SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Download to read offline
MAKALAH
PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU MATEMATIKA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Masalah
Pendidikan Matematika
Dosen Pembimbing
Depi Setialesmana, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh:
Amelia Restiani 172151006
Annisa Maryani 172151099
Jujun Muhamad Jubaerudin 172151058
Rahayu Kania Dewi 172151157
Roudhotul Fitriyyah 172151126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW kepada keluarganya, sahabatnya, serta kita selaku umatnya, aamiin..
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian
Masalah Pendidikan Matematika dengan dosen pengampu yakni, Ibu Depi
Setialesmana, S.Pd, M.Pd. Isi dari makalah ini yaitu mengenai Pendidik atau Guru
Matematika. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua pembaca.
Kami pun menyadari masih adanya kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan demi kemajuan di
masa yang akan datang.
Tasikmalaya, September 2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Definisi Guru..................................................................................................... 3
2.2 Landasan Hukum Guru ..................................................................................... 3
2.3 Peran Guru di Sekolah ...................................................................................... 4
2.4 Hak dan Kewajiban Guru................................................................................ 12
2.4.1 Hak-hak Guru............................................................................................... 12
2.4.2 Kewajiban Guru ........................................................................................... 13
2.5 Kode Etik Guru ............................................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 18
3.1 Kompetensi Guru ............................................................................................ 18
3.1.1 Kompetensi Pedagogik ................................................................................ 18
3.1.2 Kompetensi Kepribadian.............................................................................. 18
3.1.3 Kompetensi Profesional ............................................................................... 19
3.1.4 Kompetensi Sosial........................................................................................ 19
3.2 Kualifikasi Akademik Guru............................................................................ 20
3.2.1 Kualifikasi Akademik seorang Guru............................................................ 20
3.2.2 Standar Kompetensi Guru............................................................................ 22
3.3 Problematika yang Dihadapi Guru Matematika.............................................. 31
iv
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 33
4.1 Simpulan ......................................................................................................... 33
4.2 Saran............................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 34
LAMPIRAN......................................................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci
pendidikan. Artinya jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya
juga akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam
mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik
dalam mengejar cita-citanya di masa depan.
Terlepas dari hal itu, guru juga memiliki berbagai problematika atau
masalah. Masalah guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya.
Pemerintah memandang bahwa seorang guru merupakan media yang sangat
penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru
mengemban tugas-tugas sosio kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi
muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula masalah guru di negara
kita dapat dikatakan mendapat titik sentral dalam dunia pendidikan. Dalam
GBHN, masalah guru mendapat prioritas dalam perencanaan sehubungan
dengan persoalan-persoalan mutu dan relevansi dengan perluasan belajar.
Masalah guru adalah masalah yang penting. Penting oleh sebab mutu guru
turut mmenentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu pendidikan akan
menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga negara dan warga
masyarakat. Masalah mutu guru sangat bergantung kepada sistem pendidikan
guru. Sebagaimana halnya mutu pendidikan pada umumnya, maka mutu
pendidikan guru harus ditinjau dari dua kriteria pokok, yakni kriteria produk juga
kriteria proses.
Produk pendidikan guru ditentukan oleh tujuan pendidikan guru yang
hendak dicapai, baik tujuan intrinsik maupun tujuan ekstrinsik. Tujuan intrinsik
merupakan tujuan-tujuan yang didasarkan pada sistem nilai dan kultural
masyarakat. Di negara kita, falsafah pancasila dan UUD 1945 yang dituangkan
dalam GBHN, dimana pendidikan guru merupakan bagian integral di dalamnya.
Sedangkan tujuan ekstrinsik, mempersoalkan tujuan pendidikan, apakah sesuai
2
dengan tuntutan lapangan kerja dan masyarakat. Secara spesifik, apakah
pendidikan guru telah relevan dengan tuntutan kerja di sekolah tempat ia
bertugas.
Kriteria melihat proses pendidikan guru dari sudut penyelenggaraan
pendidikan, antara lain membicarakankan masalah kurikulum, alat, media, dan
peranan guru yang bertugas dalam lembaga pendidikan guru. Tentu saja
kurikulum dan berbagai komponen lainnya yang menunjang proses pendidikan
guru, semuanya dibina dan direncanakan sejalan dengan tujuan yang hendak
dicapai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ?
2. Bagaimana kualifikasi akademik seorang guru?
3. Apa saja problematika yang dihadapi guru matematika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.
2. Untuk mengetahui kualifikasi akademik seorang guru.
3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru matematika.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Guru
Menurut KBBI, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar.
Menurut Ngalim Purwanto (1995) menjelaskan bahwa guru adalah orang
yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seorang
atau kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seseorang yang
berjasa terhadap masyarakat dan Negara. Guru adalah petugas lapangan dalam
pendidikan yang selalu berhubungan dengan murid.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Sri Minarti mengutip pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C. Gericke dan
T. Roorda, yang menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta yang
artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan pengajar. Sementara
dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berarti guru, misalnya
teacher yang berarti guru atau pengajar, educator yang berarti pendidik atau ahli
mendidik, dan tutor yang berarti guru pribadi, guru yang mengajar di rumah,
atau guru yang memberi les.
2.2 Landasan Hukum Guru
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010
6) Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
4
7) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun
2009
8) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat
Fungsional
9) Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2007 tentang Tunjangan Tenaga
Kependidikan
10) Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014
11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
12) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya
13) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
14) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 55/KEPMEN-KP/2013
tentang Pemberian Kuasa Penandatangan Keputusan tentang Pengangkatan,
Kepangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian
lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan
15) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
2.3 Peran Guru di Sekolah
Pendidik atau guru merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan
karena dia bertugas mengarahkan dan membantu peserta didik agar mereka
mampu menyerap dan mengembangkan sendiri materi atau ilmu yang mereka
5
pelajari bersama-sama. Guru sangat berperan penting dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik. Apabila guru merupakan seseorang yang
tidak mempunyai kemampuan dalam mengajar, atau seseorang yang tidak layak
untuk menjadi guru maka yang akan hancur adalah siswanya karena tugas guru
dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran saja,
akan tetapi lebih dari itu guru harus membentuk kompetensi dan pribadi peserta
didik sehingga menjadi pribadi yang sholeh.
Berikut merupakan Peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik
diantaranya yaitu:
1) Korektor
Guru berperan sebagai korektor yang menilai dan mengoreksi aspek
kobgintif, afektif dan psikomotor peserta didik.
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik
dan mana yang buruk. Kedua nilai yang berbeda tersebut harus benar-benar
dipahami dalam kehidupan. Kedua nilai tersebut mungkin telah dimiliki
oleh peserta didik. Seorang guru harus mampu mempertahankan semua
nilai-nilai yang baik yang telah dimiliki oleh peserta didik dan seorang guru
harus mampu menghilangkan nilai-nilai buruk yang ada pada diri peserta
didik. Apabila guru mampu menjalankannya maka guru tersebut telah
berhasil berperan sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi
semua sikap, tingkah laku dan perbuatan peserta didik.
2) Inspirator
Guru harus mampu menjadi seorang yang mengispirasi para peserta
didiknya, sehingga hal tersebut akan lebih memudahkan guru untuk
membimbing para peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan inspirasi yang baik
bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar merupakan masalah
utama peserta didik, guru harus dapat memberikan petunjuk dan arahan
bagaimana cara belajar yang baik dan benar.
6
3) Informator
Dalam proses pembelajaran tentunya akan ada proses komunikasi
antara guru dan peserta didik. Guru dapat memposisikan sirinya sebagai
informan yang memberikan informasi yang positif kepada peserta didik.
Selain memberikan sejumlah materi pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum, sebagai informator guru harus dapat
memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Agar menjadi informator yang baik, sebagai kuncinya maka seorang guru
harus menguasai bahasa dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan peserta
didik serta mengabdi untuk peserta didik.
4) Organisator
Organisator merupakan peran guru dalam mendistribusikan atau
mendelegasikan tugas-tugas kepada masing-masing peserta didik sesuai
perencanaan pembelajaran.
Menjadi seorang organisator merupakan sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari seorang guru. Dalam peranan ini guru memiliki kegiatan
pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun
kalender akademik dan sebagainya. Kegiatan tersebut semuanya
diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi belajar
peserta didik.
5) Motivator
Seorang guru juga harus mampu memotifasi para peserta didiknya
sehingga mereka tergerak untuk lebih giat untuk belajar guna mencapai cita-
citannya.
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong gairah belajar
peserta didik. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat melakukan
analisis terhadap masalah-masalah yang melatarbelakangi peserta didik
malas belajar. Setiap saat seorang guru harus siap menjadi seorang
motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada peserta didik
yang mengalami gangguan belajar.
7
6) Inisiator
Perkembangan teknologi harus mampu dimanfaatkan guru dalam
proses pembelajaran. Guru harus mampu menjadi pioner dalam
memunculkan ide-ide kreatif dalam pendidikan.
Dalam peranannya sebagai insiator, guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses
interaksi edukatif harus selalu diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Selain itu, kompetensi
guru juga harus diperbaiki, termasuk keterampilan guru dalam
menggunakan media pendidikan dan pengajaran.
7) Fasilitator
Sebagai fasilitator, seorang guru hendaknya dapat menyediakan
fasilitas yang memungkinkan memberikan kemudahan kepada peserta didik
dalam melaksanakan kegiatan belajar, sehingga tercipta lingkungan belajar
