SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH
MAKALAH
Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Lanjut
Dosen Pengampu : Prof. Dr. MujiyonoWiryotinoyo, M.Pd.
Prof. Dr. Rahmad Murbojono, M.Pd.
OLEH
DADANG DJOKO KARYANTO
NIM : P3A116008
UNIVERSITAS JAMBI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI DOKTOR KEPENDIDIKAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga menulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Reformasi Pendidikan di Indonesia dalam
Konteks Otonomi Daerah”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam membantu dan memberikan pemahaman tentang topik
pembahasan ini, terutama kepada yang terhormat, Bapak Prof. Dr.
MujiyonoWiryotinoyo, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Rahmad Murbojono, M.Pd.
pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan Lanjut, serta teman-teman/rekan-rekan
mahasiswa Program Doktor Kependidikan Universitas Jambi.
Atas segala bantuan dan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih, semoga Allah SWT membalasnya dengan yang setimpal, amin
yaarabbal ‘alamin.. Akhirnya penulis berharap kepada kita semua untuk memberikan
masukan yang konstruktif ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan
pemahaman dengan baik.
Jambi, 1 Oktober 2016
Penulis,
Dadang Djoko Karyanto
NIM: P3A116008
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS
OTONOMI DAERAH
2.1 Kebijakan pendidikan pada otonomi daerah ................................... 4
2.2 Institusi pendidikan pada era otonomi daerah ................................. 9
2.3 Profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah .................. 10
2.4 Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga
pendidik pada otonomi daerah......................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 12
3.2 Saran-saran.................................................................................... 12
Daftar Rujukan........................................................................................................ 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perubahan pendidikan secara umum identik kepada permasalahan yang
dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat, yang selalu menuntut hal-hal yang
terbaik untuk di seluruh kalangan. Pendidikan senantiasa mengalami perubahan
sesuai dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat itu sendiri, perubahan-
perubahan dalam pendidikan menuntut penyesuaian dengan kebutuhan dari
permasalahan-permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Perubahan-perubahan pendidikan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat
ada tuntutan yang harus berubah secara drastis atau cepat dan ada pula yang
tidak, namun itu semua sangat tergantung kepada kebutuhan dalam mengatasi
masalah dalam pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan untuk
memanusiakan manusia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan”...untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dari bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(Rozak, 2010:
6).
Dalam proses memanusia manusia ini banyak kita kenal melalui teori
belajar humanisme, di mana manusia didik untuk dapat melaksanakan tugas-
tugas dalam hidupnya, sehingga terjadinya proses ke arah kedewasaan pada diri
peserta didik. Perubahan-perubahan pendidikan di Indonesia yang kita rasakan
sering terjadinya dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum pada sekolah
dasar dan menengah. Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai pada tahun
1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013 (Hasibuan, 2010: xii).
Kalau kita pahami pada kurikulum 1968, perubahan yang dilakukan
dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
2
karena kurikulum yang sedang berlangsung sebelumnya terkesan masih diwarnai
oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang cenderung mengakomodasi sistem-
sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 1945 (Hasibuan, 2010: 94). Pada
tahun ini juga dikenal dengan berakhirnya masa orde lama dan masuk pada masa
orde baru, adapun perubahan yang dilakukan pada kurikulum 1968 ini adalah
dengan menentukan tujuan, materi, didaktik metodik dan evaluasi dengan
mengambangkan dan mendorong kreativitas dan kompetitif antar daerah dengan
guru mengembangkan kurikulum (Hasibuan, 2010: 95-96).
Kurikulum 1975, penekanan terhadap pencapaian tujuan pendidikan
secara sentralistik yang bersifat merata dan berkeadilan dengan model pengajaran
PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), (Hasibuan, 2010: 97).
Kemudian Kurikulum 1984, yang berorientasi kepada proses dan menekankan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif), (Hasibuan, 2010: 98). Kurikulum 1994, dianggap tidak
berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yang diartikan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (UU No. 2 Tahun 1989
Pasal 1 ayat 9, dalam Hasibuan, 2010: 95-96).
Diawali dengan Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah;Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan
Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa
otonomi daerah dicanangkan dalam Pasal 1 yang berbunyi “penyelenggaraan
otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab di daerah secara proporsional diwujudkandengan pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yangberkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah”
(www.tatanusa.co.id/tapmpr/98TAPMPR-XV.pdf).
3
Dan kemudian melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah, otonomi daerah dapat dipahami pada Pasal 1 ayat (h) bahwa
otonomi daerah adalah “kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur
danmengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan” (www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf). Dalam undang-
undang ini dijelaskan salah satu bidang yang diotonomikan adalah pendidikan
sebagaimana Pasal 11 ayat (2) yang berbunyi “bidang pemerintahan yang wajib
dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten danDaerah Kota meliputi pekerjaan umum,
kesehatan, pendidikan dankebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan
perdagangan,penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan
tenagakerja”(www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf).
Dengan latar belakang tersebut perlu dipahami dengan baik secara
bersama-sama tentang perubahan-perubahan pendidikan dengan adanya otonomi
daerah, dengan topik “Reformasi Pendidikan di Indonesia dalam Konteks
Otonomi Daerah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan terdahulu, dapat
dirumuskan permasalahan yang akan di bahas, yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah kebijakan pendidikan pada otonomi daerah?
1.2.2 Bagaimanakah institusi pendidikan pada era otonomi daerah?
1.2.3 Bagaimanakah profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah?
1.2.4 Bagaimanakah strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional
tenaga pendidik pada otonomi daerah?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka yang menjadi
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui kebijakan pendidikan pada otonomi daerah,
