SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
MAKALAH
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses berpikir
Matematika)
Disusun oleh:
Jujun Muhamad Jubaerudin 172151058
Asri Ainun Anggraeni 172151067
Husnul Hayati 172151011
Rahayu Kania Dewi 172151157
Rahmi Siti Pauziah 182151001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul β€œKemampuan Koneksi
Matematis” yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Proses Berpikir Matematik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan ke hadirat Nabi
besar Muhammad SAW., beserta para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir
zaman. Terselesaikannya penulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini tim penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah membantu. Ucapan terima kasih ini
disampaikan kepada:
1. Kedua orang tua penulis atas kepercayaan, kesabaran, dukungan, serta
semangat yang tak pernah berhenti, sehingga menjadi kekuatan bagi penulis
selama menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Siska Ryane Muslim selaku dosen pengampu mata kuliah Proses
Berpikir Matematik.
3. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, atas semangat,
motivasi, dan dukungannya.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Tim penulis menyadari dalam bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.
Akhir kata tim penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca dan semua pihak.
Tasikmalaya, 8 April 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Kemampuan Koneksi Matematis......................................3
B. Standar Mengajarkan Kemampuan Koneksi Matematis ..................4
C. Indikator-indikator Kemampuan Koneksi Matematis........................4
D. Soal-soal Kemampuan Koneksi Matematis ..........................................5
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Simpulan....................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika terdiri dari berbagai topik yang saling
berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya antartopik dalam
matematika saja, tetapi terdapat juga keterkaitan antara matematika dengan
disiplin ilmu lain. Selain berkaitan dengan ilmu lain, matematika juga
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengaitkan
antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain,
dan dengan kehidupan sehari-hari disebut kemampuan koneksi matematik.
Sesuai dengan pendapat Ruspiani (Setiawan, 2009: 16) yang menyatakan
bahwa kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan siswa
mengaitkan konsep-konsep matematika baik antarkonsep matematika
maupun mengaitkan konsep matematika dengan bidang ilmu lainnya (di
luar matematika). Menurut NCTM (Setiawan, 2009: 15), koneksi
matematik dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu (a) koneksi antar topik
matematika, (b) koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan (c) koneksi dengan
masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan koneksi matematik diperlukan oleh siswa dalam
mempelajari beberapa topik matematika yang memang saling terkait satu
sama lain. Menurut Ruspiani (Setiawan, 2009: 15), jika suatu topik
diberikan secara tersendiri maka pembelajaran akan kehilangan satu momen
yang sangat berharga dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam belajar matematika secara umum. Tanpa kemampuan koneksi
matematik, siswa akan mengalami kesulitan mempelajari matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang kemampuan koneksi matematis?
2. Bagaimana seorang guru mengajarkan kemampuan koneksi matematis?
3. Apa saja indikator-indikator kemampuan koneksi matematis?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan koneksi matemmatis.
2. Untuk mengetahui cara seorang guru mengajarkan kemampuan koneksi
matematis.
3. Untuk mengetahui indikator-indikator kemampuan koneksi matematis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaertian Kemampuan Koneksi Matematis
Hubungan matematis berasal dari bahasa Inggris dari kata
Mathematical Connection yang kemudian dipopulerkan oleh NCTM
(National Council Teacher of Mathematic) pada tahun 1989 dan digunakan
sebagai salah satu standar kurikulum yang bertujuan untuk membantu
pembentukan persepsi siswa, dengan melihat matematika sebagai
keseluruhan kesatuan sebagai bahan yang berdiri sendiri dan mengenali
relevansi dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Hubungan matematis adalah keterkaitan antara topik matematika,
keterkaitan antara matematika dengan disiplin lain, dan hubungan
matematika dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Yusepa
menyatakan bahwa koneksi matematis mencakup hubungan internal dan
eksternal secara matematis. Sejalan dengan Kurz berpendapat bahwa
koneksi matematis berhubungan dengan koneksi internal dan koneksi
eksternal (dalam Siregar dan Surya, 2017).
Kemampuan seseorang untuk mengaitkan antartopik dalam
matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain, dan dengan
kehidupan ini disebut kemampuan koneksi matematis. Sesuai dengan
pendapat Mikovch dan Monroe (dalam Ruspiani, 2000), β€˜ In mathematics,
at least three kinds of connections are particularly beneficial: connection
within mathematics, across the curriculum, and with real word contexts.’
Sumarmo (2010: 37) menyatakan bahwa koneksi matematis
merupakan kegiatan yang meliputi: (1) mencari hubungan antara berbagai
representasi konsep dan prosedur, (2) memahami hubungan antar topik
matematika, (3) menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau
kehidupan sehari-hari, (4) mencari koneksi atau prosedur lain dalam
representasi yang ekuivalen, dan (5) menggunakan koneksi antar topik
matematika dan antar topik dengan topik lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan dalam menghubungkan konsep matematika,
4
baik antara konsep matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya
(dengan mata pelajaran lain dan dengan kehidupan nyata).
B. Standar Mengajarkan Kemampuan Koneksi Matematis
Berdasarkan analisis yang mendalam terhadap tujuanpembelajaran dan
standar proses mengajarkan matematika, NCTM (2000) mengemukakan
standar mengajarkan konsep, prosedur, dan koneksi matematis siswa
sekolah menengah sebagai berikut:
1. Perdalam dan perkokoh pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, dan
prinsip matematis.