yang kondusif dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu memfasilitasi
kebutuhan peserta didik sehingga hal tersebut akan memudahkan para
peserta didik dalam proses pembelajaran.
8) Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah pentingnya dengan berbagai peran di
atas adalah sebagai pembimbing. Peran ini menjadi penting karena
keberadaan guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik. yaitu
terciptanya kedewasaan jasmani dan rohani.
9) Demonstrator
Sebagai demonstrator, guru dituntut mampu mempraktekkan teori-
teori yang dapat didemonstrasikan kepada pesesta didik.
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat
dipahami oleh peserta didik, terlebih bagi peserta didik yang memiliki
intelegensi rendah. Untuk materi pelajaran yang sukar dipahami peserta
didik, hendaknya seorang guru berusaha membantunya, dengan cara
memperagakan atau mendemonstrasikan apa yang diajarkannya, sehingga
apa yang diharapkan guru sejalan dengan pemahaman peserta didik dan
tidak terjadi salah pengertian antara guru dan peserta didik.
8
10) Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas
dengan baik. Kelas yang dikelola dengan baik dapat menunjang jalannya
interaksi edukatif, sehingga peserta didik betah tinggal di kelas dan
mempunyai motivasi yang tinggi untuk selalu belajar. Pengelolaan kelas
oleh guru tentunya disesuaikan dengan kondisi kelas, karakteristik siswa,
serta materi dan strategi pembelajarannya.
11) Mediator
Peran guru sebagai mediator telah dijelaskan oleh Djamarah sebagai
seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Media
berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses belajar
mengajar.
Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses
belajar peserta didik, selain itu, guru sebagai mediator juga dapat diartikan
sebagai penyedia media.
12) Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya membantu, memperbaiki, dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi
harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap
situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Peran sebagai supervisor,
memberikan wewenang guru untuk membantu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pembelajaran.
13) Evaluator
Peran guru sebagai evaluator merupakan peran untuk memberikan
penilainan sesuai dengan pencapaian para peserta didik dalam proses
pembelajaran. Sebagai evaluator, seorang guru dituntut untuk menjadi
seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik
lebih menyentuh pada aspek kepribadian peserta didik. Dalam hal ini
seorang guru harus dapat memberikan penilaian dalam dimensi yang luas.
Penilaian terhadap kepribadian peserta didik tentu harus lebih diutamakan
dari pada penilaian terhadap jawaban peserta didik pada waktu tes. Peserta
9
didik yang berprestasi baik secara kognitif belum tentu memiliki
kepribadian yang baik. Dengan demikian, pada hakikatnya penilaian
diarahkan kepada suatu perubahan kepribadian peserta didik agar menjadi
manusia susila yang cakap. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai
produk (hasil pembelajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya
pembelajaran), karena pada dasarnya kedua kegiatan tersebut dapat
memberikan umpan balik (feed back) dalam proses pembelajaran.
Tohirin mengemukakan peran guru dilihat dari pribadi seorang guru,
dalam hubungannya dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan,
serta dalam sudut pandang psikologis.
Dilihat dari pribadi seorang guru, maka seorang guru dapat berperan
sebagai:
1) Pekerja sosial (social worker), yaitu seseorang yang harus memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
2) Sebagai pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang senantiasa belajar secara
terus menerus dalam rangka pengembangan penguasaan ilmu yang
dimilikinya.
3) Sebagai orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua di sekolah bagi setiap
siswa.
4) Sebagai model teladan, artinya guru adalah sebagai sosok yang ditiru oleh
peserta didik.
5) Pemberi keselamatan, artinya guru senantiasa memberikan rasa keselamatan
bagi setiap siswanya, siswa diharapkan akan merasa aman berada dalam
didikan gurunya, bukan malah merasa tegang atau stress.
Dalam hubungannya dengan aktivitas pengajaran dan administrasi
pendidikan, lebih jauh guru berperan sebagai: Pertama, pengambil inisiatif,
pengarah dan penilai aktivitas pendidikan dan pengajaran. Kedua, wakil
masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan
kepentingan masyarakat. Ketiga, seorang pakar dalam bidangnya, yaitu
seseorang yang harus menguasai bahan yang diajarkannya. Keempat, penegak
disiplin, yaitu guru harus memberi contoh tentang kedisiplinan dan menjaga agar
siswa menegakkan disiplin. Kelima, pelaksana administrasi pendidikan, yaitu
10
guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik.
Keenam, pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk
mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi
pewaris masa depan. Ketujuh, penerjemah masyarakat, yaitu guru berperan
untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
kepada masyarakat.
Dalam sudut pandang psikologis, peran guru antara lain:
1) Sebagai pakar psikologi atau psikologi pendidikan dan mampu
mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik.
2) Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), artinya
guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana
hubungan antar manusia khususnya dengan peserta didik sehingga dapat
menciptakan tujuan pengajaran dan pendidikan.
3) Pembentuk kelompok, (group builder), yaitu mampu membentuk atau
menciptakan suatu pembaruan untuk membuat suatu hal yang lebih baik.
4) Inovator, yaitu orang yang mampu menciptakan suatu pembaruan untuk
mencapai suatu yang lebih baik .
5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru
bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental peserta didik.
Peran guru matematika sangat penting. Guru matematika akan sangat
menentukan keberhasilan siswanya, karena dengan kemampuannya, gurulah
yang akan memerahkan atau menghijaukan siswanya. Alasannya, sang guru
yang akan menentukan proses pembelajarannya, di mana sang guru akan
mengorganisasikan pengalaman belajar siswa sehingga mereka dapat mengubah
penampilan mereka secara bermakna atau tidak. Di samping itu, cara sang guru
matematika ketika membantu siswanya belajar akan menentukan keberhasilan
siswanya. Oleh sebab itu, guru merupakan kata kunci bagi para siswanya. Hal
seperti itu telah dinyatakan Even dan Ball (2009:1): “ ... teachers are key to
students’ opportunities to learn mathematics.” Artinya, guru adalah kunci bagi
siswanya yang akan memberikan peluang untuk mempelajari matematika.
11
Kualitas seorang guru matematika ditentukan oleh seberapa keras
upayanya untuk membantu siswanya agar lebih mandiri dalam mempelajari
matematika.
Guru matematika juga harus memfasilitasi siswanya utuk menjadi warga
negara yang bertanggung jawab, memiliki karakter, dan mandiri di kelak
kemudian hari ketika mereka menerima estafet pembangunan bangsa dan
negaranya.
Untuk menjadi guru matematika ‘berpengalaman’, proses pembelajaran
(teaching) adalah suatu proses terus menerus melalui proses refleksi atas
pembelajaran yang sudah dilakukan. Fokus pembelajarannya adalah pada
keberhasilan pembelajaran siswa.
Sebagai tenaga pengajar mata pelajaran matematika, guru harus memiliki
kemampuan professional dalam bidang pembelajaran matematika. Secara garis
besar dengan kompetensinya seorang guru dapat melaksanakan perannya
sebagai:
1) Fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa dalam
proses belajar mengajar matematika.
2) Pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan pada proses belajar
mengajar matematika.
3) Penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang
menantang bagi siswa agar siswa melakukan kegiatan belajar matematika
dengan bersemangat. Misalnya supaya siswa tertarik dan akan lebih
bersemangat dalam proses pembelajaran matematika menemukan rumus
luas suatu bidang datar , volume bangun ruang dengan menggunakan alat
peraga yang tepat.
4) Model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa agar
berperilaku sesuai dengan norma pendidikan. Janganlah sampai terjadi
“Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari”.
5) Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada
masyarakat, khususnya kepada peserta didik.
6) Agen perkembangan kognitif, yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi
kepada siswa dan masyarakat.
12
7) Manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga
keberhasilan proses belajar mengajar matematika dapat berhasil.
2.4 Hak dan Kewajiban Guru
2.4.1 Hak-hak Guru
Dalam tunjangan profesi yang diperoleh guru, terdapat hak-hak
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Guru juga
memiliki kewajiban berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat yang
baik, sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat terwujud. Oleh
karena itu, menurut Peraturan Pemerintah No. 74, 2008. Dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial.
2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja.
3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan ha katas
kekayaan intelektual.
4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
6) Memiliki kebebasan dan memberikan penilaian dan ikut menentuka
kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan
perundangundangan.
7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas.
8) Memiliki kebebasan unutk berserikat dalam organisasi profesi.
9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi.
11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
13
2.4.2 Kewajiban Guru
Selain hak-hak yang dimiliki seorang guru dan dosen dalam
menjalankan tugas keprofesionalannya, mereka pun memiliki beberapa
kewajiban yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan tersebut, yaitu:
1) Memiliki kualifikasi akademik yang berlaku (S1 tau S2).
2) Memiliki kompetensi pedagogik.
3) Memiliki kompetensi kepribadian.
4) Memiliki kompetensi sosial.
5) Memiliki kompetensi professional.
6) Memilki sertifikat pendidikan.
7) Sehat jasmani dan rohani.
8) Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang
dilakukan oleh peserta didik kepada satuan pendidikan.
9) Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah.
10) Melaksanakan pembelajaran yang merupakan kegiatan pokok,
meliputi:
a. merencanakan pembelajaran,
b. melaksanakan pembelajaran,
c. menilai hasil pembelajaran,
d. membimbing dan melatih peseta didik, dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok.
Menurut Oemar Hamalik, guru memiliki beberapa tanggung jawab
antara lain:
1) Tanggung jawab moral
Setiap guru profesional berkewajiban menghayati dan
mengamalkan Pancasila dan bertanggung jawab mewariskan moral
Pancasila serta nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945 kepada generasi
muda. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab moral bagi
setiap guru di Indonesia. Dalam kemampuan ini setiap guru harus
14
memiliki kompetensi dalam bentuk kemampuan menghayati dan
mengamalkan Pancasila.
2) Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah
Guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di
sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para
siswa. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk melaksanakan
pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar, membina pribadi,
watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar, serta
menilai kemajuan belajar para siswa.
3) Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan
Guru profesional tidak dapat melepaskan dirinya dari bidang
kehidupan masyarakat. Di satu pihak, guru adalah warga dari
masyarakat dan di pihak lain guru bertanggung jawab turut serta
memajukan kehidupan masyarakat. Guru turut bertanggung jawab
memajukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menyukseskan
pembangunan nasional. Sehingga, guru harus menguasai dan
memahami semua hal yang bertalian dengan kehidupan nasional
misalnya tentang suku bangsa, adat istiadat, kebiasaan, norma-norma,
kebutuhan, kondisi lingkungan, dan sebagainya.
4) Tanggung jawab dalam bidang keilmuan
Guru sebagai ilmuwan bertanggung jawab turut memajukan ilmu,
terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya. Tanggung jawab ini
