Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
1. MAKALAH
INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
(Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran)
Disusun oleh:
ENDAR RAHMAWATI 172151145
JUJUN MUHAMAD JUBAERUDIN 172151058
PUTRI INDRIARYANI 172151113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
2. ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw., yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Kurikulum Dan Pembelajaran dengan judul “Inovasi Kurikulum dan
pembelajaran”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami
dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Tasikmalaya, 20 Maret 2019
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Definisi Inovasi.....................................................................................3
B. Hakikat, Unsur, dan Ciri Inovasi Pendidikan........................................4
C. Adopsi Pelaksanaan Inovasi Pendidikan...............................................11
D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan ...................................................14
E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran..........................17
BAB III PENUTUP.........................................................................................19
A. Simpulan................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perjalanan sejarah, kurikulum pendidikan nasional kita telah
mengalami perubahan, dimulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952,
kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,
kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan kurikulum 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik,
sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Hal ini disebabkan oleh kurikulum sebagai seperangkat rencana
pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis disertai berbagai inovasi
sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di mas yarakat.
Semua perubahan kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya. Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan
tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan
tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan
pendidikan nasional kita.
Semua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan sistem
pendidikan harus melakukan berbagai inovasi dalam melakspeserta didikan
tugas dan tanggung jawabnya. Inovasi adalah suatu ide, hal- hal yang
praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau
dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang
(masyarakat). Hal yang baru tersebut dapat berupa hasil invensi atau
discoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk
memecahkan masalah (Udin Sy aefudin Sa’ud, 2009).
Pendidik sebagai salah oknum yang dibebani tugas dan tanggung
jawab utama untuk melaksanankan pembelajaran hendaknya mampu
melakukan berbagai inovasi pada setiap dimensi pembelajaran (dimensi
perencanaan pembelajaran, dimensi pelaksanaan pembelajaran, dan dimensi
penilaian pembelajaran). Papan dimensi perencanaan pembelajaran
5. 2
sesungguhnya sudah tergambar aspek-aspek yang tercakup pada dimensi
pelaksanaan pembelajaran dan dimensi penilaian pembelajaran. Oleh
karena itu, dalam makalah akan membahas inovasi pada kurikulum dan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan hakikat dan batas waktu sebuah inovasi?
2. Mengidentifikasi unsur dan ciri inovasi pendidikan?
3. Menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan?
4. Menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia?
5. Menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat dan batas waktu s ebuah inovasi
2. Mengetahui unsur dan ciri inovasi pendidikan
3. Dapat menganalisis adopsi dan pelaksanaan inovasi pendidikan
4. Dapat menganalisis kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia
5. Dapat menganalisis beberapa temuan inovasi dalam kurikulum dan
pembelajaran
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Inovasi
Secara sederhana, inovasi dimaknai sebagai pembaharuan atau
perubahan dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Inovasi pada
dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa
praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan
olah-teknologi yang diterapkan malalui tahapan tertentu yang diyakini dan
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki
suatu keadaan menjadi lebih baik. Dalam bidang pendidikan antara lain:
usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan
efektifitas pendidikan, dan relevansi pendidikan.
Beberapa contoh inovasi, antara lain : program belajar jarak jauh,
manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap, pembelajaran
konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(PAKEM). Sedangkan, difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari
gagasan inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu tertentu
diantara anggota sistem sosial masyarakat. Ada keterkaitan erat antara
difusi, inovasi dan komunikasi.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk
kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi
pendidikan tersebut antara lain dalam hal manajemen pendidikan,
metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru,
implementasi kurikulum, pembelajaran dan sebagainya. Dalam kajian unsur
inovasi, paling tidak ada empat unsur inovasi yang akan dibahas yaitu:
inovasi, saluran komunikasi, waktu dan proses inovasi, serta sistem sosial.
Satu hal yang tidak diharapkan muncul dalam pikiran-pikiran
seseorang untuk melakukan inovasi yaitu: salah persepsi atau asumsi (a)
cenderung berpikir negatif; (b) dihantui kecemasan dan kegagalan; (c) tidak
mau mengambil resiko terlalu dalam; (d) malas; (e) saat ini berada pada
7. 4
daerah “nyaman” dan aman; (f) cenderung resisten/menolak terhadap setiap
perubahan.