1.3.2 Untuk mengetahui institusi pendidikan pada era otonomi daerah,
4
1.3.3 Untuk mengetahui profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah,
1.3.4 Untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk meningkatkan
profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah
5
BAB II
PEMBAHASAN
REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS
OTONOMI DAERAH
2.1 Kebijakan Pendidikan pada Otonomi Daerah
Kata reformasi pendidikan dapat dipahami sebagai suatu perubahan
secara drastis untuk perbaikan bidang pendidikan dalam suatu masyarakat atau
negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5). Reformasi pendidikan
dalam era otonomi daerah yang sangat terasa adalah pendidikan karakter untuk
membangun manusia sebagai makhluk yang manusiawi dan berkeadaban(Hanani,
2013: 108).
Perkembangan realitas karakteristik manusia Indonesia dengan adanya
Reformasi 1998 yang menandakan berakhirnya masa orde baru yang
mengindikasikan bahwa karakter manusia Indonesia perlu diadakan perubahan
secara drastis dengan temuan-temuan korupsi yang semakin meningkat dan masif
serta lain sebagainya. Salah satu untuk membenah temuan-temuan tersebut,
dipercaya dan diyakini bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu daya
pengubah manusia secara umum. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nasution (2010: 21-22) bahwa pendidikan berfungsi untuk menyampaikan,
meneruskan atau mentranmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek
moyang, kepada generasi muda, sehingga pendidikan dapat disebut dengan
“agent of change”.
Beberapa indikator yang menunjukkan kegagalan pendidikan
sebelumnya, sehingga diperlukannya reformasi dalam pendidikan yaitu: 1) terjadi
kemerosotan moralitas berbagai lini dalam tubuh pelaksana pemerintah sehingga
mengendemi dan mewabah krisis moralitas yang merugikan terhadap kemajuan
bangsa, 2) kemerosotan rasa kebangsaan dan nasionalisme sehingga semangat
patriotik membangun bangsa telah terbelah bahkan negara menjadi proyek bagi-
bagi kekuasaan, 3) melunturnya rasa kemanusiaan, sehingga anarkis,
6
pembunuhan, dan perkelahian antar etnis serta kelompok menjadi hal yang sering
terjadi, 4) mengecilnya semangat solidaritas sehingga saling membantu dan
saling menolong tidak lagi menjadi budaya masyarakat Indonesia, 5)
tercerabutnya rasa tanggung jawab dan percaya diri sehingga orang-orang
Indonesia tidak lagi sebagai manusia yang tangguh dalam menghadapi berbagai
permasalahan, senderung masif, dan naif menghadapi realitas (Hanani, 2013:
108).
Selain itu dalam pendidikan era otonomi daerah membutuhkan perubahan
dari sentralisasi ke desentralisasi yang membuat daerah memiliki otonomipenuh,
sehingga hasil yang diharapkan dari pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ialah
semakinoptimalnya pengelolaan sekolah dan makin meningkatnya kualitas
pendidikan (http://download.portalgaruda.org).
Pendidikan karakter dapat memberikan gambaran tentang suatu bangsa
sebagai penanda, pemberi ciri sekaligus sebagai pembeda suatu bangsa dengan
bangsa yang lain. Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa
menapaki dan melewati suatu zaman dan mengantarkannya pada derajat tertentu,
sehingga bangsa tersebut mampu membangun sebuah peradaban besar yang
kemudian mempengaruhi perkembangan dunia (Saleh, 2012: 1).
Menurut Hanani (2013: 109) melalui pendidikan karakter, sudah saatnya
diagendakan kembali pendidikan akhlak dengan kurikulum yang jelas. Salah
satunya disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan kearifan lokal. Sebab
menurut sejarah, kearifan lokal mampu dan telah berhasil membangun moralitas
anak bangsa dan karakteristik kebangsaan. Sebagai contoh pendidikan Ki Hajar
Dewantara dalam falsafah pendidikan “tutwurihandayani”. Pendidikan karakter
tersebut akan memberikan bimbingan moralitas sehingga peserta didik merasa
bertanggung jawab, memiliki keberanian, kejujuran dan lain sebagainya.
2.1.1 Pentingnya Pendidikan Akhlak dalam Sistem Pendidikan
Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Mohandes K. Gandi
dalam Hanani (2013: 109) meletakkan pendidikan moral menjadi bagian
7
terpenting dalam rancang bangunan pendidikan multikultural. Salah satu
pendidikan karakteristik untuk membangun moral peserta didik, dalam
agama Islam dikenal dengan pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan
akhlakul karimah bertujuan untuk melakukan transformasi dan perubahan
perilaku serta membangun karakteristik individu yang sesuai dengan
norma-norma (Hanani, 2013: 111)
Untuk mengimplikasikan pendidikan karakter dengan berbasis
akhlakul karimah dapat divisualisasikan pada gambar berikut ini.
Alur Pendidikan Akhlak dan Implikasinya
(Hanani, 2013: 119)
Pendidikan yang diawali dengan mengadakan sosialisasi untuk
memberikan pengenalan terhadap ajaran/nilai/norma pendidikan karakter
yang telah sesuai dengan ajaran agama, nilai dan norma kehidupan yang
dilaksanakan dalam proses pendidikan untuk menginternalisasi
pengalaman dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
mendidik sikap/watak peserta didik, dan dengan demikian akan terjadi
keseimbangan dimensi kemanusiaan yang merupakan implikasi
terwujudnya akhlakul karimah.
8
2.1.2 Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal
Indonesia yang merupakan multietnis dan multibudaya, maka
dalam menyusun kurikulum dapat dilakukan dengan kearifan lokal yang
telah bersinergi dengan ajaran-ajaran agama masyarakat di tempat masing-
masing, sehingga untuk menerapkan pendidikan akhlak memungkinkan
untuk dilaksanakan. Menurut Hanani (2013: 120) ada lima masalah dasar
yang dihadapi oleh manusia dalam hidup ini, yang memiliki orientasi pada
nilai budaya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Masalah dasar
dalam hidup
manusia
Orientasi Nilai-Budya
Hakikat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk
menjadi wajib
Hakikat Karya Karya itu untuk nafkah
hidup
Karya itu untuk
kedudukan,
kehormatan, dan
sebagainya
Karya itu untuk
menambah karya
Persepsi
manusia
tentang waktu
Orientasi ke masa
depan
Orientasi ke mas
lalu
Orientasi ke masa
depan
Pandangan
manusia
terhadap alam
Manusia tunduk
kepada alam dahsyat
Manusia berusaha
menjaga kelestarian
hubungannya
dengan alam
Manusia berhasrat
menguasai alam
Hakikat
hubungan
manusia
dengan sesama
Orientasi kolateral
(horizontal), rasa
ketergantungan pada
sesamanya
Orientasi vertikal,
rasa tergantung
kepada tokoh-tokoh
atas
Individualisme nilai
tinggi usaha atas
kekuatan sendiri
Untuk menghadapi masalah dasar dalam hidup manusia tersebut,
maka diperlukan kearifan lokal dalam membentuk akhlak. Menurut
Kluckhohn esensi kearifan lokal dalam membentuk akhlak dapat dilihat
pada matrik berikut ini.
9
Pendidikan Akhlak dan Pendekatan Nilai Lokal
(Hanani, 2013: 122)
2.1.3 Strategi Pengajaran
Dengan mengatasi beberapa indikator yang menunjukkan
kegagalan pendidikan sebelumnya, sehingga diperlukannya reformasi
dalam pendidikan, yakni pendidikan akhlak. Menurut Parsons (Hanani,
2013: 135-136) untuk melaksanakan kerangka kerja sebuah masalah
diperlukan empat persyaratan yang disingkat dengan A-G-I-L (Adaptation,
Goal attainment, Integration, Latent pattern maintenance). Maka dengan
