SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
k. wr ‘14
EKSTRAKSI KOBALT DAN NIKEL DENGAN DITIZON DALAM PELARUT KLOROFORM
TUJUAN
 Memahami konsep dasar ekstraksi sebagai metode pemisahan
 Menguasai teknik ekstraksi
 Memahami metode analisis dengan AAS untuk ion logam
 Menguasai teknik analisis dengan AAS
LANDASAN TEORI
Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik di mana dalam suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik),
yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan
perpindahan satu atau lebih zat terlarut ke dalam pelarut yang kedua. Banyak kompleks
logam berwarna dalam larutan bila diekstraksi dengan pelarut organic dapat dipakai
langsung untuk menetapkan konsentrasi logam dengan teknik spektrofotometri (Basset,
1991).
Distribusi logam dalam suatu system merupakan fungsi dari pH. Beberapa kurva
ekstraksi teoritis untuk logam-logam divalen memperlihatkan tentang kedudukan kurva
bergantung pada besarnya K. Sehingga, perubahan sepuluh kali lipat dalam konsentrasi
reagensia tepat diimbangi dengan perubahan sepuluh kali lipat dalam konsentrasi ion H+
.
Persentasi zat terlarut yang diekstrasi, E diberikan oleh (Besset, 1991):
Ditizon adalah zat padat yang hitam-violet, yang tak dapat larut dalam air, dapat
larut dalam amonia encer, dan juga dapat larut dalam kloroform dengan menghasilkan
larutan hijau. Ditizon merupakan reagensia selektif yang penting untuk penetapan logam:
analisis spektrofotometri, didasarkan pada warna hijau dalam pelarut organic (Basset,
1991).
Ditizon disebut pula difeniltiokarbazon, C13H12N2S, diperoleh sebagai zat padat biru
hitam, yang mengurai pada 432 – 442 K. Ditizon merupakan zat pengompleks yang banyak
digunakan sebagai perekasi dalam penentuan beberapa ion logam (Pudjaatmaka, 1999).
AAS adalah suatu metode analisis untuk menentukan konsentrasi suatu unsur dalam
suatu cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan radiasi sumber oleh atom yang
berada pada tingkat energi dasar. Proses penyerapan energi terjadi pada panjang
gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut
menyebabkan atom tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom meloncat ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap sebanding dengan jumlah atom
yang berada pada tingkat energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan
mengukur tingkat absorbansi atau transmitansi, maka konsentrasi unsur di dalam cuplikan
dapat ditentukan (Alvian, 2007).
k. wr ‘14
Hukum Lambert-Beer adalah hukum dasar yang menghubungkan derajat adsorpsi
larutan pada masing-masing konsentrasi. Hukum ini menyatakan semakin tinggi konsentrasi,
absorbansinya juga semakin tinggi. Secara teoritis, kurva akan linear. Tapi, dalam praktiknya
tidak. Terkadang kurva akan linear pada konsentrasi rendah, tapi akan menyimpang pada
konsentrasi sangat tinggi. Absorpsi oleh AAS mengikuti hukum Beer dapat dinyatakan
sebagai berikut (Robinson, 1996).
Di mana:
Io = intensitas sumber sinar
It = intensitas sinar yang diteruskan
ɛ = absorptivitas molar
b = panjang medium
C = konsentrasi
A = absorbansi
Skema alat AAS dalah sebagai berikut (Watson, 2005).
Salah satu metode kuantitatif AAS yakni dengan kurva kalibrasi, di mana metode ini
disiapkan larutan yang diketahui konsentrasinya. Larutan standar dilarutkan dari larutan
stok dengan konsentrasi bervariasi dan diukur absorbansinya, serta dibuat kurva absorbansi
vs konsentrasi yang berupa garis linear. Sementara itu, sampel diukur absorbansinya dalam
kondisi yang sama dengan saat pengukuran kalibrasi standar. Kalibrasi standar biasanya
diukur dahulu dan larutan sampel diukur mengikuti kalibrasi (Robinson, 2005).
ALAT DAN BAHAN
 ALAT
Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi gelas beker, pengaduk
magnet, corong pisah, pipet tetes, pipet ukur, pipet pump, wadah sampel, shaker,
pH meter TOA DK HM-30R, dan spektrofotometer serapan atom PERKIN ELMER
3110.
Gambar 3.1. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) Gambar 3.2. pH-meter
k. wr ‘14
 BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan stok Ni 100
ppm, larutan stok Co 100 ppm, larutan ditizon 0,01 M dalam kloroform, larutan HCl
1:1, larutan NaOH pekat, dan akuades.
PROSEDUR KERJA
Larutan Co2+
10 ppm dibuat dari larutan stok Co2+
100 ppm yang diambil 10 ml dan
diencerkan hingga 100 ml. Kemudian disediakan enam gelas beker yang tiap gelas beker diisi
dengan 10 ml larutan Co2+
10 ppm. Pada setiap larutan diatur pH-nya menggunakan PH-
meter untuk diperoleh pH 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 dengan cara ditambahkan beberapa tetes
larutan HCl dan NaOH sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Larutan yang pH-nya sudah
sesuai dengan yang diinginkan kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan
ditambahkan 10 ml larutan ditizon 0,01 M dalam kloroform, serta ditambahkan akuades
hingga tanda batas. Larutan lalu dituangkan ke wadah sampel dan digojog selama 30 menit
menggunakan shaker. Larutan lalu dimasukkan ke dalam corong pisah dan dipisahkan antara
fasa air dan organiknya. Fasa air pada larutan diambil sebagian untuk diukur pH-nya kembali
dan yang sisanya diukur absorbansinya menggunakan AAS. Kegiatan yang sama juga
dilakukan untuk larutan nikel (II).
Untuk pembuatan kurva kalibrasi, larutan Co2+
dibuat konsentrasi 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan
10 ppm dengan cara diambil 0 ml, 2,5 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml larutan Co2+
10 ppm dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml serta larutan diencerkan dengan
akuades hingga tanda batas. Larutan standar Co2+