dilaksanakan dalam bentuk mengadakan penelitian dan
pengembangan. Guru harus memiliki kompetensi tentang cara
mengadakan penelitian, seperti cara membuat desain penelitian, cara
merumuskan masalah, cara menentukan alat pengumpulan data, cara
mengadakan sampling, dan cara mengolah data dengan teknik statistik
yang sesuai. Dan selanjutnya, guru harus mampu menyusun laporan
hasil penelitian agar dapat disebarluaskan.
15
2.5 Kode Etik Guru
Istilah kode etik terdiri dari dua kata, yakni kode dan etik. Menurut Syaiful
Bahri Djamarah etik berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak,
adab, atau cara hidup. Etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang disebut “kode”, sehingga disebutlah kode etik. Etika artinya tata susila atau
hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Jadi “kode etik guru” diartikan sebagai aturan- aturan tata susila
keguruan.
Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai- nilai
dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam
suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai
landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas
pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Kode etik guru ditetapkan oleh anggota profesi guru yang tergabung dalam
wadah PGRI.
Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak bagi seluruh anggota organisasi
atau profesi tersebut.Berdasarkan hasil rumusan Kongres PGRI XIII dari seluruh
penjuru tanah air di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam
Kongres PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta juga, kode etik guru Indonesia antara
lain:
1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
16
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Dalam merumuskan kode etik, Bukhari Umar mengutip pendapat Al-
Ghazali yang lebih menekankan betapa berat kode etik yang diperankan seorang
guru daripada peserta didiknya. Kode etik tersebut antara lain:
1) Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka,
tabah, dan meninggalkan sifat marah.
2) Bersikap penyantun dan penyayang.
3) Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak.
4) Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama.
5) Bersifat rendah hati ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat.
6) Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.
7) Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ- nya
rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal.
8) Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta didik, terutama pada
peserta didik yang belum mengerti.
9) Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun
pertanyaannya terkesan tidak bermutu atau tidak sesuai dengan masalah
yang diajarkan.
10) Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun
kebenarannya itu datangnya dari peserta didik.
11) Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang
membahayakan.
12) Menanamkan ikhlas pada peserta didik, serta terus-menerus mencari
informasi guna disampaikan pada peserta didik yang pada akhirnya
mencapai tingkat taqarrub kepada Allah.
17
13) Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardhu kifayah (kewajiban
kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi, dan sebagainya)
sebelum mempelajari ilmu fardhu ‘ain (kewajiban individual, seperti akidah,
syari’ah, dan akhlak).
14) Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan kepada peserta didik.
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kompetensi Guru
Dalam pasal 10 ayat (1) dari undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen, kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Berikut ini penjabaran dari Kompetensi-kompetensi
tersebut:
3.1.1 Kompetensi Pedagogik
Yang dimaksud dengan kompetensi paedagodik adalah kemampuan
guru dalam pengelolaan peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi
kompetensi:
1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
2) Pemahaman terhadap peserta didik
3) Pengembangan Kurikulum/Silabus
4) Perancangan pembelajaran
5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7) Evaluasi hasil belajar
8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbaga
potensi yang dimilikinya.
3.1.2 Kompetensi Kepribadian
Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang sekurang-kurangnya mencakup kompetensi dalam hal:
1) Beriman dan bertakwa
2) Berakhlak mulia
3) Arif dan Bijaksana
4) Mantap
5) Berwibawa
6) Stabil
7) Dewasa
8) Jujur
19
9) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
10) Secara obyektif mengevaluasi kinerja diri sendiri
11) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
3.1.3 Kompetensi Profesional
Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan guru
dalam menguasai bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang diampunya
yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi dalam penguasaan, yaitu:
1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampu
2) Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni
yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu.
3.1.4 Kompetensi Sosial
Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari mayarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi
untuk dapat:
1) Berkomunikasi lisan, tulisan, atau isyarat
2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta
didik
4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku
5) Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat
kebersamaan.
Khusus untuk guru matematika, berdasarkan PP Mendiknas No. 16
Tahun 2007, Kompetensi Khusus Guru Matematika adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem
bilangan, dan teori bilangan
20
2) Menggunakan pengukuran dan penaksiran
3) Menggunakan logika matematika
4) Menggunakan konsep-konsep geometri
5) Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang
6) Menggunakan pola dan fungsi
7) Menggunakan konsep-konsep aljabar
8) Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik
9) Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit
10) Menggunakan trigonometri
11) Menggunakan vektor dan matriks
12) Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika
13) Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak
komputer, model matematika, dan model statistika.
3.2 Kualifikasi Akademik Guru
3.2.1 Kualifikasi Akademik seorang Guru
1) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal
Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal
mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/
Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah
pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar
biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa
(SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah
kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut:
a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA
Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi
akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
21
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI
(D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB
Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang
sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program
pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi.
f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK
Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus
memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
22
2) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat
sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan
tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh
melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan
bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh
perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.
3.2.2 Standar Kompetensi Guru
Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat
kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK, namun selanjutnya akan memfokuskan penjabaran mengenai
standar kompetensi guru mata pelajaran secara umum dan mata pelajaran
matematika.
Tabel 1 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
No. KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA
PELAJARAN
Kompetensi Pendagogik
1 Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek
fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural,
emosional, dan
intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta
didik yang berkaitan dengan aspek
fisik, intelektual, sosial-emosional,
moral, spiritual, dan latar belakang
sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta
didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
23
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal
peserta didik dalam mata pelajaran
yang diampu.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar
peserta didik dalam mata pelajaran
yang diampu.
2 Menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang
mendidik.
a. Memahami berbagai teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik terkait dengan mata
pelajaran yang diampu.
b. Menerapkan berbagai pendekatan,
strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara
kreatif dalam mata pelajaran yang
diampu.
3 Mengembangkan
kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran
yang diampu.
3.1 Memahami prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum.
3.2 Menentukan tujuan pembelajaran
yang diampu.
3.3 Menentukan pengalaman belajar
yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang
diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara
benar sesuai dengan pendekatan
yang dipilih dan karakteristik
peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan
instrumen penilaian.
24
4 Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik
4.1 Memahami prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang
mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-
komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran
yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun
lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang
mendidik di kelas, di laboratorium,
dan di lapangan dengan
memperhatikan standar keamanan
yang dipersyaratkan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran
dan sumber belajar yang relevan
dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran yang diampu
untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu
sesuai dengan situasi yang
berkembang.
5 Memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi untuk
kepentingan
pembelajaran
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pembelajaran
yang diampu.
6 Memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik untuk
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mendorong
25
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki
peserta didik mencapai prestasi
secara optimal.
6.2 Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta
didik, termasuk kreativitasnya.
7 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan peserta
didik
7.1 Memahami berbagai strategi
berkomunikasi yang efektif,
empatik, dan santun, secara lisan,
tulisan, dan/atau bentuk lain.
7.2 Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta
didik dengan bahasa yang khas
dalam interaksi kegiatan/permainan
yang mendidik yang terbangun
secara siklikal dari (a) penyiapan
kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan
melalui bujukan dan contoh, (b)
ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian, (c) respons peserta
didik terhadap ajakan guru, dan (d)
reaksi guru terhadap respons peserta
didik, dan seterusnya.
8 Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar.
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan
hasil belajar yang penting untuk
dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
26
karakteristik mata pelajaran yang
diampu.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen
penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses
dan hasil belajar untuk berbagai
tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9 Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
9.1 Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar
9.2 Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan
pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian
dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil
penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
27
