SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
BAB 1 
PENDAHULUAN 
 
Latar Belakang 
Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengharagai perbedaan. 
Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur dan proses dimana setiap 
kebudayaan bisa melakukan ekspresi .tentu saja untuk mendesain pendidikan 
multikulturalsecara praksis, itu tidak mudah. Tetapi,paling tidak kita mencoba melakukan 
ijtihad untuk mendesain sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan multikulturalisme. 
setidaknya ada dua hal bila kita akan mewujudkan pendidikan multikulturalismeyang mampu 
memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk berekspresi.pertama adalah 
dialog.pendidikan multikultural tidak mungkin berlangsung tanpa dialog. Dalam pendidikan 
multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar 
dan sama.tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari 
kebudayaan yang lain.dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak 
yang terlibat.anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang 
lain akan melahirkan fasisme, nativisme,dan chauvinism.dengan dialog, diharapkan terjadi 
sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang 
bersangkutan. Di samping sebagai pengkayaan ,dialog juga sangat penting untuk mencari 
titik temu (kalimatun sawa) antar peradaban dan kebudayaan yang ada.pendidikan 
multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, 
hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan berbagai jenis prasangka atau 
prejudise untuk membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. 
Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian multikultural? 
2. Apakah fungsi multikultural bagi kita? 
3. Apakah Ide dasar multikultural ? 
Tujuan
Untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama 
dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat 
belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan (intorelable) 
seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, 
diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global. 
Manfaat 
1. Supaya bisa mengetahui tentang multikultural di Indonesia 
2. Memberi konsep diri yang jelas 
3. Membantu mamahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau di tinjau dari 
sejarahnya. 
4. Membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making) 
Fungsi Multikulturalisme 
Dua fungsi pokok multikulturalisme 
a. Fungsi pelestarian, diarahkanpadapengenalandanpendalamannilai – 
nilailuhurbudayamasyarakatsebagaisuatubangsa yang universal 
b. Fungsi pengembangan, diarahkanpadapenambahannilai – nilaibaru yang 
tidakbertentangandengannilai – nilai universal yang 
berlakudalammasyarakatdantidakmengangguterhadapperpaduankeragamanbudayatradisional, 
danbergunauntukmemperkayabudayabangsadanmemperkukuhjatidiridankepribadianbangsa. 
BAB 11 
PEMBAHASAN 
1.1 Pengertian Multikultural 
Multikultur adalah berbagai macam status social budaya meliputi latar belakang, 
tempat, agama, ras, suku dll. Jadi pendidikan multicultural adalah usaha sadar untuk 
mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai 
macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam 
menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya.
Gibson(1984) mendefinisikan bahwa multikultural adalah suatu proses yang membantu 
individu mengembangkan cara menerima, mengevaluasi, dan masuk ke dalam sistem budaya 
yang berbeda dari yang mereka miliki . 
1.2 Alasan perlunya Multikultural 
Multikultural sangat penting bagi warga Negara Indonesiakarena pada Uraian 
sebelumnya telah mempertebal keyakinan kita. multikulturalisme sangat bermanfaat untuk 
membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, 
budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga memberi dorongan dan spirit bagi 
lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk 
menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan implementasi 
pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan 
menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman 
semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan 
penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan 
kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai. Agar proses ini berjalan 
sesuai harapan, maka seyogyanya kita mau menerima jika pendidikan multikultural 
disosialisasikan dan didiseminasikan melalui lembaga pendidikan, serta, jika mungkin, 
ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang baik di lembaga 
pendidikan pemerintah maupun swasta. Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga 
menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 
Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak 
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan 
kemajemukan bangsa. 
Pada konteks ini dapat dikatakan, Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah 
konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, 
ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural 
pada awalnya sangat bias Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi 
manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan 
sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial Orang 
Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami praktik 
diskrinunasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an. 
Di antara lembaga yang secara khusus disorot karena bermusuhan dengan ide persamaan ras 
pada saat itu adalah lembaga pendidikan. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara
yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten dalam menerima dan 
menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh 
dan orang tua. Mereka menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan 
pendidikan. Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi 
pendidikan multikultural. 
Multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan dan 
perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan 
budaya dan kebudayaan mereka sendiri. Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam 
melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan 
yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis 
kelamin. Juga, harus menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya 
mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan. Selain itu, juga memberikan kebebasan 
bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama serta memperkokoh sikap anak 
agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan keputusan secara demokratis 
Berbagai masalah yang timbul di negara kita, Indonesia, banyak dikarenakan adanya 
ketidakberagaman budaya yang memang pada dasarnya Indonesia adalah negara yang tediri 
dari berbagai latar belakang sosial budaya meliputi ras, suku, agama, status sosial, mata 
pencaharian dan lain-lain. Berbagai masalah yang timbul itulah yang akhirnya menjadi 
konflik berkepanjangan dan tidak bisa menemui titik terang atau jalan keluar untuk masalah 
yang menyangkut sosial budaya. 
Masalah-masalah akibat ketidak-seragaman budaya tidak hanya melanda Indonesia saja, di 
negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki masalah yang sama 
dengan Indonesia yaitu masalah multikultural. Konflik-konflik yang terjadi karena 
penindasan ras kulit putih terhadap ras kulit hitam. Kelompok etnis minoritas merasa 
direndahkan oleh kaum mayoritas (sebut saja ras golongan eropa) yang memang pada 
kenyataannya segala yang berkaitan dengan parlemen atau kedudukan dalam pemerintahan 
maupun berbagai bidang lainnya banyak dikuasai oleh ras kulit putih. Tidak hanya masalah 
diskriminasi yang dilakukan oleh ras kulit putih terhadap ras kulit hitam, masalah lainnya 
seperti ketidak-toleran (I’intorelable) seperti ikuisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya 
teologi atau ideologi), perang agama, dan hegemoni budaya ditengah kulur monolitik dan uni 
formitas global. Berbagai masalah yang menjadi konflik berkepanjangan di Amerika Serikat 
memunculkan pentingnya pendidikan multikultural untuk memberikan persamaan 
kesempatan pendidikan untuk menangani masalah pertentangan ras dan mengembangkan
toleransi dan sensivitas terhadap sejarah dan budaya dari kelompok atnis yang beraneka 
macam di negara Amerika Serikat. 
Hal inilah yang sepatutnya dicontoh oleh negara kita, Indonesia, karena posisi Indonesia dan 
Amerika adalah sama yaitu sebagai negara yang multi budaya didalamnya. Amerika serikat 
telah membuktikan pentingnya pendidikan multikultural, karena dengan pendidikan yang 
bersi kurikulum tentang multikultural sedikit demi sedikit dapat menangani masalah-masalah 
multikultural. Dengan adanya pendidikan multikultural akan sedikit demi sedikit 
menumbuhkan sikap dan rasa saling mengharga masing-masing budaya yang berbea. Dengan 
demikian, berbagai masalah yang ditimbulkan oleh berbagai (budaya) lambat laun akan 
mengikis, tentu saja tidak hanya dengan pendidikan multikultural saja tapi harus dengan 
konsep penanaman ideologi negara. Telah kita ketahui bahwa ideologi negara kita, Indonesia, 
adalah ideologi Pancasila lengkap dengan Bhinneka Tunggal Ika harusnya dapat 
memadamkan berbagai konflik bahkan seharusnya masalah multikultural tidak dipebolehkan 
untuk ada namun tetap saja masalah tersebut tidak pernah habis dan banyak (sebagian) yang 
tidak bisa diselesaikan dengan jalan damai. Pertumpahan darah tidak boleh terjadi,sudah 
banyak contoh kejaian yang terjadi di Indonesia akibat dari adanya berbagai macam konflik 
berdarah di Sampit antara Suku Dayak dan Madura, konflik berdarah di Maluku antara 
pemeluk agama Islam dan Kristen dan berbagai contoh konflik berdarah maupun tidak 
lainnya yang telah menorehkan luka di bumi kita yang pertiwi ini. akan memberikan dampak 
yang lebih baik bagi bangsa kita ini, Indonesia. Sejak usia dini, peserta didik (siswa) akan 
lebih mengenal budaya mereka masing-masing dan mereka akan juga lebih mengenal budaya 
dari suku lain di Indonesia sehingga pertikaian antar suku dapat terganti dengan sikap saling 
menghormati dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menghindari terjadinya 
klain negara latin yang mengakui salah satu budaya Indonesia sebagai budaya mereka, 
contohnya batik dan reog yang telah di klaim oleh Malaysia sebagai budaya mereka, 
