SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
Kelompok 2
Teori dan Pendekatan Pendidikan
Multikultural
Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan
menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau
masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan
memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang
memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Sedangkan Pendidikan
Multikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip-
prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok
budaya di dalam masyarakat. Pendidikan Multikultural adalah suatu sikap dalam
memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin,
kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang. Dalam lingkup pendidikan, diperlukan
suatu pembelajaran yang mencakup tentang multikulturalisme agar peserta didik dapat
mengakui dan menghormati keragaman kelompok sosial lainnya.
Latar belakang
Rumusan Masalah
Bagaimana pendekatan Pendidikan multikultural?
01
03 Bagaimana pendidikan multikultural dalam
tinjauan didaktik dan metodik?
02
Apa saja teori teori pendidikan multikultural
menurut para ahli?
Pendekatan Pendidikan
Multikultural
01
1. Pendekatan Pendidikan Multikultural
Istilah multikultural secara etimologi berarti keragaman kultur atau budaya, yakni
kompleksitas yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh
anggota-anggota suatu masyarakat.Sedangkan dari pengertian terminologi bahwa
multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai
kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun
agama.
Multikulturalisme adalah kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya sebagai
realitas fundamental dalam kehidupan bermasyarakat. Kearifan ini terwujud apabila
seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas
plural sebagai sebuah kemestian yang tidak bisa di ingkari ataupun ditolak, apalagi
dimusnahkan.
Adapun Pendidikan Multikultural berarti pendidikan yang
menghargai adanya pluralitas keberagaman budaya, yang menurut
H.A.R Tilaar, bahwa pendidikan multikultural tidak mengenal
fanatisme atau fundamentalisme sosial-budaya termasuk agama. Setiap
komunitas mengenal dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada.
Demikian pula, pendidikan multikultural tidak mengenal adanya
Xenophobia (kebencian terhadap barang atau orang asing). Bahkan,
pendidikan multikultural harus bisa mewujudkan peserta didik yang
dapat belajar untuk hidup bersama dalam perbedaan (Learning to Live
Together).
Pendidikan Multikultural juga disebut dengan pendidikan
multibudaya. Implementasi pendidikan multibudaya dalam
pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa mengerti, menerima,
dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, dan nilai
kepribadian.
Secara umum ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan
multikultural antara lain sebagai berikut :
Pertama, perubahan paradigma dalam memandang pendidikan (Education)
dengan persekolahan (Schooling) atau pendidikan multikultural dengan program-
program sekolah formal.
Kedua, menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan
kelompok etnik. Yang dimaksud adalah tidak perlu lagi mengasosiasikan
kebudayaan semata-mata dengan kelompok-kelompok etnik sebagaimana yang
terjadi selama ini.
Ketiga, karena pengembangan kompetensi dalam suatu kebudayaan baru
biasanya membutuhkan interaksi inisiatif dengan orang-orang yang sudah
memiliki kompetensi, bahkan dapat dilihat lebih jelas bahwa upaya-upaya untuk
mendukung sekolah-sekolah yang terpisah secara etnik adalah anti tesis terhadap
tujuan pendidikan multikultural.
Keempat, pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam
beberapa kebudayaan. Adapun kebudayaan mana yang akan diadopsi itu
ditentukan oleh situasi yang ada disekitarnya.
Kelima, pendidikan multikultural, baik dalam sekolah maupun luar
sekolah meningkatkan kesadaran tentang beberapa kebudayaan.
Banks, mengemukakan terdapat empat pendekatan dalam mengintegrasikan
pendidikan multikultural ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan
dianggap relevan untuk diimplementasikan pada sekolah di Indonesia yaitu :
1. Pendekatan Kontribusi (The Contributions Approach)
2. Pendekatan Aditif (Additive Approach)
3. Pendekatan Transformasi (The Transformation Approach)
4. Pendekatan Aksi Sosial (The Social Action Approach)
Teori-teori Pendidikan
multikultural menurut para
ahli
02
1. Horace Kallen
Horace Kallen adalah perintis teori multikultural. Budaya disebut pluralisme budaya
(Cultural Pluralism) jika budaya suatu bangsa memiliki banyak segi dan nilai-nilai.
