SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting
bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak
perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Kehidupan seseorang ada 2 proses
yang beroperasi secara kontinue yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini
berlangsung secara interdependensi atau saling bergantung satu sama lain. Pertumbuhan
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis,
sedangkan perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek
psikis / rohani dan aspek sosial (Prof. Dr. H. Sukarto, 1995: 35). Oleh karena itu, manusia
dipandang sebagai satu kebulatan yang berkembang dan tumbuh secara integralistik serentak
dalam fungsi rohaniah dan jasmaniah.
Perkembangan dalam diri indiidu memiliki berbagai macam faktor yang dapat
mendukung dan dapat menghambat sehingga diperlukan adanya bantuan yng dapat
memperlancar perubahan pada perkembangan diri individu. Selain itu pertumbuhan juga
memerlukan berbagai faktor dimana faktor yang dapat membentuk mempercepat pertumbuhan
pada diri individu. Pertumbuhan dan perkembangan sangat berperan penting dan berpengaruh
terhadap diri individu tersebut.Pertumbuhan dan perkembangan dalam anak meliputi sejak ia
lahir, tahun pertama, kedua dan seterusnya yang mana dalam usia tersebut terjadi pertumbuhan
maupun perkembangan. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan pada usia sekolah yaitu
masa kanak-kanak yang terjadi lebih banyak mempengaruhi pada perubahan psikis karena pada
fase tersebut anak lebih sensitif dalam hal apapun.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya :
1) Bagaimana psikologi perkembangan peserta didik khususnya pada usia anak tingkat sekolah
dasar ?
2) Tujuan psikologi perkembangan peserta didik ?
3) Manfaat psikologi perkembangan peserta didik ?
4) Fase – fase perkembangan dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui perkembangan – perkembangan khususnya pada usia anak tingkat sekolah
dasar
2. Memahami karakteristik pada usia anak tingkat sekolah dasar
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Teori – teori Psikologi Perkembangan
Beberapa pengertian psikologi perkembangan menurut para ahli :
1. Linda L Daidoff (1991), Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang
mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental
manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga
menjelang mati.
2. M Lenner (1976), Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari
bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan
bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembangn dari anak-anak, remaja,
sampai dewasa.
Adapun tokoh – tokoh yang berperan atau tokoh – tokoh perintis psikologi perkembangan
diantaranya yaitu :
 JOHAN AMOS COMENIUS (1592-1671), Comenius seorang ahli pendidikan dari Ceko
menyatakan bahwa anak bukan miniatur orang dewasa. Dalam bukunya yang berjudul
Didactica Magna, dia mengajurkan agar pembelajaran dapat menarik perhatian anak oleh
karena itu pembelajaran harus diperagakan agar anak-anak dapat mengamati,
menyelidiki, dan mengalaminya sendiri.
 JEAN JAQUES ROUSSEAU (1712-1671), Rousseau seorang pemikir dari Perancis,
dalam bukunya Emile Ou l’education, dia menyatakan bahwa segala-galanya baik ketika
datang dari tangan Sang Pencipta, dan segala - galanya memburuk dalam tangan manusia.
Bahwa pada dasarnya kodrat anak baik, namun apa yang baik tersebut dapat menjadi
buruk karena kesalahan manusia. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk dalam
mendidik anak, maka pendidik hendaknya membekali diri dengan pengetahuan tentang
segi kejiwaan anak.
 J.P. PESTALOZZI (1746-1827), Pestalozzi seorang pendidik dari Swiss yang sangat
memperhatikan kehidupan anak-anak. Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak
disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Proses pembelajaran untuk anak, menurut
dia, hendaknya didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat paling mudah menuju
pada tingkat yang lebih sulit.
 FRIDRICH FROBEL (1782-18520, Frobel seorang pendidik dari Jerman. Ia tokoh yang
mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak) yang pertama di dunia. Menurut Frobel,
Kinder Garten merupakan lingkungan bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, dan
mengerjakan tugas-tugas secara bersama.
 DIETRICH TIEDEMAN, Ia seorang ahli dari Jerman, memperjuangkan agar psikologi
anak diakui keberadaannya sebagaimana ilmu-ilmu lain yang telah diakui. Tahun 1987 ia
mempublikasikan hasil penelitian tentang perkembangan anaknya
 WILHELM PREYER, Preyer seorang ahli dari Jerman yg juga melakukan penelitian
seperti apa yang dilakukan Preyer. Selama 3 tahun ia mempelajari perkembangan
motorik, bahasa, ingatan, dan kemauan anaknya dgn observasi dan eksperimen. Buku
yang ia tulis DIE SEELE DES KINDES (1882) menjadi bahan yang berharga bagi
perkembangan psikologi anak, sehingga pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20
psikologi anak berkembang dengan pesat. Berkas jasanya, masyarakat ilmuwan
menyatakan bahwa Preyer merupakan Bapak Psikologi Anak.
Jadi, dapat disimpulkan dari semua pernyataan di atas Psikologi Perkembangan adalah
cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara
ontogenik, yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia
sepanjang rentang hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga menjelang mati.
Objek psikologi perkembangan dapat dibagi menjadi dua yaitu objek material dan objek
formal. Objek material dalam psikologi perkembangan adalah perilaku dan proses-proses mental
manusia, dalam objek ini lebih cenderung kepada manusia atau individunya. Sedangkan objek
formal dalam psikologi perkembangan yaitu perilaku dan proses-proses mental manusia ditinjau
berdasarkan fase-fase perkembangannya, dalam objek formal ini lebih kepada bagaimana
perkembangan tingkah laku seseorang dilihat dari fase – fase perkembangannya.
2.2 Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik Peserta didik
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (The progressive and
continous change in organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah
“perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya
atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sitematis, progresif, dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial
psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat lebih luas dan
kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus
dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan
perkataan lain perjalanan manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus
ditempuh. Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havingurst dikaitkan dengan fungsi belajar,
karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya
mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia (mereka mampu) melakukan
penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fugsi fisik yang berlangsung sera normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu
tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan
tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif badan anak, seperti
panjang, berat, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang
makin sempuna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya.
Dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses
pematangan fisik.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Ini berarti
bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik
tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit dan bentuk rambut) dan psikis atau
sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan dan bakat)
Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki
potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana
kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting disamping hereditas yang menentukan
perkembangan individu. Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan religius.
Faktor-faktor tersebut antara lain :
A. Hereditas (Keturunan / Pembawaan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam
hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua
kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi (pembuahan oval oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen-gen.
B. Lingkungan Perkembangan
Lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa”, situasi atau kondisi di luar
organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu.
Lingkungan ini terdiri atas:
a. Fisik yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin sebelum lahir
sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah.
b. Sosial yaitu meliputi seluruh manusia secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh perkembangan individu.
Sekarang dipahami bahwa manusia disamping dipengaruhi, juga mempengaruhi
lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa hubungan antara
manusia dengan lingkungan itu bersifat saling mempengaruhi. Lingkungan merupakan sumber
seluruh informasi yang diterima individu melalui alat inderanya. Lingkungan juga menyangkut
pada lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.
BAB III
HASIL KAJIAN
3.1 Data Umum
Identitas Diri
Nama : Sherli Aurelia
TTL : Cimahi, 28 Oktober 1997
Alamat : Jl. Baros Pasar no. 18 Cimahi
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi badan : 142 cm
Berat badan : 32 kg
Hobby : Bermain, dan Menyanyi
Cita-cita :
Alamat sekolah :
Kelas : III
Prestasi :
Identitas Orang tua
Nama Ayah : Enceng Kodir
Pekerjaan :
Alamat :
Nama Ibu : Noer Andy Wulansari
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Kesehatan
 Berkacamata : ya  tidak
 Penykit yang pernah diderita : types + demam berdarah
 Pernah masuk RS :  ya tidak
Data Khusus
Aspek Umum Fakta pada Objek Hasil
Fisik Usia SD yaitu dimana anak
mengalami pertumbuhan
dan perkembangan baik
fisik atau hal lainnya dalam
hal fisik biasanya anak
cenderung mengalami
peningkatan dalam tinggi
badan ataupun hal lainnya
berkembang dengan normal
Ia tumbuh dan
berkembang secara
normal karena gizi
yang diberikan
seimbang, mengalami
pertumbuhan dalam hal
tinggi badan dan berat
badannya pun
seimbang
Positif karena
dengan itu
meningkatkan
mutu dan kualitas
generasi muda
Intelektual Usia SD sudah siap
menerima pelajaran dan
dapat mengalami
perkembangan dalam
pemikiran.
Dengan mempunyai
kemampuan berfikirnya
dan cepat tanggap dia
suka mengajak teman –
temanya untuk belajar
– belajaran, disini dia
seolah – olah menjadi
guru dan teman-
temanya menjadi murid
Positif dengan
kemampuan lebih
yang dimilikinya
ia bisa mengajak
teman-temanya
yg malas untuk
belajar bareng
Aspek Umum Fakta pada Objek Hasil
Emosi Pada usia memasuki dunia
sekolah, emosi yang ada
pada diri anak cenderung
masih labil, bahkan
cenderung lebih agresif
atau pun sebaliknya
Dia orang yang baik,
penurut, manja tetapi
contohnya ketika
disuruh atau pun ketika
dia bermain bersama
teman-temanya dia
tidak bisa mengontrol
emosinya, ketika ad yg
bertanya suka dijawab
dengan nada tinggi
Positif ketika
emosi dia kearah
yang baik
contohnya
bersaing dalam
belajar atau
negatif ketika dia
emosi dalam
bermain bisa
membuat salah
satu temannya
menangis
Sosial Perkembangan sosial pada
anak SD ditandai dengan
perluasan hubungan
disamping dengan
hubungan keluarga, dia
juga membentuk iklan baru
dengan teman sebaya
Sosial cukup baik,
selain berhubungan
dengan keluarga dia
mampu bersosialisasi
dengan teman sebaya
melalui proses yang
ada contohnya belajar-
belajaran dengan
teman-temanya
Positif
Bahasa Usia SD merupakan masa
berkembang pesatnya
kemampuan
perbendaharaan kata
Mampu berbahasa
dengan baik dan benar
baik lisan maupun
tulisan. Perkembangan
