SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
C
Nama Anggota Kelompok:
1. Aef S.
2. Anisa Nurfauziah
3. Ferdi Ferdiana
4. Hera Herlina
5. Jujun Muhamad J.
6. Khotimah Sri W
7. Maudy N H.
8. Metya T M.
9. Rizal A.
10. Ryka Kurnia D.
SISTEM KOLOID
BERDASARKAN JENISNYA
FASE
TERDISPERSI
MEDIUM
PENDISPERSI
CARA PEMBUATAN
CARA DISPERSI
CARA
KONDENSASI
CARA BUSUR
BREDIG
SIFAT
EFEK TYNDALL
GERAK BROWN
ADSORPSI
KOAGULASI
System koloid merupakan suatu bentuk campuran (system dispersi)
dua atau lebih zat yang bersifat homogeny, namun memiliki partikel
terdispersi yang cukup besar (1-1000 mm), sehingga mengalami efek
tyndall.
Dalam system disperse terdiri dari fase terdispersi (zat terlarut) dan
medium pendispersi (zat pelarut). Contohnya yaitu tepung kanji yang
dimasukkan kedalam air panas akan membentuk system disperse, dimana
air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji sebagai fase terdispersi.
Berdasarkan ukuran partikelnya system dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu larutan,
koloid dan suspense.
1. larutan
larutan merupakan system disperse yang ukuran partikelnya sangat kecil sehingga tidak
dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi, sehingga sifat zat
pendispersi dalam larrutan akan terpengaruhdengan adanya zat terdispersi.
Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan
merupakan camuran homogen dan sukar di pisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.
Contoh : jika kedalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku dibawah 0º C, namun
semakin banyak garam yang ditambahkan maka akan semakin besar penurunan titik beku nya.
2. Koloid
Istiah koloid pertamakali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861). Koloid (disperse
koloid) merpakan system disperse dengan ukuran partikel lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil
daripada suspense.
Contoh : santan, susu, lem, larutan kanji yang encer, dan agar agar yang masih cair.
3. Suspensi
suspensi merupakan system dispersi yang tidak stabil yang ukuran partikelnya relative
besar tersebar merata didalam medium pendispersinya dan merupakan campuran heterogen.
Contoh: endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air
Tabel perbedaan umum system dispersi larutan, koloid, dan suspense.
Perbedaan Larutan Koloid Suspensi
Ukuran partikel <100nm 1-100nm >100nm
Penampilan fisik
Jernih, partikel
terdispersi tidak
dapat diamati
dengan
mikroskop ultra
Keruh-jernih,
partikel terdispersi
hanya dapat
diamati dengan
mikroskop ultra
Keruh, partikel
terdispersi dapat
diamati langsung
dengan mata
Kestabilan (jika
didiamkan)
Tidak terpisah
(sangat stabil)
Sukar terpisah
(relative stabil)
Mudah terpisah
(mengendap)
Cara pemisahan
Tidak dapat
disaring
Tidak dapat
disaring
Filtrasi
(penyaringan)
Fase terdispersi Medium pendispersi Jenis (nama) koloid Contoh
Padat
Padat
Sol padat Mutiara, kaca warna
Cair Emulsi padat Keju, mentega
Gas Buih padat Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Sol Pati dalam air, cat, jelly
Cair Emulsi
Susu, mayonnaise,
santan
Gas Buih Cream, pasta
Padat
gas
Aerosol padat Debu, asap
cair Aerosol cair Awan, kabut
1. Cara disperse
a. disperse langsung (mekanik)
cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum di dispersikan kedalam medium
pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan cara digiling atau di gerus partikel tersebut sampai
ukuran tertentu. Contoh pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan
menggerus bersama Kristal gula secara berulang-ulang
b. Homogenisasi
cara ini dilakukan dengan cara membuat ukuran partikel menjadi homogeny.
Contoh : 1. pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk
susu skim ke dalam air didalam mesin homogenisasi sehingga partikel partikel susu berubah menjadi
seukuran partikel koloid.
2. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
c. Peptisasi
cara ini dilakukan dengan memecahkan partikel partikel besar, misalnya suspense,
gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu.
Contoh : endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid dengan menambahan AlCl3 kedalamnya.
d. cara busur bredig
busur bredig suatu alat khusus yang digunakan untuk membuat koloid garam. Proses ini
dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektroda dan
kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi
akibat adanya loncatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya
terdispersi kedalam air membentuk suatu koloid logam.
2. Cara kondensasi
cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini
umumnya melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat kimia yang menjadi partikel-
partikel terdispersi.
a. reaksi hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang
dihidrolisis (direaksikan dengan air).
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3.