2. Sajikan matematika sebagai suatu jaringan koneksi antar konsep dan
prosedur matematika.
3. Tekankan koneksi antara matematika dengan bidang studi lain dan
masalah sehari-hari.
4. Libatkan siswa dalam tugas-tugas matematis yang mendorong
tercapainya pemahaman konsep, prosedur, dan koneksi matematis.
5. Libatkan siswa dalam diskusi matematis yang mengembangkan
pemahaman mereka terhadap pemahaman konsep, prosedur, dan
koneksi matematis.
C. Indikator-indikator Kemampuan Koneksi Matematis
Berdasarkan buku HARD SKILLS dan SOFT SKILLS Matematik
Siswa, telah dirangkum indikator kemampuan koneksi matematis meliputi:
1. Mencari hubungan antar berbagai representasi konsep dan prosedur,
serta memahami hubungan antar topik matematika.
2. Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi
satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen.
3. Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur.
4. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan
sehari-hari.
5. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan
keterkaitan topik matematika dengan topik di luar matematika.
5
D. Soal-soal Kemampuan Koneksi Matematis
1. (Koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain)
Dalam sebuah kampung terdapat populasi 100 orang, 84% penduduk
berhidung mancung dan 16% tidak berhidung mancung. Berapakah
jumlah penduduk yang heterozigot dan homozigot jika genotip
penduduk yang berhidung mancung Rr dan RR, sedangkan yang tidak
berhidung mancung bergenotip rr?
Penyelesaian:
Dik:
- Populasi 100 orang
- 84% berhidung mancung
- 16% tidak berhidung mancung
- Berhidung mancung bergenotip RR dan Rr
- Tidak berhidung mancung bergenotip rr
Dit:
- Jumlah penduduk yang homozigot dan heterozigot?
Jawaban:
Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan
alelnya dengan simbol q, Hukum Hardy Weinberg dapat dinyatakan
secara matematik sebagai berikut:
𝑝 + π‘ž = 1
( 𝑝 + π‘ž) Γ— ( 𝑝 + π‘ž) = 1
⟺ 𝑝2
+ 2π‘π‘ž + π‘ž2
= 1
𝑅𝑅 = 𝑝2
, π‘…π‘Ÿ = 2π‘π‘ž, π‘‘π‘Žπ‘› π‘Ÿπ‘Ÿ = π‘ž2
𝑝2
+ 2π‘π‘ž + π‘ž2
= 1
π‘ž2
= 16% = 0,16
⟺ π‘ž = √0,16 = 0,4
𝑝 + π‘ž = 1
⟺ 𝑝 = 1 βˆ’ 0,4 = 0,6
Frekuensi genotip orang yang hidungnya mancung homozigot :
𝑝2
= 0,36 = 36%
6
Jumlah penduduk yang hidungnya mancung homozigot:
36
100
Γ— 100 = 36 orang
Frekuensi genotip orang yang tidak berhidung mancung:
π‘ž2
= 0,16 = 16%
Jumlah penduduk yang tidak berhidung mancung:
16
100
Γ— 100 = 16 orang
Frekuensi genotip orang berhidung mancung heterozigot:
48%
Jumlah penduduk yang berhidung mancung heterozigot:
48
100
Γ— 100 = 48 orang
2. (Koneksi antar topik matematika)
Sebuah balok ABCD.EFGH memiliki panjang AB = a cm, lebar BC =
1
2
π‘Ž cm, dan tinggi CG =
3
5
π‘Ž cm. Volume balok tersebut adalah 300 cm3.
Jika luas sisi ABFE 60 cm2, tentukanlah panjang diagonal ruang balok
tersebut.
Penyelesaian:
Dik:
- Balok ABCD.EFGH dengan panjang AB = a cm, lebar BC =
1
2
π‘Ž cm,
dan tinggi CG =
3
5
π‘Ž cm
- Volumenya 300 cm3
- Luas ABFE 60 cm2
Dit:
- Panjang diagonal ruang balok ABCD.EFGH?
Jawab:
Menentukan panjang BC:
𝑉 𝐴𝐡𝐢𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 = 𝐴𝐡 Γ— 𝐡𝐢 Γ— 𝐢𝐺
Karena CG = BF, maka
𝑉 𝐴𝐡𝐢𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 = (𝐴𝐡 Γ— 𝐡𝐹) Γ— 𝐡𝐢
7
⇔ 300 = 60 Γ— 𝐡𝐢
⇔ 𝐡𝐢 = 5 π‘π‘š
Menentukan panjang AB dan CG:
𝐴𝐡 = π‘Ž π‘π‘š, 𝐡𝐢 =
1
2
π‘Ž π‘π‘š, π‘‘π‘Žπ‘› 𝐢𝐺 =
3
5
π‘Ž π‘π‘š
𝐴𝐡 = 2𝐡𝐢
⇔ 𝐴𝐡 = 2(5)
⇔ 𝐴𝐡 = 10 π‘π‘š
𝐢𝐺 =
3
5
π‘Ž π‘π‘š
⇔ 𝐢𝐺 =
3
5
(10)
⇔ 𝐢𝐺 = 6 π‘π‘š
Menentukan panjang diagonal ruang ABCD.EFGH:
Panjang diagonal yang kita cari misal panjang AG
𝐴𝐢 = √ 𝐴𝐡2 + 𝐡𝐢2
⇔ 𝐴𝐢 = √102 + 52
⇔ 𝐴𝐢 = √125 π‘π‘š
𝐴𝐺 = √ 𝐴𝐢2 + 𝐢𝐺2
⇔ 𝐴𝐺 = √(√125)
2
+ 62
⇔ 𝐴𝐺 = √125+ 36
⇔ 𝐴𝐺 = √161 π‘π‘š
Jadi panjang diagonal ruang balok ABCD.EFGH adalah √161 π‘π‘š
8
3. (Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari)
Aji, Biju, dan Cuji berbelanja di sebuah toko alat tulis. Aji membeli dua
buah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus. Aji harus
membayar Rp4.700. Biju membeli sebuah buku tulis, dua buah pensil,
dan sebuah penghapus. Biju harus membayar Rp4.300. Cuji membeli
tiga buah buku tulis, dua buah pensil, dan sebuah penghapus. Cuji harus
membayar Rp7.100. Berapa harga untuk sebuah buku tulis, sebuah
pensil, dan sebuah penghapus?
