

Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Felix Baskara
 
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasar
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasarPenggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasar
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasarFelix Baskara
 
Persepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksPersepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksFelix Baskara
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematikFelix Baskara
 
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganKalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganFelix Baskara
 
Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Felix Baskara
 
Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Felix Baskara
 
Bab 02 pencernaan makan pd manusia
Bab 02 pencernaan makan pd manusiaBab 02 pencernaan makan pd manusia
Bab 02 pencernaan makan pd manusiaFelix Baskara
 
Program pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanProgram pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanFelix Baskara
 
Bab 1 fungsi alat tubuh
Bab 1 fungsi alat tubuhBab 1 fungsi alat tubuh
Bab 1 fungsi alat tubuhFelix Baskara
 
Program pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanProgram pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanFelix Baskara
 
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1Felix Baskara
 
Felix finish presentation1
Felix finish presentation1Felix finish presentation1
Felix finish presentation1Felix Baskara
 

More from Felix Baskara (19)

Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2
 
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasar
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasarPenggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasar
Penggunaan tik untuk pembelajaran kesenian di sekolah dasar
 
Persepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teksPersepsi guru-tentang-buku-teks
Persepsi guru-tentang-buku-teks
 
Makalah1
Makalah1Makalah1
Makalah1
 
Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematikPembelajaran tematik
Pembelajaran tematik
 
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-laranganKalimat berita-negatif-dan-larangan
Kalimat berita-negatif-dan-larangan
 
Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2
 
Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2Makna denotasi-dan-konotasi-2
Makna denotasi-dan-konotasi-2
 
Bab 02 pencernaan makan pd manusia
Bab 02 pencernaan makan pd manusiaBab 02 pencernaan makan pd manusia
Bab 02 pencernaan makan pd manusia
 
Program pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanProgram pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatan
 
Bab 1 fungsi alat tubuh
Bab 1 fungsi alat tubuhBab 1 fungsi alat tubuh
Bab 1 fungsi alat tubuh
 
Program pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatanProgram pendidikan untuk_kesehatan
Program pendidikan untuk_kesehatan
 
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1
Prayekti pengembangan model_pembelajaran_interaktif1
 
Felix finish presentation1
Felix finish presentation1Felix finish presentation1
Felix finish presentation1
 

