SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dari kejiwaan manusia,
dengan cara memahami sisi kepribadian dan perilakunya, tak terkecuali pada
anak. Ilmu jiwa anak dan ilmu jiwa masa muda, kedua-duanya disebut sebagai
ilmu jiwa genetis atau ilmu jiwa perkembangan, kedua-duanya merupakan bagian
dari psikologi.
Anak, anugerah terindah yang telah mencuri perhatian dan kasih sayang
para orangtua bahkan ketika masih dalam kandungan. Anak bukan orang dewasa
dalam ukuran mini karena anak memiliki taraf dan pencapaian perkembangan
tersendiri yang berbeda dengan individu yang berada pada tahapan remaja dan
dewasa, sehingga anak harus memperoleh perlakuan yang tepat sesuai dengan
perkembangannya. Tahapan demi tahapan perkembangannya seperti lembaran
buku, selalu menghadirkan hal baru yang menuntut para orangtua atau orang
dewasa yang ada disekelilingnya untuk terus belajar memahami mereka seiring
dengan perkembangan usaha mereka untuk memahami para orang tua dan
lingkukngan sekitarnya.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas bagaimana perkembangan
anak dan masalah yang terjadi pada anak dalam sorotan psikologi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulis akan mengajukan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Perkembangan (anak)?
2. Bagaimana fase perkembangan pada anak?
3. Apa saja masalah psikologi yang terjadi pada anak?
2
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu psikologi perkembangan anak.
2. Menganalisa fase-fase perkembangan pada anak.
3. Mengetahui masalah psikologi yang terjadi pada anak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Psikologi perkembangan.
2.1.1. Apa yang dimaksud psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang
memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur
jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya,
mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Mempelajari psikologi
perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan guru dalam memberikan
pelayanan dan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembagannya,
melainkan juga berguna dalam memahami diri kita sendiri. Psikologi
perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah
perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau usia
lanjut). Lebih dari itu psikologi perkembangan juga sangat berguna bagi
pengambil kebijaksanaan dalam merumuskan program-progam bantuan bagi
anak-anak dan remaja.1
Ilmu jiwa perkembangan adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan
perkembangan jiwa manusia sejak konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu
jiwa anak adalah bagian dari ilmu jiwa perkembangan yang mempelajari
perkembangan anak sejak konsepsi hingga kedewasaan.
2.1.2. Minat awal mempelajari perkembangan anak
Jauh sebelum dilakukan studi ilmiah terhadap perkembangan anak, perhatian dan
penyelidikan yang mendalam tentang anak-anak sedikit sekali dilakukan. Bahkan
buku-buku khusus tentang perkembangan jiwa anak-anak belum ada.
Salah satu filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang
kehidupan anak adalah Plato (427-346 SM). Menurut Plato, perbedaan-perbedaan
1Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013)
4
individual mempunyai dasar genetis. Potensi individu ditentukan oleh faktor
keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan.
Meskipun Plato tidak dapat memberikan bukti yang langsung dalam menunjang
spekukasinya tentang determinan genetik dari perkembangan, namun tampak jelas
bahwa menurutnya merupakan miniatur orang dewasa. Hal ini tampak dari
anggapan bahwa semua keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang tampil
dikemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas).
Jadi, anggapan bahwa anak merupakan miniatur orang dewasa, mengandung arti
bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa dan bukan secara
kualitatif. Oleh sebab itu, pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan
status apapun kepada anak-anak.
Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, John Locke (1632-
1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang
paling menentukan dalam perkembagan anak. Ia tidak mengakui adanya
kemampuan bawaan (innate knowledge). Sebaliknya menurut Locke, isi kejiwaan
anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana
bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara
kertas itu ditulisi. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah “tabula rasa” (blank
slate) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan
hidup terhadap perkembangan anak. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan
peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan. Oleh sebab itu
peranan orangtua sangat penting dalam mengisi secarik kertas kosong itu sejak
dari bayi. Sebagaimana halnya Plato, John Locke juga beranggapan bahwa anak-
anak hanya berbeda dengan orang dewasa secara kuantitatif, meskipun ia menolak
teori tentang innate dan perkembangan yang ditentukan secara genetik.
Pandangan-pandangan John Locke ini kemudian ditantang oleh Jean Jacques
Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis abad ke 18, yang beranggapan
bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Ia sama sekali
5
menolak pandangan bahwa bayi dalah makhluk pasif, yang perkembangannya
ditentukan oleh pengalaman. Oleh sebab itu anak harus dibiarkan untuk
memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui interaksinya dengan
lingkungan.
Pandangan Rousseau yang dikenal dengan istilah “noble savage” ini, digolongkan
sebagai pandangan yang beraliran “nativisme:. Sebaliknya pandangan Locke yang
lebih mementingkan faktor pengalaman dan faktor lingungan dikenal dengan
aliran “empirisme” atau “environmentalisme” dan merupakan titik awal dari
timbulnya “teori belajar” (learning theory) di kemudian hari. Kedua pandangan
yang berlawanan ini, kemudian menjadi objek pembahasan dari banyak tokoh
psikologi perkembangan. Oleh sebab itu, tidak heran kalau Locke dan Rousseau
disebut sebagai pelopor pertama dalam psikologi anak. Locke dipandang sebagai
bapak “teori enviromental” dan “teori belajar”, sedangkan Rousseau dipandang
sebagai pelopor “teori develomental” dalam psikologi.2
2.2. Fase perkembangan anak
2.2.1. Periode bayi (0-2 tahun)
Periode bayi berlangsung dua tahun pertama kehidupan. Pada masa ini
pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara fisik maupun psikologis,