Penyelesaian:
Dik:
Misalkan bahwa:
- Harga untuk sebuah buku tulis adalah x rupiah,
- Harga untuk sebuah pensil adalah y rupiah dan
- Harga untuk sebuah penghapus adalah z rupiah.
- Dengan demikian, model matematika yang sesuai dnegan data
persoalan di atas adalah
- 2π‘₯ + 𝑦 + 𝑧 = 4.700
- π‘₯ + 2𝑦 + 𝑧 = 4.300
- 3π‘₯ + 2𝑦 + 𝑧 = 7.100
- yaitu merupakan SPLTV dnegan variabel x, y, dan z.
Dit:
- Berapakah harga sebuah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah
penghapus?
Jawab:
Kita dapat menggunakan metode subtitusi-eliminasi
Eliminasi variabel z:
2x + y + z = 4.700 x + 2y + z = 4.300
x + 2y + z = 4.300
βˆ’
3x + 2y + z = 7.00
βˆ’
9
x – y = 400 βˆ’2x = βˆ’2.800
y = 2.500 x = 1.400
Subtitusikan nilai x = 1.400 ke persamaan x – y = 400, sehingga
diperoleh:
β‡’ x – y = 400
β‡’ 1.400 – y = 400
β‡’ y = 1.400 – 400
β‡’ y = 1.000
Subtitusikan nilai x = 1.400 dan y = 1.000 ke persamaan 2x + y + z =
4.700, sehingga diperoleh
β‡’ 2x + y + z = 4.700
β‡’ 2(1.400) + 1.000 + z = 4.700
β‡’ 2.800 + 1.000 + z = 4.700
β‡’ 3.800 + z = 4.700β‡’ z = 4.700 – 3.800
β‡’ z = 900
Jadi, harga untuk sebuah buku tulis adalah Rp1.400, harga untuk sebuah
pensil adalah Rp1.000, dan harga untuk sebuah penghapus adalah
Rp900.
4. (Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari)
Di suatu sekolah, OSIS mengadakan pentas seni yang terbuka untuk
umum. Hasil dari penjualan tiket acara tersebut akan disumbangkan
untuk korban benacan alam. Panitia memilih tempat berupa gedung
pertunjukan yang tempat duduknya berbentuk sektor lingkaran yang
terdiri dari enam baris.
10
Terlihat seperti gambar di bawah ini
Banyaknya kursi penonton pada masing-masing baris membentuk pola
barisan tertentu.
Jika baris pertama terdapat 20 kursi baris kedua 30 kursi baris ketiga 45
kursi dan baris keempat 65 kursi. Apabila harga tiket baris pertama
adalah yang paling mahal dan selisih harga tiket antara dua baris yang
berdekatan adalah Rp. 10.000,00 dengan asumsi seluruh kursi penonton
terisi penuh.
a. Tentukan banyaknya seluruh tempat duduk yang ada pada gedung
pertunjukkan tersebut!
b. Tentukan harga tiket yang paling murah agar panitia memperoleh
pemasukan sebesar Rp. 22.000.000,00 !
Penyelesaian:
Diketahui:
Gedung pertunjukkan ada 6 baris
Baris pertama = 20 kursi
Baris kedua = 30 kursi
Baris ketiga = 45 kursi
Baris keempat = 65 kursi
Harga tiket baris pertama paling mahal
Selisih harga tiket antara dua baris yang berdekatan Rp. 10.000,00
Ditanyakan:
a. Banyaknya seluruh tempat duduk yang ada di gedung pertunjukkan?
11
b. Harga tiket paling murah agar panitia memperoleh pemasukan
Rp22.000.000,00?
Jawab:
a. Baris 1 = B1 = 20
Baris 2 = B2 = 30
Baris 3 = B3 = 45
Baris 4 = B4 = 65
Baris 5 = B5 = …
Baris 6 = B6 = …
Pola yang terbentuk adalah
Kursi :
20 30 45 65 ?
?