dengan variasi konsentrasi tersebut lalu
diukur absorbansinya menggunakan AAS. Kegiatan yang sama juga dilakukan untuk larutan
nikel (II).
HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
a. Ekstraksi Co2+
 Kurva kalibrasi
Tabel 5.1. Kurva Kalibrasi Co2+
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
0
1
2
4
6
8
10
0,001
0,017
0,034
0,065
0,094
0,123
0,144
k. wr ‘14
Persamaan garis y = 0,014x + 0,004
R2
= 0,996
 Ekstraksi Co2+
pada berbagai variasi pH
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan
pH Ekstraksi Absrobansi D %E pH Akhir
1,81
3,93
6,05
7,88
10,1
11,8
0,097
0,059
0,026
0
0,003
0,003
-2,446
-0,157
0,511
-
-
-
0,357%
41,071%
76,429%
104,28%
101,07%
101,07%
2,38
5,8
6,8
7,18
7,89
11,22
Kex = 0,036
n = 0,456
daerah optimum ekstraksi = pada pH 7,18
b. Ekstraksi Ni2+
 Kurva Kalibrasi
Tabel 5.3. Kurva Kalibrasi Ni2+
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
0
1
2
4
6
8
10
0,002
0,016
0,025
0,046
0,072
0,09
0,111
Persamaan garis y = 0,0108x + 0,0036
R2
= 0,998
 Ekstraksi Ni2+
pada berbagai variasi pH
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan
pH Ekstraksi Absrobansi D %E pH Akhir
2,03
4,23
6,05
8,25
9,81
11,93
0,079
0,074
0,054
0,054
0,005
0,006
-
-1,643
-0,368
-0,368
1,703
1,462
-4,72%
2,22%
30%
30%
98,06%
96,67%
2,36
4,23
6,9
8,99
8,94
11,6
Kex = 1,808 x 10-3
n = 0,429
daerah optimum ekstraksi = pada pH 8,94
k. wr ‘14
 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pemisahan suatu ion logam dalam suatu
larutan dengan menggunakan ditizon dalam kloroform. Ion logam yang akan
dipisahkan yakni logam kobalt dan nikel. Teknik yang digunakan untuk memisahkan
kedua jenis logam ini yakni dengan ekstraksi pelarut, di mana zat terlarut (ion logam)
akan terdistribusi ke dalam dua fasa yakni fasa air dan fasa organic.
Penggunaan larutan ditizon dalam percobaan ini dimaksudkan karena ditizon
merupakan reagen yang baik dan sesuai digunakan untuk mengekstraksi suatu ion
logam seperti Co2+
dan Ni2+
. Larutan ditizon ini akan membentuk kompleks dengan
ion logam yang akan dipisahkan dengan membentuk kompleks hijau kebiruan.
Metode analisis kuantitatif yang digunakan yakni dengan spektrofotometer
serapan atom (AAS). Penggunaan AAS ini dikarenakan pada percobaan ini, zat
terlarut yang akan dianalisis yakni berupa logam, yakni logam kobalt dan nikel.
Sehingga, untuk penghitungan yang lebih akurat akan lebih baik jika menggunakan
AAS, di mana AAS ini hanya dapat digunakan untuk senyawa logam saja.
Larutan Co dan Ni yang akan digunakan perlu diencerkan terlebih dahulu dari
larutan stoknya 100 ppm agar larutan yang digunakan untuk analisis tidak terlalu
kental (konsentrasinya tinggi) mengingat pengukuran pada percobaan ini
menggunakan AAS. Hal ini dikarenakan larutan yang konsentrasinya terlalu tinggi
justru akan menyebabkan penyimpangan nilai absorbansinya. Kurva antara
absorbansi vs konsentrasi yang seharusnya linear akan menyimpang (tidak linear
lagi), karena ada interaksi antara analit tersebut sehingga mengurangi absorpsi
radiasi.
Kegiatan yang dilakukan pada percobaan ini terbagi menjadi dua bagian,
yakni pembuatan kurva kalibrasi dan ekstraksi logam dalam ditizon. Pada penentuan
kurva kalibrasi, setiap larutan baik Co maupun Ni dibuat dalam konsentrasi yang
bervariasi dan diukur absorbansinya menggunakan AAS. Hasil pengukuran
absorbansi kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dengan
absorbansinya, di mana membentuk garis linear.
Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi pada ion Co
k. wr ‘14
Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi pada ion Ni
Gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan gambar kurva kalibrasi pada ion logam Co
dan Ni. Berdasarkan kurva tersebut, pada logam Co diperoleh persamaan garis y =
0,014x + 0,004 dengan nilai regresi 0,996. Sementara itu, pada kurva kalibrasi untuk
logam Ni diperoleh persamaan garis y = 0,0108x + 0,0036 dengan nilai regresi 0,998.
Pada proses ekstraksi ion logam kombalt dan nikel dilakukan perlakuan yang
sama, di mana pada setiap larutan sampel diatur keasamannya pada pH tertentu
(pada sekitar pH 2, 4, 6, 8, 10, dan 12). Pada pengaturan pH larutan digunakan pH
meter, di mana dilakukan penambahan sedikit demi sedikit larutan HCl dan NaOH
untuk mencapai pH yang diinginkan. Larutan bersifat sangat sensitive, sehingga
dalam penambahan NaOH dan HCl harus hati-hati karena penambahan sedikit saja
dapat langsung mengubah pH larutan secara drastis.
Ion logam yang digunakan merupakan logam yang bermuatan, yakni Co2+
dan
Ni2+
. Ion logam tersebut larut dalam pelarut polar (air). Oleh karena itu, agar dapat
diekstrak dala pelarut organiknya, maka perlu diubah menjadi senyawa yang netral.
Penambahan larutan ditizon ke dalam larutan ion logam yang telah disesuaikan pH
nya bertujuan untuk proses pembentukan senyawa kompleks antara senyawa ion
logam dengan ditizon. Senyawa kompleks yang terbentuk bermuatan netral,
sehingga memungkinkan untuk terekstrak ke dalam fasa organic pada proses
ekstraksi pelarut. Pelarut organic yang digunakan yakni kloroform, di mana ditizon ini
dapat larut dalam kloroform.
Ion logam yang telah membentuk kompleks dengan ditizon dalam kloroform
akan terdistribusi dalam dua fasa yakni pada fasa air dan fasa organic. Kedua fasa
tersebut dipisahkan dengan menggunakan corong pisah. Dikarenakan massa jenis
kloroform lebih besar dibandingkan air, maka fasa organic berada di lapisan bagian
bawah, sedangkan fasa air berada di lapisan bagian atas. Larutan yang diambil
adalah fasa airnya. Pengambilan fasa air sebaiknya hati-hati agar tidak ada larutan