makanan khas Malang yaitu tempe yang telah diklain Jepang bahkan telah di hak pantenkan 
sebagai makanan khas buatan penduduk negara mereka. Maka dari itu, pentingnya 
pendidikan multukultural bagi warga negara kita yang memang sarat akan budaya bangsa 
yang sesuai dengan peribahasa kita “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya” agar 
tidak pernah peristiwa yang akan membuat kita kecewa bahkan malu karena sebagian besar 
penduduk Indonesia tidak mengenal budaya mereka sendiri (tari, sastra, hasil kerajinan 
tangan, dan lain-lain) sehingga mempermudah negara lain mengklain ciri khas budaya kita 
karena pada dasarnya mereka iri kepada indonesia yang sarat akan budaya bangsa. Apabila 
kita sebagai masyarakat Indonesia mengenal budaya bangsanya sendiri tentu saja akan
mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara ini dari sektor pariwisata karena adanya 
pemikiran turis mancanegara yang lebih menghargai budaya bangsa kita, mereka datang ke 
Indonesia untuk mempelajari kepribadian budaya bangsa, contohnya saja Bali yang menjadi 
daya tarik luar biasa bagi masyarakat dunia, andai saja setiap daerah di Indonesia dapat 
mengembangkan budaya bahkan menerapkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari dan 
tidak terpengaruh oleh globalisasi (masuknya budaya bangsa lain) tentu akan mendatangkan 
devisa negara yang luar biasa dari sektor pariwisata, hal ini juga tidak lepas dari campur 
tangan pemerintah untuk mengembangkan budaya-budaya bangsa. Di kebanyakan belahan 
dunia yang lain, dalam mana sebagian besar dari mereka adalah bangsa-bangsa bekas jajahan 
yang terdiri atas kelompok-kelompok etnik dan budaya yang sangat majemuk itu, 
multikulturalisme adalah sebuah gagasan yang diperjuangkan. Bahkan, lebih dini dari itu, 
kebanyakan negeri-negeri yang relatif muda usia ini, harus berjuang terlebih dahulu dengan 
gagasan nasionalisme. Gagasan nasionalisme negeri-negeri yang pada umumnya memperoleh 
kemerdekaannya setelah Perang Dunia Kedua ini, dibangun melalui kesadaran para 
pemimpinnya akan sebuah kepercayaan bahwa sebuah negeri yang amat majemuk, sering kali 
terdiri atas puluhan bahkan ratusan kelompok etnis, hanya mungkin dipersatukan dengan 
ikrar yang meneguhkan persatuan seb 
BAB 111 
PENUTUP 
3.1. KESIMPULAN 
Pengertian “Multikultural” mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap 
usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan 
berkebutuhan khusus.. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau, 
ras, suku dan kebudayaan-kebudayaan lain. Untuk itu sebagai warga Negara yang cinta tanah 
air kita harus menjaga keanekaragaman kebudayaan kita. Kita dianjurkan untuk hidup saling 
berdampingan satu sama lain sehingga tidak ada pertengkaran dan perpecahan kebudayaan. 
multikulturalisme kadang agak membingungkan karena ia merujuk secara sekaligus pada dua 
hal yang berbeda: realitas dan etika, atau praktik dan ajaran. Sebagai realitas atau praktik, 
multikulturalisme dipahami sebagai representasi yang produktif atas interaksi di antara 
elemen-elemen sosial yang beragam dalam sebuah tataran kehidupan kolektif yang 
berkelanjutan. Sebagai sebuah etika atau ajaran, multikulturalisme merujuk pada spirit, etos, 
dan kepercayaan tentang bagaimana keragaman atas unit-unit sosial yang berciri privat dan 
relatif otonom itu, seperti etnisitas dan agama, semestinya dikelola dalam ruang-ruang publik.
Dalam masyarakat-masyarakat yang memiliki kesempatan untuk berevolusi melalui 
perubahan sosial yang panjang dan bersifat gradual, multikulturalisme (dengan nama yang 
sama atau yang lain) sering merupakan hasil dari sebuah proses sosial yang terjadi. Dengan 
kata lain, sejarah yang panjang telah menghasilkan sebuah tatanan kolektif yang 
memungkinkan di satu pihak keragaman mendapatkan ruang untuk berkembang dan di pihak 
lain memungkinkan integrasi sosial di tingkat yang lebih tinggi dapat terpelihara. 
Dalam masyarakat semacam ini, multikulturalisme adalah hasil dari sebuah logika yang 
dibangun dari realitas sebuah masyarakat majemuk. Kebanyakan masyarakat Barat jatuh 
dalam kategori ini. Amerika dan Australia adalah contoh sebuah masyarakat yang setelah 
mengalami sejarah yang amat kelam dalam mengelola keragaman budaya masyarakatnya, 
“menemukan” logika multikulturalisme-nya sebagai jawaban atas kemajemukan dan 
sekaligus demokrasi. Logika ini tidak dibangun pertama-tama dari gagasan ideal, tetapi 
dibangun dari sebuah keniscayaan sosial. Alhasil, melting-pot—multikulturalisme ala 
Amerika—adalah sebuah nilai yang melembaga bersama-sama dengan nilai-nilai penting 
masyarakat Amerika lainnya. Dalam ekspresi mereka, multikulturalisme adalah jawaban 
kepada kebutuhan bagi terjaminnya prinsip the freedom of expression (kebebasan 
berekspresi). Di Australia, dengan sejarah yang sedikit berbeda, multikulturalisme 
memperoleh tempat yang penting sebagai institusi sosial yang memperkuat demokrasi dan 
komitmen warga negara terhadap Australia. 
DAFTAR PUSTAKA 
Mahfud Choirul,2011,” Multikultural “ ,penerbit pustaka pelajar www.google. 
multikultutural