Selisih :
10 15 20 25 30
5 5 5 5
Maka nilai dari baris lima dan baris enam adalah
B5 = 65 + 25 = 90 kursi dan
B6 = 90 + 30 = 120 kursi
Jumlah seluruh tempat duduk adalah
20 + 30 + 45 + 65 + 90 + 120 = 325
Jadi seluruh tempat duduk yang ada di gedung pertunjukkan adalah
325 kursi.
b. Misal:
Tiket termurah = x ( dalam ribuan )
120π‘₯ + 90(π‘₯ + 10) + 65(π‘₯ + 20) + 45(π‘₯ + 30) + 30(π‘₯ + 40
+ 20(π‘₯ + 50) = 22.000
120π‘₯ + 90π‘₯ + 900 + 65π‘₯ + 1300 + 45π‘₯ + 1350 + 30π‘₯ +
1200 + 20π‘₯ + 1000 = 22.000
325π‘₯ + 5.750 = 22.000
325π‘₯ = 22.000 βˆ’ 5.750
325π‘₯ = 16.250
π‘₯ = 50
Harga tiket termurah adalah x (dalam ribuan ) = 50
12
Jadi harga tiket paling murah agar panitia memperoleh pemasukan
Rp22.000.000,00 adalah Rp. 50.000,00
5. (Koneksi matematis dengan disiplin ilmu lain)
Sebuah bola dilontarkan dari atap sebuah gedung yang tingginya adalah
h = 10 m dengan kelajuan awal V0 = 10 m/s. jika persepatan gravitasi
adalah 10 ms-2, sudut yang terbentuk antara arah lemparan bola dengan
arah horizontal adalah 30o dan gesekan bola dengan udara diabaikan,
maka tentukan:
a. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah
b. Jarak mendatar yang dicapai bola
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 10 m
V0 = 10 m/s
g = 10 ms-2
sudut yang terbentuk antara arah lemparan bola dengan arah horizontal
adalah 30o dan gesekan bola dengan udara diabaikan
Ditanyakan:
c. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah
d. Jarak mendatar yang dicapai bola
Jawaban:
a. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah
π‘Œ = (𝑉0 sin( πœƒ) 𝑑) βˆ’
1
2
𝑔𝑑2
⇔ βˆ’10 = 10(
1
2
) 𝑑 βˆ’
1
2
(10) 𝑑2
⇔ 5𝑑2
βˆ’ 5𝑑 βˆ’ 10 = 0
⇔ 𝑑2
βˆ’ 𝑑 βˆ’ 2 = 0
⇔ ( 𝑑 βˆ’ 2)( 𝑑 + 1) = 0
⇔ 𝑑 = 2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑 = βˆ’1
t = 2 yang memenuhi sehingga waktu yang diperlukan bola untuk
menyentuh tanah adalah 2 sekon.
b. Jarak mendatar yang dicapai bola.
π‘₯ = 𝑉0 cos( πœƒ) 𝑑
⇔ π‘₯ = 10(
1
2
√3)(2)
⇔ π‘₯ = 10√3 meter
Jadi, jarak mendatar yang dicapai bola adalah 10√3 meter.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan dalam
menghubungkan konsep matematika, baik antara konsep matematika itu
sendiri maupun dengan bidang lainnya (dengan mata pelajaran lain dan
dengan kehidupan nyata).
Indikator-indikator kemampuan koneksi matematis meliputi:
1. Mencari hubungan antar berbagai representasi konsep dan prosedur,
serta memahami hubungan antar topik matematika.
2. Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi
satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen.
3. Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur.
4. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan
sehari-hari.
5. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan
keterkaitan topik matematika dengan topik di luar matematika
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggung jawabkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. (2017). HARD SKILLS DAN SOFT
SKILLS MATEMATIK SISWA. Bandung: PT Refika Aditama.
Maisyarah, R., & Surya, E. (2017). Kemampuan Koneksi Matematis (Connecting
Mathematics Ability) Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.
Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/321803645_Kemampuan_Konek
si_Matematis_Connecting_Mathematics_Ability_Siswa_dalam_Menyeles
aikan_Masalah_Matematika

More Related Content

What's hot

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Arvina Frida Karela
Β 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
Β 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
Β 
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas x
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas xLembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas x
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas xMartiwiFarisa
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Arvina Frida Karela
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensiAcika Karunila
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARNailul Hasibuan
Β 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
Β 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
Β 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Aisyah Turidho
Β 

What's hot (20)

Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Β 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
Β 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Β 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
Β 
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas x
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas xLembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas x
Lembar kerja peserta didik 1 materi spltv sma kelas x
Β 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Β 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Β 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
Β 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
Β 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
Β 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
Β 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Β 
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABARPEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
PEMETAAN STRUKTUR ALJABAR
Β 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Β 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
Β 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Β 
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Rpp spltv (sistem persamaan linear tiga variabel)
Β 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Β 

Similar to Soal ini menguji kemampuan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu genetika. Untuk menyelesaikan soal ini, perlu menerapkan hukum Hardy-Weinberg yang merupakan salah satu konsep dasar dalam genetika populasi. Dengan menerapkan hukum tersebut, dapat ditentukan jumlah individu yang homozigot dan heterozigot. Soal ini menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah di bidang ilmu l

prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
Β 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01Fppi Unila
Β 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianantiantika
Β 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiasinaramdhani
Β 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3Eipusta
Β 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKfadhielahya
Β 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptxIbnuRizki8
Β 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
Β 
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaPemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaosnimaure
Β 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam FathurRahman189
Β 
Seminar Matematika
Seminar MatematikaSeminar Matematika
Seminar MatematikaVivin Dolpin
Β 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxanapadhawy
Β 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahLukman
Β 
Desain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakanDesain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakanSriwijaya University
Β 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
Β 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianNeneng Khairani
Β 

Similar to Soal ini menguji kemampuan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu genetika. Untuk menyelesaikan soal ini, perlu menerapkan hukum Hardy-Weinberg yang merupakan salah satu konsep dasar dalam genetika populasi. Dengan menerapkan hukum tersebut, dapat ditentukan jumlah individu yang homozigot dan heterozigot. Soal ini menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah di bidang ilmu l (20)

prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
Β 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
Β 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
Β 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