demikian untuk membangun pendidikan akhlak melalui empat dimensi ini
dapat di deskripsikan pada tabel berikut ini (Hanani, 2013: 136).
10
No.
Dimensi
sistem
Deskripsi pelaksanaan pendidikan akhlak
1 Adaptation
Membangun pendidikan dengan kurikulum dan cara-cara yang
dapat dimaknai dan dipahami oleh anak didik. Pendidikan akhlak
memperkenalkan sikap baik dan buruk, humanis yang semuanya
digali dari budaya,agama, dan proses pendidikan
2
Goal
attainment
Melakukan pendidikan akhlak dengan tujuan untuk membangun
sikap dan paradigma anak didik yang tidak skeptis, ekslusivisme,
prejudis, egois,individualis, tetapi membangun ke arah yang
bertanggung jawab, sikap yang tidak humanis, manusiawi, jujur,
dan dapat memberikan anutan.Di samping itu anak didik harus
mampu menghargai di luar yang dimilikinya bukan sebagai
musuh. Harus mampu memaknainya sebagaisesuatu yang harus
dihargai dan dijaga
3 Integration
Pengajaran pendidikan akhlak harus diajarkan secara bersama,
tidak memisah-misahkan satu sama lain. Anak didik harus belajar
budaya lain dan diberi pengetahuan budaya,agama, nilai-nilai
lokal dan ajaran-ajaran yang kental dalam lokal di mana anak
didik itu berada
4
Latent pattern
maintenance
Pendidikan akhlak harus dibangun berdasarkan nilai-nilai budaya,
dan harus mampu membangun bangsa yang bermoral dan
berbudaya yang tidak berbanding terbalik dengan tujuan
pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan akhlak harus banyak
bersumber atau banyak ajaran oleh orang-orang yang memiliki
karisma yang teruji dalam lingkungan sosialbudaya tempat
mereka berada. Materi pendidikan akhlak tidak hanya diadopsi
belaka dari negara-negara maju, tetapi dikembangkan dari budaya
lokal yang ada karena budaya lokal telah menjadi world view
masyarakat setempat
2.2 Institusi Pendidikan pada Era Otonomi Daerah
Dengan berbagai indikasi kegagalan pendidikan sebelum otonomi daerah,
maka disadari pentingnya pendidikan akhlak sebagai salah satu solusi dalam
sistem pendidikan, akan tetapi hal tersebut membutuhkan upaya-upaya yang
harus dilakukan oleh institusi pendidikan itu sendiri. Adapun upaya yang
dilakukan oleh institusi pendidikan pada masa otonomi daerah (Hanani, 2013:
143-144) adalah meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan
profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri.
Dapat disadari bahwa kualitas pendidikan yang rendah tidak akan mampu
meningkatkan sumber daya manusia yang tinggi, dan kualitas pendidikan yang
tinggi merupakan suatu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia. Untuk
melakukan hal tersebut, menurut Giddens bahwa injeksi yang paling utama untuk
mentransformasi adalah meningkatkan human capitaldengan salah satunya
11
melalui penyelenggaraan pendidikan yang profesional. Penyelenggaraan
pendidikan itu tertumpu pada guru termasuk juga dosen di Perguruan Tinggi
(Hanani, 2013: 144).
2.3 Profesionalisme Tenaga Pendidik pada Otonomi Daerah
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan
profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri membutuhkan anggaran
biaya pendidikan yang cukup memadai, tidak cukupan anggaran biaya dalam
meningkatkan kualitas pendidikan akan berdampak tidak baik terhadap
peningkatan kualitas dan profesionalitas tenaga pendidik. Dan dengan anggaran
biaya pendidikan yang rendah akan memperhambat tenaga pendidik dalam
berkreativitas.
Pada masa otonomi daerah, pendidikan tenaga pendidik masih rendah,
dari 2,7 juta orang guru di Indonesia hanya sepertiga atau 3,5% yang
berpendidikan Strata Satu/S1 (Republika 2008, dalam Hanani, 2013: 144).
Sementara itu untuk tenaga pendidik di Sekolah Dasar berpendidikan S1 baru
sekitar 10% (Kompas 2006 dalam Hanani, 2013: 134). Sementara tuntutan dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru harus
memiliki pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S1).
Selain itu pendidikan yang masih rendah, pada masa ini juga terindikasi
tenaga pendidik mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
Kemudian guru juga terjebak dengan proses pembelajaran yang konvensional,
yang menurut perkembangan peserta didik dan tuntutan zaman hal tersebut
tidaklah memadai. Sementara itu, pada umumnya tenaga pendidik tidak memiliki
kompetensi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik atau kualitas
pendidikan di era global, profesionalitas dan pendidikan guru tidak dapat
diabaikan, karena pendidikan harus diolah dan disajikan dengan profesional
sehingga dapat menjawab permasalahan dan tuntutan zaman (Hanani, 2013: 146).
12
2.4 Strategi Meningkatkan Profesional Tenaga Pendidik pada Otonomi Daerah
Dengan realitas permasalahan yang dikemukakan terdahulu, maka
dilakukan strategi-strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,
yakni dengan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dengan
diundangkannya:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
4. Kebijakan tentang Sertifikasi untuk tenaga pendidik,
5. 8 standar pendidikan, dan lain sebagainya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari permasalahan yang telah dibahas terdahulu, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
3.1.1 Kebijakan pendidikan pada otonomi daerah di antaranya adalah:
a. Pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan,
b. Kurikulum berbasis kearifan lokal, dan
c. Strategi pengajaran.
3.1.2 Institusi pendidikan pada era otonomi daerah berusaha meningkatkan
kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi
pendidikan itu sendiri,
3.1.3 Profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah harus disesuai
dengan standar-standar tertentu untuk memberikan pengetahuan dan
pengalaman dalam mendidik anak bangsa, serta meningkatkan kreativitas
dalam mendidik,
3.1.4 Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik
pada otonomi daerah melalui kebijakan-kebijakan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara.
3.2 Saran-saran
Jika dilihat dari perkembangan pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini,
perlu adanya kejujuran dan rasa tanggung jawab yang tinggi yang dilakukan oleh
semua pihak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan di negeri
ini, yang pada akhirnya memberikan peradaban sesuai dengan apa yang telah
dilakukan.
Setiap pembahasan yang telah dikemukakan dapat dijabar lebih luas dan
lebih terperinci lagi untuk mendapat pemahaman yang baik tentang reformasi
pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah.
14
DAFTAR RUJUKAN
Hanani, Silfia. 2013. Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: GP Press
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183375&val=6353&title=Otono
mi%20Daerah%20dan%20Otonomi%20Pendidikan diakses pada tanggal 29
September 2016 Jam 23.28 WIB
Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5, www.microsoft.com
Rozak, Abd. dkk. 2010. KompilasiUndang-undangdanPeraturanBidangPendidikan.
Jakarta: FITK Press
Saleh, Akh. Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan
Karakter untuk Generasi Bangsa. Malang: Erlangga
www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf diakses pada tanggal 29-09-2016
Jam 23.20 WIB
www.tatanusa.co.id/tapmpr/98TAPMPR-XV.pdf diakses pada tanggal 29 September
2016 Jam 23.52 WIB