More Related Content

What's hot

Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanAfdal Zikri
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikDeep Walker
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamAli Murfi
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifRuyung Movia
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikAnesMalau
 
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanRadikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanMushoddik Indisav
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)Zulfira Farah Nubua
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganAwal Akbar Jamaluddin
 

What's hot (20)

Manusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraanManusia, keragaman dan kesetaraan
Manusia, keragaman dan kesetaraan
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Pengantar filsafat
Pengantar filsafatPengantar filsafat
Pengantar filsafat
 
Makalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agamaMakalah nikah beda agama
Makalah nikah beda agama
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
 
Review jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatifReview jurnal kualitatif
Review jurnal kualitatif
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Laporan hasil analisis
Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis
Laporan hasil analisis
 
Makalah multikulturalisme
Makalah multikulturalismeMakalah multikulturalisme
Makalah multikulturalisme
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Definisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat IlmuDefinisi Filsafat Ilmu
Definisi Filsafat Ilmu
 
Tugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolikTugas mandiri makalah agama katolik
Tugas mandiri makalah agama katolik
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaanRadikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
Radikalisme beragama dan tantangan kebangsaan
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
GLOBALISASI (PPT SOSIOLOGI KELAS XII)
 
Inovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasiInovasi dalam berorganisasi
Inovasi dalam berorganisasi
 
Essay kse
Essay kseEssay kse
Essay kse
 
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian PengembanganMetode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
Metode Melakukan Analisis Kebutuhan Dalam Penelitian Pengembangan
 

Similar to Multikulturalisme

pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranAndy Wilson
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelFelix Baskara
 
Sejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalSejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalAbid Nurhuda
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalSalma Sosialita
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalSalma Van Licht
 
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan MultikulturalPpt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikulturallendisputra
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiZurie Hafiez
 
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...aris margono
 
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfamaraffi57
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 
Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Nahdalia Andani
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pbDewi Yama
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeJuwita Yulianto
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalsitirohmah71
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAHSafitri
 

Similar to Multikulturalisme (20)

Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Pendidikan multikultural
Pendidikan multikulturalPendidikan multikultural
Pendidikan multikultural
 