bahasa anak ini normal
bisa dilihat dari
kemampuannya dalam
berbahasa baik dalam
lingkungan keluarga
dan masyarakat.
Positif
Bakat
khusus
Setiap individu memiliki
bakat atau kemampuan
khusus sejak ia lahir,
tinggal bagaimana
pengasahan yang dilakukan
oleh lingkungan atau dari
individu sendiri. Usia SD
cenderung lebih pada
lingkungan disekitar yang
mampu merangsang anak
tersebut sehingga mampu
mengetahui dan dapat
mengembangkan bakatnya
Ia memiliki bakat
khusus seperti
menyanyi, menari,
karena setiap bermain
bersama teman-
temanya dia suka
bernyanyi bersama.
Positif
Sikap nilai Dalam masa anak Emosinya masih labil Bisa positif
dan moral memasuki dunia sekolah
yatu anak mulai dalam
tahap tumbuh dan
berkembangan fisik
maupun psikis, dan anak
mulai dikenal pada sikap,
nilai dan moral dan dalam
hal ini anak usia SD pada
umumnya masih ada
pelanggaran ataupun
tentangan atau bahkan
pemberantasan pada aturan
yang ada tetapi jika dari
lingkungan ada yang
mengharuskan dan benar-
benar kuat dalam
menegakkan maka hal itu
akan menipis dan akan
berubah ke arah positif
seiring waktu
sehingga kadang nilai
sikap dan moralnya
sedikit berkurang
nilainya karena pada
fakta dan hasil
observasi yang
dilakukan dan
ditanyakan pada orang
sekitar seperti ibu,
kakek dan nenek yang
mengasuhnya
terkadang ketika dia
susah diberi arahan
oleh ibunya buat
belajar dan
mengerjakan tugas
kerena masih ingin
bermain sehingga
memancing emosi dari
sang Ibu, akan tetapi
ketika diberi arahan
oleh kakeknya ia nurut
karena ia mempunyai
rasa takut terhadap
kakeknya (galak)
ataupun negatif
3.2 Analisa Ketujuh Aspek
1. Segi Fisik Anak
Kita semua tahu bahwa setiap diri individu itu mempunyai perbedaan masing-masing, terutama
dalam segi fisik ini. Jika kondisi fisiknya bagus, maka tingkat kematangan dan kesiapan anak
tersebut akan memungkinkan dia dapat dididik dengan baik dan dengan mudah dia akan lebih
siap dalam belajarnya.
Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang
memuaskan akan tercapainya proses pematangan dalam diri anak.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menganalisa proses perkembangan fisik “Sherli Aurelia”
yang berumur 11 tahun, yang mempunyai berat badan 30 kg, dan tinggi badan 120 cm.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan
keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana
ia memandang orang lain.
Menurut data-data di atas, anak ini sudah termasuk dalam tahapan remaja karena umumnya
sudah mencapai 11 tahun karena bila anak umur 8 – 12 tahun, merupakan tahapan kematangan
dalam kehidupan seksualnya. Dan bila sampai ia berumur 15 atau 16 tahun, pertumbuhan
fisiknya akan cepat kembali dan masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas.
Dari data tersebut, penulis bisa menyimpulkan bahwa kesehatan fisiknya sudah berjalan dengan
normal dan seimbang, karena pola makan dan pemberian gizi setiap hari sudah tercukupi.
2. Intelektual
Pada dasarnya, tiap anak pastilah mempunyai kemampuan-kemampuan atau yang sering dissebut
dengan kemampuan intelektual. Yang mana secara psikologis berbeda dengan pengaturan
kegiatan yang kognitif. Dan prinsip mengendalikan kemampuan yaitu anak untuk
menggabungkan beberapa kaidah sehingga tercipta pemhaman yang lebih tinggi, yang
membantu memecahkan problem atau masalah.
Intelek atau daya pikir berembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak, karena pikiran pada
dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengn
istilah lain kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan
fungsinya secara baik, Oki seorang individu juga akan mengalami perkembangan kemampuan
berpikirnya manakala pertumbuhan saraf pusat atau otaknya telah mencapai matang.
Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget (dalam Sarlito, 1991 : 81) mengikuti tahap-
tahap sebagai berikut :
1.Tahap Pertama : Masa sensori motor (0,0 – 2,5 tahun)
2.Tahap kedua : Masa pra operasional (2,0 – 7,0 tahun)
3.Tahap Ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 – 11,0 tahun)
Pada tahap ketiga ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkret. Anak
mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir yaitu :
a.Identifikasi : mengenali sesuatu
b.Negesi : mengingkari sesuatu dan
c.Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal
4.Tahap Keempat : Masa operasional
Penjelasan keempat tahap bisa dicari dalam (PPD oleh Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B.
Agung Hartono, 2002, Rineka Cipta)
3. Emosi
Menurut Sarlito (1982 : 59), menjelaskan bahwa perbuatan atau prilaku kita sehari-hari
pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak
senang yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna
efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau kadang-kadang tidak jelas atau
samar-samar. Dalam hal warna efektif tersebut kuat, maka perasaan-perassan menjadi lebih
mendalam, lebih luas dm terarah dan perasaan-perasaan tersebut disebut emosi. Disamping
perassan senang atau tidak senang contoh lain dari macam-macam emosi adalah gembira, cinta,
marah, takut, cemas dan benci.
Emosi dan perasaan adalah 2 hal yang berbeda. Tetapi perbedaan diantara keduanya tidak
dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang
secara kualitatif berkelanjutan. Akan tetapi tidak jelas batasnya pada suatu saat uatu warna
afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Contoh :
marah ditunjukkan dalam bentuk dim jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosi.
Menurut Crow dan Crow 91959) pengertian emosi sebagai berikut :
“Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang
keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak”
A. Karakteristik Perkembangan Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai Tekanan” dimana suatu
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak, jenis emosi yang
secara normal dialami adalah cinta atau kasih sayang gembira, takut dan cemas.
a.Cinta atau Kasih Sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan
kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama
pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
b. Gembira
Pada umumnya individu dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan yang dialami, baik masa kanak-kanak ataupun sebelumnya dan karena adanya
kenangan ataupun pengalaman tersebut dapat dipastikan munculnya reaksi senang atau gembira
bahkan sebaliknya.
c. Kemarahan dan Permusuhan
Pada perkembangan atau pertumbuhan kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan dengan
usaha remaja untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai seorang pribadi yang mandiri.
Rasa marah merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan peranan
yang menonjol dalam perkembangan kepribadian.
d. Ketakutan dan Kecemasan
Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan
panjang yang mempengaruhi pasang surut bersamaan dengan rasa ketakutannya.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi
ketakutan-ketakutan yang timbul dan persoalan-persoalan kehidupan. Biehler (1972) membagi
ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12 – 1 5 tahun dan usia 15 – 18
tahun.
Karena dalam pembahasan ini mengedepankan anak usia sekolah dasar, maka ciri-ciri emosional
remaja berusia 12 – 15 thun, diantaranya :
1) Pada usia ini seorang anak cenderung murung dan tidak dapat diterka. Sebagian kemurungan
sebagai akibat dari perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan
seksual dan sebagian karena kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak-
anak orang dewasa.
2) Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
3) Ledakan-ledakan kemarahan mungkin biasa terjadi, hal ini seringkali terjadi sebagai akibat
dikombinasi ketegangan psikologis. Ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena bekerja
terlalu keras atu pola makanan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup.
4) Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya
sendiri dan disebabkan kurangnya rasa percaya diri
Dalam perkembangan emosi menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai
belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan kemampuan
orangtua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan
dalam lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil maka perkembangan emosi anak
cenderung stabil. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya
kurang stabil dan kurang kontrol maka perkembangan anak pun kurang stabil.
4. Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kemtangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral maupun tradisi (meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan
bekerjasama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Artinya dia belum memiliki kemampuan
untuk bergaul dengan orang lain. Untuk itu anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan
diri dengan orang lain. Dengan cara melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul
dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa
lainnya.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh proses bimbingan orang tua tentang berbagai
aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan
memberikan contoh penerapan norma-norma tersebut dalam sehari-hari. Proses ini disebut
dengan sosialisasi.
Sueann Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang
membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota
masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Bentuk-bentuk tingkah laku pada usia anak :
a. pembangkangan (negativisme) / suka melawan. Terjadi karena reaksi terhadap penerapan
disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak
b. agresi (agression) maupun kata-kata (verbal). Tindakan ini merupakan salah satu bentuk reaksi
terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan/keinginannya). Tindakan ini
berwujud seperti memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah dan mencaci maki.
c. Berselisih atau bertengkar (quarreling). Hal ini terjadi karena seorang anak merasa tersinggung
atau terganggu oleh sikap dan merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk
verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan)
d. Menggoda (teasing). Hal ini merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk
vrbal (kata-kata ejekan tau cemoohan)
e. Kerjasama (cooperation), yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok
f. Tingkah laku berkuasa (accendant behavior), yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai
situasi sosial, bersikap “bosiness”. Wujud dari tingkah laku ini seperti meminta, menyuruh, dan
mengancam atau memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
g. Mementingkan diri sendiri (slefishness), yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau
keinginannya
h. Simpati (symphaty), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian
terhadp orang lain, mau mendekati atau bekerjasama dengannya.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dan mengacu pada hasil observasi yang kami
lakukan pada seorang anak SD yang bernama “ Sherli Aurelia ”. Maka kami dapat menerangkan
bahwa :
1. Anak ini termasuk anak yang aktif baik di dalam keluarga maupun di luar rumah
2. Dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang disekitarnya, dia tidak canggung. Sehingga
mempunyai banyak teman.
3. Anak ini termasuk anak yang agresif. Dia mempunyai sifat pembalas dendam. (Jika temannya
pelit terhadap dia maka ia akan pelit juga terhadap temannya)
4. Mendapat banyak didikan dari keluarga, sehingga nilai moral, sikap bisa di jaga dalam
bermain bersama teman-temanya.
Jadi setelah analisis di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari anak mudah bersosilisasi dengan teman, tetangga di rumahnya ini disebabkan adanya