Fecl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
b. reaksi redoks
reaksi yang melibatkan perubahan billangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil
oksidasi atau reduksi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)
c. pertukaran ion
reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar
larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3.
3H2S(g) + As2oO3(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l)
selain dengan cara-cara diatas koloid ada yang terbentuk secara alamiah, misalnya
lumpur, getah karet, dan getah pohon nangka
1. Efek Tyndall
Efek tyndall merupakan proses terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek tyndall
dapat terjadi secara jelas pada suspense dan koloid, sedangkan pada larutan tidak.
2. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak
(tidak beraturan). Gerak brown mengakibatkan partikel-partikel koloid relative stabilmeskipun
ukurannya relative besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secar terus menerus,
pengaruh dari gaya gravitasi enjadi kurang berarti.
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh
karena itu, jika koloid diletakkan dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju
kutub muatan listrik yag berlawanan dengan muata koloid tersebut. Peristiwa
bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut dengan elektroforesis dan
biasanya digunakan dalam proses pengendap Cottrel.
4. Koagulasi
koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan. Peristiwa koagulasi dapat terjadi
akibat peristiwa-peristiwa mekanis misalnya pemanasan dan pendinginan serta peristiwa
kimia.
Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi misalnya:
a) Pencampuran koloid yang berbeda muatan, jika system koloid yang berbeda muatn
dicampurkan akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan akhirnya mengendap.
b) Adanya elektrolit, jika koloid yang bermutan positif dicampurkan dengan suatu larutan
elektrololit maka ion-ion negative dari larutan elektrolit tersebut akan segeraa ditarik
oleh partikel-partikel koloid positif tersebut sehingga ukuran koloid menjadi sangat
besar dan akan mengalami koagulasi.
1. Menghilangkan muatan koloid
koagulasi dapat dicegah dengn cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut melalui proses
dialysis. Proses dialysis adalah proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke
dalam membrane semi-permeable.
salah satu pemanfaatan dialysis yang paling penting adalah dalam proses cuci darah (hemodialysis).
2. Penambahan stabilisator koloid
dengan menambahkan suatu zat kedalam suatu system koloid dapat meningkatkan kestabilan
koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung. Emulgator adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu
emulsi dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sementara itu, koloid pelindung adalah
koloid yang ditambahkan kedlam system koloid agar menjadi stabil.
koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium
pendispersinya akibat gaya tarik menarik antara partikel-partikel terdispersi
dengan medium pendispersinya sangat kuat. Contoh-contoh koloid liofil adalah
kanji, protein, sabun, detergen, agar-agar, dan gelatin. Jika medium
pendispersinya air, system koloidnya sering disebut dengan hidrofil, yang
berarti menyukai air.
koloid liofob adalah system koloid yang fase terdispersinya tidak suka
menarik medium pendispersinya. Contoh-contoh koloid liofob adalah sol
logam, darah, dan sol Fe(OH)3. jika medium pendispersinya air, system
koloidnya sering disebut dengn hidrofob.
NO SIFAT SOL LIOFIL SOL LIOFOB
1
Daya adssorpsi terhadap
medium
Kuat, mudah mengadsorpsi
mediumnya sehingga ukuran
partikelnya semakin besar
Tidakmengadsorpsi
medium
2 Efek tyndall Kurang jelas Sangat jelas
3 Viskositas (kekentalan) Lebih besardari mediumnya
Hampir sama dengan
mediumnya
4
Koagulasi
Sukar terkoagulasi
Mudah terkoagulasi
(kurang stabil)
5 Lain-lain
Besrsifat reversibel (jika sudah
terkoagulasi) dapat dengan
mudah dijadikan koloid kembali
Bersifat irreversibel
(jika sudah
menggumpal sukar
diubah menjadi koloid
kembali)
1. Adsorpsi : kemampuan partikel-partikel koloid untuk menyerap muatan listrik,
sehingga koloid menjadi bermuatan listrik.
2. Aerosol : system koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas.
3. Basa/buih : system koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
4. Dialisasi : penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid
kedalam membran semipermeable dan kemudian dimasukkan
kedalam aliran zat cair.
5. Emulsi : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.
6. Gel : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan
bersifat setengah kaku.
7. Sol : system koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.
TERIMAKASIH
あ
り
が
と
う
!