dan merupakan masa dasar perkembangan individu selanjutnya.
2.2.1.1.Pola dasar pertumbuhan
Pertumbuhan fisik tidak bersifat acak tetapi mengikuti dua pola, yaitu:
1. Pola cephalocaudal (dari bahasa Latin yang berarti “kepala ke ekor”), yaitu
pertumbuhan tercepat selalu terjadi di atas, yaitu kepala. Pertumbuhan fisik dalam
ukuran, berat badan, dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas ke
bawah, contohnya dari kepala ke kaki, leher ke bahu, ke batang tubuh bagian
tengah, dan seterusnya.3
2 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013)
3Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
107
6
2. Pola proximodistal (dari bahasa Latin yang berati “jauh ke dekat”), yaitu
rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak ke arah
tangan dan kaki.
2.2.1.2. Perkembangan fisik dan motorik
Berbagai penelitian yang dilakukan beberapa tahun terkahir telah
menunjukkan hasil bhawa ternyata bayi telah memiliki kemampuan
mengembangkan sistem motorik perseptual yang tinggi. Saat lahir, bayi Indonesia
rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3-3,5 kg dan panjang badan sekitar 50
cm. Pada bulan-bulan pertama bayi bertumbuh sangat cepat, walaupun minggu-
minggu pertama menurun sedikit karena proses penyesuaian. Pada usia lima
bulan, rata-rata bayi dapat mencapai berat sekitar 8 kg dan pada usia satu tahun
dapat mencapai berat sekitar 23 pon. Untuk tinggi atau panjang badannya, rata-
rata bayi yang saat lahir mencapai 18-22 inci dan pada usia satu tahun dapat
mencapai 30 inci.
Perekembangan kemampuan motorik bayi akan sangat membantu untuk
melakukan ekplorasi dan mempraktikkan kemampuan yang baru. Hal ini
dimungkinkan karena pencapaian keterampilan motorik pada tahun pertama
menyebabkan meningkatnya kemandirian, memungkinkan bayi untuk menjelajahi
lingkungannya dengan lebih leluasa, dan untuk memulai berinteraksi dengan
orang lain. Pada tahun kedua anak menjadi lebih terampil secara motorik dan
lebih aktif, mereka tidak lagi diam disatu tempat tetapi ingin bergerak ke seluruh
ruangan. Aktivitas motorik dalam dua tahun ini berperan penting bagi
perkembangan kompetensi anak.46
2.2.1.3. Perkembangan Kognitif
Dari berbagai penelitian tentang kemampuan kognitif bayi dapat
disimpulkan bahwa bayi sudah mampu berpikir, dapat belajar sesuatu dan secara
katif menanggapi dan mengubah lingkungannya. Walaupun tentunya masih
terbatas belum layaknya seperti orang dewasa. Untuk masa bayi 0-2 tahun,
4 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
123
7
perkembangan kognitifnya ada pada tahap sensorimotorik. Pada tahap ini, bayi
membentuk pemahaman tentang sekitarnya dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensoriknya, seperti melihat, meraba, memegang, dan
mendengan dengan tindakan fisik motoriknya, oleh karena itu disebut sensori-
motor.
Menurut Piaget, ada enam periode dalam tahap sensorimotor, yaitu:
Periode 1: Refleks (0-1 bulan)
Periode 2: Kebiasaan (1-4 bulan)
Periode 3: Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan)
Periode 4: Koordinasi skemata (8-12 bulan)
Periode 5: Eksperimen (12-18 bulan)
Periode 6: Representasi (18-24 bulan).5
2.2.1.4. Perkembangan sosial emosional
Selain perkembangan aspek biologis dan kognitif, maka perkembangan
sosial emosional juga harus diperhatikan. Menurut, Nanide (2008) perkembangan
sosial emosional yang sehat mencakup adanya sense of confidence and
comptence, kemampuan membina huubungan baik dengan teman sebaya dan
ornag-orang dewasa, kemampuan untuk tetap pada tugas, memiliki arah/tujuan,
kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengomunikasikan
perasaan/emosinya, kemampuan mengelola emosi yang kuat secara kontrukstif.
Pada awal kehidupan bayi, emosi yang dicetuskan bayi erat sekali
hubungannya dengan ketidaknyamanan fisik yang dirasakan seperti rasa lapar,
haus, rasa terkejut karena suara-suara yang keras dan tiba-tiba, cahaya yang terlalu
terang, dan rasa sakit yang biasanya menimbulkan rasa sakit pada bayi.6
2.2.2. Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun)
Masa anak dimulai setelah masa bayi yang penuh “ketergantungan”, yaitu dari
usia sekitar dua tahun sampai dengan usia 12 tahun. Menurut Hurlock, masa anak
5 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
146
6 Ibid,hlm 137-138
8
dibagi menjadi dua periode, yaitu: 1) Masa anak awal, berlangsung dari usia 2-6
tahun. 2) Masa anak akhir, berlangsung dari usia 6-12 tahun.
2.2.2.1. Ciri-ciri kanak-kanak awal (Hurlock)
Umumnya orangtua mengaggap masa ini sebagai usia bermasalah karena
pada masa ini sering terjadi masalah perilaku sebagai akibat karena anak sedang
dalam proses perkembangan kepribadian yang unik dan menuntuk kebebasan.
Para pendidik menyebut masa ini sebagai usia prasekolah karena merupakan saat
anak mengikuti taman kanak-kanak dan masa persiapan untuk memulai
pendidikan formal di kelas satu SD. Psikolog sering meneybut sebagai usia
prakelompok karena anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan untuk penyesuaian disi saat masuk sekolah dasar.7
2.2.2.2. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kank-kanak
merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat
perbedaan musim; bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang
terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan agustus
untuk peningkatan tinggi tubuh.
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukura
berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih
mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap lingkungannya
dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Proporsi tubuhnya berubah secara drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata
tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5
tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh
dengan cepat, namun pertumbuhan tengkorak tidak secepat usia sebelumnya.
Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi
7
Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
9
makanan padat, seperti daging, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang
dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun.8
2.2.2.3. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi
mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan
yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan
berkembangnya representasional, atau “symbolic function” yaitu kemampuan
menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain
dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan benda).
Meskipun berpikir melalui simbol dipandang lebih maju dari berpikir
periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih mengalami
keterbatasan.9
2.2.2.4. Perkembangan Emosional
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia
mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan
diarahkan. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai
berikut:
a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap
membahayakan. Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang
kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut.
b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada
objeknya. Contoh perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap,
takut hantu, dan sebagainya.
8 Ibid,(diakses pada 26 oktober 2016)
9
Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
10
c. Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang
lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-
kata kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit,
memukul, menampar, menendang, dan merusak).
d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang
telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang
kepadanya.
f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau
perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada
orang tua atau saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam
keluarganya. Apabila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada
anak, maka dia pun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.
g. Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk
ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air.
Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang suka menakut-nakuti anak,
sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau menghentikan perilaku anak yang
tidak disenanginya.
h. Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala
sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini
ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya
tentang : dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa
bertanya (masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.10
2.2.3. Periode kanak-kanak akhir (6-12)
Masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia enam tahun sampai kira-kira usia 12
tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual.
10 Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
11
Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan
psikologis untuk memasuki masa remaja.11
2.2.3.1. Ciri Perkembangan kanak-kanak akhir
Orangtua umumnya menganggap masa ini merupakan usia yang
menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak
dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Para pendidik menyebut sebagai usia
sekolah dasar, yaitu pada saat anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
berbagai keterampilan di sekolah dasar. Psikolog menyebut masa ini usia
berkelompok karena anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai
anggota kelompok dan ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam
penampilan, berbicara dan perilaku.12
2.2.3.2. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal.
Selama tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata 1-2 inci pertahun,
sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi
rata-rata anak laki-laki 146 cm. Selama pertengahan dan akhir masa kanak-kanak,
berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg per tahun. Berat meningkat
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, sistem otot, dan ukuran
beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah.
Kemampuan kekuatan anak berlipat ganda selama masa ini dan anak laki-laki
umumnya lebih kuat daripada anak perempuan.13
2.2.3.3. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, anak pada masa ini berada pada tahap operasional konkret
yang berlangsung kira-kira usia 7-11 tahun. Pada tahapan ini, pemikiran logis
menggantikan pemikiran intiutif. Konsep yang semula samar-samar dan tidak
jelas, kini menjadi konkret. Anak sudah mampu berpikir rasional dan melakukan
aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret dan dalam
11 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
247
12 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
248
13 Ibid,hlm 249
12
situasi konkret. Anak telah mampu memperlihatkan keterampilan konversi,
klasifikasi, penjumlahan, pengurangan, dan beberapa kemampuan lain yang
sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan dasar di sekolah.14
2.2.3.4. Perkembangan sosial emosioanal
Perkembangan emosi dan sosial adalah proses berkembangnya
kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas.
Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti/memahami orang lain
yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan,
dirasa dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang oranglain
tersebut tanpa “kehilangan” dirinya sendiri.
Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan
perasaan orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur perasaannya sendiri dan
perasaan orang lain. Mereka dapat lebih mengatur ekspresi emosionalnya dalam
situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan emosional orang lain. Pada
usia 7-8 tahun, rasa malu dan bangga memengaruhi pandangan anak terhadap diri
mereka sendiri. Secara bertahap anak juga dapat memverbalisasi emosi yang
saling bertentangan. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah,
sedih, atau takut, serta bagaimana orang lain bereaksi dalam menunjukkan emosi
ini dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi
tersebut.
Umumnya ungkapan emosional pada masa ini merupakan ungkapan yang
menyenangkan. Anak-anak suka tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak. Untuk
standar orang dewasa ungkapan emosional ini kurang matang, tetapi pada anak
hal ini menandakan bahwa anak berbahagia dan anak mempunyai penyesuaian
diri yang baik. Menurut Hurlock, masa ini sering disebut sebagai usia
berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-
teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
14 Ibid,hlm 258
13
kelompok, dan akan merasa kesepian dan tidak puas bila tidak bersama dengan
teman-temannya.15
15 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
