1. Makalah Pengantar Pendidikan
Hakikat Manusia dan Pengembangannya
Nama: Pujiati
NIM: 06121010018
Dosen Pengasuh: Dr. Effendi Nawawi, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012/2013
2. Judul : Hakikat Manusia dan Pengembangannya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta
didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi
kemanusiaanya merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas
mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik
memiliki gambaran jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang meliputi : arti dan
wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya, pengembangan dimensi
tersebut, dan sosok manusia indonesia seutuhnya. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari
apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena
secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia akan membentuk peta
tentang karakter manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan
baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih
pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi
transaksi di dalam interaksi edukatif. Dengan kata lain ,dengan menggunakan peta
tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh ke dalam bentuk–
bentuk transaksi yang patologi dan berakibat merugikan subjek terdidik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sifat-sifat hakikat manusia?
2. Apa sajakah dimensi hakikat manusia?
3. Bagaimanakah pengembangan dimensi hakikat manusia?
3. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Materi
2.1.1 Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah
laku intelektual dan sosial.
c. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat
dunia lebih baik untuk ditempati
f. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan social.
(Psikologis Pendidikan, 2012)
4. 2.1.2 Sifat-sifat Hakikat Manusia
Sifat Hakikat Manusia menjadi bidang kajian filsafat, khususnya filsafat
antropologi. Hal ini menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar
soal praktik melainkan praktik yang berlandas dan bertujuan. Sedangkan landasan
dan tujuan pendidikan itu sendiri sifatnya normatif. Bersifat filosofis karena untuk
mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat
mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Bersifat normatif
karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuh kembangkan sifat hakikat
manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi
keharusan. (Hakikat Manusia dan Pengembangannya, 2011)
1. Pengertian dan Sifat Hakikat Manusia
Ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan
2. Pendidikan Bersifat Filosofis
Filosofis berarti berdasarkan pengetahuan dan penyelidian dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hokum, termasuk termasuk
teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika,
metafisika, epistemology dan falsafah)
Untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh diperlukan adanya kajian
yang bersifat mendasar, sistematis dan Universal tentang ciri hakiki manusia
3. Pendidikan Bersifat Normatif
Normatif berarti bersifat norma atau mempunyai tujuan/aturan
Pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia
sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan. (Pengantar
Ilmu Pendidikan, 2008)
5. 2.1.3 Wujud Sifat Hakikat Manusia
Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki
oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud
menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu :
• Kemampuan menyadari diri;
• Kemampuan bereksistensi;
• Pemilikan kata hati;
• Moral;
• Kemampuan bertanggung jawab;
• Rasa kebebasan (kemerdekaan);
• Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak;
• Kemampuan menghayati kebahagiaan.
(Hakikat Manusia dan Pengembangannya, 2011)
A.Kemampuan menyadari diri
Kaum Rasionalis menunjuk kunci perbedaan manusia dengan hewan pada
adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia
menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karateristik.
B.Kemampuan bereksistensi
Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan
dirinyasebagai objek, lalu melihat objek itu sebagai sesuatu, berarti manusia itu
dapat menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu
dirinya. Kemampuan menerobos ini bukan saja soal ruang, melainkan juga dengan
6. waktu. Kemampuan menempatkan diri dan menerobos inilah yang disebut
kemampuan bereksistensi.
C.Kata hati
Kata hati atau conscieice of Man juga sering disebut dengan istilah hati
nurani, lubuk hati, pelita hati, dan sebagainya. Manusia memiliki pengertian yang
menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya. Bahkan
mengerti juga akibatnya baik atau buruk bagi manusia sebagai manusia.
D.Moral
Jika kata hati dikatakan sebagai bentuk pengertian yang menyertai
perbuatan, maka yang dimaksud dengan moral adlah perbuatan itu sendiri. Di sini
masih tampak bahwa masih ada jarak antar kata hati dengan moral. Artinya
seseorang yang telah memiliki kata hati yang tajam belum otomatis perbuatannya
merupakan realisasi dari kata hatinya itu. Untuk menjembatanijarak yang
mengantarai keduanya masih ada aspek yang diperlukan yaitu kemauan.
