Distilasi fraksionasi adalah teknik pemisahan campuran cair yang menggunakan kolom fraksionasi untuk memisahkan komponen dengan perbedaan titik didih kecil. Proses ini memanfaatkan pemanasan bertahap di kolom untuk memisahkan komponen berdasarkan volatilitasnya. Salah satu contoh penerapannya adalah pemisahan komponen minyak bumi.
1. DISTILASI FRAKSIONASI
KELOMPOK 4
DISUSUN OLEH :
Ahmad Dzikrullah 24030114140095
Atsar Leswara Nindita 24030114140091
Krisna Widiawati 24030114130110
Nadela Nurdiantika 24030114140085
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
2. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan
kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini dengan maksimal. Makalah ini
berjudul Distilasi Fraksionasi yang merupakan tugas mata kuliah Pemisahan Kimia.
Makalah ini berisikan tentang pengertian, prinsip dasar, dan aplikasi dari distilasi
fraksionasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
terdapat kesalahan di dalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima demi penyempurnaannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan diaplikasikan bagi penulis secara khusus dan pembaca secara
umum.
Semarang, April 2016
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Ilmu kimia analitik adalah ilmu kima yang mendasari analisis dan pemisahan
sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang
terdapat dalam suatu sampel (kualitatif) ataupun seberapa banyak komponen
tersebut berada dalam suatu sampel (kuantitatif). Tidak semua unsur atau senyawa
yang ada dalam suatu sampel dapat dianalisis secara langsung, sebagian besar
memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu dari unsur ataupun zat yang menjadi
pengganggu ataupun pengotor dari komponen tersebut.
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak
murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan
senyawa lain. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang
memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni atau proses produksi
suatu senyawa kimia dengan kemurnian tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fase komponen penyusun
campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fase) atau
campuran heterogen (lebih dari satu fase). Suatu campuran heterogen dapat
mengandung dua atau lebih fase: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-
gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua
atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil
pemisahan yang diinginkan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Distilasi
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang
homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat
(produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih
volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap.
Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya
perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003). Pada proses ini
cairan berubah menjadi uap yang merupakan zat yang mempunyai titik didih lebih
rendah dari titik didih zat lainnya. Kemudian uap ini didinginkan dalam kondensor
yang di luarnya ada aliran air yang mengalir dari bawah ke atas sehingga dapat
mendinginkan uap. Pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni
yang disebut destilat.
2.2 Jenis-Jenis Distilasi
1. Distilasi sederhana
Adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau lebih komponen zat cair yang
memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah zat untuk menjadi gas. Distilasi
ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang normal.
2. Distilasi Bertingkat/Fraksionasi
Adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan
berdasarkan perbedaan titik didihnya yang berdekatan. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
3. Distilasi azeotrop
5. Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit
dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi uap
Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik didihnya cukup
tinggi. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih.
2.3 Distilasi Fraksionasi
A. Pengertian
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian
dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-
bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan
proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair
yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang
akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan
senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki
perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahka n
campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi
bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi.
B. Mekanisme Pemisahan
Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa, karena terdapat suatu
kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks pada destilasi
ini dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik. Kolom
6. fraksionasi berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih lama.
Sehingga komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah akan
terus menguap dam masuk kondensor. Sedangkan komponen yang lebih besar akan
kembali kedalam labu destilasi.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas,
semakin tidak volatil cairannya.
C. Peralatan Destilasi Fraksinasi (skala industri)
Kolom fraksionasi: digunakan untuk memberikan luas permukaan yang
besar agar uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan.dalam
praktek, kolom tutup gelembung kurang efektif untuk pekerjaan di laboratorium.
Hasilnya relatif terlalu sedikit bila dibandingkan dengan besar bahan yang
tergantung di dalam kolom. Dengan kata lain kolom tutup gelembung memiliki
keluaran yang kecil dengan sejumlah besar bahan yang masih tertahan di dalam
kolom.
Keefektifan kolom ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cara
pengaturan materi di dalam kolom, pengaturan temperatur, panjang kolom dan
kecepatan penghilangan hasil destilasi. Satuan dasar efisiensi adalah tinggi setara
dengan sebuah lempeng teoritis (HETP atau H). Besarnya H sama dengan panjang
kolom dibagi dengan jumlah plat teoritis. Banyaknya plat teoritis H bergantung
pada sifat campuran yang dipisahkan.
7. D. Proses Destilasi Fraksinasi
Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa
dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan
dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu
yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
8. titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Salah satu contoh aplikasi dari distilasi fraksionasi adalah Penentuan
Bismut, Kadmium, dan Thalium pada 33 referensi standar batuan internasional
dengan distilasi fraksionasi yang dikombinasi dengan Spektrometri serapan atom
tanpa nyala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap platnya.
3.2 Saran
9. Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan terutama
dalam mendapatkan referensi dan kesulitan dalam mengerti bahasa buku referensi
tersebut, sehingga informasi yang didapat dari buku kurang disampaikan secara
maksimal pada makalah ini. Harapannya, pembaca juga mencari referensi lain
untuk menambah wawasan yang lebih banyak disebabkan terbatasnya materi dalam
makalah ini.
10. DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, sumar. 2010. Kimia Pemisahan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Rusli, 2013. Pemisahan Kimia untuk Universitas. Bandung: Erlangga