264-265
14
2.3. Masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi
Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi diantaranya
yaitu :
a. Gangguan Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan
psikologis yang mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan
kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau kegelisahan.Ada
berbagai jenis gangguan kecemasan, seperti ketakutan yang tidak beralasan
situasi, paling sering disebut sebagai fobia, gangguan kecemasan umum, yang
cenderung membuat anak-anak khawatir berlebihan tentang hal-hal yang tidak
realistis, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak-
anak mengulangi pola pikiran dan perilaku, seperti mencuci tangan, dan gangguan
stres pasca-trauma, yang biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami
peristiwa traumatis dalam hidup. Gangguan stres pasca-trauma menyebabkan
kilas balik yang menyakitkan dan menakutkan dari peristiwa traumatik.
b. Depresi parah adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada
anak-anak. Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa sedih
atau tidak berharga. Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk kegiatan yang
mereka gunakan untuk sangat menikmati, dan mungkin memiliki perubahan nafsu
makan dan pola tidur. Mereka mungkin mulai melihat dunia sebagai tempat yang
putus asa, dan mereka tampaknya tidak peduli tentang apa pun. Semua gejala ini
penting untuk menyadari karena ketika mereka menggabungkan, seorang anak
dapat mempertimbangkan bunuh diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.16
c. Bipolar Disorder Gangguan sering terlihat pada gejala perubahan suasana
hati berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari rendah ke
tinggi dengan cepat. Saat-saat perubahan suasana hati berlebihan kadang-kadang
dimoderatori oleh suasana hati biasa di antara, tapi selama periode suasana hati
16 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
15
yang intens, anak-anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara non-
stop, menunjukkan penilaian buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat
banyak tidur. Jika tidak diobati tanpa obat, gangguan bipolar dapat menyebabkan
depresi berat.
d. Hiperaktif merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering
terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana
mereka cenderung bergerak aktif bahkan super aktif di dalam rumah atau di
lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya. Anak-anak yang
hiperaktif bisa membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi
secara spontan dan tanpa pikir panjang.
e. Pemurung dan penyendiri Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak
yang ceria bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka
sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri.
Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial
mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
Selain itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam kehidupan sehari-
hari antara lain sebagai berikut:
1. Anak suka berbohong Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan
oleh karena orang tua acap kali melarang anak untuk mengatakan atau
menceritakan sesuatu peristiwa atau kejadian yang benar. Sebagai ilusterasi,
"Jagad secara terus terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia pernah mencubit
adiknya sampai menangis meraung-raung." Mendengar pernyataan ini Ibunya
langsung mencubit paha Jagad bahkan menampar pihinya hingga memar
memerah. Suatu ketika Jagad marah pada adiknya karena mengganggu saat ia
sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih bergolak menahan rasa marahnya,
16
akan tetapi Jagad mengatakan pada ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi
adiknya.17
Mendengar penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium
pipinya dan mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita
tarik kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat
perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar
oleh ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya
mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada
anak bahwa ibu lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong.
2. Anak suka mencuri Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung
sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin
berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan
anak.Anggapan ini tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang
dilakukan anak, orang tua harus melarang dan menghentikannya.Boleh dikata hal
ini kerap kali terjadi, terutama dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat
sampai tujuh tahun. Pada usia ini anak cenderung untuk mengambil apa yang
bukan haknya. 18
17 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
18 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang
memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur
jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya,
mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Ilmu jiwa perkembangan
adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan perkembangan jiwa manusia sejak
konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu jiwa anak adalah bagian dari ilmu
jiwa perkembangan yang mempelajari perkembangan anak sejak konsepsi hingga
kedewasaan.
Ada tiga fase perkembangan anak, yaitu: 1). Periode bayi (0-2 tahun), 2)
Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun), dan 3) Periode kanak-kanak akhir (6-12
tahun) yang didalamnya terdapat beberapa teori perkembangan, yaitu: 1)
Perkembangan fisik, 2) Perkembangan kognitif, dan 3) Perkembangan sosial
emosional.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada
penulis. Dan bagi pemakalah selanjutnya agar menambahkan referensi dari
penulis yang kurang dalam hal referensi. Sekian penutup dari penulis semoga
dapat diterima di hati dan penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hari Soetjiningsih, Christina. 2012. Seri Psikologi Perkembangan anak sejak
pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Desmita. 2013. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Khasanahtullidayati,
http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-psikologi-anak-masa-
kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-
psikologi-anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)

