Dokumen tersebut membahas tentang problem solving dan analisis konflik dari sudut pandang positivistik. Terdapat penjelasan mengenai alat bantu untuk menganalisis situasi konflik seperti penahapan konflik, pengurutan kejadian, pemetaan konflik, model segitiga SPK, dan lain-lain. Juga dibahas mengenai hubungan antara problem solving dan pengambilan keputusan serta isu-isu krusial dalam analisis konflik.
4. GAMES
MENGGUNAKAN ISOLASI HITAM BESAR MEMBUAT PERSEGI
DAN DIBAGI MENJADI 4 KOTAK X 4 KOTAK
PEMATERI MENYAMPAIKAN INSTRUKSI
MAHASISWA MENGIKUTI INSTRUKSI
6. POSITIVISTIK
MENGURANGI HAL HALYANG BERSIFAT METAFISIK
AUGUST COMTE
TEOLOGISMETAFISIKPOSITIVISTIK
POSITIVISTIK:
Metode ini diarahkan pada fakta-fakta.
Metode ini diarahkan pada perbaikan terus menerus dari syarat-
syarat hidup
Metode ini berusaha ke arah kepastian
Metode ini berusaha ke arah kecermatan.
10. HUBUNGAN
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
dan PROBLEM
SOLVING
Keputusan : solusi dari beberapa
alternatif.
Proses Pengambilan Keputusan: Proses
menyeleksi alternatif pemecahan
masalah dari aksi yang bisa memecahkan
masalah.
Problem solving: proses mengambil
keputusan yang bertujuan untuk
sinergisitas tujuan organisasi
11. PROBLEM
SOLVING
MENDEFINISIKAN MASALAH
MENGUMPULKAN INFORMASI
MENGEMBANGKANALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
MENIMBANGALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
MEMILIH PEMECAHAN MASALAHYANG PALING BAIK
MENGIMPLEMENTASIKAN SOLUSI
MONITORING DAN EVALUASI
13. KONFLIK
MENURUT
ROBBIN
(1996)
keberadaan konflik dalam
organisasi dalam organisasi
ditentukan oleh persepsi
individu atau kelompok. Jika
mereka tidak menyadari
adanya konflik di dalam
organisasi maka secara
umum konflik tersebut
dianggap tidak ada.
Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di
dalam organisasi telah ada
konflik maka konflik tersebut
telah menjadi kenyataan.
15. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Penahapan
Konflik
menganalisis konflik dalam bentuk sebuah grafik yang
menunjukkan fluktuasi (peningkatan dan penurunan) intensitas
konflik yang dilukiskan dalam skala waktu tertentu.
Tahap Prakonflik.Tahap KonfrontasiTahap KrisisTahap
Akibat KonflikTahap Pascakonflik
Adapun teknik penahapan konflik biasanya digunakan di awal
proses analisis untuk mengidentifikasi pola-pola dalam konflik.
Selain itu, digunakan pula diakhir proses untuk membantu
menyusun strategi.
16. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Pengurutan
Kejadian
mulai pada awal proses, bersama dengan alat-alat bantu analisis
lainnya; tetapi digunakan pula diakhir proses untuk membantu
menyusun strategi; biasanya digunakan pada saat mana orang-
orang berbeda pendapat tentang kejadian-kejadian, atau tidak
saling mengetahui sejarah masing-masing; serta menjadi suatu
cara membantu masyarakat untuk menerima bahwa pandangan
mereka sendiri hanyalah sebagian dari “kebenaran”.
17. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Pemetaan
Konflik
semacam teknik visual yang menggambarkan hubungan diantara
berbagai pihak yang berkonflik
Tujuannya yakni:
pertama, untuk lebih memahami situasi dengan baik;
kedua, untuk melihat hubungan di antara berbagai pihak secara
lebih jelas;
ketiga, untuk menjelaskan di mana letak kekuasaan;
keempat, untuk memeriksa keseimbangan masing-masing
kegiatan atau reaksi;
kelima, untuk melihat para sekutu atau sekutu yang potensial
berada di mana;
keenam, untuk mengidentifikasi intervensi atau tindakan;
ketujuh, untuk mengevaluasi apa yang dilakukan.
18. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
SegitigaSPK
(Sikap-
perilaku-
konteks)
menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan sikap,
perilaku, dan konteks bagi masing-masing pihak utama
Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama.
2. Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai
kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak.
3. Unutuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai
kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak
4. Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi
Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak.
Unutuk menghubungkan faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak.
Untuk mengidentifikasi titik awal intervensi dalam suatu situasi.
Untuk mengidentifikasi ketiga faktor itu di setiap pihak utama.
Untuk menganalisi bagaimana faktor-faktor itu dengan berbagai kebutuhan dan ketakutan masing-masing pihak.
19. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Analogi Bawang
Bombay (Donat)
Teknik analisis bawang Bombay merupakan suatu cara untuk
menganalisis perbedaan pandangan tentang konflik dari pihak-
pihak yang berkonflik.
