Dokumen tersebut membahas tentang psikologi perkembangan anak, dimulai dari pengertian psikologi perkembangan, minat awal mempelajari perkembangan anak, fase-fase perkembangan anak mulai dari bayi hingga kanak-kanak awal, serta perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional pada masing-masing fase tersebut."
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
PERKEMBANGAN ANAK
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dari kejiwaan manusia,
dengan cara memahami sisi kepribadian dan perilakunya, tak terkecuali pada
anak. Ilmu jiwa anak dan ilmu jiwa masa muda, kedua-duanya disebut sebagai
ilmu jiwa genetis atau ilmu jiwa perkembangan, kedua-duanya merupakan bagian
dari psikologi.
Anak, anugerah terindah yang telah mencuri perhatian dan kasih sayang
para orangtua bahkan ketika masih dalam kandungan. Anak bukan orang dewasa
dalam ukuran mini karena anak memiliki taraf dan pencapaian perkembangan
tersendiri yang berbeda dengan individu yang berada pada tahapan remaja dan
dewasa, sehingga anak harus memperoleh perlakuan yang tepat sesuai dengan
perkembangannya. Tahapan demi tahapan perkembangannya seperti lembaran
buku, selalu menghadirkan hal baru yang menuntut para orangtua atau orang
dewasa yang ada disekelilingnya untuk terus belajar memahami mereka seiring
dengan perkembangan usaha mereka untuk memahami para orang tua dan
lingkukngan sekitarnya.
Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas bagaimana perkembangan
anak dan masalah yang terjadi pada anak dalam sorotan psikologi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, penulis akan mengajukan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Perkembangan (anak)?
2. Bagaimana fase perkembangan pada anak?
3. Apa saja masalah psikologi yang terjadi pada anak?
2. 2
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu psikologi perkembangan anak.
2. Menganalisa fase-fase perkembangan pada anak.
3. Mengetahui masalah psikologi yang terjadi pada anak.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Psikologi perkembangan.
2.1.1. Apa yang dimaksud psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang
memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur
jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya,
mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Mempelajari psikologi
perkembangan tidak hanya berguna bagi orangtua dan guru dalam memberikan
pelayanan dan pendidikan kepada anak sesuai dengan tahap perkembagannya,
melainkan juga berguna dalam memahami diri kita sendiri. Psikologi
perkembangan akan memberikan wawasan dan pemahaman tentang sejarah
perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa atau usia
lanjut). Lebih dari itu psikologi perkembangan juga sangat berguna bagi
pengambil kebijaksanaan dalam merumuskan program-progam bantuan bagi
anak-anak dan remaja.1
Ilmu jiwa perkembangan adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan
perkembangan jiwa manusia sejak konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu
jiwa anak adalah bagian dari ilmu jiwa perkembangan yang mempelajari
perkembangan anak sejak konsepsi hingga kedewasaan.
2.1.2. Minat awal mempelajari perkembangan anak
Jauh sebelum dilakukan studi ilmiah terhadap perkembangan anak, perhatian dan
penyelidikan yang mendalam tentang anak-anak sedikit sekali dilakukan. Bahkan
buku-buku khusus tentang perkembangan jiwa anak-anak belum ada.
Salah satu filosof yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat tentang
kehidupan anak adalah Plato (427-346 SM). Menurut Plato, perbedaan-perbedaan
1Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013)
4. 4
individual mempunyai dasar genetis. Potensi individu ditentukan oleh faktor
keturunan. Artinya, sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih
kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan.
Meskipun Plato tidak dapat memberikan bukti yang langsung dalam menunjang
spekukasinya tentang determinan genetik dari perkembangan, namun tampak jelas
bahwa menurutnya merupakan miniatur orang dewasa. Hal ini tampak dari
anggapan bahwa semua keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang tampil
dikemudian hari setelah dewasa merupakan bawaan sejak lahir (innate ideas).
Jadi, anggapan bahwa anak merupakan miniatur orang dewasa, mengandung arti
bahwa anak berbeda secara kuantitatif dengan orang dewasa dan bukan secara
kualitatif. Oleh sebab itu, pada abad pertengahan, masyarakat tidak memberikan
status apapun kepada anak-anak.