pada fasa organic yang ikut terbawa karena dapat mempengaruhi nilai
absorbansinya. Fasa air yang diperoleh tersebut yang diukur nilai absorbansinya
k. wr ‘14
dengan menggunakan AAS. Absorbansi yang terukur pada fasa air dinyatakan
sebagai nilai absorbansi ion logam yang tidak terekstrak ke fasa organiknya.
Reaksi kesetimbangan yang terjadi dalam proses ekstraksi pada ion logam
Co2+
dengan ditizon (HQ) adalah sebagai berikut.
Pada percobaan ini, digunakan variasi pH dikarenakan untuk mengetahui
tentang pengaruh pH terhadap distribusi zat terlarut dalam dua fasa. Berdasarkan
hasil percobaan diketahui bahwa apabila larutan fasa air diukur kembali pH-nya,
maka akan diperoleh perubahan pH dari keadaan awal sebelum diekstraksi. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa pH larutan setelah mengalami ekstraksi akan
meningkat untuk pH awal yang rendah. Namun, pH larutan akan turun setelah
ekstraksi pada pH awal yang tinggi. hal ini dikarenakan setelah terjadi proses
ekstraksi, maka akan terjadi proses pendistribusian zat terlarut diantara dua fasa
yang menyebabkan perubahan pH larutan.
Pada pH larutan yang rendah, maka kompleks kompleks ditizon dan ion
logam yang terbentuk akan lebih terdistribusi ke fase air. Sedangkan pada pH larutan
yang tinggi kompleks kompleks ditizon dan ion logam yang terbentuk akan lebih
terdistribusi ke fase organiknya. Hal itu dapat dibuktikan dengan nilai absorbansi
yang diberikan sampel, di mana pada sampel dengan pH rendah cenderung memiliki
absorbansi tinggi karena dalam larutan fasa air mengandung banyak ion logam,
demikian sebaliknya.
Pendistribusian zat terlarut dalam dua fasa menyebabkan terjadi pembagian
solut dengan dengan perbandingan tertentu. Perbandingan konsentrasi solut di
dalam kedua pelarut adalah tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau
koefisien ekstraksi (Kex). Sehingga, dengan diketahui nilai Kex maka dapat diketahui
perbandingan antara solute pada dua fasa.
Nilai Kex dapat diperoleh dengan pembuatan kurva pH vs log D, di mana
persamaan garis yang terbentuk mengartikan log D = log Kex + n log [HRn
] + n pH.
Slope menunjukkan nilai n, sedangkan intersep menunjukkan log Kex + n log [HRn
].
Sehingga, dapat diperoleh nilai n dan Kex dari persamaan tersebut.
k. wr ‘14
Gambar 5.2. Kurva log D vs pH pada ion Co2+
Pada kurva di atas, persamaan garis yang terbentuk yakni y = 0,456 – 2,124.
Sehingga, dapat diperoleh nilai n yakni 0,456 dan Kex diperoleh 0,0316. Hasil tersebut
dapat diartikan bahwa 1 mol Co2+
bereaksi dengan 0,456 mol ditizon dan
menghasilkan keseimbangan Kex sebesar 0,0316. Pada kurva di atas, data untuk pH
8, 10, dan 12 tidak dimasukkan karena log D tidak bernilai (D bernilai negative).
Gambar 5.4. Kurva log D vs pH pada ion Ni2+
Pada kurva di atas, persamaan garis yang terbentuk yakni y = 0,429 – 3,295.
Sehingga, dapat diperoleh nilai n yakni 0,429 dan Kex diperoleh 0,001807. Hasil
tersebut dapat diartikan bahwa 1 mol Co2+
bereaksi dengan 0,429 mol ditizon dan
menghasilkan keseimbangan Kex sebesar 0,001807. Pada kurva di atas, data untuk
pH 2 tidak dimasukkan karena log D tidak bernilai (D bernilai negative).
Dalam membentuk kompleks dengan ion logam, ditizon memiliki kondisi
tertentu di mana dapat memberikan efisiensi tertinggi, di mana pada kondisi
tersebut proses ekstraksi berlangsung sangat efisien. Kondisi tersebut dinyatakan
sebagai kondisi pH larutan. Sehingga, pada pH larutan tertentu, ditizon akan
memberikan efisiensi tertinggi. Penentuan daerah optimum untuk melakukan
ekstraksi dapat diketahui dengan membuat kurva %E vs pH.
Gambar 5.5. Kurva %E vs pH pada ion Co2+
k. wr ‘14
Gambar 5.6. Kurva %E vs pH pada ion Ni2+
Gambar 5.5. dan 5.6. menunujukkan kurva antara %E vs pH untuk setiap
ekstraksi ion logam. Pada ekstraksi ion Co2+
akan menunjukkan efisiensi tertinggi jika
dilakukan pada kondisi pH 7,18. Sementara itu, pada ekstraksi ion Ni2+
akan
menunjukkan efisiensi tertinggi jika dilakukan pada kondisi pH 8,94.
Berdasrakan data hasil percobaan, diperoleh nilai absorbansi yang terlalu
kecil pada ion logam Ni dan Co menyebabkan nilai D diperoleh negative, sehingga log
D menjadi tidak dapat ditentukan. Nilai absorbansi yang terlalu kecil menunjukkan
bahwa jumlah kandungan ion logam dalam fasa air sangat keci, berarti hampir
semua ion logam terekstrak ke fasa organic.
KESIMPULAN
 Ekstraksi cair-cair merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada distribusi
solute antara dua pelarut yang tidak bercampur.
 Pada ekstraksi ion Co diperoleh nilai n yakni 0,456 dan Kex yakni 0,0316, sedangkan
pada ekstraksi ion Ni diperoleh nilai n yakni 0,429 dan Kex yakni 0,001807.
 Nilai Kex Co2+
lebih tinggi dibandingkan dengan Ni2+
, sehingga ditizon lebih selektif
untuk ektraksi pada ion logam Co2+
.
 Daerah optimum untuk ekstraksi Co2+
yakni pada pH 7,18, sedangkan pada ion Ni2+
yakni pada pH 8,94.
DAFTAR PUSTAKA
Alvian, Z., 2007, Pengaruh pH dan Penambahan Asam Terhadap Penentuan Kadar Unsur
Krom dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom, Jurnal Sains Kimia,
Vol 11, Hal 37-41.
k. wr ‘14
Basset, J. dkk., 1991, Vogel's Textbook Of Quantitative Inorganic Analysis Including
Elementary Instrumental Analysis, (diterjemahkan oleh: Handyana, A. dan Setiono L.),
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Pudjaatmaka, A. H., 1999, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta.
Robinson, J. W., 1996, Atomic Spectroscopy, Second Edition, Marcel Dekker Inc., New York.
Robinson, J. W. dkk., 2005, Undergraduate Instrumental Analysis, Sixth Edition, Marcel
Dekker, Inc., New York.
Watson, D., 2005, Pharmaceutical Analysis, Elsevier Limited, Oxford.