Tujuannya adalah: untuk bergerak berdasarkan posisi publik
masing-masing pihak dan memahami berbagai kepentingan serta
kebutuhan masing-masing pihak; juga untuk mencari titik
kesamaan di antara kelompok-kelompok, sehingga dapat menjadi
dasar bagi pembahasan selanjutnya.
Adapun teknik ini digunakan sebagai bagian dari suatu analisis
untuk memahami berbagai dinamika situasi suatu konflik; juga
sebagai persiapan untuk melancarkan dialong di antara kelompok-
kelompok dalan suatu konflik; serta sebagai bagian dari proses
mediasi atau negosiasi.
20. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Pohon Konflik
Analisis pohon konflik digunakan dengan suatu kelompok yang
mengalami kesulitan untuk menyepakati masalah inti dalam
situasi mereka; juga dengan suatu tim yang harus memutuskan
isu-isu konflik mana yang seharusnya mereka atasi
21. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Model
Analisis
5W1H & PPP
5W1H
When : kapan terjadi?;
Where : dimana letak wilayah konflik terjadi? ;
What : Apa masalah yang menjadi materi konflik? ;
Who : Siapa yang terlibat dalam konflik? ;
Why : Mengapa konflik terjadi? ;
dan How : Bagaimana proses terjadinya konflik?
PPP
Problem disini menunjuk pada masalah yang menjadi latar
belakang dan inti konflik;
Parties adalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik,
sedangkan
Proses menunjuk kepada kronologis peristiwa, tahapan konflik
(sengketa, sudah ada kekerasan terbatas, perdamaian, dst.).
22. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
ModelAnalisis
SAT
Struktural: menunjuk pada masalah mendasar berupa
ketimpangan ekonomi, social, politik yang telah berlangsung lama
dan terus-menerus.
Akselerator: hal-hal yang mempercepat tumbuhnya konflik
menjadi besar. Misalnya, kebijakan yang hanya menguntungkan
pihak tertentu, lumpuhnya penegakan hukum yang adil, fatwa
larangan agama tertentu, polisi membiarkan penjahat berkeliaran,
dst.
Trigger: kata lainnya Pemicu. Pemicu ini adalah kejadian biasa
yang bisa menjadi alasan terjadinya konflik. Misalnya
pertengkaran antar sopir, pertikaian pemuda sebagai buntut dari
mabuk atau judi. Sebuah kebakaran besar di padang rumput
disebabkan karena adanya rumput kering (structural atau
conditio), adanya sepercik api (trigger), serta adanya angin yang
bertiup kencang (akselerator).
23. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Analogi pilar
merupakan suatu teknik analisis konflik dalam bentuk grafik dari
elemen-elemen atau kekuatan-kekuatan yang ‘menahan’ situasi
yang tidak stabil.
Tujuannya adalah: untuk untuk memahami bagaimana berbagai
struktur ditopang; juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
membuat situasi yang tidak diinginkan tetap bertahan; serta
untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor negatif ini, atau mungkin untuk
mengubahnya menjadi kekuatan-kekuatan yang lebih positif.
Teknik ini digunakan manakala situasi tidak jelas kekuatan apa
saja yang membuat situasi tidak stabil tetap bertahan, juga ketika
suatu situasi tampak ‘macet’ dalam ketidakadilan struktural.
24. Alat bantu
untuk
menganalisis
situasi konflik
Piramida
Teknik piramida merupakan sebuah alat bantu analisis konflik
dalam bentuk grafik yang menunjukkan tingkat-tingkat
stakeholder (para pihak pemangku kepentingan) dalam suatu
konflik.
Tujuannya yakni: untuk mengidentifikasi pelaku-pelaku utama,
termasuk kepemimpinan, pada masing-masing tingkat; untuk
memutuskan pada tingkat mana anda sedang mengatasi konflik
sekarang dan bagaimana anda melibatkan tingkat-tingkat lainnya;
juga untuk menilai tipe-tipe pendekatan atau tindakan-tindakan
tepat yang dilakukan untuk pada masing-masing tingkat; dan
untuk mempertimbangkan cara-cara untuk membangun kaitan
antartingkat; serta untuk mengidentifikasi para sekutu yang
potensial masing-masing tingkat.
Teknik ini digunakan ketika menganalisis situasi yang tampaknya
melibatkan beberapa pelaku di berbagai tingkat; tetapi juga ketika
merencanakan berbagai tindakan untuk mengatasi konflik
multitingkat; serta manakala memutuskan dimana energi
difokuskan.
26. GAMES
AMBIL ISOLASI BESAR
BUAT SATU GARIS
PILIH 10 ORANG DAN BERPASANGANYANG PALING ANDA
SUKA
LALU BERHADAP HADAPAN
LAKUKANAPAYANG SAYA LAKUKAN
TERIAKKAN DENGAN LANTANG“DISINITIDAK ADA LALER,
MUNGKIN DISANAADA LALER,TAPI DISINITIDAK ADA LALER”
3X
MAJU SELANGKAH BERGANTIAN SAMBIL BERTERIAK KERAS
SAMPAI GARIS
LALU LAKUKAN DENGANCEPAT
BUAT PASANGANANDA HINGGA BERPINDAHGARIS CEPAT