SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Kromatografi
Kolom
Mirawati
FFS Uhamka 2021
Ilmu Pengetahuan dan Al-Qur’an
• Al-Qur`an bukanlah buku, namun penuh dengan
isyarat tentang ilmu pengetahuan
• Al-Qur`an sebagai kalam mulia yang diturunkan
oleh Allah kepada nabi yang paling sempurna
(Muhammad SAW), ajarannya mencakup
keseluruhan ilmu pengetahuan.
• Ia merupakan sumber yang mulia yang esensinya
tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa
suci dan berakal cerdas
• Ajaran Al-Qur`an mencakup keseluruhan ilmu
pengetahuan
Tujuan Pembelajaran ……..
1. Mampu memahami prinsip dasar
kromatografi Kolom konvensional
2. Mampu menyebutkan jenis-jenis
larutan pengembang dan absorben
pada kromatografi kolom
konvensional
3. Mampu memahami cara analisis
dengan kromatografi Kolom
konvensional
Kromatografi Kolom
konvensional :
- Prinsip pemisahan pada
kromatografi kolom dan macam
analisis dengan kromatografi
kolom
- Jenis adsorben dan cairan
pengembang pada kromatografi
kolom
• Pelaksanaan analisis menggunakan
kromatografi kolom
KROMATOGRAFI
KOLOM
KLASIFIKASI KROMATOGRAFI
KROMATOGRAFI
KROM. GAS KROM. CAIR
PLANAR KOLOM
KERTAS LAPIS TERBUKA TERTUTUP
TIPIS (TSWETT) (KCKT)
6
Pendahuluan
1. Kromatografi kolom (CC) adalah salah satu metode
yang paling berguna untuk pemisahan dan
pemurnian padatan dan cairan.
2. Merupakan teknik pemisahan menggunakan
padat-cair di mana fase diam adalah padatan dan
fase gerak adalah cairan.
3. Prinsip dasar kromatografi kolom adalah adsorpsi,
di mana campuran komponen terlarut dalam fase
gerak dimasukkan ke dalam kolom dan komponen
bergerak tergantung pada afinitas relatifnya
terhadap fase diam.
4. Pemilihan pelarut tergantung pada karakteristik
kelarutan campuran. Pelarut juga harus memiliki
titik didih yang cukup rendah untuk
memungkinkan pemulihan siap bahan yang dielusi.
Dalam CC, fase gerak yang berbeda (dalam urutan
polaritas yang meningkat) dapat digunakan,
misalnya, petroleum eter, heksana, kloroform, dan
etil asetat. Namun, polaritas fase diam dan fase
gerak merupakan faktor terpenting dalam
kromatografi adsorpsi. Hal ini ditemukan sangat
berguna dalam pemisahan campuran senyawa,
proses pemurnian, isolasi konstituen aktif, dan
pemisahan diastereomer (Gaudencio dan Pereira,
2015).
KROMATOGRAFI KONVENSIONAL
(KROMATOGRAFI KOLOM TERBUKA)
Kromatografi kolom adalah
Teknik kromatografi
yangmenempatkan fase diam
pada kolom untuk
memisahkan komponen-
komponen dalam campuran
Column Chromatography
Termasuk kromatografi cair preparatif
• Kolom : bentuknya mirip buret, dibuat dari
bahan gelas, polymer, logam. Ukuran
bervariasi diameter dan panjang. Minimal
panjang kolom 10 kali diameternya.
Fase diam :
•Perbandingan berat (fase diam: sampel= 30:1
dapat ditingkatkan 50 : 1 untk sampel yg sukar
dipisahkan)
•Ukuran partikel 63-250 mm, yg <63mm fase
gerak perlu ditekan atau dihisap
•Biasa digunakan : silika gel, alumina
•Fase gerak : eluen / solven
PENYIAPAN SAMPEL
PRINSIP KERJA
KROMATOGRAFI
KOLOM
Didasarkan pada absorbsi komponen2
campuran dengan afinitas berbeda
terhadap permukaan fase diam.
Absorben bertindak sebagai fase diam
dan fase geraknya adalah cairan yang
mengalir membawa komponen
campuran sepanjang kolom.
Sampel yang mempunyai afinitas besar
terhadap absorben akan secara selektif
tertahan dan afinitasnya paling kecil
akan mengikuti aliran pelarut.
Alat
kromatografi
kolom
Wadah sebagai penampung hasil pemurnian
kromatografi
Adsorben merupakan bahan yang tidak larut
dalam fasa gerak, memiliki ukuran partikel yang
seragam, dan ditempatkan dalam tabung kaca
tersebut. Umumnya digunakan SiO2 dan Al2O3
Tabung kaca dengan ukuran sesuai kebutuhan ,
umumnya Panjang 10 x diameter tabung,
dilengkapi kran pada salah satu ujungnya
PENGEMASAN
KOLOM CARA
BASAH
Cara Basah
Adsorben dicampur dengan pelarut, kemudian
campuran dimasukkan ke dalam kolom.
Keuntungan dari metode ini adalah gelembung
udara dapat dihilangkan dari kolom.
Contoh pengerjaan :
Kolom diisi dengan pelarut non polar seperti