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaranpendekatan multikultural dalam pembelajaran
pendekatan multikultural dalam pembelajaran
 
Pendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklelPendidikan multikultural-artiklel
Pendidikan multikultural-artiklel
 
Sejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan MultikulturalSejarah Pendidikan Multikultural
Sejarah Pendidikan Multikultural
 
Konseppendidikanmultikultural
KonseppendidikanmultikulturalKonseppendidikanmultikultural
Konseppendidikanmultikultural
 
Pengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikulturalPengantar Pendidikan multikultural
Pengantar Pendidikan multikultural
 
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan MultikulturalPpt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
Ppt filsafat ilmu dan Pendidikan Multikultural
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
Penguatan nilai nilai kebangasaan dan penghargaan atas kebhinekaaan melalui p...
 
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdfppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
ppt. pend.Multikultural kel.2.pdf
 
Multikulturalisme
MultikulturalismeMultikulturalisme
Multikulturalisme
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah Multikuturalisme
 
TENTANG Moderasi Beragama
TENTANG Moderasi BeragamaTENTANG Moderasi Beragama
TENTANG Moderasi Beragama
 
Makalah multikulturalisme
Makalah multikulturalismeMakalah multikulturalisme
Makalah multikulturalisme
 
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikulturalResensi jurnal pai berbasis multikultural
Resensi jurnal pai berbasis multikultural
 
SITI ROHMAH
SITI ROHMAHSITI ROHMAH
SITI ROHMAH
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Multikulturalisme