B. Hakikat, Unsur, dan Ciri Inovasi Pendidikan
1. Hakikat dan Batasan Inovasi
Difusi inovasi dimaknai sebagai penyebarluasan dari gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu
tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat. Aspek batasan waktu
merupakan suatu indikator penting dalam membicarakan suatu hasil
inovasi tertentu. Artinya bahwa suatu hasil olah pikir, olah ide, dan olah
teknologi yang menghasilkan sesuatu yang inovatif, maka salah satunya
harus memenuhi syarat batas waktu.
Everett M. Rogers (1983) menyebut inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktik, atau obyek/benda yang disadari, dan diterima sebagai
suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
Dengan demikian, kata kunci inovasi adalah gagasan, benda atau proses
adopsi yang dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok masyarakat
terhadap inovasi yang ditawarkan, termasuk di bidang pendidikan.
Ahli lain, seperti Stephen Robbins (1994) menyebut inovasi sebagai
suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasai atau
memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Robbins lebih
memfokuskan pada tiga hal utama, pertama adalah adanya gagasan baru
(new ideas) dari suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yang
sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan. Hal yang kedua
adalah produk dan jasa, yaitu hasil langkah lanjutan dari adanya gagasan
baru yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas, kajian, penelitian,
dan percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih kongkrit, dalam
bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan
diimplementasikan, termasuk hasil inovasi dalam dunia pendidikan. Hal
yang ketiga adalah usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan
dan melakukan perbaikian (improvement) yang terus-menerus sehingga
buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan berguna.
8. 5
2. Inovasi Pendidikan
Santoso S. Hamidjojo menyatakan bahwa inovasi pendidikan
sebagai suau perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda dari hal
(yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna mencapai tujuan tertentu, termasuk dalam bidang
pendidikan.
Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan
ataupun pemikiran cemerlang di bidang pendidikan yang bercirikan hal
baru, atau berupa praktik-praktik pendidikan tertentu, atau berupa
produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan
melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk
memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu
keadaan pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi di
masyarakat.
Mattew B. Milles (1973) inovasi yaitu suatu perubahan yang
sifatnya khusus, memiliki nuansa kebaruan, dan sengaja melalui suatu
program yang jelas dan diremcanakan terlebih dahulu, serta
direncanakan terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. Namun demikian, miles
menyarankan agar inovasi bias dilaksanakan dengan berhasil,
diperlukan adanya strategi atau alat yang jitu dengan tahapan dan
mekanisme advokasi yang benar.
3. Difusi Inovasi Pendidikan
Everett M. Rogers (1983), menyebut difusi sebagai proses untuk
mengkomunikasikan suatu inovasi kepada anggota suatu sistem social
melalui saluran komunikasi tertentu dan berlangsung sepanjang waktu.
Sedangkan difusi inovasi dimaknakan sebagai penyebarluasan gagasan
inovasi tersebut melalui suatu proses komunikasi yang dilakukan
dengan menggunakan saluran tertentu dalam suatu rentang waktu
tertentu diantara anggota sistem sosial masyarakat.
Ada keterkaitan erat antara difusi, inovasi, dan komunikasi. Oleh
karena difusi adalah proses komunikasi untuk menyebarluaskan
9. 6
gagasan, ide, karya dan sebagainya, sebagai suatu produk inovasi, maka
aspek komunikasi menjadi sangat penting dalam menyebarluaskan
gagasan, ide, ataupun produk tersebut. Komunikasi adalah suatu proses
dimana partisipan melakukan tukar-menukar informasi satu sama lain,
sehingga menghasilkan saling pengertian. Shanon dan Weaver
menyebut komunikasi adalah semua prosedur dimana pemikiran
seseorang bias mempengaruhi yang lain.
Salah satu ciri komunikasi linier atau sering juga disebut sebagai
komunikasi satu arah atau “one way communication”, adalah adanya
penyandian yang dilakukan pengirim pesan dan interpretasi oleh
penerima, serta antisipsi kemungkinan adanya gangguan (noises) dalam
proses komunikasi yang berlangsung. Komunikasi linier sangat
berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, sehingga peristiwa komunikasi
itu ditunjukkan dengan proses penyampaian pesan yang berupa bahan
oleh pengirim kepada penerima melalui saluran yang digunakan.
Deskripsi diatas, menghubungkan betapa erat hubungan antara difusi
inovasi sebagai proses penyebarluasan ide, dengan proses kominiaksi
dimana suatu ide disampaikan kepada pihak lain.