bimbingan dari orangtuanya serta saudara-saudaranya atau orang yang terdekat.
5. Kemampuan Bahasa
Aspek lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak adalah aspek
perkembangan bahasanya. Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan sarana atau alat
komunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi, seperti
dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka. Dengan bahasa
setiap orang dapat mengenal dirinya, orang lain, alam dan nilai-nilai serta norma yang berlaku.
Pada anak usia sekolah dasar (SD), merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih
maju. Dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh sebab itu, kata tanya yang
dipergunakannya pun yang semula hanya “apa”, sekarang udah diikuti dengn pertanyaan seperti
“mengapa”, “darimana”, “bagaimana”.
Dalam berbahasa, pada dasarnya anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai 4 pokok hal
yang saling berkaitan. Atau yang bisa disebut tugas-tugas perkembangan bahasa, antara lain :
1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
2. Pengembangan perbendaharaan kata, Perbendaharaan kata akan terus berkembang pada tiap
tahun perkembangannya pada usia sekolah perkembangan itu akan mengalami tempo yang
sangat cepat
3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat umumnya berkembang pada usia 2
tahun seiring dengan menngkatnya usia anak dan keleluasaan bergaulnya, tipe kalimat yang
diucapkan pun semakin kompleks.
4.Ucapan, kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui peniruan
terhadap apa yang didengar dan dilihat. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang satu,
maka berarti ia juga dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1.Faktor kesehatan
Kesehtan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Secara fisik
bila kondisi anak terganggu maka otomatis perkembangan anak pun terganggu / terhambat.
2.Intelegensi
Anak yang perkembangn bahasa cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi yang normal atau
diatas normal
3. Status sosial ekonomi
Menurut Hetzer dan Reindorf (dalam E. Hurlock, 1956), mengatakan bahwa anak yang
berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya
dibandingkan dari keluarga yang lebih baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan
kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan
perkembangan bahasa anak)
4. Jenis kelamin (sex)
Mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lelah cepat dari anak pria
5. Hubungan keluarga
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkelompok dengan
lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua mengajar, melatih dan memberikan contoh
berbahasa kepada anak. Dalam bidang belajar mengajar guru juga dapat mengembangkan
kemampuan bahasa, yaitu dengan membiasakan anak untuk aktif berbicara atau dalam
mengutarakan pendapat. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dan mengacu pada hasil
observasi yang kami lakukan pada “Sherli”. Perkembangan bahasa anak ini bisa dikatakan
normal. Ini bisa dilihat dari kemampuan dia dalam berbahasa baru dalam lingkungan keluarga
dan masyarakat, sehingga ia mudah mempunyai banyak teman dengan memanfaatkan
kemampuan berbahasa yg dimilikinya dan di implementasikannya dengan kemampuan keaktifan
yang dimilikinya.
Bila dilihat dari pelaksanaan tugas-tugas perkembangan bahasa, semuanya udah berjalan
dengan baik mulai dari pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, penyusunan kata
menjadi kalimat, sampai ucapan dan bila diteliti dari faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa adalah sebagai berikut :
1.Faktor kesehatan
Secara fisik Sherli tidak mempunyai gangguan kesehatan yang bisa menghambat perkembangan
bahasanya seperti gagap atau bibir sumbing.
2. Intelegensi
Dalam hal intelegensi, anak ini termasuk anak yang cukup pintar. Ini bisa dilihat dari nilai-nilai
pelajaran yang didapatnya. Nilai pelajaran bahasa yang sering didapat pun cukup bagus yaitu
antara 80 – 100. Dia juga termasuk anak aktif di dalam kelas. Dia sering bertnya bila ada yang
tidak dimengerti. Dia juga sering melakukan kerja kelompok.
3.Status sosial ekonomi
Ditinjau dari status sosial ekonominya, anak dimasukkan pada taraf ekonomi menengah ke
bawah. Meskipun begitu, pendidikan dalam mengembangkan kemampuan bahasapun selalu
diperhatikan. Dia tetap diajarkan tentang sopan santun dalam berperilaku.
4.Jenis kelamin
Sesuai dengan penjelasan di atas, bahwa perkembangan bahasa anak laki-laki lebih lambat dari
anak perempuan.
5.Hubungan keluarga
Hubungan keluarga anak ini sangat baik. Sherli merupakan anak yang bisa dibilang penurut. Dia
juga mendapatkan kasih sayang yang lebih, karena dia tinggal dengan kedua orang tuanya,kakek
neneknya, serta keluarga yang lainnya bisa dibilang keluarga besar. Dalam keluarga pun ada
sebuah aturan-aturan yang harus dipenuhi atau dipatuhi oleh anak ini. Seperti harus tidur siang,
harus berbicara yang sopan dengan orang, harus selalu mengucapkan terima kasih bila diberi
sesuatu oleh orang lain, dan belajar. Peran orang tua disini pun aktif member bimbingan kepada
anaknya.
6. Bakat Khusus
Bakat biasanya terjadi dari warisan atau keturunan yang lebih bersift kejiawaan yang
mempunyai kelebihan, kecakapan bawaan (aptitude). Kecakapan lebih ini (potensial) dalam
perkembangannya dapat menjadi kenyataan (actual ability). Potensi lebih ini sulit diamati sekilas
saja, harus mendapat perhatian serius, watak, perilaku yang tampil, baru dapat mengambil
kesimpulan. Jika ia memiliki prestasi lebih (actual ability) dibandingkan dengan yang lain
kondisi yang sama. Bakat (aptitude) atau kecakapan bawaan ini tidak semuanya berkembang
menunjukkan prestasinya (actualita), ada yang tetap terpendam. Bakat yang dapat berkembang
menjadi prestasi (actuality) jika mendapat dukungan dari luar (pendidikan dan latihan) dan faktor
dari dalam (kemauan dan organ tubuh yang normal dan sehat)
Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang
pekerjaan/tugas kemudian dalam bidang pendidikan juga diperhatikan masalah bakat tersebut.
Mengingat fungsi pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki
dunia kerja. Dalam proses pendidikan bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan
perhatian cara mendidik. Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat
berkembang dengan baik. (Sumardi Suryabrata) menyimpulkan bahwa pengertian tentang bakat
yang dikemukakan oleh para ahli memang belum seragam. Diakui bahwa adanya perbedaan
dalam tiap-tiap definisi bersifat saling melengkapi. Diantara berbagai definisi tentang bakat.
Dari analisis data yang kita bahas mengenai bakat anak, bahwa anak tersebut yang bernama
Sherli Aurelia mempunyai bakat baik dibidang akademik maupun non akademik. Orang tua tahu
akan bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, sehingga bakat anak tersebut dapat terealisasikan
dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang baik juga.
7. Sikap, nilai dan moral
Bloom ( Woolfolk dan Nicolich, 1984 : 390 ) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar di kelompokkan menjadi 3 sasaran, yaitu menguasai pengetahuan ( kognitif).
Penguasaan nilai dan sikap ( afektif) dan usaha psikomotorik. Masa bayi masih belum
mempermasalahkan masalah moral dan motorik. Masa bayi belum mempersoalkan masalah
moral, karena dalam kehidupan bayi belum dikenal hierarki nilai dan suara hati. Perilakunya
belum dibimbing oleh norma – norma moral. pada masa kanak-kanak telah terjadi perkembangan
moral yang relatif rendah (terbatas). Anak belum menguasai nilai- nilai abstrak yang berkaitan
dengan yang benatr salah dan baik daan buruk. Hal ini dikenakan oleh pengaruh perkembangan
intelek yang masih terbatas. Anak belum mengetahui manfaat suatu ketentuan atau perraturan
dan belum memiliki dorongan untuk mengerti peraturan-peraturan dalam kehidupan.
semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap
nilai-nilai ditunjukkan yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilaakukan dan yang
dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih
bersifat “ paksaan “ dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi secara berangsur anak
akan mengikuti berbagai ketentuan yang ada dalam keluarga dan semakin lama semakin luas
dengan ketentuan yang berlaku dalam masyarakat maupun negara.
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
Deskripsi Umum Perkembangan Fase SD
Di bawah ini beberapa kerakteristik perkembangan fase anak sekolah dasar (SD)
a) Aspek Fisik
1. Anak perempuan rata-rata lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak laki-laki.
2. Pertumbuhan fisik maju pesat
b) Aspek Psikis
1.Perkembangan intelektual
Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar
menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitifnya.
2.Perkembangan Bahasa
Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai
perbendaharaan kata (vocabulary).
3. Perkembangan Sosial
Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang
kooperatif (bekerja sama) atau sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain
sehingga diterima menjadi anggota kelompok).
4.Emosi
Anak mulai sadar bahwa pengungkapkan kata-kata kasar tidak diterima di masyarakat.
Jadi dia mulai belajar untuk mengontrol emosinya dalam bergaul.
5.Moral
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenaai benar dan salah atau baik buruk)
pertama kali dari dalam keluarga.
6.Perkembangan Penghayatan Keagamaan
Usia SD merupakan masa pembetukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode
sebelumnya. Kualitas keagamaan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau
pendidikan yang diterimanya.
7.Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik anak SD sudah dapat terkoordinasi dengan baik. hal ini ditandai
dengan kelebihan gerak aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan
masa ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. Contohnya :
menggambar, melukis, mengetik ( komputer ) dan lain-lain.
4.2 Analisis kasus
Sherli adalah anak yang sangat berkompeten untuk mengembangkan bakat yang
dimilikinya. Banyak mendapat dukungan dari keduaorang tuanya, orang – orang yang ada
didekatnya seperti kakek dan neneknya, saudara, teman-temannya bahkan gurunya sangat
mendukung bakat anak tersebut. Sherli juga mendapat prestasi akademik disekolahnya dengan
mendapat rangking 3. Oleh karena itu, dukungan serta peran kedua orang tua itu sangat penting
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Dalam kasus ini, faktor lingkungan maupun heriditas saling mempengaruhi dan memiliki
peran yang positif sehingga hasilnya positif pula.
Dampak hasil perkembangan
Individu tersebut sudah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik. misalnya :
belajar dengan baik, sehingga ia mendapat prestasi dalam bidang akademik dengan mendapat
rangking 3.
4.3 Saran
1. Dukungan dan peran orang tua sangat penting pada masa usia anak tingkat SD, agar anak
tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Selalu mengikuti berbagai lomba agar apa yang dimiliki (bakat) semakin berkembang dan
semakin terasah bakat yang dimilikinya.
3 .Selalu memberi motivasi supaya lebih bersemangat dalam segala hal yang tentunya positif.
DAFTAR PUSTAKA
- Sunarto, dkk (1995) Perkembangan Peserta Didik : Rineka Cipta
- Yusuf, H.Syamsu (2006) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosda Karya
- Saswono, Sarlifo Wirawan (2001) Teori- teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
- Mussen, Paul Henry. Dkk (1994) Perkembangan Dan Kepribadian Anak. Jakarta : PT.
Arean
- Sunarto, Hartono Agung (2002) PPD : Rineka Cipta. Jakarta

