Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terdiri dari faktor internal seperti faktor psikologis, fisiologis, dan faktor eksternal seperti lingkungan sosial, budaya, dan pendidikan."
2. KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI :
1. Mengetahui teori pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
3. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan adalah perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah /
fisik dan menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/
individu. Pertumbuhan (Growth) adalah berkaitan dangan masalah perubahan
dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound) ukuran panjang (cm, inchi), umur
tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Contoh :
Bertambah tinggi, bertambah berat badan.
Perkembangan adalah perubahan yang dialami oleh individu atau oganisme
menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
4. Secara umum perkembangan manusia selalu dipengaruhi oleh faktor luar dan
faktor dalam, faktor indogin dan faktor eksogin, faktor ekstern dan faktor
intern. Setiap individu dilahirkan kedunia membawa heriditas tertentu. Hal ini
berarti karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang
tuanya. Karakteristik yang menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna
kulit dan bentuk rambut) dan psikhis atau sifat-sifat mental (seperti emosi,
kecerdasan dan bakat).
5. Teori Perkembangan Peserta Didik
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu para ahli berbeda pendapat juga
lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap eksistensi individu tidak sama. Menurut Sumadi
Suryabrata aliran-aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan individu akan dibahas sebagai berikut :
1. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah dokrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis.
Menurut aliran Nativisme bahwa perkembangan individu itu semata-mata di tentukan oleh faktor-faktor yang di
bawa sejak lahir (bakat,keturunan). Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhaueur (1788-1860) seorang
filosof Jerman yang ikut di dalamnya ini seperti Plato, Descartes, Lamborso dan pengikut lainnya. Para ahli yang ikut
dalam pendirian ini biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan
antara kemiripan orang tua dengan anaknya.Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka kemungkinan adalah besar
bahwa anaknya juga akan menjadi ahli musik, jika ayahnya pelukis, maka anaknya juga akan menjadi pelukis, dan
sebagainya. Memang benar kenyataan menunjukkan adanya kesamaan atau kemiripan yang besar antara orang tua
dengan anak-anaknya.
Aliran filsafat nativisme konon dijuliki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata
hitam. Karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa, perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh. Lingkungan termasuk didalamnya
pendidikan, tidak berdaya sama sekali dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga anak jahat akan menjadi
jahat dan anak yang baik menjadi baik. Aliran nativisme berpendapat bahwa sehubungan dengan perkembangan
anak didik usaha pendidikan tidak dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pendidik.
6. 2. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Doktrin aliran
empirisme yang amat mashur adalah “tabula rasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau
lembaran kosong. Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan
bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut menganggap setiap
anak lahir seperti tabula rasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa maksudnya hendak
menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula
rasa, perkembangan anak bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.
Aliran yang hampir bersamaan dengan aliran nativisme ialah aliran yang berdasarkan konsepsi yang dikemukakan
oleh JJ. Rousseau seorang filsuf bangsa perancis, 1712-1778 dengan aliran naturalismenya. Menurut pendapat
Rousseau dalam bukunya Emile bahwa “Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari Sang Pencipta, tetapi
menjadi buruk ditangan manusia.” Pendidikan yang diinginkan Rousseau hendaklah dimulai dengan mempelajari
perkembangan anak. Anak tidak boleh dianggap sebagai manusia dewasa yang kecil karena anggapan yang demikian
mengabaikan tahap-tahap perkembangan yang berbeda dimana didalamnya ada daya-daya khusus yang perlu
dikembangkan secara alamiah.
7. 3. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme dengan aliran
nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama
LouisWilliam Stern (1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman. Paham Konvergensi ini
berpendapat,bahwa di dalam perkembangan individu baik dasar (bakat, pembawaan) maupun
lingkungan (pendidikan) memainkan peranan penting. Bakat Sebagai kemungkinan telah ada pada
masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang
sesuai Supaya dapat bekermbang.Misalnya,tap anak manusia normal mempunyai bakat saat berdiri
tegak di atas dua kaki;akan tetapi bakat itu dapat menjadi aktual(menjadi kenyataan) jika sekiranya anak
itu tidak hidup dalam lingkungan masyarakat Manusia.Disamping bakat sebagai kemungkinan yang
harus dijawab dengan lingkungan yang sesuai yang perlu dipertimbangkan soal
kematangan(readiness).Bakat yang sudah Anda kemungkinan kalau dapat pengaruh lingkungan yang
serasi ,belum tentu dapat berkembang kecuali kalau bakat itu memang sudah matang.Misalnya Anak
yang normal umur enam bulan,walaupun hidup di tengah-tengah manusia lainnya,tak akan dapat
berjalan karena belum matang.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan
Perkembangan peserta didik merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. perkembangan harus berjalan
ke arah yang lebih baik. Tetapi pada kenyataanya tidak semua perkembangan dapat berjalan sesuai dengan
optimal sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sebenarnya harus ada pada masa
perkembangan tetapi hal tersebut belum tampak pada seorang anak yang mengalami perkembangan.