More Related Content

What's hot

Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumafrianarohmi1
 
Sistem pendidikan nasional (makalah)
Sistem pendidikan nasional (makalah)Sistem pendidikan nasional (makalah)
Sistem pendidikan nasional (makalah)Pujiati Puu
 
Peran pendidikan
Peran pendidikanPeran pendidikan
Peran pendidikanhuma2
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum revAmrizal Ahmad
 
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.R
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.RMakalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.R
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.RHidayat Amin
 
Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013Yudi Rahmanda
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMichant Lhoo
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...alvinnoor
 
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALUniversitas Negeri Makassar
 
Sistem Pendidikan Nasional Bab VII
Sistem Pendidikan Nasional Bab VIISistem Pendidikan Nasional Bab VII
Sistem Pendidikan Nasional Bab VIISusi Novita
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalPujiati Puu
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikanRiezza Farhan
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaAzhari Saputra
 

What's hot (20)

Makalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulumMakalah perkembangan kurikulum
Makalah perkembangan kurikulum
 
Sistem pendidikan nasional (makalah)
Sistem pendidikan nasional (makalah)Sistem pendidikan nasional (makalah)
Sistem pendidikan nasional (makalah)
 
Peran pendidikan
Peran pendidikanPeran pendidikan
Peran pendidikan
 
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev1.2 elemen perubahan kurikulum rev
1.2 elemen perubahan kurikulum rev
 
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.R
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.RMakalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.R
Makalah pengantar ilmu pendidikan a/n MIKY BUSRA dan MUFTI BUNAYYA E.R
 
Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013Konsep dasar kurikulum 2013
Konsep dasar kurikulum 2013
 
Modul Kewarganegaraan - Dikti
Modul Kewarganegaraan - DiktiModul Kewarganegaraan - Dikti
Modul Kewarganegaraan - Dikti
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
Makalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar PendidikanMakalah Pengantar Pendidikan
Makalah Pengantar Pendidikan
 
telaah SLTP
telaah SLTPtelaah SLTP
telaah SLTP
 
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 69 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI  TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PENDIDIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Sistem Pendidikan Nasional Bab VII
Sistem Pendidikan Nasional Bab VIISistem Pendidikan Nasional Bab VII
Sistem Pendidikan Nasional Bab VII
 
Sistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasionalSistem pendidikan nasional
Sistem pendidikan nasional
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesia
 

Viewers also liked

Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesia
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesiaPerluasan pengaruh bangsa eropa di indonesia
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesiaIrmawati Lubis
 
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...bennyagussetiono
 
01_Permasalahan Sampah di Kampus
01_Permasalahan Sampah di Kampus01_Permasalahan Sampah di Kampus
01_Permasalahan Sampah di KampusHamida ID
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanAni Mahisarani
 
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Análise combinatória
Análise combinatóriaAnálise combinatória
Análise combinatóriaArthur Prata
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisQueen Anaqi
 
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi Queen Anaqi
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...moch_taufik
 

Viewers also liked (19)

DOUGLAS D 2
DOUGLAS D 2DOUGLAS D 2
DOUGLAS D 2
 
Jim Link Bio 1-2016
Jim Link Bio 1-2016Jim Link Bio 1-2016
Jim Link Bio 1-2016
 
Dianpppp
DianppppDianpppp
Dianpppp
 
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesia
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesiaPerluasan pengaruh bangsa eropa di indonesia
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesia
 
Artikel ilmiah msdm
Artikel ilmiah msdmArtikel ilmiah msdm
Artikel ilmiah msdm
 
Introducción a la Psicología
Introducción a la PsicologíaIntroducción a la Psicología
Introducción a la Psicología
 
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...
Strategi Peningkatan Daya Saing Melalui Pendidikan Entrepreneurship Dalam Ran...
 