Pada akhir abad ke-17, seorang filosof Inggris kenamaan, John Locke (1632-
1704) mengemukakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang
paling menentukan dalam perkembagan anak. Ia tidak mengakui adanya
kemampuan bawaan (innate knowledge). Sebaliknya menurut Locke, isi kejiwaan
anak ketika dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana
bentuk dan corak kertas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara
kertas itu ditulisi. Dalam hal ini Locke mengemukakan istilah “tabula rasa” (blank
slate) untuk mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan
hidup terhadap perkembangan anak. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan
peka terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan. Oleh sebab itu
peranan orangtua sangat penting dalam mengisi secarik kertas kosong itu sejak
dari bayi. Sebagaimana halnya Plato, John Locke juga beranggapan bahwa anak-
anak hanya berbeda dengan orang dewasa secara kuantitatif, meskipun ia menolak
teori tentang innate dan perkembangan yang ditentukan secara genetik.
Pandangan-pandangan John Locke ini kemudian ditantang oleh Jean Jacques
Rousseau (1712-1778), seorang filosof Perancis abad ke 18, yang beranggapan
bahwa anak berbeda secara kualitatif dengan orang dewasa. Ia sama sekali
5. 5
menolak pandangan bahwa bayi dalah makhluk pasif, yang perkembangannya
ditentukan oleh pengalaman. Oleh sebab itu anak harus dibiarkan untuk
memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri melalui interaksinya dengan
lingkungan.
Pandangan Rousseau yang dikenal dengan istilah “noble savage” ini, digolongkan
sebagai pandangan yang beraliran “nativisme:. Sebaliknya pandangan Locke yang
lebih mementingkan faktor pengalaman dan faktor lingungan dikenal dengan
aliran “empirisme” atau “environmentalisme” dan merupakan titik awal dari
timbulnya “teori belajar” (learning theory) di kemudian hari. Kedua pandangan
yang berlawanan ini, kemudian menjadi objek pembahasan dari banyak tokoh
psikologi perkembangan. Oleh sebab itu, tidak heran kalau Locke dan Rousseau
disebut sebagai pelopor pertama dalam psikologi anak. Locke dipandang sebagai
bapak “teori enviromental” dan “teori belajar”, sedangkan Rousseau dipandang
sebagai pelopor “teori develomental” dalam psikologi.2
2.2. Fase perkembangan anak
2.2.1. Periode bayi (0-2 tahun)
Periode bayi berlangsung dua tahun pertama kehidupan. Pada masa ini
pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat baik secara fisik maupun psikologis,
dan merupakan masa dasar perkembangan individu selanjutnya.
2.2.1.1.Pola dasar pertumbuhan
Pertumbuhan fisik tidak bersifat acak tetapi mengikuti dua pola, yaitu:
1. Pola cephalocaudal (dari bahasa Latin yang berarti “kepala ke ekor”), yaitu
pertumbuhan tercepat selalu terjadi di atas, yaitu kepala. Pertumbuhan fisik dalam
ukuran, berat badan, dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas ke
bawah, contohnya dari kepala ke kaki, leher ke bahu, ke batang tubuh bagian
tengah, dan seterusnya.3
2 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, (PTRemaja Rosdakarya 2013)
3Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
107
6. 6
2. Pola proximodistal (dari bahasa Latin yang berati “jauh ke dekat”), yaitu
rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak ke arah
tangan dan kaki.
2.2.1.2. Perkembangan fisik dan motorik
Berbagai penelitian yang dilakukan beberapa tahun terkahir telah
menunjukkan hasil bhawa ternyata bayi telah memiliki kemampuan
mengembangkan sistem motorik perseptual yang tinggi. Saat lahir, bayi Indonesia
rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3-3,5 kg dan panjang badan sekitar 50
cm. Pada bulan-bulan pertama bayi bertumbuh sangat cepat, walaupun minggu-
minggu pertama menurun sedikit karena proses penyesuaian. Pada usia lima
bulan, rata-rata bayi dapat mencapai berat sekitar 8 kg dan pada usia satu tahun
dapat mencapai berat sekitar 23 pon. Untuk tinggi atau panjang badannya, rata-
rata bayi yang saat lahir mencapai 18-22 inci dan pada usia satu tahun dapat
mencapai 30 inci.