Dalam kadar tertentu, ada kesan seolah ada persamaan Antara
pembaharuan dengan perubahan. Namun tak semua perubahan bias
dikatakan pembaharuan atau inovasi. Suatu perubahan dikatakan
sebagai bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan dengan
sengaja, untuk memperbaiki keadaan sebelumnya agar lebih
menguntungkan demi upaya meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
Perubahan itu diawali dengan adanya suatu ide, gagasan ataupun praktik
untuk memperbaiki suatu keadaan atau untuk memecahkan masalah
yang ada, kemudian melalui berbagai usaha dan penelitian, dihasilkan
suatu produk atau hasil baru yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang
pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk
10. 7
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
4. Ciri Inovasi Pendidikan
Dalam proses difusi inovasi, dibutuhkan waktu yang cukup lama,
bulanan atau bahkan mungkin tahunan, untuk menjadikan produk
inovasi dapat diadopsi oleh seseorang atau kelompok masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proses difusi inovasi itu, Rogers (1983)
mengemukakanempat ciri penting yang mempengaruhi difusi inovasi,
termasuk inovasi pendidikan, yaitu:
a. Esensi Inovasi itu sendiri
Proses adopsi inovasi tak datang dengan sereantak tiba-tiba.
Dalam kaitannya dengan esensi inovasi, paling tidak ada tiga hal
yang berkaitan erat, yaitu: teknologi, informasi dan pertimbangan
ketidakpastian, dan reinovasi. Dalam kadar tertentu, makna inovasi
sering identik dengan teknologi yang digunakan.
Teknologi adalah suatu desain aksi kegiatan yang ditempuh
guna mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat dari
hasil yang ingin dicapai. Adanya teknologi, termasuk pemanfaatan
teknologi informasi dalam difusi inovasi antara lain untuk menjawab
persoalan dalam hal mengurangi ketidakpastian masa depan.
b. Saluran Komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “siapa
mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi
apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”.
Pada tahun 1979, Lawrence Kincaid mengembangkan model
komunikasi konvergen, yang bercirikan adanya beberapa komponen
utama, yaitu: informasi, ketidak menentuan, konvergen, saling
pengertian, saling menyetujui, kegiatan bersama, dan hubunga
jalinan. Melalui proses komunikasi tersebut, akan sangat
mempengaruhi proses difusi inovasi yang dilakukan. Dalam telaah
lain, saluran komunikasi dapat diklasifikasikan pada dua hal, yaitu:
11. 8
1) Komunikasi Homofil
Komunikasi homofil adalah proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua individu atau kelompok yang
dikategorikan memiliki kesamaan satu sama lain.
Lazarsfeld dalam Rogers menyebut komunikasi homofil
sebagai suatu proses komuniaksi yang berlangsung antara
dua pasangan atau kelompok individu, dimana keduanya
memiliki ciri yang sama satu sama lain. Ciri itu
diantaranya: kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan
sejenisnya. Secara umum, komunikasi homofil ini akan
efektif karena kedua individu atau kelompok memiliki
kesamaan karakteristik ataupun latar belakang sosial
budaya, yang memudahkan komunikasi bisa dilaksanakan
secara akrab, dari hati ke hati. Difusi inovasi yang
dilakukan pada masyarakat yang homogeny atau bersifat
homofil, akan menghasilkan hasil komunikasi homofil
yang jauh lebih efektif ketimbang dilakukan denagan
komunikasi yang lain pada masyarakat yang heterogen
atau beragam latar belakang budaya ataupun ciri lainnya.
2) Komunikasi Heterofil
Komunikasi heterofil yaitu proses komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih, dimana pengirim
pesan dan penerima pesan, memiliki latar belakang yang
berbeda, baik dilihat dari social budaya, pendidikan,
agama, atau karakteristik sosial lainnya. Oleh karena
proses komunikasi yang dilakukan bersifat heterofil, maka
proses difusi inovasi tak senantiasa berjalan mulus, karena
perbedaan latar belakang diatas.
3) Faktor Waktu dan Proses Pengambilan Keputusan
Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah
suatu proses yang dilalui individu atau kelompok, mulai da
ri pertama kali adanya inovasi, dilanjutkan dengan
12. 9
keputusan sikap terhadap inovasi, penetapan keputsan
untuk menerima atau menolak, implementasi inovasi, dan
keputusan inovasi yang dipilihnya.
4) Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan berbagai unit yang slaing
berhubungan satu sama lain dalam tatanan masyarakat,
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
a) Struktur social
Struktur sosial pada dasarnya merupakan
penyusunan yang terpola dari berbagai unit dalam
suatu sistem. Adanya struktur sosial, menghasilkan
beberapa keuntungan dalam perkembangan
menghadapi dinamika sosial kemasyarakatan.
b) Norma sosial dan difusi
Norma merupakan hal yang penting dalam
proses difusin inovasi. Norma bisa bercirikan budaya
lokal, bernafas keagamaan, ataupun ciri khusus suatu
masyarakat tertentu yang memberi warna tersendiri
terhadap sosila budaya masyarakat yang
bersangkutan. Disisi lain norma suatu sistem juga
bisa berperan sebagai penghalanga atau barrirers
suatu perubahan. Berikut ini adalah kegiatan inovasi
pendidikan yang melibatkan sistem sosial tertentu:
(1) Batasan pelaksanaan inovasi (boundary
maintenance operation), yaitu suatu sistem
sosial dalam garapan pendidikan yang secara
nyata membatasi (melalui in dan out)
pelaksanaan suatu perubahan pendidikan
yang dilakukan.
(2) Ukuran dan kewilayahan (size and
territoriality), yaitu suatu sistem sosial yang
secara jelas mempersyaratkan kelompok
13. 10
orang ataupun geografis untuk melaksanakan
suatu inovasi yang akan dilakukan.
(3) Kelengkapan fasilitas (physical facilities),
yaitu sistem social yang mengaitkan berbagai
fasilitas dan teknologi termasuk sumber daya
manusia yang akan terlibat untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi
pendidikan yang dilakukan.
(4) Pengguanaan durasi waktu (time use), yaitu
suatu sistem social yang mempersyaratkan
faktor waktu sebagai ciri dominan suatu
inovasi pendidikan.
(5) Tujuan yang ingin dicapai (goals), yaitu suatu
sistem social yang mempersyaratkan faktor
tujuan sebagai ciri dominan.
(6) Prosedur yang digunakan (procedure), yaitu
suatu sistem social yang mengaitkan berbagai
prosedur dan teknologi untuk melaksanakan
suatu proyek inovasi pendidikan yang
dilakukan.
(7) Definisi peran (role definition), yaitu suatu
sistem sosial yang mengkaitkan berbagai
peran sosial, seperti peran guru, peran kepala
sekolah sesuai dengan tugas da
kewenangannya untuk melaksanakan sesuai
proyek inovasi.
(8) Kondisi normatif (normative believe), yaitu
sistem sosial yang
mengaitkan/mempersyaratkan perlunya
norma da ciri normative lainnya untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
14. 11
(9) Sistem struktur sosial (structure), yaitu sistem
sosial yang mengaitkan berbagai struktur dan
hubungan antar manusia dalam organisasi
atau sistem sosial lainnya untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
(10) Metode sosialisasi
(socializationmethod), yaitu suatu system
sosial yang menghubungkan berbagai metode
sosialisasi atau prosedur tertentu untuk
melaksanakan suatu proyek inovasi.
Keterkaitan dengan sistem/instansi lain
(linkage with other system), yaitu suatu
kondisi sistem sosial dalam inovasi yang
mengaitkan berbagai sistem lain atau instansi
lain dalam implementasi inovasi yang akan
dilakukan.
C. Adopsi dan Pelaksanaan Inovasi Pendidikan
Menurut Mattew B. Miles, ciri-ciri inovasi, termasuk inovasi dalam
pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu:
1. Memiliki kekhasan/khusus, artinya suatu inovasi akan memiliki ciri
yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk
kemungkinan hasil yang diharapkan.
2. Memiliki ciri atau unsurkebaruan. Suatu inovasi memiliki
karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar
orisinalitas dan kebaruan.
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana.
Suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak
tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang
dengan program yang jelas dan terencana terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program
inovasi yang dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai,
15. 12
termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.
a. Tahap Pelaksanaan Inovasi
Ada beberapa tahapan proses keputusan inovasi, yaitu:
1. Tahap pengetahuan (knowledge)
Tahap ini berlangsung apabila individu/kelompok, membuka
diri terhadap adanya suatu inovasi serta ingin mengetahui
bagaimana fungsi dan peran inovasi tersebut memberi
konstribusi perbaikan di masa mendatang.
2. Tahap bujukan (persuation)
Tahap ini berlangsung manakala individu atau kelompok,
mulai membentuk sikap menyenangi atau bahkan tida
menyenangi terhadap inovasi.
3. Tahap pengambilan keputusan (decision making)
Tahap dimana seseorang atau kelompok melakukan aktivitas
yang mengarah kepada keputusan untuk menerima atau menolak
inovasi tersebut.
4. Tahap implementasi (implementation)
Tahap ini berlangsung ketika seseorang atau kelompok
menerapkan atau menggunakan inovasi iti dalam kegiatan
organisasinya.
5. Tahap konfirmasi (confirmation)
Tahap dimana sesorang atau kelompok mencari pengguatan
terhadap keputusan inovasi yang dilakukan. Organisasi atau
tatanan kemasyarakatan yang baik dan stabil akan mengadopsi
suatu inovasi dengan mempertimbangkan syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Memiliki tujuan yang jelas
b) Memiliki pembagian tugas yang dideskripsikan secara jelas
c) Memiliki kejelasan struktur otoritas satu kewenangan
d) Memiliki peraturan dasar dan peraturan umum
e) Memiliki pola hubungan informasi yang teruji.
16. 13
b. Peran Agen Perubahan
Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah pemimpin
pendapat (opinion leaders) dan agen perubahan. Pendapat adalah suatu
tingkat dimana seorang individu dapat mempengaruhi individu yang
lainnya atau mengatur perilaku individu lainnya secara tidak formal ke
arah kondisi yang diharapkan, sesuai dengan norma yang berlaku.
Sedangkan agen perubahan (agent of change) merupakan individu
yang bisa mempengaruhi pengambilan inovasi klien ke arah yang
diharapkan para agent perubahan.
c. Percepatan Adopsi Inovasi
Derajat adopsi sangat bergantung pada karakteristik atau ciri dari
inovasi itu sendiri. Karakteristik inovasi, yang sangat mempengaruhi
derajat adopsi tersebut akan sangat bergantung pada:
1. Adanya keuntungan relatif (relative advantage), artinya sampai
sejauh mana suatu inovasi yang diperkenalkan memberi manfaat
dan keuntungan bagi perorangan atau masyarakat yang akan
mengadopsinya.
2. Memiliki kekompakan dan kesepahaman (compatibility) ,
artinya sampai sejauhmana suatu inovasi bisa sejalan dan
kompak dengan sistem nilai yang ada, ataupun sejalan dengan
pengalaman masa lalu masyarakat yang akan mengadopsinya.
3. Memiliki derajat kompleksitas (complexity), artinya sampai
sejauhmana derajat kompleksitas, kesukaran, dan kerumitan
suatu produk inovasi dirasakan oleh masyarakat.
4. Dapat dicobakan (triability), artinya sampai sejauhmana suatu
inovasi dapat dicobakan keandalan dan manfaatnya.
5. Dapat diamati (observability) , artinya sampai sejauhmana suatu
hasil inovasi dapat diamati. Semakin gampang suatu hasil
inovasi diamati, maka akan semakin tinggi peluang hasil in ovasi
dapat diadopsi.
17. 14
d. Penemuan Kembali (Re-Invention)
Re-invention adalah penemuan kembali, setelah melalui proses
modifikasi. Rogers menulis re-invention adalah tingkat dimana inovasi
berubah atau dimodifikasi oleh penggunanya selama dalam proses
adopsi dan implementasi. Itulah sisi lain dari difusi, yaitu proses
penyebarluasan inovasi, namun dalam perkembangan dan proses
implementasinya mengalami berbagai perubahan, penyesuaian, dan
modifikasi, sehingga seolah menghasilkan temuan baru.
D. Kontribusi Inovasi dalam Pendidikan
Dalam kaitan dengan kontribusi inovasi pendidikan di Indonesia,
telah banyak dilakukan berbagai inovasi pendidikan dalam skala luas
dengan biaya yang cukup besar ataupun inovasi pada skala kecil dengan
biaya yang sederhana dan hanya dilakukan pada kelompok terbatas. Namun
demikian, dalam adopsi inovasi, paling tidak ada lima kategori perbedaan
individu atau kelompok yang harus diperhatikan. Kelima kelompok tersebut
adalah:
1. Para pembaharu atau pioner/perintis (inovators), yaitu mereka yang
paling cepat mengadopsi inovasi dalam masyarakat.