Pendidikan multikultural-artiklel

  • 1. MULTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH E-mail : melkimanggoa@gmail.com; mmelkiasantonius@yahoo.co.id Website : http://timoramabi.blogspot.com ; http://aldorian0507.wordpress.com A. Pendahuluan Memperbincangkan diskursus pemikiran pendidikan selalu menarik perhatian bagi semua kalangan, utamanya para stakeholders pedidikan. Sebab, tema dan pendekatan yang dilakukan sangat beragam. Salah satunya adalah pendidikan dengan multikulturalisme, yang melahirkan konsep pendidikan multikultural. Choirul Mahfud, menjelaskan bahwa, Wacana pendidikan multikultural ini dimaksudkan untuk merespons fenomena konflik etnis, sosial, budaya yang kerap muncul ditengah-tengah masyarakat yang berwajah multikultural. Wajah multikultural di negeri ini hingga kini ibarat api dalam sekam, yang suatu saat bisa muncul akibat suhu politik, agama, sosial budaya yang memanas, yang memungkinkan konflik tersebut muncul kembali. Tentu penyebab konflik banyak sekali tetapi kebanyakan disebabkan oleh perbedaan politik, suku, agama, ras, etnis dan budaya. Beberapa kasus yang pernah terjadi di tanah air yang melibatkan kelompok masyarakat, mahasiswa bahkan pelajar karena perbedaan pandangan sosial politik atau perbedaan SARA tersebut.1 Maka menjadi keharusan untuk memikirkan upaya pemecahanya, dalam hal ini adalah kalangan pendidikan. Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di masyarakat. Minimal pendidikan harus mampu memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa konflik bukan suatu hal yang baik untuk dibudayakan. Dan selayaknya pula pendidikan mampu memberikan tawaran-tawaran yang mencerdaskan, antara lain dengan cara mendesain materi, metode hingga kurikulum yang mampu menyadarkan masyarakat akan pentingya sikap saling toleran, menghormati perbedaan suku, agama, ras etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural. Sudah selayaknya pendidikan berperan sebagai media transformasi sosial budaya dan multikulturalisme. Jelas bahwa menurut A. Fuad Fanani, unsur utama dalam pendidikan multikultural adalah penempatan posisi siswa sebagai subjek yang bersifat sejajar. Tidak ada 1 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 4 1
  • 2. superioritas satu komponen kultural seorang siswa terhadap siswa lainnya. Maka pendidikan multikultural ini dapat melatih dan membangun karakter siswa mampu bersikap demokratis, humanis dan pluralis dalam lingkungan mereka. Pendidikan multikultural memiliki posisi strategis dalam memberikan sumbangsih terhadap penciptaan perdamaian dan upaya penanggulangan konflik. Sebab nilai-nilai dasar dari pendidikan ini adalah penanaman dan pembumian nilai toleransi, empati, simpati dan solidaritas sosial.2 Dari realitas di atas, maka sudah selayaknya wawasan multikulturalsisme dibumikan dalam dunia pendidikan kita. Wawasan multikulturalisme sangat penting utamanya dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan semangat kemerdekaan RI 1945 sebagai tonggak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan demikian, Indonesia tidak akan memiliki pretensi untuk kembali pada teori melting pot atau salad bowl. Indonesia, sebagaimana dikuatkan oleh para ahli yang memiliki perhatian besar terhadap pendidikan multi etnik, justru menjadikan multikulturalisme sebagai common platform dalam mendesign pembelajaran yang berbasis bhineka tunggal ika, bahkan nilai-nilai tersebut diupayakan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Di dalam makalah ini, hendak menjelaskan bagaimana konsep pendidikan multikultural dalam mengembangkan kurikulum “Multikultural” di sekolah melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan mata pelajaran Pendidikan Agama. Dengan tujuan untuk memberikan sebuah eksposisi terhadap konsep pendidikan multikultural di Indonesia, sehingga menjadi kontribusi dalam usaha mentransformasikan nilai dan karakter budaya lokal yang berwawasan nasionalisme. B. Konsep Pendidikan Multikultural Sebagai sebuah wacana baru pengertian pendidikan multikultural sesungguhnya belum begitu jelas dan masih diperdebatkan oleh para pakar pendidikan. Namun bukan berarti definisi pendidikan multikultural tidak ada atau tidak jelas. Pendidikan multikultural masih diartikan sangat ragam, dan belum ada kesepakatan, apakah pendidikan multukiultural tersebut berkonotasi pendidikan tentang keragaman budaya, atau pendidikan untuk membentuk sikap agar menghargai keragaman budaya. 2 A. Fuad Fanani, Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagamaan Liberati, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2004), hlm. 16. 2