Perekembangan kemampuan motorik bayi akan sangat membantu untuk
melakukan ekplorasi dan mempraktikkan kemampuan yang baru. Hal ini
dimungkinkan karena pencapaian keterampilan motorik pada tahun pertama
menyebabkan meningkatnya kemandirian, memungkinkan bayi untuk menjelajahi
lingkungannya dengan lebih leluasa, dan untuk memulai berinteraksi dengan
orang lain. Pada tahun kedua anak menjadi lebih terampil secara motorik dan
lebih aktif, mereka tidak lagi diam disatu tempat tetapi ingin bergerak ke seluruh
ruangan. Aktivitas motorik dalam dua tahun ini berperan penting bagi
perkembangan kompetensi anak.46
2.2.1.3. Perkembangan Kognitif
Dari berbagai penelitian tentang kemampuan kognitif bayi dapat
disimpulkan bahwa bayi sudah mampu berpikir, dapat belajar sesuatu dan secara
katif menanggapi dan mengubah lingkungannya. Walaupun tentunya masih
terbatas belum layaknya seperti orang dewasa. Untuk masa bayi 0-2 tahun,
4 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
123
7. 7
perkembangan kognitifnya ada pada tahap sensorimotorik. Pada tahap ini, bayi
membentuk pemahaman tentang sekitarnya dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensoriknya, seperti melihat, meraba, memegang, dan
mendengan dengan tindakan fisik motoriknya, oleh karena itu disebut sensori-
motor.
Menurut Piaget, ada enam periode dalam tahap sensorimotor, yaitu:
Periode 1: Refleks (0-1 bulan)
Periode 2: Kebiasaan (1-4 bulan)
Periode 3: Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan)
Periode 4: Koordinasi skemata (8-12 bulan)
Periode 5: Eksperimen (12-18 bulan)
Periode 6: Representasi (18-24 bulan).5
2.2.1.4. Perkembangan sosial emosional
Selain perkembangan aspek biologis dan kognitif, maka perkembangan
sosial emosional juga harus diperhatikan. Menurut, Nanide (2008) perkembangan
sosial emosional yang sehat mencakup adanya sense of confidence and
comptence, kemampuan membina huubungan baik dengan teman sebaya dan
ornag-orang dewasa, kemampuan untuk tetap pada tugas, memiliki arah/tujuan,
kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengomunikasikan
perasaan/emosinya, kemampuan mengelola emosi yang kuat secara kontrukstif.
Pada awal kehidupan bayi, emosi yang dicetuskan bayi erat sekali
hubungannya dengan ketidaknyamanan fisik yang dirasakan seperti rasa lapar,
haus, rasa terkejut karena suara-suara yang keras dan tiba-tiba, cahaya yang terlalu
terang, dan rasa sakit yang biasanya menimbulkan rasa sakit pada bayi.6
2.2.2. Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun)
Masa anak dimulai setelah masa bayi yang penuh “ketergantungan”, yaitu dari
usia sekitar dua tahun sampai dengan usia 12 tahun. Menurut Hurlock, masa anak
5 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
146
6 Ibid,hlm 137-138
8. 8
dibagi menjadi dua periode, yaitu: 1) Masa anak awal, berlangsung dari usia 2-6
tahun. 2) Masa anak akhir, berlangsung dari usia 6-12 tahun.
2.2.2.1. Ciri-ciri kanak-kanak awal (Hurlock)
Umumnya orangtua mengaggap masa ini sebagai usia bermasalah karena
pada masa ini sering terjadi masalah perilaku sebagai akibat karena anak sedang
dalam proses perkembangan kepribadian yang unik dan menuntuk kebebasan.
Para pendidik menyebut masa ini sebagai usia prasekolah karena merupakan saat
anak mengikuti taman kanak-kanak dan masa persiapan untuk memulai
pendidikan formal di kelas satu SD. Psikolog sering meneybut sebagai usia
prakelompok karena anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai
persiapan untuk penyesuaian disi saat masuk sekolah dasar.7
2.2.2.2. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Awal masa kank-kanak
merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat
perbedaan musim; bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang
terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan agustus
untuk peningkatan tinggi tubuh.