Pluralisme budaya didefinisikan oleh Horace Kallen sebagai “menghargai berbagai tingkat
perbedaan dalam batas-batas persatuan nasional”. Sebagai budaya yang dominan, White
Anglo-Saxon Protestan harus diakui masyarakat, sedangkan budaya yang lain itu
dipandang menambah variasi dan kekayaan budaya Amerika.
2. James A. Banks
James A. Banks dikenal sebagai perintis Pendidikan Multikultural. Banks yakin bahwa
pendidikan seharusnya lebih mengarah pada mengajari mereka bagaimana berpikir
daripada apa yang dipikirkan. Siswa perlu disadarkan bahwa di dalam pengetahuan yang
dia terima itu terdapat beraneka ragam interpretasi sesuai kepentingan masing-masing.
Siswa perlu diajari dalam menginterpretasikan sejarah masa lalu dan dalam pembuatan
sejarah. Siswa harus berpikir kritis dengan memberi pengetahuan dan keterampilan yang
memadai dan memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi dalam tindakan
demokratis.
3. Bill Martin
Bill Martin menulis, bahwa isu menyeluruh tentang multikulturalisme bukan
sekedar tempat bernaung berbagai kelompok budaya, namun harus membawa
pengaruh radikal bagi semua umat manusia lewat pembuatan perbedaan yang
radikal. Seperti halnya Banks, Martin menentang tekanan dari Afrosentris dan
tradisionalis Barat. Martin menyebut keduanya “Consumerist Multiculturalism”.
Multikulturalisme bukan “Consumerist” tetapi “Transformational”, yang
memerlukan kerangka kerja. Masyarakat harus memiliki visi kolektif tipe baru
yang berasal dari perubahan sosial yang muncul lewat transformasi.
4. Martin J. Beck Matustik
Martin J. Beck Matustik berpendapat bahwa perdebatan tentang multikultural di
masyarakat Barat berkaitan dengan norma atau tatanan. Pembahasan multikultural
berada pada pemikiran kembali norma Barat (The Western Canon) yang
mengakui adanya multikultural. Teori multikulturalisme berasal dari liberalisasi
pendidikan dan politik Plato.
5. Judith M. Green
Judith M. Green menunjukkan bahwa multikulturalisme bukan hanya di
Amerika Serikat. Kelompok budaya kecil harus mengakomodasi dan memiliki
toleransi dengan budaya dominan. Amerika memberi tempat perlindungan dan
memungkinkan kelompok kecil itu mempengaruhi kebudayaan yang ada.
Secara bersama-sama, kelompok tersebut memperoleh kekuatan dan kekuasaan
untuk membawa perubahan dan meningkatkan dalam ekonomi, partisipasi
politis dan media massa.
Pendidikan multikultural
dalam tinjauan didaktik dan
metodik
03
Dalam aspek didaktik, kurikulum merupakan salah satu aspek
penting dalam pendidikan multikultural. Tujuan pendidikan
multikultural dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam tujuan, yaitu:
tujuan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan pembelajaran
(Lawrence J. Saha, 1997: 349). Kurikulum pendidikan multikultural
seharusnya berisi tentang materi-materi yang dapat menghadirkan
lebih dari satu perspektif tentang suatu fenomena kultural. Untuk
menghadirkan keragaman perspektif dalam kurikulum ini, menurut
James A. Banks sebagaimana dikutip Zoran Minderovic (2004: 2)
dapat dilakukan dengan 4 (empat) tahapan, yaitu: (a) Tahap
Kontribusi (Contribution Level), (b) Tahap Penambahan (Additive
Level), (c) Tahap Perubahan (Transformative Level), dan (d) Tahap
Aksi Sosial (Social Level).
Kurikulum Pendidikan Multikultural
Dari aspek metodik, strategi dan manajemen pembelajaran
merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural.
Dalam pembelajaran siswa memerlukan lingkungan fisik yang
aman dan nyaman, guru dapat mempertimbangkan aspek
pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan
musik. Guru yang memiliki pemahaman terhadap latar
belakang budaya siswanya, akan menciptakan lingkungan fisik
yang kondusif untuk belajar. Sementara itu, lingkungan sosial
yang aman dan nyaman dapat diciptakan oleh guru melalui
bahasa yang dipilih, hubungan simpatik antar siswa, dan
perlakuan adil terhadap siswa yang beragam budayanya (Linda
Starr, 2004: 4).
Strategi dan Manajemen Pendidikan Multikultural
Selain lingkungan fisik dan sosial, siswa juga
memerlukan gaya pengajaran guru yang menggembirakan.
Menurut Garcia (1982: 146), gaya pengajaran guru
merupakan gaya kepemimpinan atau teknik pengawalan
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran (The
Kind of Leadership or Governance Techniques a Teacher
Uses). Dalam proses pembelajaran, gaya kepemimpinan
guru sangat berpengaruh bagi ada atau tidaknya peluang
siswa untuk berbagi pendapat dan membuat keputusan.
Gaya kepemimpinan guru berkisar pada otoriter,
demokratis, dan bebas (Laizzes Faire).
SEKIAN
TEERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Pendidikan Multikultural Teori dan Pendekatan

Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelFelix Baskara
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxPendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxdenridwanscia1
 
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxIlmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxMuhammadFikriRamadha11
 
Pendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptPendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptFaizatur Rokhmah
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiZurie Hafiez
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxPPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxErikaSoniya
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahHari Adi
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxMhdTaajuddin
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamAli Murfi
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxBayuMacau
 

Similar to Pendidikan Multikultural Teori dan Pendekatan (20)

Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklel
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
MultiKultural.pptx
MultiKultural.pptxMultiKultural.pptx
MultiKultural.pptx
 
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptxPPT IPS KEMPOK 3.pptx
PPT IPS KEMPOK 3.pptx
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptxPendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
Pendekatan pendidikN mULTIKULTURAL.pptx
 
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptxIlmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
Ilmu Dan Pendidikan Multikultural 154 Fikri.pptx
 
Pendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural pptPendidikan multikultural ppt
Pendidikan multikultural ppt
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptxPPT Multikultur Kel. 2.pptx
PPT Multikultur Kel. 2.pptx
 
Dwi fanda
Dwi fandaDwi fanda
Dwi fanda
 
Nanda ppt
Nanda pptNanda ppt
Nanda ppt
 
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolahPengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptx
 
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptx
 

Recently uploaded

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

Pendidikan Multikultural Teori dan Pendekatan

  • 1. Kelompok 2 Teori dan Pendekatan Pendidikan Multikultural
  • 2. Multikulturalisme adalah sistem keyakinan dan perilaku yang mengakui dan menghormati kehadiran semua kelompok yang beragam dalam suatu organisasi atau masyarakat, mengakui sosial-budaya mereka yang berbeda, dan mendorong dan memungkinkan kontribusi melanjutkan mereka dalam konteks budaya inklusif yang memberdayakan semua dalam organisasi atau masyarakat. Sedangkan Pendidikan Multikultural didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip- prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pendidikan Multikultural adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang. Dalam lingkup pendidikan, diperlukan suatu pembelajaran yang mencakup tentang multikulturalisme agar peserta didik dapat mengakui dan menghormati keragaman kelompok sosial lainnya. Latar belakang
  • 3. Rumusan Masalah Bagaimana pendekatan Pendidikan multikultural? 01 03 Bagaimana pendidikan multikultural dalam tinjauan didaktik dan metodik? 02 Apa saja teori teori pendidikan multikultural menurut para ahli?
  • 5. 1. Pendekatan Pendidikan Multikultural Istilah multikultural secara etimologi berarti keragaman kultur atau budaya, yakni kompleksitas yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-anggota suatu masyarakat.Sedangkan dari pengertian terminologi bahwa multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa, ataupun agama. Multikulturalisme adalah kearifan untuk melihat keanekaragaman budaya sebagai realitas fundamental dalam kehidupan bermasyarakat. Kearifan ini terwujud apabila seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural sebagai sebuah kemestian yang tidak bisa di ingkari ataupun ditolak, apalagi dimusnahkan.