More Related Content

What's hot

Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individufara dillah
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanDewi Atin Surya
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanLilis Fauziah
 
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta DidikFaktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta Didikgreccielfara
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIAASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIAJuhdi Heryadi
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didiksintaroyani
 
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikProses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikLutfi Koto
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...ALphind's Adaadaaja
 
Teori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganTeori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganKhalifatul Haq
 
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIII
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIIIPsikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIII
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIIIMahrizal Programmer
 
Teori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganTeori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganafifahfitri
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganErik Kuswanto
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismeIr. Zakaria, M.M
 
Peta Konsep Dasar Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Dasar Psikologi PerkembanganPeta Konsep Dasar Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Dasar Psikologi PerkembanganAtika Aziz
 
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikKonsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikDeddy Chusnul Muali
 

What's hot (19)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individuFaktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
 
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan PertumbuhanPerkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik - Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Psikologi Pendidikan
Psikologi PendidikanPsikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
 
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta DidikFaktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik
Faktor-Faktor Perkembangan Peserta Didik
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIAASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Buku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta DidikBuku Perkembangan Peserta Didik
Buku Perkembangan Peserta Didik
 
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta DidikProses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
 
Perkembangan Individu
Perkembangan IndividuPerkembangan Individu
Perkembangan Individu
 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MATAKULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGA...
 
Hakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi PerkembanganHakikat Psikologi Perkembangan
Hakikat Psikologi Perkembangan
 
Teori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembanganTeori teori psikologi perkembangan
Teori teori psikologi perkembangan
 
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIII
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIIIPsikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIII
Psikologi Perkembangan Anak - DGPQ Terampil XIII
 
Teori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganTeori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembangan
 
Teori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembanganTeori psikologi perkembangan
Teori psikologi perkembangan
 
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembanganMakalah pertumbuhan dan perkembangan
Makalah pertumbuhan dan perkembangan
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
 
Peta Konsep Dasar Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Dasar Psikologi PerkembanganPeta Konsep Dasar Psikologi Perkembangan
Peta Konsep Dasar Psikologi Perkembangan
 
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta DidikKonsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik
 

Similar to Bab 1 psikobang

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikEva Rahma
 
Perkembangan individu
Perkembangan individuPerkembangan individu
Perkembangan individuUnnes
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxhein30
 
Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologiEman Syukur
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxRoni Rantau
 
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdf
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdfkriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdf
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdfrentasiregar2
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Hariyatunnisa Ahmad
 
psikologi perkembangan
psikologi perkembanganpsikologi perkembangan
psikologi perkembanganEneng Susanti
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadianfahim alwi
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanUnnes
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanIr. Zakaria, M.M
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantikaIr. Zakaria, M.M
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembanganalaminyanto
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembanganalaminyanto
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakSantiKartini
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikfajar riansyah
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)PuputPamela
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARLutfi Koto
 

Similar to Bab 1 psikobang (20)

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Perkembangan individu
Perkembangan individuPerkembangan individu
Perkembangan individu
 
Teori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptxTeori Perkembangan Manusia.pptx
Teori Perkembangan Manusia.pptx
 
Perkembangan psikologi
Perkembangan psikologiPerkembangan psikologi
Perkembangan psikologi
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptxFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan OK (1).pptx
 
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdf
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdfkriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdf
kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkembangan_individu.pdf
 
Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)Psikologi Perkembangan (Desmita)
Psikologi Perkembangan (Desmita)
 
psikologi perkembangan
psikologi perkembanganpsikologi perkembangan
psikologi perkembangan
 
psikologi kepribadian
psikologi kepribadianpsikologi kepribadian
psikologi kepribadian
 
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan PertumbuhanPrinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
Prinsip Perkembangan dan Pertumbuhan
 
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewanPertumbuhan dan perkembangan hewan
Pertumbuhan dan perkembangan hewan
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan
 
2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan2 teori teori-perkembangan
2 teori teori-perkembangan
 
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan AnakLandasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
Landasan Psikologis Pendidikan : Perkembangan Anak
 
Ilmu Jiwa Anak
Ilmu Jiwa AnakIlmu Jiwa Anak
Ilmu Jiwa Anak
 
Perkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didikPerkemb. peserta didik
Perkemb. peserta didik
 
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu) Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
Psikologi Pendidikan (teori perkembangan individu)
 