Β 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
Β 
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIKModul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Modul mtsm2103 : MAJOR MATEMATIK
Β 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
Β 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
Β 
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematikaPemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika
Β 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Β 
Seminar Matematika
Seminar MatematikaSeminar Matematika
Seminar Matematika
Β 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
Β 
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docxSEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
SEMPRO_Sindy Sentika Vidiamevia_2084202011 .docx
Β 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Β 
Desain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakanDesain pembelajaran kombinasi menggunakan
Desain pembelajaran kombinasi menggunakan
Β 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
Β 
dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
Β 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Β 
Seminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitianSeminar Usul penelitian
Seminar Usul penelitian
Β 
Ringkasan filsafat
Ringkasan filsafatRingkasan filsafat
Ringkasan filsafat
Β 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...Jujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
Β 
Persebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesiaPersebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesiaJujun Muhamad Jubaerudin
Β 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin (19)

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Β 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Β 
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Β 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Β 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
Β 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Β 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
Β 
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru MatematikaProblematika yang Dihadapi Guru Matematika
Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Β 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Β 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
Β 
OVERLAY PETA
OVERLAY PETAOVERLAY PETA
OVERLAY PETA
Β 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Β 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
Β 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
Β 
Persebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesiaPersebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesia
Β 
Timah
TimahTimah
Timah
Β 
Permainan bola basket
Permainan bola basketPermainan bola basket
Permainan bola basket
Β 
Sifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkanaSifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkana
Β 
batuan metamorf
batuan metamorfbatuan metamorf
batuan metamorf
Β 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
Β 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Β 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Β 

Soal ini menguji kemampuan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu genetika. Untuk menyelesaikan soal ini, perlu menerapkan hukum Hardy-Weinberg yang merupakan salah satu konsep dasar dalam genetika populasi. Dengan menerapkan hukum tersebut, dapat ditentukan jumlah individu yang homozigot dan heterozigot. Soal ini menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah di bidang ilmu l

  • 1. MAKALAH KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS (Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Proses berpikir Matematika) Disusun oleh: Jujun Muhamad Jubaerudin 172151058 Asri Ainun Anggraeni 172151067 Husnul Hayati 172151011 Rahayu Kania Dewi 172151157 Rahmi Siti Pauziah 182151001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2019
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul β€œKemampuan Koneksi Matematis” yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses Berpikir Matematik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan ke hadirat Nabi besar Muhammad SAW., beserta para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman. Terselesaikannya penulisan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini tim penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu. Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada: 1. Kedua orang tua penulis atas kepercayaan, kesabaran, dukungan, serta semangat yang tak pernah berhenti, sehingga menjadi kekuatan bagi penulis selama menyelesaikan makalah ini. 2. Ibu Siska Ryane Muslim selaku dosen pengampu mata kuliah Proses Berpikir Matematik. 3. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, atas semangat, motivasi, dan dukungannya. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Tim penulis menyadari dalam bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhir kata tim penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi pembaca dan semua pihak. Tasikmalaya, 8 April 2019 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................1 B. Rumusan Masalah...................................................................................1 C. Tujuan.......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3 A. Pengertian Kemampuan Koneksi Matematis......................................3 B. Standar Mengajarkan Kemampuan Koneksi Matematis ..................4 C. Indikator-indikator Kemampuan Koneksi Matematis........................4 D. Soal-soal Kemampuan Koneksi Matematis ..........................................5 BAB III PENUTUP.............................................................................................................10 A. Simpulan....................................................................................................10 B. Saran.........................................................................................................10 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika terdiri dari berbagai topik yang saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya antartopik dalam matematika saja, tetapi terdapat juga keterkaitan antara matematika dengan disiplin ilmu lain. Selain berkaitan dengan ilmu lain, matematika juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan mengaitkan antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain, dan dengan kehidupan sehari-hari disebut kemampuan koneksi matematik. Sesuai dengan pendapat Ruspiani (Setiawan, 2009: 16) yang menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan siswa mengaitkan konsep-konsep matematika baik antarkonsep matematika maupun mengaitkan konsep matematika dengan bidang ilmu lainnya (di luar matematika). Menurut NCTM (Setiawan, 2009: 15), koneksi matematik dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu (a) koneksi antar topik matematika, (b) koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan (c) koneksi dengan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi matematik diperlukan oleh siswa dalam mempelajari beberapa topik matematika yang memang saling terkait satu sama lain. Menurut Ruspiani (Setiawan, 2009: 15), jika suatu topik diberikan secara tersendiri maka pembelajaran akan kehilangan satu momen yang sangat berharga dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar matematika secara umum. Tanpa kemampuan koneksi matematik, siswa akan mengalami kesulitan mempelajari matematika. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kami merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang kemampuan koneksi matematis? 2. Bagaimana seorang guru mengajarkan kemampuan koneksi matematis? 3. Apa saja indikator-indikator kemampuan koneksi matematis?
