Teks tersebut membahas tentang pemahaman konsep pendidikan sebagai kajian interdisiplin dan intradisiplin. Ada beberapa poin penting yang diangkat, yaitu: (1) pendidikan bukan hanya dikaji oleh ilmu pendidikan sendiri tetapi juga oleh ilmu-ilmu sosial lain seperti sosiologi, sehingga merupakan kajian interdisiplin, (2) pendekatan interdisiplin berbeda dengan intradisiplin dimana intradisiplin hanya melihat d
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian Interdisiplin dan Intradisiplin
1. Memahami Konsep Pendidikan
Sebagai Kajian Interdisiplin dan
Intradisiplin
PEMAKALAH : DADANG DJOKO KARYANTO
NIM :P3A116008
PROGRAM DOKTOR KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2016
2. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Batasan Penulisan
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai
Ilmu
2.2 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai
Kajian Interdisiplin
2.2.1 Alasan Perlunya Melakukan Kajian
Interdisiplin
2.3 Memahami Konsep Pendidikan Sebagai
Kajian Intradisiplin
4. Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Ilmu
Secara garis besar, ruang lingkup ilmu pendidikan
adalah “masalah masalah pendidikan dalam batas
dunia empiris”. Empiris berasal dari Yunani
empeiria—yang berarti pengalaman. Artinya ilmu
pendidikan tidak membahas masalah-masalah
manusia di luar yang empiris atau meta-empiris
Genealogi ilmu pendidikan adalah gambaran
skematik yang menunjukkan dasar, cabang-
cabang dan ranting-ranting ilmu
pendidikan.Genealogi ini dibagi menjadi 2, yaitu:
Teori-teori umum pendidikan atau ilmu pendidikan
umum
Teori-teori khusus pendidikan atau ilmu
5. Masalah masalah yang dikaji tersebut dibagi menjadi 2,
yaitu:
Hal-hal yang bersifat fondasional. Ilmu yang dikaji dalam
pembahasan ini adalah menjawab pertanyaan:
Mengapa manusia bertingkah laku tertentu?
Untuk apa menciptakan sekolah?
Mengapa pendidikan diperlukan?
Hal-hal yang bersifat teknis metodologis. Ilmu yang dikaji
dalam pembahasan ini adalah menjawab pertanyaan
“apa dan bagaimana”, misalnya:
Apa yang diajarkan?
Bagaimana mengorganisasikan proses belajar mengajar?
Apa yang diorganisasikan dalam proses belajar
mengajar?
6. Meeth (1978) mengilustrasikan kajian ilmu seperti dikutip oleh Nordahl dan Serafin
(2005) mengilustrasikan perbedaan antara intradisiplinaritas, cross-disiplinaritas,
multidisiplinaritas, interdisiplinaritas dan transdisiplinaritas dalam hirarki seperti
berikut:
7. INTRADISIPLIN yaitu studi yang hanya terdiri dari
satu disiplin.
CROSS-DISIPLIN yaitu suatu studi dimana satu
disiplin dipandang dari beberapa sudut pandang
disiplin lain.
MULTIDISIPLIN yaitu studi dimana antara satu
disiplin dan disiplin lain disejajarkan (juxtaposistion
of disciplines), dimana masing-masing disiplin
menawarkan sudut pandangnya masing-masing tapi
tidak ada upaya untuk memadukannya secara
integratif. Multidisiplinaritas adalah pendekatan
dimana dua atau lebih disiplin digunakan tapi tidak
ada kerjasama antara satu disiplin dengan disiplin
yang lain.
8. Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian
Interdisiplin
Damsar (2011) menyatakan bahwa pendidikan
merupakan kajian utama dalam ilmu pendidikan,
tetapi sekarang pendidikan menjadi sebuah kajian
interdisiplin dalam arti tidak hanya dikaji oleh ilmu
pendidikan tetapi di juga oleh ilmu-ilmu sosial lain.
Prentice (1990) menyatakan Ilmu Informasi sebagai
disiplin, dan khususnya memakai pendekatan
interdispliner (interdisciplinary approach). Dia
menyatakan disiplin sebagai struktur, isi, dan
implikasi dari sekumpulan pengetahuan
tertentu (body of knowledge).