heksana kira-kira setengah dari tinggi kolom gelas.
• Ditimbang sebanyak 8 gram alumina dalam gelas piala
sementara erlenmeyer 125 diisi 15 ml heksana. Dengan
perlahan serbuk alumina ditambahkan sedikit demi sedikit
sambil diaduk. Gunakan pipet pasteur untuk membuat bubur,
kemudian dengan cepat bubur tersebut dipipet dan dimasukkan
ke dalam kolom.
PENGEMASAN
KOLOM CARA
BASAH
Tempatkan erlenmeyer di bawah kolom kemudian
buka screw clamp dan biarkan pelarut mengalir.
Teruskan penambahan bubur alumina sampai
habis, jangan lupa penambahan pelarut heksana
terus dilakukan dan pelarut heksan yang keluar
dapat ditampung dan digunakan kembali untuk
packing/menambah lagi alumina ke dalam kolom.
Jika packing sudah selesai, screw clamp ditutup,
tinggi cairan minimal sma dengan tinggi alumina.
Kadang-kadang pasir juga ditmbahkan pda puncak
kolom untuk mencegah dari gangguan saat
pelarut baru ditambahkan.
Pengemasan
Kolom cara
Kering
A. Cara Kering
Metode ini lebih mudah tapi dapat menimbulkan adanya
gelembung udara dalam kolom. Gelembung udara ini
harus dihindari, karena akan mengurangi resolusi dari
pemisahan.
Contoh pengerjaan :
1. Bagian dasar dari kolom diisi dengan glass woll
secukupnya. Pinch clamp ditutup dan kolom diisi
dengan pelarut.
2. Masukkan 8 gram alumina ke dalam kolom
gelas yang berisi pelarut dan biarkan pelarut
mengalir. Pinch clamp ditutup jika packing sudah
selesai dan tinggi pelarut minimal sama dengan
tinggi alumina. Demikian juga hindari agar
kolom tidak kering.
3. Perbandingan antara volume total kolom (cair+padat)
dengan diameter kolom yang optimal agar diperoleh
pemisahan yang baik. Secara umum, hanya dapat
dinyatakan bahwa kemasan kolom yang panjang akan
memberikan tingkat pemisahan yang tinggi dan kolom
yang lebar adalah baik untuk memisahkan komponen-
komponen dalam jumlah besar.
4. Jenis fase diam yang digunakan adalah silika gel dan alumina.
Liquid column
chromatography
• Fase diam yang berada di dalam kolom
(tabung) berada dalam suatu tabung yang
terbuat dari kaca atau polimer
• Dengan adanya aliran FG, maka gaya
gravitasi akan bekerja bila kolom pada posisi
tegak.
• Jika diperlukan tekanan positif dari atas
atau perlu adanya vacum dari bawah, maka
kolom dapat pada posisi horizontal.
• Dinding yang bening akan membuat proses
pemisahan dapat diamati secara visual Untuk
senyawa bewarna) atau menggunakan sinar UV
•
Fasa Diam
Fase
Gerak
Fase Gerak
• Laju alir dapat dibuat optimum untuk masing-masing pemisahan.
• Semakin cepat laju alir eluen akan meminimalkan waktu yang dibutuhkan
untuk melalui kolom sehingga meminimalkan difusi, menghasilkan
pemisahan yang lebih baik. Namun, laju aliran maksimum perlu dibatasi
karena analit memerlukan waktu tertentu untuk berada pada
kesetimbangan antara fasa diam-fasa gerak,
• Kolom laboratorium sederhana bekerja dengan prinsip aliran grafitasi. Laju
aliran kolom semacam ini dapat dinaikkan dengan menambah eluen baru di
bagian atas fasa diam, atau diturunkan dengan mengatur keran di bagian
bawah.
• Laju aliran yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pompa
atau gas bertekanan (misalnya: udaranitrogen, atau argon) untuk menekan
pelarut melalui kolom (kromatografi kolom kilat)
Fase Gerak berupa campuran dari dua
atau lebih FG berikut:
• Polaritas pelarut yang dilewatkan melalui kolom
mempengaruhi tingkat pemisahan di mana senyawa
bergerak melalui kolom.
• Pelarut polar dapat lebih efektif digunakan untuk molekul
polar campuran untuk fase diam polar pada permukaan
adsorben dan juga akan lebih baik meloloskan konstituen
polar.
• Akibatnya, pelarut yang sangat polar akan bergerak bersama
molekul yang sangat polar dengan cepat melalui kolom. Jika
pelarut terlalu polar, gerakan menjadi terlalu cepat, dan
sedikit atau tidak ada pemisahan komponen campuran akan
dihasilkan.
Fase Gerak berupa campuran dari dua atau
lebih FG berikut:
• Jika pelarut tidak cukup polar, tidak ada senyawa yang akan terelusi
dari kolom. Pilihan yang tepat dari jenis pelarut sangat penting untuk