10 Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
10.1 Melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi
untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran
dalam mata pelajaran yang
diampu.
10.3 Melakukan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata
pelajaran yang diampu.
Kompetensi Kepribadian
11 Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
11.1Menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat-istiadat, daerah
asal, dan gender.
11.2Bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum dan
sosial yang berlaku dalam
masyarakat, dan kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.
12 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat.
12.1Berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi.
12.2Berperilaku yang mencerminkan
ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3Berperilaku yang dapat diteladan
oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
13 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
13.1Menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap dan stabil.
28
mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
13.2Menampilkan diri sebagai pribadi
yang dewasa, arif, dan berwibawa.
14 Menunjukkan etos
kerja, tanggung jawab
yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
14.1Menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi.
14.2Bangga menjadi guru dan percaya
pada diri sendiri.
14.3Bekerja mandiri secara profesional.
15 Menjunjung tinggi kode
etik profesi guru.
15.1Memahami kode etik profesi guru.
15.2Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3Berperilaku sesuai dengan kode etik
profesi guru.
Kompetensi Sosial
16 Bersikap inklusif,
bertindak objektif, serta
tidak diskriminatif
karena pertimbangan
jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi.
16.1 Bersikap inklusif dan objektif
terhadap peserta didik, teman
sejawat dan lingkungan sekitar
dalam melaksanakan
pembelajaran.
16.2 Tidak bersikap diskriminatif
terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik
dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
17 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan sesama
pendidik, tenaga
kependidikan, orang
tua, dan masyarakat.
17.1 Berkomunikasi dengan teman
sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, empatik
dan efektif.
17.2 Berkomunikasi dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif
29
tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat
dalam program pembelajaran dan
dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
18 Beradaptasi di tempat
bertugas di seluruh
wilayah Republik
Indonesia yang
memiliki keragaman
sosial budaya.
18.1 Beradaptasi dengan lingkungan
tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai
pendidik.
18.2 Melaksanakan berbagai program
dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan
di daerah yang bersangkutan.
19 Berkomunikasi dengan
komunitas profesi
sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman
sejawat, profesi ilmiah, dan
komunitas ilmiah lainnya melalui
berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
19.2 19.2
19.3 Mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada
komunitas profesi sendiri secara
lisan dan tulisan maupun bentuk
lain.
Kompetensi Profesional
20 Menguasai materi,
struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan
Jabaran kompetensi Butir 20 untuk
masing-masing guru mata pelajaran
disajikan setelah tabel ini.
30
yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
21 Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar mata
pelajaran yang diampu.
21.1 Memahami standar kompetensi
mata pelajaran yang diampu.
21.2 Memahami kompetensi dasar
mata pelajaran yang diampu.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran
yang diampu.
22 Mengembangkan
materi pembelajaran
yang diampu secara
kreatif.
22.1 Memilih materi pembelajaran
yang diampu sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta
didik.
22.2 Mengolah materi pelajaran yang
diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
23 Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan
reflektif.
23.1 Melakukan refleksi terhadap
kinerja sendiri secara terus
menerus.
23.2 Memanfaatkan hasil refleksi
dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan
kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman
dengan belajar dari berbagai
sumber.
24 Memanfaatkan
teknologi informasi dan
24.1 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
31
komunikasi untuk
mengembangkan diri.
24.2 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
3.3 Problematika yang Dihadapi Guru Matematika
Hadapi Era 4.0, Guru Matematika Dituntut Gunakan Pembelajaran Berbasis
Online
Bila kita bertanya secara khusus dalam dunia pendidikan matematika,
misalnya, apakah teknologi merupakan bagian penting dalam kegiatan proses
pembelajaran sehari-hari? Kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini adalah
bahwa, teknologi masih belum berperan penting dalam proses pembelajaran
matematika. Meskipun mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) merupakan pelajaran wajib di sekolah sejak tahun 2007 (Depdiknas,
2007), dan di kurikulum 2013 TIK dianjurkan untuk diintegrasikan dalam tiap
proses pembelajaran (Kemdikbud, 2013), namun penggunaan teknologi dalam
kegiatan pembelajaran, khususnya pelajaran matematika, bisa dikatakan masih
belum optimal. Beberapa hasil kajian dan penelitian dalam konteks
pembelajaran matematika di Indonesia, seperti Jupri, Drijvers dan Van den
Heuvel-Panhuizen (2015), serta Murtiyasa (2012), menyatakan bahwa
pembelajaran matematika di Indonesia masih menggunakan cara biasa yang
cenderung tradisional, dalam arti bahwa teknologi masih relatif minim
digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika sehari-hari. Permasalahan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika diakibatkan oleh guru
yang belm terlalu menguasai teknologi, gerutama guru senior.
Menurut Ika Krisdiana, Devi Apriandi, dan Reza Kusuma Setiansyah
(2014), bahwa Dalam proses pembelajaran berlangsung guru jarang
menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Fakta yang
terjadi di lapangan, siswa kurang menyukai pelajaran matematika Hal ini selain
dikarenakan matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami, selain
itu juga karena pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk pembelajaran
yang konvensional dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga siswa cenderung pasif selama pembelajaran. Selain itu,
32
dalam pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran sehingga
pembelajaran bersifat abstrak, apalagi media berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Dalam kurikulum 2013, keharusan guru dalam mendorong
dan mendukung siswa kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan.
Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan
pengemasan informasi yang bakal dihadapkan dan disajikan kepada siswanya.
Karena ada kemungkinanan siswa telah memahami lebih jauh satu persoalan dari
pada gurunya. Kondisi guru sebagaian besar masih belum optimal, bahkan masih
banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK atau dengan perkataan
lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari penyebabnya dan solusi yang terbaik,
khususnya bagi para penentu kebijakan pendidikan.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor
dinataranya adalah kurangnya pelatihan atau workshop mengenai pemanfaatan
teknologi dalam bidang pendidikan, sarana dan prasarana yang kurang
mendukung sehingga guru mengalami kesulitan untuk mendalami teknologi
yang harus dikuasai, dan kemampuan guru dalam penguasaan teknologi yang
masih lemah.
Solusi untuk mengatasi kesulitan guru dalam memanfaatkan teknologi
dalam bidnag pendidikan diantaranya guru harus mengikuti pelatihan atau
workshop serta membagikan ilmu yang didapatkan dari workshop tersebut
kepada guru lainnya, memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana, jika
sarana dan prasarana benar-benar tidak memadai guru harus lebih kreatif dalam
menyampaikan materi dengan membuat media pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di SMAN 4 Tasikmalaya, mengenai
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika menurut Pak Purnomo
Sidiq, S.Pd selaku guru matematika wajib dan peminatan, beliau menyampaikan
bahwa dalam pembelajarannya di kelas selalu menyampaikan materi
semaksimal mungkin, apabila masih ada peserta didik yang belum memahami
materi yang disampaikan maka peserta didik dapat bertanya melalui classroom
yang telah disediakan oleh Pak Purnomo Sidiq, S.Pd. Hal tersebut merupakan
upaya beliau dalam memahami materi pembelajaran diluar jam pelajaran.
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Problematika guru, khususnya guru matematika merupakan persoalan-
persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika oleh guru
yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik hingga memperoleh
kedewasaan dalam pembelajaran matematika.
Guru dan tantangan globalisasi telah mengubah cara hidup manusia
sebagai individu, sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak
seorang pun yang dapat menghindari perkembangan zaman. Setiap individu
dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia menempatkan dirinya dan berperan
sebagai pemain dalam arus perubahan zaman, atau dia menjadi korban dan
terseret perkembangan zaman. Perkembangan zaman juga masuk dalam wilayah
pendidikan dan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif.
Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia
pendidikan sangat berperan dan harus bisa mengendalikan diri dalam situasi
sesulit apa pun.
4.2 Saran
Kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, oleh sebab
itu kami mengharapkan segala masukan dari setiap pembaca dengan tujuan agar
pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
34
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif.
(pp. 43-48). Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
(pp. 39-40). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ika, dkk. (2014). Analisis Kesulitan yang Dihadapi oleh Guru dan Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata
Pelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 3.
Jupri, A. (2018). Peran Teknologi dalam Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Matematika Realistik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika (pp.303-314). Lampung: UIN Raden Intan Lampung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di
kbbi.kemdikbud.go.id/entri/guru. Diakses 8 September 2019.
Latifah, Husien. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. hlm. 21 Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Masturi, Muhammad. (2014). Manajemen Pendidikan . (pp. 37-41). Jakarta:
Rajawali Press.
Minarti, Sri. (2013) .Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif-
Normatif. (pp. 107-108). Jakarta: Amzah.
Mulyasa, E. (2003)Menjadi Guru profesional, Menciptakan Pembelajaran Aktif,
Kreatif dan Menyenangkan. (pp.37-65). Bandung: Rosda karya.
Naveloctaviandy. 2011. Kompetensi Guru Matematika. [Online]. Tersedia:
https://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/16/kompetensi-guru-
matematika/ yang direkam pada 16 Desember 2011
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia di http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id.
Diakses 9 September 2019.
Satori,Djam’an. (2007). Profesi Keguruan. hlm. 1.24. Jakarta.
Shadiq, Fadjar. (2013). Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan
Siswanya. Yogyakarta: PPPTK Matematika.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. (pp. 34-35).
35
Suyanto dan Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Tohirin, MS. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi
dan Kompetens.(pp. 166-167). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 99.
(2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen. Jakarta : BP Karya Mandiri.
36
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2Kevin Arthur
 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8renatanurlaily77
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriNia Matus
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaIndah Oktriani
 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasikikiismayanti
 