Salah satu contohnya adalah ketika seorang anak yang sudah berumur 7 tahun tetapi dia masih lambat
berbicara. Yang sebenarnya hal tersebut sudah bisa dilakukan untuk anak lain seusianya. Hal ini bisa
dikarenakan oleh beberapa faktor. Sehingga pada artikel ini akan dibahas sedikit mengenai faktor apasaja
yang mempengaruhi perkembangan anak.
Hal pertama yang perlu dipahami adalah bahwa perkembangan tiap – tiap individu tidak sama. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dasmita dalam Psikologi Perkembangan Peserta Didik menyatakan secara
garis besarnya faktor dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu 1) faktor yang berasal dari dalam diri (Intern) ,
2) faktor yang berasal dari luar (Ekstern).
9. Faktor yang berasal dari dalam individu merupakan salah faktor yang
bersumber dari setiap peserta didik. Ini merupakan faktor terlihat,
diantaranya:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan
A. Faktor yang Berasal dari Dalam (Intern)
10. 1. Faktor Psikologi
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu berbeda.
Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan
masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan
berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan
kecerdasan dalam perkembangan sosial anak.
1. Kecerdasan
2. Minat dan Bakat
3. Sifat-sifat atau sikap
4. Dorongan dan Instrinsik
11. 2. Faktor Fisiologi
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Faktorini dibedakan menjadi dua macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan
keadaan fungsi jasmani.
Keadaan tonus jasmani maksudnya dalam hal perbedaan porsi tubuh. Seperti tinggi
kurus, tinggi gemuk, pendek kurus, pndk gemuk, dll. Hal ini sangat berpengaruh
pada fisiologis siswa itu sendiri. Terutama untuk siswa yang kurang lengkap anggota
badannya (cacat).
Keadaan fungsi jasmani maksudnya dalam hal penyakit. Siswa yang terkena penyakit
dalam yang parah dengan siswa yang terkena penyakit ringan akan berpengaruh
pada fisiologis siswa tersebut.
12. B. Faktor yang Berasal dari Luar (Ekstern)
Faktor eksternal merupakan hal – hal yang datang atau ada di luar diri
siswa/peserta didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan
pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Faktor eksternal yang
memengaruhi perkembangan dapat digolongkan menjadi 7 macam yaitu: faktor
biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, agama dan lingkungan.
13. Dari uraian tersebut kita dapat menyimak bahwa perkembangan anak itu dipengaruhi oleh banyak faktor. Pengaruh
tersebut dapat positif dan dapat pula menjadi negatif. Sebagai guru kita tentu diharapkan dapat berbuat sesuatu yang
mampu memperbesar dampak positif faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak
didik kita untuk itu, implikasi bagi pendidik adalah :
1. Mantapkan bahwa pemahaman anak dikelas mempunyai ciri dan tidak ada yang sama sehingga perbedaan
individual adalah wajar
2. Kenali latar belakang siswa secara cermat, lebih-lebih jika siswa tersebut mempunyai perbedaan yang menonjol
baik itu bersifat positif maupun negatif
3. Tekankan pada siswa bahwa setiap anak dilahirkan dengan ciri fisik dan kemampuan yang berbeda dan setiap
anak mempunyai kekurangan dan kelebihan. Ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak-anak tidak mengganggu
atau meremehkan temannya yang mempunyai kondisi fisik yang berbeda
4. Berikan kesempatan kepada siswa yang menunjukkan kemampuan khusus untuk mengembangkan
kemampuannya, misalnya anak yang menonjol dalam bidang olahraga atau melukis, berikan kesempatan untuk
berlatih seperlunya dan menunjukkan kelebihannya.
5. Sebaliknya bagi anak-anak yang menunjukkan kemampuan yang rendah, berikan bantuan seperlunya, baik
melalui kerjasama dengan orang tua, teman sejawat maupun dengan pemanfaatan anak-anak yang
mempunyai kemampuan yang lebih, sehingga terjadi kerjasama yang baik diantara anak-anak
6. Sekolah sebagai salah satu bentuk masyarakat kecil, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi perbedaan
individu siswa, guru dapat bekerja sama dengan keluarga untuk membangun anggota masyarakat yang
saling memperhatikan di sekolah.
14. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dibagi menjadi faktor
hereditas dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini membentuk perbedaan individual yang merupakan ciri atau
karakteristik masing-masing individu. Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah
sebagai berikut :
1. Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak dapat diubah, tetapi sebagian ditentukan oleh pemeliharaan
ketika kehamilan, gizi, olah raga, dan kesehatan umum.
2. Jenis kelamin berpengaruh pada pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap
3. Kecerdasan yang berbeda bagi setiap orang
4. Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut :
1. Keluarga, sekolah, budaya dan masyarakat
2. Media, termasuk media elektronik dan media cetak
15. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan
dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Psikologi pembelajaran kognitif mengatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri.
Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal
dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap
stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu teori psikoloig kognitif memandang beljar sebagai
proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan
memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia
ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni pengolahan informasi.
16. 1. Teori Perkembangan Piaget
Ada empat tahap yang mengiringi perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu:
1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
2) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
3) Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa),
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik,
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan
secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
17. 2. Teori Belajar Menurut Bruner
Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan
baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu.
Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
1. tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman baru,
2. tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis
pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin
bermanfaat untuk hal-hal yang lain,
3. evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi
benar atau tidak.
18. 3. Teori Bermakna Ausubel
David Ausubel merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh
kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Hudoyo, H (1990:54) menyatakan bahwa Ausubel menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance
organizers) dalam penyajian informasi yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan bahwa “pengatur
lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain. Kunci
keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau yang dipelajari oleh siswa..
Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan tipe belajar, yaitu
1. Belajar dengan penemuan yang bermakna,
2. Belajar dengan ceramah yang bermakna,
3. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna,
4. Belajar dengan ceramah yang tidak bermakna.
Dalam kegiatan belajar terdapat empat kemungkinan tipe belajar, yaitu
1. Belajar dengan penemuan yang bermakna,
2. Belajar dengan ceramah yang bermakna,
3. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna,
4. Belajar dengan ceramah yang tidak bermakna
19. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Secara ringkas, Piaget berteori bahwa selama perkembangannya, manusia mengalami
perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur
berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. Perkembangan
yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik,
pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi.
Pengalaman membawa kemajuan kognitif melalui proses asimilasi dan akomodasi. Proses
asimilasi dan amomodasi membantu anak-anak beradaptasi terhadap lingkungannya karena
melalui proses-proses tersebut pemahaman mereka mengenai dunia semakin dalam dan luas.
Dengan demikian, jelas bahwa Piaget memandang anak-anak sebagai organisme aktif dan
self-regulating yang berubah melalui interaksi antara pembawaan lahir (innate) dengan
faktor-faktor lingkungan.
20. Dari uraian tersebut kita dapat menyimak bahwa perkembangan anak itu dipengaruhi oleh banyak faktor. Pengaruh
tersebut dapat positif dan dapat pula menjadi negatif. Sebagai guru kita tentu diharapkan dapat berbuat sesuatu yang
mampu memperbesar dampak positif faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak
didik kita untuk itu, implikasi bagi pendidik adalah :
1. Mantapkan bahwa pemahaman anak dikelas mempunyai ciri dan tidak ada yang sama sehingga perbedaan
individual adalah wajar
2. Kenali latar belakang siswa secara cermat, lebih-lebih jika siswa tersebut mempunyai perbedaan yang menonjol
baik itu bersifat positif maupun negatif
3. Tekankan pada siswa bahwa setiap anak dilahirkan dengan ciri fisik dan kemampuan yang berbeda dan setiap
anak mempunyai kekurangan dan kelebihan. Ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak-anak tidak mengganggu
atau meremehkan temannya yang mempunyai kondisi fisik yang berbeda
4. Berikan kesempatan kepada siswa yang menunjukkan kemampuan khusus untuk mengembangkan
kemampuannya, misalnya anak yang menonjol dalam bidang olahraga atau melukis, berikan kesempatan untuk
berlatih seperlunya dan menunjukkan kelebihannya.
5. Sebaliknya bagi anak-anak yang menunjukkan kemampuan yang rendah, berikan bantuan seperlunya, baik
melalui kerjasama dengan orang tua, teman sejawat maupun dengan pemanfaatan anak-anak yang
mempunyai kemampuan yang lebih, sehingga terjadi kerjasama yang baik diantara anak-anak
6. Sekolah sebagai salah satu bentuk masyarakat kecil, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi perbedaan
individu siswa, guru dapat bekerja sama dengan keluarga untuk membangun anggota masyarakat yang
saling memperhatikan di sekolah.
21. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat dibagi menjadi faktor
hereditas dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini membentuk perbedaan individual yang merupakan ciri atau
karakteristik masing-masing individu. Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah
sebagai berikut :
1. Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak dapat diubah, tetapi sebagian ditentukan oleh pemeliharaan
ketika kehamilan, gizi, olah raga, dan kesehatan umum.
2. Jenis kelamin berpengaruh pada pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap
3. Kecerdasan yang berbeda bagi setiap orang
4. Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung pada latihan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut :
1. Keluarga, sekolah, budaya dan masyarakat
2. Media, termasuk media elektronik dan media cetak
22. Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru untuk memberi dampak positif pada
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, yaitu:
1. Memahami latar belakang peserta didik
2. Menyadari adanya perbedaan setiap peserta didik
3. Menekankan pada peserta didik bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
4. Mengembangkan bakat khusus peserta didik dan memberi bantuan yang diperlukan
peserta didik