keberhasilan penerapan kromatografi kolom sebagai teknik
pemisahan.
• Thin-Layer Chromatography (TLC) umumnya digunakan untuk
menentukan sistem pemisahan kolom kromatografi. Seringkali
serangkaian sistem pelarut semakin polar digunakan untuk mengelusi
kolom. Pelarut yang kurang polar pertama kali digunakan untuk
mengelusi senyawa yang kurang polar. Setelah senyawa yang kurang-
polar berada di luar kolom, pelarut yang lebih-polar ditambahkan ke
kolom untuk mengelusi senyawa yang lebih polar.
Cara Pemisahan
• Buat larutan jenuh dari campuran dengan menggunakan
pelarut yang sesuai
• Buka kran penutup untuk membiarkan pelarut yang sudah
berada dalam kolom mengering sehingga material
terpadatkan rata pada bagian atas,
• Kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari bagian
atas kolom. Lalu buka kran kembali sehingga campuran
berwarna akan diserap pada bagian atas material
terpadatkan, sehingga akan tampak seperti :
Hal yang
terjadi
adalah :
Kromatografi
kolom
Kromatografi Kolom Tertutup
KCKT dikembangkan
dari kromatografi
kolom terbuka untuk
menjawab kekurang-
kekurangan tersebut
Injector: Sistem
pemasukan sampel:
sample loop dan
robotik injector
Pompa: Waktu analisis
singkat,
pengulangan/presisi
baik
Kolom: baja, packing
kompak, partikel
sangat kecil, tekanan
dapat dibuat besar
Hasil pemisahan baik
Detektor: semua zat
dapat diamati (tidak
harus berwarna)
Integrator: dilengkapi
komputer mudah
penghitungan kadar
Sehingga disebut:
Kinerja Tinggi
Implementasinya :
Kromatografi Cair
Kinerja tinggi,
Kromatografi Gas
Perbedaan KCKT dibandingkan dengan
kolom biasa
• Kolom dapat dipakai secara berulang dengan berbagai tipe fase diam
tersedia dipasaran
• Membutuhkan jumlah analit yang diuji sedikit
• Analisis cepat karena fase gerak didorong oleh pompa dengan
kecepatan aliran konstan sehingga proses pemisahan memberikan
nilai presisi yang baik
• Analisis berlangsung cepat. Dapat melakukan analisis kurang dari 30
menit dan beberapa senyawa dalam campuran (jika mempunya sifat
yang mirip)
• Zat yang dipisahkan dapat dianalisis sesuai kebutuhan misalnya
dengan detector UV, Vis, Spektrofotometer Massa, detector
konduktifitas dll
• Dapat di automatisasi
Implementasi
• Analisis obat dan makanan
• Analisis protein
• Banyak senyawa lain yang dianalisis dengan KCKT
Kromatografi Gas
Gas chromatography (GC)
• Kromatografi Gas adalah Teknik analisis sampel berupa
gas, cairan dan padatan atau komponen yang mudah
menguap dengan adanya panas. Jika campuran zat
dianalisis menggunakan Kromatografi Gas, setiap
komponen dapat dipisahkan dan dikuantifikasi/dihitung.
Gas Gas
chromatography
(GC)chromatography
(GC)
• Fase gerak. Merupakan gas yang memiliki sifat
inert seperti helium dan nitrogen.
• Fase diam. Merupakan lapisan cairan
mikroskopis atau polimer yang akan menempati
kolom
• Kolom. Merupakan salah satu komponen di gas
chromatography yang akan membatasi laju
pergerakan berdasarkan suhu, waktu dan
ukuran senyawa.
• Waktu Retensi. Dikenal juga dengan istilah
retension time, merupakan kisaran waktu
analisa ketika proses sample ditangkap oleh
detektor.
Apa perbedaan gc dan hplc ?
• Sebetulnya perbedaan utama pada GC dan HPLC adalah fase
geraknya. Pada HPLC menggunakan fase gerak cair yang
diberikan pressure tinggi menggunakan pompa. Sedangkan
pada GC menggunakan fase cair berupa gas yang dilewatkan
ke kolom oven tanpa pompa.
Skema
Alat
Pemanfaatan
Pemisahan
senyawa dalam
suatu sample
Menghitung
kadar senyawa
Pengujian
kemurnian
suatu senyawa
Identifikasi
senyawa pada
sampel
Pemurnian
senyawa
Analisis
senyawa mudah
menguap
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografioriza13
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiRita Usdeka
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONEno Lidya
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)voni cherli
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisSapan Nada
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anionEKO SUPRIYADI
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 

What's hot (20)

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 
Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
Jenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis KromatografiJenis Jenis Kromatografi
Jenis Jenis Kromatografi
 
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR IONKROMATOGRAFI PENUKAR ION
KROMATOGRAFI PENUKAR ION
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)spektokopi serapan atom (aas)
spektokopi serapan atom (aas)
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Gc ms
Gc msGc ms
Gc ms
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)Kromatografi lapis tipis (klt)
Kromatografi lapis tipis (klt)
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1analisa kation golongan 1
analisa kation golongan 1
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 

Similar to kromatografi kolom.pptx (20)

Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
2. Jenis-jenis kromatografi.ppt
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cairKromatografi gas dan cair
Kromatografi gas dan cair
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
kromatografi kertas
kromatografi kertaskromatografi kertas
kromatografi kertas
 
Laporan tlc
Laporan tlcLaporan tlc
Laporan tlc
 
Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt Kromatografi-ppt
Kromatografi-ppt
 
Klt
KltKlt
Klt
 
Kromatografi2
Kromatografi2Kromatografi2
Kromatografi2
 
Kromatografi nike
Kromatografi nikeKromatografi nike
Kromatografi nike
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Klasifikasi Kromatografi
Klasifikasi KromatografiKlasifikasi Kromatografi
Klasifikasi Kromatografi
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf
 
pemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptxpemisahan campuran.pptx
pemisahan campuran.pptx
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