E.Tanggung Jawab
Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang
menuntut jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab.
Wujud bertanggung jawab ada bermacam-macam, ada bertanggung jawab pada
diri sendiri, masyarakat, dan kepada Tuhan.
F.Rasa kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai
denagn tuntutan kodrat manusia. Dalam pernyataan ini ada dua hal yang
kelihatannya saling bertentangan yaitu “rasa bebas” dan “sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia” yang berarti ada ikatan.
7. G.Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai
manifestasi dari manusia sebagai mahluk sosial.Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika
seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu maka tentu ada kewajiban
yang harus dipenuhi terlebih dahulu yang pada saat itu belum di penuhi. Dalam
relitas hidup sehari-hari umumnya hak diasosiasikan dengan sesuatu yang
menyenangkan, sedangkan kewajiban di pndang sebagai sesuatu beban. Benarkah
kewajiban menjadi beban bagi manusia ?. ternyata bukan beban melainkan suatu
keniscayaan. Artinya selama orang itu menyebut dirinya manusia dan mau
dipandang sebagai manusia, maka kewajiban itu menjadi keniscayaan baginya.
H.Kemampuan menghayati kebahagiaan
Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia.
Ambillah missal tentang sebutan senang, gembira, baahagia, dan sejumlah istilah
lain yang mirip dengan itu. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa
seseorang yang sedangmengalami rasa senang atau gembira itulah sedang
mengalami kebahagiaan. Maka kita bisa menyimpulkan bahwa kebahagiaan itu
rupanya tidak terletak pada keadaannya sendiri secara faktual atuapun pada
rangkaian prosesnya tetapi terletak pada kesanggupannya menghayati semua itu
dengan keheningan jiwa, dan menundukan suatu hal di dalam rangkaian atau
ikatan tiga hal yaitu : usah, norma-norma dan takdir. Usaha adalah perjuangan
yang terus menerus untuk mengatasi masalah hidup. Selanjutnya usaha tersebut
harus bertumpu ada norma-norma dan kaidah-kaidah. Kemudian takdir
merupakan rangkaian yang terpisah dalam proses terjadinya kebahagiaan.
Komponen takdir ini erat bertalian dengan komponen usaha. (Susanto, 2009)
2.2.1 Empat dimensi hakikat manusia yaitu :
Dimensi keindividualan
8. .Manusia merupakan mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status
sebagai kholifah Allah diatas bumi. Manusia dianugerahi keadaan jasmani yang
lemah namun memiliki potensi-potensi jasmaniah (konstruksi tubuh lengkap),
rokhaniah (cipta, rasa, karsa, intuisi, bakat-bakat umum dan khusus) serta kondisi
lingkungan tertentu (bangsa, suku, ras, adat istiadat, kebudayaan). Dengan
berinteraksi secara aktif dengan lingkunganya, secara bertahap tumbuhlah
kesadaran diri pada anak manusia, sehingga memungkinkan dapat membedakan
diri dengan orang lain dan alam sekitar. Karena tanpa hubungan dengan orang lain
tidak mungkin tubuh menjadi individu yang baik - baik.
Menurut M.J Langeveld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk
mandiri yang sangat kuat meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak
berdaya sehingga memerlukan pihak lain untuk member perlindungan dan
bimbingan. Sifat kemandirian untuk memikul tanggung jawab merupakan ciri
yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.
Dimensi kesosialan
Setiap bayi yang dilahirkan memiliki potensi sosialitas. Menurut M.J Langeveld
bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.. Adanya dimensi
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan
adanya pergaulan, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Menurut Immanuel Kant bahwa manusia hanya menjadi manusia jika berada
diantara manusia. Seseorang dapat mengembangkan individualitasnya di dalam
pergaulan sosial, karena di situ manusia berkesempatan untuk belajar dari orang
lain, mengidentifikasi sifat-sifat yang dikagumi dari orang lain untuk dimilikinya,
serta menolak dari sifat yang tidak disukainya. Dimensi kesosialan manusia
tumbuh berkat adanya rasa saling membutuhkan. Untuk saling membantu, saling
melengkapi antar mereka, baik anak-anak maupun orang tua dan manusia lainya.