More Related Content

What's hot

Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan risyanti ALENTA
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaasterias
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriAndreas Cahyadi
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docaufia w
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 

What's hot (20)

Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
Kelompok 5 penentuan kadar fe dalam perairan
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 

Viewers also liked

Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatIrma Bakkara
 
Tabel periodik golongan iiia
Tabel periodik golongan iiiaTabel periodik golongan iiia
Tabel periodik golongan iiiaYunus Muzakki
 
Unsur kimia transisi periode IV
Unsur kimia transisi periode IVUnsur kimia transisi periode IV
Unsur kimia transisi periode IVBaiq Isti Hijriani
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Dwi Andriani
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaSiti Subaidah
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleDila Adila
 
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShare
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShareUnsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShare
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShareIsmail Lathiif
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Anggi Nurbana Wahyudi
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarRestu Frodo
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 

Viewers also liked (20)

Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empat
 
Tabel periodik golongan iiia
Tabel periodik golongan iiiaTabel periodik golongan iiia
Tabel periodik golongan iiia
 
Ekstraksi mangan
Ekstraksi manganEkstraksi mangan
Ekstraksi mangan
 
Standar persyaratan minimal
Standar persyaratan minimalStandar persyaratan minimal
Standar persyaratan minimal
 
Unsur kimia transisi periode IV
Unsur kimia transisi periode IVUnsur kimia transisi periode IV
Unsur kimia transisi periode IV
 
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
Ppt kimia ( unsur unsur transisi perioda 4 )
 
Jurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amoniaJurnal analisis kandungan amonia
Jurnal analisis kandungan amonia
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-VisibleLaporan Spektrofotometri UV-Visible
Laporan Spektrofotometri UV-Visible
 
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShare
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShareUnsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShare
Unsur kimia periode ke 3.ppt presentation - SlideShare
 
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
Cara Menurunkan Amonia Ammonia di dalam air limbah -- By Anggi Nurbana PT. Ku...
 
Kurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standarKurva standar dan larutan standar
Kurva standar dan larutan standar
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 

Similar to Ekstraksi Logam Ditizon

Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerYusrizal Azmi
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)GeriSetiawan2
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxDeltaphierho
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxFajrianAulia
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Soal Ujian Nasional Kimia 2018
Soal Ujian Nasional Kimia 2018Soal Ujian Nasional Kimia 2018
Soal Ujian Nasional Kimia 2018dasi anto
 
Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1mustajibsakti
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 

Similar to Ekstraksi Logam Ditizon (20)

Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
6.AAS.ppt
6.AAS.ppt6.AAS.ppt
6.AAS.ppt
 
Modul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometriModul praktikum elektrometri
Modul praktikum elektrometri
 
Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)Analisis titrimetri (1)
Analisis titrimetri (1)
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Ion exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptxIon exchange cromatography compile.pptx
Ion exchange cromatography compile.pptx
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Soal Ujian Nasional Kimia 2018
Soal Ujian Nasional Kimia 2018Soal Ujian Nasional Kimia 2018
Soal Ujian Nasional Kimia 2018
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1Reaksi dalam larutan berair 1
Reaksi dalam larutan berair 1
 
Stoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xiStoikiometri larutan-kls-xi
Stoikiometri larutan-kls-xi
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulqlp
 

More from qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 

Recently uploaded

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Ekstraksi Logam Ditizon

  • 1. k. wr ‘14 EKSTRAKSI KOBALT DAN NIKEL DENGAN DITIZON DALAM PELARUT KLOROFORM TUJUAN  Memahami konsep dasar ekstraksi sebagai metode pemisahan  Menguasai teknik ekstraksi  Memahami metode analisis dengan AAS untuk ion logam  Menguasai teknik analisis dengan AAS LANDASAN TEORI Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik di mana dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organik), yang pada hakekatnya tak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut ke dalam pelarut yang kedua. Banyak kompleks logam berwarna dalam larutan bila diekstraksi dengan pelarut organic dapat dipakai langsung untuk menetapkan konsentrasi logam dengan teknik spektrofotometri (Basset, 1991). Distribusi logam dalam suatu system merupakan fungsi dari pH. Beberapa kurva ekstraksi teoritis untuk logam-logam divalen memperlihatkan tentang kedudukan kurva bergantung pada besarnya K. Sehingga, perubahan sepuluh kali lipat dalam konsentrasi reagensia tepat diimbangi dengan perubahan sepuluh kali lipat dalam konsentrasi ion H+ . Persentasi zat terlarut yang diekstrasi, E diberikan oleh (Besset, 1991): Ditizon adalah zat padat yang hitam-violet, yang tak dapat larut dalam air, dapat larut dalam amonia encer, dan juga dapat larut dalam kloroform dengan menghasilkan larutan hijau. Ditizon merupakan reagensia selektif yang penting untuk penetapan logam: analisis spektrofotometri, didasarkan pada warna hijau dalam pelarut organic (Basset, 1991). Ditizon disebut pula difeniltiokarbazon, C13H12N2S, diperoleh sebagai zat padat biru hitam, yang mengurai pada 432 – 442 K. Ditizon merupakan zat pengompleks yang banyak digunakan sebagai perekasi dalam penentuan beberapa ion logam (Pudjaatmaka, 1999). AAS adalah suatu metode analisis untuk menentukan konsentrasi suatu unsur dalam suatu cuplikan yang didasarkan pada proses penyerapan radiasi sumber oleh atom yang berada pada tingkat energi dasar. Proses penyerapan energi terjadi pada panjang gelombang yang spesifik dan karakteristik untuk tiap unsur. Proses penyerapan tersebut menyebabkan atom tereksitasi, dimana elektron dari kulit atom meloncat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Banyaknya intensitas radiasi yang diserap sebanding dengan jumlah atom yang berada pada tingkat energi dasar yang menyerap energi radiasi tersebut. Dengan mengukur tingkat absorbansi atau transmitansi, maka konsentrasi unsur di dalam cuplikan dapat ditentukan (Alvian, 2007).
  • 2. k. wr ‘14 Hukum Lambert-Beer adalah hukum dasar yang menghubungkan derajat adsorpsi larutan pada masing-masing konsentrasi. Hukum ini menyatakan semakin tinggi konsentrasi, absorbansinya juga semakin tinggi. Secara teoritis, kurva akan linear. Tapi, dalam praktiknya tidak. Terkadang kurva akan linear pada konsentrasi rendah, tapi akan menyimpang pada konsentrasi sangat tinggi. Absorpsi oleh AAS mengikuti hukum Beer dapat dinyatakan sebagai berikut (Robinson, 1996). Di mana: Io = intensitas sumber sinar It = intensitas sinar yang diteruskan ɛ = absorptivitas molar b = panjang medium C = konsentrasi A = absorbansi Skema alat AAS dalah sebagai berikut (Watson, 2005). Salah satu metode kuantitatif AAS yakni dengan kurva kalibrasi, di mana metode ini disiapkan larutan yang diketahui konsentrasinya. Larutan standar dilarutkan dari larutan stok dengan konsentrasi bervariasi dan diukur absorbansinya, serta dibuat kurva absorbansi vs konsentrasi yang berupa garis linear. Sementara itu, sampel diukur absorbansinya dalam kondisi yang sama dengan saat pengukuran kalibrasi standar. Kalibrasi standar biasanya diukur dahulu dan larutan sampel diukur mengikuti kalibrasi (Robinson, 2005). ALAT DAN BAHAN  ALAT Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi gelas beker, pengaduk magnet, corong pisah, pipet tetes, pipet ukur, pipet pump, wadah sampel, shaker, pH meter TOA DK HM-30R, dan spektrofotometer serapan atom PERKIN ELMER 3110. Gambar 3.1. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) Gambar 3.2. pH-meter
  • 3. k. wr ‘14  BAHAN Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan stok Ni 100 ppm, larutan stok Co 100 ppm, larutan ditizon 0,01 M dalam kloroform, larutan HCl 1:1, larutan NaOH pekat, dan akuades. PROSEDUR KERJA Larutan Co2+ 10 ppm dibuat dari larutan stok Co2+ 100 ppm yang diambil 10 ml dan diencerkan hingga 100 ml. Kemudian disediakan enam gelas beker yang tiap gelas beker diisi dengan 10 ml larutan Co2+ 10 ppm. Pada setiap larutan diatur pH-nya menggunakan PH- meter untuk diperoleh pH 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 dengan cara ditambahkan beberapa tetes larutan HCl dan NaOH sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Larutan yang pH-nya sudah sesuai dengan yang diinginkan kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml dan ditambahkan 10 ml larutan ditizon 0,01 M dalam kloroform, serta ditambahkan akuades hingga tanda batas. Larutan lalu dituangkan ke wadah sampel dan digojog selama 30 menit menggunakan shaker. Larutan lalu dimasukkan ke dalam corong pisah dan dipisahkan antara fasa air dan organiknya. Fasa air pada larutan diambil sebagian untuk diukur pH-nya kembali dan yang sisanya diukur absorbansinya menggunakan AAS. Kegiatan yang sama juga dilakukan untuk larutan nikel (II). Untuk pembuatan kurva kalibrasi, larutan Co2+ dibuat konsentrasi 0, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm dengan cara diambil 0 ml, 2,5 ml, 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, dan 25 ml larutan Co2+ 10 ppm dan dimasukkan ke dalam labu takar 25 ml serta larutan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. Larutan standar Co2+ dengan variasi konsentrasi tersebut lalu diukur absorbansinya menggunakan AAS. Kegiatan yang sama juga dilakukan untuk larutan nikel (II). HASIL DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN a. Ekstraksi Co2+  Kurva kalibrasi Tabel 5.1. Kurva Kalibrasi Co2+ Konsentrasi (ppm) Absorbansi 0 1 2 4 6 8 10 0,001 0,017 0,034 0,065 0,094 0,123 0,144
  • 4. k. wr ‘14 Persamaan garis y = 0,014x + 0,004 R2 = 0,996  Ekstraksi Co2+ pada berbagai variasi pH Tabel 5.2. Hasil Perhitungan pH Ekstraksi Absrobansi D %E pH Akhir 1,81 3,93 6,05 7,88 10,1 11,8 0,097 0,059 0,026 0 0,003 0,003 -2,446 -0,157 0,511 - - - 0,357% 41,071% 76,429% 104,28% 101,07% 101,07% 2,38 5,8 6,8 7,18 7,89 11,22 Kex = 0,036 n = 0,456 daerah optimum ekstraksi = pada pH 7,18 b. Ekstraksi Ni2+  Kurva Kalibrasi Tabel 5.3. Kurva Kalibrasi Ni2+ Konsentrasi (ppm) Absorbansi 0 1 2 4 6 8 10 0,002 0,016 0,025 0,046 0,072 0,09 0,111 Persamaan garis y = 0,0108x + 0,0036 R2 = 0,998  Ekstraksi Ni2+ pada berbagai variasi pH Tabel 5.2. Hasil Perhitungan pH Ekstraksi Absrobansi D %E pH Akhir 2,03 4,23 6,05 8,25 9,81 11,93 0,079 0,074 0,054 0,054 0,005 0,006 - -1,643 -0,368 -0,368 1,703 1,462 -4,72% 2,22% 30% 30% 98,06% 96,67% 2,36 4,23 6,9 8,99 8,94 11,6 Kex = 1,808 x 10-3 n = 0,429 daerah optimum ekstraksi = pada pH 8,94
  • 5. k. wr ‘14  PEMBAHASAN Pada percobaan ini dilakukan pemisahan suatu ion logam dalam suatu larutan dengan menggunakan ditizon dalam kloroform. Ion logam yang akan dipisahkan yakni logam kobalt dan nikel. Teknik yang digunakan untuk memisahkan kedua jenis logam ini yakni dengan ekstraksi pelarut, di mana zat terlarut (ion logam) akan terdistribusi ke dalam dua fasa yakni fasa air dan fasa organic. Penggunaan larutan ditizon dalam percobaan ini dimaksudkan karena ditizon merupakan reagen yang baik dan sesuai digunakan untuk mengekstraksi suatu ion logam seperti Co2+ dan Ni2+ . Larutan ditizon ini akan membentuk kompleks dengan ion logam yang akan dipisahkan dengan membentuk kompleks hijau kebiruan. Metode analisis kuantitatif yang digunakan yakni dengan spektrofotometer serapan atom (AAS). Penggunaan AAS ini dikarenakan pada percobaan ini, zat terlarut yang akan dianalisis yakni berupa logam, yakni logam kobalt dan nikel. Sehingga, untuk penghitungan yang lebih akurat akan lebih baik jika menggunakan AAS, di mana AAS ini hanya dapat digunakan untuk senyawa logam saja. Larutan Co dan Ni yang akan digunakan perlu diencerkan terlebih dahulu dari larutan stoknya 100 ppm agar larutan yang digunakan untuk analisis tidak terlalu kental (konsentrasinya tinggi) mengingat pengukuran pada percobaan ini menggunakan AAS. Hal ini dikarenakan larutan yang konsentrasinya terlalu tinggi justru akan menyebabkan penyimpangan nilai absorbansinya. Kurva antara absorbansi vs konsentrasi yang seharusnya linear akan menyimpang (tidak linear lagi), karena ada interaksi antara analit tersebut sehingga mengurangi absorpsi radiasi. Kegiatan yang dilakukan pada percobaan ini terbagi menjadi dua bagian, yakni pembuatan kurva kalibrasi dan ekstraksi logam dalam ditizon. Pada penentuan kurva kalibrasi, setiap larutan baik Co maupun Ni dibuat dalam konsentrasi yang bervariasi dan diukur absorbansinya menggunakan AAS. Hasil pengukuran absorbansi kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi dengan absorbansinya, di mana membentuk garis linear. Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi pada ion Co
  • 6. k. wr ‘14 Gambar 5.1. Kurva Kalibrasi pada ion Ni Gambar 5.1 dan 5.2 menunjukkan gambar kurva kalibrasi pada ion logam Co dan Ni. Berdasarkan kurva tersebut, pada logam Co diperoleh persamaan garis y = 0,014x + 0,004 dengan nilai regresi 0,996. Sementara itu, pada kurva kalibrasi untuk logam Ni diperoleh persamaan garis y = 0,0108x + 0,0036 dengan nilai regresi 0,998. Pada proses ekstraksi ion logam kombalt dan nikel dilakukan perlakuan yang sama, di mana pada setiap larutan sampel diatur keasamannya pada pH tertentu (pada sekitar pH 2, 4, 6, 8, 10, dan 12). Pada pengaturan pH larutan digunakan pH meter, di mana dilakukan penambahan sedikit demi sedikit larutan HCl dan NaOH untuk mencapai pH yang diinginkan. Larutan bersifat sangat sensitive, sehingga dalam penambahan NaOH dan HCl harus hati-hati karena penambahan sedikit saja dapat langsung mengubah pH larutan secara drastis. Ion logam yang digunakan merupakan logam yang bermuatan, yakni Co2+ dan Ni2+ . Ion logam tersebut larut dalam pelarut polar (air). Oleh karena itu, agar dapat diekstrak dala pelarut organiknya, maka perlu diubah menjadi senyawa yang netral. Penambahan larutan ditizon ke dalam larutan ion logam yang telah disesuaikan pH nya bertujuan untuk proses pembentukan senyawa kompleks antara senyawa ion logam dengan ditizon. Senyawa kompleks yang terbentuk bermuatan netral, sehingga memungkinkan untuk terekstrak ke dalam fasa organic pada proses ekstraksi pelarut. Pelarut organic yang digunakan yakni kloroform, di mana ditizon ini dapat larut dalam kloroform. Ion logam yang telah membentuk kompleks dengan ditizon dalam kloroform akan terdistribusi dalam dua fasa yakni pada fasa air dan fasa organic. Kedua fasa tersebut dipisahkan dengan menggunakan corong pisah. Dikarenakan massa jenis kloroform lebih besar dibandingkan air, maka fasa organic berada di lapisan bagian bawah, sedangkan fasa air berada di lapisan bagian atas. Larutan yang diambil adalah fasa airnya. Pengambilan fasa air sebaiknya hati-hati agar tidak ada larutan pada fasa organic yang ikut terbawa karena dapat mempengaruhi nilai absorbansinya. Fasa air yang diperoleh tersebut yang diukur nilai absorbansinya