kromatografi kolom.pptx

  • 2. Ilmu Pengetahuan dan Al-Qur’an • Al-Qur`an bukanlah buku, namun penuh dengan isyarat tentang ilmu pengetahuan • Al-Qur`an sebagai kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada nabi yang paling sempurna (Muhammad SAW), ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. • Ia merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas • Ajaran Al-Qur`an mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan
  • 3. Tujuan Pembelajaran …….. 1. Mampu memahami prinsip dasar kromatografi Kolom konvensional 2. Mampu menyebutkan jenis-jenis larutan pengembang dan absorben pada kromatografi kolom konvensional 3. Mampu memahami cara analisis dengan kromatografi Kolom konvensional
  • 4. Kromatografi Kolom konvensional : - Prinsip pemisahan pada kromatografi kolom dan macam analisis dengan kromatografi kolom - Jenis adsorben dan cairan pengembang pada kromatografi kolom • Pelaksanaan analisis menggunakan kromatografi kolom
  • 6. KLASIFIKASI KROMATOGRAFI KROMATOGRAFI KROM. GAS KROM. CAIR PLANAR KOLOM KERTAS LAPIS TERBUKA TERTUTUP TIPIS (TSWETT) (KCKT) 6
  • 7.
  • 8. Pendahuluan 1. Kromatografi kolom (CC) adalah salah satu metode yang paling berguna untuk pemisahan dan pemurnian padatan dan cairan. 2. Merupakan teknik pemisahan menggunakan padat-cair di mana fase diam adalah padatan dan fase gerak adalah cairan. 3. Prinsip dasar kromatografi kolom adalah adsorpsi, di mana campuran komponen terlarut dalam fase gerak dimasukkan ke dalam kolom dan komponen bergerak tergantung pada afinitas relatifnya terhadap fase diam. 4. Pemilihan pelarut tergantung pada karakteristik kelarutan campuran. Pelarut juga harus memiliki titik didih yang cukup rendah untuk memungkinkan pemulihan siap bahan yang dielusi. Dalam CC, fase gerak yang berbeda (dalam urutan polaritas yang meningkat) dapat digunakan, misalnya, petroleum eter, heksana, kloroform, dan etil asetat. Namun, polaritas fase diam dan fase gerak merupakan faktor terpenting dalam kromatografi adsorpsi. Hal ini ditemukan sangat berguna dalam pemisahan campuran senyawa, proses pemurnian, isolasi konstituen aktif, dan pemisahan diastereomer (Gaudencio dan Pereira, 2015).
  • 9. KROMATOGRAFI KONVENSIONAL (KROMATOGRAFI KOLOM TERBUKA) Kromatografi kolom adalah Teknik kromatografi yangmenempatkan fase diam pada kolom untuk memisahkan komponen- komponen dalam campuran
  • 10. Column Chromatography Termasuk kromatografi cair preparatif • Kolom : bentuknya mirip buret, dibuat dari bahan gelas, polymer, logam. Ukuran bervariasi diameter dan panjang. Minimal panjang kolom 10 kali diameternya. Fase diam : •Perbandingan berat (fase diam: sampel= 30:1 dapat ditingkatkan 50 : 1 untk sampel yg sukar dipisahkan) •Ukuran partikel 63-250 mm, yg <63mm fase gerak perlu ditekan atau dihisap •Biasa digunakan : silika gel, alumina •Fase gerak : eluen / solven
  • 12. PRINSIP KERJA KROMATOGRAFI KOLOM Didasarkan pada absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap permukaan fase diam. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
  • 13. Alat kromatografi kolom Wadah sebagai penampung hasil pemurnian kromatografi Adsorben merupakan bahan yang tidak larut dalam fasa gerak, memiliki ukuran partikel yang seragam, dan ditempatkan dalam tabung kaca tersebut. Umumnya digunakan SiO2 dan Al2O3 Tabung kaca dengan ukuran sesuai kebutuhan , umumnya Panjang 10 x diameter tabung, dilengkapi kran pada salah satu ujungnya
  • 14.
  • 15. PENGEMASAN KOLOM CARA BASAH Cara Basah Adsorben dicampur dengan pelarut, kemudian campuran dimasukkan ke dalam kolom. Keuntungan dari metode ini adalah gelembung udara dapat dihilangkan dari kolom. Contoh pengerjaan : Kolom diisi dengan pelarut non polar seperti heksana kira-kira setengah dari tinggi kolom gelas. • Ditimbang sebanyak 8 gram alumina dalam gelas piala sementara erlenmeyer 125 diisi 15 ml heksana. Dengan perlahan serbuk alumina ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk. Gunakan pipet pasteur untuk membuat bubur, kemudian dengan cepat bubur tersebut dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom.