9. Alasan Perlunya Melakukan Kajian Interdisiplin
Kajian interdisiplin merupakan kajian lintas ilmu
yang berbeda atau antar ilmu yang berbeda.
Maka dari itu perlu melakukan kajian interdisiplin
dengan alasan sebagai berikut:
Dengan menjembatani disiplin ilmu yang
terfragmentasi, interdisipliner bisa berperan dalam
membela kebebasan akademik.
Kreativitas membutuhkan pengetahuan interdisipliner.
Proses penemuan kerapkali mencakup tindakan
menggabungkan ide yang sebelumnya tampak tidak
berkaitan. Pemikiran yang kreatif kerap menghasilkan
ide yang tidak lazim tapi membuahkan permutasi yang
produktif. Aspek yang digabungkan bisa berasal dari
satu disiplin, atau berasal dari permutasi ide dari dua
atau lebih disiplin.
10. Pendatang baru seringkali memberikan kontribusi yang penting
pada bidangnya yang baru Observasi pendatang baru dapat
membuka mata atas hal-hal yang baru. Misalnya di bidang
antropologi, pendatang baru bisa melihat aspek aspek budaya
yang kasat mata bagi penduduk asli. Para pendatang pun lebih
cermat untuk tidak mengabaikan anomali.
Penganut disiplin ilmu tertentu seringkali melakukan kesalahan
yang hanya bisa terdeteksi oleh orang yang memahami dua
atau lebih disiplin ilmu Pengamatan lintas disiplin berguna
karena jurang antar disiplin ilmu terlalu luas. Sehingga tidak
jarang ilmuwan mengambil kesimpulan yang bertabrakan
dengan kesimpulan di disiplin ilmu lain akibat generalisasi atau
tidak peka pada disiplin ilmu lain tersebut.
Banyak sekali topik-topik riset yang jatuh di persimpangan
beragam disiplin ilmu. Ruscio berargumen bahwa disiplin ilmu
pada prakteknya tidak memiliki batas yang jelas selayaknya
harapan para teoretisi disiplin ilmu tersebut.Serta peneliti
disipliner tampak mampu mengisi celah kosong yang produktif
sehingga area abu-abu ilmu pengetahuan bisa diisi.
Banyak permasalahan intelektual, sosial dan praktikal
memerlukan pendekatan interdisipliner. Coba
11. Pengetahuan dan riset interdisipliner berguna akan mengingatkan kita akan
idealnya kesatuan badan ilmu pengetahuan. Tentu saja sekarang ini mustakhil
untuk menguasai semua disiplin ilmu sekaligus. Tapi bila kita keliru mengartikan
pengetahuan disiplin dengan kebajikan; jika kita lupa seberapa banyak kita tidak
tahu; jika kita lupa seberapa besar kita tidak bisa tahu; jika kita tidak
menginginkan, setidaknya sebagai prinsip, idealitas kesatuan badan ilmu
pengetahuan; kita akan kehilangan sesuatu yang penting.
Pelaksana praktek interdisipliner menikmati fleksibilitas yang lebih besar dalam
risetnya. Kebanyakan bidang ilmu mengalami kemajuan yang pesat, diikuti
dengan periode stagnasi. Pada saat saat ini dalam konteks pribadi, ilmuwan yang
berani pindah ke disiplin ilmu yang baru akan menikmati fleksibilitas dan
kebebasan baru dalam karir mereka, sebuah imbalan personal untuk kesediaan
melintasi batas disiplin ilmu.
Ketimbang terpaku pada satu disiplin ilmu yang sempit, penganut interdisipliner
sering merasakan sensasi intelektual yang mirip dengan penjelajahan di lahan
yang baru. Pada titik tertentu, imbal balik dari proses input tertentu mengecil
secara progresif. Butuh berjam jam untuk belajarcatur, dan tahunan untuk
menjadi ahli. Hal serupa terjadi dalam dunia pembelajaran. Misalnya seorang ahli
anatomi serangga dalam rangka menjadi ahli bisa jadi tidak pernah membaca
Tolstoy atau tidak pernah mendengar Vivaldi akibat alokasi waktu yang
ketat. Interdisiplineritas, kontras dengannya, selamanya memperlakukan diri
mereka dengan intelektualitas yang setara dengan menjelajahi daerah eksotik.
Pelaksana ilmu Interdisipliner bisa menjembatani jurang
komunikasi dalam akademi modern, karenanya membantu
memobilisasi sumberdaya intelektual yang besar dalam
membangun rasionalitas yang lebih besar.
12. Memahami Konsep Pendidikan Sebagai Kajian
Intradisiplin
Kajian Intradisiplin yaitu studi yang hanya terdiri dari
satu disiplin yaitu suatu bentuk atau model
pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin
ilmu, tanpa menghubungkan denan struktur ilmu lain.
Jadi pengembangan materi berdasarkan ciri dan
karakteristik dari bidang studi bersangkutan. Ilmu
pengetahuan adalah suatu proses sosial yang
mengalami diseminasi secara global maupun lokal
melalui berbagai bentuk dan tempat, maka di masa
yang akan datang akan terjadi rekonfigurasi ilmu
pengetahuan.
13. Dalam memecahkan masalah pendidikan jika hanya
menggunakan intradisiplin, kita akan berhadapan
dengan berbagai kelemahan yang muncul dimana
kita hanya memahami disiplin ilmu itu saja tanpa
memahami disiplin ilmu lain yang dapat
dimanfaatkan untuk melengkapi disiplin ilmu yang
kita pahami. Di dalam dunia akademik saat ini
ditandai dengan keberadaan disiplin ilmu yang saling
terpisah. Integrasi oleh karenanya merupakan kata
kunci yang diperlukan untuk saling meningkatkan
pemahaman. Pendekatan dengan memanfaatkan
disiplin tunggal tidak dapat memberikan kontribusi
yang optimal terhadap upaya-upaya yang diperlukan
untuk mengatasi masalah yang bersifat global dan
menjadi semakin rumit.
15. Kesimpulan
Masalah-masalah yang dihadapi dunia saat ini merupakan
masalah yang bersifat multi sektoral dan memiliki kaitan satu
sama lain. Masalah yang kompleks tersebut tidak lagi dapat
diatasi hanya dengan menggunakan satu disiplin atau pendekatan
saja, tapi terkadang penggabungan berbagai disiplinpun
memperlihatkan berbagai ciri yang berbeda.
Semua permasalahan yang dihadapi manusia termasuk salah
satunya ilmu pendidikan tidak dapat dipahami dan dipecahkan
dengan hanya menggunakan satu sudut pandang atau lebih
singkatnya dengan tidak hanya menggunakan satu disiplin.
Faktanya, semua permasalahan dan teknologi sebagai penerapan
ilmu untuk kebutuhan praktis manusia merupakan sinergi antar
berbagai disiplin.
Pendekatan interdisiplin berbeda dengan pendekatan intradisiplin.
Interdisipline merupakan upaya mengintegrasikan berbagai sudut
pandang untuk memecahkan masalah tertentu. Sedangkan
intadisiplin merupakan pendekatan yang hanya memperhatikan
satu disiplin ilmu, tanpa menghubungkan denan struktur ilmu lain.
Hakikatnya pendidikan memang merupakan salah satu kajian
utama dalam ilmu pendidikan, namun sekarang pendidikan telah
menjadi kajian interdisiplin. Pendidikan tidak hanya dikaji oleh
satu ilmu pendidikan (intradisiplin), tetapi juga oleh ilmu-ilmu sosial
16. DAFTAR RUJUKAN
Chaeruman, U.A. (2010). Memahami konsep transdisiplinaritas
dan pendidikan transdisiplin. Makalah S3Teknologi Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta. Tersedia
http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent
/uploads/2010/12/Uwes_memahami_konsep
transdisiplinaritas_dan pendidikan transdisiplin.pdf.
Damsar. (2011). Pengantar sosiologi pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia.
Hidayat, R. (2014). Sosiologi pendidikan Emile Durkheim. Jakarta:
RajaGrafindo.