  • 7. k. wr ‘14 dengan menggunakan AAS. Absorbansi yang terukur pada fasa air dinyatakan sebagai nilai absorbansi ion logam yang tidak terekstrak ke fasa organiknya. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dalam proses ekstraksi pada ion logam Co2+ dengan ditizon (HQ) adalah sebagai berikut. Pada percobaan ini, digunakan variasi pH dikarenakan untuk mengetahui tentang pengaruh pH terhadap distribusi zat terlarut dalam dua fasa. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa apabila larutan fasa air diukur kembali pH-nya, maka akan diperoleh perubahan pH dari keadaan awal sebelum diekstraksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pH larutan setelah mengalami ekstraksi akan meningkat untuk pH awal yang rendah. Namun, pH larutan akan turun setelah ekstraksi pada pH awal yang tinggi. hal ini dikarenakan setelah terjadi proses ekstraksi, maka akan terjadi proses pendistribusian zat terlarut diantara dua fasa yang menyebabkan perubahan pH larutan. Pada pH larutan yang rendah, maka kompleks kompleks ditizon dan ion logam yang terbentuk akan lebih terdistribusi ke fase air. Sedangkan pada pH larutan yang tinggi kompleks kompleks ditizon dan ion logam yang terbentuk akan lebih terdistribusi ke fase organiknya. Hal itu dapat dibuktikan dengan nilai absorbansi yang diberikan sampel, di mana pada sampel dengan pH rendah cenderung memiliki absorbansi tinggi karena dalam larutan fasa air mengandung banyak ion logam, demikian sebaliknya. Pendistribusian zat terlarut dalam dua fasa menyebabkan terjadi pembagian solut dengan dengan perbandingan tertentu. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut adalah tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien ekstraksi (Kex). Sehingga, dengan diketahui nilai Kex maka dapat diketahui perbandingan antara solute pada dua fasa. Nilai Kex dapat diperoleh dengan pembuatan kurva pH vs log D, di mana persamaan garis yang terbentuk mengartikan log D = log Kex + n log [HRn ] + n pH. Slope menunjukkan nilai n, sedangkan intersep menunjukkan log Kex + n log [HRn ]. Sehingga, dapat diperoleh nilai n dan Kex dari persamaan tersebut.
  • 8. k. wr ‘14 Gambar 5.2. Kurva log D vs pH pada ion Co2+ Pada kurva di atas, persamaan garis yang terbentuk yakni y = 0,456 – 2,124. Sehingga, dapat diperoleh nilai n yakni 0,456 dan Kex diperoleh 0,0316. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa 1 mol Co2+ bereaksi dengan 0,456 mol ditizon dan menghasilkan keseimbangan Kex sebesar 0,0316. Pada kurva di atas, data untuk pH 8, 10, dan 12 tidak dimasukkan karena log D tidak bernilai (D bernilai negative). Gambar 5.4. Kurva log D vs pH pada ion Ni2+ Pada kurva di atas, persamaan garis yang terbentuk yakni y = 0,429 – 3,295. Sehingga, dapat diperoleh nilai n yakni 0,429 dan Kex diperoleh 0,001807. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa 1 mol Co2+ bereaksi dengan 0,429 mol ditizon dan menghasilkan keseimbangan Kex sebesar 0,001807. Pada kurva di atas, data untuk pH 2 tidak dimasukkan karena log D tidak bernilai (D bernilai negative). Dalam membentuk kompleks dengan ion logam, ditizon memiliki kondisi tertentu di mana dapat memberikan efisiensi tertinggi, di mana pada kondisi tersebut proses ekstraksi berlangsung sangat efisien. Kondisi tersebut dinyatakan sebagai kondisi pH larutan. Sehingga, pada pH larutan tertentu, ditizon akan memberikan efisiensi tertinggi. Penentuan daerah optimum untuk melakukan ekstraksi dapat diketahui dengan membuat kurva %E vs pH. Gambar 5.5. Kurva %E vs pH pada ion Co2+
  • 9. k. wr ‘14 Gambar 5.6. Kurva %E vs pH pada ion Ni2+ Gambar 5.5. dan 5.6. menunujukkan kurva antara %E vs pH untuk setiap ekstraksi ion logam. Pada ekstraksi ion Co2+ akan menunjukkan efisiensi tertinggi jika dilakukan pada kondisi pH 7,18. Sementara itu, pada ekstraksi ion Ni2+ akan menunjukkan efisiensi tertinggi jika dilakukan pada kondisi pH 8,94. Berdasrakan data hasil percobaan, diperoleh nilai absorbansi yang terlalu kecil pada ion logam Ni dan Co menyebabkan nilai D diperoleh negative, sehingga log D menjadi tidak dapat ditentukan. Nilai absorbansi yang terlalu kecil menunjukkan bahwa jumlah kandungan ion logam dalam fasa air sangat keci, berarti hampir semua ion logam terekstrak ke fasa organic. KESIMPULAN  Ekstraksi cair-cair merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada distribusi solute antara dua pelarut yang tidak bercampur.  Pada ekstraksi ion Co diperoleh nilai n yakni 0,456 dan Kex yakni 0,0316, sedangkan pada ekstraksi ion Ni diperoleh nilai n yakni 0,429 dan Kex yakni 0,001807.  Nilai Kex Co2+ lebih tinggi dibandingkan dengan Ni2+ , sehingga ditizon lebih selektif untuk ektraksi pada ion logam Co2+ .  Daerah optimum untuk ekstraksi Co2+ yakni pada pH 7,18, sedangkan pada ion Ni2+ yakni pada pH 8,94. DAFTAR PUSTAKA Alvian, Z., 2007, Pengaruh pH dan Penambahan Asam Terhadap Penentuan Kadar Unsur Krom dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom, Jurnal Sains Kimia, Vol 11, Hal 37-41.
  • 10. k. wr ‘14 Basset, J. dkk., 1991, Vogel's Textbook Of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, (diterjemahkan oleh: Handyana, A. dan Setiono L.), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Pudjaatmaka, A. H., 1999, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta. Robinson, J. W., 1996, Atomic Spectroscopy, Second Edition, Marcel Dekker Inc., New York. Robinson, J. W. dkk., 2005, Undergraduate Instrumental Analysis, Sixth Edition, Marcel Dekker, Inc., New York. Watson, D., 2005, Pharmaceutical Analysis, Elsevier Limited, Oxford.