01_Permasalahan Sampah di Kampus
01_Permasalahan Sampah di Kampus01_Permasalahan Sampah di Kampus
01_Permasalahan Sampah di Kampus
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
 
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah bahasa inggris permasalahan pendidikan di indonesia
 
Análise combinatória
Análise combinatóriaAnálise combinatória
Análise combinatória
 
Makalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggrisMakalah bahasa inggris
Makalah bahasa inggris
 
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)Karya tulis ilmiah (Complete)
Karya tulis ilmiah (Complete)
 
Audio Amplifier
Audio AmplifierAudio Amplifier
Audio Amplifier
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...
Jurnal pdp vol 4 no 1 mega k i dan m taufik perawatan dan perbaikan governor ...
 

Similar to Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO KARYANTO

Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanendha96
 
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Paradigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahParadigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahManaf Abdul
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...SUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurTjoetnyak Izzatie
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfHasanBasri321358
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAimam shofwan
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Muh Nafis Edi Yahyana
 
1.amanda dewi m. (06111404001)
1.amanda dewi m. (06111404001)1.amanda dewi m. (06111404001)
1.amanda dewi m. (06111404001)Dewi_Sejarah
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMLiseu Taqillah
 
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIPENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIfiqifazriana
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706ArisPiligame
 

Similar to Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO KARYANTO (20)

Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahanPendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
Pendidik atau guru pada dasarnya adalah agen pembelajaran atau perubahan
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...
INOVASI KURIKULUM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Multi Kasus...
 
Paradigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolahParadigma guru pai pada sekolah
Paradigma guru pai pada sekolah
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Guru mts al-azhar grobogan Mojowarno Jom...
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
 
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdfMateri Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
Materi Hari ke-1 Implementasi Kurikulum Merdeka.pdf
 
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYAPENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
1.amanda dewi m. (06111404001)
1.amanda dewi m. (06111404001)1.amanda dewi m. (06111404001)
1.amanda dewi m. (06111404001)
 
Bakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.pBakti dan ujang.p
Bakti dan ujang.p
 
Makalah bk
Makalah bkMakalah bk
Makalah bk
 
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAMISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGIPENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN FORMAL DALAM PRESPEKTIF LANDASAN PSIKOLOGI
 
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-2015070610 file utama naskah-19-1-10-20150706
10 file utama naskah-19-1-10-20150706
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
hakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolahhakekat kurikulum sekolah
hakekat kurikulum sekolah
 
Makalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soniMakalah pend.pancasila soni
Makalah pend.pancasila soni
 

More from Dadang DjokoKaryanto

KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...Dadang DjokoKaryanto
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANIDadang DjokoKaryanto
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang DjokoKaryanto
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...Dadang DjokoKaryanto
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTODadang DjokoKaryanto
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANDadang DjokoKaryanto
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALDadang DjokoKaryanto
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Dadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTODadang DjokoKaryanto
 

More from Dadang DjokoKaryanto (20)

Ppt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi indPpt nilai demokrasi ind
Ppt nilai demokrasi ind
 
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
KUHP (KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); MODUL 1 TAHUN 2016; DADANG DJOKO KAR...
 
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
KUHP(KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA); DADANG DJOKO KARYANTO; MODUL 1
 
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTOKUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
KUHP; DADANG DJOKO KARYANTO
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANISOSIOLOGI PENDIDIKAN;  MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN ; WORO HANDAYANI
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; SOSIOLOGI PENDIDIKAN; DADANG DJOKO KARY...
 
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTOISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
ISU MUTU PENDIDIKAN DALAM KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KARYANTO
 
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
Dadang Djoko Karyanto;memahami konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin...
 
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
isu pemerataan pendidikan dalam kajian sosiologi pendidikan;DADANG DJOKO KARY...
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTOISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN;DADANG DJOKO KAYANTO
 
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKANISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
ISU RELEVANSI DALAM SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIALPERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
PERKEMBANGAN KOGNITIF, MORAL DAN SOSIAL
 
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah ;makalah DADAN...
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTOREFORMASI PENDIDIKAN  DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
REFORMASI PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU; DADANG DJOKO KARYANTO
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Reformasi pendidikan di indonesia dalam konteks otonomi daerah; DADANG DJOKO KARYANTO