2. Para adopter awal (early adopter), yaitu orang-orang yang tergolong
cepat mengikuti kelompok inovator.
3. Para kelompok mayoritas awal (early majority), yaitu mereka
termasuk kelompok kebanyakan yang mau meniru cara baru apabila
hal tersebut benar-benar berhasil.
4. Kelompok mayoritas akhir (late majority), yaitu kelompok massal
yang umumnya ragu-ragu terhadap pengetahuan baru.
5. Adopter akhir (late adopter), yaitu kelompok yang sangat skeptis,
dan senantiasa resisiten terhadap perubahan.
Poensoen mengungkapkan tentang tiga kecenderungan kontribusi
dan misi difusi inovasi, khususnya dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Difusi inovasi pendidikan cenderung mengembangkan dimensi
demokratis, artinya difusi inovasi yang dilaksanakan mengemban
misi atau kecenderungan untuk meninggalkan konsepsi pendidikan
18. 15
yang terbatas bagi kepentingan elite tertentu, menuju pada konsepsi
pendidikan yang lebih demokratis.
2. Inovasi pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari
konsepsi pendidikan yang berat sebelah dalam peningkatan
kemampuan pribadi diantara pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
menuju pada konsepsi pendidikan yang mengemban pola dan isi
yang lebih komprehensif dalam rangka pengembangan semuruh
potensi manusia secara menyeluruh dan utuh.
3. Pendidikan mengemban misi yang cenderung bergerak dari
konsepsi pendidikan yang bersifat individual perorangan, menuju
kearah konsepsi pendidikan yang mengguanakan pendekatan yang
lebih kooperatif. Dari konsepsi pendidikan yang boros menuju pada
konsepsi yang lebih efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan
pembangunan.
Dalam inovasi pendidikan, unsur strategi merupakan suatu
hal penting.Salah satu dimensi strategi yang digunakan adalah
Tipologi strategi inovasi pendidikan yang pada dasarnya
membedakan antara target system, yaitu system target yang menjadi
sasaran inovasi dilaksanakan. Pada tahapan yang dilakukan dalam
mengadopsi inovasi, termasuk dalam inovasi pendidikan, ada empat
tahapan yang bisa dipertimbangkan yaitu:
a. Design, yaitu tahap perencanaan dan perancangan
b. Awareness-interest, yaitu tahap komunikasi untuk
penyadaran terhadap masyarakat yang diharapkan dapat
mengadopsi inovasi yang ditawarkan.
c. Evaluation, yaitu melakukan kajian evaluasi terhadap
kemungkinan pro kontra , ataupun kaji an terhadap
masyarakat yang menerima atau menolak.
d. Trial, yaitu ujicoba atas produk inovasi tersebut, untuk
melihat sejauh mana kemungkinan diterima atau
ditolaknya inovasi kepada target sistem.
19. 16
Sedangkan pada sisi lain, target sistem atauoun sistem lain
dalam penyebarluasan inovasi, dikenal dua ciri struktur sosial, yaitu:
a. Existing structure, yaitu struktur sosial ataupun struktur
organisasi kemasyarakatan yang sudah ada.
b. New structure, yaitu struktur kemasyarakatan yang baru
sebagai konsekuensi atas adanya inovasi.
Dalam kaitannya dengan kontribusi inovasi pendidikan,
Huberman seperti dikutip Ishak Abdulhak membagi sifat perubahan
dalam inovasi ke dalam enam kelompok, yaitu:
a. Penggantian (substitution) , misalnya inovasi dalam penggantian
jenis sekolah, penggantian bentuk perabot, alat-alat, atau sistem
ujianyang lam diganti dengan yang baru.
b. Perubahan (alternation), misalnya upaya mengubah tugas guru
yang tadinya hanya bertugas mengajar, juga harus bertugas
menjadi guru bimbingan dan penyuluhan, atau mengubah
kurikulum sekolah menengahn umum yang bercorak teoritis
akademis, juga harus memasukkan orientasi kurikulum dan
mata pelajaran yang bernuansa keterampilan hidup praktis.
c. Penambahan (addition), dalam inovasi yang bersifat
penambahan ini tidak ada penggantian atau perubahan.