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
 

Bab 1 psikobang

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Kehidupan seseorang ada 2 proses yang beroperasi secara kontinue yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi atau saling bergantung satu sama lain. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis, sedangkan perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis / rohani dan aspek sosial (Prof. Dr. H. Sukarto, 1995: 35). Oleh karena itu, manusia dipandang sebagai satu kebulatan yang berkembang dan tumbuh secara integralistik serentak dalam fungsi rohaniah dan jasmaniah. Perkembangan dalam diri indiidu memiliki berbagai macam faktor yang dapat mendukung dan dapat menghambat sehingga diperlukan adanya bantuan yng dapat memperlancar perubahan pada perkembangan diri individu. Selain itu pertumbuhan juga memerlukan berbagai faktor dimana faktor yang dapat membentuk mempercepat pertumbuhan pada diri individu. Pertumbuhan dan perkembangan sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap diri individu tersebut.Pertumbuhan dan perkembangan dalam anak meliputi sejak ia lahir, tahun pertama, kedua dan seterusnya yang mana dalam usia tersebut terjadi pertumbuhan maupun perkembangan. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan pada usia sekolah yaitu masa kanak-kanak yang terjadi lebih banyak mempengaruhi pada perubahan psikis karena pada fase tersebut anak lebih sensitif dalam hal apapun.
  • 2. 1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya : 1) Bagaimana psikologi perkembangan peserta didik khususnya pada usia anak tingkat sekolah dasar ? 2) Tujuan psikologi perkembangan peserta didik ? 3) Manfaat psikologi perkembangan peserta didik ? 4) Fase – fase perkembangan dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan 1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Untuk mengetahui perkembangan – perkembangan khususnya pada usia anak tingkat sekolah dasar 2. Memahami karakteristik pada usia anak tingkat sekolah dasar
  • 3. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Teori – teori Psikologi Perkembangan Beberapa pengertian psikologi perkembangan menurut para ahli : 1. Linda L Daidoff (1991), Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati. 2. M Lenner (1976), Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembangn dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Adapun tokoh – tokoh yang berperan atau tokoh – tokoh perintis psikologi perkembangan diantaranya yaitu :  JOHAN AMOS COMENIUS (1592-1671), Comenius seorang ahli pendidikan dari Ceko menyatakan bahwa anak bukan miniatur orang dewasa. Dalam bukunya yang berjudul Didactica Magna, dia mengajurkan agar pembelajaran dapat menarik perhatian anak oleh karena itu pembelajaran harus diperagakan agar anak-anak dapat mengamati, menyelidiki, dan mengalaminya sendiri.  JEAN JAQUES ROUSSEAU (1712-1671), Rousseau seorang pemikir dari Perancis, dalam bukunya Emile Ou l’education, dia menyatakan bahwa segala-galanya baik ketika datang dari tangan Sang Pencipta, dan segala - galanya memburuk dalam tangan manusia. Bahwa pada dasarnya kodrat anak baik, namun apa yang baik tersebut dapat menjadi buruk karena kesalahan manusia. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk dalam mendidik anak, maka pendidik hendaknya membekali diri dengan pengetahuan tentang segi kejiwaan anak.
  • 4.  J.P. PESTALOZZI (1746-1827), Pestalozzi seorang pendidik dari Swiss yang sangat memperhatikan kehidupan anak-anak. Ia menganjurkan agar pendidikan untuk anak disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Proses pembelajaran untuk anak, menurut dia, hendaknya didasarkan pada pengalaman, dimulai dari tingkat paling mudah menuju pada tingkat yang lebih sulit.  FRIDRICH FROBEL (1782-18520, Frobel seorang pendidik dari Jerman. Ia tokoh yang mendirikan Kinder Garten (taman kanak-kanak) yang pertama di dunia. Menurut Frobel, Kinder Garten merupakan lingkungan bagi anak-anak untuk bermain, bernyanyi, dan mengerjakan tugas-tugas secara bersama.  DIETRICH TIEDEMAN, Ia seorang ahli dari Jerman, memperjuangkan agar psikologi anak diakui keberadaannya sebagaimana ilmu-ilmu lain yang telah diakui. Tahun 1987 ia mempublikasikan hasil penelitian tentang perkembangan anaknya  WILHELM PREYER, Preyer seorang ahli dari Jerman yg juga melakukan penelitian seperti apa yang dilakukan Preyer. Selama 3 tahun ia mempelajari perkembangan motorik, bahasa, ingatan, dan kemauan anaknya dgn observasi dan eksperimen. Buku yang ia tulis DIE SEELE DES KINDES (1882) menjadi bahan yang berharga bagi perkembangan psikologi anak, sehingga pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 psikologi anak berkembang dengan pesat. Berkas jasanya, masyarakat ilmuwan menyatakan bahwa Preyer merupakan Bapak Psikologi Anak. Jadi, dapat disimpulkan dari semua pernyataan di atas Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga menjelang mati. Objek psikologi perkembangan dapat dibagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal. Objek material dalam psikologi perkembangan adalah perilaku dan proses-proses mental manusia, dalam objek ini lebih cenderung kepada manusia atau individunya. Sedangkan objek formal dalam psikologi perkembangan yaitu perilaku dan proses-proses mental manusia ditinjau berdasarkan fase-fase perkembangannya, dalam objek formal ini lebih kepada bagaimana perkembangan tingkah laku seseorang dilihat dari fase – fase perkembangannya.
  • 5. 2.2 Pengertian Perkembangan dan Pertumbuhan Fisik Peserta didik Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (The progressive and continous change in organism from birth to death). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sitematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologi manusia pada posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat lebih luas dan kompleks. Menurut Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havingurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia (mereka mampu) melakukan penyesuaian diri dengan baik di dalam kehidupan nyata. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fugsi fisik yang berlangsung sera normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempuna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
  • 6. 2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan dan bakat) Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu meliputi fisik, psikis, sosial dan religius. Faktor-faktor tersebut antara lain : A. Hereditas (Keturunan / Pembawaan) Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan oval oleh sperma) sebagai pewaris dari pihak orang tua melalui gen-gen.
  • 7. B. Lingkungan Perkembangan Lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa”, situasi atau kondisi di luar organisme yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu. Lingkungan ini terdiri atas: a. Fisik yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah. b. Sosial yaitu meliputi seluruh manusia secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu. Sekarang dipahami bahwa manusia disamping dipengaruhi, juga mempengaruhi lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungan itu bersifat saling mempengaruhi. Lingkungan merupakan sumber seluruh informasi yang diterima individu melalui alat inderanya. Lingkungan juga menyangkut pada lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.
  • 8. BAB III HASIL KAJIAN 3.1 Data Umum Identitas Diri Nama : Sherli Aurelia TTL : Cimahi, 28 Oktober 1997 Alamat : Jl. Baros Pasar no. 18 Cimahi Agama : Islam Jenis kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia Tinggi badan : 142 cm Berat badan : 32 kg Hobby : Bermain, dan Menyanyi Cita-cita : Alamat sekolah : Kelas : III Prestasi : Identitas Orang tua Nama Ayah : Enceng Kodir Pekerjaan : Alamat :
  • 9. Nama Ibu : Noer Andy Wulansari Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Kesehatan  Berkacamata : ya  tidak  Penykit yang pernah diderita : types + demam berdarah  Pernah masuk RS :  ya tidak Data Khusus Aspek Umum Fakta pada Objek Hasil Fisik Usia SD yaitu dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik atau hal lainnya dalam hal fisik biasanya anak cenderung mengalami peningkatan dalam tinggi badan ataupun hal lainnya berkembang dengan normal Ia tumbuh dan berkembang secara normal karena gizi yang diberikan seimbang, mengalami pertumbuhan dalam hal tinggi badan dan berat badannya pun seimbang Positif karena dengan itu meningkatkan mutu dan kualitas generasi muda Intelektual Usia SD sudah siap menerima pelajaran dan dapat mengalami perkembangan dalam pemikiran. Dengan mempunyai kemampuan berfikirnya dan cepat tanggap dia suka mengajak teman – temanya untuk belajar – belajaran, disini dia seolah – olah menjadi guru dan teman- temanya menjadi murid Positif dengan kemampuan lebih yang dimilikinya ia bisa mengajak teman-temanya yg malas untuk belajar bareng
  • 10. Aspek Umum Fakta pada Objek Hasil Emosi Pada usia memasuki dunia sekolah, emosi yang ada pada diri anak cenderung masih labil, bahkan cenderung lebih agresif atau pun sebaliknya Dia orang yang baik, penurut, manja tetapi contohnya ketika disuruh atau pun ketika dia bermain bersama teman-temanya dia tidak bisa mengontrol emosinya, ketika ad yg bertanya suka dijawab dengan nada tinggi Positif ketika emosi dia kearah yang baik contohnya bersaing dalam belajar atau negatif ketika dia emosi dalam bermain bisa membuat salah satu temannya menangis Sosial Perkembangan sosial pada anak SD ditandai dengan perluasan hubungan disamping dengan hubungan keluarga, dia juga membentuk iklan baru dengan teman sebaya Sosial cukup baik, selain berhubungan dengan keluarga dia mampu bersosialisasi dengan teman sebaya melalui proses yang ada contohnya belajar- belajaran dengan teman-temanya Positif Bahasa Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan perbendaharaan kata Mampu berbahasa dengan baik dan benar baik lisan maupun tulisan. Perkembangan bahasa anak ini normal bisa dilihat dari kemampuannya dalam berbahasa baik dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Positif Bakat khusus Setiap individu memiliki bakat atau kemampuan khusus sejak ia lahir, tinggal bagaimana pengasahan yang dilakukan oleh lingkungan atau dari individu sendiri. Usia SD cenderung lebih pada lingkungan disekitar yang mampu merangsang anak tersebut sehingga mampu mengetahui dan dapat mengembangkan bakatnya Ia memiliki bakat khusus seperti menyanyi, menari, karena setiap bermain bersama teman- temanya dia suka bernyanyi bersama. Positif Sikap nilai Dalam masa anak Emosinya masih labil Bisa positif