  • 1. REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH MAKALAH Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Lanjut Dosen Pengampu : Prof. Dr. MujiyonoWiryotinoyo, M.Pd. Prof. Dr. Rahmad Murbojono, M.Pd. OLEH DADANG DJOKO KARYANTO NIM : P3A116008 UNIVERSITAS JAMBI PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI DOKTOR KEPENDIDIKAN 2016
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga menulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Reformasi Pendidikan di Indonesia dalam Konteks Otonomi Daerah”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam membantu dan memberikan pemahaman tentang topik pembahasan ini, terutama kepada yang terhormat, Bapak Prof. Dr. MujiyonoWiryotinoyo, M.Pd. dan Bapak Prof. Dr. Rahmad Murbojono, M.Pd. pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan Lanjut, serta teman-teman/rekan-rekan mahasiswa Program Doktor Kependidikan Universitas Jambi. Atas segala bantuan dan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih, semoga Allah SWT membalasnya dengan yang setimpal, amin yaarabbal ‘alamin.. Akhirnya penulis berharap kepada kita semua untuk memberikan masukan yang konstruktif ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan pemahaman dengan baik. Jambi, 1 Oktober 2016 Penulis, Dadang Djoko Karyanto NIM: P3A116008
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman Judul......................................................................................................... i Kata Pengantar ........................................................................................................ ii Daftar Isi.................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH 2.1 Kebijakan pendidikan pada otonomi daerah ................................... 4 2.2 Institusi pendidikan pada era otonomi daerah ................................. 9 2.3 Profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah .................. 10 2.4 Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah......................................................... 11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.................................................................................... 12 3.2 Saran-saran.................................................................................... 12 Daftar Rujukan........................................................................................................ 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan pendidikan secara umum identik kepada permasalahan yang dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat, yang selalu menuntut hal-hal yang terbaik untuk di seluruh kalangan. Pendidikan senantiasa mengalami perubahan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat itu sendiri, perubahan- perubahan dalam pendidikan menuntut penyesuaian dengan kebutuhan dari permasalahan-permasalahan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Perubahan-perubahan pendidikan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat ada tuntutan yang harus berubah secara drastis atau cepat dan ada pula yang tidak, namun itu semua sangat tergantung kepada kebutuhan dalam mengatasi masalah dalam pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan untuk memanusiakan manusia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan”...untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dari bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”(Rozak, 2010: 6). Dalam proses memanusia manusia ini banyak kita kenal melalui teori belajar humanisme, di mana manusia didik untuk dapat melaksanakan tugas- tugas dalam hidupnya, sehingga terjadinya proses ke arah kedewasaan pada diri peserta didik. Perubahan-perubahan pendidikan di Indonesia yang kita rasakan sering terjadinya dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum pada sekolah dasar dan menengah. Perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai pada tahun 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013 (Hasibuan, 2010: xii). Kalau kita pahami pada kurikulum 1968, perubahan yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan
  • 5. 2 karena kurikulum yang sedang berlangsung sebelumnya terkesan masih diwarnai oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang cenderung mengakomodasi sistem- sistem yang belum sejalan dengan jiwa UUD 1945 (Hasibuan, 2010: 94). Pada tahun ini juga dikenal dengan berakhirnya masa orde lama dan masuk pada masa orde baru, adapun perubahan yang dilakukan pada kurikulum 1968 ini adalah dengan menentukan tujuan, materi, didaktik metodik dan evaluasi dengan mengambangkan dan mendorong kreativitas dan kompetitif antar daerah dengan guru mengembangkan kurikulum (Hasibuan, 2010: 95-96). Kurikulum 1975, penekanan terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara sentralistik yang bersifat merata dan berkeadilan dengan model pengajaran PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), (Hasibuan, 2010: 97). Kemudian Kurikulum 1984, yang berorientasi kepada proses dan menekankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan model CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), (Hasibuan, 2010: 98). Kurikulum 1994, dianggap tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yang diartikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 ayat 9, dalam Hasibuan, 2010: 95-96). Diawali dengan Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah;Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan; serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa otonomi daerah dicanangkan dalam Pasal 1 yang berbunyi “penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di daerah secara proporsional diwujudkandengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yangberkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah” (www.tatanusa.co.id/tapmpr/98TAPMPR-XV.pdf).
  • 6. 3 Dan kemudian melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, otonomi daerah dapat dipahami pada Pasal 1 ayat (h) bahwa otonomi daerah adalah “kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur danmengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiriberdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan” (www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf). Dalam undang- undang ini dijelaskan salah satu bidang yang diotonomikan adalah pendidikan sebagaimana Pasal 11 ayat (2) yang berbunyi “bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten danDaerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dankebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan,penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenagakerja”(www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf). Dengan latar belakang tersebut perlu dipahami dengan baik secara bersama-sama tentang perubahan-perubahan pendidikan dengan adanya otonomi daerah, dengan topik “Reformasi Pendidikan di Indonesia dalam Konteks Otonomi Daerah”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan terdahulu, dapat dirumuskan permasalahan yang akan di bahas, yaitu: 1.2.1 Bagaimanakah kebijakan pendidikan pada otonomi daerah? 1.2.2 Bagaimanakah institusi pendidikan pada era otonomi daerah? 1.2.3 Bagaimanakah profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah? 1.2.4 Bagaimanakah strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1.3.1 Untuk mengetahui kebijakan pendidikan pada otonomi daerah, 1.3.2 Untuk mengetahui institusi pendidikan pada era otonomi daerah,