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut ukura
berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat lebih
mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap lingkungannya
dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Proporsi tubuhnya berubah secara drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata
tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5
tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh
dengan cepat, namun pertumbuhan tengkorak tidak secepat usia sebelumnya.
Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi
7
Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
9. 9
makanan padat, seperti daging, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5 tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang
dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun.8
2.2.2.3. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode
preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi
mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi adalah kegiatan-kegiatan
yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Periode ini ditandai dengan
berkembangnya representasional, atau “symbolic function” yaitu kemampuan
menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain
dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan benda).
Meskipun berpikir melalui simbol dipandang lebih maju dari berpikir
periode sensorimotor, namun kemampuan berpikir ini masih mengalami
keterbatasan.9
2.2.2.4. Perkembangan Emosional
Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia
mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan
diarahkan. Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai
berikut:
a. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap
membahayakan. Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang
kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut.
b. Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada
objeknya. Contoh perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap,
takut hantu, dan sebagainya.
8 Ibid,(diakses pada 26 oktober 2016)
9
Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
10. 10
c. Marah, merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang
lain, diri sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-
kata kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit,
memukul, menampar, menendang, dan merusak).
d. Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang
telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang
kepadanya.
f. Kasih sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau
perlindungan terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada
orang tua atau saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam
keluarganya. Apabila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada
anak, maka dia pun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.
g. Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk
ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air.
Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang suka menakut-nakuti anak,
sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau menghentikan perilaku anak yang
tidak disenanginya.
h. Ingin tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala
sesuatu atau objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini
ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya
tentang : dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa
bertanya (masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia sekitar 6 tahun.10
2.2.3. Periode kanak-kanak akhir (6-12)
Masa kanak-kanak akhir dimulai dari usia enam tahun sampai kira-kira usia 12
tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual.
10 Khasanahtul lidayati, http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-
psikologi-anak-masa-kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
11. 11
Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan diri secara fisik dan
psikologis untuk memasuki masa remaja.11
2.2.3.1. Ciri Perkembangan kanak-kanak akhir
Orangtua umumnya menganggap masa ini merupakan usia yang
menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih banyak
dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya. Para pendidik menyebut sebagai usia
sekolah dasar, yaitu pada saat anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
berbagai keterampilan di sekolah dasar. Psikolog menyebut masa ini usia
berkelompok karena anak ingin diterima oleh teman-teman sebayanya sebagai
anggota kelompok dan ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam
penampilan, berbicara dan perilaku.12
2.2.3.2. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik pada masa ini tidak lagi sepesat masa anak awal.
Selama tahun-tahun ini, anak bertambah tinggi rata-rata 1-2 inci pertahun,
sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi
rata-rata anak laki-laki 146 cm. Selama pertengahan dan akhir masa kanak-kanak,
berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg per tahun. Berat meningkat
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, sistem otot, dan ukuran
beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah.
Kemampuan kekuatan anak berlipat ganda selama masa ini dan anak laki-laki
umumnya lebih kuat daripada anak perempuan.13
2.2.3.3. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, anak pada masa ini berada pada tahap operasional konkret
yang berlangsung kira-kira usia 7-11 tahun. Pada tahapan ini, pemikiran logis
menggantikan pemikiran intiutif. Konsep yang semula samar-samar dan tidak
jelas, kini menjadi konkret. Anak sudah mampu berpikir rasional dan melakukan
aktivitas logis tertentu, walaupun masih terbatas pada objek konkret dan dalam
11 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
247
12 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
248
13 Ibid,hlm 249
12. 12
situasi konkret. Anak telah mampu memperlihatkan keterampilan konversi,
klasifikasi, penjumlahan, pengurangan, dan beberapa kemampuan lain yang
sangat dibutuhkan anak dalam mempelajari pengetahuan dasar di sekolah.14
2.2.3.4. Perkembangan sosial emosioanal
Perkembangan emosi dan sosial adalah proses berkembangnya
kemampuan anak untuk menyesuaikan diri terhadap dunia sosial yang lebih luas.
Dalam proses perkembangan ini anak diharapkan mengerti/memahami orang lain
yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan,
dirasa dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang oranglain
tersebut tanpa “kehilangan” dirinya sendiri.