  • 11. dan moral memasuki dunia sekolah yatu anak mulai dalam tahap tumbuh dan berkembangan fisik maupun psikis, dan anak mulai dikenal pada sikap, nilai dan moral dan dalam hal ini anak usia SD pada umumnya masih ada pelanggaran ataupun tentangan atau bahkan pemberantasan pada aturan yang ada tetapi jika dari lingkungan ada yang mengharuskan dan benar- benar kuat dalam menegakkan maka hal itu akan menipis dan akan berubah ke arah positif seiring waktu sehingga kadang nilai sikap dan moralnya sedikit berkurang nilainya karena pada fakta dan hasil observasi yang dilakukan dan ditanyakan pada orang sekitar seperti ibu, kakek dan nenek yang mengasuhnya terkadang ketika dia susah diberi arahan oleh ibunya buat belajar dan mengerjakan tugas kerena masih ingin bermain sehingga memancing emosi dari sang Ibu, akan tetapi ketika diberi arahan oleh kakeknya ia nurut karena ia mempunyai rasa takut terhadap kakeknya (galak) ataupun negatif 3.2 Analisa Ketujuh Aspek 1. Segi Fisik Anak Kita semua tahu bahwa setiap diri individu itu mempunyai perbedaan masing-masing, terutama dalam segi fisik ini. Jika kondisi fisiknya bagus, maka tingkat kematangan dan kesiapan anak tersebut akan memungkinkan dia dapat dididik dengan baik dan dengan mudah dia akan lebih siap dalam belajarnya. Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan akan tercapainya proses pematangan dalam diri anak. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk menganalisa proses perkembangan fisik “Sherli Aurelia” yang berumur 11 tahun, yang mempunyai berat badan 30 kg, dan tinggi badan 120 cm. Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
  • 12. fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain. Menurut data-data di atas, anak ini sudah termasuk dalam tahapan remaja karena umumnya sudah mencapai 11 tahun karena bila anak umur 8 – 12 tahun, merupakan tahapan kematangan dalam kehidupan seksualnya. Dan bila sampai ia berumur 15 atau 16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali dan masa ini disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Dari data tersebut, penulis bisa menyimpulkan bahwa kesehatan fisiknya sudah berjalan dengan normal dan seimbang, karena pola makan dan pemberian gizi setiap hari sudah tercukupi. 2. Intelektual Pada dasarnya, tiap anak pastilah mempunyai kemampuan-kemampuan atau yang sering dissebut dengan kemampuan intelektual. Yang mana secara psikologis berbeda dengan pengaturan kegiatan yang kognitif. Dan prinsip mengendalikan kemampuan yaitu anak untuk menggabungkan beberapa kaidah sehingga tercipta pemhaman yang lebih tinggi, yang membantu memecahkan problem atau masalah. Intelek atau daya pikir berembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak, karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengn istilah lain kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik, Oki seorang individu juga akan mengalami perkembangan kemampuan berpikirnya manakala pertumbuhan saraf pusat atau otaknya telah mencapai matang. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget (dalam Sarlito, 1991 : 81) mengikuti tahap- tahap sebagai berikut : 1.Tahap Pertama : Masa sensori motor (0,0 – 2,5 tahun) 2.Tahap kedua : Masa pra operasional (2,0 – 7,0 tahun) 3.Tahap Ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 – 11,0 tahun) Pada tahap ketiga ini anak sudah dapat melakukan berbagai macam tugas yang konkret. Anak mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir yaitu : a.Identifikasi : mengenali sesuatu b.Negesi : mengingkari sesuatu dan c.Reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal 4.Tahap Keempat : Masa operasional
  • 13. Penjelasan keempat tahap bisa dicari dalam (PPD oleh Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono, 2002, Rineka Cipta) 3. Emosi Menurut Sarlito (1982 : 59), menjelaskan bahwa perbuatan atau prilaku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan senang atau tidak senang yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau kadang-kadang tidak jelas atau samar-samar. Dalam hal warna efektif tersebut kuat, maka perasaan-perassan menjadi lebih mendalam, lebih luas dm terarah dan perasaan-perasaan tersebut disebut emosi. Disamping perassan senang atau tidak senang contoh lain dari macam-macam emosi adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas dan benci. Emosi dan perasaan adalah 2 hal yang berbeda. Tetapi perbedaan diantara keduanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas. Emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosional yang secara kualitatif berkelanjutan. Akan tetapi tidak jelas batasnya pada suatu saat uatu warna afektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Contoh : marah ditunjukkan dalam bentuk dim jadi sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Menurut Crow dan Crow 91959) pengertian emosi sebagai berikut : “Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak” A. Karakteristik Perkembangan Emosi Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai Tekanan” dimana suatu ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak, jenis emosi yang secara normal dialami adalah cinta atau kasih sayang gembira, takut dan cemas. a.Cinta atau Kasih Sayang Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. b. Gembira Pada umumnya individu dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang menyenangkan yang dialami, baik masa kanak-kanak ataupun sebelumnya dan karena adanya
  • 14. kenangan ataupun pengalaman tersebut dapat dipastikan munculnya reaksi senang atau gembira bahkan sebaliknya. c. Kemarahan dan Permusuhan Pada perkembangan atau pertumbuhan kanak-kanak, rasa marah telah dikaitkan dengan usaha remaja untuk mencapai dan memiliki kebebasan sebagai seorang pribadi yang mandiri. Rasa marah merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian. d. Ketakutan dan Kecemasan Menjelang anak mencapai masa remaja, dia telah mengalami serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut bersamaan dengan rasa ketakutannya. Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa, seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan-ketakutan yang timbul dan persoalan-persoalan kehidupan. Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu usia 12 – 1 5 tahun dan usia 15 – 18 tahun. Karena dalam pembahasan ini mengedepankan anak usia sekolah dasar, maka ciri-ciri emosional remaja berusia 12 – 15 thun, diantaranya : 1) Pada usia ini seorang anak cenderung murung dan tidak dapat diterka. Sebagian kemurungan sebagai akibat dari perubahan-perubahan biologis dalam hubungannya dengan kematangan seksual dan sebagian karena kebingungannya dalam menghadapi apakah ia masih sebagai anak- anak orang dewasa. 2) Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri. 3) Ledakan-ledakan kemarahan mungkin biasa terjadi, hal ini seringkali terjadi sebagai akibat dikombinasi ketegangan psikologis. Ketidakstabilan biologis dan kelelahan karena bekerja terlalu keras atu pola makanan yang tidak tepat atau tidur yang tidak cukup. 4) Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri dan disebabkan kurangnya rasa percaya diri Dalam perkembangan emosi menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan kemampuan orangtua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil maka perkembangan emosi anak
  • 15. cenderung stabil. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang kontrol maka perkembangan anak pun kurang stabil. 4. Sosial Perkembangan sosial merupakan pencapaian kemtangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral maupun tradisi (meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Artinya dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk itu anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Dengan cara melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh proses bimbingan orang tua tentang berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh penerapan norma-norma tersebut dalam sehari-hari. Proses ini disebut dengan sosialisasi. Sueann Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif. Bentuk-bentuk tingkah laku pada usia anak : a. pembangkangan (negativisme) / suka melawan. Terjadi karena reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak b. agresi (agression) maupun kata-kata (verbal). Tindakan ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan/keinginannya). Tindakan ini berwujud seperti memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah dan mencaci maki. c. Berselisih atau bertengkar (quarreling). Hal ini terjadi karena seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) d. Menggoda (teasing). Hal ini merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk vrbal (kata-kata ejekan tau cemoohan) e. Kerjasama (cooperation), yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok f. Tingkah laku berkuasa (accendant behavior), yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, bersikap “bosiness”. Wujud dari tingkah laku ini seperti meminta, menyuruh, dan mengancam atau memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
  • 16. g. Mementingkan diri sendiri (slefishness), yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya h. Simpati (symphaty), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadp orang lain, mau mendekati atau bekerjasama dengannya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dan mengacu pada hasil observasi yang kami lakukan pada seorang anak SD yang bernama “ Sherli Aurelia ”. Maka kami dapat menerangkan bahwa : 1. Anak ini termasuk anak yang aktif baik di dalam keluarga maupun di luar rumah 2. Dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang disekitarnya, dia tidak canggung. Sehingga mempunyai banyak teman. 3. Anak ini termasuk anak yang agresif. Dia mempunyai sifat pembalas dendam. (Jika temannya pelit terhadap dia maka ia akan pelit juga terhadap temannya) 4. Mendapat banyak didikan dari keluarga, sehingga nilai moral, sikap bisa di jaga dalam bermain bersama teman-temanya. Jadi setelah analisis di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari anak mudah bersosilisasi dengan teman, tetangga di rumahnya ini disebabkan adanya bimbingan dari orangtuanya serta saudara-saudaranya atau orang yang terdekat. 5. Kemampuan Bahasa Aspek lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak adalah aspek perkembangan bahasanya. Sesuai dengan fungsinya bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi dengan orang lain. Dalam hal ini mencakup semua cara untuk berkomunikasi, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan dan mimik muka. Dengan bahasa setiap orang dapat mengenal dirinya, orang lain, alam dan nilai-nilai serta norma yang berlaku. Pada anak usia sekolah dasar (SD), merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju. Dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh sebab itu, kata tanya yang dipergunakannya pun yang semula hanya “apa”, sekarang udah diikuti dengn pertanyaan seperti “mengapa”, “darimana”, “bagaimana”. Dalam berbahasa, pada dasarnya anak dituntut untuk menuntaskan atau menguasai 4 pokok hal yang saling berkaitan. Atau yang bisa disebut tugas-tugas perkembangan bahasa, antara lain : 1. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.