  • 3. Pendapat Kamanto Sunarto, “Pendidikan multikultural biasa diartikan sebagai pendidikan keragaman budaya dalam masyarakat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan yang menawarkan ragam model untuk keragaman budaya dalam masyarkat, dan terkadang juga diartikan sebagai pendidikan untuk membina sikap siswa agar menghargai keragaman budaya masyarakat”.3 Sementara itu, Calarry Sada dengan mengutip tulisan Sleeter dan Grant, menjelaskan bahwa pendidikan multikultural memiliki empat makna (model), yakni, (1) pengajaran tentang keragaman budaya sebuah pendekatan asimilasi kultural, (2) pengajaran tentang berbagai pendekatan dalam tata hubungan sosial, (3) pengajaran untuk memajukan pluralisme tanpa membedakan strata sosial dalam masyarakat, dan (4) pengajaran tentang refleksi keragaman untuk meningkatkan pluralisme dan kesamaan.4 Apapun definisi pendidikan multikultural yang kemukakan di atas, kenyataan bangsa Indonesia terdiri dari banyak etnik, dengan keragaman budaya, agama, ras dan bahasa. Indonesia memiliki falsafah berbeda suku, etnik, bahasa, agama dan budaya, tapi memiliki satu tujuan, yakni terwujudnya bangsa Indonesia yang kuat, kokoh, memiliki identitas yang kuat, dihargai oleh bangsa lain, sehingga tercapai cita-cita ideal dari pendiri bangsa sebagai bangsa yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Untuk itu, seluruh komponen bangsa tanpa membedakan etnik, ras, agama dan budaya, seluruhnya harus bersatu pada, membangun kekuatan di seluruh sektor, sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki harga diri bangsa yang tinggi dan dihargai oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Dalam konteks ini pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap “indifernece” dan “non-recognition” tidak hanya berakar dari ketimpangan struktur sosial tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainnya. Paradigma seperti ini akan mendorong tumbuhnya kajian-kajian tentang ‘ethnic studies’ untuk kemudian menemukan tempatnya dalam kurikulum pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.5 3 Kamanto Sunarto, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun 2004, hlm. 47 4 Clarry Sada, Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I, tahun 2004, hlm. 85 5 Op.Cit, hlm. 179. 3
  • 4. Dengan demikian, pendidikan multikulral dalam konteks ini akan diartikan sebagai sebuah proses pendidikan yang memberi peluang sama pada seluruh anak bangsa tanpa membedakan perlakuan karena perbedaan etnik, budaya dan agama, yang memberikan penghargaan terhadap keragaman, dan yang memberikan hak-hak sama bagi etnik minoritas, dalam upaya memperkuat persatuan dan kesatuan, identitas nasional dan citra bangsa di mata dunia international. Inilah berbagai materi yang senantiasa diperhatikan dalam pembinaan bangsa agar tetap kuat dan terus berkembang, bahkan seluruh budaya diberi kesempatan untuk membina dan mengembangkannya. Nilai dan norma di atas ditranformasikan dan dikembangkan pada siswa-siswa sekolah melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama yang di dalamnya juga termasuk civic education, dan bahkan kini akan dikembangkan sebuah gagasan yang sangat strategis, pendidikan untuk karakter bangsa. C. Pengembangan Kurikulum “Multikultural” Di Sekolah Multikultural” Indonesia sebagai negara majemuk baik dalam segi agama, suku bangsa, golongan maupun budaya lokal perlu menyusun konsep pendidikan multikultural sehingga menjadi pegangan untuk memperkuat identitas nasional, Mata Pelajaran kewarganegaraan yang telah diajarkan di SD hingga perguruan tinggi, disempurnakan dengan memasukan pendidikan multikultural, seperti budaya lokal antar daerah kedalamnya, agar generasi muda bangga sebagai bangsa Indonesia. Dengan demikian, pendidikan multikultur adalah pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada siswa sebagai calon warga negara, agar memiliki persepsi dan sikap multikulturalistik, bisa hidup berdampingan dalam keragaman watak kultur, agama dan bahasa, menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga diperhitungkan dalam percaturan global dan nation dignity yang kuat. Menurut Hamid Hasan, bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki keragaman sosial, budaya, aspirasi politik dan kemampuan ekonomi. Keragaman tersebut berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum, kemampuan sekolah dalam menyediakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam berproses, belajar dan mengolah informasi menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar. Keragaman itu menjadi suatu variabel bebas yang 4
  • 5. memiliki kontribusi sangat signifikan terhadap keberhasilan kurikulum, baik sebagai proses maupun sebagai hasil.6 Oleh karena itu, pengembangan kurikulum dengan menggunakan pendekatan pengembangan multikultural harus didasarkan pada empat prinsip. Pertama, keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat. Kedua, keragaman budaya dijadikan dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum, seperti tujuan, konten, proses, dan evaluasi. Ketiga, budaya dilingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan objek studi yang harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar siswa. Keempat, kurikulum berperan sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan nasional. Implementasi pendidikan multikultur pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dapat dilakukan secara komprehensif melalui pendidikan kewargaan dan melalui Pendidikan Agama, dapat dilakukan melalui pemberdayaan slot-slot kurikulum atau penambahan atau perluasan kompetensi hasil belajar dalam konteks pembinaan akhlak mulia, memiliki intensitas untuk membina dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama, dengan memberi penekanan pada berbagai kompetensi dasar sebagaimana telah terpapar di atas. Kemudian, juga harus dilakukan dalam pendekatan deduktif dengan kajian yang relevan, kemudian dikembangkan menjadi norma-norma keagamaan, norma hukum, etik, maupun norma sosial kemasyarakatan. Pendidikan multikultur melalui pendidikan kewarganegaran dan Pendidikan Agama harus dilakukan secara komprehensif, dimulai dari design perencanaan dan kurikulum melalui proses penyisipan, pengayaan dan atau penguatan terhadap berbagai kompetensi yang telah ada, mendesign proses pembelajaran yang bisa mengembangkan sikap siswa untuk bisa menghormati hak-hak orang lain, tanpa membedakan latar belakang ras, agama, bahasa dan budaya. Dan terakhir pendidikan hasil dan pencapaian pendidikan multikultur harus dapat dikur melalui evaluasi yang relevan, apakah melalui instrumen tes, non-tes atau melalui proses pengamatan longitudinal dengan menggunakan portofolio siswa. Sesuai dengan kompetensi standar tersebut, maka dapat dikembangkan beberapa kompetensi dasar sebagai berikut: 6 S. Hamid Hasan, Multikulturalisme Untuk Penyempurnaan Kurikulum Nasional, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 026, 6, (oktober, 2000). 5