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)antiantika
 
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningcontoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningrikoagustinus57
 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Yusrina Fitriani Ns
 
Modul Matematika Fase E Kelas X.docx
Modul Matematika Fase E Kelas X.docxModul Matematika Fase E Kelas X.docx
Modul Matematika Fase E Kelas X.docxAriPotter2
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisYadi Pura
 
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13randiramlan
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaranNia Matus
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Nia Matus
 
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi LengkungRPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkungmatematikauntirta
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
 
LKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiLKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiNety24
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi Nia Matus
 

What's hot (20)

Rpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan LimasRpp Prisma dan Limas
Rpp Prisma dan Limas
 
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
PPT Penyajian Data Kelas 7 Semester 2
 
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
Rpp discovery learning barisan aritmatika smp kelas 8
 
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
SILABUS MATEMATIKA KELAS 8
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret AritmatikaMateri Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
Materi Penunjang sebelum memasuki Barisan dan Deret Aritmatika
 
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan RelasiLembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) soal matematika materi Fungsi dan Relasi
 
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
Rpp. kelas 7 smp. kd 3.11(anti antika)
 
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learningcontoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
contoh rpp k13 matematika model pembelajaran discovery base learning
 
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
Rpp 'Bilangan Bulat' -SMP kelas VII-
 
Modul Matematika Fase E Kelas X.docx
Modul Matematika Fase E Kelas X.docxModul Matematika Fase E Kelas X.docx
Modul Matematika Fase E Kelas X.docx
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Lkpd perbandingan
Lkpd perbandinganLkpd perbandingan
Lkpd perbandingan
 
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13RPP TRANSLASI KELAS XI K13
RPP TRANSLASI KELAS XI K13
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)Makalah geseran (translasi)
Makalah geseran (translasi)
 
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi LengkungRPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
RPP - Volume Bangun Ruang Sisi Lengkung
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
 
LKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsiLKPD materi relasi dan fungsi
LKPD materi relasi dan fungsi
 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
 

Similar to Problematika yang Dihadapi Guru Matematika

MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdfMODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdfEstiHandayani14
 
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...Linda Rosita
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpBudhi Emha
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanJunikaPurnama1
 
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013GAPOKTAN NUSANTARA
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahMuhammad Setiawan
 
FY Modul 3 (STEAM) print.pdf
FY Modul 3 (STEAM) print.pdfFY Modul 3 (STEAM) print.pdf
FY Modul 3 (STEAM) print.pdfRizkiyanHadi
 
Fy modul 3 print
Fy modul 3 printFy modul 3 print
Fy modul 3 printGuruh Sarip
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smpwin rivai
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfIrman Ramly
 
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...Sahat Hutajulu
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALEKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALNur Arifaizal Basri
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfRamphakThat
 
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEPakde Hariyanto Hariyanto
 

Similar to Problematika yang Dihadapi Guru Matematika (20)

Makalah Peran Guru dalam Pembelajaran
Makalah Peran Guru dalam PembelajaranMakalah Peran Guru dalam Pembelajaran
Makalah Peran Guru dalam Pembelajaran
 
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdfMODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
MODEL_PEMBELAJARAN_PPKn_DI_KELAS_RENDAH[1].pdf
 
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...
Peran guru bimbingan konseling (bk) dalam mengatasi masalah kedisiplinan sisw...
 
MATERI PEDAGOGIK PPG
MATERI PEDAGOGIK PPG MATERI PEDAGOGIK PPG
MATERI PEDAGOGIK PPG
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
 
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
Draft pedoman guru berdedikasi dikmen 2013
 
Masalah Belajar
Masalah BelajarMasalah Belajar
Masalah Belajar
 
Makalah ayun
Makalah ayunMakalah ayun
Makalah ayun
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 
FY Modul 3 (STEAM) print.pdf
FY Modul 3 (STEAM) print.pdfFY Modul 3 (STEAM) print.pdf
FY Modul 3 (STEAM) print.pdf
 
Fy modul 3 print
Fy modul 3 printFy modul 3 print
Fy modul 3 print
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smp
 
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdfModul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
Modul 1.2. Angkatan 5 Reguler. Nilai dan Peran GP - Final.pdf
 
Uas lpp
Uas lppUas lpp
Uas lpp
 
pts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdfpts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdf
 
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...
2-RekonCetak_I_Ped_Sapon(Teknik Penilaian dalam Pembelajaran) layout2 Rev-17-...
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMALEKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR DI PENDIDIKAN FORMAL
 
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdfPengayaan PGDK Fisika.pdf
Pengayaan PGDK Fisika.pdf
 
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin

Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiJujun Muhamad Jubaerudin
 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...Jujun Muhamad Jubaerudin
 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningJujun Muhamad Jubaerudin
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisJujun Muhamad Jubaerudin
 

More from Jujun Muhamad Jubaerudin (18)

Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri TransformasiSetengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
Setengah Putaran dan Ruas Garis Berarah | Geometri Transformasi
 
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software MatematikaPanduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
Panduan Menginstall Software Math O Mir | Software Matematika
 
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
PENGGUNAAN SOFTWARE MATH-O-MIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI FUNGSI KUA...
 
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart MatematikaAlgoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
Algoritma Cara Cepat Mencari Akar-akar Persamaan Kuadrat | Flowchart Matematika
 
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery LearningRPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
RPP Fungsi Logaritma Model Discovery Learning
 
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik MatematisTeori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
Teori Peluang | Pengantar Statistik Matematis
 
Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)Golongan VIIA (HALOGEN)
Golongan VIIA (HALOGEN)
 
OVERLAY PETA
OVERLAY PETAOVERLAY PETA
OVERLAY PETA
 
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Larutan penyangga
Larutan penyanggaLarutan penyangga
Larutan penyangga
 
Persebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesiaPersebaran barang tambang di indonesia
Persebaran barang tambang di indonesia
 
Timah
TimahTimah
Timah
 
Permainan bola basket
Permainan bola basketPermainan bola basket
Permainan bola basket
 
Sifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkanaSifat sifat kimia alkana
Sifat sifat kimia alkana
 
batuan metamorf
batuan metamorfbatuan metamorf
batuan metamorf
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Problematika yang Dihadapi Guru Matematika

  • 1. MAKALAH PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU MATEMATIKA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Masalah Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing Depi Setialesmana, S.Pd, M.Pd Disusun oleh: Amelia Restiani 172151006 Annisa Maryani 172151099 Jujun Muhamad Jubaerudin 172151058 Rahayu Kania Dewi 172151157 Roudhotul Fitriyyah 172151126 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2019
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya, serta kita selaku umatnya, aamiin.. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Masalah Pendidikan Matematika dengan dosen pengampu yakni, Ibu Depi Setialesmana, S.Pd, M.Pd. Isi dari makalah ini yaitu mengenai Pendidik atau Guru Matematika. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Kami pun menyadari masih adanya kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan demi kemajuan di masa yang akan datang. Tasikmalaya, September 2019 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3 2.1 Definisi Guru..................................................................................................... 3 2.2 Landasan Hukum Guru ..................................................................................... 3 2.3 Peran Guru di Sekolah ...................................................................................... 4 2.4 Hak dan Kewajiban Guru................................................................................ 12 2.4.1 Hak-hak Guru............................................................................................... 12 2.4.2 Kewajiban Guru ........................................................................................... 13 2.5 Kode Etik Guru ............................................................................................... 15 BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 18 3.1 Kompetensi Guru ............................................................................................ 18 3.1.1 Kompetensi Pedagogik ................................................................................ 18 3.1.2 Kompetensi Kepribadian.............................................................................. 18 3.1.3 Kompetensi Profesional ............................................................................... 19 3.1.4 Kompetensi Sosial........................................................................................ 19 3.2 Kualifikasi Akademik Guru............................................................................ 20 3.2.1 Kualifikasi Akademik seorang Guru............................................................ 20 3.2.2 Standar Kompetensi Guru............................................................................ 22 3.3 Problematika yang Dihadapi Guru Matematika.............................................. 31
  • 4. iv BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 33 4.1 Simpulan ......................................................................................................... 33 4.2 Saran............................................................................................................... 33 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 34 LAMPIRAN......................................................................................................... 36
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya jika guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya juga akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-citanya di masa depan. Terlepas dari hal itu, guru juga memiliki berbagai problematika atau masalah. Masalah guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya. Pemerintah memandang bahwa seorang guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosio kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula masalah guru di negara kita dapat dikatakan mendapat titik sentral dalam dunia pendidikan. Dalam GBHN, masalah guru mendapat prioritas dalam perencanaan sehubungan dengan persoalan-persoalan mutu dan relevansi dengan perluasan belajar. Masalah guru adalah masalah yang penting. Penting oleh sebab mutu guru turut mmenentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu pendidikan akan menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga negara dan warga masyarakat. Masalah mutu guru sangat bergantung kepada sistem pendidikan guru. Sebagaimana halnya mutu pendidikan pada umumnya, maka mutu pendidikan guru harus ditinjau dari dua kriteria pokok, yakni kriteria produk juga kriteria proses. Produk pendidikan guru ditentukan oleh tujuan pendidikan guru yang hendak dicapai, baik tujuan intrinsik maupun tujuan ekstrinsik. Tujuan intrinsik merupakan tujuan-tujuan yang didasarkan pada sistem nilai dan kultural masyarakat. Di negara kita, falsafah pancasila dan UUD 1945 yang dituangkan dalam GBHN, dimana pendidikan guru merupakan bagian integral di dalamnya. Sedangkan tujuan ekstrinsik, mempersoalkan tujuan pendidikan, apakah sesuai
  • 6. 2 dengan tuntutan lapangan kerja dan masyarakat. Secara spesifik, apakah pendidikan guru telah relevan dengan tuntutan kerja di sekolah tempat ia bertugas. Kriteria melihat proses pendidikan guru dari sudut penyelenggaraan pendidikan, antara lain membicarakankan masalah kurikulum, alat, media, dan peranan guru yang bertugas dalam lembaga pendidikan guru. Tentu saja kurikulum dan berbagai komponen lainnya yang menunjang proses pendidikan guru, semuanya dibina dan direncanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ? 2. Bagaimana kualifikasi akademik seorang guru? 3. Apa saja problematika yang dihadapi guru matematika? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. 2. Untuk mengetahui kualifikasi akademik seorang guru. 3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru matematika.
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Guru Menurut KBBI, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut Ngalim Purwanto (1995) menjelaskan bahwa guru adalah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seorang atau kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seseorang yang berjasa terhadap masyarakat dan Negara. Guru adalah petugas lapangan dalam pendidikan yang selalu berhubungan dengan murid. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sri Minarti mengutip pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C. Gericke dan T. Roorda, yang menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan pengajar. Sementara dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berarti guru, misalnya teacher yang berarti guru atau pengajar, educator yang berarti pendidik atau ahli mendidik, dan tutor yang berarti guru pribadi, guru yang mengajar di rumah, atau guru yang memberi les. 2.2 Landasan Hukum Guru 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru 5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 6) Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
  • 8. 4 7) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 8) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional 9) Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2007 tentang Tunjangan Tenaga Kependidikan 10) Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014 11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 12) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya 13) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan 14) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 55/KEPMEN-KP/2013 tentang Pemberian Kuasa Penandatangan Keputusan tentang Pengangkatan, Kepangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian lainnya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan 15) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 2.3 Peran Guru di Sekolah Pendidik atau guru merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan karena dia bertugas mengarahkan dan membantu peserta didik agar mereka mampu menyerap dan mengembangkan sendiri materi atau ilmu yang mereka
  • 9. 5 pelajari bersama-sama. Guru sangat berperan penting dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Apabila guru merupakan seseorang yang tidak mempunyai kemampuan dalam mengajar, atau seseorang yang tidak layak untuk menjadi guru maka yang akan hancur adalah siswanya karena tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran saja, akan tetapi lebih dari itu guru harus membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik sehingga menjadi pribadi yang sholeh. Berikut merupakan Peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik diantaranya yaitu: 1) Korektor Guru berperan sebagai korektor yang menilai dan mengoreksi aspek kobgintif, afektif dan psikomotor peserta didik. Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk. Kedua nilai yang berbeda tersebut harus benar-benar dipahami dalam kehidupan. Kedua nilai tersebut mungkin telah dimiliki oleh peserta didik. Seorang guru harus mampu mempertahankan semua nilai-nilai yang baik yang telah dimiliki oleh peserta didik dan seorang guru harus mampu menghilangkan nilai-nilai buruk yang ada pada diri peserta didik. Apabila guru mampu menjalankannya maka guru tersebut telah berhasil berperan sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku dan perbuatan peserta didik. 2) Inspirator Guru harus mampu menjadi seorang yang mengispirasi para peserta didiknya, sehingga hal tersebut akan lebih memudahkan guru untuk membimbing para peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan inspirasi yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar merupakan masalah utama peserta didik, guru harus dapat memberikan petunjuk dan arahan bagaimana cara belajar yang baik dan benar.
  • 10. 6 3) Informator Dalam proses pembelajaran tentunya akan ada proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Guru dapat memposisikan sirinya sebagai informan yang memberikan informasi yang positif kepada peserta didik. Selain memberikan sejumlah materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum, sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar menjadi informator yang baik, sebagai kuncinya maka seorang guru harus menguasai bahasa dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan peserta didik serta mengabdi untuk peserta didik. 4) Organisator Organisator merupakan peran guru dalam mendistribusikan atau mendelegasikan tugas-tugas kepada masing-masing peserta didik sesuai perencanaan pembelajaran. Menjadi seorang organisator merupakan sisi lain dari peranan yang diperlukan dari seorang guru. Dalam peranan ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. Kegiatan tersebut semuanya diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi belajar peserta didik. 5) Motivator Seorang guru juga harus mampu memotifasi para peserta didiknya sehingga mereka tergerak untuk lebih giat untuk belajar guna mencapai cita- citannya. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong gairah belajar peserta didik. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat melakukan analisis terhadap masalah-masalah yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar. Setiap saat seorang guru harus siap menjadi seorang motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada peserta didik yang mengalami gangguan belajar.
  • 11. 7 6) Inisiator Perkembangan teknologi harus mampu dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menjadi pioner dalam memunculkan ide-ide kreatif dalam pendidikan. Dalam peranannya sebagai insiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif harus selalu diperbaiki sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Selain itu, kompetensi guru juga harus diperbaiki, termasuk keterampilan guru dalam menggunakan media pendidikan dan pengajaran. 7) Fasilitator Sebagai fasilitator, seorang guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu memfasilitasi kebutuhan peserta didik sehingga hal tersebut akan memudahkan para peserta didik dalam proses pembelajaran. 8) Pembimbing Peran guru yang tidak kalah pentingnya dengan berbagai peran di atas adalah sebagai pembimbing. Peran ini menjadi penting karena keberadaan guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik. yaitu terciptanya kedewasaan jasmani dan rohani. 9) Demonstrator Sebagai demonstrator, guru dituntut mampu mempraktekkan teori- teori yang dapat didemonstrasikan kepada pesesta didik. Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat dipahami oleh peserta didik, terlebih bagi peserta didik yang memiliki intelegensi rendah. Untuk materi pelajaran yang sukar dipahami peserta didik, hendaknya seorang guru berusaha membantunya, dengan cara memperagakan atau mendemonstrasikan apa yang diajarkannya, sehingga apa yang diharapkan guru sejalan dengan pemahaman peserta didik dan tidak terjadi salah pengertian antara guru dan peserta didik.
  • 12. 8 10) Pengelola Kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik. Kelas yang dikelola dengan baik dapat menunjang jalannya interaksi edukatif, sehingga peserta didik betah tinggal di kelas dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk selalu belajar. Pengelolaan kelas oleh guru tentunya disesuaikan dengan kondisi kelas, karakteristik siswa, serta materi dan strategi pembelajarannya. 11) Mediator Peran guru sebagai mediator telah dijelaskan oleh Djamarah sebagai seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar peserta didik, selain itu, guru sebagai mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media. 12) Supervisor Sebagai supervisor, guru hendaknya membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Peran sebagai supervisor, memberikan wewenang guru untuk membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. 13) Evaluator Peran guru sebagai evaluator merupakan peran untuk memberikan penilainan sesuai dengan pencapaian para peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagai evaluator, seorang guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian peserta didik. Dalam hal ini seorang guru harus dapat memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap kepribadian peserta didik tentu harus lebih diutamakan dari pada penilaian terhadap jawaban peserta didik pada waktu tes. Peserta
  • 13. 9 didik yang berprestasi baik secara kognitif belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Dengan demikian, pada hakikatnya penilaian diarahkan kepada suatu perubahan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia susila yang cakap. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pembelajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pembelajaran), karena pada dasarnya kedua kegiatan tersebut dapat memberikan umpan balik (feed back) dalam proses pembelajaran. Tohirin mengemukakan peran guru dilihat dari pribadi seorang guru, dalam hubungannya dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, serta dalam sudut pandang psikologis. Dilihat dari pribadi seorang guru, maka seorang guru dapat berperan sebagai: 1) Pekerja sosial (social worker), yaitu seseorang yang harus memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2) Sebagai pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang senantiasa belajar secara terus menerus dalam rangka pengembangan penguasaan ilmu yang dimilikinya. 3) Sebagai orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua di sekolah bagi setiap siswa. 4) Sebagai model teladan, artinya guru adalah sebagai sosok yang ditiru oleh peserta didik. 5) Pemberi keselamatan, artinya guru senantiasa memberikan rasa keselamatan bagi setiap siswanya, siswa diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya, bukan malah merasa tegang atau stress. Dalam hubungannya dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, lebih jauh guru berperan sebagai: Pertama, pengambil inisiatif, pengarah dan penilai aktivitas pendidikan dan pengajaran. Kedua, wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat. Ketiga, seorang pakar dalam bidangnya, yaitu seseorang yang harus menguasai bahan yang diajarkannya. Keempat, penegak disiplin, yaitu guru harus memberi contoh tentang kedisiplinan dan menjaga agar siswa menegakkan disiplin. Kelima, pelaksana administrasi pendidikan, yaitu
  • 14. 10 guru bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Keenam, pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan. Ketujuh, penerjemah masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. Dalam sudut pandang psikologis, peran guru antara lain: 1) Sebagai pakar psikologi atau psikologi pendidikan dan mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan pendidik. 2) Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia khususnya dengan peserta didik sehingga dapat menciptakan tujuan pengajaran dan pendidikan. 3) Pembentuk kelompok, (group builder), yaitu mampu membentuk atau menciptakan suatu pembaruan untuk membuat suatu hal yang lebih baik. 4) Inovator, yaitu orang yang mampu menciptakan suatu pembaruan untuk mencapai suatu yang lebih baik . 5) Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental peserta didik. Peran guru matematika sangat penting. Guru matematika akan sangat menentukan keberhasilan siswanya, karena dengan kemampuannya, gurulah yang akan memerahkan atau menghijaukan siswanya. Alasannya, sang guru yang akan menentukan proses pembelajarannya, di mana sang guru akan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa sehingga mereka dapat mengubah penampilan mereka secara bermakna atau tidak. Di samping itu, cara sang guru matematika ketika membantu siswanya belajar akan menentukan keberhasilan siswanya. Oleh sebab itu, guru merupakan kata kunci bagi para siswanya. Hal seperti itu telah dinyatakan Even dan Ball (2009:1): “ ... teachers are key to students’ opportunities to learn mathematics.” Artinya, guru adalah kunci bagi siswanya yang akan memberikan peluang untuk mempelajari matematika.
  • 15. 11 Kualitas seorang guru matematika ditentukan oleh seberapa keras upayanya untuk membantu siswanya agar lebih mandiri dalam mempelajari matematika. Guru matematika juga harus memfasilitasi siswanya utuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, memiliki karakter, dan mandiri di kelak kemudian hari ketika mereka menerima estafet pembangunan bangsa dan negaranya. Untuk menjadi guru matematika ‘berpengalaman’, proses pembelajaran (teaching) adalah suatu proses terus menerus melalui proses refleksi atas pembelajaran yang sudah dilakukan. Fokus pembelajarannya adalah pada keberhasilan pembelajaran siswa. Sebagai tenaga pengajar mata pelajaran matematika, guru harus memiliki kemampuan professional dalam bidang pembelajaran matematika. Secara garis besar dengan kompetensinya seorang guru dapat melaksanakan perannya sebagai: 1) Fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa dalam proses belajar mengajar matematika. 2) Pembimbing, yang membantu siswa mengatasi kesulitan pada proses belajar mengajar matematika. 3) Penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar siswa melakukan kegiatan belajar matematika dengan bersemangat. Misalnya supaya siswa tertarik dan akan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran matematika menemukan rumus luas suatu bidang datar , volume bangun ruang dengan menggunakan alat peraga yang tepat. 4) Model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa agar berperilaku sesuai dengan norma pendidikan. Janganlah sampai terjadi “Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari”. 5) Motivator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat, khususnya kepada peserta didik. 6) Agen perkembangan kognitif, yang menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada siswa dan masyarakat.
  • 16. 12 7) Manajer, yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan proses belajar mengajar matematika dapat berhasil. 2.4 Hak dan Kewajiban Guru 2.4.1 Hak-hak Guru Dalam tunjangan profesi yang diperoleh guru, terdapat hak-hak masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Guru juga memiliki kewajiban berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat yang baik, sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapat terwujud. Oleh karena itu, menurut Peraturan Pemerintah No. 74, 2008. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak: 1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. 2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan ha katas kekayaan intelektual. 4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. 5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. 6) Memiliki kebebasan dan memberikan penilaian dan ikut menentuka kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundangundangan. 7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. 8) Memiliki kebebasan unutk berserikat dalam organisasi profesi. 9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. 10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. 11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
  • 17. 13 2.4.2 Kewajiban Guru Selain hak-hak yang dimiliki seorang guru dan dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya, mereka pun memiliki beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan tersebut, yaitu: 1) Memiliki kualifikasi akademik yang berlaku (S1 tau S2). 2) Memiliki kompetensi pedagogik. 3) Memiliki kompetensi kepribadian. 4) Memiliki kompetensi sosial. 5) Memiliki kompetensi professional. 6) Memilki sertifikat pendidikan. 7) Sehat jasmani dan rohani. 8) Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik kepada satuan pendidikan. 9) Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah. 10) Melaksanakan pembelajaran yang merupakan kegiatan pokok, meliputi: a. merencanakan pembelajaran, b. melaksanakan pembelajaran, c. menilai hasil pembelajaran, d. membimbing dan melatih peseta didik, dan e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok. Menurut Oemar Hamalik, guru memiliki beberapa tanggung jawab antara lain: 1) Tanggung jawab moral Setiap guru profesional berkewajiban menghayati dan mengamalkan Pancasila dan bertanggung jawab mewariskan moral Pancasila serta nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945 kepada generasi muda. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab moral bagi setiap guru di Indonesia. Dalam kemampuan ini setiap guru harus
  • 18. 14 memiliki kompetensi dalam bentuk kemampuan menghayati dan mengamalkan Pancasila. 2) Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah Guru bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan di sekolah dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada para siswa. Tanggung jawab ini direalisasikan dalam bentuk melaksanakan pembinaan kurikulum, menuntun para siswa belajar, membina pribadi, watak, dan jasmaniah siswa, menganalisis kesulitan belajar, serta menilai kemajuan belajar para siswa. 3) Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan Guru profesional tidak dapat melepaskan dirinya dari bidang kehidupan masyarakat. Di satu pihak, guru adalah warga dari masyarakat dan di pihak lain guru bertanggung jawab turut serta memajukan kehidupan masyarakat. Guru turut bertanggung jawab memajukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menyukseskan pembangunan nasional. Sehingga, guru harus menguasai dan memahami semua hal yang bertalian dengan kehidupan nasional misalnya tentang suku bangsa, adat istiadat, kebiasaan, norma-norma, kebutuhan, kondisi lingkungan, dan sebagainya. 4) Tanggung jawab dalam bidang keilmuan Guru sebagai ilmuwan bertanggung jawab turut memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya. Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam bentuk mengadakan penelitian dan pengembangan. Guru harus memiliki kompetensi tentang cara mengadakan penelitian, seperti cara membuat desain penelitian, cara merumuskan masalah, cara menentukan alat pengumpulan data, cara mengadakan sampling, dan cara mengolah data dengan teknik statistik yang sesuai. Dan selanjutnya, guru harus mampu menyusun laporan hasil penelitian agar dapat disebarluaskan.
  • 19. 15 2.5 Kode Etik Guru Istilah kode etik terdiri dari dua kata, yakni kode dan etik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah etik berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak, adab, atau cara hidup. Etik biasanya dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang disebut “kode”, sehingga disebutlah kode etik. Etika artinya tata susila atau hal-hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi “kode etik guru” diartikan sebagai aturan- aturan tata susila keguruan. Kode etik guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai- nilai dan norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Fungsi kode etik guru Indonesia adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kode etik guru ditetapkan oleh anggota profesi guru yang tergabung dalam wadah PGRI. Kode etik ini dijadikan pedoman bertindak bagi seluruh anggota organisasi atau profesi tersebut.Berdasarkan hasil rumusan Kongres PGRI XIII dari seluruh penjuru tanah air di Jakarta tahun 1973, dan kemudian disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989 di Jakarta juga, kode etik guru Indonesia antara lain: 1) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 2) Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. 3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. 4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar. 5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
  • 20. 16 6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya. 7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial. 8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9) Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Dalam merumuskan kode etik, Bukhari Umar mengutip pendapat Al- Ghazali yang lebih menekankan betapa berat kode etik yang diperankan seorang guru daripada peserta didiknya. Kode etik tersebut antara lain: 1) Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka, tabah, dan meninggalkan sifat marah. 2) Bersikap penyantun dan penyayang. 3) Menjaga kewibawaan dan kehormatannya dalam bertindak. 4) Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama. 5) Bersifat rendah hati ketika menyatu dengan sekelompok masyarakat. 6) Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia. 7) Bersifat lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat IQ- nya rendah, serta membinanya sampai pada taraf maksimal. 8) Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta didik, terutama pada peserta didik yang belum mengerti. 9) Berusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik, walaupun pertanyaannya terkesan tidak bermutu atau tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan. 10) Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun kebenarannya itu datangnya dari peserta didik. 11) Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan. 12) Menanamkan ikhlas pada peserta didik, serta terus-menerus mencari informasi guna disampaikan pada peserta didik yang pada akhirnya mencapai tingkat taqarrub kepada Allah.
  • 21. 17 13) Mencegah peserta didik mempelajari ilmu fardhu kifayah (kewajiban kolektif, seperti ilmu kedokteran, psikologi, ekonomi, dan sebagainya) sebelum mempelajari ilmu fardhu ‘ain (kewajiban individual, seperti akidah, syari’ah, dan akhlak). 14) Mengaktualisasikan informasi yang diajarkan kepada peserta didik.
  • 22. 18 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kompetensi Guru Dalam pasal 10 ayat (1) dari undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut ini penjabaran dari Kompetensi-kompetensi tersebut: 3.1.1 Kompetensi Pedagogik Yang dimaksud dengan kompetensi paedagodik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi: 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan Kurikulum/Silabus 4) Perancangan pembelajaran 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbaga potensi yang dimilikinya. 3.1.2 Kompetensi Kepribadian Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang sekurang-kurangnya mencakup kompetensi dalam hal: 1) Beriman dan bertakwa 2) Berakhlak mulia 3) Arif dan Bijaksana 4) Mantap 5) Berwibawa 6) Stabil 7) Dewasa 8) Jujur
  • 23. 19 9) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 10) Secara obyektif mengevaluasi kinerja diri sendiri 11) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. 3.1.3 Kompetensi Profesional Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi dalam penguasaan, yaitu: 1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu 2) Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. 3.1.4 Kompetensi Sosial Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari mayarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk dapat: 1) Berkomunikasi lisan, tulisan, atau isyarat 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku 5) Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. Khusus untuk guru matematika, berdasarkan PP Mendiknas No. 16 Tahun 2007, Kompetensi Khusus Guru Matematika adalah sebagai berikut: 1) Menggunakan bilangan, hubungan di antara bilangan, berbagai sistem bilangan, dan teori bilangan
  • 24. 20 2) Menggunakan pengukuran dan penaksiran 3) Menggunakan logika matematika 4) Menggunakan konsep-konsep geometri 5) Menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang 6) Menggunakan pola dan fungsi 7) Menggunakan konsep-konsep aljabar 8) Menggunakan konsep-konsep kalkulus dan geometri analitik 9) Menggunakan konsep dan proses matematika diskrit 10) Menggunakan trigonometri 11) Menggunakan vektor dan matriks 12) Menjelaskan sejarah dan filsafat matematika 13) Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak komputer, model matematika, dan model statistika. 3.2 Kualifikasi Akademik Guru 3.2.1 Kualifikasi Akademik seorang Guru 1) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal Kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut: a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI
  • 25. 21 Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
  • 26. 22 2) Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya. 3.2.2 Standar Kompetensi Guru Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK, namun selanjutnya akan memfokuskan penjabaran mengenai standar kompetensi guru mata pelajaran secara umum dan mata pelajaran matematika. Tabel 1 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. No. KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN Kompetensi Pendagogik 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. 1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
  • 27. 23 1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. 2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu. b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu. 3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. 3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3.2 Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3 Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu. 3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. 3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik. 3.6 Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
  • 28. 24 4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 4.2 Mengembangkan komponen- komponen rancangan pembelajaran. 4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. 4.5 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. 4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang. 5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran 5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu. 6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk 6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
  • 29. 25 mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik mencapai prestasi secara optimal. 6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik 7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. 7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. 8 Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan
  • 30. 26 karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar 9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. 9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. 9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • 31. 27 10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. Kompetensi Kepribadian 11 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 11.1Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. 11.2Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. 12 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 12.1Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. 12.2Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. 12.3Berperilaku yang dapat diteladan oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. 13 Menampilkan diri sebagai pribadi yang 13.1Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
  • 32. 28 mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 13.2Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. 14 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 14.1Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. 14.2Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. 14.3Bekerja mandiri secara profesional. 15 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 15.1Memahami kode etik profesi guru. 15.2Menerapkan kode etik profesi guru. 15.3Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru. Kompetensi Sosial 16 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. 16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi. 17 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. 17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif
  • 33. 29 tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. 17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 18 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik. 18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. 19 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. 19.2 19.2 19.3 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan maupun bentuk lain. Kompetensi Profesional 20 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan Jabaran kompetensi Butir 20 untuk masing-masing guru mata pelajaran disajikan setelah tabel ini.
  • 34. 30 yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 21 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu. 22 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. 23 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. 24 Memanfaatkan teknologi informasi dan 24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
  • 35. 31 komunikasi untuk mengembangkan diri. 24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. 3.3 Problematika yang Dihadapi Guru Matematika Hadapi Era 4.0, Guru Matematika Dituntut Gunakan Pembelajaran Berbasis Online Bila kita bertanya secara khusus dalam dunia pendidikan matematika, misalnya, apakah teknologi merupakan bagian penting dalam kegiatan proses pembelajaran sehari-hari? Kemungkinan jawaban untuk pertanyaan ini adalah bahwa, teknologi masih belum berperan penting dalam proses pembelajaran matematika. Meskipun mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan pelajaran wajib di sekolah sejak tahun 2007 (Depdiknas, 2007), dan di kurikulum 2013 TIK dianjurkan untuk diintegrasikan dalam tiap proses pembelajaran (Kemdikbud, 2013), namun penggunaan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pelajaran matematika, bisa dikatakan masih belum optimal. Beberapa hasil kajian dan penelitian dalam konteks pembelajaran matematika di Indonesia, seperti Jupri, Drijvers dan Van den Heuvel-Panhuizen (2015), serta Murtiyasa (2012), menyatakan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia masih menggunakan cara biasa yang cenderung tradisional, dalam arti bahwa teknologi masih relatif minim digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika sehari-hari. Permasalahan penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika diakibatkan oleh guru yang belm terlalu menguasai teknologi, gerutama guru senior. Menurut Ika Krisdiana, Devi Apriandi, dan Reza Kusuma Setiansyah (2014), bahwa Dalam proses pembelajaran berlangsung guru jarang menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Fakta yang terjadi di lapangan, siswa kurang menyukai pelajaran matematika Hal ini selain dikarenakan matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami, selain itu juga karena pembelajaran matematika disajikan dalam bentuk pembelajaran yang konvensional dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa cenderung pasif selama pembelajaran. Selain itu,
  • 36. 32 dalam pembelajaran guru jarang menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran bersifat abstrak, apalagi media berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam kurikulum 2013, keharusan guru dalam mendorong dan mendukung siswa kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan. Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal dihadapkan dan disajikan kepada siswanya. Karena ada kemungkinanan siswa telah memahami lebih jauh satu persoalan dari pada gurunya. Kondisi guru sebagaian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK atau dengan perkataan lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari penyebabnya dan solusi yang terbaik, khususnya bagi para penentu kebijakan pendidikan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor dinataranya adalah kurangnya pelatihan atau workshop mengenai pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan, sarana dan prasarana yang kurang mendukung sehingga guru mengalami kesulitan untuk mendalami teknologi yang harus dikuasai, dan kemampuan guru dalam penguasaan teknologi yang masih lemah. Solusi untuk mengatasi kesulitan guru dalam memanfaatkan teknologi dalam bidnag pendidikan diantaranya guru harus mengikuti pelatihan atau workshop serta membagikan ilmu yang didapatkan dari workshop tersebut kepada guru lainnya, memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana, jika sarana dan prasarana benar-benar tidak memadai guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi dengan membuat media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMAN 4 Tasikmalaya, mengenai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran matematika menurut Pak Purnomo Sidiq, S.Pd selaku guru matematika wajib dan peminatan, beliau menyampaikan bahwa dalam pembelajarannya di kelas selalu menyampaikan materi semaksimal mungkin, apabila masih ada peserta didik yang belum memahami materi yang disampaikan maka peserta didik dapat bertanya melalui classroom yang telah disediakan oleh Pak Purnomo Sidiq, S.Pd. Hal tersebut merupakan upaya beliau dalam memahami materi pembelajaran diluar jam pelajaran.
  • 37. 33 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Problematika guru, khususnya guru matematika merupakan persoalan- persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik hingga memperoleh kedewasaan dalam pembelajaran matematika. Guru dan tantangan globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari perkembangan zaman. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni dia menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan zaman, atau dia menjadi korban dan terseret perkembangan zaman. Perkembangan zaman juga masuk dalam wilayah pendidikan dan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan dan harus bisa mengendalikan diri dalam situasi sesulit apa pun. 4.2 Saran Kami menyadari dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan segala masukan dari setiap pembaca dengan tujuan agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
  • 38. 34 DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. (2000). Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. (pp. 43-48). Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (pp. 39-40). Jakarta: PT Bumi Aksara. Ika, dkk. (2014). Analisis Kesulitan yang Dihadapi oleh Guru dan Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Vol. 3. Jupri, A. (2018). Peran Teknologi dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (pp.303-314). Lampung: UIN Raden Intan Lampung. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kbbi.kemdikbud.go.id/entri/guru. Diakses 8 September 2019. Latifah, Husien. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. hlm. 21 Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Masturi, Muhammad. (2014). Manajemen Pendidikan . (pp. 37-41). Jakarta: Rajawali Press. Minarti, Sri. (2013) .Ilmu Pendidikan Islam: Fakta Teoritis-Filosofis dan Aplikatif- Normatif. (pp. 107-108). Jakarta: Amzah. Mulyasa, E. (2003)Menjadi Guru profesional, Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan. (pp.37-65). Bandung: Rosda karya. Naveloctaviandy. 2011. Kompetensi Guru Matematika. [Online]. Tersedia: https://navelmangelep.wordpress.com/2011/12/16/kompetensi-guru- matematika/ yang direkam pada 16 Desember 2011 Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia di http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id. Diakses 9 September 2019. Satori,Djam’an. (2007). Profesi Keguruan. hlm. 1.24. Jakarta. Shadiq, Fadjar. (2013). Peran Penting Guru Matematika dalam Mencerdaskan Siswanya. Yogyakarta: PPPTK Matematika. Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. (pp. 34-35).
  • 39. 35 Suyanto dan Asep Jihad. (2013). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tohirin, MS. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetens.(pp. 166-167). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 99. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : BP Karya Mandiri.