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN  Latar Belakang Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengharagai perbedaan. Pendidikan multikultural senantiasa menciptakan struktur dan proses dimana setiap kebudayaan bisa melakukan ekspresi .tentu saja untuk mendesain pendidikan multikulturalsecara praksis, itu tidak mudah. Tetapi,paling tidak kita mencoba melakukan ijtihad untuk mendesain sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan multikulturalisme. setidaknya ada dua hal bila kita akan mewujudkan pendidikan multikulturalismeyang mampu memberikan ruang kebebasan bagi semua kebudayaan untuk berekspresi.pertama adalah dialog.pendidikan multikultural tidak mungkin berlangsung tanpa dialog. Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada dalam posisi yang sejajar dan sama.tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain.dialog meniscayakan adanya persamaan dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat.anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih tinggi dari kebudayaan yang lain akan melahirkan fasisme, nativisme,dan chauvinism.dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan. Di samping sebagai pengkayaan ,dialog juga sangat penting untuk mencari titik temu (kalimatun sawa) antar peradaban dan kebudayaan yang ada.pendidikan multikultural dapat dirumuskan sebagai wujud kesadaran tentang keanekaragaman kultural, hak-hak asasi manusia serta pengurangan atau penghapusan berbagai jenis prasangka atau prejudise untuk membangun suatu kehidupan masyarakat yang adil dan maju. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian multikultural? 2. Apakah fungsi multikultural bagi kita? 3. Apakah Ide dasar multikultural ? Tujuan
  • 2. Untuk menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Lebih jauh lagi, penganut agama dan budaya yang berbeda dapat belajar untuk melawan atau setidaknya tidak setuju dengan ketidak-toleranan (intorelable) seperti inkuisisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, diskriminasi, dan hegemoni budaya di tengah kultur monolitik dan uniformitas global. Manfaat 1. Supaya bisa mengetahui tentang multikultural di Indonesia 2. Memberi konsep diri yang jelas 3. Membantu mamahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau di tinjau dari sejarahnya. 4. Membantu mengembangkan pembuatan keputusan (decision making) Fungsi Multikulturalisme Dua fungsi pokok multikulturalisme a. Fungsi pelestarian, diarahkanpadapengenalandanpendalamannilai – nilailuhurbudayamasyarakatsebagaisuatubangsa yang universal b. Fungsi pengembangan, diarahkanpadapenambahannilai – nilaibaru yang tidakbertentangandengannilai – nilai universal yang berlakudalammasyarakatdantidakmengangguterhadapperpaduankeragamanbudayatradisional, danbergunauntukmemperkayabudayabangsadanmemperkukuhjatidiridankepribadianbangsa. BAB 11 PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Multikultural Multikultur adalah berbagai macam status social budaya meliputi latar belakang, tempat, agama, ras, suku dll. Jadi pendidikan multicultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya.
  • 3. Gibson(1984) mendefinisikan bahwa multikultural adalah suatu proses yang membantu individu mengembangkan cara menerima, mengevaluasi, dan masuk ke dalam sistem budaya yang berbeda dari yang mereka miliki . 1.2 Alasan perlunya Multikultural Multikultural sangat penting bagi warga Negara Indonesiakarena pada Uraian sebelumnya telah mempertebal keyakinan kita. multikulturalisme sangat bermanfaat untuk membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas di antara keragamannya etnik, ras, agama, budaya dan kebutuhan di antara kita. Paparan di atas juga memberi dorongan dan spirit bagi lembaga pendidikan nasional untuk mau menanamkan sikap kepada peserta didik untuk menghargai orang, budaya, agama, dan keyakinan lain. Harapannya, dengan implementasi pendidikan yang berwawasan multikultural, akan membantu siswa mengerti, menerima dan menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara damai. Agar proses ini berjalan sesuai harapan, maka seyogyanya kita mau menerima jika pendidikan multikultural disosialisasikan dan didiseminasikan melalui lembaga pendidikan, serta, jika mungkin, ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang baik di lembaga pendidikan pemerintah maupun swasta. Apalagi, paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal 4 UU N0. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan, bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pada konteks ini dapat dikatakan, Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Wacana pendidikan multikultural pada awalnya sangat bias Amerika karena punya akar sejarah dengan gerakan hak asasi manusia (HAM) dari berbagai kelompok yang tertindas di negeri tersebut. Banyak lacakan sejarah atau asal-usul pendidikan multikultural yang merujuk pada gerakan sosial Orang Amerika keturunan Afrika dan kelompok kulit berwarna lain yang mengalami praktik diskrinunasi di lembaga-lembaga publik pada masa perjuangan hak asasi pada tahun 1960-an. Di antara lembaga yang secara khusus disorot karena bermusuhan dengan ide persamaan ras pada saat itu adalah lembaga pendidikan. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, suara-suara