  • 6. 1. Menjadi warga negara yang menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan etnik, agama, bahasa dan budaya dalam struktur masyarakatnya 2. Menjadi waraga negara yang bisa melakukan kerjasama multi etnik, multi kultur, dan multi religi dalam konteks pengembangan ekonomi dan kekuatan bangsa 3. Menjadi warga negara yang mampu menghormati hak-hak individu warga negara tanpa membedakan latar belakang etnik, agama, bahasa dan budaya dalam semua sektor sosial, pendidikan, ekonomi, politik dan lainnya, bahkan untuk memelihara bahasa dan mengembangkan budaya mereka. 4. Menjadi warga negara yang memberi peluang pada semua warga negara untuk terwakili gagasan dan aspirasinya dalam lembaga-lembaga pemerintahan, baik legislatif maupun eksekutif. 5. Menjadi warga negara yang mampu mengembangkan sikap adil dan mengembangkan rasa keadilan terhadap semua warga negara tanpa membedakan latar belakang etnik, agama, bahasa dan budaya mereka. Dengan kompetensi-kompetensi dasar tersebut, maka pembelajaran multikultur diharapkan akan menghasilkan warga negara yang memiliki sikap dan kebiasaan multikultur dengan sikap dan prilaku yang toleran antar semua anak bangsa, solider dan bisa saling bekerjasama untuk kepentingan bangsa, bersikap egaliter, memiliki sikap empati sesama warga, dan bersikap adil dengan tidak membedakan latar belakang agama, ras, bahasa dan warna kulit. Sejalan dengan konsepsi ini, Jhon Dewey merekomendasikan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan sebuah kurikulum. “Pertama, hakikat dan kebutuhan peserta didik. Kedua, hakikat dan kebutuhan masyarakat. Dan ketiga, masalah pokok yang digumuli peserta didik untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang matang dan mampu menjalin hubungan dengan pribadi lain dalam masyarakat”.7 Dengan demikian pendidikan multikultur harus direncanakan dalam sebuah design pengembangan kurikulum yang integratif, sekwentif dan didukung dengan lingkungan serta struktur dan budaya yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap pembinaan sikap dan perilaku multikultur. Pendidikan multikultur, secara substantif harus bisa menjadi bagian 7 A. Malik Fadjar, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, (Jakarta: LP3NI, 1998), hlm. 68 6
  • 7. integral dalam mata pelajaran Pendidikan Kewargnegaraan dan mata pelajaran Pendidikan Agama sebagai pendidikan nilai. Tema-tema multikultur harus disajikan dalam skope yang komprehensif sebagai upaya pencapaian berbagai kompetensi yang telah disepakati dan ditetapkan. D. Kesimpulan Penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan dapat menjadi solusi nyata bagi konflik dan disharmonisasi yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain pendidikan multikultural menjadi sarana alternatif pemecahan konflik sosial budaya. Selain sebagai sarana alternatif pemecahan konflik pendidikan multikultural juga signifikan dalam membina siswa agar mereka tidak tercabut dari akar budaya yang dimiliki sebelumnya ketika berhadapan dengan realitas sosial budaya di era globalisasi. Oleh karena itu, sebagai landasan pengembangan kurikulum pendidikan nasional dalam melaksanakan kurikulum sebagai titik tolak dalam proses belajar mengajar atau memberikan sejumlah materi dan isi pelajaran yang harus dikuasai siswa dengan ukuran atau tingkatan tertentu, maka pendidikan melalui landasan kurikulum multikultural menjadi sangat penting. Dengan demikian, pendidikan multikultural ini bisa dimasukkan secara integral dalam semua mata pelajaran. Walaupun dalam format kurikulum nasional belum menjadi suatu mata pelajaran yang mandiri (berdiri sendiri), tetapi bersifat integratif dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. 7
  • 8. DAFTAR PUSTAKA Fajar, Malik A, 1998, Visi Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta: LP3NI. Fanani, Fuad A, 2004, Islam Mazhab Kritis: Menggagas Keberagamaan Liberati, Jakarta: Kompas Gramedia. Hasan, Hamid S. Multikulturalisme Untuk Penyempurnaan Kurikulum Nasional, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 026, 6, (oktober, 2000). Mahfud, Choirul, 2009, Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Naim, Ngainun dan Achmad Sauqi, 2008, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, Jogjakarta: A-Ruzz Media. Sunarto, Kamanto, 2004, Multicultural Education in Schools, Challenges in its Implementation, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I. Sada, Clarry, 2004. Multicultural Education in Kalimantan Barat; an Overview, dalam Jurnal Multicultural Education in Indonesia and South East Asia, edisi I. 8