  • 6. Adapun Pendidikan Multikultural berarti pendidikan yang menghargai adanya pluralitas keberagaman budaya, yang menurut H.A.R Tilaar, bahwa pendidikan multikultural tidak mengenal fanatisme atau fundamentalisme sosial-budaya termasuk agama. Setiap komunitas mengenal dan menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Demikian pula, pendidikan multikultural tidak mengenal adanya Xenophobia (kebencian terhadap barang atau orang asing). Bahkan, pendidikan multikultural harus bisa mewujudkan peserta didik yang dapat belajar untuk hidup bersama dalam perbedaan (Learning to Live Together). Pendidikan Multikultural juga disebut dengan pendidikan multibudaya. Implementasi pendidikan multibudaya dalam pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa mengerti, menerima, dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, dan nilai kepribadian.
  • 7. Secara umum ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan multikultural antara lain sebagai berikut : Pertama, perubahan paradigma dalam memandang pendidikan (Education) dengan persekolahan (Schooling) atau pendidikan multikultural dengan program- program sekolah formal. Kedua, menghindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan kelompok etnik. Yang dimaksud adalah tidak perlu lagi mengasosiasikan kebudayaan semata-mata dengan kelompok-kelompok etnik sebagaimana yang terjadi selama ini. Ketiga, karena pengembangan kompetensi dalam suatu kebudayaan baru biasanya membutuhkan interaksi inisiatif dengan orang-orang yang sudah memiliki kompetensi, bahkan dapat dilihat lebih jelas bahwa upaya-upaya untuk mendukung sekolah-sekolah yang terpisah secara etnik adalah anti tesis terhadap tujuan pendidikan multikultural.
  • 8. Keempat, pendidikan multikultural meningkatkan kompetensi dalam beberapa kebudayaan. Adapun kebudayaan mana yang akan diadopsi itu ditentukan oleh situasi yang ada disekitarnya. Kelima, pendidikan multikultural, baik dalam sekolah maupun luar sekolah meningkatkan kesadaran tentang beberapa kebudayaan.
  • 9. Banks, mengemukakan terdapat empat pendekatan dalam mengintegrasikan pendidikan multikultural ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan dianggap relevan untuk diimplementasikan pada sekolah di Indonesia yaitu : 1. Pendekatan Kontribusi (The Contributions Approach) 2. Pendekatan Aditif (Additive Approach) 3. Pendekatan Transformasi (The Transformation Approach) 4. Pendekatan Aksi Sosial (The Social Action Approach)
  • 11. 1. Horace Kallen Horace Kallen adalah perintis teori multikultural. Budaya disebut pluralisme budaya (Cultural Pluralism) jika budaya suatu bangsa memiliki banyak segi dan nilai-nilai. Pluralisme budaya didefinisikan oleh Horace Kallen sebagai “menghargai berbagai tingkat perbedaan dalam batas-batas persatuan nasional”. Sebagai budaya yang dominan, White Anglo-Saxon Protestan harus diakui masyarakat, sedangkan budaya yang lain itu dipandang menambah variasi dan kekayaan budaya Amerika. 2. James A. Banks James A. Banks dikenal sebagai perintis Pendidikan Multikultural. Banks yakin bahwa pendidikan seharusnya lebih mengarah pada mengajari mereka bagaimana berpikir daripada apa yang dipikirkan. Siswa perlu disadarkan bahwa di dalam pengetahuan yang dia terima itu terdapat beraneka ragam interpretasi sesuai kepentingan masing-masing. Siswa perlu diajari dalam menginterpretasikan sejarah masa lalu dan dalam pembuatan sejarah. Siswa harus berpikir kritis dengan memberi pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan memiliki komitmen yang tinggi untuk berpartisipasi dalam tindakan demokratis.