  • 16. PENGEMASAN KOLOM CARA BASAH Tempatkan erlenmeyer di bawah kolom kemudian buka screw clamp dan biarkan pelarut mengalir. Teruskan penambahan bubur alumina sampai habis, jangan lupa penambahan pelarut heksana terus dilakukan dan pelarut heksan yang keluar dapat ditampung dan digunakan kembali untuk packing/menambah lagi alumina ke dalam kolom. Jika packing sudah selesai, screw clamp ditutup, tinggi cairan minimal sma dengan tinggi alumina. Kadang-kadang pasir juga ditmbahkan pda puncak kolom untuk mencegah dari gangguan saat pelarut baru ditambahkan.
  • 17. Pengemasan Kolom cara Kering A. Cara Kering Metode ini lebih mudah tapi dapat menimbulkan adanya gelembung udara dalam kolom. Gelembung udara ini harus dihindari, karena akan mengurangi resolusi dari pemisahan. Contoh pengerjaan : 1. Bagian dasar dari kolom diisi dengan glass woll secukupnya. Pinch clamp ditutup dan kolom diisi dengan pelarut. 2. Masukkan 8 gram alumina ke dalam kolom gelas yang berisi pelarut dan biarkan pelarut mengalir. Pinch clamp ditutup jika packing sudah selesai dan tinggi pelarut minimal sama dengan tinggi alumina. Demikian juga hindari agar kolom tidak kering. 3. Perbandingan antara volume total kolom (cair+padat) dengan diameter kolom yang optimal agar diperoleh pemisahan yang baik. Secara umum, hanya dapat dinyatakan bahwa kemasan kolom yang panjang akan memberikan tingkat pemisahan yang tinggi dan kolom yang lebar adalah baik untuk memisahkan komponen- komponen dalam jumlah besar. 4. Jenis fase diam yang digunakan adalah silika gel dan alumina.
  • 18. Liquid column chromatography • Fase diam yang berada di dalam kolom (tabung) berada dalam suatu tabung yang terbuat dari kaca atau polimer • Dengan adanya aliran FG, maka gaya gravitasi akan bekerja bila kolom pada posisi tegak. • Jika diperlukan tekanan positif dari atas atau perlu adanya vacum dari bawah, maka kolom dapat pada posisi horizontal. • Dinding yang bening akan membuat proses pemisahan dapat diamati secara visual Untuk senyawa bewarna) atau menggunakan sinar UV •
  • 19.
  • 22. Fase Gerak • Laju alir dapat dibuat optimum untuk masing-masing pemisahan. • Semakin cepat laju alir eluen akan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk melalui kolom sehingga meminimalkan difusi, menghasilkan pemisahan yang lebih baik. Namun, laju aliran maksimum perlu dibatasi karena analit memerlukan waktu tertentu untuk berada pada kesetimbangan antara fasa diam-fasa gerak, • Kolom laboratorium sederhana bekerja dengan prinsip aliran grafitasi. Laju aliran kolom semacam ini dapat dinaikkan dengan menambah eluen baru di bagian atas fasa diam, atau diturunkan dengan mengatur keran di bagian bawah. • Laju aliran yang lebih cepat dapat diperoleh dengan menggunakan pompa atau gas bertekanan (misalnya: udaranitrogen, atau argon) untuk menekan pelarut melalui kolom (kromatografi kolom kilat)
  • 23. Fase Gerak berupa campuran dari dua atau lebih FG berikut: • Polaritas pelarut yang dilewatkan melalui kolom mempengaruhi tingkat pemisahan di mana senyawa bergerak melalui kolom. • Pelarut polar dapat lebih efektif digunakan untuk molekul polar campuran untuk fase diam polar pada permukaan adsorben dan juga akan lebih baik meloloskan konstituen polar. • Akibatnya, pelarut yang sangat polar akan bergerak bersama molekul yang sangat polar dengan cepat melalui kolom. Jika pelarut terlalu polar, gerakan menjadi terlalu cepat, dan sedikit atau tidak ada pemisahan komponen campuran akan dihasilkan.