  • 7. 4 1.3.3 Untuk mengetahui profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah, 1.3.4 Untuk mengetahui strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah
  • 8. 5 BAB II PEMBAHASAN REFORMASI PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH 2.1 Kebijakan Pendidikan pada Otonomi Daerah Kata reformasi pendidikan dapat dipahami sebagai suatu perubahan secara drastis untuk perbaikan bidang pendidikan dalam suatu masyarakat atau negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5). Reformasi pendidikan dalam era otonomi daerah yang sangat terasa adalah pendidikan karakter untuk membangun manusia sebagai makhluk yang manusiawi dan berkeadaban(Hanani, 2013: 108). Perkembangan realitas karakteristik manusia Indonesia dengan adanya Reformasi 1998 yang menandakan berakhirnya masa orde baru yang mengindikasikan bahwa karakter manusia Indonesia perlu diadakan perubahan secara drastis dengan temuan-temuan korupsi yang semakin meningkat dan masif serta lain sebagainya. Salah satu untuk membenah temuan-temuan tersebut, dipercaya dan diyakini bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu daya pengubah manusia secara umum. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Nasution (2010: 21-22) bahwa pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentranmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang, kepada generasi muda, sehingga pendidikan dapat disebut dengan “agent of change”. Beberapa indikator yang menunjukkan kegagalan pendidikan sebelumnya, sehingga diperlukannya reformasi dalam pendidikan yaitu: 1) terjadi kemerosotan moralitas berbagai lini dalam tubuh pelaksana pemerintah sehingga mengendemi dan mewabah krisis moralitas yang merugikan terhadap kemajuan bangsa, 2) kemerosotan rasa kebangsaan dan nasionalisme sehingga semangat patriotik membangun bangsa telah terbelah bahkan negara menjadi proyek bagi- bagi kekuasaan, 3) melunturnya rasa kemanusiaan, sehingga anarkis,
  • 9. 6 pembunuhan, dan perkelahian antar etnis serta kelompok menjadi hal yang sering terjadi, 4) mengecilnya semangat solidaritas sehingga saling membantu dan saling menolong tidak lagi menjadi budaya masyarakat Indonesia, 5) tercerabutnya rasa tanggung jawab dan percaya diri sehingga orang-orang Indonesia tidak lagi sebagai manusia yang tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan, senderung masif, dan naif menghadapi realitas (Hanani, 2013: 108). Selain itu dalam pendidikan era otonomi daerah membutuhkan perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang membuat daerah memiliki otonomipenuh, sehingga hasil yang diharapkan dari pelaksanaan otonomi dan desentralisasi ialah semakinoptimalnya pengelolaan sekolah dan makin meningkatnya kualitas pendidikan (http://download.portalgaruda.org). Pendidikan karakter dapat memberikan gambaran tentang suatu bangsa sebagai penanda, pemberi ciri sekaligus sebagai pembeda suatu bangsa dengan bangsa yang lain. Karakter memberikan arahan tentang bagaimana bangsa menapaki dan melewati suatu zaman dan mengantarkannya pada derajat tertentu, sehingga bangsa tersebut mampu membangun sebuah peradaban besar yang kemudian mempengaruhi perkembangan dunia (Saleh, 2012: 1). Menurut Hanani (2013: 109) melalui pendidikan karakter, sudah saatnya diagendakan kembali pendidikan akhlak dengan kurikulum yang jelas. Salah satunya disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan kearifan lokal. Sebab menurut sejarah, kearifan lokal mampu dan telah berhasil membangun moralitas anak bangsa dan karakteristik kebangsaan. Sebagai contoh pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam falsafah pendidikan “tutwurihandayani”. Pendidikan karakter tersebut akan memberikan bimbingan moralitas sehingga peserta didik merasa bertanggung jawab, memiliki keberanian, kejujuran dan lain sebagainya. 2.1.1 Pentingnya Pendidikan Akhlak dalam Sistem Pendidikan Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Mohandes K. Gandi dalam Hanani (2013: 109) meletakkan pendidikan moral menjadi bagian
  • 10. 7 terpenting dalam rancang bangunan pendidikan multikultural. Salah satu pendidikan karakteristik untuk membangun moral peserta didik, dalam agama Islam dikenal dengan pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan akhlakul karimah bertujuan untuk melakukan transformasi dan perubahan perilaku serta membangun karakteristik individu yang sesuai dengan norma-norma (Hanani, 2013: 111) Untuk mengimplikasikan pendidikan karakter dengan berbasis akhlakul karimah dapat divisualisasikan pada gambar berikut ini. Alur Pendidikan Akhlak dan Implikasinya (Hanani, 2013: 119) Pendidikan yang diawali dengan mengadakan sosialisasi untuk memberikan pengenalan terhadap ajaran/nilai/norma pendidikan karakter yang telah sesuai dengan ajaran agama, nilai dan norma kehidupan yang dilaksanakan dalam proses pendidikan untuk menginternalisasi pengalaman dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan mendidik sikap/watak peserta didik, dan dengan demikian akan terjadi keseimbangan dimensi kemanusiaan yang merupakan implikasi terwujudnya akhlakul karimah.
  • 11. 8 2.1.2 Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal Indonesia yang merupakan multietnis dan multibudaya, maka dalam menyusun kurikulum dapat dilakukan dengan kearifan lokal yang telah bersinergi dengan ajaran-ajaran agama masyarakat di tempat masing- masing, sehingga untuk menerapkan pendidikan akhlak memungkinkan untuk dilaksanakan. Menurut Hanani (2013: 120) ada lima masalah dasar yang dihadapi oleh manusia dalam hidup ini, yang memiliki orientasi pada nilai budaya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Masalah dasar dalam hidup manusia Orientasi Nilai-Budya Hakikat hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk menjadi wajib Hakikat Karya Karya itu untuk nafkah hidup Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya Karya itu untuk menambah karya Persepsi manusia tentang waktu Orientasi ke masa depan Orientasi ke mas lalu Orientasi ke masa depan Pandangan manusia terhadap alam Manusia tunduk kepada alam dahsyat Manusia berusaha menjaga kelestarian hubungannya dengan alam Manusia berhasrat menguasai alam Hakikat hubungan manusia dengan sesama Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya Orientasi vertikal, rasa tergantung kepada tokoh-tokoh atas Individualisme nilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri Untuk menghadapi masalah dasar dalam hidup manusia tersebut, maka diperlukan kearifan lokal dalam membentuk akhlak. Menurut Kluckhohn esensi kearifan lokal dalam membentuk akhlak dapat dilihat pada matrik berikut ini.
  • 12. 9 Pendidikan Akhlak dan Pendekatan Nilai Lokal (Hanani, 2013: 122) 2.1.3 Strategi Pengajaran Dengan mengatasi beberapa indikator yang menunjukkan kegagalan pendidikan sebelumnya, sehingga diperlukannya reformasi dalam pendidikan, yakni pendidikan akhlak. Menurut Parsons (Hanani, 2013: 135-136) untuk melaksanakan kerangka kerja sebuah masalah diperlukan empat persyaratan yang disingkat dengan A-G-I-L (Adaptation, Goal attainment, Integration, Latent pattern maintenance). Maka dengan demikian untuk membangun pendidikan akhlak melalui empat dimensi ini dapat di deskripsikan pada tabel berikut ini (Hanani, 2013: 136).