  • 12. 3. Bill Martin Bill Martin menulis, bahwa isu menyeluruh tentang multikulturalisme bukan sekedar tempat bernaung berbagai kelompok budaya, namun harus membawa pengaruh radikal bagi semua umat manusia lewat pembuatan perbedaan yang radikal. Seperti halnya Banks, Martin menentang tekanan dari Afrosentris dan tradisionalis Barat. Martin menyebut keduanya “Consumerist Multiculturalism”. Multikulturalisme bukan “Consumerist” tetapi “Transformational”, yang memerlukan kerangka kerja. Masyarakat harus memiliki visi kolektif tipe baru yang berasal dari perubahan sosial yang muncul lewat transformasi. 4. Martin J. Beck Matustik Martin J. Beck Matustik berpendapat bahwa perdebatan tentang multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma atau tatanan. Pembahasan multikultural berada pada pemikiran kembali norma Barat (The Western Canon) yang mengakui adanya multikultural. Teori multikulturalisme berasal dari liberalisasi pendidikan dan politik Plato.
  • 13. 5. Judith M. Green Judith M. Green menunjukkan bahwa multikulturalisme bukan hanya di Amerika Serikat. Kelompok budaya kecil harus mengakomodasi dan memiliki toleransi dengan budaya dominan. Amerika memberi tempat perlindungan dan memungkinkan kelompok kecil itu mempengaruhi kebudayaan yang ada. Secara bersama-sama, kelompok tersebut memperoleh kekuatan dan kekuasaan untuk membawa perubahan dan meningkatkan dalam ekonomi, partisipasi politis dan media massa.
  • 14. Pendidikan multikultural dalam tinjauan didaktik dan metodik 03
  • 15. Dalam aspek didaktik, kurikulum merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan multikultural. Tujuan pendidikan multikultural dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam tujuan, yaitu: tujuan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan pembelajaran (Lawrence J. Saha, 1997: 349). Kurikulum pendidikan multikultural seharusnya berisi tentang materi-materi yang dapat menghadirkan lebih dari satu perspektif tentang suatu fenomena kultural. Untuk menghadirkan keragaman perspektif dalam kurikulum ini, menurut James A. Banks sebagaimana dikutip Zoran Minderovic (2004: 2) dapat dilakukan dengan 4 (empat) tahapan, yaitu: (a) Tahap Kontribusi (Contribution Level), (b) Tahap Penambahan (Additive Level), (c) Tahap Perubahan (Transformative Level), dan (d) Tahap Aksi Sosial (Social Level). Kurikulum Pendidikan Multikultural
  • 16. Dari aspek metodik, strategi dan manajemen pembelajaran merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural. Dalam pembelajaran siswa memerlukan lingkungan fisik yang aman dan nyaman, guru dapat mempertimbangkan aspek pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan musik. Guru yang memiliki pemahaman terhadap latar belakang budaya siswanya, akan menciptakan lingkungan fisik yang kondusif untuk belajar. Sementara itu, lingkungan sosial yang aman dan nyaman dapat diciptakan oleh guru melalui bahasa yang dipilih, hubungan simpatik antar siswa, dan perlakuan adil terhadap siswa yang beragam budayanya (Linda Starr, 2004: 4). Strategi dan Manajemen Pendidikan Multikultural
  • 17. Selain lingkungan fisik dan sosial, siswa juga memerlukan gaya pengajaran guru yang menggembirakan. Menurut Garcia (1982: 146), gaya pengajaran guru merupakan gaya kepemimpinan atau teknik pengawalan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran (The Kind of Leadership or Governance Techniques a Teacher Uses). Dalam proses pembelajaran, gaya kepemimpinan guru sangat berpengaruh bagi ada atau tidaknya peluang siswa untuk berbagi pendapat dan membuat keputusan. Gaya kepemimpinan guru berkisar pada otoriter, demokratis, dan bebas (Laizzes Faire).