  • 4. yang menuntut lembaga-lembaga pendidikan agar konsisten dalam menerima dan menghargai perbedaan semakin kencang, yang dikumandangkan oleh para aktivis, para tokoh dan orang tua. Mereka menuntut adanya persamaan kesempatan di bidang pekerjaan dan pendidikan. Momentum inilah yang dianggap sebagai awal mula dari konseptualisasi pendidikan multikultural. Multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman persamaan dan perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan memperluas wawasan budaya dan kebudayaan mereka sendiri. Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan jenis kelamin. Juga, harus menumbuhkan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan. Selain itu, juga memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat beragama serta memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam pengambilan keputusan secara demokratis Berbagai masalah yang timbul di negara kita, Indonesia, banyak dikarenakan adanya ketidakberagaman budaya yang memang pada dasarnya Indonesia adalah negara yang tediri dari berbagai latar belakang sosial budaya meliputi ras, suku, agama, status sosial, mata pencaharian dan lain-lain. Berbagai masalah yang timbul itulah yang akhirnya menjadi konflik berkepanjangan dan tidak bisa menemui titik terang atau jalan keluar untuk masalah yang menyangkut sosial budaya. Masalah-masalah akibat ketidak-seragaman budaya tidak hanya melanda Indonesia saja, di negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki masalah yang sama dengan Indonesia yaitu masalah multikultural. Konflik-konflik yang terjadi karena penindasan ras kulit putih terhadap ras kulit hitam. Kelompok etnis minoritas merasa direndahkan oleh kaum mayoritas (sebut saja ras golongan eropa) yang memang pada kenyataannya segala yang berkaitan dengan parlemen atau kedudukan dalam pemerintahan maupun berbagai bidang lainnya banyak dikuasai oleh ras kulit putih. Tidak hanya masalah diskriminasi yang dilakukan oleh ras kulit putih terhadap ras kulit hitam, masalah lainnya seperti ketidak-toleran (I’intorelable) seperti ikuisi (pengadilan negara atas sah-tidaknya teologi atau ideologi), perang agama, dan hegemoni budaya ditengah kulur monolitik dan uni formitas global. Berbagai masalah yang menjadi konflik berkepanjangan di Amerika Serikat memunculkan pentingnya pendidikan multikultural untuk memberikan persamaan kesempatan pendidikan untuk menangani masalah pertentangan ras dan mengembangkan
  • 5. toleransi dan sensivitas terhadap sejarah dan budaya dari kelompok atnis yang beraneka macam di negara Amerika Serikat. Hal inilah yang sepatutnya dicontoh oleh negara kita, Indonesia, karena posisi Indonesia dan Amerika adalah sama yaitu sebagai negara yang multi budaya didalamnya. Amerika serikat telah membuktikan pentingnya pendidikan multikultural, karena dengan pendidikan yang bersi kurikulum tentang multikultural sedikit demi sedikit dapat menangani masalah-masalah multikultural. Dengan adanya pendidikan multikultural akan sedikit demi sedikit menumbuhkan sikap dan rasa saling mengharga masing-masing budaya yang berbea. Dengan demikian, berbagai masalah yang ditimbulkan oleh berbagai (budaya) lambat laun akan mengikis, tentu saja tidak hanya dengan pendidikan multikultural saja tapi harus dengan konsep penanaman ideologi negara. Telah kita ketahui bahwa ideologi negara kita, Indonesia, adalah ideologi Pancasila lengkap dengan Bhinneka Tunggal Ika harusnya dapat memadamkan berbagai konflik bahkan seharusnya masalah multikultural tidak dipebolehkan untuk ada namun tetap saja masalah tersebut tidak pernah habis dan banyak (sebagian) yang tidak bisa diselesaikan dengan jalan damai. Pertumpahan darah tidak boleh terjadi,sudah banyak contoh kejaian yang terjadi di Indonesia akibat dari adanya berbagai macam konflik berdarah di Sampit antara Suku Dayak dan Madura, konflik berdarah di Maluku antara pemeluk agama Islam dan Kristen dan berbagai contoh konflik berdarah maupun tidak lainnya yang telah menorehkan luka di bumi kita yang pertiwi ini. akan memberikan dampak yang lebih baik bagi bangsa kita ini, Indonesia. Sejak usia dini, peserta didik (siswa) akan lebih mengenal budaya mereka masing-masing dan mereka akan juga lebih mengenal budaya dari suku lain di Indonesia sehingga pertikaian antar suku dapat terganti dengan sikap saling menghormati dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah untuk menghindari terjadinya klain negara latin yang mengakui salah satu budaya Indonesia sebagai budaya mereka, contohnya batik dan reog yang telah di klaim oleh Malaysia sebagai budaya mereka, makanan khas Malang yaitu tempe yang telah diklain Jepang bahkan telah di hak pantenkan sebagai makanan khas buatan penduduk negara mereka. Maka dari itu, pentingnya pendidikan multukultural bagi warga negara kita yang memang sarat akan budaya bangsa yang sesuai dengan peribahasa kita “Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya” agar tidak pernah peristiwa yang akan membuat kita kecewa bahkan malu karena sebagian besar penduduk Indonesia tidak mengenal budaya mereka sendiri (tari, sastra, hasil kerajinan tangan, dan lain-lain) sehingga mempermudah negara lain mengklain ciri khas budaya kita karena pada dasarnya mereka iri kepada indonesia yang sarat akan budaya bangsa. Apabila kita sebagai masyarakat Indonesia mengenal budaya bangsanya sendiri tentu saja akan
  • 6. mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara ini dari sektor pariwisata karena adanya pemikiran turis mancanegara yang lebih menghargai budaya bangsa kita, mereka datang ke Indonesia untuk mempelajari kepribadian budaya bangsa, contohnya saja Bali yang menjadi daya tarik luar biasa bagi masyarakat dunia, andai saja setiap daerah di Indonesia dapat mengembangkan budaya bahkan menerapkan budayanya dalam kehidupan sehari-hari dan tidak terpengaruh oleh globalisasi (masuknya budaya bangsa lain) tentu akan mendatangkan devisa negara yang luar biasa dari sektor pariwisata, hal ini juga tidak lepas dari campur tangan pemerintah untuk mengembangkan budaya-budaya bangsa. Di kebanyakan belahan dunia yang lain, dalam mana sebagian besar dari mereka adalah bangsa-bangsa bekas jajahan yang terdiri atas kelompok-kelompok etnik dan budaya yang sangat majemuk itu, multikulturalisme adalah sebuah gagasan yang diperjuangkan. Bahkan, lebih dini dari itu, kebanyakan negeri-negeri yang relatif muda usia ini, harus berjuang terlebih dahulu dengan gagasan nasionalisme. Gagasan nasionalisme negeri-negeri yang pada umumnya memperoleh kemerdekaannya setelah Perang Dunia Kedua ini, dibangun melalui kesadaran para pemimpinnya akan sebuah kepercayaan bahwa sebuah negeri yang amat majemuk, sering kali terdiri atas puluhan bahkan ratusan kelompok etnis, hanya mungkin dipersatukan dengan ikrar yang meneguhkan persatuan seb BAB 111 PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Pengertian “Multikultural” mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan berkebutuhan khusus.. Negara Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau, ras, suku dan kebudayaan-kebudayaan lain. Untuk itu sebagai warga Negara yang cinta tanah air kita harus menjaga keanekaragaman kebudayaan kita. Kita dianjurkan untuk hidup saling berdampingan satu sama lain sehingga tidak ada pertengkaran dan perpecahan kebudayaan. multikulturalisme kadang agak membingungkan karena ia merujuk secara sekaligus pada dua hal yang berbeda: realitas dan etika, atau praktik dan ajaran. Sebagai realitas atau praktik, multikulturalisme dipahami sebagai representasi yang produktif atas interaksi di antara elemen-elemen sosial yang beragam dalam sebuah tataran kehidupan kolektif yang berkelanjutan. Sebagai sebuah etika atau ajaran, multikulturalisme merujuk pada spirit, etos, dan kepercayaan tentang bagaimana keragaman atas unit-unit sosial yang berciri privat dan relatif otonom itu, seperti etnisitas dan agama, semestinya dikelola dalam ruang-ruang publik.
  • 7. Dalam masyarakat-masyarakat yang memiliki kesempatan untuk berevolusi melalui perubahan sosial yang panjang dan bersifat gradual, multikulturalisme (dengan nama yang sama atau yang lain) sering merupakan hasil dari sebuah proses sosial yang terjadi. Dengan kata lain, sejarah yang panjang telah menghasilkan sebuah tatanan kolektif yang memungkinkan di satu pihak keragaman mendapatkan ruang untuk berkembang dan di pihak lain memungkinkan integrasi sosial di tingkat yang lebih tinggi dapat terpelihara. Dalam masyarakat semacam ini, multikulturalisme adalah hasil dari sebuah logika yang dibangun dari realitas sebuah masyarakat majemuk. Kebanyakan masyarakat Barat jatuh dalam kategori ini. Amerika dan Australia adalah contoh sebuah masyarakat yang setelah mengalami sejarah yang amat kelam dalam mengelola keragaman budaya masyarakatnya, “menemukan” logika multikulturalisme-nya sebagai jawaban atas kemajemukan dan sekaligus demokrasi. Logika ini tidak dibangun pertama-tama dari gagasan ideal, tetapi dibangun dari sebuah keniscayaan sosial. Alhasil, melting-pot—multikulturalisme ala Amerika—adalah sebuah nilai yang melembaga bersama-sama dengan nilai-nilai penting masyarakat Amerika lainnya. Dalam ekspresi mereka, multikulturalisme adalah jawaban kepada kebutuhan bagi terjaminnya prinsip the freedom of expression (kebebasan berekspresi). Di Australia, dengan sejarah yang sedikit berbeda, multikulturalisme memperoleh tempat yang penting sebagai institusi sosial yang memperkuat demokrasi dan komitmen warga negara terhadap Australia. DAFTAR PUSTAKA Mahfud Choirul,2011,” Multikultural “ ,penerbit pustaka pelajar www.google. multikultutural