  • 5. 2 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan koneksi matemmatis. 2. Untuk mengetahui cara seorang guru mengajarkan kemampuan koneksi matematis. 3. Untuk mengetahui indikator-indikator kemampuan koneksi matematis.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengaertian Kemampuan Koneksi Matematis Hubungan matematis berasal dari bahasa Inggris dari kata Mathematical Connection yang kemudian dipopulerkan oleh NCTM (National Council Teacher of Mathematic) pada tahun 1989 dan digunakan sebagai salah satu standar kurikulum yang bertujuan untuk membantu pembentukan persepsi siswa, dengan melihat matematika sebagai keseluruhan kesatuan sebagai bahan yang berdiri sendiri dan mengenali relevansi dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hubungan matematis adalah keterkaitan antara topik matematika, keterkaitan antara matematika dengan disiplin lain, dan hubungan matematika dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari. Yusepa menyatakan bahwa koneksi matematis mencakup hubungan internal dan eksternal secara matematis. Sejalan dengan Kurz berpendapat bahwa koneksi matematis berhubungan dengan koneksi internal dan koneksi eksternal (dalam Siregar dan Surya, 2017). Kemampuan seseorang untuk mengaitkan antartopik dalam matematika, mengaitkan matematika dengan ilmu lain, dan dengan kehidupan ini disebut kemampuan koneksi matematis. Sesuai dengan pendapat Mikovch dan Monroe (dalam Ruspiani, 2000), β€˜ In mathematics, at least three kinds of connections are particularly beneficial: connection within mathematics, across the curriculum, and with real word contexts.’ Sumarmo (2010: 37) menyatakan bahwa koneksi matematis merupakan kegiatan yang meliputi: (1) mencari hubungan antara berbagai representasi konsep dan prosedur, (2) memahami hubungan antar topik matematika, (3) menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, (4) mencari koneksi atau prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen, dan (5) menggunakan koneksi antar topik matematika dan antar topik dengan topik lain. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan dalam menghubungkan konsep matematika,
  • 7. 4 baik antara konsep matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya (dengan mata pelajaran lain dan dengan kehidupan nyata). B. Standar Mengajarkan Kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan analisis yang mendalam terhadap tujuanpembelajaran dan standar proses mengajarkan matematika, NCTM (2000) mengemukakan standar mengajarkan konsep, prosedur, dan koneksi matematis siswa sekolah menengah sebagai berikut: 1. Perdalam dan perkokoh pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, dan prinsip matematis. 2. Sajikan matematika sebagai suatu jaringan koneksi antar konsep dan prosedur matematika. 3. Tekankan koneksi antara matematika dengan bidang studi lain dan masalah sehari-hari. 4. Libatkan siswa dalam tugas-tugas matematis yang mendorong tercapainya pemahaman konsep, prosedur, dan koneksi matematis. 5. Libatkan siswa dalam diskusi matematis yang mengembangkan pemahaman mereka terhadap pemahaman konsep, prosedur, dan koneksi matematis. C. Indikator-indikator Kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan buku HARD SKILLS dan SOFT SKILLS Matematik Siswa, telah dirangkum indikator kemampuan koneksi matematis meliputi: 1. Mencari hubungan antar berbagai representasi konsep dan prosedur, serta memahami hubungan antar topik matematika. 2. Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 3. Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. 4. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 5. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan topik matematika dengan topik di luar matematika.