Dimensi kesusilaan
9. Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.
Akan tetapi di dalam kehidupan bermasyarakat orang tidak hanya berbuat yang
pantas tetapi juga kesopanan.. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakanya. Sehingga dikatakan
manusia itu adalah mahluk susila. Pendidikan kesusilaan meliputi rentangan yang
luas penggarapanya, mulai dari ranah kognitif yaitu mengetahui sampai kepada
menginternalisasi nilai sampai kepada ranah efektif dan meyakini, meniati sampai
kepada siap sedia untuk melakukan. Implikasi pedegogisnya ialah bahwa
pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran melakukan kewajiban dari
pada hak pada peserta didik.
Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius. Sebelum manusia mengenal
agama, mereka mempercayai adanya kekuatan supranatural yang menguasai alam
semesta ini. Akan tetapi, setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya.
Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang
lemah. Sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan agama
demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat mengahayati agama melalui proses
pendidikan agama. Itulah dimensi –dimensi pada manusia yang menyebabkan
manusia berbeda dengan hewan.
(Umar Tirtarahardja, 2005)
2.3 Pengembangan dimensi hakikat manusia
1. Pengembangan yang Utuh
2. Pengembangan yang tidak Utuh
2.3.1 Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi manusia ditentukan oleh 2 faktor :
Kualitas potensi tingkat manusia.
Kualitas layanan pendidikan yang diberikan untuk pengembangannya.
Wujud kebutuhan pengembangan dapat ditinjau dari :
10. Keutuhan antara aspek jasmani rohani, keutuhan antara dimensia individu
dan sosial, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek kognitif afektif
psikomotor.
Arah pengembangannya
Arah konsentris
Pengembangan keempat dimensi hakikat manusia tidak dipisahkan.
Arah horizontal
Pengembangan hakikat dimensi manusia dilaksanakan secara serempak.
2.3.2 Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di
dalam proses pengembangan jika ada unsur simensi hakikat manusia yang
terabaikan untuk ditangani. (Umar Tirtarahardja, 2005)
11. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dengan makhluk yang
lain. Ciri khas tersebut terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut
sifat hakikat manusia
Hakikat manusia memiliki beberapa dimensi, yaitu Dimensi keindividualan,
dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dimensi keberagamaan
Melalui pendidikan dimensi-dimensi tersebut akan mengalami perkembangan
sesuai dengan pendidikan yang dilakukan. Perkembangan tersebut memiliki dua
arah, yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani,antara dimensi
keindividualan,kesosialan,kesusilaan,dan keberagamaan. Pengembangan hal-hal tersebut
dikatakanutuh jika keseluruhannya mendapatkan pelayanan yang berimbang.
3.2 Saran
Setelah mengulas materi hakikat manusia dan pengembangannya, sebagai calon guru,
mahasiswa FKIP hendaknya menjiwai dengan sungguh-sungguh seluruh aspek yang
mempengaruhi pengembangan hakikat manusia guna menciptakan generasi yang penuh
karya.
12. Daftar Pustaka
Pengantar Ilmu Pendidikan. (2008, September 19). Retrieved desember 30, 2012, from
Ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan.
Hakikat Manusia dan Pengembangannya. (2011, 01). Retrieved desember 29, 2012,
from http://mateik.blogspot.com/2011/01/hakikat-manusia-dan-
pengembangannya.html.
(2012). Retrieved 12 30, 2012, from
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html.
Psikologis Pendidikan. (2012). Retrieved 12 30, 2012, from
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_12.html.
Susanto, A. A. (2009). Hakikat Manusia dan Pengembangannya. Retrieved Desember 30,
2012, from http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=hakikat%20manusia
%20dan
%20pengembangannya&source=web&cd=9&cad=rja&sqi=2&ved=0CHIQFjAI&ur
l=http%3A%2F%2Fblog.umy.ac.id.
Umar Tirtarahardja, S. S. (2005). Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta.