Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang teori pembelajaran, kognitivisme, dan motivasi belajar.
2. Tokoh-tokoh teori kognitivisme seperti Piaget, Bruner, Ausubel, dan Gagne dijelaskan sumbangannya dalam pembelajaran.
3. Motivasi belajar penting untuk mendorong siswa dan berbagai strategi untuk meningkatkan motivasi dijelaskan.
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTIVASI BELAJAR; WORO HANDAYANI
1. KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI,
SERTA MOTIVASI BELAJAR
Pemakalah:
WORO HANDAYANI
NIM : P3A11003
PROGRAM DOKTORAL ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
OKTOBER 2016
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
3. Teori Pembelajaran
4 hal yang terkait dengan teori pembelajaran :
1.Teori pembelajaran harus memperhatikan bahwa terdapat banyak
kecenderungan cara belajar siswa, dan kecenderungan ini sudah dimiliki siswa
jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
2. Teori ini juga terkait dengan adanya struktur pengetahuan.
Ada 3 hal yang terkait dengan struktur pengetahuan:
a. struktur pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi
yang sangat luas.
b. struktur pengetahuan tersebut harus mampu membawa siswa kepada
hal-hal yang baru, melebihi informasi yang telah dijelaskan.
c. struktur pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berpikir
siswa, mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
5. Continue...
3.Teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang
guru harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang sesuatu yang
akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi tersebut.
4. Teori pembelajaran yang sudah ada, diantaranya :
a) Teori Pembelajaran Deskriptif dan Perspektif
b) Teori Pembelajaran Behavioristik
c) Teori Pembelajaran Kognitivistik
d) Teori Pembelajaran Humanistik
e) Teori Pembelajaran Konstruktivistik
6. Kognitivisme
Lebih menekankan pada: proses yang terjadi dalam akal pikiran
manusia selama belajar
Dua bidang kajian yang lebih mementingkan proses belajar daripada
hasil belajar, yaitu:
1.Belajar tidak sekedar melibatkan stimulus dan respon tetapi juga
melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks (Budiningsih, 2005:34)
2.Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses
interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut psikologi
kognitivistik, belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti
sesuatu dengan jalan mengaitkan pengetahuan baru kedalam struktur
berfikir yang sudah ada. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa.
Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi,
memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan
sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga, pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya sangat menentukkan keberhasilan
mempelajari informasi pengetahuan yang baru.
7. ciri-ciri aliran kognitivistik
a) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia
b) Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian
c) Mementingkan peranan kognitif
d) Mementingkan kondisi waktu sekarang
e) Mementingkan pembentukan struktur kognitif
8. Tokoh-tokoh kognitivisme
1. Jean Piaget.
Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetic, artinya proses
yang didasarkan atas mekenisme biologis dari perkembangan system
syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin komplek susunan sel
syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya (Travers, 1976).
3 Tahap proses belajar :
a) Asimilasi
Proses pengintgrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
b) Akomodasi
Proses penyesuaian antara struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
c) Equilibrasi
Proses penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi. Hal ini sebagai penyeimbang agar siswa dapat terus
berkembang dan menambah ilmunya. Tetapi sekaligus menjaga stabilitas
mental dalam dirinya, maka diperlukan roses penyeimbang. Tanpa proses
ini perkembangan kognitif seseorang akan tersendat-sendat dan berjalan
tidak teratur, sedangkan dengan kemampuan equilibrasi yang baik akan
mampu menata berbagai informasi yang diterima dengan urutan yang
baik, jernih, dan logis.
9. 2. Jarome Bruner.
Berbeda dengan Piaget, Burner melihat perkembangan kognitif manusia
berkaitan dengan kebudayaan.
Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.
Sehingga, perkembangan bahasa memberi pengaruh besar dalam
perkembangan kognitif (Hilgard dan Bower, 1981).
Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah
kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai
dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi, tetapi disesuaikan dengan
tingkat perkembangan kognitif mereka, artinya menuntut adanya
pengulangan-pengulangan. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini
adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses
intuitif kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (Free Discovery
Learning). Dengan kata lain, belajar dengan menemukan.
10. 3 tahap dalam perkembangan kognitif :
1. Enaktif : usaha/kegiatan untuk mengenali dan memahami lingkungan dengan
observasi, pengalaman terhadap suatu realita.
2. Ikonik :siswa melihat dunia dengan melalui gambar-gambar dan visualaisasi
verbal.
3. Simbolik : siswa mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak
dipengaruhi oleh bahasa dan logika dan penggunaan symbol.
11. 3. Ausubel.
Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan
yang dimilikinya dengan pengetahuan baru (belajar menjadi bermakna/
meaning full learning). Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap:
1) Memperhatikan stimulus yang diberikan.
2) Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi
yang sudah dipaham
4. Robert M. Gagne
Belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak
manusia. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar. Pengolahan otak manusia :
a) Reseptor (alat indera)
b) Sensory register (penempungan kesan-kesan sensoris)
c) Short-term memory ( memory jangka pendek )
d) Long-term memory (memori jangka panjang)
e) Response generator (pencipta respon)
12. Aplikasi teori
Kognitivisme
Guru harus memahami bahwa siswa bukan
sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal
sekolah dasar belajar menggunakan benda-
benda konkret, keaktifan siswa sangat
dipentingkan, guru menyusun materi dengan
menggunakan pola atau logika tertentu dari
sederhana kekompleks, guru menciptakan
pembelajaran yang bermakna, memperhatian
perbedaan individual siswa untuk mencapai
keberhasilan siswa.
13. Berdasarkan prinsip teori pemrosesan informasi dirumuskan beberapa
petunjuk aplikasi teori pemrosesan informasi, yaitu
(a) guru hendaknya yakin bahwa setiap siswa memiliki perhatian terhadap
apa yang dipelajari. Karena itu untuk menarik perhatian siswa, guru dapat
melakukan tindakan dengan memberikan tanda tertentu misalnya tepuk
tangan atau menghentakkan papan tulis, berkeliling ruangan atau berbicara
dengan irama, memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan yang
membangkitkan minat siswa terhadap topik yang dibicarakan,
(b) membantu siswa membedakan iinformasi yang penting dengan
informasi yang tidak penting untul memusatkan perhatian misalnya dengan
menuliskan tujuan pembelajaran, waktu menjelaskan berhenti sejenak dan
mengulangi lagi atau meminta siswa mengulangi apa yang dijelaskan,
(c) membantu siswa menghubungkan informasi yang baru dengan apa yang
diketahui misalnya dengan mengulangi hal-hal yang diketahui siswa untuk
mengingat kembali dan menghubungkan dengan informasi baru,
menggunakan diagram atau garis untuk menunnjukkan hubungan informasi
baru dengan informasi yang dimiliki,
14. (d) sediakan waktu untuk mengulang dan memeriksa
kembali informasi dengan memulai pelajaran meninjau
ulang pekerjaan rumah, mengadakan tes-tes pendek
yang sering, membuat permainan atau siswa saling
berpasangan bertanya jawab
(e) sajikan pelajaran secara tersusun dan jelas misalnya
menjelaskan tujuan pembelajaran, membuat ikhtisar
atau rangkuman
(f) utamakan pembelajaran bermakna bukan ingatan
misalnya dengan mengajarkan perbendaharaan kata-
kata baru dan mengaitkannya dengan kata-kata yang
sudah dimiliki.
15. Kelebihan dan kelemahan teori Kognitivisme
a) Kelebihannya yaitu : menjadikan siswa lebih
kreatif dan mandiri; membantu siswa
memahami bahan belajar secara lebih mudah.
B) Kekurangannya yaitu : teori tidak
menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan;
sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut;
beberapa prinsip seperti intelegensi sulit
dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.
16. Pandangan Teori Kognitif Tentang
Belajar Menurut teori kognitif, belajar ialah proses internal yang
tidak dapat diamati langsung. Perubahan terjadi dalam
kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan
berbuat dalam situasi tertentu. Perubahan dalam tingkah
laku adalah refleksi dari perubahan internal.
Teori kognitif berpendapat bahwa reinforcement dalam
sangat penting. Hanya saja reinforcement dalam teori
behavioristik berfungsi memperkuat respon atau tingkah
laku, sementara dalam teori kognitif berfungsi sebagai
sumber umpan balik. Umpan balik ini memberi tahu
tentang apa yang mungkin terjadi kalau tingkah laku
diulang-ulang. Dalam teori ini reinforcement juga
berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian yang
mengarah ke pemahaman dan penguasaan.
17. MOTIVASI
Motivasi Motif
Daya penggerak yang ada di dalam
diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan.
18. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat
tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam
kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktifitas belajar.
19. Fungsi Motivasi
3 fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-
perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
(Oemar Hamalik (1992))
20. Stategi menumbuhkan motivasi
belajar
1. Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar
mengajar seharusnya terlebih dahulu menjelaskan mengenaiTujuan
Instruksional Khusus (TIK) pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah. Berilah hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan
memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping
itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengajar
siswa yang berprestasi. Ada bermacam-macam hadiah, yaitu ada yang
berbentuk simbol, penghargaan, dan benda.
3. Saingan/Kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di
antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
21. 4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat
proses belajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut
mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. Stateginya adalah
dengan memberikan perhatian maksimal ke siswa.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan metode bervariasi.
10. Menggunakan media yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara.
Ada yang lebih senang membaca, dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan
media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi. Untuk
menarik perhatian anak misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara lebih
dahulu, kemudian menulis di papan tulis, dilanjutkan dengan melihat contoh
konkrit. Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap indera
siswa.
23. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
1. Faktor dari dalam : - Fisiologi (kondisi jasmanian dan
panca indra
- Kondisi Psikologis (kecerdasan,
bakat, minat, motivasi, emosi ,
dan kemampuan kognitif)
2. Faktor dari Luar : - Lingkungan alami ( keadaan udara, cuaca,
waktu, tempat, dll)
- Lingkungan sosial ( manusia dan sesama
manusia)
3. Faktor Instrument