  • 8. 5 D. Soal-soal Kemampuan Koneksi Matematis 1. (Koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain) Dalam sebuah kampung terdapat populasi 100 orang, 84% penduduk berhidung mancung dan 16% tidak berhidung mancung. Berapakah jumlah penduduk yang heterozigot dan homozigot jika genotip penduduk yang berhidung mancung Rr dan RR, sedangkan yang tidak berhidung mancung bergenotip rr? Penyelesaian: Dik: - Populasi 100 orang - 84% berhidung mancung - 16% tidak berhidung mancung - Berhidung mancung bergenotip RR dan Rr - Tidak berhidung mancung bergenotip rr Dit: - Jumlah penduduk yang homozigot dan heterozigot? Jawaban: Apabila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, Hukum Hardy Weinberg dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut: 𝑝 + π‘ž = 1 ( 𝑝 + π‘ž) Γ— ( 𝑝 + π‘ž) = 1 ⟺ 𝑝2 + 2π‘π‘ž + π‘ž2 = 1 𝑅𝑅 = 𝑝2 , π‘…π‘Ÿ = 2π‘π‘ž, π‘‘π‘Žπ‘› π‘Ÿπ‘Ÿ = π‘ž2 𝑝2 + 2π‘π‘ž + π‘ž2 = 1 π‘ž2 = 16% = 0,16 ⟺ π‘ž = √0,16 = 0,4 𝑝 + π‘ž = 1 ⟺ 𝑝 = 1 βˆ’ 0,4 = 0,6 Frekuensi genotip orang yang hidungnya mancung homozigot : 𝑝2 = 0,36 = 36%
  • 9. 6 Jumlah penduduk yang hidungnya mancung homozigot: 36 100 Γ— 100 = 36 orang Frekuensi genotip orang yang tidak berhidung mancung: π‘ž2 = 0,16 = 16% Jumlah penduduk yang tidak berhidung mancung: 16 100 Γ— 100 = 16 orang Frekuensi genotip orang berhidung mancung heterozigot: 48% Jumlah penduduk yang berhidung mancung heterozigot: 48 100 Γ— 100 = 48 orang 2. (Koneksi antar topik matematika) Sebuah balok ABCD.EFGH memiliki panjang AB = a cm, lebar BC = 1 2 π‘Ž cm, dan tinggi CG = 3 5 π‘Ž cm. Volume balok tersebut adalah 300 cm3. Jika luas sisi ABFE 60 cm2, tentukanlah panjang diagonal ruang balok tersebut. Penyelesaian: Dik: - Balok ABCD.EFGH dengan panjang AB = a cm, lebar BC = 1 2 π‘Ž cm, dan tinggi CG = 3 5 π‘Ž cm - Volumenya 300 cm3 - Luas ABFE 60 cm2 Dit: - Panjang diagonal ruang balok ABCD.EFGH? Jawab: Menentukan panjang BC: 𝑉 𝐴𝐡𝐢𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 = 𝐴𝐡 Γ— 𝐡𝐢 Γ— 𝐢𝐺 Karena CG = BF, maka 𝑉 𝐴𝐡𝐢𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 = (𝐴𝐡 Γ— 𝐡𝐹) Γ— 𝐡𝐢
  • 10. 7 ⇔ 300 = 60 Γ— 𝐡𝐢 ⇔ 𝐡𝐢 = 5 π‘π‘š Menentukan panjang AB dan CG: 𝐴𝐡 = π‘Ž π‘π‘š, 𝐡𝐢 = 1 2 π‘Ž π‘π‘š, π‘‘π‘Žπ‘› 𝐢𝐺 = 3 5 π‘Ž π‘π‘š 𝐴𝐡 = 2𝐡𝐢 ⇔ 𝐴𝐡 = 2(5) ⇔ 𝐴𝐡 = 10 π‘π‘š 𝐢𝐺 = 3 5 π‘Ž π‘π‘š ⇔ 𝐢𝐺 = 3 5 (10) ⇔ 𝐢𝐺 = 6 π‘π‘š Menentukan panjang diagonal ruang ABCD.EFGH: Panjang diagonal yang kita cari misal panjang AG 𝐴𝐢 = √ 𝐴𝐡2 + 𝐡𝐢2 ⇔ 𝐴𝐢 = √102 + 52 ⇔ 𝐴𝐢 = √125 π‘π‘š 𝐴𝐺 = √ 𝐴𝐢2 + 𝐢𝐺2 ⇔ 𝐴𝐺 = √(√125) 2 + 62 ⇔ 𝐴𝐺 = √125+ 36 ⇔ 𝐴𝐺 = √161 π‘π‘š Jadi panjang diagonal ruang balok ABCD.EFGH adalah √161 π‘π‘š
  • 11. 8 3. (Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari) Aji, Biju, dan Cuji berbelanja di sebuah toko alat tulis. Aji membeli dua buah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus. Aji harus membayar Rp4.700. Biju membeli sebuah buku tulis, dua buah pensil, dan sebuah penghapus. Biju harus membayar Rp4.300. Cuji membeli tiga buah buku tulis, dua buah pensil, dan sebuah penghapus. Cuji harus membayar Rp7.100. Berapa harga untuk sebuah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus? Penyelesaian: Dik: Misalkan bahwa: - Harga untuk sebuah buku tulis adalah x rupiah, - Harga untuk sebuah pensil adalah y rupiah dan - Harga untuk sebuah penghapus adalah z rupiah. - Dengan demikian, model matematika yang sesuai dnegan data persoalan di atas adalah - 2π‘₯ + 𝑦 + 𝑧 = 4.700 - π‘₯ + 2𝑦 + 𝑧 = 4.300 - 3π‘₯ + 2𝑦 + 𝑧 = 7.100 - yaitu merupakan SPLTV dnegan variabel x, y, dan z. Dit: - Berapakah harga sebuah buku tulis, sebuah pensil, dan sebuah penghapus? Jawab: Kita dapat menggunakan metode subtitusi-eliminasi Eliminasi variabel z: 2x + y + z = 4.700 x + 2y + z = 4.300 x + 2y + z = 4.300 βˆ’ 3x + 2y + z = 7.00 βˆ’
  • 12. 9 x – y = 400 βˆ’2x = βˆ’2.800 y = 2.500 x = 1.400 Subtitusikan nilai x = 1.400 ke persamaan x – y = 400, sehingga diperoleh: β‡’ x – y = 400 β‡’ 1.400 – y = 400 β‡’ y = 1.400 – 400 β‡’ y = 1.000 Subtitusikan nilai x = 1.400 dan y = 1.000 ke persamaan 2x + y + z = 4.700, sehingga diperoleh β‡’ 2x + y + z = 4.700 β‡’ 2(1.400) + 1.000 + z = 4.700 β‡’ 2.800 + 1.000 + z = 4.700 β‡’ 3.800 + z = 4.700β‡’ z = 4.700 – 3.800 β‡’ z = 900 Jadi, harga untuk sebuah buku tulis adalah Rp1.400, harga untuk sebuah pensil adalah Rp1.000, dan harga untuk sebuah penghapus adalah Rp900. 4. (Koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari) Di suatu sekolah, OSIS mengadakan pentas seni yang terbuka untuk umum. Hasil dari penjualan tiket acara tersebut akan disumbangkan untuk korban benacan alam. Panitia memilih tempat berupa gedung pertunjukan yang tempat duduknya berbentuk sektor lingkaran yang terdiri dari enam baris.