Kalaupun ada yang berubah, maka perubahan itu hanya berupa
perubahan dalam hubungan antar-komponen yang terdapat
dalam sistem yang masih p erlu dipertahankan.
d. Penyusunan kembali (restructuring) , yaitu upaya penyusunan
kembali berbagai komponen yang ada dalam sistem dengan
maksud agar mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
kebutuhan.
e. Penghapusan (elimination) , upaya pembaharuan dengan cara
menghilangkan aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, atau
pengurangan komponen-komponen tertentu dalam pendidikan,
atau penghapusan pola atau cara-cara lama.
20. 17
f. Penguatan (reinforcement) , yaitu upaya peningkatan untuk
memperkokoh atau memantapkan kemampuan atau pola dan
cara-cara yang sebelumnya terasa lemah.
Proses adopsi inovasi bisa juga terhambat oleh berbagai faktor. Ada
tiga faktor hambata utama, yaitu:
a. Mental block barriers, yaitu hambatan yang lebih disebabkan oleh sikap
mental
b. Hambatan yang sifatnya culture block (hambatam budaya)
c. Hambatan social block (hambatan sosial), yaitu hambatan inovasi
sebagai akibat dari faktor sosial dan pranata masyarakat sekitar.
E. Beberapa Hasil Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran
Perubahan-perubahan kurikulum sejak tahun 60-an hingga tahun
2007 yang lalu telah banyak dirasakan. Inovasi kurikulum terjadi dan
dilakukan pada setiap jenjang pendidikan bahkan untuk tingkat inovasi
satuan pembelajaran sangat banyak inovasi yang dilakukan. Berikut adalah
beberapa hasil inovasi yaitu:
a. Kurikulum 2013
b. KTSP
c. KBK
d. Kurikulum 2007
e. Broad Based Curriculum
f. Kurikulum Sistem Ganda (PSG)
g. Kurikulum Muatan Lokal
Ada beberapa hasil inovasi dari pembelajaran antara lain:
a. Model pembelajaran Brain Based Learning
Model ini merupakan model suplemen terhadap model
pembelajaran yang menggunakan landasan psikologis perkembangan,
psikologi pembelajaran, dan teori-teori belajar.aspek yang ditelaah dari
inovasi ini yaitu aspek keunggulan otak manusia.
b. Model pembelajaran LCBT
Model pembelajaran Lateral Computer Based Tutorial, ini pada
dasarnya menerapkan prinsip model latihan dan tutorial melalui
21. 18
penerapan berpikir lateral atau loncatan berpikir yang didukung
kemampuan visual dalam memahami informasi pembelajaran dari layar
komputer.
c. Model pembelajaran ICARE
Pembelajaran ini merupakan singkatan dari 5 kata, yaitu: (1)
Introduction (pengenalan); (2) Connect (menghubungkan); (3) Apply
(menerapkan dan mempraktikan); (4) Reflect (merefleksikan), dan (5)
Extend (memperluas dan evaluasi).
22. 19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Inovasi dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai upaya sengaja
untuk memperbaiki suatu keadaan atau kondisi tertentu dalam bidang
pendidikan, baik dalam bentuk ide, praktik, ataupun produk baru untuk
meningkatkan kemapuan guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien. Terdapat empat ciri utama dalm inovasi pendidikan, yaitu
memiliki kekhasan/khusus, memiliki ciri atau unsur kebaruan, program
inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dan inovasi yang
digulirkan memiliki tujuan.
Hubungan antara inovasi, proses difusi inovasi, dan komunikasi,
ketiganya berhubungan erat satu sama lain. Inovasi bisa disebarluaskan bila
ada proses difusi inovasi yang menyebarluaskan gagasan, ide, praktik suatu
inovasi. Sedangkan dalam proses difusi inovasi ada komponen komunikasi,
yang lebih merupakan “medium” atau saluran bagaimana suatu proses difusi
inovasi dilaksanakan dengan mengguanakan saluran komunikasi tertentu.
Perhatian utama pembaharuan pendidikan yang dilaksanakan di
Negara Indonesia tertuju pada upaya mengadakan perubahan ke arah yang
lebih baikdalam arti meningkatkan pemerataan kesempatan pendidikan,
meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan mutu,
proses dan hasil pendidikan, meningkatkan efisiensi, dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan, serta meningkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat
untuk senantiasa belajar sepanjang hayat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
23. 20
DAFTAR PUSTAKA
Ruhimat, T. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran UPI Bandung. Retrieved from
http://data.tp.ac.id/dokumen/makalah+inovasi+kurikulum