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaAjeng Rizki Rahmawati
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimianurul isnaini
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 
Kimia - Redoks - Hukum Faraday
Kimia - Redoks - Hukum FaradayKimia - Redoks - Hukum Faraday
Kimia - Redoks - Hukum FaradayHendro Hartono
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Dede Suhendra
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah Reaksi
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah ReaksiKimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah Reaksi
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah ReaksiHendro Hartono
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ariUNIMUS
 
kromatografi kolom.pptx
kromatografi kolom.pptxkromatografi kolom.pptx
kromatografi kolom.pptxidafarmasi
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaAgres Tarigan
 

What's hot (20)

Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Tegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas smaTegangan permukaan dan viskositas sma
Tegangan permukaan dan viskositas sma
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Kimia - Redoks - Hukum Faraday
Kimia - Redoks - Hukum FaradayKimia - Redoks - Hukum Faraday
Kimia - Redoks - Hukum Faraday
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah Reaksi
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah ReaksiKimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah Reaksi
Kimia - Redoks - Menyetarakan Reaksi Redoks dengan Metode Setengah Reaksi
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Distilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasiDistilasi fraksionasi
Distilasi fraksionasi
 
Ppt wolfarm
Ppt wolfarmPpt wolfarm
Ppt wolfarm
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
 
kromatografi kolom.pptx
kromatografi kolom.pptxkromatografi kolom.pptx
kromatografi kolom.pptx
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinya
 

Viewers also liked

ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発
ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発
ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発Takeshi Yoshida
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointMs_Ratnasari
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloidRy_Awan
 
Presentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia KoloidPresentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia KoloidNurul Ma'rifah
 

Viewers also liked (10)

ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発
ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発
ノーツアプリケーション開発 Hint & tips 101連発
 
Presentasi koloid
Presentasi koloidPresentasi koloid
Presentasi koloid
 
Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
SISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMASISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMA
 
Presentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia KoloidPresentasi Kimia Koloid
Presentasi Kimia Koloid
 
Ppt sistem koloid
Ppt sistem koloidPpt sistem koloid
Ppt sistem koloid
 
Power point koloid
Power point koloidPower point koloid
Power point koloid
 

Similar to Sistem Koloid dan Jenisnya (20)

Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloid
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Tugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaaTugas ulfaaaa
Tugas ulfaaaa
 
Koloid 111227172119-phpapp01
Koloid 111227172119-phpapp01Koloid 111227172119-phpapp01
Koloid 111227172119-phpapp01
 
ppt.Kaloid
ppt.Kaloidppt.Kaloid
ppt.Kaloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
1
11
1
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiJujun Muhamad Jubaerudin
 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...Jujun Muhamad Jubaerudin
 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningJujun Muhamad Jubaerudin
 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin (19)

Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
OVERLAY PETA
OVERLAY PETAOVERLAY PETA
OVERLAY PETA
 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Persebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesiaPersebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesia
 
Timah
TimahTimah
Timah
 
Permainan bola basket
Permainan bola basketPermainan bola basket
Permainan bola basket
 
Sifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkanaSifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkana
 
batuan metamorf
batuan metamorfbatuan metamorf
batuan metamorf
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Sistem Koloid dan Jenisnya

  • 1. C Nama Anggota Kelompok: 1. Aef S. 2. Anisa Nurfauziah 3. Ferdi Ferdiana 4. Hera Herlina 5. Jujun Muhamad J. 6. Khotimah Sri W 7. Maudy N H. 8. Metya T M. 9. Rizal A. 10. Ryka Kurnia D.
  • 2. SISTEM KOLOID BERDASARKAN JENISNYA FASE TERDISPERSI MEDIUM PENDISPERSI CARA PEMBUATAN CARA DISPERSI CARA KONDENSASI CARA BUSUR BREDIG SIFAT EFEK TYNDALL GERAK BROWN ADSORPSI KOAGULASI
  • 3. System koloid merupakan suatu bentuk campuran (system dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogeny, namun memiliki partikel terdispersi yang cukup besar (1-1000 mm), sehingga mengalami efek tyndall. Dalam system disperse terdiri dari fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi (zat pelarut). Contohnya yaitu tepung kanji yang dimasukkan kedalam air panas akan membentuk system disperse, dimana air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji sebagai fase terdispersi.
  • 4. Berdasarkan ukuran partikelnya system dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu larutan, koloid dan suspense. 1. larutan larutan merupakan system disperse yang ukuran partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi, sehingga sifat zat pendispersi dalam larrutan akan terpengaruhdengan adanya zat terdispersi. Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan camuran homogen dan sukar di pisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi. Contoh : jika kedalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku dibawah 0º C, namun semakin banyak garam yang ditambahkan maka akan semakin besar penurunan titik beku nya.
  • 5. 2. Koloid Istiah koloid pertamakali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861). Koloid (disperse koloid) merpakan system disperse dengan ukuran partikel lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil daripada suspense. Contoh : santan, susu, lem, larutan kanji yang encer, dan agar agar yang masih cair. 3. Suspensi suspensi merupakan system dispersi yang tidak stabil yang ukuran partikelnya relative besar tersebar merata didalam medium pendispersinya dan merupakan campuran heterogen. Contoh: endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air
  • 6. Tabel perbedaan umum system dispersi larutan, koloid, dan suspense. Perbedaan Larutan Koloid Suspensi Ukuran partikel <100nm 1-100nm >100nm Penampilan fisik Jernih, partikel terdispersi tidak dapat diamati dengan mikroskop ultra Keruh-jernih, partikel terdispersi hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra Keruh, partikel terdispersi dapat diamati langsung dengan mata Kestabilan (jika didiamkan) Tidak terpisah (sangat stabil) Sukar terpisah (relative stabil) Mudah terpisah (mengendap) Cara pemisahan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Filtrasi (penyaringan)
  • 7. Fase terdispersi Medium pendispersi Jenis (nama) koloid Contoh Padat Padat Sol padat Mutiara, kaca warna Cair Emulsi padat Keju, mentega Gas Buih padat Batu apung, kerupuk Padat Cair Sol Pati dalam air, cat, jelly Cair Emulsi Susu, mayonnaise, santan Gas Buih Cream, pasta Padat gas Aerosol padat Debu, asap cair Aerosol cair Awan, kabut
  • 8. 1. Cara disperse a. disperse langsung (mekanik) cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum di dispersikan kedalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan cara digiling atau di gerus partikel tersebut sampai ukuran tertentu. Contoh pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan menggerus bersama Kristal gula secara berulang-ulang b. Homogenisasi cara ini dilakukan dengan cara membuat ukuran partikel menjadi homogeny. Contoh : 1. pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air didalam mesin homogenisasi sehingga partikel partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid. 2. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
  • 9. c. Peptisasi cara ini dilakukan dengan memecahkan partikel partikel besar, misalnya suspense, gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu. Contoh : endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid dengan menambahan AlCl3 kedalamnya. d. cara busur bredig busur bredig suatu alat khusus yang digunakan untuk membuat koloid garam. Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektroda dan kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya terdispersi kedalam air membentuk suatu koloid logam. 2. Cara kondensasi cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini umumnya melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat kimia yang menjadi partikel- partikel terdispersi.