  • 24. Fase Gerak berupa campuran dari dua atau lebih FG berikut: • Jika pelarut tidak cukup polar, tidak ada senyawa yang akan terelusi dari kolom. Pilihan yang tepat dari jenis pelarut sangat penting untuk keberhasilan penerapan kromatografi kolom sebagai teknik pemisahan. • Thin-Layer Chromatography (TLC) umumnya digunakan untuk menentukan sistem pemisahan kolom kromatografi. Seringkali serangkaian sistem pelarut semakin polar digunakan untuk mengelusi kolom. Pelarut yang kurang polar pertama kali digunakan untuk mengelusi senyawa yang kurang polar. Setelah senyawa yang kurang- polar berada di luar kolom, pelarut yang lebih-polar ditambahkan ke kolom untuk mengelusi senyawa yang lebih polar.
  • 25. Cara Pemisahan • Buat larutan jenuh dari campuran dengan menggunakan pelarut yang sesuai • Buka kran penutup untuk membiarkan pelarut yang sudah berada dalam kolom mengering sehingga material terpadatkan rata pada bagian atas, • Kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari bagian atas kolom. Lalu buka kran kembali sehingga campuran berwarna akan diserap pada bagian atas material terpadatkan, sehingga akan tampak seperti :
  • 26.
  • 29. Kromatografi Kolom Tertutup KCKT dikembangkan dari kromatografi kolom terbuka untuk menjawab kekurang- kekurangan tersebut Injector: Sistem pemasukan sampel: sample loop dan robotik injector Pompa: Waktu analisis singkat, pengulangan/presisi baik Kolom: baja, packing kompak, partikel sangat kecil, tekanan dapat dibuat besar Hasil pemisahan baik Detektor: semua zat dapat diamati (tidak harus berwarna) Integrator: dilengkapi komputer mudah penghitungan kadar Sehingga disebut: Kinerja Tinggi Implementasinya : Kromatografi Cair Kinerja tinggi, Kromatografi Gas
  • 30. Perbedaan KCKT dibandingkan dengan kolom biasa • Kolom dapat dipakai secara berulang dengan berbagai tipe fase diam tersedia dipasaran • Membutuhkan jumlah analit yang diuji sedikit • Analisis cepat karena fase gerak didorong oleh pompa dengan kecepatan aliran konstan sehingga proses pemisahan memberikan nilai presisi yang baik • Analisis berlangsung cepat. Dapat melakukan analisis kurang dari 30 menit dan beberapa senyawa dalam campuran (jika mempunya sifat yang mirip) • Zat yang dipisahkan dapat dianalisis sesuai kebutuhan misalnya dengan detector UV, Vis, Spektrofotometer Massa, detector konduktifitas dll • Dapat di automatisasi
  • 31. Implementasi • Analisis obat dan makanan • Analisis protein • Banyak senyawa lain yang dianalisis dengan KCKT
  • 33. Gas chromatography (GC) • Kromatografi Gas adalah Teknik analisis sampel berupa gas, cairan dan padatan atau komponen yang mudah menguap dengan adanya panas. Jika campuran zat dianalisis menggunakan Kromatografi Gas, setiap komponen dapat dipisahkan dan dikuantifikasi/dihitung.
  • 34. Gas Gas chromatography (GC)chromatography (GC) • Fase gerak. Merupakan gas yang memiliki sifat inert seperti helium dan nitrogen. • Fase diam. Merupakan lapisan cairan mikroskopis atau polimer yang akan menempati kolom • Kolom. Merupakan salah satu komponen di gas chromatography yang akan membatasi laju pergerakan berdasarkan suhu, waktu dan ukuran senyawa. • Waktu Retensi. Dikenal juga dengan istilah retension time, merupakan kisaran waktu analisa ketika proses sample ditangkap oleh detektor.
  • 35. Apa perbedaan gc dan hplc ? • Sebetulnya perbedaan utama pada GC dan HPLC adalah fase geraknya. Pada HPLC menggunakan fase gerak cair yang diberikan pressure tinggi menggunakan pompa. Sedangkan pada GC menggunakan fase cair berupa gas yang dilewatkan ke kolom oven tanpa pompa.
  • 37. Pemanfaatan Pemisahan senyawa dalam suatu sample Menghitung kadar senyawa Pengujian kemurnian suatu senyawa Identifikasi senyawa pada sampel Pemurnian senyawa Analisis senyawa mudah menguap