More Related Content

What's hot

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewananggapriktew
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanNovi Suryani
 
Karakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaKarakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaAghnia Rahmawati
 
Power point mapel ipa kelas 2
Power point mapel ipa kelas 2Power point mapel ipa kelas 2
Power point mapel ipa kelas 2ajeng_puspita18
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniAisyahTamara
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Istna Zakia Iriana
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
Makalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMakalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMitha Ye Es
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soalselvyimelia
 
Peran guru dalam pendidikan
Peran guru dalam pendidikanPeran guru dalam pendidikan
Peran guru dalam pendidikanferyanusharefa
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUD
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUDIntegrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUD
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUDleli maimunah
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganIrwan Fauzi
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosianna rasyla
 
Biologi jaringan penyokong
Biologi jaringan penyokongBiologi jaringan penyokong
Biologi jaringan penyokongFajar Fajar
 

What's hot (20)

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
 
Sel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhanSel hewan dan tumbuhan
Sel hewan dan tumbuhan
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya PendidikanPengelolaan Biaya Pendidikan
Pengelolaan Biaya Pendidikan
 
Karakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remajaKarakteristik perkembangan remaja
Karakteristik perkembangan remaja
 
Power point mapel ipa kelas 2
Power point mapel ipa kelas 2Power point mapel ipa kelas 2
Power point mapel ipa kelas 2
 
PISCES PPT
PISCES PPTPISCES PPT
PISCES PPT
 
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia diniMakalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
Makalah psikologi perkembangan psikologi pada anak usia dini
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
 
Manusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandumManusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandum
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
Makalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mysMakalah pendidikan anak berbakat mys
Makalah pendidikan anak berbakat mys
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
RPP TPS
RPP TPSRPP TPS
RPP TPS
 
Peran guru dalam pendidikan
Peran guru dalam pendidikanPeran guru dalam pendidikan
Peran guru dalam pendidikan
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Tugas perkembangan hewan
Tugas perkembangan hewanTugas perkembangan hewan
Tugas perkembangan hewan
 
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUD
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUDIntegrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUD
Integrasi ICT Dalam Ruang Lingkup PAUD
 
makalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembanganmakalah psikologi perkembangan
makalah psikologi perkembangan
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Biologi jaringan penyokong
Biologi jaringan penyokongBiologi jaringan penyokong
Biologi jaringan penyokong
 

Similar to PERKEMBANGAN ANAK

(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan audDiana Fakhriyani
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptNanang638977
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptRahmaAriLestari
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptToniPenuam
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptMayaLatifahRy
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppthein30
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanSejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanمحمد خيرى
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Umi Arifah
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
Makalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensiMakalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensisarni72
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaAaz M Hafidz Azis
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaTerminal Purba
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakSantiKartini
 

Similar to PERKEMBANGAN ANAK (20)

(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
(Pertemuan ii) pengantar psikologi perkembangan aud
 
Bab 1 psikobang
Bab 1 psikobangBab 1 psikobang
Bab 1 psikobang
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.pptTM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
TM_8,9_Pertumbuhan_dan_Perkembangan_Manusia.ppt
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanSejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
 
Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1Psikologi Perkembangan 1
Psikologi Perkembangan 1
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
landasan pendidikan
landasan pendidikanlandasan pendidikan
landasan pendidikan
 
Makalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensiMakalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensi
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
Makalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remajaMakalah karakteristik remaja
Makalah karakteristik remaja
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

PERKEMBANGAN ANAK

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Psikologi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dari kejiwaan manusia, dengan cara memahami sisi kepribadian dan perilakunya, tak terkecuali pada anak. Ilmu jiwa anak dan ilmu jiwa masa muda, kedua-duanya disebut sebagai ilmu jiwa genetis atau ilmu jiwa perkembangan, kedua-duanya merupakan bagian dari psikologi. Anak, anugerah terindah yang telah mencuri perhatian dan kasih sayang para orangtua bahkan ketika masih dalam kandungan. Anak bukan orang dewasa dalam ukuran mini karena anak memiliki taraf dan pencapaian perkembangan tersendiri yang berbeda dengan individu yang berada pada tahapan remaja dan dewasa, sehingga anak harus memperoleh perlakuan yang tepat sesuai dengan perkembangannya. Tahapan demi tahapan perkembangannya seperti lembaran buku, selalu menghadirkan hal baru yang menuntut para orangtua atau orang dewasa yang ada disekelilingnya untuk terus belajar memahami mereka seiring dengan perkembangan usaha mereka untuk memahami para orang tua dan lingkukngan sekitarnya. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas bagaimana perkembangan anak dan masalah yang terjadi pada anak dalam sorotan psikologi. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulis akan mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Perkembangan (anak)? 2. Bagaimana fase perkembangan pada anak? 3. Apa saja masalah psikologi yang terjadi pada anak?
  • 2. 2 1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut. 1. Mengetahui apa itu psikologi perkembangan anak. 2. Menganalisa fase-fase perkembangan pada anak. 3. Mengetahui masalah psikologi yang terjadi pada anak.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Psikologi perkembangan. 2.1.1. Apa yang dimaksud psikologi perkembangan Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Mempelajari psikologi perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan guru dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembagannya, melainkan juga berguna dalam memahami diri kita sendiri. Psikologi perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau usia lanjut). Lebih dari itu psikologi perkembangan juga sangat berguna bagi pengambil kebijaksanaan dalam merumuskan program-progam bantuan bagi anak-anak dan remaja.1 Ilmu jiwa perkembangan adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan perkembangan jiwa manusia sejak konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu jiwa anak adalah bagian dari ilmu jiwa perkembangan yang mempelajari perkembangan anak sejak konsepsi hingga kedewasaan. 2.1.2. Minat awal mempelajari perkembangan anak Jauh sebelum dilakukan studi ilmiah terhadap perkembangan anak, perhatian dan penyelidikan yang mendalam tentang anak-anak sedikit sekali dilakukan. Bahkan buku-buku khusus tentang perkembangan jiwa anak-anak belum ada. Salah satu filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang kehidupan anak adalah Plato (427-346 SM). Menurut Plato, perbedaan-perbedaan 1Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013)
  • 4. 4 individual mempunyai dasar genetis. Potensi individu ditentukan oleh faktor keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan. Meskipun Plato tidak dapat memberikan bukti yang langsung dalam menunjang spekukasinya tentang determinan genetik dari perkembangan, namun tampak jelas bahwa menurutnya merupakan miniatur orang dewasa. Hal ini tampak dari anggapan bahwa semua keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang tampil dikemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas). Jadi, anggapan bahwa anak merupakan miniatur orang dewasa, mengandung arti bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa dan bukan secara kualitatif. Oleh sebab itu, pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan status apapun kepada anak-anak. Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, John Locke (1632- 1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembagan anak. Ia tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Sebaliknya menurut Locke, isi kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu ditulisi. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah “tabula rasa” (blank slate) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan hidup terhadap perkembangan anak. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan. Oleh sebab itu peranan orangtua sangat penting dalam mengisi secarik kertas kosong itu sejak dari bayi. Sebagaimana halnya Plato, John Locke juga beranggapan bahwa anak- anak hanya berbeda dengan orang dewasa secara kuantitatif, meskipun ia menolak teori tentang innate dan perkembangan yang ditentukan secara genetik. Pandangan-pandangan John Locke ini kemudian ditantang oleh Jean Jacques Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis abad ke 18, yang beranggapan bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Ia sama sekali
  • 5. 5 menolak pandangan bahwa bayi dalah makhluk pasif, yang perkembangannya ditentukan oleh pengalaman. Oleh sebab itu anak harus dibiarkan untuk memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui interaksinya dengan lingkungan. Pandangan Rousseau yang dikenal dengan istilah “noble savage” ini, digolongkan sebagai pandangan yang beraliran “nativisme:. Sebaliknya pandangan Locke yang lebih mementingkan faktor pengalaman dan faktor lingungan dikenal dengan aliran “empirisme” atau “environmentalisme” dan merupakan titik awal dari timbulnya “teori belajar” (learning theory) di kemudian hari. Kedua pandangan yang berlawanan ini, kemudian menjadi objek pembahasan dari banyak tokoh psikologi perkembangan. Oleh sebab itu, tidak heran kalau Locke dan Rousseau disebut sebagai pelopor pertama dalam psikologi anak. Locke dipandang sebagai bapak “teori enviromental” dan “teori belajar”, sedangkan Rousseau dipandang sebagai pelopor “teori develomental” dalam psikologi.2 2.2. Fase perkembangan anak 2.2.1. Periode bayi (0-2 tahun) Periode bayi berlangsung dua tahun pertama kehidupan. Pada masa ini pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara fisik maupun psikologis, dan merupakan masa dasar perkembangan individu selanjutnya. 2.2.1.1.Pola dasar pertumbuhan Pertumbuhan fisik tidak bersifat acak tetapi mengikuti dua pola, yaitu: 1. Pola cephalocaudal (dari bahasa Latin yang berarti “kepala ke ekor”), yaitu pertumbuhan tercepat selalu terjadi di atas, yaitu kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan, dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas ke bawah, contohnya dari kepala ke kaki, leher ke bahu, ke batang tubuh bagian tengah, dan seterusnya.3 2 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013) 3Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 107
  • 6. 6 2. Pola proximodistal (dari bahasa Latin yang berati “jauh ke dekat”), yaitu rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak ke arah tangan dan kaki. 2.2.1.2. Perkembangan fisik dan motorik Berbagai penelitian yang dilakukan beberapa tahun terkahir telah menunjukkan hasil bhawa ternyata bayi telah memiliki kemampuan mengembangkan sistem motorik perseptual yang tinggi. Saat lahir, bayi Indonesia rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3-3,5 kg dan panjang badan sekitar 50 cm. Pada bulan-bulan pertama bayi bertumbuh sangat cepat, walaupun minggu- minggu pertama menurun sedikit karena proses penyesuaian. Pada usia lima bulan, rata-rata bayi dapat mencapai berat sekitar 8 kg dan pada usia satu tahun dapat mencapai berat sekitar 23 pon. Untuk tinggi atau panjang badannya, rata- rata bayi yang saat lahir mencapai 18-22 inci dan pada usia satu tahun dapat mencapai 30 inci. Perekembangan kemampuan motorik bayi akan sangat membantu untuk melakukan ekplorasi dan mempraktikkan kemampuan yang baru. Hal ini dimungkinkan karena pencapaian keterampilan motorik pada tahun pertama menyebabkan meningkatnya kemandirian, memungkinkan bayi untuk menjelajahi lingkungannya dengan lebih leluasa, dan untuk memulai berinteraksi dengan orang lain. Pada tahun kedua anak menjadi lebih terampil secara motorik dan lebih aktif, mereka tidak lagi diam disatu tempat tetapi ingin bergerak ke seluruh ruangan. Aktivitas motorik dalam dua tahun ini berperan penting bagi perkembangan kompetensi anak.46 2.2.1.3. Perkembangan Kognitif Dari berbagai penelitian tentang kemampuan kognitif bayi dapat disimpulkan bahwa bayi sudah mampu berpikir, dapat belajar sesuatu dan secara katif menanggapi dan mengubah lingkungannya. Walaupun tentunya masih terbatas belum layaknya seperti orang dewasa. Untuk masa bayi 0-2 tahun, 4 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 123
  • 7. 7 perkembangan kognitifnya ada pada tahap sensorimotorik. Pada tahap ini, bayi membentuk pemahaman tentang sekitarnya dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoriknya, seperti melihat, meraba, memegang, dan mendengan dengan tindakan fisik motoriknya, oleh karena itu disebut sensori- motor. Menurut Piaget, ada enam periode dalam tahap sensorimotor, yaitu: Periode 1: Refleks (0-1 bulan) Periode 2: Kebiasaan (1-4 bulan) Periode 3: Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan) Periode 4: Koordinasi skemata (8-12 bulan) Periode 5: Eksperimen (12-18 bulan) Periode 6: Representasi (18-24 bulan).5 2.2.1.4. Perkembangan sosial emosional Selain perkembangan aspek biologis dan kognitif, maka perkembangan sosial emosional juga harus diperhatikan. Menurut, Nanide (2008) perkembangan sosial emosional yang sehat mencakup adanya sense of confidence and comptence, kemampuan membina huubungan baik dengan teman sebaya dan ornag-orang dewasa, kemampuan untuk tetap pada tugas, memiliki arah/tujuan, kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengomunikasikan perasaan/emosinya, kemampuan mengelola emosi yang kuat secara kontrukstif. Pada awal kehidupan bayi, emosi yang dicetuskan bayi erat sekali hubungannya dengan ketidaknyamanan fisik yang dirasakan seperti rasa lapar, haus, rasa terkejut karena suara-suara yang keras dan tiba-tiba, cahaya yang terlalu terang, dan rasa sakit yang biasanya menimbulkan rasa sakit pada bayi.6 2.2.2. Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun) Masa anak dimulai setelah masa bayi yang penuh “ketergantungan”, yaitu dari usia sekitar dua tahun sampai dengan usia 12 tahun. Menurut Hurlock, masa anak 5 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 146 6 Ibid,hlm 137-138
  • 8. 8 dibagi menjadi dua periode, yaitu: 1) Masa anak awal, berlangsung dari usia 2-6 tahun. 2) Masa anak akhir, berlangsung dari usia 6-12 tahun. 2.2.2.1. Ciri-ciri kanak-kanak awal (Hurlock) Umumnya orangtua mengaggap masa ini sebagai usia bermasalah karena pada masa ini sering terjadi masalah perilaku sebagai akibat karena anak sedang dalam proses perkembangan kepribadian yang unik dan menuntuk kebebasan. Para pendidik menyebut masa ini sebagai usia prasekolah karena merupakan saat anak mengikuti taman kanak-kanak dan masa persiapan untuk memulai pendidikan formal di kelas satu SD. Psikolog sering meneybut sebagai usia prakelompok karena anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan untuk penyesuaian disi saat masuk sekolah dasar.7 2.2.2.2. Perkembangan Fisik Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kank-kanak merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat perbedaan musim; bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan agustus untuk peningkatan tinggi tubuh. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukura berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya. Proporsi tubuhnya berubah secara drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5 tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkorak tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi 7 Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah- psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
  • 9. 9 makanan padat, seperti daging, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun.8 2.2.2.3. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau “symbolic function” yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan benda). Meskipun berpikir melalui simbol dipandang lebih maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih mengalami keterbatasan.9 2.2.2.4. Perkembangan Emosional Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut: a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan. Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut. b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. Contoh perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap, takut hantu, dan sebagainya. 8 Ibid,(diakses pada 26 oktober 2016) 9 Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah- psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
  • 10. 10 c. Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata- kata kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit, memukul, menampar, menendang, dan merusak). d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada orang tua atau saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam keluarganya. Apabila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka dia pun akan menaruh kasih sayang kepada mereka. g. Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang suka menakut-nakuti anak, sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau menghentikan perilaku anak yang tidak disenanginya. h. Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya tentang : dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa bertanya (masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.10 2.2.3. Periode kanak-kanak akhir (6-12) Masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia enam tahun sampai kira-kira usia 12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. 10 Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah- psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
  • 11. 11 Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja.11 2.2.3.1. Ciri Perkembangan kanak-kanak akhir Orangtua umumnya menganggap masa ini merupakan usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Para pendidik menyebut sebagai usia sekolah dasar, yaitu pada saat anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan berbagai keterampilan di sekolah dasar. Psikolog menyebut masa ini usia berkelompok karena anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok dan ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.12 2.2.3.2. Perkembangan fisik Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal. Selama tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata 1-2 inci pertahun, sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Selama pertengahan dan akhir masa kanak-kanak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg per tahun. Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, sistem otot, dan ukuran beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah. Kemampuan kekuatan anak berlipat ganda selama masa ini dan anak laki-laki umumnya lebih kuat daripada anak perempuan.13 2.2.3.3. Perkembangan kognitif Menurut Piaget, anak pada masa ini berada pada tahap operasional konkret yang berlangsung kira-kira usia 7-11 tahun. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intiutif. Konsep yang semula samar-samar dan tidak jelas, kini menjadi konkret. Anak sudah mampu berpikir rasional dan melakukan aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret dan dalam 11 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 247 12 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 248 13 Ibid,hlm 249
  • 12. 12 situasi konkret. Anak telah mampu memperlihatkan keterampilan konversi, klasifikasi, penjumlahan, pengurangan, dan beberapa kemampuan lain yang sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan dasar di sekolah.14 2.2.3.4. Perkembangan sosial emosioanal Perkembangan emosi dan sosial adalah proses berkembangnya kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti/memahami orang lain yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan, dirasa dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang oranglain tersebut tanpa “kehilangan” dirinya sendiri. Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka dapat lebih mengatur ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan emosional orang lain. Pada usia 7-8 tahun, rasa malu dan bangga memengaruhi pandangan anak terhadap diri mereka sendiri. Secara bertahap anak juga dapat memverbalisasi emosi yang saling bertentangan. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, sedih, atau takut, serta bagaimana orang lain bereaksi dalam menunjukkan emosi ini dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi tersebut. Umumnya ungkapan emosional pada masa ini merupakan ungkapan yang menyenangkan. Anak-anak suka tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak. Untuk standar orang dewasa ungkapan emosional ini kurang matang, tetapi pada anak hal ini menandakan bahwa anak berbahagia dan anak mempunyai penyesuaian diri yang baik. Menurut Hurlock, masa ini sering disebut sebagai usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman- teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu 14 Ibid,hlm 258
  • 13. 13 kelompok, dan akan merasa kesepian dan tidak puas bila tidak bersama dengan teman-temannya.15 15 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm 264-265
  • 14. 14 2.3. Masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi diantaranya yaitu : a. Gangguan Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan psikologis yang mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau kegelisahan.Ada berbagai jenis gangguan kecemasan, seperti ketakutan yang tidak beralasan situasi, paling sering disebut sebagai fobia, gangguan kecemasan umum, yang cenderung membuat anak-anak khawatir berlebihan tentang hal-hal yang tidak realistis, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak- anak mengulangi pola pikiran dan perilaku, seperti mencuci tangan, dan gangguan stres pasca-trauma, yang biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami peristiwa traumatis dalam hidup. Gangguan stres pasca-trauma menyebabkan kilas balik yang menyakitkan dan menakutkan dari peristiwa traumatik. b. Depresi parah adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada anak-anak. Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa sedih atau tidak berharga. Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk kegiatan yang mereka gunakan untuk sangat menikmati, dan mungkin memiliki perubahan nafsu makan dan pola tidur. Mereka mungkin mulai melihat dunia sebagai tempat yang putus asa, dan mereka tampaknya tidak peduli tentang apa pun. Semua gejala ini penting untuk menyadari karena ketika mereka menggabungkan, seorang anak dapat mempertimbangkan bunuh diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.16 c. Bipolar Disorder Gangguan sering terlihat pada gejala perubahan suasana hati berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari rendah ke tinggi dengan cepat. Saat-saat perubahan suasana hati berlebihan kadang-kadang dimoderatori oleh suasana hati biasa di antara, tapi selama periode suasana hati 16 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi- anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
  • 15. 15 yang intens, anak-anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara non- stop, menunjukkan penilaian buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat banyak tidur. Jika tidak diobati tanpa obat, gangguan bipolar dapat menyebabkan depresi berat. d. Hiperaktif merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif bahkan super aktif di dalam rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya. Anak-anak yang hiperaktif bisa membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi secara spontan dan tanpa pikir panjang. e. Pemurung dan penyendiri Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak yang ceria bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan. Selain itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam kehidupan sehari- hari antara lain sebagai berikut: 1. Anak suka berbohong Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan oleh karena orang tua acap kali melarang anak untuk mengatakan atau menceritakan sesuatu peristiwa atau kejadian yang benar. Sebagai ilusterasi, "Jagad secara terus terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia pernah mencubit adiknya sampai menangis meraung-raung." Mendengar pernyataan ini Ibunya langsung mencubit paha Jagad bahkan menampar pihinya hingga memar memerah. Suatu ketika Jagad marah pada adiknya karena mengganggu saat ia sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih bergolak menahan rasa marahnya,
  • 16. 16 akan tetapi Jagad mengatakan pada ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi adiknya.17 Mendengar penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium pipinya dan mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar oleh ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada anak bahwa ibu lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong. 2. Anak suka mencuri Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan anak.Anggapan ini tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang dilakukan anak, orang tua harus melarang dan menghentikannya.Boleh dikata hal ini kerap kali terjadi, terutama dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat sampai tujuh tahun. Pada usia ini anak cenderung untuk mengambil apa yang bukan haknya. 18 17 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi- anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016) 18 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi- anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
  • 17. 17 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Ilmu jiwa perkembangan adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan perkembangan jiwa manusia sejak konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu jiwa anak adalah bagian dari ilmu jiwa perkembangan yang mempelajari perkembangan anak sejak konsepsi hingga kedewasaan. Ada tiga fase perkembangan anak, yaitu: 1). Periode bayi (0-2 tahun), 2) Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun), dan 3) Periode kanak-kanak akhir (6-12 tahun) yang didalamnya terdapat beberapa teori perkembangan, yaitu: 1) Perkembangan fisik, 2) Perkembangan kognitif, dan 3) Perkembangan sosial emosional. 3.2. Saran Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis. Dan bagi pemakalah selanjutnya agar menambahkan referensi dari penulis yang kurang dalam hal referensi. Sekian penutup dari penulis semoga dapat diterima di hati dan penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA Hari Soetjiningsih, Christina. 2012. Seri Psikologi Perkembangan anak sejak pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Jakarta: Prenadamedia Group. Desmita. 2013. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Khasanahtullidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-psikologi-anak-masa- kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016) Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem- psikologi-anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)