  • 10. a. reaksi hidrolisis Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air). Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3. Fecl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq) b. reaksi redoks reaksi yang melibatkan perubahan billangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi. Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)
  • 11. c. pertukaran ion reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia. Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3. 3H2S(g) + As2oO3(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l) selain dengan cara-cara diatas koloid ada yang terbentuk secara alamiah, misalnya lumpur, getah karet, dan getah pohon nangka
  • 12. 1. Efek Tyndall Efek tyndall merupakan proses terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek tyndall dapat terjadi secara jelas pada suspense dan koloid, sedangkan pada larutan tidak. 2. Gerak Brown Gerak brown merupakan gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak (tidak beraturan). Gerak brown mengakibatkan partikel-partikel koloid relative stabilmeskipun ukurannya relative besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secar terus menerus, pengaruh dari gaya gravitasi enjadi kurang berarti.
  • 13. 3. Adsorpsi Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid diletakkan dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yag berlawanan dengan muata koloid tersebut. Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut dengan elektroforesis dan biasanya digunakan dalam proses pengendap Cottrel. 4. Koagulasi koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan. Peristiwa koagulasi dapat terjadi akibat peristiwa-peristiwa mekanis misalnya pemanasan dan pendinginan serta peristiwa kimia.
  • 14. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi misalnya: a) Pencampuran koloid yang berbeda muatan, jika system koloid yang berbeda muatn dicampurkan akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan akhirnya mengendap. b) Adanya elektrolit, jika koloid yang bermutan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrololit maka ion-ion negative dari larutan elektrolit tersebut akan segeraa ditarik oleh partikel-partikel koloid positif tersebut sehingga ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi.
  • 15. 1. Menghilangkan muatan koloid koagulasi dapat dicegah dengn cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut melalui proses dialysis. Proses dialysis adalah proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membrane semi-permeable. salah satu pemanfaatan dialysis yang paling penting adalah dalam proses cuci darah (hemodialysis). 2. Penambahan stabilisator koloid dengan menambahkan suatu zat kedalam suatu system koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung. Emulgator adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu emulsi dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sementara itu, koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan kedlam system koloid agar menjadi stabil.
  • 16. koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya akibat gaya tarik menarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya sangat kuat. Contoh-contoh koloid liofil adalah kanji, protein, sabun, detergen, agar-agar, dan gelatin. Jika medium pendispersinya air, system koloidnya sering disebut dengan hidrofil, yang berarti menyukai air. koloid liofob adalah system koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Contoh-contoh koloid liofob adalah sol logam, darah, dan sol Fe(OH)3. jika medium pendispersinya air, system koloidnya sering disebut dengn hidrofob.
  • 17. NO SIFAT SOL LIOFIL SOL LIOFOB 1 Daya adssorpsi terhadap medium Kuat, mudah mengadsorpsi mediumnya sehingga ukuran partikelnya semakin besar Tidakmengadsorpsi medium 2 Efek tyndall Kurang jelas Sangat jelas 3 Viskositas (kekentalan) Lebih besardari mediumnya Hampir sama dengan mediumnya 4 Koagulasi Sukar terkoagulasi Mudah terkoagulasi (kurang stabil) 5 Lain-lain Besrsifat reversibel (jika sudah terkoagulasi) dapat dengan mudah dijadikan koloid kembali Bersifat irreversibel (jika sudah menggumpal sukar diubah menjadi koloid kembali)
  • 18. 1. Adsorpsi : kemampuan partikel-partikel koloid untuk menyerap muatan listrik, sehingga koloid menjadi bermuatan listrik. 2. Aerosol : system koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. 3. Basa/buih : system koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. 4. Dialisasi : penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid kedalam membran semipermeable dan kemudian dimasukkan kedalam aliran zat cair. 5. Emulsi : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain. 6. Gel : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan bersifat setengah kaku. 7. Sol : system koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.