  • 13. 10 No. Dimensi sistem Deskripsi pelaksanaan pendidikan akhlak 1 Adaptation Membangun pendidikan dengan kurikulum dan cara-cara yang dapat dimaknai dan dipahami oleh anak didik. Pendidikan akhlak memperkenalkan sikap baik dan buruk, humanis yang semuanya digali dari budaya,agama, dan proses pendidikan 2 Goal attainment Melakukan pendidikan akhlak dengan tujuan untuk membangun sikap dan paradigma anak didik yang tidak skeptis, ekslusivisme, prejudis, egois,individualis, tetapi membangun ke arah yang bertanggung jawab, sikap yang tidak humanis, manusiawi, jujur, dan dapat memberikan anutan.Di samping itu anak didik harus mampu menghargai di luar yang dimilikinya bukan sebagai musuh. Harus mampu memaknainya sebagaisesuatu yang harus dihargai dan dijaga 3 Integration Pengajaran pendidikan akhlak harus diajarkan secara bersama, tidak memisah-misahkan satu sama lain. Anak didik harus belajar budaya lain dan diberi pengetahuan budaya,agama, nilai-nilai lokal dan ajaran-ajaran yang kental dalam lokal di mana anak didik itu berada 4 Latent pattern maintenance Pendidikan akhlak harus dibangun berdasarkan nilai-nilai budaya, dan harus mampu membangun bangsa yang bermoral dan berbudaya yang tidak berbanding terbalik dengan tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan akhlak harus banyak bersumber atau banyak ajaran oleh orang-orang yang memiliki karisma yang teruji dalam lingkungan sosialbudaya tempat mereka berada. Materi pendidikan akhlak tidak hanya diadopsi belaka dari negara-negara maju, tetapi dikembangkan dari budaya lokal yang ada karena budaya lokal telah menjadi world view masyarakat setempat 2.2 Institusi Pendidikan pada Era Otonomi Daerah Dengan berbagai indikasi kegagalan pendidikan sebelum otonomi daerah, maka disadari pentingnya pendidikan akhlak sebagai salah satu solusi dalam sistem pendidikan, akan tetapi hal tersebut membutuhkan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh institusi pendidikan itu sendiri. Adapun upaya yang dilakukan oleh institusi pendidikan pada masa otonomi daerah (Hanani, 2013: 143-144) adalah meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri. Dapat disadari bahwa kualitas pendidikan yang rendah tidak akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang tinggi, dan kualitas pendidikan yang tinggi merupakan suatu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia. Untuk melakukan hal tersebut, menurut Giddens bahwa injeksi yang paling utama untuk mentransformasi adalah meningkatkan human capitaldengan salah satunya
  • 14. 11 melalui penyelenggaraan pendidikan yang profesional. Penyelenggaraan pendidikan itu tertumpu pada guru termasuk juga dosen di Perguruan Tinggi (Hanani, 2013: 144). 2.3 Profesionalisme Tenaga Pendidik pada Otonomi Daerah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri membutuhkan anggaran biaya pendidikan yang cukup memadai, tidak cukupan anggaran biaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan akan berdampak tidak baik terhadap peningkatan kualitas dan profesionalitas tenaga pendidik. Dan dengan anggaran biaya pendidikan yang rendah akan memperhambat tenaga pendidik dalam berkreativitas. Pada masa otonomi daerah, pendidikan tenaga pendidik masih rendah, dari 2,7 juta orang guru di Indonesia hanya sepertiga atau 3,5% yang berpendidikan Strata Satu/S1 (Republika 2008, dalam Hanani, 2013: 144). Sementara itu untuk tenaga pendidik di Sekolah Dasar berpendidikan S1 baru sekitar 10% (Kompas 2006 dalam Hanani, 2013: 134). Sementara tuntutan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru harus memiliki pendidikan serendah-rendahnya Strata Satu (S1). Selain itu pendidikan yang masih rendah, pada masa ini juga terindikasi tenaga pendidik mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Kemudian guru juga terjebak dengan proses pembelajaran yang konvensional, yang menurut perkembangan peserta didik dan tuntutan zaman hal tersebut tidaklah memadai. Sementara itu, pada umumnya tenaga pendidik tidak memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik atau kualitas pendidikan di era global, profesionalitas dan pendidikan guru tidak dapat diabaikan, karena pendidikan harus diolah dan disajikan dengan profesional sehingga dapat menjawab permasalahan dan tuntutan zaman (Hanani, 2013: 146).
  • 15. 12 2.4 Strategi Meningkatkan Profesional Tenaga Pendidik pada Otonomi Daerah Dengan realitas permasalahan yang dikemukakan terdahulu, maka dilakukan strategi-strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yakni dengan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dengan diundangkannya: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, 4. Kebijakan tentang Sertifikasi untuk tenaga pendidik, 5. 8 standar pendidikan, dan lain sebagainya.
  • 16. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari permasalahan yang telah dibahas terdahulu, dapat disimpulkan sebagai berikut: 3.1.1 Kebijakan pendidikan pada otonomi daerah di antaranya adalah: a. Pendidikan akhlak dalam sistem pendidikan, b. Kurikulum berbasis kearifan lokal, dan c. Strategi pengajaran. 3.1.2 Institusi pendidikan pada era otonomi daerah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan profesionalitas dalam institusi pendidikan itu sendiri, 3.1.3 Profesionalisme tenaga pendidik pada otonomi daerah harus disesuai dengan standar-standar tertentu untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam mendidik anak bangsa, serta meningkatkan kreativitas dalam mendidik, 3.1.4 Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan profesional tenaga pendidik pada otonomi daerah melalui kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara. 3.2 Saran-saran Jika dilihat dari perkembangan pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, perlu adanya kejujuran dan rasa tanggung jawab yang tinggi yang dilakukan oleh semua pihak dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan di negeri ini, yang pada akhirnya memberikan peradaban sesuai dengan apa yang telah dilakukan. Setiap pembahasan yang telah dikemukakan dapat dijabar lebih luas dan lebih terperinci lagi untuk mendapat pemahaman yang baik tentang reformasi pendidikan di Indonesia dalam konteks otonomi daerah.
  • 17. 14 DAFTAR RUJUKAN Hanani, Silfia. 2013. Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Hasibuan, Lias. 2010. Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta: GP Press http://download.portalgaruda.org/article.php?article=183375&val=6353&title=Otono mi%20Daerah%20dan%20Otonomi%20Pendidikan diakses pada tanggal 29 September 2016 Jam 23.28 WIB Nasution. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5, www.microsoft.com Rozak, Abd. dkk. 2010. KompilasiUndang-undangdanPeraturanBidangPendidikan. Jakarta: FITK Press Saleh, Akh. Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa. Malang: Erlangga www.esdm.go.id/prokum/uu/1999/uu-22-1999.pdf diakses pada tanggal 29-09-2016 Jam 23.20 WIB www.tatanusa.co.id/tapmpr/98TAPMPR-XV.pdf diakses pada tanggal 29 September 2016 Jam 23.52 WIB