  • 13. 10 Terlihat seperti gambar di bawah ini Banyaknya kursi penonton pada masing-masing baris membentuk pola barisan tertentu. Jika baris pertama terdapat 20 kursi baris kedua 30 kursi baris ketiga 45 kursi dan baris keempat 65 kursi. Apabila harga tiket baris pertama adalah yang paling mahal dan selisih harga tiket antara dua baris yang berdekatan adalah Rp. 10.000,00 dengan asumsi seluruh kursi penonton terisi penuh. a. Tentukan banyaknya seluruh tempat duduk yang ada pada gedung pertunjukkan tersebut! b. Tentukan harga tiket yang paling murah agar panitia memperoleh pemasukan sebesar Rp. 22.000.000,00 ! Penyelesaian: Diketahui: Gedung pertunjukkan ada 6 baris Baris pertama = 20 kursi Baris kedua = 30 kursi Baris ketiga = 45 kursi Baris keempat = 65 kursi Harga tiket baris pertama paling mahal Selisih harga tiket antara dua baris yang berdekatan Rp. 10.000,00 Ditanyakan: a. Banyaknya seluruh tempat duduk yang ada di gedung pertunjukkan?
  • 14. 11 b. Harga tiket paling murah agar panitia memperoleh pemasukan Rp22.000.000,00? Jawab: a. Baris 1 = B1 = 20 Baris 2 = B2 = 30 Baris 3 = B3 = 45 Baris 4 = B4 = 65 Baris 5 = B5 = … Baris 6 = B6 = … Pola yang terbentuk adalah Kursi : 20 30 45 65 ? ? Selisih : 10 15 20 25 30 5 5 5 5 Maka nilai dari baris lima dan baris enam adalah B5 = 65 + 25 = 90 kursi dan B6 = 90 + 30 = 120 kursi Jumlah seluruh tempat duduk adalah 20 + 30 + 45 + 65 + 90 + 120 = 325 Jadi seluruh tempat duduk yang ada di gedung pertunjukkan adalah 325 kursi. b. Misal: Tiket termurah = x ( dalam ribuan ) 120π‘₯ + 90(π‘₯ + 10) + 65(π‘₯ + 20) + 45(π‘₯ + 30) + 30(π‘₯ + 40 + 20(π‘₯ + 50) = 22.000 120π‘₯ + 90π‘₯ + 900 + 65π‘₯ + 1300 + 45π‘₯ + 1350 + 30π‘₯ + 1200 + 20π‘₯ + 1000 = 22.000 325π‘₯ + 5.750 = 22.000 325π‘₯ = 22.000 βˆ’ 5.750 325π‘₯ = 16.250 π‘₯ = 50 Harga tiket termurah adalah x (dalam ribuan ) = 50
  • 15. 12 Jadi harga tiket paling murah agar panitia memperoleh pemasukan Rp22.000.000,00 adalah Rp. 50.000,00 5. (Koneksi matematis dengan disiplin ilmu lain) Sebuah bola dilontarkan dari atap sebuah gedung yang tingginya adalah h = 10 m dengan kelajuan awal V0 = 10 m/s. jika persepatan gravitasi adalah 10 ms-2, sudut yang terbentuk antara arah lemparan bola dengan arah horizontal adalah 30o dan gesekan bola dengan udara diabaikan, maka tentukan: a. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah b. Jarak mendatar yang dicapai bola Penyelesaian: Diketahui: h = 10 m V0 = 10 m/s g = 10 ms-2 sudut yang terbentuk antara arah lemparan bola dengan arah horizontal adalah 30o dan gesekan bola dengan udara diabaikan Ditanyakan: c. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah d. Jarak mendatar yang dicapai bola Jawaban: a. Waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah π‘Œ = (𝑉0 sin( πœƒ) 𝑑) βˆ’ 1 2 𝑔𝑑2 ⇔ βˆ’10 = 10( 1 2 ) 𝑑 βˆ’ 1 2 (10) 𝑑2 ⇔ 5𝑑2 βˆ’ 5𝑑 βˆ’ 10 = 0 ⇔ 𝑑2 βˆ’ 𝑑 βˆ’ 2 = 0 ⇔ ( 𝑑 βˆ’ 2)( 𝑑 + 1) = 0 ⇔ 𝑑 = 2 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ 𝑑 = βˆ’1 t = 2 yang memenuhi sehingga waktu yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah adalah 2 sekon. b. Jarak mendatar yang dicapai bola. π‘₯ = 𝑉0 cos( πœƒ) 𝑑 ⇔ π‘₯ = 10( 1 2 √3)(2) ⇔ π‘₯ = 10√3 meter Jadi, jarak mendatar yang dicapai bola adalah 10√3 meter.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP A. Simpulan Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan dalam menghubungkan konsep matematika, baik antara konsep matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya (dengan mata pelajaran lain dan dengan kehidupan nyata). Indikator-indikator kemampuan koneksi matematis meliputi: 1. Mencari hubungan antar berbagai representasi konsep dan prosedur, serta memahami hubungan antar topik matematika. 2. Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 3. Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. 4. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 5. Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan topik matematika dengan topik di luar matematika B. Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
  • 17. 14 DAFTAR PUSTAKA Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. (2017). HARD SKILLS DAN SOFT SKILLS MATEMATIK SISWA. Bandung: PT Refika Aditama. Maisyarah, R., & Surya, E. (2017). Kemampuan Koneksi Matematis (Connecting Mathematics Ability) Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/321803645_Kemampuan_Konek si_Matematis_Connecting_Mathematics_Ability_Siswa_dalam_Menyeles aikan_Masalah_Matematika