  • 17. 2. Pengembangan perbendaharaan kata, Perbendaharaan kata akan terus berkembang pada tiap tahun perkembangannya pada usia sekolah perkembangan itu akan mengalami tempo yang sangat cepat 3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat umumnya berkembang pada usia 2 tahun seiring dengan menngkatnya usia anak dan keleluasaan bergaulnya, tipe kalimat yang diucapkan pun semakin kompleks. 4.Ucapan, kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui peniruan terhadap apa yang didengar dan dilihat. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas yang satu, maka berarti ia juga dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1.Faktor kesehatan Kesehtan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Secara fisik bila kondisi anak terganggu maka otomatis perkembangan anak pun terganggu / terhambat. 2.Intelegensi Anak yang perkembangn bahasa cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi yang normal atau diatas normal 3. Status sosial ekonomi Menurut Hetzer dan Reindorf (dalam E. Hurlock, 1956), mengatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dari keluarga yang lebih baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anak) 4. Jenis kelamin (sex) Mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lelah cepat dari anak pria 5. Hubungan keluarga Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkelompok dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orang tua mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Dalam bidang belajar mengajar guru juga dapat mengembangkan kemampuan bahasa, yaitu dengan membiasakan anak untuk aktif berbicara atau dalam
  • 18. mengutarakan pendapat. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dan mengacu pada hasil observasi yang kami lakukan pada “Sherli”. Perkembangan bahasa anak ini bisa dikatakan normal. Ini bisa dilihat dari kemampuan dia dalam berbahasa baru dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga ia mudah mempunyai banyak teman dengan memanfaatkan kemampuan berbahasa yg dimilikinya dan di implementasikannya dengan kemampuan keaktifan yang dimilikinya. Bila dilihat dari pelaksanaan tugas-tugas perkembangan bahasa, semuanya udah berjalan dengan baik mulai dari pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, penyusunan kata menjadi kalimat, sampai ucapan dan bila diteliti dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah sebagai berikut : 1.Faktor kesehatan Secara fisik Sherli tidak mempunyai gangguan kesehatan yang bisa menghambat perkembangan bahasanya seperti gagap atau bibir sumbing. 2. Intelegensi Dalam hal intelegensi, anak ini termasuk anak yang cukup pintar. Ini bisa dilihat dari nilai-nilai pelajaran yang didapatnya. Nilai pelajaran bahasa yang sering didapat pun cukup bagus yaitu antara 80 – 100. Dia juga termasuk anak aktif di dalam kelas. Dia sering bertnya bila ada yang tidak dimengerti. Dia juga sering melakukan kerja kelompok. 3.Status sosial ekonomi Ditinjau dari status sosial ekonominya, anak dimasukkan pada taraf ekonomi menengah ke bawah. Meskipun begitu, pendidikan dalam mengembangkan kemampuan bahasapun selalu diperhatikan. Dia tetap diajarkan tentang sopan santun dalam berperilaku. 4.Jenis kelamin Sesuai dengan penjelasan di atas, bahwa perkembangan bahasa anak laki-laki lebih lambat dari anak perempuan. 5.Hubungan keluarga Hubungan keluarga anak ini sangat baik. Sherli merupakan anak yang bisa dibilang penurut. Dia juga mendapatkan kasih sayang yang lebih, karena dia tinggal dengan kedua orang tuanya,kakek neneknya, serta keluarga yang lainnya bisa dibilang keluarga besar. Dalam keluarga pun ada sebuah aturan-aturan yang harus dipenuhi atau dipatuhi oleh anak ini. Seperti harus tidur siang, harus berbicara yang sopan dengan orang, harus selalu mengucapkan terima kasih bila diberi
  • 19. sesuatu oleh orang lain, dan belajar. Peran orang tua disini pun aktif member bimbingan kepada anaknya. 6. Bakat Khusus Bakat biasanya terjadi dari warisan atau keturunan yang lebih bersift kejiawaan yang mempunyai kelebihan, kecakapan bawaan (aptitude). Kecakapan lebih ini (potensial) dalam perkembangannya dapat menjadi kenyataan (actual ability). Potensi lebih ini sulit diamati sekilas saja, harus mendapat perhatian serius, watak, perilaku yang tampil, baru dapat mengambil kesimpulan. Jika ia memiliki prestasi lebih (actual ability) dibandingkan dengan yang lain kondisi yang sama. Bakat (aptitude) atau kecakapan bawaan ini tidak semuanya berkembang menunjukkan prestasinya (actualita), ada yang tetap terpendam. Bakat yang dapat berkembang menjadi prestasi (actuality) jika mendapat dukungan dari luar (pendidikan dan latihan) dan faktor dari dalam (kemauan dan organ tubuh yang normal dan sehat) Bakat pada awalnya merupakan hal yang amat penting sehubungan dengan bidang pekerjaan/tugas kemudian dalam bidang pendidikan juga diperhatikan masalah bakat tersebut. Mengingat fungsi pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. Dalam proses pendidikan bakat merupakan faktor penting untuk mendapatkan perhatian cara mendidik. Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. (Sumardi Suryabrata) menyimpulkan bahwa pengertian tentang bakat yang dikemukakan oleh para ahli memang belum seragam. Diakui bahwa adanya perbedaan dalam tiap-tiap definisi bersifat saling melengkapi. Diantara berbagai definisi tentang bakat. Dari analisis data yang kita bahas mengenai bakat anak, bahwa anak tersebut yang bernama Sherli Aurelia mempunyai bakat baik dibidang akademik maupun non akademik. Orang tua tahu akan bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, sehingga bakat anak tersebut dapat terealisasikan dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang baik juga.
  • 20. 7. Sikap, nilai dan moral Bloom ( Woolfolk dan Nicolich, 1984 : 390 ) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar di kelompokkan menjadi 3 sasaran, yaitu menguasai pengetahuan ( kognitif). Penguasaan nilai dan sikap ( afektif) dan usaha psikomotorik. Masa bayi masih belum mempermasalahkan masalah moral dan motorik. Masa bayi belum mempersoalkan masalah moral, karena dalam kehidupan bayi belum dikenal hierarki nilai dan suara hati. Perilakunya belum dibimbing oleh norma – norma moral. pada masa kanak-kanak telah terjadi perkembangan moral yang relatif rendah (terbatas). Anak belum menguasai nilai- nilai abstrak yang berkaitan dengan yang benatr salah dan baik daan buruk. Hal ini dikenakan oleh pengaruh perkembangan intelek yang masih terbatas. Anak belum mengetahui manfaat suatu ketentuan atau perraturan dan belum memiliki dorongan untuk mengerti peraturan-peraturan dalam kehidupan. semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai ditunjukkan yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilaakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal pengenalan nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat “ paksaan “ dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi secara berangsur anak akan mengikuti berbagai ketentuan yang ada dalam keluarga dan semakin lama semakin luas dengan ketentuan yang berlaku dalam masyarakat maupun negara.
  • 21. BAB IV KESIMPULAN dan SARAN 4.1 Kesimpulan Deskripsi Umum Perkembangan Fase SD Di bawah ini beberapa kerakteristik perkembangan fase anak sekolah dasar (SD) a) Aspek Fisik 1. Anak perempuan rata-rata lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak laki-laki. 2. Pertumbuhan fisik maju pesat b) Aspek Psikis 1.Perkembangan intelektual Anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar menurut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitifnya. 2.Perkembangan Bahasa Usia SD merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). 3. Perkembangan Sosial Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri (egosentris) kepada yang kooperatif (bekerja sama) atau sosientris (mau memperhatikan kepentingan orang lain sehingga diterima menjadi anggota kelompok). 4.Emosi Anak mulai sadar bahwa pengungkapkan kata-kata kasar tidak diterima di masyarakat. Jadi dia mulai belajar untuk mengontrol emosinya dalam bergaul. 5.Moral Anak mulai mengenal konsep moral (mengenaai benar dan salah atau baik buruk) pertama kali dari dalam keluarga.
  • 22. 6.Perkembangan Penghayatan Keagamaan Usia SD merupakan masa pembetukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya. Kualitas keagamaan sangat dipengaruhi oleh proses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. 7.Perkembangan Motorik Perkembangan motorik anak SD sudah dapat terkoordinasi dengan baik. hal ini ditandai dengan kelebihan gerak aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu usia ini merupakan masa ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik. Contohnya : menggambar, melukis, mengetik ( komputer ) dan lain-lain. 4.2 Analisis kasus Sherli adalah anak yang sangat berkompeten untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Banyak mendapat dukungan dari keduaorang tuanya, orang – orang yang ada didekatnya seperti kakek dan neneknya, saudara, teman-temannya bahkan gurunya sangat mendukung bakat anak tersebut. Sherli juga mendapat prestasi akademik disekolahnya dengan mendapat rangking 3. Oleh karena itu, dukungan serta peran kedua orang tua itu sangat penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dalam kasus ini, faktor lingkungan maupun heriditas saling mempengaruhi dan memiliki peran yang positif sehingga hasilnya positif pula. Dampak hasil perkembangan Individu tersebut sudah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan dengan baik. misalnya : belajar dengan baik, sehingga ia mendapat prestasi dalam bidang akademik dengan mendapat rangking 3. 4.3 Saran 1. Dukungan dan peran orang tua sangat penting pada masa usia anak tingkat SD, agar anak tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. 2. Selalu mengikuti berbagai lomba agar apa yang dimiliki (bakat) semakin berkembang dan semakin terasah bakat yang dimilikinya. 3 .Selalu memberi motivasi supaya lebih bersemangat dalam segala hal yang tentunya positif.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA - Sunarto, dkk (1995) Perkembangan Peserta Didik : Rineka Cipta - Yusuf, H.Syamsu (2006) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya - Saswono, Sarlifo Wirawan (2001) Teori- teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada - Mussen, Paul Henry. Dkk (1994) Perkembangan Dan Kepribadian Anak. Jakarta : PT. Arean - Sunarto, Hartono Agung (2002) PPD : Rineka Cipta. Jakarta