Pada masa ini, anak menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan
perasaan orang lain. Mereka dapat lebih baik mengatur perasaannya sendiri dan
perasaan orang lain. Mereka dapat lebih mengatur ekspresi emosionalnya dalam
situasi sosial dan mereka dapat merespons tekanan emosional orang lain. Pada
usia 7-8 tahun, rasa malu dan bangga memengaruhi pandangan anak terhadap diri
mereka sendiri. Secara bertahap anak juga dapat memverbalisasi emosi yang
saling bertentangan. Anak-anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah,
sedih, atau takut, serta bagaimana orang lain bereaksi dalam menunjukkan emosi
ini dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka dengan emosi-emosi
tersebut.
Umumnya ungkapan emosional pada masa ini merupakan ungkapan yang
menyenangkan. Anak-anak suka tertawa genit atau tertawa terbahak-bahak. Untuk
standar orang dewasa ungkapan emosional ini kurang matang, tetapi pada anak
hal ini menandakan bahwa anak berbahagia dan anak mempunyai penyesuaian
diri yang baik. Menurut Hurlock, masa ini sering disebut sebagai usia
berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-
teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
14 Ibid,hlm 258
13. 13
kelompok, dan akan merasa kesepian dan tidak puas bila tidak bersama dengan
teman-temannya.15
15 Christina Hari Soetjiningsih, Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta, Prenadamedia Group, hlm
264-265
14. 14
2.3. Masalah Psikologi pada Anak yang Sering Terjadi
Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan emosi diantaranya
yaitu :
a. Gangguan Kecemasan adalah jenis yang paling umum dari gangguan
psikologis yang mempengaruhi anak-anak. Gejala utama dari gangguan
kecemasan adalah kekhawatiran yang berlebihan, ketakutan atau kegelisahan.Ada
berbagai jenis gangguan kecemasan, seperti ketakutan yang tidak beralasan
situasi, paling sering disebut sebagai fobia, gangguan kecemasan umum, yang
cenderung membuat anak-anak khawatir berlebihan tentang hal-hal yang tidak
realistis, serangan panik, gangguan obsesif kompulsif, yang menyebabkan anak-
anak mengulangi pola pikiran dan perilaku, seperti mencuci tangan, dan gangguan
stres pasca-trauma, yang biasanya terjadi pada anak-anak yang mengalami
peristiwa traumatis dalam hidup. Gangguan stres pasca-trauma menyebabkan
kilas balik yang menyakitkan dan menakutkan dari peristiwa traumatik.
b. Depresi parah adalah gangguan psikologis lain yang sangat umum pada
anak-anak. Depresi mempengaruhi emosi anak, membuat mereka merasa sedih
atau tidak berharga. Mereka mungkin kehilangan motivasi untuk kegiatan yang
mereka gunakan untuk sangat menikmati, dan mungkin memiliki perubahan nafsu
makan dan pola tidur. Mereka mungkin mulai melihat dunia sebagai tempat yang
putus asa, dan mereka tampaknya tidak peduli tentang apa pun. Semua gejala ini
penting untuk menyadari karena ketika mereka menggabungkan, seorang anak
dapat mempertimbangkan bunuh diri dan hidupnya mungkin dalam bahaya.16
c. Bipolar Disorder Gangguan sering terlihat pada gejala perubahan suasana
hati berlebihan yang tampaknya berubah dengan cepat dan pergi dari rendah ke
tinggi dengan cepat. Saat-saat perubahan suasana hati berlebihan kadang-kadang
dimoderatori oleh suasana hati biasa di antara, tapi selama periode suasana hati
16 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
15. 15
yang intens, anak-anak mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti berbicara non-
stop, menunjukkan penilaian buruk dan tidak tampak membutuhkan sangat
banyak tidur. Jika tidak diobati tanpa obat, gangguan bipolar dapat menyebabkan
depresi berat.
d. Hiperaktif merupakan sebuah gangguan psikologi anak yang cukup sering
terjadi. Seorang anak akan mendapatkan sebuah gangguan perilaku dimana
mereka cenderung bergerak aktif bahkan super aktif di dalam rumah atau di
lingkungan permainan bersama dengan teman-temannya. Anak-anak yang
hiperaktif bisa membahayakan teman-temannya akibat perilaku yang terjadi
secara spontan dan tanpa pikir panjang.
e. Pemurung dan penyendiri Ketika kita telah membahas mengenai anak-anak
yang ceria bahkan hiperaktif, ada pula anak yang berperilaku sebaliknya. Mereka
sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri.
Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial
mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
Selain itu, masalah psikologi pada anak berupa perilaku dalam kehidupan sehari-
hari antara lain sebagai berikut:
1. Anak suka berbohong Kemungkinan besar anak berbohong disebabkan
oleh karena orang tua acap kali melarang anak untuk mengatakan atau
menceritakan sesuatu peristiwa atau kejadian yang benar. Sebagai ilusterasi,
"Jagad secara terus terang mengatakan kepada ibunya bahwa ia pernah mencubit
adiknya sampai menangis meraung-raung." Mendengar pernyataan ini Ibunya
langsung mencubit paha Jagad bahkan menampar pihinya hingga memar
memerah. Suatu ketika Jagad marah pada adiknya karena mengganggu saat ia
sedang belajar, ibunya datang, hati Jagad masih bergolak menahan rasa marahnya,
16. 16
akan tetapi Jagad mengatakan pada ibunya itu, bahwa ia sangat menyayangi
adiknya.17
Mendengar penuturan ini ibunya langsung merangkul Jagad dengan mencium
pipinya dan mengusap-usap kepalanya.Dari contoh ilusterasi di atas dapat kita
tarik kesimpulan, bahwa berbicara benar membuat seorang anak , mendapat
perlakuan yang kurang menyenangkan, merasakan kesakitan, dicubit dan ditampar
oleh ibunya, sedangkan dengan berbohong mengatakan yang bukan sebenarnya
mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Pengalaman itu mengajarkan kepada
anak bahwa ibu lebih menyukai kepada anaknya yang berbohong.
2. Anak suka mencuri Kadang-kadang orang tua merasa terkejut dan bingung
sewaktu pertama kali mengetahui anaknya mencuri.Orang tua lantas mungkin
berpikir bahwa ini merupakan hal yang wajar dalam perkembangan
anak.Anggapan ini tentu saja tidak benar.Jadi, sekecil apa pun pencurian yang
dilakukan anak, orang tua harus melarang dan menghentikannya.Boleh dikata hal
ini kerap kali terjadi, terutama dalam keluarga yang memiliki anak berusia empat
sampai tujuh tahun. Pada usia ini anak cenderung untuk mengambil apa yang
bukan haknya. 18
17 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
18 Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-psikologi-
anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
17. 17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang
memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur
jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya,
mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya. Ilmu jiwa perkembangan
adalah ilmu jiwa khusus yang membicarakan perkembangan jiwa manusia sejak
konsepsi hingga kematian. Sedangkan ilmu jiwa anak adalah bagian dari ilmu
jiwa perkembangan yang mempelajari perkembangan anak sejak konsepsi hingga
kedewasaan.
Ada tiga fase perkembangan anak, yaitu: 1). Periode bayi (0-2 tahun), 2)
Periode kanak-kanak awal (2-6 tahun), dan 3) Periode kanak-kanak akhir (6-12
tahun) yang didalamnya terdapat beberapa teori perkembangan, yaitu: 1)
Perkembangan fisik, 2) Perkembangan kognitif, dan 3) Perkembangan sosial
emosional.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada
penulis. Dan bagi pemakalah selanjutnya agar menambahkan referensi dari
penulis yang kurang dalam hal referensi. Sekian penutup dari penulis semoga
dapat diterima di hati dan penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
18. 18
DAFTAR PUSTAKA
Hari Soetjiningsih, Christina. 2012. Seri Psikologi Perkembangan anak sejak
pembuahan sampai dengan kanak-kanak akhir. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Desmita. 2013. Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Khasanahtullidayati,
http://khasanatullidayati.blogspot.co.id/2014/08/makalah-psikologi-anak-masa-
kanak-kanak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)
Joni Reprima Corel, http://jonirpm.blogspot.co.id/2015/09/problem-
psikologi-anak.html?m=1 (diakses pada 26 oktober 2016)